Anda di halaman 1dari 6

Elisha Loisiana J Simanjuntak

145020301111046
PENGANGGARAN & EVALUASI KINERJA SEKTOR PUBLIK
RESUM 12
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN
A. LAPORAN REALISASI ANGGARAN SEMESTER PERTAMA DAN PROGNOSIS
SEMESTER KEDUA
Kepala SKPD menyusun laporan realisasi semester pertama anggaran pendapatan
dan belanja SKPD sebagai hasil pelaksanaan anggaran yang menjadi tanggung jawabnya.
Laporan tersebut disertai dengan prognosis untuk 6 (enam) bulan berikutnya. Laporan
disiapkan oleh PPK-SKPD dan disampaikan kepada pejabat pengguna anggaran untuk
ditetapkan sebagai laporan realisasi semester pertama anggaran pendapatan dan belanja
SKPD serta prognosis untuk 6 (enam) bulan berikutnya paling lama 7 (tujuh) hari kerja
setelah semester pertama tahun anggaran berkenaan berakhir.
Pejabat pengguna anggaran menyampaikan laporan tersebut kepada PPKD
sebagai dasar penyusunan laporan realisasi semester pertama APBD paling lama 10
(sepuluh) hari kerja setelah semester pertama tahun anggaran berkenaan berakhir.
Selanjutnya PPKD menyusun laporan realisasi semester pertama APBD dengan cara
menggabungkan seluruh laporan realisasi semester pertama anggaran pendapatan dan
belanja SKPD paling lambat minggu kedua bulan Juli dan disampaikan kepada sekretaris
daerah.
Laporan realisasi semester pertama APBD dan prognosis untuk 6 (enam) bulan
berikutnya disampaikan kepada kepala daerah paling lambat minggu ketiga bulan Juli
tahun anggaran berkenaan untuk ditetapkan sebagai laporan realisasi semester pertama
APBD dan prognosis untuk 6 (enam) bulan berikutnya. Selanjutnya laporan realisasi
semester pertama APBD dan prognosis untuk 6 (enam) bulan berikutnya disampaikan
kepada DPRD paling lambat akhir bulan.

B. LAPORAN TAHUNAN
PPK-SKPD menyiapkan laporan keuangan SKPD tahun anggaran berkenaan dan
disampaikan kepada kepala SKPD untuk ditetapkan sebagai laporan pertanggungjawaban
pelaksanaan anggaran SKPD. Laporan keuangan tersebut disampaikan kepada PPKD
sebagai dasar penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah. Laporan keuangan
SKPD disampaikan kepada kepala daerah melalui PPKD paling lambat 2 (dua) bulan
setelah tahun anggaran berakhir. Laporan keuangan tersebut disusun oleh pejabat
pengguna anggaran sebagai hasil pelaksanaan anggaran yang berada di SKPD yang
menjadi tanggung jawabnya. Laporan keuangan SKPD tersebut terdiri dari: laporan
realisasi anggaran; neraca; dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan SKPD
dilampiri dengan surat pernyataan kepala SKPD bahwa pengelolaan APBD yang menjadi
tanggung jawabnya telah diselenggarakan berdasarkan sistem pengendalian intern yang
memadai dan standar akuntansi pemerintahan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
PPKD menyusun laporan keuangan pemerintah daerah dengan cara
menggabungkan laporan-laporan keuangan SKPD paling lambat 3 (tiga) bulan setelah
berakhirnya tahun anggaran berkenaan. Laporan keuangan pemerintah daerah
disampaikan kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah dalam rangka memenuhi
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD. Laporan keuangan tersebut terdiri dari: laporan
realisasi anggaran; neraca; laporan arus kas; dan catatan atas laporan keuangan. Laporan
keuangan pemerintah daerah dilampiri dengan surat pernyataan kepala daerah yang
menyatakan pengelolaan APBD yang menjadi tanggung jawabnya telah diselenggarakan
berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai, sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Laporan keuangan disampaikan oleh kepala daerah kepada Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) untuk dilakukan pemeriksaan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun
anggaran berakhir. Setelah disampaikan laporan hasil audit, Kepala daerah memberikan
tanggapan dan melakukan penyesuaian terhadap laporan keuangan pemerintah daerah
berdasarkan hasil pemeriksaan BPK.

C. LAPORAN KEUANGAN
Menurut PP Nomor 71 Tahun 2010, komponen pokok yang terdapat dalam
Laporan Keuangan Pemerintah adalah sebagai berikut :
1. Laporan Realisasi APBN
Laporan realisasi APBN mengungkap berbagai kegiatan keuangan
pemerintah untuk satu periode yang menunjukkan ketaatan terhadap ketentuan
perundang-undangan melalui penyajian ikhtisar sumber, alokasi dan
penggunaan sumber daya yang dikelolanya. Laporan realisasi anggaran akan
memberikan informasi mengenai keseimbangan antara anggaran pendapatan,
anggaran belanja dan pembiayaan dengan realisasinya. Unsur yang dicakup
secara langsung dalam Laporan Realisasi Anggaran, terdiri dari Pendapatan
(LRA), Belanja, Transfer, dan Pembiayaan (financing). Selain itu juga disertai
informasi tambahan yang berisi hal-hal yang mempengaruhi pelaksanaan
anggaran seperti kebijakan fiscal dan moneter, sebab-sebab terjadinya
perbedaan yang material antara anggaran dan realisasinya, dan daftar yang
memuat rincian lebih lanjut mengenai angka-angka yang dianggap perlu untuk
dijelaskan
2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
Laporan perubahan saldo anggaran lebih menyajikan informasi kenaikan
atau penurunan Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan dibandingkan dengan
tahun sebelumnya.
3. Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai
asset baik lancar maupun tidak lancar, kewajiban jangka pendek maupun
kewajiban jangka panjang, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu. Neraca
tingkat Pemerintah Pusat merupakan konsolidasi dari neraca tingkat
Kementerian/Lembaga. Dalam neraca tersebut harus diungkapkan semua pos
asset dan kewajiban yang didalamnya termasuk jumlah yang diharapkan akan
diterima dan dibayar dalam jangka waktu dua belas bulan setelah tanggal
pelaporan dan jumlah uang yang diharapkan akan diterima atau dibayar dalam
waktu dua belas bulan.
4. Laporan Operasional
Laporan operasional menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang
menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah pusat/
daerah untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dalam satu periode
pelaporan. Unsur yang dicakup secara langsung dalam Laporan Operasional,
terdiri dari Pendapatan (LO), Beban, Transfer, dan Pos-pos Luar Biasa.
5. Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas
operasional, investasi aset non keuangan, dana cadangan, pembiayaan, dan
transaksi non-anggaran yang menggambarkan saldo awal, penerimaan,
pengeluaran, dan saldo akhir kas pemerintah selama periode tertentu. Laporan
arus kas ditujukan untuk memberikan informasi mengenai arus masuk dan ke
keluar kas dari pemerintah dalam suatu periode laporan. Laporan Arus Kas
diperlukan untuk memberi informasi kepada para pengguna laporan untuk
menilai pengaruh dari aktivitas-aktivitas tersebut terhadap posisi kas
pemerintah. Disamping itu, informasi tersebut juga dapat digunakan untuk
mengevaluasi hubungan antara aktivitas operasi, investasi, pembiayaan, dan non
anggaran.
6. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan
ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
7. Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan Atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian dari
angka yang tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo
Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, dan Laporan
Perubahan Ekuitas. Catatan atas Laporan Keuangan juga mencakup informasi
tentang kebijakan akuntansi yang digunakan oleh entitas pelaporan dan
informasi lain yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan di dalam
Standar Akuntansi Pemerintahan serta ungkapan-ungkapan yang diperlukan
untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.
D. PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DAERAH
1. Pertanggungjawaban Penggunaan Dana
Bendahara pengeluaran secara administratif wajib mempertanggung jawabkan
penggunaan uang persediaan/ganti uang persediaan/tambah uang persediaan kepada
kepala SKPD melalui PPK-SKPD paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya. Hal ini
dilaksanakan dengan menutup Buku Kas Umum setiap bulan dengan sepengetahuan
dan persetujuan pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran. Selanjutnya
Bendahara Pengeluaran menyusun laporan pertanggungjawaban penggunaan uang
persediaan. Dalam hal laporan pertanggungjawaban telah sesuai, pengguna anggaran
menerbitkan surat pengesahan laporan pertanggungjawaban. Untuk tertib laporan
pertanggungjawaban pada akhir tahun anggaran, pertanggungjawaban pengeluaran
dana bulan Desember disampaikan paling lambat tanggal 31 Desember.
Disamping pertanggungjawaban secara administratif, Bendahara Pengeluaran
pada SKPD juga wajib mempertanggungjawabkan secara fungsional atas pengelolaan
uang yang menjadi tanggung jawabnya dengan menyampaikan laporan
pertanggungjawaban pengeluaran kepada PPKD selaku BUD paling lambat tanggal
10 bulan berikutnya. Penyampaian pertanggungjawaban tersebut dilaksanakan setelah
diterbitkan surat pengesahan pertanggungjawaban pengeluaran oleh pengguna
anggaran/kuasa pengguna anggaran.

2. Penetapan Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD


Kepala daerah menyampaikan rancangan peraturan daerah tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD paling lambat 6 (enam) bulan
setelah tahun anggaran berakhir. Rancangan peraturan daerah tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD memuat laporan keuangan yang meliputi
laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan,
serta dilampiri dengan laporan kinerja yang telah diperiksa BPK dan ikhtisar laporan
keuangan badan usaha milik daerah/perusahaan daerah. Persetujuan bersama terhadap
rancangan peraturan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD oleh
DPRD paling lama 1 (satu) bulan terhitung sejak rancangan peraturan daerah
diterima.
3. Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBD dan Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD
Rancangan peraturan daerah provinsi tentang pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD yang telah disetujui bersama DPRD dan rancangan peraturan gubernur tentang
penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan APBD sebelum ditetapkan oleh
gubernur paling lama 3 (tiga) hari kerja disampaikan terlebih dahulu kepada Menteri
Dalam Negeri untuk dievaluasi. Hasil evaluasi disampaikan oleh Menteri Dalam
Negeri kepada Gubernur paling lama 15 (lima belas) hari kerja terhitung sejak
diterimanya rancangan dimaksud.
Apabila Menteri Dalam Negeri menyatakan hasil evaluasi rancangan peraturan
daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dan rancangan peraturan
gubernur tentang penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan APBD sudah sesuai
dengan kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi,
gubernur menetapkan rancangan peraturan daerah dan rancangan peraturan gubernur
menjadi peraturan daerah dan peraturan gubernur.
Rancangan peraturan daerah kabupaten/kota tentang pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD yang telah disetujui bersama DPRD dan rancangan peraturan
bupati/walikota tentang penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan APBD sebelum
ditetapkan oleh bupati/walikota paling lama 3 (tiga) hari kerja disampaikan kepada
gubernur untuk dievaluasi. Hasil evaluasi disampaikan oleh gubernur kepada
bupati/walikota paling lama 15 (lima belas) hari kerja terhitung sejak diterimanya
rancangan peraturan daerah kabupaten/kota dan rancangan peraturan bupati/walikota
tentang penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.
Apabila gubernur menyatakan hasil evaluasi rancangan peraturan daerah tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dan rancangan peraturan bupati/walikota
tentang penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan APBD sudah sesuai dengan
kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi,
bupati/walikota menetapkan rancangan dimaksud menjadi peraturan daerah dan
peraturan bupati/walikota.

Anda mungkin juga menyukai