Anda di halaman 1dari 22

PENEGAKAN DIAGNOSA PASIEN TB

RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH
KABUPATEN
LOMBOK UTARA

No. Dokumen No. Revisi Halaman 1 / 3

Tanggal terbit Ditetapkan oleh


STANDAR Direktur
PROSEDUR RSUD Kabupaten Lombok Utara
OPERASIONAL

dr. H.L. Bahrudin


NIP.196910112003121005
PENGERTIAN Merupakan kegiatan untuk menegakkan diagnosa TB pada Pasien yang
dicurigai menderita TB ( suspek ), oleh staf medis maupun dokter
penanggungjawab perawatan pasien di RS

TUJUAN Sebagai acuan tatalaksana penegakan diagnosis TB pada pasien yang


dicurigai menderita TB ( suspek pasien TB ), untuk menemukan pasien
TB
KEBIJAKAN Kebijakan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok
Utara Nomor ../MDGS/KBJ/RSUD//. tentang Pelayanan TB
DOTS di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara.

PROSEDUR 1. Penegakan diagnosis pasien TB didasarkan pada :


a. Anamnesis ( keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat
penyakit dahulu dan riwayat penyakit keluarga )
b. Pemeriksaan fisik yang mendukung
c. Hasil pemeriksaan sputum S - P - S ( Sewaktu Pagi Sewaktu )
d. Hasil pemeriksaan penunjang lainnya ( sesuai indikasi : foto
thoraks / uji tuberkulin / histopatologi / patologi anatomi )
e. Hasil pembobotan ( sistem skor ) pada kasus TB anak
2. Untuk pasien TB paru dewasa, apabila :
a. Pada suspek pasien TB, ditemukan BTA ( + ) pada 2 hasil
pemeriksaan dahak S - P S , maka ditegakkan : diagnosis pasien
TB, dan selanjutnya dilakukan penetapan klasifikasi dan tipe
pasien TB, untuk menentukan regimen pengobatan OAT nya
b. Pada suspek pasien TB ditemukan BTA ( + ) pada hanya 1 hasil
pemeriksaan dahak S - P - S, maka dilakukan pemeriksaan foto
thoraks :
- Bila hasil foto thoraks mendukung kelainan TB, maka ditegakkan
diagnosis pasien TB, selanjutnya dilakukan penetapan klasifikasi
dan tipe pasien TB, untuk menentukan regimen pengobatan OAT
nya
- Bila hasil foto thoraks tidak mendukung kelainan TB, maka dapat
dilakukan pemeriksaan dahak S - P S ulang :
Bila ditemukan BTA ( + ) , ditegakkan diagnosis pasien TB
Bila tidak ditemukan BTA ( + ) , ditegakkan diagnosis bukan
pasien TB
c. Pada suspek pasien TB, ditemukan BTA ( - ) pada ke 3 hasil
PENEGAKAN DIAGNOSA PASIEN TB

RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH
KABUPATEN
LOMBOK UTARA
No. Dokumen No. Revisi Halaman 2 / 3

PROSEDUR Pemeriksaan dahak S P S , maka diberi pengobatan antibiotik


spektrum luas terlebih dahulu, dan bila ada perubahan maka di
tegakkan diagnosis bukan pasien TB. Apabila dengan antibiotik
spektrum luas tidak ada perubahan, maka dilakukan pemeriksaan foto
thoraks.
- Bila hasilpemeriksaan foto thoraks mendukung kelainan TB,
maka ditegakkan diagnosis pasien TB, selanjutnya dilakukan
penetapan klasifikasi dan tipe pasien TB untuk menentukan
regimen pengobatan OAT nya
- Bila hasil pemeriksaan foto thoraks tidak mendukung kelainan
TB, maka ditegakkan diagnosis bukan TB.
3. Untuk pasien TB anak, apabila berdasarkan hasil pembobotan :
a. Skor : 6 atau > , ditegakkan diagnosis TB anak
b. Skor : 5 , dilakukan evaluasi lbih lanjut
c. Skor : < 5 , ditegakkan diagnosis bukan TB anak

Sistem skor untuk diagnosis TB anak

Parameter / 0 1 2 3
skor
Kontak TB Tak jelas Ada, BTA Ada, BTA
tak tahu posistif
Uji tuberkulin Negatif Positif

BB / keadaan < 80% < 60%


gizi
Demam tanpa 2
sebab jelas minggu
Batuk 3
minggu
Pembesaran 1 cm, >
inn 1 tak
nyeri
Pembengkakan Ada
tulang / sendi
Rontgen Normal Mendukung
thorax TB
PENEGAKAN DIAGNOSA PASIEN TB

No. Dokumen No. Revisi Halaman 3 / 3

RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH
KABUPATEN
LOMBOK UTARA

Suspek pasien TB

Pemeriksaan dahak S-P-S

BTA : + + + / + + BTA : + - - BTA : - - -


-

Foto thorax Beri antibiobitik


spektrum luas

Tak ada Ada


Hasil Hasil tak
perbaikan perbaikann
mendukung mendukung

Foto thorax

Pemeriksaan ulang dahak S-P-S

BTA : + + +, + BTA : - - -
+ -, + - -

Hasil Hasil tak


mendukungn mendukung
g

Pasien TB
Bukan pasien TB

UNIT TERKAIT - Instalasi Gawat Darurat


- Instalasi Rawat Inap
- Instalasi Rawat Jalan
PENJARINGAN SUSPEK PASIEN TB

No. Dokumen No. Revisi Halaman 1 / 2

RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH
KABUPATEN
LOMBOK UTARA
Tanggal terbit Ditetapkan oleh
STANDAR Direktur RSUD Kabupaten Lombok Utara
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. H.L. Bahrudin


NIP.196910112003121005
Merupakan upaya untuk menjaring pasien pasien yang di curigai
PENGERTIAN menderita TB ( suspek pasien TB ) di Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Mataram yang dilakukan secara promotive case finding

Sebagai acuan tatalaksana menjaring pasien yang di curigai menderita


TUJUAN TB
Kebijakan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok
KEBIJAKAN Utara Nomor ./MDGS/KBJ/RSUDI/. tentang Pelayanan TB
DOTS di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara

1. Pasien dengan gejala sebagaimana di bawah ini harus dianggap


sebagai seorang suspek pasien TB :
a. Batuk terus menerus > 2 minggu
b. Batuk berdahak, kadang bisa disertai darah
c. Dapat disertai : demam, meriang, > 1 bulan, nafsu makan
PROSEDUR menurun, berat badan turun, malaise, berkeringat malam
d. Pasien yang kontak erat dengan pasien TB
e. Pasien dengan gejala TB ekstraparu ( sesuai organ yang
disertai : pembesaran kelenjar limpe multiple, gibbus,
skrofuloderma dll )
2. Pelaksanaan pelayanan kesehatan ( staf medis dokter ? perawat ),
apabila menemukan pasien dengan gejala sebagaimana di sebut di
atas :
a. Pada poliklinik rawat jalan
- Catat data identitas suspek pasien TB pada form
TB 06, kolom 1 s/d kolom 6
- Buatkan lembar permintaan pemeriksaan dahak S-
P-S ( form TB 05 ) disertai lembar pemeriksaan
laboratorium RSUD Kota Mataram, untuk
penegakan diagnosis
- Buatkan lembar pemeriksaan penunjang lainnyan
sesuai indikasi ( foto thorax,histopatologi,patologi
anatomi dll)
- Dilakukan konseling dan edukasi mengenai
pentingnya dilakukan 3x pemeriksaan dahak dan
cara mengeluarkan dahak yang benar
- Kemudian pasien di persilahkan ke laboratorium /
radiologi
- Setelah di peroleh hasil pemeriksaan dahak S-P-S
maka data hasil pemeriksaan dahak dicatat pada
form TB 06 kolom 8 s/d 14
PENJARINGAN SUSPEK TB

No. Dokumen No. Revisi Halaman 2 / 2

RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH
KABUPATEN
LOMBOK UTARA
- Lengkapi catatan rekam medik pasien
b. Pada ruang rawat inap
Catat data identitas suspek pasien TB pada form
TB 06 kolom 1 s/d kolom 6
- Buatkan lembar permintaan pemeriksaan dahak S-
P-S ( form TB 05 ) disertai lembar pmeriksaan
laboratorium RSUD Kota Mataram, untuk
penegakan diagnosis
- Buatkan lembar pemeriksaan penunjang lainnyan
sesuai indikasi ( foto thorax,histopatologi,patologi
anatomi dll)
- Suspek pasien TB diberikan pot dahak dan dibantu
untuk mengeluarkan dahak yang benar
- Pot dahak S-P-S suspek pasien TB kemudian di
serahkan ke laboratorium
- Setelah di peroleh hail pemeriksaan dahak S-P-S,
maka data hasil pemeriksaan dahak di catat pada
form TB 06, kolom 8 s/d 14
- Lengkapi catatan rekam medik pasien
3. Suspek pasien TB selanjutnya dilakukan penegakan diagnosis
oleh dokter penanggungjawab pasien tersebut

UNIT TERKAIT - Instalasi Gawat Darurat


- Instalasi Rawat Inap
- Instalasi Rawat Jalan
PENETAPAN DIAGNOSA TB EKSTRAPARU

No. Dokumen No. Revisi Halaman 1 / 1

RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH
KABUPATEN
LOMBOK UTARA
Tanggal terbit Ditetapkan oleh
STANDAR Direktur RSUD Kabupaten Lombok Utara
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. H.L. Bahrudin


NIP.196910112003121005
Merupakan kegiatan untuk menegakkan diagnosa TB Estraparu pada
PENGERTIAN Pasien yang dicurigai menderita TB Ekstaparu ( suspek ), oleh staf
medis maupun dokter penanggungjawab perawatan pasien di RS

Sebagai acuan tatalaksana penegakan diagnosis TB Ekstraparu pada


TUJUAN pasien yang dicurigai menderita TB Ekstraparu ( suspek pasien TB
Ekstraparu ), untuk menemukan pasien TB

Kebijakan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok


KEBIJAKAN Utara Nomor
../MDGS/KBJ/RSUD//. tentang Pelayanan TB DOTS di Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara.

1. Seseorang dicurigai menderita TB ekstraparu apabila ditemukan


gejala gejala seperti :
a. Nyeri dada ( TB pleura / pleuritis )
b. Pembesaran kelenjar getah bening superfisial ( Limfadenitis
TB )
PROSEDUR c. Gibbus ( spondilitis TB )
2. Petugas medis dan para medis melakukan pemeriksaan pendukung
seperti uji mikrobiologi, patologi anatomi, serologi, dan foto thoraks
3. Pasien TB ekstraparu juga harus melakukan pemeriksaan dahak
karena sangat mungkin pasien TB ekstraparu juga menderita TB paru
- Instalasi Gawat Darurat
UNIT TERKAIT - Instalasi Rawat Inap
- Instalasi Rawat Jalan
ALUR PASIEN TUBERKULOSIS DI INSTANSI GAWAT
DARURAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman 1 / 2

RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH
KABUPATEN
LOMBOK UTARA
Tanggal terbit Ditetapkan oleh
Direktur RSUD Kabupaten Lombok Utara
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. H.L. Bahrudin
NIP.196910112003121005
Suatu alur penatalaksanaan pasien atau suspek pasien tuberkulosis yang
PENGERTIAN datang melalui instalansi gawat darurat

Sebagai acuan penatalaksanaan pasien atau


suspek pasien tuberkulosis selama mendapatkan pelayanan diinstalansi
gawat darurat, ditujukan terhadap peningkatan mutu pelayanan,
TUJUAN kemudahan akses untuk penemuan
dan pengobatan sehingga mampu memutuskan rantai penularan
tuberkulosis.

KEBIJAKAN Kebijakan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok


Utara Nomor /MDGS/KBJ/TB/. tentang Pelayanan TB DOTS di
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara.

1. Setiap pasien yang diketahui atau dicurigai menderita tuberkulosis


paru harus diberikan masker untuk dipakai mulai saat
pendaftaran,sampai mendapatkan diagnosis.
2. Seorang pasien dicurigai menderita TB paru apabila didapatkan
gejala sebagai berikut :
a. Batuk yang persisten > 3 minggu
b. Nyeri dada
c. Batuk darah atau batuk dengan dahak bercampur darah
d. Berat badan turun
e. Nafsu makan menurun
f. Demam
g. Berkeringat banyak saat malam hari
PROSEDUR h. Cepat lelah
i. Ada gejala malaise
3. Seorang pasien TB yang masuk UGD dicurigai merupakan pasien
yang infeksius bila ditemukan adanya :
a. Batuk yang persisten > 3 minggu
b. Pada foto thoraks ditemukan adanya kavitas
c. BTA sputum positif
d. Pasien tidak mendapatkan terapi adekuat
e. Pasien diketahui sebelumnya sebagai pasien TB paru, TB
saluran nafas atau TB laring
f. Pasien yang sedang menjalani prosedur induksi sputum seperti
bronkhoskopi, pengobatan aerosol
g. Penderita TB ekstra paru biasanya tidak menular kecuali pada
kasus TB pada laring, rongga mulut atau TB ekstra paru dengan
akses terbuka seperti scrofuloderma.
ALUR PASIEN TUBERKULOSIS DI INSTANSI GAWAT
DARURAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman 2 / 2

RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH
KABUPATEN
LOMBOK UTARA
4. Penularan terjadi melalui mekanisme kontak.
a. Masker tersebut harus selalu dipakai selama menjalani
pemeriksaan sampai terbukti
bahwa pasien yang bersangkutan tidak menderita tuberkulosis
paru.
b. Pasien yang diketahui atau dicurigai menderita tuberkulosis paru
PROSEDUR harus ditempatkan terpisah dari kelompok pasien lain ( triase
batuk ) dan mendapatkan prioritas untuk diperiksa lebih dahulu.
c. Dokter atau petugas lainnya yang
menangani pasien atau suspek tuberkulosis wajib menggunakan
masker setiapkali berinteraksi dengan pasien.
d. Pasien yang oleh dokter didiagnosis
tuberkulosis paru dan memerlukan perawatan harus dirawat
diruang perawatan isolasi khusus tuberkulosis.

- Instalasi Gawat Darurat


UNIT TERKAIT - Instalasi Rawat Inap
- Instalasi Rawat Jalan
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI PASIEN
TUBERKULOSIS DI INSTALASI RAWAT INAP

No. Dokumen No. Revisi Halaman 1 / 1

RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH
KABUPATEN
LOMBOK UTARA
Tanggal terbit Ditetapkan oleh
STANDAR Direktur RSUD Kabupaten Lombok Utara
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. H.L. Bahrudin


NIP.196910112003121005
Suatu alur penatalaksanaan pasien atau suspek pasien tuberkulosis yang
PENGERTIAN dirawat diruang perawatan.

Sebagai acuan penatalaksanaan pasien atau suspek pasien tuberkulosis


TUJUAN selama mendapatkan pelayanan di instalans irawat inap, ditujukan
terhadap peningkatan mutu layanan, kemudahan akses untuk penemuan
dan pengobatan sehingga mampu memutuskan rantai penularan
tuberkulosis.

Kebijakan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok


KEBIJAKAN Utara Nomor ../MDGS/KBJ/RSUD/./. tentang Pelayanan TB
DOTS di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara.

1. Pasien yang oleh dokter didiagnosis


tuberkulosis paru dan memerlukan perawatan harus dirawat diruang
perawatan isolasi khusus tuberkulosis.
2. Selama menjalani perawatan pasien wajib mengenakan masker.
3. Petugas medis dan para medis wajib mengenakan masker setiap kali
PROSEDUR memasuki ruang rawat inap isolasi tuberkulosis.
4. Pasien yang dirawat diruang rawat isolasi tidak diperkenankan
ditunggui oleh keluarga atau pihak lainnya kecuali atas ijin dokter
penanggung jawab pasien.

- Instalasi Gawat Darurat


UNIT TERKAIT - Instalasi Rawat Inap
- Instalasi Rawat Jalan
ALUR PELAYANAN PASIEN TB DI INSTALASI RAWAT
JALAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman 1 / 1

RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH
KABUPATEN
LOMBOK UTARA
Tanggal terbit Ditetapkan oleh
STANDAR Direktur RSUD Kabupaten Lombok Utara
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. H.L. Bahrudin


NIP.196910112003121005
Suatu alur penatalaksanaan pasien atau suspek pasien tuberkulosis
PENGERTIAN yang datang melalui Instalasi Rawat Jalan

Sebagai acuan penatalaksanaan pasien atau suspek pasien


TUJUAN tuberkulosis selama mendapatkan pelayanan di instalasi rawat jalan
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram.

KEBIJAKAN Kebijakan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok


Utara Nomor ./MDGS/KBJ/RSUD//. tentang Pelayanan TB
DOTS di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara.

1. Pasien TB Paru baru


a. Setiap pasien yang dicurigai menderita Tuberkulosis Paru
harus diberikan masker untuk dipakai mulai saat
pendaftaran, selama menjalani pemeriksaan, sampai
mendapatkan diagnosis
PROSEDUR b. Masker harus selalu dipakai sampai terbukti bahwa pasien
yang bersangkutan tidak menderita Tuberkulosis paru
c. Paien yang dicurigai menderita tuberkulosis paru harus di
tempatkan terpisah dari kelompok pasien lain dan mendapat
prioritas untuk diperiksa lebih dahulu

- Instalasi Rawat Jalan


UNIT TERKAIT
PENGUMPULAN DAHAK

No. Dokumen No. Revisi Halaman 1 / 2

RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH
KABUPATEN
LOMBOK UTARA
Tanggal terbit Ditetapkan oleh
Direktur RSUD Kabupaten Lombok Utara
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. H.L. Bahrudin
NIP.196910112003121005

PENGERTIAN Merupakan proses untuk memahami tekhnik pengumpulan dahak


yang sangat di perlukan untuk penegakan diagnosis TB

1. Mengetahui tekhnik pengumpulan dahak


TUJUAN 2. Mengetahui waktu pengambilan dahak
3. Mengetahui kualitas dahak

KEBIJAKAN Kebijakan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok


Utara Nomor ../MDGS/KBJ/RSUD//. tentang Pelayanan TB
DOTS di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara.

1. Tempat pengumpulan dahak


Pengumpulan dahak dilakukan di ruang terbuka, dengan sinar
matahari langsung atau pada ruang tertutup dengan ventilasi
yang baik. Tidak boleh berdahak di ruang tertutup dengan
ventilasi buruk seperti kamar kecil / toilet, ruang kerja atau
ruang tunggu pasien
2. Persiapan pasien
a. Pasien di beritahu bahwa uji dahak sangat menentukan
status penyakit pasien, karena itu dianjurkan pemeriksaan
S - P - S untuk pasien baru dan S - P untuk pasien dalam
pemantauan pengobatan
b. Dahak yang baik adalah dahak yang berasal dari saluran
napas bagian bawah berupa lendir yang berwarna kuning
kehijauan ( mukopurulen )
3. Waktu pengambilan dahak
Petugas harus menjelaskan waktu pengambilan dahak, yaitu
PROSEDUR a. S ( sewaktu pertama ), yaitu dahak yang dikumpulkan
pada saat datang, pada saaat kunjung pertama ke UPK
b. P ( pagi ), yaitu dahak yang di kumpulkan pagi segera
setelah bangun tidur pada hari ke 2
c. S ( sewaktu kedua ), yaitu dahak sewaktu kedua saat
menyerahkan dahak pagi
4. Persiapan Alat
a. Pot dahak yang bersih dan kering dengan diameter mulut
pot 4 5 m, transparan, bening, bertutup ulir, pot tidak
boleh bocor. Sebelum di serahkan pad pasien, pot dahak
harus di beri identitas ( pada pot juga di tulis waktu
pengambilan dahak, S P S )
b. Formulir untuk pemeriksaan laboratorium ( tb 05 )
5. Cara berdahak
a. Kumur dengan air bersih sebelum mengeluarkan dahak
b. Bila memakai gigi palsu, lepaskan sebelum berkumur
c. Tarik nafas dalam ( 2 3 kali ) dan setiap kali hembuskan
dengan kuat

PENGUMPULAN DAHAK

No. Dokumen No. Revisi Halaman 2 / 2

RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH
KABUPATEN
LOMBOK UTARA

d. Dekatkan pot yang sudah dibuka ke mulut dan batukkan


dengan keras ke dalam pot dahak
e. Tutup pot yang berisi dahak dengan rapat
f. Setelah selesai, pasien harus membersihkan mulut dengan
tissu bersih dan kemudian mencuci tangan dengan sabun
g. Bila dahak sulit dikeluarkan, anjurkan pasien melakukan
hal sebagai berikut :
PROSEDUR - Lakukan olahraga ringan kemudian tarik nafas dalam
beberapa kali, dan bila terasa akan batuk, nafas
ditahan selama mungkin lalu di batukkan
- Malam hari sebelum tidur dianjurkan banyak minum
air hangat atau menelan 1 tablet gliseril guayakolat
200mg
- Pot dahak diserahkan pada petugas laboratorium
dengan menempatkan pot dahak di tempat yang telah
disediakan

UNIT TERKAIT - Instalasi Rawat Jalan


- Instalasi Rawat Inap
- Instalasi Laboratorium
PEMBUATAN SEDIAAN APUS DAHAK

No. Dokumen No. Revisi Halaman 1 / 1

RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH
KABUPATEN
LOMBOK UTARA
Tanggal terbit Ditetapkan oleh
STANDAR Direktur RSUD Kabupaten Lombok Utara
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. H.L. Bahrudin


NIP196910112003121005.
PENGERTIAN Pengumpulan dahak yang dilakukan sebanyak 3 spesimen dahak
dalam waktu 2 hari berturut-turut yaitu PAGI-SEWAKTU-PAGI.
Pengumpulan dahak yang baik adalah dahak pagi hari ataupun dahal
semalam dengan jumlah dahak yang terkumpul sebanyak 3-5 ml
setiap pot dahak.

TUJUAN Untuk menghasilkan sediaan dahak sesuai standar

KEBIJAKAN
Kebijakan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok
Utara Nomor ../MDGS/KBJ/RSUD//.. tentang Pelayanan TB
DOTS di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara.

PROSEDUR 1. Persiapan alat


a. Kaca sediaan yang baru dan bersih ( frosted end slide )
b. Bambu / lidi
c. Lampu spirtus
d. Wadah pembuangan lidi bekas
e. Desinfektan
f. Formulir laboratorium ( formulir TB 04 dan TB 05 )
2. Persiapan identitas pasien
a. Periksa data pasien pada pot dahak dan cocokkan dengan
yang data yang ada di formulir permohonan laboratorium
TB ( formulir TB 05 )
b. Pindahkan data pasien dari formulir permohonan
laboratorium TB ( TB 05 ) ke register laboratorium ( TB
04 )
c. Tulis nomor identitas pada kaca sediaan ( bagian
frosted )

3. Apusan dahak
a. Ambil dengan lidi sampel dahak pada bagian yang
purulen, sebarkan secara spiral kecil kecil dahak pada
permukaan kaca sediaan dengan ukuran 2 3 cm
b. Keringkan pada suhu kamar
c. Masukkan lidi bekas ke dalam wadah berisi desinfektan
4. Fiksasi
a. Dengan menggunakan pinset, sediaan kaca dijepit dan
difiksasi 2 3 kali melewati api. Pastikan apusan
menghadap ke atas

UNIT TERKAIT - Instalasi Laboratorium


PEWARNAAN ZIEHL NEELSEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman 1 / 1

RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH
KABUPATEN
LOMBOK UTARA
Tanggal terbit Ditetapkan oleh
STANDAR Direktur RSUD Kabupaten Lombok Utara
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. H.L. Bahrudin


NIP.196910112003121005
PENGERTIAN Pemeriksaan dahak denga menggunakan pewarnaan tahan asam.
Biasanya dipakai untuk mewarnai golongn Mycobacterium
( Mycobacterium Tuberculosis dam M.Leprae ) dan Actinomyces.

TUJUAN Untuk menghasilkan sediaan dahak sesuai standar dan melaksanakan


pewarnaan metode ziehl neelsen

KEBIJAKAN Kebijakan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok


Utara Nomor ./MDGS/KBJ/RSUD//. tentang Pelayanan TB
DOTS di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara.

PROSEDUR 1. Peralatan dan reagensia


a. Rak pewarnaan
b. Pinset
c. Air mengalir
d. Lampu spirtus
e. Pengatur waktu ( timer )
f. Reagen ziehl neelsen
2. Pewarnaan
a. Letakkan sediaan dengan bagian apusan menghadap ke
atas pada rak pewarnaan, jangan terlalu rapat
b. Genangi seluruh permukaan dengan larutan carbol fuchin
0,3%
c. Panasi dari bawah dengan menggunakan sulut api sampai
keluar uap ( jangan sampai mendidih ), biarkan selama
minimal 5 menit
d. Bilas dengan air mengalir secara hati hati mulai dari
ujung kaca sediaan
e. Miringkan sediaan menggunakan pinset untuk membuang
air
f. Genangi dengan larutan asam alkohol 3% sampai tidak
tampak lagi warna merah carbol fuchin
g. Bilas dengan air mengalir
h. Tuangkan methylen blue 0,3% hingga menutupi seluruh
sediaan dan biarkan 10 20 detik
i. Bilas dengan air mengalir, kemudian miringkan sediaan
untuk mengalirkan sisa methylen blue
j. Keringkan sediaan pada rak pengering

UNIT TERKAIT - Instalasi Laboratorium


PEMBACAAN SEDIAAN DAHAK

No. Dokumen No. Revisi Halaman 1 / 1

RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH
KABUPATEN
LOMBOK UTARA
Tanggal terbit Ditetapkan oleh
STANDAR Direktur RSUD Kabupaten Lombok Utara
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. H.L. Bahrudin


NIP.196910112003121005
PENGERTIAN Suatu kegiatan yang dilakukan untuk membantu menentukan
diagnosa TB pada pasien

TUJUAN Untuk menghasilkan sediaan dahak sesuai standar dan melaksanakan


pewarnaan metode ziehl neelsen

KEBIJAKAN Kebijakan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok


Utara Nomor /MDGS/KBJ/RSUD// tentang Pelayanan TB
DOTS di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara.

PROSEDUR 1. Alat dan bahan


a. Mikroskop
b. minyak emersi
2. Pembacaan sediaan
a. Letakkan sediaan di atas meja mikroskop, permukaan
sediaan menghadap ke atas
b. Gunakan lensa objektif 10x untuk menentukan fokus dan
menemukan lapang pandang
c. Periksa sediaan untuk menentukan kualitas sediaan ( pada
sediaan dahak umumnya ditemukan lebih banyak sel
lekosit atau sel radang )
d. Teteskan minyak emersi 1 tetes
e. Putar lensa objektif 100x dengan hati hati ke atas sediaan
apus
f. Sesuaikan fokus dengan hati hati sampai sel terlihat jelas
g. Pembacaan dilakukan mulai dari ujung kiri ke ujung
kanan minimal 100 lapang pandang
3. Pelaporan hasil
Hasil pemeriksaan mikroskopis mengacu kepada skala
International Union Against To Long Disease ( IUATD )
a. Negatif : tidak ditemukan BTA minimal dalam 100
lapang pandang
b. +n : ditemukan 1 9 BTA dalam 100 lapang
pandang ( tulis jumlah yang ditemukan )
c. 1+ : ditemukan 10 99 BTA dalam 100
lapang pandang
d. 2+ : ditemukan 1 10 BTA setiap 1 lapang
pandang ( periksa miimal 50 lapang pandang )
e. 3+ : ditemukan 10 BTA dalam 1 lapang
pandang ( peiksa minimal 20 lapang pandang )

UNIT TERKAIT - Instalasi Laboratorium


PELACAKAN KASUS MANGKIR

No. Dokumen No. Revisi Halaman 1 / 1

RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH
KABUPATEN
LOMBOK UTARA
Tanggal terbit Ditetapkan oleh
STANDAR Direktur RSUD Kabupaten Lombok Utara
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. H.L. Bahrudin


NIP.196910112003121005
PENGERTIAN Mekanisme yang dilakukan untuk melacak pasien yang putus
berobat
TUJUAN Untuk mengurangi terjadinya kasus MDR TB akibat putus berobat

KEBIJAKAN Kebijakan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok


Utara Nomor ./MDGS/KBJ/RSUD//. tentang Pelayanan TB
DOTS di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara.

PROSEDUR 1. Pasien dikatakatan mangkir berobat apabila tidak datang untuk


melakukan pemeriksaan ulang atau pengambilan obat pada
waktu yang telah di tentukan yaitu apabila hingga 2 hari pada
fase awal pengobatan atau 7 hari pada lanjutan
2. Petugas menghubungi pasien langsung atau PMO
3. Petugas menghubungi wasor dinas kesehatan kota
4. Memberikan informasi identitas dan alamat lengkap paien
mangkir kepada wasor dinas kesehatan kota untuk segera
dilakukan pelacakan
5. Meminta informasi hasil dari pelacakan yang telah dilakukan
puskesmas atau dinas kesehatan kota

UNIT TERKAIT - Tim TB DOTS


- UPK (Dinas Kesehatan Kota, Puskesmas)
RUJUKAN PENGOBATAN PASIEN TB DENGAN STRATEGI
DOTS

No. Dokumen No. Revisi Halaman 1 / 1

RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH
KABUPATEN
LOMBOK UTARA
Tanggal terbit Ditetapkan oleh
STANDAR Direktur RSUD Kabupaten Lombok Utara
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. H.L. Bahrudin


NIP.196910112003121005
PENGERTIAN Merupakan prosedur alih penanganan pasien TB setelah mendapat
pengobatan dengan strategi Directly Observed Treatment
Shortcourse ( DOTS ) agar mendapatkan pengawasan dan
pengobatan berkelanjutan

TUJUAN 1. Memberikan informasi tentang pengobatan TB dengan


strategi DOTS
2. Meningkatkan keberhasilan pengobatan pasien TB dan
mengurangi kasus mngkir melalui penerapan sistem jejaring
eksternal dalam strategi DOTS

KEBIJAKAN Kebijakan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok


Utara Nomor ../MDGS/KBJ/RSUD/./.. tentang Pelayanan
TB DOTS di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara.

PROSEDUR 1. Semua tersangka yang telah didiagnosis menderita TB


berdasarkan hasil pemeriksaan klinis, radiologis, dan
mikrobiologis, kemudian mendapatkan terapi Obat Anti
Tuberkulosis ( OAT ) dengan strategi DOTS, diberikan
informasi mengenai fungsi dan manfaat rujukan pengobatan ke
UPK ( puskesmas / RS ) yang terdekat dari tempat tinggal
pasien
2. Petugas menyiapkan formulir rujukan ( formulir TB 09 ),
formulir 01 (copy) dan sisa obat, kemudian diberikan pada
pasien untuk di serahkan pada UPK yang akan dituju
3. Petugas kemudian melaporkan rujukan tersebut kepada dinas
kesehatan
4. Selanjutnya pasien TB dapat kontak langsung dengan UPK
( puskesmas / RS ) terdekat untuk meneruskan pengobatan
sesuai strategi DOTS yang dijadwalkan

UNIT TERKAIT - Tim TB DOTS


- UPK ( Puskesmas, RS rujukan)
PENGOBATAN PASIEN TB

No. Dokumen No. Revisi Halaman 1 / 4

RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH
KABUPATEN
LOMBOK UTARA
Tanggal terbit Ditetapkan oleh
STANDAR Direktur RSUD Kabupaten Lombok Utara
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. H.L. Bahrudin


NIP.196910112003121005
PENGERTIAN Memberikan pengobatan pada pasien TB setelah dilakukan
pemeriksaan dan dinyatakan pasien TB. Pengbatannya adalah OAT
(Obat Anti TB ).

TUJUAN 1. Untuk menyembuhkan pasien


2. Mencegah kematian atau akibat buruk yang ditimbulkan
3. Mencegah kekambuhan
4. Memutus rantai penularan dan mencegah terjadinya
kekebalan terhadap OAT

KEBIJAKAN Kebijakan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok


Utara Nomor ../MDGS/KBJ/RSUD/./.. tentang Pelayanan
TB DOTS di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara.

PROSEDUR 1. Pengobatan dilakukan dengan prinsip prinsip sebagai berikut :


a. OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa
jenis obat, dalam jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan
kategori pengobatan. Hindari melakukan monoterapi
( pengobatan dengan obat tunggal ).
b. Pengobatan dilakukan dengan pengawasan langsung oleh
seorang Pengawas menelan Obat ( PMO )
c. OAT ditelan sekaligus dan sebaiknya saat perut kosong
d. Jangka waktu pengobatan relatif lama ( 6 8 bulan )
diberikan secara terus menerus, yang dibagi dalam 2 tahap,
yaitu tahap awal dan lanjutan
Tahap awal
Pada tahap awal pasien diberikan obat setiap hari dan
perlu diawasi untuk mencegah terjadinya kekebalan
obat
Bila pengobatan diberikan secara tepat, potensi
penularan turun dalam waktu 2 minggu
Setelah menjalani pengobatan tahap awal, sebagian
besar pasien BTA positif akan menjadi BTA negatif
( konversi )
Tahap lanjutan
Pada tahap lanjutan, pasien diberikan jenis obat lebih
sedikit untuk jangka waktu yang lebih lama
PENGOBATAN PASIEN TB

No. Dokumen No. Revisi Halaman 2 / 4

RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH
KABUPATEN
LOMBOK UTARA
Jenis Obat Anti TB
1. Jenis OAT lini pertama
Jenis OAT Sifat Dosis yang direkomendasikan
( mg/kg )
Harian 3x seminggu
Isoniazid ( H ) Bakterisid 5 ( 4-6 ) 10 ( 8-12 )
Rifampisin ( R ) Bakterisid 10 ( 8-12 ) 10 ( 8-12 )
Pyrazinamide ( Z ) Bakterisid 25 ( 20-30 ) 35 ( 30-40 )
Streptomycin ( S ) Bakterisid 15 ( 12-18 )
Ethambutol ( E ) Bakteriostatik 15 ( 15-20 ) 30 ( 20-35 )

2. Jenis OAT untuk pasien TB Kebal Obat


Golongan dan jenis Obat
Golongan 1 obat Isoniazid ( H ) Pyrazinamide ( Z )
lini Ethambutol ( E ) Rifampicin ( R )
Pertama oral
Golongan 2 / obat Sreptomycin ( S ) Amikacin ( Am )
suntik / suntikan Kanamycin ( Km ) Capreomycin Cm )
Golongan 3 / Ofloxacin ( Ofx ) Moxifloxacin ( Mfx )
PROSEDUR golongan Levofloxacin ( Lfx )
fluroquinolone
Golongan 4 / obat Ethionamide ( Eto ) Para amino salisilat (
bakteriostatik Protionamide (Pto ) PAS ) Terizidone
Cycloserine ( Cs ) ( Trd )
Golongan 5 / obat Clofazimine ( Cfz ) Thioacetazone ( Thz )
yang belum jelas Linezolid ( Lzd ) Clarithromycin ( Clr )
efikasinya dan Amoxilin Clavunalat Imipenem ( Ipm )
tidak ( Amx-Clv )
direkomendasikan
dalam penggunaan
rutin

Paduan Obat Anti TB yang digunakan

a. Kategori 1 :
Untuk pasien baru TB paru BTA positif, pasien baru BTA negatif
disertai foto thoraks dengan gambaran proses spesifik dan untuk
pasien TB ekstraparu
KDT : 2 ( HRZE ) / 4 ( HR ) 3
Kombipak : 2HRZE / 4 H3R3
Dosis OAT KDT
Berat badan Tahap awal tiap hari Tahap lanjutan 3 kali
( 56 dosis ) seminggu selama 16
minggu ( 48 dosis )
30 37 kg 2 kaplet 4 KDT 2 tablet 2 KDT
38 54 kg 3 kaplet 4 KDT 3 tablet 2 KDT
55 70 kg 4 kaplet 4 KDT 4 tablet 2 KDT
71 k 5 tablet 2KDT
5 kaplet 4 KDT
PENGOBATAN PASIEN TB

No. Dokumen No. Revisi Halaman 3 / 4

RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH
KABUPATEN
LOMBOK UTARA
Dosis OAT kombipak
Jumlah
Dosis per hari / kali hari / kali
Tahap Lama me-nelan
Tablet Kaplet Tablet Tablet obat
isoniasid rifampisin pirazinamid etambutol
@300mg @450mg @500mg @250mg
Awal 2 bulan 1 1 3 3 56
Lanjutan 4 bulan 2 1 - - 48

b. Kategori 2 :
Untuk pasien kambuh, gagal dan untuk pasien dengan pengobatan terutus
( default )
KDT : 2 ( HRZE ) S / ( HRZE ) / 5 ( HR ) 3E3
Kombipak : 2HRZES / HRZE / 5H3R3E3
Dosis OAT KDT
Tahap lanjutan
Tahap awal tiap hari 3 kali
Berat seminggu
badan selama 20
PROSEDUR 56 dosis 28 dosis minggu ( 60
dosis )
30 - 37 kg 2 kaplet 4KDT+ 500 2 kaplet 2 tab 2 KDT +
mg Streptomisin inj 4 KDT 2 tab etambutol
38 54 3 kaplet 4 KDT + 750 3 kaplet 3 tab 2 KDT +
kg mg streptomisin inj 4 KDT 3 tab etambutol
55 70 4 kaplet 4 KDT + 1000 4 kaplet 4 tab 2 KDT +
kg mg streptomisin inj 4 KDT 4 tab etambutol
71 kg 5 kaplet 4 KDT + 1000 5 kaplet 5 tab 2 KDT +
mg streptomisin inj 4 KDT 5 tab etambutol
Untuk pasien 60th ke atas, dosis maksimal sterptomisin 500mg. Cara mealrutkan
streptomisin vial 1 gram yaitu menambahkan aquabides sebanyak 3,2 ml sehingga
menjadi 4 ml ( 1 ml = 250 mg )
Dosis kombipak
Tahap Lama Tablet Kaple Tablet etambutol Strepto- Jumlah
peng- peng- isonia t pira- Tabl Tablet misin hari /kali
obatan obata sid rifam- zinam et @400 injeksi menelan
n @300 pisin id @25 mg
mg @450 @500 0 mg
mg mg
Tahap 2 1 1 3 3 - 0.75 gr 56
awal bulan
( dosis 1 1 1 3 3 - - 28
harian ) bulan
Tahap
lanju-
tan(dosis 5 2 1 - 1 2 - 60
3xse- bulan
minggu )
PENGOBATAN PASIEN TB

No. Dokumen No. Revisi Halaman 4 / 4

RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH
KABUPATEN
LOMBOK UTARA

c. OAT sisipan
KDT : ( HRZE )
Kombipak : ( HRZE )
Dosis OAT KDT
Berat badan Pemberian tiap hari selama 28 hari ( 28 dosis
)

30 37 kg 2 kaplet 4 KDT
38 54 kg 3 kaplet 4 KDT
55 70 kg 4 kaplet 4 KDT
71 kg 5 kaplet 4 KDT

Dosis OAT Kombipak


Tahap Lama Tablet Kaplet Tablet Tablet Jumlah
pe- pe- isoniasid rifampisin pirazinamid etambutol hari/kali
ngobatan ngobatan @300mg @450mg @500mg @250mg menelan
PROSEDUR obat
Sisipan 1 bulan 1 1 3 3 28

d. Kategori anak
KDT : 2 ( HRZ ) / 4 ( HR )
Kombipak : 2HRZ / 4 HR

Dosis OAT KDT


Berat badan ( kg ) 2 bulan tiap hari 4 bulan tiap hari
RHZ ( 75/50/150mg ) RH ( 75/50 mg )
59 1 tablet 1 tablet
10 - 14 2 tablet 2 tablet
15 19 3 tablet 3 tablet
20 32 4 tablet 4 tablet

Dosis oat kombipak


Jenis obat BB < 10 kg BB 10 19 kg BB 20 32 kg
Isoniasid ( H ) 50 mg 100 mg 200 mg
Rifampicin ( R ) 75 mg 150 mg 300 mg
Pirasinamid ( Z ) 300 mg 300 mg 600 mg

- Unit TB DOTS
UNIT TERKAIT - Instalasi Farmasi
PENEMUAN PASIEN SUSPEK TB MDR

No. Dokumen No. Revisi Halaman 1 / 1

RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH
KABUPATEN
LOMBOK UTARA
Tanggal terbit Ditetapkan oleh
STANDAR Direktur RSUD Kabupaten Lombok Utara
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. H.L. Bahrudin


NIP.196910112003121005
Merupakan kegiatan untuk menemukan dan mengidentifikasi pasien yang
PENGERTIAN di curigai menderita TB MDR (suspek TB MDR) di Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Mataram
Sebagai acuan tatalaksana untuk menemukan dan mengidentifikasi
TUJUAN pasien yang dicurigai menderita TB MDR (suspek TB MDR)

Kebijakan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok


KEBIJAKAN Utara Nomor ./MDGS/KBJ/RSUD//.. tentang Pelayanan TB
DOTS di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara.

1. Menemukan dan mengidentifikasi suspek TB MDR yang


dilakukan oleh dokter atau perawat di instalasi rawat jalan dan
instalasi rawat inap
2. Apabila menemukan pasien suspek TB MDR, maka melakukan
edukasi pasien suspek TB MDR untuk pemeriksaan lebih lanjut
PROSEDUR 3. Merujuk pasien suspek TB MDR untuk pemeriksaan lebih lanjut
ke RS rujukan/RS sub rujukan TB MDR, rujukan pasien ataupun
rujukan specimen dahak
4. Berperan aktif dalam jejaring eksternal penatalaksanaan kasus TB
MDR
5. Melakukan pencatatan dan pelaporan pasien suspek TB MDR

UNIT TERKAIT - Poli Khusus (Poli TB DOTS-HIV)


- Poli Anak
- Instalasi Gawat Darurat)
- Instalasi Rawat Inap)

Anda mungkin juga menyukai