Anda di halaman 1dari 4

Pompa sumur dalam dengan motor benam

Pompa dengan motor benam semakin banyak dipakai akhir-akhir ini untuk memompa air dari
sumur dalam. Hal ini dimungkinkan oleh keandalan yang tinggi daridari pompa motor bennam. Namun,
bia tidak ditangani dengan baik, tidak akan diperoleh keuntungan seperti yang diharapkan.
Berbeda dengan pompa motor benam yang lain, pompa motor benam sumur dalam mempunyai
masalahnya sendiri. Salah satun diantara masalah iu adalah ukurannya yang tidak dapat terlalu besar
karena akan menyulitkan penupuannya di dalam sumur dalam. Selain itu besarnya fluktuasi muka air
sumur memerlukan pemecahan khusus.

Untuk mengukur muka air di dalam sumur dapat digunakan batu-duga yang diikat dengan baik.
Namun karena sumur bor umumnya sempit, lebih mudah digunakan cara berikut ini.

(a) Pengukuran dengan konduktor listrik


Cara ini memakai kabel yang diisolasi di mana ujungnya terbuka. Ujung yang terbuka ini
diturunkan ke dalam sumur sampai menyentuh muka air. Sentuhan ini akan membunyikan bel. Maka
panjang kabel mulai dari ujung yang terbuka sampai muka tanah adalah kedalaman muka air yang diukur.

(b) Pengukuran dengan udara tekan


Seperti diperlihatkan dalam Gb. 6.10 cara ini menggunakan sebuah pipa ukur yang berdiameter
kecil, pipa ini dimasukkan ke dalam sumur sampai ke ujung pipa kolom. Ujung atas pipa diberi sambungan
T yang dihubungkan dengan manometer dan dengan pompa ban mobil. Kemudian udara dipompakan ke
dalam pipa. Air yang mengisi pipa ukur akan didesak udara sehingga permukaan air di sini semakin turun.
Tekanan udara yang ditunjukkan oleh manometer akan naik terus sampai air di dalam pipa ukur habis dan
udara yang dipompa membocor melalui ujung pipa. Pada saat itu tekanan udara tidak akan naik lagi
meskipun udara dipompakan terus. Maka tekanan maksimum yang ditunjukkan oleh manometer adalah
ekivalen dengan tinggi muka air di dalam sumur sampai ujung bawah pipa ukur, yaitu h (m). Jika panjang
pipa ukur dari permukaan tanah adalah L (m), maka kedalaman permukaan air di dalam sumur adalah.
h = L - h

Gb. 6.10 Cara mengukur kedalaman muka air pada sumur.


(3) Penempatan instalasi pompa
Pompa baru diletakkan paling sedikit 2 sampai 5 meter di bawah muka air mengalir terendah dari
sumur. Jakar 2 m adalah untuk pompa berdiamter kecil. Untuk pompa yang semakin besar diameternya,
harus diambil kedalaman yang semakin besar sampai 5 m.
Letak nosel isap pompa tidak boleh bertepatan dengan letak saringan sumur. Jika hal ini terjadi
maka akan terlalu banyak pasir yang terisap. Letak notel isap pompa yang baik adalah di atas dan agak
jauh dari saringan sumur. Namun hal ini kadang-kadang sukar dipenuhi karena kondisi persyaratan
kedalaman minimal 2-5 di bawah muka air mengalir terendah. Jika demikian maka pompa dapat dipasang
di antara saringan pertama dan saringan kedua dari sumur. Gb. 16 menunjukkan contoh pemasangan
salah dan yang benar.

Gb. 6.11 Cara menempatkan pompa di dalam sumur.

(4) Persiapan pemasangan


Untuk memasang instalasi pompa perlu disediakan peralatan berikut ini.
Katrol/takel (min. 3 ton): 1 perangkat
Tiang/kaki penggantung: 1 perangkat
Gelang pemegang pipa: 1 perangkat
Kunci-kunci: 1 perangkat
Kabel: 2 buah

Gb. 6.12 Cara memasang pompa sumur.


Tiang yang disediakan harus cukup tinggi untuk dapat mengangkat tegak satu lengte pipa seperti
diperlihatkan dalam Gb. 6.12. jarak h antara gelang pemegang pipa dan flens harus diambil sekecil
mungkin untuk keamanan. Juga untuk mencegah slip antara pipa dan pemegang, permukaan pipa kolom
harus kering dan bersih. Untuk sumur-sumur berdiameter kecil sering dipakai pipa ulir. Penyambungan
antara potongan-potongan pipa dilakukan dengan soket, di mana dipakai bahan perapat (seal) untuk
mencegah kebocoran. Dalam hal ini gelang pemegang pipa harus dipasang sedekat mungkin di bawah
soket seperti halnya pada sambungan flens.

(5) Pemasangan
Selama pemasangan harus dijaga agar tidak ada benda yang jatuh ke dalam sumur. Baut, mur, soket,
pemegang pipa dan lain-lain harus dikencangkan dengan saksama agar tidak ada sambungan yang kendor
atau bocor pada waktu pemasangan dan operasi. Untuk mencegah kebocoran air, flens harus dirapatkan
dengan paking dan ulir pipa harus dirapatkan dengan bahan perapat. Dengan mempergunakan dua buah
gelang pemegang pipa secara berganti-ganti, pipa kolom disambungkan satu demi satu sambil
menurunkan pompa ke dalam sumur.

(6) Penanganan kabel kedap air


Jangan sekali-kali menahan berat pompa dengan kabel kedap air. Kabel tidak boleh tergores benda
tajam. Kabel sebaiknya dilekatkan pada pipa kolom dengan gelang pastik di atas dan di bawah flens atau
soket, seperti diperlihatkan dalam Gb. 6.13.

Gb. 6.13 Cara memasang kabel kedap air.

(7) Pemasangan landasan


Pipa kolom yang paling atas harus digantung pada landasan dan landasan harus didudukkan secara
kokoh pada pondasi beton. Dalam hal ini kedataran harus diukur dengan waterpas dan penyetelan
kedataran dilakukan dengan baji pengganjal. Untuk menetapkan landasan pada pondasi setelah
kedataran tercapai, celah dicor dengan aduk.

(8) Pemasangan belokan pipa keluar, katup penutup, dan katup laluan udara

Setelah landasan terpasang, kemudian pasang belokan pipa keluar, katup cegah, katup sorong, dan
pipa penyalur dalam urutan demikan itu. Katup laluan udara (air vent) biasanya dipasang pada belokan
pipa keluar. Katup ini berfungsi secara otomatis mengeluarkan udara dari pipa kolom pada waktu pompa
distart dan memasukkan udara pada waktu pompa dimatikann agar tidak terjadi tekanan vakum di pipa
kolom bagian atas. Air yang turun dari pipa kolom ini dikembalikkan ke dalam sumur secara pelan-pelan
melalui katup cegah berukuran kecil yang dipasang dekat di atas badan pompa. Gb. 6.14 memperlihatkan
susunan pipa keluar di atas tanah

(9) Penyambungan kabel


Jika pompa dan pipa telah selesai dipasang, kabel tenaga disambung dengan sumber daya sesuai
dengan gambar atau spesifikasi. Kabel kedap air di atas tanah perlu dilindungi terhapap kemungkinan
goresan atau kerusakan lainnya menggunakan saluran tertutup atau pipa. Perlu diingat bahwa
temperatur kabel dapat naik secara tidak normal jika kabel panjang dibiarkan tergulung di atas tanah.
Jika terdapat penurunan tegangan yang cukup besar pada waktu operasi, ada dua kemungkinan
motor dapat terbakar. Dalam hal ini perlu diambil langkah-langkah pencegahan terutama jika kabel
terlalu panjang. Kapasitas sumber tenaga dan ukuran kabel harus cukup untuk memenuhi tegangan agar
tidak lebih dari 5% serta harus memenuhi spesifikasi motor.

Gb. 6.14 susunan pipa di atas tanah

Anda mungkin juga menyukai