Anda di halaman 1dari 144

AKUNTANSI

UMKM
Ternyata Mudah
DIPAHAMI & DIPRAKTIKKAN

Dr. Sony Warsono, MAFIS, Akuntan


Endra Murti Sagoro, Msc
M. Arsyadi Ridha, SE
Arif Darmawan, SE

PENERBIT BUKU AKUNTANSI


2010
AKUNTANSI
UMKM
Ternyata Mudah
DIPAHAMI DAN DIPRAKTIKKAN

Penulis:
Dr. Sony Warsono, MAFIS, Akuntan
Endra Murti Sagoro, Msc
Arif Darmawan, SE
M. Arsyadi Ridha, SE

Desain sampul dan layout:


Asgard Chapter

Hak Cipta:
Asgard Chapter

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

ISBN9789791791250

Dilarang keras menerjemahkan, megutip, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku
ini tanpa seizing tertulis dari penerbit.

Ketentuan pidana pasal 72 UU no. 19 tahun 2002:


1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara
masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan /atau denda paling sedikit
Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan
atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual
kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan penjara paling lama 5 (lima) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
Kata Pengantar

KATA PENGANTAR

AlhamduliLLAH penulis dapat menyelesaikan buku berjudul


Akuntansi UMKM Ternyata Mudah Dipahami dan Dipraktikkan ini.
Semua adalah karena kuasa ALLAH SWT sehingga penulis diberi
pengetahuan dan kemudahan dalam berbagi pengetahuan yang bermanfaat.

Buku ini membahas tentang penerapan akuntansi di unit usaha yang


menjadi perhatian pemerintah dan diharapkan akan menjadi soko guru
perekonomian Indonesia. Pembahasan disampaikan dengan cara yang praktis
sehingga diharapkan setiap individu dapat mempelajari dan mempraktikkan
pengetahuan akuntansi secara mudah di UMKM. Penulis berkeyakinan
bahwa setiap individu maupun organisasi menyadari pentingnya pengelolaan
dana dan informasi yang dibutuhkan untuk pengelolaan dana tersebut.
Menariknya, berbeda dari buku-buku akuntansi UMKM lainnya, penulis
menyampaikan pembahasan tentang akuntansi menggunakan metoda dan
cara penyajian yang sesuai dengan logika sehari-hari.

Kekeliruan dan kesalahan yang melekat dalam buku ini semata-mata


merupakan kekurang-telitian penulis. Saran, masukan, dan kritik dari para
pembaca sangat kami harapkan untuk pengembangan buku ini selanjutnya.
Akhir kata, semoga buku kecil ini bermanfaat bagi para pembaca dalam
mengembangkan akuntansi di UMKM.

Januari 2010

Penulis


AsgardChapteriii

Daftar Isi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI iv

BAB 01
UMKM DI INDONESIA & PERANAN AKUNTANSI 1
01. Perkembangan UMKM, 2
02. Definisi UMKM, 5
03. Peluang UMKM, 6
04. Tantangan UMKM, 7
05. Peranan Akuntansi di UMKM, 8

BAB 02
PENGETAHUAN DASAR AKUNTANSI 11
01. Definisi Akuntansi, 12
02. Pilar Pertama Akuntansi: Matematika, 13
03. Pilar Kedua Akuntansi: Prinsip Dasar, 14
04. Pilar Ketiga Akuntansi: Rancang-bangun, 16
05. Siklus Akuntansi Keuangan, 17

BAB 03
ANALISIS TRANSAKSI BERBASIS AKUN 19
01. PABU: Konsep Kesatuan Usaha, 21
02. Definisi Elemen & Hubungan Antar Elemen, 21
03. Analisis Transaksi Berbasis Elemen, 25
04. Pengakunan, 30
05. Analisis Transaksi Berbasis Akun, 37


AsgardChapteriv

Daftar Isi

BAB 04
MEKANISME LOGIS DEBET DAN KREDIT 43
01. Sistem Pencatatan Berpasangan, 44
02. Apa Itu Debet & Kredit?, 44
03. Matematika Debet dan Kredit, 45
04. Pentingkah Debet & Kredit?, 47
05. Aplikasi Ketentuan Debet dan Kredit, 47

BAB 05
SIKLUS AKUNTANSI SELAMA PERIODA BERJALAN 53
01. Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan, 54
02. Penyiapan Transaksi: Pengidentifikasian, 56
03. Penyiapan Transaksi: Pengukuran, 57
04. Penyiapan Transaksi: Pendokumentasian, 60
05. Penyiapan Transaksi: Penulisan di Buku Harian, 61
06. Pencatatan Transaksi: Penjurnalan, 62
07. Pencatatan Transaksi: Pemindahbukuan, 64
08. Aplikasi Penjurnalan & Pemindahbukuan, 69

BAB 06
SIKLUS AKUNTANSI PADA AKHIR PERIODA 75
01. Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda, 76
02. Penghitungan Saldo Akun, 77
03. Daftar Saldo Sebelum Penyesuaian, 78
04. Pencatatan Penyesuai, 80
05. Daftar Saldo Setelah Penyesuaian, 89
06. Penyusunan Laporan Laba/rugi, 90
07. Pencatatan Penutup, 91
08. Penyusunan Laporan Perubahan Ekuitas
Neraca, dan Laporan Arus Kas, 96
09. Pencatatan Pembalik, 99

AsgardChapterv

Daftar Isi

BAB 07
PEMANFAATAN NERACA LAJUR 101
01. Definisi dan Bentuk Neraca Lajur, 102
02. Haruskah Neraca Lajur Digunakan?, 102
03. Penyiapan Neraca Lajur, 102
04. Penggunaan Neraca Lajur, 103

BAB 08
AKUNTANSI DI PERUSAHAAN DAGANG & MANUFAKTUR:
GAMBARAN UMUM 105
01. Jenis-jenis Perusahaan, 106
02. Akuntansi di Perusahaan Dagang, 107
03. Akuntansi di Perusahaan Manufaktur, 109
04. Penyusunan Laporan Keuangan, 114

BAB 09
RAGAM MANFAAT INFORMASI BAGI UMKM 115
01. Manfaat Buku Harian, 116
02. Manfaat Buku Jurnal, 117
03. Manfaat Buku Besar Utama, 118
04. Manfaat Laporan Keuangan, 119

BAB 10
EXPOSURE DRAFT SAK USAHA KECIL & MENENGAH 129
01. Ruang Lingkup SAK UKM, 130
02. Konsep dan Prinsip Pervasif, 131
03. Penyajian Laporan Keuangan, 133

DAFTAR PUSTAKA 136


PROPOSAL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN 137
KATALOG BUKU 138

AsgardChaptervi

BAB 01: UMKM di Indonesia dan Peranan Akuntansi

BAB 01

UMKM DI INDONESIA DAN


PERANAN AKUNTANSI

ABSTRAK

Pemerintah memberi perhatian yang sangat besar terhadap perkembangan Usaha


Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM). Tidak saja jumlah UMKM di Indonesia
mendominasi, tetapi juga UMKM dapat lebih bertahan dari terpaan krisis global.
Berbagai inisiatif selalu diusahakan oleh pemerintah melalui Kementerian Negara
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah agar semakin banyak individu mau menekuni
dunia wirausaha dalam bentuk pendirian UMKM. Meskipun dukungan pemerintah
semakin nyata tetapi berbagai tantangan juga menghadang para wirausahawan dalam
menjadikan UMKM berhasil. Salah satu tantangan utama dan kongkrit yang
dihadapi oleh wirausahawan UMKM adalah terkait dengan pengelolaan dana.
Ketidak-beresan pengelolaan dana seringkali menjadi pemicu terjadinya
permasalahan-permasalahan yang berujung kegagalan UMKM.

Inisiatif utama dalam pengelolaan dana adalah dengan mempraktikkan akuntansi


dengan baik. Menariknya, akuntansi yang selama ini dianggap hal yang sulit
ternyata dapat dipahami dan dipraktikkan secara mudah. Penerapan akuntansi
merupakan langkah mudah tetapi memberi manfaat luar biasa bagi UMKM Anda.
Dengan akuntansi yang memadai maka UMKM Anda dapat memenuhi persyaratan
dalam pengajuan kredit berupa laporan keuangan, mengevaluasi kinerja, mengetahui
posisi keuangan, menghitung pajak, dan manfaat-manfaat lainnya yang mungkin
tidak Anda duga selama ini.


AsgardChapter 1

BAB 01: UMKM di Indonesia dan Peranan Akuntansi

01. PERKEMBANGAN UMKM


Selama periode tahun 2007-2008, jumlah UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah) mengalami peningkatan sebesar 2,88%. Tabel berikut ini menunjukkan
perkembangan jumlah dan proporsi jenis-jenis usaha di Indonesia.
Peraga 1.1:
Jumlah Unit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan
Usaha Besar (UB) tahun 2007-2008
TAHUN 2007 *) TAHUN 2008 **) PERKEMBANGAN
NO SKALA USAHA
Jumlah Pangsa Jumlah Pangsa
JUMLAH %
(Unit) (%) (Unit) (%)

1. Usaha Mikro 49.287.276 98,91 50.697.659 98,90 1.410.383 2,86

2. Usaha Kecil (UK) 498.565 1,00 520.221 1,01 21.656 4,34

3. Usaha Menengah (UM) 38.282 0,08 39.657 0,08 1.375 3,59

Usaha Kecil dan Menengah


49.824.123 99,99 51.257.537 99,99 1.433.414 2,88
(UMKM)

4. Usaha Besar (UB) 4.463 0,01 4.372 0,01 (91) (2,04)

JUMLAH 49.828.586 51.261.909 1.433.323 2,88


Keterangan:
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara

Peraga 1.2:
Proporsi kontribusi UMKM dan Usaha Besar (UB) terhadap PDB Nasional
tahun 2007-2008 menurut Harga Konstan tahun 2000

100%

80% 41,60 41,67


60%
14,62 14,68
40% 10,83 10,87
20% 32,95 32,78
0%
2007 2008
Mikro UK UM UB


AsgardChapter 2

BAB 01: UMKM di Indonesia dan Peranan Akuntansi

Berdasar informasi dari kementerian Bagian Data - Biro Perencanaan


Kementerian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia, UMKM memberi
berbagai jenis kontribusi, antara lain adalah sebagai berikut:
a. Kontribusi UMKM terhadap Penciptaan Investasi Nasional; Pembentukan
Investasi Nasional menurut harga berlaku:
1) Tahun 2007, kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp461,10 triliun atau
52,99% dari total investasi nasional sebesar Rp870,17 triliun.
2) Tahun 2008, kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp179,27
triliun atau 38,88% menjadi Rp640,38 triliun.
Peraga 1.3:
Kontribusi UMKM dan Usaha Besar (UB) terhadap Pembentukan Investasi
Nasional tahun 2007-2008 menurut Harga Berlaku
1.400,00

1.200,00

1.000,00
570.32TriliunRupiah
800,00
409.07TriliunRupiah
600,00
288.33TriliunRupiah
400,00
209.24TriliunRupiah
200,00 250.52TriliunRupiah
180.20TriliunRupiah
0,00 71.66TriliunRupiah 101.53TriliunRupiah

2007 2008
Tahun
Mikro UK UM UB

b. Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional; PDB


Nasional menurut harga berlaku:
1) Tahun 2007, kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga
berlaku tercatat sebesar Rp 2.105,14 triliun atau 56,23%.
2) Tahun 2008, kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga
berlaku tercatat sebesar Rp2.609,36 triliun atau 55,56%.


AsgardChapter 3

BAB 01: UMKM di Indonesia dan Peranan Akuntansi

Peraga 1.4:
Kontribusi UMKM dan Usaha Besar (UB) terhadap PDB Nasional tahun 2007-2008
menurut Harga Berlaku (Rp Triliun)
Tahun2007 Tahun2008
UB Mikro UB Mikro
1.638,84 1.208,03 2.087,12 1.505,31
43,77% 32,27% 44,44% 32,05%

UK385,31 UK473,27
10,29% 10,08%
UM511,79 UM630,79
13,67% 13,43%

c. Kontribusi UMKM dalam Penyerapan Tenaga Kerja Nasional; Pada tahun 2008,
UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90.896.270 orang atau 97,04%
dari total penyerapan tenaga kerja, jumlah ini meningkat sebesar 2,43%.
Peraga 1.5:
Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja
UMKM dan Usaha Besar (UB) tahun 2007-2008
TAHUN 2007 *) TAHUN 2008 **) PERKEMBANGAN
NO SKALA USAHA
Jumlah Pangsa Jumlah Pangsa
JUMLAH %
(Orang) (%) (Orang) (%)

1. Usaha Mikro 81.732.430 88,30 83.647.711 89,30 1.915.281 2,34

2. Usaha Kecil (UK) 3.864.995 4,22 3.992.371 4,26 127.376 3,30

3. Usaha Menengah (UM) 3.142.319 3,43 3.256.188 3,48 113.869 3,62

Usaha Kecil dan Menengah


88.739.744 96,95 90.896.270 97,04 2.156.526 2,43
(UMKM)
4.
Usaha Besar (UB) 2.788.518 3,05 2.776.214 2,96 (12.304) (0,44)

JUMLAH 91.528.262 93.672.484 2.144.222 2,34

Keterangan:
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara

d. Kontribusi UMKM terhadap Penciptaan Devisa Nasional; Pada tahun 2008,


kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional melalui ekspor non
migas mengalami peningkatan sebesar Rp 40,75 triliun atau 28,49%.


AsgardChapter 4

BAB 01: UMKM di Indonesia dan Peranan Akuntansi

Secara singkat dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama (soko
guru) perekonomian Indonesia. Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya
mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang relatif
rendah. Oleh karena itu, adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM diharapkan
mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan. Menariknya,
UMKM menjadikan perekonomian Indonesia tidak terkena dampak negatif yang
signifikan akibat terjadinya krisis global yang dirasakan sebagian besar negara di
belahan dunia karena kegiatan operasional UMKM dapat mandiri dan tidak
menanggung beban besar akibat krisis tersebut. UMKM justru sebaliknya
diharapkan dapat memanfaatkan berbagai peluang usaha akibat terjadinya krisis
dunia tersebut karena ketidak-mampuan perusahaan-perusahaan besar dunia
menanggung biaya yang besar akibat biaya tetap operasional maupun biaya yang
ditanggung karena utang.

02. DEFINISI UMKM


Bentuk UMKM dapat berupa perusahaan perseorangan, persekutuan, seperti
misalnya firma dan CV, maupun perseroan terbatas. UMKM dapat dikategorikan
menjadi 3 terutama berdasar jumlah aset dan omzet sebagaimana tercantum di
Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM sebagai berikut:
a. Usaha Mikro: Usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria:
1) Aset Rp50 juta
2) Omzet Rp300 juta
b. Usaha Kecil: Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
orang perorangan/badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan/bukan
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi
kriteria:
1) Rp 50 juta < Aset Rp500 juta
2) Rp 300 juta < Omzet Rp2,5 miliar
c. Usaha Menengah: Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan


AsgardChapter 5

BAB 01: UMKM di Indonesia dan Peranan Akuntansi

anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha
besar yang memenuhi kriteria:
1) Rp500 juta < Aset Rp2,5 miliar
2) Rp2,5 miliar < Omzet Rp50 miliar

03. PELUANG UMKM


Perhatian pemerintah terhadap UMKM yang sangat besar merupakan langkah
strategis yang tepat dibutuhkan bangsa Indonesia. Pembentukan Kementerian
Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah merupakan cerminan keseriusan
dan kepedulian pemerintah terhadap UMKM. Berikut ini informasi terkini terkait
dengan program-program unggulan pemerintah untuk menumbuh-kembangkan
UMKM di Indonesia (sumber: www.depkop.go.id):
a. Menteri Negara Koperasi dan UKM (Mennegkop UKM) terpilih Syarif Hasan
memasukkan program kredit usaha rakyat (KUR) sebagai salah satu agenda
prioritas dalam 100 hari kepemimpinannya. Hal ini dimaksudkan untuk
mendorong pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) serta
menggerakkan sektor riil. "Ke depan, dalam program 100 hari, kami tetap terus
melanjutkan program kerja dari menteri koperasi dan UKM sebelumnya.
Program KUR yang ada sekarang dilanjutkan dan perlu diberikan
improvement, baik dari segi kuantitas maupun kualitas," kata Menteri Negara
Koperasi dan UKM yang baru Syarif Hasan (Investor Daily, 26 Oktober 2009).
b. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) minta dilibatkan
sebagai penilai UKM yang layak mendapat dana program kemitraan dan bina
lingkungan (PKBL) BUMN. Dana PKBL beredar (outstanding) saat ini
mencapai Rp1,5 triliun. Ditengarai bahwa UKM tidak mendapat manfaat
banyak dari program PKBL tersebut (Jurnal nasional, 10 Desember 2009).
c. Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) KUMKM hampir dipastikan hanya
mampu merealisasikan Rp400 miliar atau sekitar 47% dari anggaran yang
tersedia (Rp851 miliar) tahun ini. Untuk lebih mengoptimalkan penyaluran,
LPDB mengimbau dinas-dinas koperasi dan UKM mengajukan nama-nama
KUMKM yang perlu pembiayaan, terutama KUMKM yang feasible, namun


AsgardChapter 6

BAB 01: UMKM di Indonesia dan Peranan Akuntansi

belum bankable. Kebijakan yang selama ini diberlakukan dapat diubah dengan
persetujuan Menteri (Bisnis Indonesia, 16 Desember 2009).

d. Kementerian Negara Koperasi dan UKM tengah mengevaluasi sekitar 400


peraturan daerah (perda) bermasalah yang dinilai membebani pelaku usaha
UMKM. Deputi Bidang kelembagaan Kementerian Negara Koperasi dan UKM
menjelaskan jika perda itu temyata menghambat perkembangan UMKM akan
dilakukan pencabutan izinnya sesuai dengan undang-undang (UU). Dari 400
perda yang dievaluasi, sejumlah 63 di antaranya sudah dibatalkan, sedangkan
targetnya sebanyak 160 perda dievaluasi. Sebanyak 40 perda yang dipandang
bertentangan dengan UU adalah pajak dan retribusi, dan perda vang paling
menonjol untuk dievaluasi adalah yang terkait dengan perizinan.

Penulis optimis bahwa di masa datang akan semakin banyak program inovatif
yang dikembangkan pemerintah untuk menjadikan UMKM, disamping koperasi,
sebagai soko guru perekonomian bangsa Indonesia.

04. TANTANGAN UMKM


Meskipun dukungan pemerintah Indonesia sangat besar, menjadikan UMKM
berhasil bukan berarti tanpa kendala. Berikut ini tantangan UMKM di Indonesia
sebagaimana dikutip sebagian dari tulisan Prof. Dr. Mudrajad Kuncoro(2008):
a. Ketiadaan pembagian tugas yang jelas antara bidang administrasi dan operasi.
Kebanyakan UMKM dikelola perorangan yang merangkap sebagai pemilik
sekaligus pengelola perusahaan, serta memanfaatkan tenaga kerja dari keluarga
dan kerabat dekatnya.
b. Rendahnya akses industri kecil terhadap lembaga-lembaga kredit formal
sehingga mereka cenderung menggantungkan pembiayaan usahanya dari
modal sendiri atau sumber-sumber lain seperti keluarga, kerabat, pedagang
perantara, bahkan rentenir.
c. Kekurang-jelasan status hukum sebagian besar UMKM.Mayoritas UMKM
merupakan perusahaan perorangan yang tidak berakta notaris, 4,7% tergolong
perusahaan perorangan berakta notaris,dan hanya 1,7% yang sudah mempunyai
badan hukum seperti misalnya PT/NV, CV, firma, atau koperasi.


AsgardChapter 7

BAB 01: UMKM di Indonesia dan Peranan Akuntansi

05. PERANAN AKUNTANSI DI UMKM


Penulis meyakini bahwa permasalahan tentang pengelolaan dana merupakan
faktor kunci yang dapat menyebabkan keberhasilan, atau justru kegagalan, UMKM.
Meskipun banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi UMKM tetapi persoalan-
persoalan di UMKM lazimnya muncul akibat kegagalan UMKM mengelola dana.
Kesalahan dalam pengelolaan dana berupa kas dapat menyebabkan UMKM secara
mendadak mengalami kekurangan uang tunai untuk menjalankan operasional harian.
Kekurang-cermatan pengelolaan dana menyebabkan wirausahawan mencampur-
adukkan dana perusahaan dengan dana pribadi. Selanjutnya, pengelolaan dana yang
buruk berakibat perusahaan tidak dapat mencegah, mendeteksi maupun mengoreksi
tindak kecurangan yang terjadi di perusahaan. Oleh karena itu, adalah hal yang dapat
dimaklumi jika bank-bank pemberi kredit selalu mensyaratkan UMKM calon
penerima kredit untuk menyampaikan informasi keuangan. Berdasar informasi
keuangan tersebut bank mengintepretasikan kemampuan UMKM dalam mengelola
dana, dan memprediksi risiko kegagalan usaha yang dijalankan karena ketidak-
mampuan UMKM dalam mengelola dana.

Metoda praktis dan manjur dalam pengelolaan dana di perusahaan bisnis,


termasuk UMKM, adalah dengan mempraktikkan akuntansi secara baik. Pada
prinsipnya, akuntansi adalah sebuah sistem yang mengolah transaksi menjadi
informasi keuangan. Dengan demikian, akuntansi menjadikan UMKM dapat
memperoleh berbagai informasi keuangan yang penting dalam menjalankan
bisnisnya. Berikut ini beberapa informasi keuangan yang dapat diperoleh UMKM
jika mempraktikkan akuntansi dengan baik dan benar:
a. Informasi kinerja perusahaan; Akuntansi menghasilkan laporan laba/rugi
(income statements) yang mencerminkan kemampuan UMKM dalam
menghasilkan laba. Informasi ini sangat penting karena UMKM dapat
menggunakan laporan laba/rugi sebagai bahan evaluasi secara periodik. Jika
laporan laba/rugi menunjukkan bahwa perusahaan mengalami rugi atau
penurunan laba dibanding periode sebelumnya maka perusahaan menganalisis
penyebab-penyebab terjadinya kerugian atau penurunan laba. Sebaliknya, jika
laporan laba/rugi menunjukkan bahwa UMKM memperoleh laba atau kenaikan
laba dibanding periode sebelumnya maka perusahaan dapat mempertahankan
proses bisnis yang telah dilakukan, atau mengembangkan proses bisnis agar
laba meningkat.

AsgardChapter 8

BAB 01: UMKM di Indonesia dan Peranan Akuntansi

b. Informasi penghitungan pajak; Berdasar laporan laba/rugi yang dihasilkan


akuntansi, UMKM dapat secara akurat menghitung jumlah pajak yang harus
dibayar untuk periode tertentu, atau bahkan dapat mengajukan restitusi pajak.
c. Informasi posisi dana perusahaan; Akuntansi menghasilkan neraca (balance
sheets) yang mencerminkan penggunaan dana berupa aset (disebut harta atau
aktiva) dan sumber-sumber pemerolehan dana yang berasal dari utang dan
ekuitas. Informasi ini penting karena memberi gambaran tentang posisi
keuangan perusahaan pada tanggal tertentu. Berdasar informasi keuangan yang
terdapat di neraca, perusahaan maupun pihak lain dapat mengetahui apakah
aset yang dimiliki oleh perusahaan pendanaannya sebagian besar berasal dari
utang atau dari ekuitas. Perusahaan dengan komposisi utang yang sangat besar
berisiko tinggi karena perusahaan harus menanggung biaya tetap berupa bunga
utang.
d. Informasi perubahan modal pemilik; Akuntansi menghasilkan laporan
perubahan ekuitas (statements of equity changes) yang mencerminkan
perubahan sumber pendanaan, terutama yang berasal dari ekuitas. Pemilik
perusahaan membutuhkan informasi ini untuk mengetahui perkembangan
modal yang telah ditanamkan ke perusahaan. Pemerolehan laba yang tinggi
tidak selalu mencerminkan kesuksesan perusahaan jika ternyata pengambilan
dana oleh pemilik melebihi laba yang dihasilkan.
e. Informasi pemasukan dan pengeluaran kas; Akuntansi menghasilkan
laporan arus kas (statements of cash flow) yang mencerminkan pemerolehan
dan penggunaan aset utama berupa kas. Pengelolaan dana perusahaan lazimnya
berhubungan positif dengan keberhasilan perusahaan; semakin baik
pengelolaan kas maka semakin besar kesuksesan yang diraih perusahaan, dan
sebaliknya.
f. Informasi perencanaan kegiatan; Akuntansi menghasilkan laporan anggaran
(budget) yang menggambarkan kegiatan-kegiatan yang direncanakan
perusahaan selama periode tertentu, beserta pendanaan yang akan dibutuhkan
atau yang diperoleh.
g. Informasi besaran biaya; Akuntansi menghasilkan informasi tentang
beraneka ragam biaya yang telah dikeluarkan beserta informasi lainnya yang
terkait dengan pengeluaran biaya tersebut. Sebagai contoh, akuntansi dapat
menyediakan informasi tentang fluktuasi biaya yang harus ditanggung
perusahaan per hari, minggu, bulan, dst.

AsgardChapter 9

BAB 01: UMKM di Indonesia dan Peranan Akuntansi

Masih banyak informasi keuangan yang dapat dihasilkan oleh akuntansi. Oleh
karena itu, jika Anda masih menganggap bahwa akuntansi itu tidak penting maka
sebenarnya Anda mengambil risiko bahwa keputusan-keputusan yang Anda buat
sebenarnya justru merugikan perusahaan, atau bahkan menempatkan cita-cita Anda
dalam situasi yang membahayakan karena mengalami kegagalan yang disebabkan
oleh masalah keuangan, bukan masalah kehebatan Anda dalam berbisnis.

Walaupun akuntansi menyediakan informasi keuangan yang penting bagi


kesuksesan UMKM tetapi sampai saat ini ditengarai masih banyak UMKM yang
belum menggunakan akuntansi. Masih banyak pengusaha ketika diberikan
pertanyaan mengenai laba yang didapatkan, mereka menjawab bukan dengan
nominal angka rupiah melainkan dengan benda-benda berujud seperti motor, rumah,
sawah, atau mobil. Pertanyaan konkritnya seperti berikut ini: Berapa
laba/keuntungan yang Bapak/Ibu dapatkan tahun ini? Jawabannya: Laba saya
tahun ini motor dan sawah. Jawaban tersebut tidak menggambarkan laba yang
sebenarnya didapatkan oleh perusahaan karena motor, sawah dan aset lainnya
merupakan salah satu penggunaan dana yang mungkin didanai dari laba atau justru
dari utang ataupun pengambilan modal pemilik.

Mungkin sebagian dari Anda sudah menyadari arti penting akuntansi.


Persoalan yang muncul justru dalam memahami akuntansi itu sendiri. Jika selama
ini Anda beranggapan bahwa akuntansi itu sulit, maka setelah membaca buku ini
maka anggapan tersebut akan sirna seketika. Sesungguhnya akuntansi itu logis dan
sangat mudah. Akuntansi dikatakan logis karena ternyata akuntansi dikembangkan
berdasar logika yang selama ini memang sudah diyakini kebenarannya oleh
masyarakat awam. Selanjutnya, akuntansi dikatakan mudah karena proses akuntansi
yang berlaku di akuntansi adalah sangat sederhana yang dapat dilakukan secara
manual maupun berbasis komputer. Padahal kita tahu bahwa akuntansi merupakan
kegiatan pokok yang harus dilakukan untuk pengelolaan dana dan memberi manfaat
yang luar biasa bagi perusahaan. Oleh karena itu, marilah kita menyempatkan waktu
sejenak untuk mempelajari buku ini agar perusahaan Anda dapat mempraktikkan
akuntansi dengan baik dan benar.


AsgardChapter 10

BAB 02 Pengetahuan Dasar Akuntansi

BAB 02

PENGETAHUAN DASAR
AKUNTANSI

ABSTRAK

Sepanjang perekonomian negara menggunakan uang sebagai alat pembayaran maka


akuntansi selalu berperan penting. Oleh karena itu, berbagai organisasi, seperti
misalnya UMKM, lembaga pemerintahan, yayasan, organisasi kemasyarakatan,
bahkan toko kecil-pun membutuhkan akuntansi. Konsekuensinya, Kita perlu
memahami logika dan mekanisme kerja akuntansi agar dapat mempraktikkan
akuntansi secara baik dan benar untuk mencapai tujuan bisnis UMKM.

Akuntansi menyajikan informasi yang bersifat keuangan. Pengembangan akuntansi


berlandas pada 3 (tiga) pilar utama, yaitu matematika, prinsip dasar, dan rancang-
bangun. Pilar matematika digunakan untuk menjaga keseimbangan antara total
penggunaan dana dan total pemerolehan dana. Secara logika kita semua sepakat
bahwa besarnya penggunaan dana harus selalu sama dengan besarnya pemerolehan
dana. Pilar prinsip dasar menjadikan pengembangan akuntansi lebih terarah.
Selanjutnya, pilar rancang-bangun menjadikan akuntansi dapat menyajikan
informasi keuangan sesuai kebutuhan para pengguna dengan tetap memenuhi pilar
Matematika dan pilar Prinsip dasar.


AsgardChapter11

BAB 02 Pengetahuan Dasar Akuntansi

01. DEFINISI AKUNTANSI


Akuntansi didefinisikan (Warsono, Darmawan dan Ridha, 2008):

adalah proses sistematis untuk mengolah transaksi menjadi informasi keuangan


yang bermanfaat bagi para penggunanya.

Akuntansi terdiri dari 3 (tiga) komponen utama, yaitu:


1. Input (masukan); berupa peristiwa bisnis yang bersifat keuangan (transaksi).
2. Proses (prosedur); terdiri dari berbagai kegiatan untuk mengolah input
akuntansi. Proses utama akuntansi adalah pencatatan yang terdiri dari 2 (dua)
fungsi, yaitu penjurnalan dan pemindah-bukuan.
3. Output (keluaran); berupa informasi keuangan. Output akuntansi yang banyak
dikenal adalah laporan keuangan (financial statements).
Peraga 2.1:
Definisi Akuntansi

INPUT PROSES OUTPUT


Transaksi ke-1

Penyiapan Pencatatan Informasi


Transaksi ke-2
Transaksi Transaksi Keuangan

Transaksi ke-n

Banyak pihak membutuhkan informasi akuntansi. Para pengguna


memanfaatkan informasi akuntansi untuk memenuhi berbagai kepentingan masing-
masing. Sebagai contoh, pemilik membutuhkan informasi akuntansi untuk menilai
perkembangan modal yang disetorkan, kreditor membutuhkan informasi akuntansi
untuk menilai kemampuan UMKM melunasi pinjaman, dan manajer membutuhkan
akuntansi untuk mengetahui prestasi kerjanya.


AsgardChapter12

BAB 02 Pengetahuan Dasar Akuntansi

Peraga 2.2:
Pengguna Informasi Akuntansi

Pemilik
Manajer Kreditor

Karyawan Pemerintah

Pemasok Pelanggan
Serikat
Kerja

Akuntansi dapat dianalogikan dengan produk teknologi seperti misalnya


komputer, pesawat terbang, dsb. Akuntansi dirancang sebagai alat untuk memenuhi
kebutuhan manusia berupa informasi keuangan. Sebagai alat, oleh karena itu,
akuntansi harus berlandas pada minimal 3 pilar, yaitu pengetahuan yang mapan
(dalam hal ini adalah matematika), prinsip-prinsip dasar, dan rancang-bangun.
Pembahasan masing-masing pilar utama disajikan berikut ini.

02. PILAR PERTAMA AKUNTANSI: MATEMATIKA


Akuntansi berdasarkan pada persamaan matematika dasar yang dituangkan
dalam bentuk persamaan PENGGUNAAN DANA = PEMEROLEHAN DANA.
Dana (fund) secara konseptual merupakan abstraksi dari sesuatu yang dapat diukur
secara keuangan. Perlu ditegaskan disini bahwa dana tidak selalu berarti uang tunai.
Dana dapat berupa janji, pemanfaatan fasilitas, dsb.

Penggunaan dana di akuntansi dapat berbentuk ASET (lazim dikenal sebagai


aktiva/harta), BIAYA yang diakui, dan PENGEMBALIAN EKUITAS dari
UMKM ke pemilik. Sedangkan pemerolehan dana dapat bersumber dari UTANG
(pinjaman dari kreditor), dari EKUITAS (pendanaan yang berasal dari setoran
modal pemilik, laba yang dihasilkan UMKM, maupun pendanaan dari sumber lain-
lain selain utang), dan dari PENDAPATAN yang dihasilkan UMKM.


AsgardChapter13

BAB 02 Pengetahuan Dasar Akuntansi

Peraga 2.3:
Persamaan Akuntansi
ASET + BIAYA + PENGEMBALIAN EKUITAS = UTANG + EKUITAS + PENDAPATAN

PENGGUNAAN DANA = PEMEROLEHAN DANA

Jika total penggunaan dana lebih besar dibanding total pemerolehan dana maka
dapat dipastikan telah terjadi kesalahan karena terdapat dana yang tidak dapat
dijelaskan dari mana sumber pendanaannya. Demikian pula sebaliknya, jika total
penggunaan dana lebih kecil dibanding total pemerolehan dana maka dapat
dipastikan telah terjadi kesalahan karena terdapat dana yang belum
dipertanggungjawabkan oleh UMKM. Sebagai penegasan terhadap validitas
persamaan matematika yang digunakan di akuntansi, berikut ini dicantumkan
pernyataan yang terkait dengan ilmu Fisika sebagai berikut:
To every Action there is always opposed an equal Reaction (Isaac Newton,
PhilosophiaeNaturalisPrincipiaMathematica)

Setiap transaksi (peristiwa bisnis yang bersifat keuangan) akan dianalisis dan
diolah akuntansi berdasar persamaan akuntansi. Penjelasan dan praktik analisis
transaksi dibahas lebih lanjut di Bab 3.

03. PILAR KEDUA AKUNTANSI: PRINSIP DASAR


Seperti halnya produk teknologi, akuntansi juga mendasarkan diri pada prinsip-
prinsip yang berlaku umum yang dikenal sebagai prinsip-prinsip akuntansi berterima
umum. Per definisi, Prinsip-Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) terdiri dari
seperangkat konsep, standar, prosedur, metoda, konvensi, dan praktik yang sehat
yang dijadikan pedoman dalam penerapan akuntansi (Suwardjono, 2002). PABU
menjadikan informasi keuangan yang dihasilkan akuntansi dapat dipahami dan
bermanfaat bagi banyak pengguna. Di Indonesia, salah satu jenis PABU adalah
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang ditetapkan oleh Dewan Standar Akuntansi
Keuangan (DSAK).

PABU ditetapkan melalui pertimbangan yang rasional dan hati-hati. Berikut ini
disebutkan contoh 10 (sepuluh) PABU:


AsgardChapter14

BAB 02 Pengetahuan Dasar Akuntansi

a. Konsep Kesatuan Usaha (Economic Entity Concept); Prinsip ini menyatakan


bahwa UMKM dianggap sebagai entitas yang berdiri sendiri, terlepas dari
pemiliknya. Sebagai implikasinya, hubungan antara UMKM dan pemilik
diperlakukan sebagai transaksi antara dua pihak yang terpisah.
b. Satuan Moneter (Monetary Unit); Informasi akuntansi disajikan dalam bentuk
satuan uang (Indonesia: Rupiah).
c. Kelangsungan Usaha (Going Concern); Prinsip ini merupakan asumsi yang
digunakan oleh akuntansi, yaitu bahwa UMKM akan melanjutkan usahanya di
masa depan tanpa batas waktu.
d. Periodisasi (Periodicity); Prinsip ini menetapkan bahwa masa hidup UMKM
terdiri dari perioda-perioda. Salah satu konsekuensi dari prinsip ini adalah
bahwa UMKM melakukan penyusunan laporan keuangan secara periodik.
e. Kos Historis (Historical Cost); Prinsip ini menjadikan akuntansi mengukur
transaksi sebesar harga perolehan (kos) pada saat transaksi terjadi.
f. Substansi Mengungguli Bentuk (Substance Over Form); Prinsip ini
menyatakan bahwa akuntansi lebih mengutamakan substansi (makna ekonomis
yang sesungguhnya) sebuah transaksi dibanding aspek formal (legal). Berdasar
ketentuan ini maka transaksi sewa-guna (leasing) yang memenuhi kriteria
tertentu dicatat sebagai aset tetap meskipun secara legal UMKM tidak
mempunyai hak kepemilikan atas aset tetap tersebut.
g. Dasar Akrual (Accrual Basis); Prinsip ini terkait dengan elemen pendapatan
dan biaya; pengakuan pendapatan dan biaya dicatat berdasar waktu terjadinya
pendapatan dan biaya tersebut, bukan berdasar saat penerimaan atau
pengeluaran kas. Meskipun kas belum diterima tetapi jika pendapatan telah
memenuhi kriteria untuk diakui maka akan dicatat pada perioda terjadinya
pendapatan. Dasar akrual ini juga berlaku untuk pengakuan biaya. Meskipun
kas belum dibayarkan tetapi jika biaya telah memenuhi kriteria untuk diakui
maka akan dicatat pada perioda terjadinya biaya.
h. Penandingan Biaya dengan Pendapatan (Matching Cost With Revenue); Prinsip
ini menggunakan analogi bahwa kinerja sebuah entitas seharusnya dilakukan
dengan menandingkan antara usaha (effort) yang dilakukan dengan pencapaian
(achievement) yang dihasilkan.


AsgardChapter15

BAB 02 Pengetahuan Dasar Akuntansi

i. Konservatisma (Conservatism); Prinsip ini menjadikan akuntansi mengakui


segera biaya/rugi potensial yang kemungkinan besar terjadi di masa datang,
dan mengakui pendapatan/laba potensial hanya jika pendapatan/laba tersebut
memenuhi syarat untuk diakui.
j. Analisis Manfaat & Biaya (Cost & Benefit Analysis); Berlandas prinsip ini
maka pencatatan akuntansi dilakukan sepanjang manfaat yang diperoleh lebih
besar dibanding biaya yang harus ditanggung untuk menghasilkan informasi
tersebut.

Beberapa PABU yang disebutkan di atas akan dibahas lebih lanjut di bab-bab
selanjutnya buku ini.Yang perlu diketahui, prinsip-prinsip dasar ini dipilih berdasar
pertimbangan yang hati-hati yang diharapkan dipegang teguh dalam kondisi
normal. Selanjutnya, pemilihan prinsip-prinsip dasar yang digunakan bukan karena
pertimbangan benar atau salah semata karena setiap pilihan prinsip memiliki
kelebihan dan kekurangan masing-masing.

04. PILAR KETIGA AKUNTANSI: RANCANG-BANGUN


Sebagai sebuah sistem maka fungsi-fungsi akuntansi harus dirancang-bangun
(reengineering) secara sistematis agar penyediaan informasi keuangan dapat
dilakukan secara efektif dan efisien. Rancang-bangun di akuntansi bersifat dinamis
agar akuntansi dapat menyajikan informasi keuangan yang sesuai kebutuhan para
penggunanya dengan tetap berpegang pada pilar Matematika dan Prinsip dasar.

Salah satu bentuk rancang-bangun akuntansi adalah penggunaan berbagai


format media yang digunakan untuk pencatatan akuntansi. Sebagai contoh, format
akun (sebagian orang awam menyebutnya rekening) dapat berbeda-beda antar
UMKM; pada dasarnya, format, tata cara, maupun informasi yang disajikan di akun
menggunakan rancangan yang dibuat dan disesuaikan dengan kebutuhan masing-
masing UMKM.

05. SIKLUS AKUNTANSI KEUANGAN


Satu siklus akuntansi terdiri dari 2 kelompok waktu, yaitu sub-siklus Selama
Perioda Berjalan dan sub-siklus Pada Akhir Perioda. Peraga 2.4 menyajikan fungsi-


AsgardChapter16

BAB 02 Pengetahuan Dasar Akuntansi

fungsi pokok di satu siklus akuntansi, beserta dengan sub-siklusnya. Pembahasan


lebih detail tentang masing-masing tahap akan dibahas di Bab 5 dan Bab 6.
Peraga 2.4:
Siklus Akuntansi Keuangan

SELAMA PERIODA BERJALAN PADAAKHIRPERIODA

Transaksi Transaksi
ke1 ken 05. PenyusunanLaporan

a. PembuatanDaftarSaldosebelumPenyesuaian
01.Pengidentifikasian
Transaksi

b.PencatatanPenyesuai(adjustingentries) dan
pencatatanpengoreksi(correcting entires)
02.PengukuranTransaksi

c.PembuatanDaftarSaldosetelah Penyesuaian

03.Pendokumentasian
TransaksikeBukti

d.PenyusunanLaporanLaba/Rugi

04.PenulisanTransaksike
BukuHarian
e.PencatatanPenutup(closing entries)

05.PencatatanJurnal
(Penjurnalan) f.PenyusunanLaporanPerubahanEkuitas,Neraca
&LaporanArusKas

06.PencatatanBukuBesar
g.PencatatanPembalik(reversingentries)
(Pemindahbukuan)


AsgardChapter17

BAB 02 Pengetahuan Dasar Akuntansi

PENERBIT BUKU AKUNTANSI

Siklus Akuntansi di Perusahaan Jasa Akuntansi Dasar Akuntansi SMK


(+) LKS) (+) E-book (Kelas X)

Akuntansi Itu
Ternyata Akuntansi di Perusahaan Dagang
Akuntansi Pengantar 1
Berbasis Matematika Logis dan Mudah (+) LKS)
(Edisi 2)

Buku-Buku di atas Tersedia di TOKO BUKU GRAMEDIA, TOGA MAS, GUNUNG AGUNG, dll
Dapatkan Discount Khusus untuk keperluan perpustakaan sekolah, dan Perguruan Tinggi

Untuk Pemesanan Hubungi:


Kantor:
Jl. Lely no. 203 Perumnas Condongcatur Depok, Sleman, Yogyakarta
Hub: (0274) 881530, 7834827, 081253439202

AsgardChapter18

BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun

BAB 03

ANALISIS TRANSAKSI
BERBASIS AKUN



ABSTRAK

Transaksi merupakan input yang diolah akuntansi untuk menghasilkan informasi


keuangan. Oleh karena itu, analisis terhadap transaksi merupakan langkah penting
dan krusial di akuntansi. Analisis transaksi dimaksudkan untuk mengidentifikasi
perubahan yang terjadi yang disebabkan oleh transaksi tersebut. Menariknya,
analisis transaksi sepenuhnya mendasarkan diri persamaan akuntansi yang berupa
persamaan aljabar sehingga kegiatan ini mudah dipahami. Oleh karena berlandas
persamaan akuntansi yang merupakan persamaan matematika maka perubahan yang
disebabkan oleh suatu transaksi harus selalu tetap menjaga keseimbangan persamaan
akuntansi sebagai cerminan dari keseimbangan antara penggunaan dan dan
pemerolehan dana. Salah satu prinsip dasar yang digunakan dalam melakukan
analisis transaksi adalah PABU Konsep Kesatuan usaha (economic entity concept).

Informasi keuangan di akuntansi disajikan berbasis akun. Pada dasarnya akun-akun


merupakan penjabaran dari elemen atau variabel persamaan akuntansi. Jumlah akun
yang dibentuk UMKM menyesuaikan jenis-jenis transaksi yang terjadi di UMKM.
Oleh karena akuntansi berbasis akun maka analisis transaksi juga berdasar akun,
tidak hanya berdasar elemen-elemen yang terdapat di persamaan akuntansi. Di bab
ini Kita diajak untuk mempraktikkan analisis transaksi yang lazim terdapat di
UMKM.


AsgardChapter19

BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun

Input akuntansi berupa transaksi, yaitu peristiwa bisnis yang bersifat keuangan.
Disebut bersifat keuangan jika peristiwa bisnis yang terjadi di UMKM menyebabkan
terjadinya perubahan secara keuangan, baik dalam penggunaan dana dan/atau dalam
bentuk pemerolehan dana. Berikut ini beberapa contoh transaksi:
a. Pembelian bahan baku Rp1.000.000;
b. Pembayaran gaji karyawan secara tunai Rp1.600.000;
c. Penyewaan kendaraan Rp300.000;
d. Barter barang dagangan dengan UMKM atau perusahaan lain Rp500.000;
e. Penerimaan setoran modal dari pemilik;
f. Pengambilan uang tunai UMKM untuk kepentingan pemilik; dan
g. Pembayaran rekening listrik Rp100.000 oleh pemilik yang merupakan
tanggungan (biaya) UMKM.

Transaksi-transaksi yang terjadi di UMKM akan dianalisis dan selanjutnya


diproses secara sistematis oleh akuntansi untuk menghasilkan informasi keuangan.
Analisis transaksi di akuntansi berdasar sepenuhnya persamaan akuntansi yang
lazimnya dituliskan sebagai berikut:

Aset + Biaya + Pengembalian Ekuitas = Utang + Ekuitas + Pendapatan

ASET, BIAYA, dan PENGEMBALIAN EKUITAS merupakan elemen-


elemen yang mencerminkan JENIS-JENIS PENGGUNAAN DANA, sedangkan
UTANG, EKUITAS, dan PENDAPATAN merupakan elemen-elemen yang
mencerminkan SUMBER-SUMBER PEMEROLEHAN DANA.

Setiap transaksi akan menyebabkan perubahan minimal di satu elemen


persamaan akuntansi di atas, dengan ketentuan keseimbangan antara total moneter
sisi kiri dan total moneter sisi kanan persamaan akuntansi harus selalu terjaga
(konsekuensi dari pilar Matematika). Disamping berbasis persamaan akuntansi,
analisis transaksi mendasarkan diri pada PABU Konsep kesatuan usaha (economic
entity concept) yang dijelaskan berikut ini.


AsgardChapter20

BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun

01. PABU: KONSEP KESATUAN USAHA


Salah satu PABU yang berlaku di akuntansi adalah Konsep kesatuan usaha
(economic entity concept). Konsep kesatuan usaha memandang UMKM sebagai
suatu entitas yang terpisah dari pemiliknya. Berlandas konsep kesatuan usaha ini
maka akuntansi menyajikan gambaran tentang UMKM sebagai entitas yang berdiri
sendiri, tidak tercampur dengan pemiliknya. Berdasar PABU Konsep kesatuan usaha
ini maka semua transaksi yang dicatat oleh akuntansi harus dipandang dari sudut
pandang UMKM. Dengan demikian, akuntansi menyajikan hasil kinerja, posisi
keuangan maupun informasi keuangan lainnya tentang UMKM sebagai entitas yang
berdiri sendiri yang terpisah dari pemiliknya.

Sebagai entitas yang berdiri sendiri, UMKM dapat melakukan transaksi dengan
berbagai pihak. Peraga 3.1 menggambarkan setidak-tidaknya 6 (enam) pihak
eksternal yang lazimnya terkait dengan berbagai transaksi yang terjadi di UMKM.
Selanjutnya, peraga 3.1 juga menegaskan bahwa transaksi yang melibatkan setoran
dari pemilik hanyalah salah satu jenis transaksi dari banyak transaksi yang dilakukan
UMKM. Dana yang disetor pemilik menjadi aset UMKM yang terpisah dari
pemiliknya.
Peraga 3.1:
Pihak-pihak yang Terlibat dalam Transaksi UMKM
Pemilik

Kreditor Karyawan

UMKM
Pembeli
Rekanan

Pemerintah

02. DEFINISI ELEMEN DAN HUBUNGAN ANTAR ELEMEN


Analisis transaksi sepenuhnya mendasarkan diri pada persamaan akuntansi.
Oleh karena itu, adalah tepat dan penting jika kita membahas terlebih dahulu tentang


AsgardChapter21

BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun

definisi masing-masing elemen, dan selanjutnya membahas tentang hubungan secara


matematika antar elemen di persamaan akuntansi.
A. Definisi Elemen Persamaan Akuntansi
Berikut ini definisi masing-masing elemen persamaan akuntansi:
1. Aset; merupakan jenis penggunaan dana untuk memperoleh berbagai jenis
sumberdaya (harta/aktiva) UMKM.
2. Biaya; merupakan jenis penggunaan dana untuk menjalankan kegiatan rutin
(expenses) maupun kegiatan non-rutin (losses) UMKM.
3. Pengembalian ekuitas; merupakan jenis penggunaan dana yang lazimnya
berupa penyerahan aset baik kas, jasa/produk, atau yang lainnya ke pemilik.
4. Utang; merupakan sumber pemerolehan dana yang berasal dari pinjaman
pihak ketiga. Sifat utang adalah bahwa UMKM wajib melunasi pada
tanggal yang telah disepakati. Utang sering disebut juga kewajiban
(liabilities).
5. Ekuitas; merupakan sumber pemerolehan dana yang berasal dari pemilik,
laba kegiatan bisnis, maupun sumber-sumber selain dari utang/kewajiban.
6. Pendapatan; merupakan sumber pemerolehan dana yang berasal dari
aktivitas bisnis UMKM, baik dari kegiatan rutin (revenues) maupun
kegiatan non-rutin (gains) UMKM.

Kita lebih mudah memahami definisi masing-masing elemen aset, utang, biaya,
dan pendapatan. Namun, mungkin tidak banyak dari kita yang sudah
memahami pengertian ekuitas. Dari perspektif akuntansi, ekuitas (equity)
merupakan pemerolehan dana yang berasal dari sumber lain-lain selain dari
utang. Oleh karena itu, adalah hal yang dapat dipahami jika standar akuntansi
keuangan mendefinisikan ekuitas sebagai residual interest.

Terdapat 2 hal terkait ekuitas yang berisiko memunculkan kerancuan.


Pertama, BENARKAH MODAL SAMA DENGAN EKUITAS? Sebagaimana
telah disebutkan di muka, modal/modal saham (capital/capital stock)
merupakan sumber pendanaan yang berasal dari setoran pemilik. Sementara
itu, ekuitas terdiri dari modal, laba, dan sumber-sumber pendanaan lainnya
selain utang. Namun demikian, pada kondisi tertentu, yaitu pada awal
pendirian perusahaan, ekuitas perusahaan dapat terdiri setoran pemilik semata.


AsgardChapter22

BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun

Dengan demikian, definisi modal sama dengan ekuitas dapat saja terjadi
khususnya pada awal pendirian perusahaan. Setelah perusahaan melakukan
kegiatan bisnis (menghasilkan laba/rugi) maka definisi modal tidak sama
dengan definisi ekuitas.

Kedua, BENARKAH MODAL MERUPAKAN ASET? Jika kita masih


menganggap modal merupakan aset/harta/aktiva maka kita masih
mendefinisikan modal dari kacamata orang yang menganggap perusahaan dan
pemilik sebagai satu kesatuan entitas. Dari perspektif akuntansi, modal atau
modal saham merupakan salah satu sumber pemerolehan dana, sedangkan harta
atau aset adalah salah satu jenis penggunaan dana. Ketika pemilik misalnya
menyetorkan uang tunai ke perusahaan maka akuntansi perusahaan mencatat
penerimaan uang tunai tersebut sebagai aset, dan sekaligus mencatat terjadinya
setoran modal ke elemen ekuitas yang menunjukkan besarnya hak pemilik atas
perusahaan. Dengan demikian, modal sebatas mencerminkan besarnya hak
pemilik atas perusahaan, bukan sebagai salah satu jenis aset.

B. Hubungan Antar Elemen Persamaan Akuntansi


Berdasar persamaan akuntansi yang merupakan cerminan matematika aljabar,
terdapat 2 kelompok elemen, yaitu:
1. Penggunaan dana (uses of fund), yang terdiri dari elemen aset, biaya, dan
pengembalian ekuitas yang berada di sisi kiri persamaan akuntansi.
2. Pemerolehan dana (sources of fund), yang terdiri dari elemen-elemen utang,
ekuitas, dan pendapatan yang berada di sisi kanan persamaan akuntansi.

Berdasar ketentuan matematika, maka terdapat hubungan antara/antar


kelompok elemen sebagaimana dapat digambarkan di Peraga 3.2 berikut ini.
Peraga 3.2:
Hubungan Antar/Antara 2 Kelompok Elemen
Aset/Biaya/ Utang/Ekuitas/
Pengembalian ekuitas Pendapatan
BERBANDING BERBANDING
Aset/Biaya/ TERBALIK LURUS
Pengembalian ekuitas
Kuadran A Kuadran B

BERBANDING BERBANDING
Utang/Ekuitas/Pendapatan LURUS TERBALIK
Kuadran C Kuadran D


AsgardChapter23

BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun

Pada kuadran A, transaksi yang menyebabkan penambahan (pengurangan) di


akun aset/biaya/pengembalian ekuitas harus diimbangi dengan pengurangan
(penambahan) di elemen aset/biaya/pengembalian ekuitas lainnya. Peraga 3.3
menyajikan contoh transaksi yang termasuk di kuadran A.
Peraga 3.3:
Contoh Transaksi-transaksi yang Termasuk di Kuadran A
Transaksi pembelian tunai bahan habis pakai (supplies); menyebabkan penambahan di
A1 elemen Aset berupa supplies yang diimbangi dengan pengurangan di elemen Aset lainnya
berupa kas.
Transaksi pembayaran tunai gaji karyawan; menyebabkan pengurangan di elemen Aset
A2
berupa kas yang diimbangi dengan penambahan di elemen Biaya berupa biaya gaji.
Transaksi pengambilan kas perusahaan untuk kepentingan pemilik; menyebabkan
A3 pengurangan di elemen Aset berupa kas yang diimbangi dengan penambahan di elemen
Pengembalian ekuitas berupa Pengambilan pribadi.
Transaksi pelunasan piutang; menyebabkan penambahan di elemen Aset berupa kas yang
A4
diimbangi dengan pengurangan di elemen Aset lainnya berupa piutang.
Transaksi pembayaran dimuka biaya asuransi untuk masa manfaat 1 tahun yang akan datang;
A5 menyebabkan pengurangan di elemen Aset berupa kas yang diimbangi dengan penambahan
di elemen Aset lainnya berupa biaya asuransi yang dibayar dimuka.

Kuadran B dan C merupakan situasi yang identik. Sebagai contoh, pada


kuadran B, transaksi yang menyebabkan penambahan (pengurangan) di
elemen aset/biaya/pengembalian ekuitas harus diimbangi dengan penambahan
(pengurangan) di elemen utang/ekuitas/pendapatan.
Peraga 3.4:
Contoh Transaksi yang Termasuk di Kuadran B dan C
Transaksi pemerolehan pendapatan dari jasa konsultasi secara tunai; menyebabkan
B1 penambahan di elemen Aset berupa kas yang diimbangi dengan penambahan di elemen
Pendapatan berupa penjualan.
Transaksi pengakuan biaya sewa kendaraan dimana pembayaran akan dilakukan 1 bulan yang
B2 akan datang; menyebabkan penambahan di elemen Biaya berupa sewa gedung yang
diimbangi dengan penambahan di elemen Utang berupa utang sewa gedung.
Transaksi penjualan barang dagangan secara kredit; menyebabkan penambahan di elemen
C1 Pendapatan berupa penjualan yang diimbangi dengan penambahan di elemen Aset berupa
piutang dagang.
Transaksi pelunasan utang dagang; menyebabkan pengurangan di elemen Utang berupa
C2
utang dagang yang diimbangi dengan pengurangan di elemen Aset berupa kas.
Transaksi penyetoran kas sebagai tambahan modal; menyebabkan penambahan di elemen
C3 Ekuitas berupa setoran modal yang diimbangi dengan penambahan di elemen Aset berupa
kas.


AsgardChapter24

BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun

Pada kuadran D, transaksi yang menyebabkan penambahan (pengurangan) di


elemen utang/ekuitas/pendapatan diimbangi dengan pengurangan (penambahan) di
elemen utang/ekuitas/pendapatan lainnya.
Peraga 3.5:
Contoh Transaksi-transaksi yang Termasuk di Kuadran D
Transaksi pelunasan utang usaha dengan menerbitkan utang wesel; menyebabkan
D1 pengurangan di elemen Utang berupa utang usaha yang diimbangi dengan penambahan di
elemen Utang lainnya berupa utang wesel.
Transaksi pengakuan pendapatan dari pendapatan sewa kendaraan yang diterima dimuka;
menyebabkan penambahan di elemen Pendapatan berupa pendapatan sewa kendaraan yang
D2
diimbangi dengan pengurangan di elemen Utang berupa pendapatan sewa kendaraan diterima
dimuka.

Masih banyak transaksi di UMKM yang dapat terjadi, seperti misalnya barter,
pembayaran biaya UMKM oleh pemilik, penjualan barang dagangan ke
pemilik yang diperlakukan sebagai pengembalian ekuitas, dsb.

03. ANALSIS TRANSAKSI BERBASIS ELEMEN


Berikut ini contoh analisis transaksi berbasis elemen persamaan akuntansi.
Transaksi 01
Diketahui : 01 Jan. Ibu AMANAH menyerahkan uang tunai sebesar Rp10.000.000 sebagai
setoran modal ke UMKM GIATKERJA.
Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat?
b. Elemen-elemen persamaan akuntansi apa yang berubah?
c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing elemen tersebut?
Jawaban : a. Entitas yang terlibat: Perusahaan dan pemilik modal
b. Elemen Aset dan Ekuitas
c. Elemen Aset (berupa uang tunai) bertambah Rp10.000.000, dan elemen
Ekuitas (berupa modal) bertambah Rp10.000.000

PENGEMBALIAN
ASET BIAYA UTANG EKUITAS PENDAPATAN
No. TGL EKUITAS
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
(Rp)

T01 01/01 (+)10.000.000 (+)10.000.000


AsgardChapter25

BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun

Transaksi 02
Diketahui : 02 Jan. Ibu AMANAH menyerahkan komputer Rp5.000.000 untuk kegiatan
bisnis UMKM GIATKERJA sebagai setoran modal.
Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat?
b. Elemen-elemen persamaan akuntansi apa yang berubah?
c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing elemen tersebut?
Jawaban : a. Entitas yang terlibat: Perusahaan dan pemilik modal
b. Elemen Aset dan Ekuitas
c. Elemen Aset (berupa komputer) bertambah Rp5.000.000, dan elemen
Ekuitas (berupa modal) bertambah Rp5.000.000

PENGEMBALIAN
ASET BIAYA UTANG EKUITAS PENDAPATAN
No. TGL EKUITAS
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
(Rp)

T02 02/01 (+)5.000.000 (+)5.000.000

Transaksi 03
Diketahui : 03 Jan. UMKM GIATKERJA membeli tunai bahan habis pakai (supplies)
Rp1.000.000.
Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat?
b. Elemen-elemen persamaan akuntansi apa yang berubah?
c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing elemen tersebut?
Jawaban : a. Entitas yang terlibat: Perusahaan dan rekanan/pemasok
b. Elemen Aset
c. Elemen Aset (berupa bahan habis pakai) bertambah Rp1.000.000, dan Aset
lainnya (berupa uang tunai) berkurang Rp1.000.000

PENGEMBALIAN
ASET BIAYA UTANG EKUITAS PENDAPATAN
No. TGL EKUITAS
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
(Rp)
(+)1.000.000
T03 03/01
(-)1.000.000
*Literatur akuntansi modern mengakui pembelian bahan habis pakai sebagai aset (menggunakan pencatatan metoda riil) daripada
mengakuinya sebagai biaya karena ketika UMKM membeli bahan habis pakai tersebut maka bahan habis pakai tersebut masih berupa aset,
belum dikonsumsi menjadi biaya.

Transaksi 04
Diketahui : 04 Jan. UMKM GIATKERJA membeli peralatan kantor senilai Rp4.000.000
secara kredit.
Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat?


AsgardChapter26

BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun

b. Elemen-elemen persamaan akuntansi apa yang berubah?


c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing elemen tersebut?
Jawaban : a. Entitas yang terlibat: Perusahaan dan rekanan/pemasok sebagai kreditor
b. Elemen Aset dan elemen Utang
c. Elemen Aset (berupa peralatan kantor) bertambah Rp4.000.000, dan elemen
Utang (berupa utang usaha) bertambah Rp4.000.000

PENGEMBALIAN
ASET BIAYA UTANG EKUITAS PENDAPATAN
No. TGL EKUITAS
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
(Rp)

T04 04/01 (+)4.000.000 (+)4.000.000

Transaksi 05
Diketahui : 15 Jan. UMKM GIATKERJA melunasi utang senilai Rp4.000.000.
Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat?
b. Elemen-elemen persamaan akuntansi apa yang berubah?
c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing elemen tersebut?
Jawaban : a. Entitas yang terlibat: Perusahaan dan rekanan sebagai kreditor
b. Elemen Aset dan elemen Utang
c. Elemen Aset (berupa uang tunai) berkurang senilai Rp4.000.000, dan elemen
Utang (berupa utang usaha) berkurang senilai Rp4.000.000

PENGEMBALIAN
ASET BIAYA UTANG EKUITAS PENDAPATAN
No. TGL EKUITAS
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
(Rp)

T05 15/01 (-)4.000.000 (-)4.000.000

Transaksi 06
Diketahui : 16 Jan. UMKM GIATKERJA membayar tunai biaya honorarium karyawan
Rp1.500.000.
Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat?
b. Elemen-elemen persamaan akuntansi apa yang berubah?
c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing elemen tersebut?
Jawaban : a. Entitas yang terlibat: Perusahaan dan karyawan
b. Elemen Aset dan elemen Biaya
c. Elemen Aset (berupa uang tunai) berkurang Rp1.500.000, sedangkan elemen
Biaya (berupa biaya gaji) bertambah Rp1.500.000.


AsgardChapter27

BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun

PENGEMBALIAN
ASET BIAYA UTANG EKUITAS PENDAPATAN
No. TGL EKUITAS
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
(Rp)

T06 16/01 (-)1.500.000 (+)1.500.000

Transaksi 07
Diketahui : 17 Jan. UMKM GIATKERJA menerima tagihan dari PLN yang menyebutkan
bahwa listrik yang harus dibayar adalah Rp100.000.
Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat?
b. Elemen-elemen persamaan akuntansi apa yang berubah?
c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing elemen tersebut?
Jawaban : a. Entitas yang terlibat: Perusahaan dan rekanan sebagai kreditor
b. Elemen Biaya dan elemen Utang
c. Elemen Biaya (berupa biaya listrik) bertambah Rp100.000, dan elemen Utang
(berupa utang listrik) bertambah Rp100.000.

PENGEMBALIAN
ASET BIAYA UTANG EKUITAS PENDAPATAN
No. TGL EKUITAS
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
(Rp)

T07 17/01 (+)100.000 (+)100.000

Transaksi 08
Diketahui : 18 Jan. UMKM GIATKERJA memperoleh pendapatan secara kredit
Rp3.000.000 yang berasal dari penyewaan gedung.
Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat?
b. Elemen-elemen persamaan akuntansi apa yang berubah?
c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing elemen tersebut?
Jawaban : a. Entitas yang terlibat: Perusahaan dan pelanggan/pembeli
b. Elemen Aset dan elemen Pendapatan
c. Elemen Aset (berupa piutang usaha) bertambah Rp3.000.000, dan elemen
Pendapatan (berupa pendapatan sewa gedung) bertambah Rp3.000.000.

PENGEMBALIAN
ASET BIAYA UTANG EKUITAS PENDAPATAN
No. TGL EKUITAS
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
(Rp)

T08 18/01 (+)3.000.000 (+)3.000.000


AsgardChapter28

BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun

Transaksi 09
Diketahui : 19 Jan. UMKM GIATKERJA menyerahkan uang tunai Rp500.000 ke
Ibu AMANAH untuk kepentingan pribadi Ibu AMANAH.
Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat?
b. Elemen-elemen persamaan akuntansi apa yang berubah?
c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing elemen tersebut?
Jawaban : a. Entitas yang terlibat: Perusahaan dan pemilik modal
b. Elemen Aset dan elemen Pengembalian ekuitas
c. Elemen Aset (berupa uang tunai) berkurang Rp500.000, dan elemen
Pengembalian ekuitas (berupa Pengambilan) bertambah Rp500.000.

PENGEMBALIAN
ASET BIAYA UTANG EKUITAS PENDAPATAN
No. TGL EKUITAS
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
(Rp)

T09 19/01 (-)500.000 (+)500.000

Transaksi 10
Diketahui : 20 Jan. UMKM GIATKERJA menerima uang tunai yang berasal dari
pelunasan transaksi pendapatan kredit Rp3.000.000 18 Januari.
Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat?
b. Elemen-elemen persamaan akuntansi apa yang berubah?
c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing elemen tersebut?
Jawaban : a. Entitas yang terlibat: Perusahaan dan debitor (peminjam)
b. Elemen Aset
c. Elemen Aset (berupa uang tunai) bertambah Rp3.000.000, dan elemen Aset
(berupa piutang usaha) berkurang Rp3.000.000.

PENGEMBALIAN
ASET BIAYA UTANG EKUITAS PENDAPATAN
No. TGL EKUITAS
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
(Rp)
(+)3.000.000
T10 20/01
(-)3.000.000

Ringkasan aplikasi analisis transaksi di UMKM GIATKERJA selama tanggal 1


Januari sampai dengan 20 Januari dapat dilihat berikut ini.


AsgardChapter29

BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun

PENGEMBALI AN
ASET BIAYA UTANG EKUITAS PENDAPATAN
No. TGL EKUITAS
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

T01 01/01 (+)10.000.000 (+)10.000.000

T02 02/01 (+)5.000.000 (+)5.000.000

(+)1.000.000
T03 03/01
(-)1.000.000

T04 04/01 (+)4.000.000 (+)4.000.000

T05 15/01 (-)4.000.000 (-)4.000.000

T06 16/01 (-)1.500.000 (+)1.500.000

T07 17/01 (+)100.000 (+)100.000

T08 18/01 (+)3.000.000 (+)3.000.000

T09 19/01 (-)500.000 (+)500.000

(+)3.000.000
T10 20/01
(-)3.000.000

TOTAL 18.100.000 18.100.000

04. PENGAKUNAN
Penyajian informasi keuangan yang hanya sebatas berdasar elemen persamaan
akuntansi dipertimbangkan kurang informatif karena elemen dapat terdiri dari
beberapa komponen yang sifatnya bervariasi. Sebagai contoh, terdapat 2 UMKM,
yaitu UMKM A dan UMKM B, yang memiki nilai total aset yang sama besar.
UMKM A sebagian besar asetnya berupa persediaan barang dagangan dan piutang
usaha, sedangkan UMKM B sebagian besar asetnya berupa gedung dan mesin.
Meskipun total nilai aset UMKM sama besar tetapi rekanan yang menyediakan
fasilitas penjualan kredit menganggap bahwa UMKM A memiliki kemampuan lebih
baik dalam melunasi utang jangka pendeknya dibanding UMKM B karena asset
berupa persediaan barang dagangan dan piutang usaha mudah diubah menjadi uang
tunai, sebaliknya dengan aset berupa gedung dan mesin. Oleh karena itu, akuntansi
menggunakan dasar yang lebih spesifik dalam pencatatan atas transaksi yang terjadi.
Dalam hal ini akuntansi menggunakan dasar AKUN dalam pencatatannya.

Akun (pernah disebut sebagai rekening atau perkiraan) berasal dari bahasa
inggris account. Akun merupakan komponen suatu elemen persamaan akuntansi.
Sebagai contoh, elemen aset terdiri dari akun kas, akun piutang usaha, akun bahan
habis pakai, akun mesin, dsb.


AsgardChapter30

BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun

Peraga 3.6:
Hubungan Antara Elemen dan Akun (Ilustrasi)

ELEMENELEMEN
ASET BIAYA

AKUNAKUN

Kas Gedung Piutangusaha Biaya utilitas Biaya gaji


Rugipenjualan
Bahanhabispakai
Dibayardimukabiaya asuransi
Biaya penyusutan
aset tetap

Akun merupakan wadah atau media untuk menampung semua perubahan yang
terjadi atas suatu jenis dana. Akun Kas, sebagai contoh, berisi semua perubahan
yang terjadi khususnya di aset berupa kas baik berupa penambahan (dari transaksi
penerimaan) maupun pengurangan (dari transaksi pengeluaran). Demikian pula,
akun biaya utilitas berisi semua pengeluaran biaya listrik, telepon, dan air yang
ditanggung UMKM.
Peraga 3.7:
Akun Sebagai Media Pencatatan Transaksi (Ilustrasi)

ASET BIAYA

Kas Piutang Biaya Biaya


Usaha utilitas Gaji

(+) (-) (+) (-) (+) (+) (+) (+)


Transaksi Transaksi TransaksiPengakuan Transaksi
Penerimaan Penjualan kredit biayalistrik Pengakuangaji

Transaksi Transaksi TransaksiPengakuan TransaksiPengakuan


Pengeluarankas Pelunasan biayatelepon gajilembur


AsgardChapter31

BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun

Pada dasarnya jumlah dan penamaan akun dapat dikembangkan sesuai


kebutuhan UMKM. Demikian pula, penamaan akun dalam banyak hal mendasarkan
pada pilar rancang-bangun dan PABU. UMKM dapat memberi nama akun sesuai
dengan kebutuhan dan keinginan UMKM sepanjang nama tersebut memudahkan
UMKM dalam memahami informasi yang tersaji. Namun demikian, sebagai bahasa
bisnis maka akuntansi juga memiliki terminologi nama-nama akun yang telah
disepakati secara umum. Terminologi kas, piutang usaha, utang wesel, biaya utilitas,
dan pendapatan usaha adalah nama-nama akun yang lazim digunakan di akuntansi.

Berikut ini diurai secara singkat nama-nama akun berdasar elemen-elemen di


persamaan akuntansi, dan beberapa topik penting terkait dengan pengakunan.
A. Akun-akun Elemen Aset
UMKM lazimnya menguasai berbagai jenis aset yang mana setiap jenis
ditampung di akun khusus yang dinamai sesuai dengan karakteristik aset.

Akun-akun aset lazimnya diklasifikasi menjadi 2 (dua) berdasar tingkat


kelancarannya untuk dikonversi ke uang tunai (tingkat likuiditas), yaitu:
1) Aset lancar (Current Assets); aset yang diperkirakan dapat dikonversi
menjadi uang tunai sebagai alat pembayaran, dikonsumsi, atau dijual dalam
waktu kurang dari 1 perioda. Contoh: Kas, Piutang usaha, dan Dibayar
dimuka biaya asuransi (prepaid insurance expenses).
2) Aset tidak lancar (Non-current Assets); aset yang memberi manfaat dalam
waktu lebih dari 1 perioda. Contoh: Investasi jangka panjang, Tanah,
Gedung, Mesin, dan Merek dagang.
Peraga 3.8:
Deskripsi Akun-akun Aset
NAMA AKUN DESKRIPSI
Aset Lancar (Current Assets)
Aset yang dapat disetarakan dengan uang tunai dan dapat digunakan segera
Kas
untuk mendanai kegiatan UMKM.
Aset berbentuk janji dari peminjam untuk menyerahkan aset ke UMKM di
Piutang usaha
masa datang akibat transaksi penjualan kredit.
Bahan habis Aset yang dibeli dan dikonsumsi untuk mendukung kegiatan operasional
pakai UMKM. Contoh: kertas, amplop, dan pena.


AsgardChapter32

BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun

Pembayaran dimuka ke pemilik gedung untuk masa manfaat 1 perioda yang


Dibayar dimuka
akan datang. Meskipun kas telah dibayarkan, pembayaran tersebut masih
biaya sewa
merupakan aset bagi UMKM karena UMKM belum menerima manfaat
gedung
berupa sewa gedung pada tanggal tersebut).
Aset Tidak Lancar (Non-current assets)
Aset tetap berwujud tidak disusutkan yang digunakan untuk kegiatan
Tanah
UMKM, dan tidak dimaksudkan untuk diperdagangkan.
Aset tetap berwujud disusutkan yang digunakan untuk operasional bisnis
Bangunan
UMKM, dan tidak dimaksudkan untuk diperdagangkan.
Peralatan Aset yang memberi manfaat lebih dari satu perioda.
Aset tidak berwujud yang menunjukkan identitas tertentu terhadap
Merek dagang
produk/jasa tertentu yang dilindungi secara hukum.

B. Akun-akun Elemen Utang


Akun-akun utang menggambarkan jenis-jenis sumber pendanaan yang berasal
dari pinjaman. Seperti halnya akun-akun aset, akun-akun utang lazimnya juga
diklasifikasi berdasar tingkat likuiditasnya. Oleh karena itu, akun-akun utang
dikelompokkan menjadi utang lancar dan utang jangka panjang.
Peraga 3.9:
Deskripsi Akun-akun Utang
NAMA AKUN DESKRIPSI
Utang Lancar (Current Liabilities)
Pinjaman yang berasal dari transaksi pembelian kredit berdasar
Utang usaha/dagang
kepercayaan tanpa disertai surat pernyataan utang.
Pinjaman yang berasal dari transaksi pembelian kredit yang dituangkan
Utang wesel
dalam bentuk surat pernyataan utang secara tertulis.
Utang pajak
Jumlah pajak penghasilan yang harus dibayar atas laba UMKM
penghasilan
Penerimaan dimuka kas dari pelanggan untuk penyediaan jasa berupa
Diterima dimuka sewa gedung kepada pelanggan tersebut di masa datang (meskipun
pendapatan sewa telah diterima, sumber pemerolehan kas tersebut diakui berasal dari
gedung utang, bukan dari pendapatan karena UMKM belum memberi jasa
berpuas sewa gedung kepada pelanggan).
Utang Jangka Panjang/Tidak Lancar (Non-current liabilities)
Pinjaman dengan menerbitkan surat berharga obligasi yang akan jatuh
Utang obligasi
tempo (dilunasi) lebih dari 1 perioda yang akan datang.
Pinjaman dengan jaminan aset tetap yang akan jatuh tempo lebih dari 1
Utang hipotek
perioda yang akan datang.


AsgardChapter33

BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun

C. Akun-akun Elemen Ekuitas


Akun-akun elemen ekuitas lazimnya disusun berdasar sumber pemerolehannya.
Peraga 3.10:
Deskripsi Akun-akun Ekuitas
NAMA AKUN DESKRIPSI
Setoran modal dari pemilik yang bernama Ibu Amalia. Akun ini
Modal, Ibu Amalia
terdapat di UMKM perseorangan atau UMKM persekutuan.
Setoran modal dari para pemegang saham (di UMKM berbadan hukum
Modal saham
perseroan terbatas) sebesar nilai nominal yang tercantum di saham.
Akumulasi laba/rugi yang tidak didistribusikan ke pemilik (di UMKM
Laba ditahan
yang berbadan hukum perseroan terbatas)

D. Akun-akun Elemen Biaya


Akun-akun elemen biaya lazimnya diklasifikasi berdasar jenisnya, antara lain
biaya operasional dan biaya non-operasional.
Peraga 3.11:
Deskripsi Akun-Akun Biaya
NAMA AKUN DESKRIPSI
Biaya Operasional (Expenses)
Biaya gaji Pengeluaran untuk honorarium tenaga kerja.
Biaya utilitas Pengeluaran untuk biaya listrik, air, telepon, dan yang sejenis.
Pengakuan biaya atas penurunan nilai dari aset tetap yang dapat
Biaya penyusutan
disusutkan.
Biaya asuransi Pengeluaran untuk biaya asuransi.
Biaya Non-operasional (Other expenses and Losses)
Kerugian penjualan Pengakuan rugi atas penjualan aset tetap dimana harga jual lebih
aset tetap rendah dari nilai buku aset tetap yang dijual.
Kerugian akibat banjir Pengakuan kerugian karena terjadinya bencana alam.

E. Akun-akun Elemen Pendapatan


Seperti halnya akun-akun biaya, maka akun-akun elemen pendapatan
diklasifikasi berdasar jenis pendapatan yang dihasilkan, yaitu pendapatan
operasional dan pendapatan non-operasional.


AsgardChapter34

BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun

Peraga 3.12:
Deskripsi Akun-akun Pendapatan
NAMA AKUN DESKRIPSI
Pendapatan Operasional (Revenues)
Pendapatan usaha Pendapatan yang berasal dari kegiatan jasa.
Pendapatan sewa Pendapatan yang berasal dari penyewaan gudang yang merupakan
gudang salah satu kegiatan bisnis UMKM.
Penjualan Pendapatan yang berasal dari penjualan barang dagangan.
Pendapatan Non-operasional (Other revenues and Gains)
Pendapatan lain-lain Pendapatan yang bukan berasal dari kegiatan utama UMKM.
Keuntungan penjualan
Keuntungan yang dihasilkan dari penjualan aset tetap.
aset tetap

F. Akun-akun Elemen Pengembalian Ekuitas


Elemen pengembalian ekuitas dibentuk khusus untuk menampung transaksi-
transaksi yang menyebabkan perpindahan ekuitas ke pemilik. Oleh karena itu,
pengembalian ekuitas merupakan salah satu jenis penggunaan dana. Di
UMKM perseorangan dan persekutuan, elemen pengembalian ekuitas lazimnya
terdapat satu jenis akun, yaitu akun Pribadi (prive) untuk masing-masing
pemilik.

G. Akun Elemen Laba/Rugi


Akuntansi juga mengenal elemen laba/rugi yang sebenarnya merupakan
elemen untuk menampung penghitungan laba/rugi (selisih antara elemen
pendapatan dan elemen biaya). Oleh karena itu, elemen laba/rugi tidak
dicantumkan di persamaan akuntansi. Akun yang mencerminkan elemen
laba/rugi disebut akun Ikhtisar laba/rugi (income summary) yang dibentuk pada
saat penyusunan laporan keuangan yang lazim juga disebut akun kliring
(dibahas lebih lanjut di Bab 6 terkait dengan topik Pencatatan penutup).

H. Pengklasifikasian Akun
Berdasar penempatannya di laporan keuangan, akun dapat diklasifikasi:
1) Akun Neraca; yaitu akun-akun yang tercantum di laporan posisi keuangan
atau lazim disebut neraca. Contoh: akun Kas, Kendaraan, dan Utang usaha.


AsgardChapter35

BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun

Terkait dengan ekuitas, akun-akun ekuitas yang tercantum di neraca


lazimnya juga tercantum di laporan perubahan ekuitas.
2) Akun Laba/Rugi; yaitu akun-akun yang tercantum di laporan laba/rugi.
Contoh: akun Penjualan, Biaya gaji, dan Biaya penyusutan.
3) Akun Ekuitas; yaitu akun-akun yang tercantum di laporan perubahan
ekuitas (sebagian akun-akun ini juga tercantum di neraca). Contoh: akun
Modal, Laba ditahan, Pribadi, dan Dividen.

Berdasar keberadaannya, akun dapat diklasifikasi menjadi 2, yaitu:


1) Akun permanen (Permanent Accounts) atau akun riil; adalah akun-akun
yang keberadaannya bersifat permanen, yaitu tidak ditutup/dihapus ketika
penyusunan laporan keuangan. Contoh: akun Kas, Gedung, Utang usaha,
dan Modal saham. Akun permanen/riil pada dasarnya tercantum di neraca.
2) Akun sementara (Temporary Accounts) atau akun nominal; adalah
akun-akun yang keberadaannya bersifat sementara, yaitu dibentuk selama
perioda berjalan dan ditutup/dihapus ketika penyusunan laporan keuangan.
Contoh: akun Biaya gaji, Biaya penyusutan, dan Pendapatan usaha.
Termasuk akun sementara adalah akun Pribadi, akun Dividen dan akun
Ikhtisar laba/rugi. Sebagian besar akun sementara/nominal tercantum di
laporan laba/rugi.
Peraga 3.13:
Pengklasifikasian Akun

Akun

Permanen/Riil Sementara/Nominal

Aset Utang
Ekuitas Akun
KontraRiil


Biaya Pendapatan AkunKontra Akun Pengembalian
Nominal kliring ekuitas


AsgardChapter36

BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun

I. Keberadaan Akun Kontra


Peraga 3.13 menunjukkan bahwa akuntansi juga mengenal akun kontra (contra
accounts). Akun kontra merupakan akun pengurang dari suatu akun lain, dan
penyajiannya ditempatkan persis di bawah akun yang dikurangi tersebut.

Terdapat 2 (dua) jenis akun kontra, yaitu:


1) Akun kontra riil; adalah akun kontra dari akun riil. Contoh, akun
Akumulasi penyusutan Gedung adalah akun kontra dari akun riil Gedung.
2) Akun kontra nominal; adalah akun kontra dari akun sementara. Contoh,
akun Potongan penjualan adalah akun kontra dari akun sementara Penjualan.

05. ANALISIS TRANSAKSI BERBASIS AKUN


Berikut ini adalah contoh analisis transaksi berbasis akun. Pembahasan ini
sangat penting di akuntansi karena pencatatan akuntansi pada prinsipnya
mendasarkan diri pada model pencatatan yang berbasis akun ini.
Transaksi 01
Diketahui 01 Jan. Ibu AMANAH menyerahkan uang tunai sebesar Rp10.000.000 sebagai
:
setoran modal ke UMKM GIATKERJA.
Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat?
b. Akun-akun (elemen) apa yang berubah?
c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut?
Jawaban : a. Entitas yang terlibat: UMKM dan pemilik modal
b. Akun Kas (Aset) dan akun Modal (Ekuitas)
c. Akun Kas bertambah Rp10.000.000, dan akun Modal bertambah
Rp10.000.000

ASET (Rp) EKUITAS (Rp)

Kas Modal

T01 01/01 (+)10.000.000 (+)10.000.000

Transaksi 02
Diketahui : 02 Jan. Ibu AMANAH menyerahkan komputer Rp5.000.000 untuk kegiatan
bisnis UMKM GIATKERJA sebagai setoran modal.
Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat?


AsgardChapter37

BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun

b. Akun-akun (elemen) apa yang berubah?


c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut?
Jawaban : a. Entitas yang terlibat: UMKM dan pemilik modal
b. Akun Peralatan kantor (Aset) dan akun Modal (Ekuitas)
c. Akun Peralatan kantor bertambah Rp5.000.000, dan akun Modal
bertambah Rp5.000.000

ASET (Rp) EKUITAS (Rp)

Peralatan
Modal
Kantor

T02 02/01 (+)5.000.000 (+)5.000.000

Transaksi 03:
Diketahui : 03 Jan. UMKM GIATKERJA membeli bahan habis pakai (supplies) senilai
Rp1.000.000 tunai.
Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat?
b. Akun-akun (elemen) apa yang berubah?
c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut?
Jawaban : a. Entitas yang terlibat: UMKM dan rekanan/pemasok
b. Akun Bahan habis pakai (Aset) dan akun Kas (Aset)
c. Akun Bahan habis pakai bertambah senilai Rp1.000.000, dan akun Kas
berkurang senilai Rp1.000.000

ASET (Rp)

Bahan habis
pakai

T03 03/01 (+)1.000.000

Kas

(-)1.000.000
* Transaksi 03 menyebabkan bertambahnya aset berupa bahan habis pakai, dan berkurangnya aset lain berupa kas. Literatur akuntansi
modern mengakui pembelian bahan habis pakai sebagai aset (menggunakan pencatatan metoda riil) daripada mengakuinya sebagai biaya.

Transaksi 04
Diketahui : 04 Jan. UMKM GIATKERJA membeli peralatan kantor senilai Rp4.000.000
secara kredit.
Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat?
b. Akun-akun (elemen) apa yang berubah?
c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut?
Jawaban : a. Entitas yang terlibat: UMKM dan rekanan/pemasok sebagai kreditor


AsgardChapter38

BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun

b. Akun Peralatan kantor (Aset) dan akun Utang usaha (Utang)


c. Akun Peralatan kantor bertambah senilai Rp4.000.000, dan akun Utang
usaha bertambah senilai Rp4.000.000

ASET (Rp) UTANG (Rp)

Peralatan
Utang Usaha
Kantor

T04 04/01 (+)4.000.000 (+)4.000.000

Transaksi 05
Diketahui : 15 Jan. UMKM GIATKERJA melunasi utang usaha senilai Rp4.000.000.
Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat?
b. Akun-akun (elemen) apa yang berubah?
c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut?
Jawaban : a. Entitas yang terlibat: UMKM dan rekanan/pemasok sebagai kreditor
b. Akun Utang usaha (Utang) dan akun Kas (Aset)
c. Akun Utang usaha berkurang senilai Rp4.000.000, dan akun Kas berkurang
senilai Rp4.000.000

ASET (Rp) UTANG (Rp)

Kas Utang Usaha

T05 15/01 (-)4.000.000 (-)4.000.000

Transaksi 06
Diketahui : 16 Jan. UMKM GIATKERJA membayar tunai biaya honorarium karyawan
senilai Rp1.500.000.
Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat?
b. Akun-akun (elemen) apa yang berubah?
c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut?
Jawaban : a. Entitas yang terlibat: UMKM dan karyawan
b. Akun Biaya gaji (Biaya) dan akun Kas (Aset)
c. Akun Biaya gaji bertambah senilai Rp1.500.000, sedangkan akun Kas
berkurang senilai Rp1.500.000.

ASET (Rp) BIAYA (Rp)

Kas Biaya Gaji

T06 16/01 (-)1.500.000 (+)1.500.000


AsgardChapter39

BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun

Transaksi 07
Diketahui : 17 Jan. UMKM GIATKERJA menerima tagihan dari PLN yang menyebutkan
bahwa listrik yang harus dibayar adalah Rp100.000.
Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat?
b. Akun-akun (elemen) apa yang berubah?
c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut?
Jawaban : a. Entitas yang terlibat: UMKM dan rekanan sebagai kreditor
b. Akun Biaya listrik (Biaya) dan akun Utang biaya listrik (Utang)
c. Akun Biaya listrik bertambah senilai Rp100.000, dan akun Utang biaya
listrik bertambah senilai Rp100.000.

BIAYA (Rp) UTANG (Rp)


Utang Biaya
Biaya Listrik
Listrik
T07 17/01 (+)100.000 (+)100.000

Transaksi 08
Diketahui : 18 Jan. UMKM GIATKERJA memperoleh pendapatan secara kredit
Rp3.000.000 yang berasal dari penyewaan gedung.
Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat?
b. Akun-akun (elemen) apa yang berubah?
c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut?
Jawaban : a. Entitas yang terlibat: UMKM dan pelanggan/pembeli
b. Akun Piutang usaha (Aset) dan akun Pendapatan usaha (Pendapatan)
c. Akun Piutang usaha bertambah Rp3.000.000, dan akun Pendapatan usaha
bertambah Rp3.000.000.

ASET (Rp) PENDAPATAN (Rp)

Piutang Usaha Pendapatan usaha

T08 18/01 (+)3.000.000 (+)3.000.000

Transaksi 09
Diketahui : 19 Jan. UMKM GIATKERJA menyerahkan uang tunai Rp500.000 ke Ibu
AMANAH sebagai pemilik untuk digunakan kepentingan pribadi.
Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat?
b. Akun-akun (elemen) apa yang berubah?
c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut?
Jawaban : a. Entitas yang terlibat: UMKM dan pemilik modal
b. Akun Pribadi (Pengembalian ekuitas) dan akun Kas (Aset)


AsgardChapter40

BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun

c. Akun Pribadi bertambah Rp500.000, Kas berkurang Rp500.000.


PENGEMBALIAN
ASET (Rp) EKUITAS (Rp)

Kas Pribadi

T09 19/01 (-)500.000 (+)500.000

Transaksi 10
Diketahui : 20 Jan. UMKM GIATKERJA memperoleh uang tunai dari pelunasan atas
transaksi pendapatan kredit Rp3.000.000 tertanggal 18 Januari.
Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat?
b. Akun-akun (elemen) apa yang berubah?
c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut?
Jawaban : a. Entitas yang terlibat: UMKM dan debitor (peminjam)
b. Akun Kas (Aset) dan akun Piutang usaha (Aset)
c. Akun Kas bertambah Rp3.000.000, dan akun Piutang usaha berkurang
Rp3.000.000.

ASET (Rp)

Kas

T10 20/01 (+)3.000.000

Piutang Usaha

(-)3.000.000

Pertama, masih banyak jenis transaksi yang dapat terjadi di UMKM tetapi
semua transaksi dapat dianalisis berdasar persamaan akuntansi di atas. Kedua,
mungkin diantara Kita masih kurang mengenal nama-nama akun yang disebutkan di
atas. Tidak perlu khawatir, pada saatnya nanti Kita akan menjadi terbiasa dengan
nama-nama akun tersebut karena pada saat penjurnalan kita akan menggunakan
nama-nama tersebut. Ibaratnya, Kita baru berkenalan dengan 25 orang sekaligus
maka tidak mudah untuk langsung mengingatnya tetapi seiring kita berinteraksi
dengan mereka maka kita akan mengenal semua nama-nama kenalan kita tersebut.
Menariknya, sebenarnya tidak ada nama-nama akun yang aneh bukan? Semua akun
cenderung memiliki nama yang sesuai dengan substansi yang ingin digambarkan.
Dan ingat, karena penamaan akun sebenarnya berpegang pada pilar Rancang-bangun
dan kadangkala pada pilar Prinsip dasar maka sebenarnya masing-masing kita dapat
memberi nama yang sesuai dengan keinginan kita sepanjang nama tersebut
memudahkan pemahaman bagi yang memanfaatkan informasi akuntansi tersebut.

AsgardChapter41

BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun

ACCOUNTING
CORNER

AccountingEducationCenter

Program Akuntansi:
Akuntansi Perusahaan Jasa Akuntansi Biaya
Akuntansi Perusahaan Dagang Akuntansi Manajemen
Akuntansi Pengantar 1 Auditing 1
Akuntansi Pengantar 2 Auditing 2
Akuntansi Keuangan Menengah 1 Analisa Laporan Keuangan
Akuntansi Keuangan Menengah 2 Sistem Informasi Akuntansi
Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 Persiapan Ujian Mata Kuliah Akuntansi
Akuntansi Keuangan Lanjutan 2

Fasilitas: Skedul:
Modul Pagi Jam
Sertifikat Sesi 1 09.00-10.30
Full AC Siang
LCD Sesi 2 11.00-12.30
Free Hot Spot Sesi 3 13.30-15.00
Softdrink Sesi 4 16.00-17.30
Malam
Sesi 5 18.30-20.00

Kelas: UPN
Kelas (Max 4 Orang)
RingroadUtara
Privat (Max 2 Orang)
Pasar
UII Condongcatur

Program Kelas:
Reguler: Pertemuan
Senin - Jumat 14 kali Petemuan Accounting
Corner
U
Weekend: Pertemuan
Sabtu - Minggu 14 kali pertemuan

Kantor:
Jl. Lely no. 203 Perumnas Condongcatur Depok, Sleman, Yogyakarta
Hub: (0274) 881530, 7834827, 081253439202


AsgardChapter42

BAB 04 Mekanisme Logis Debet dan Kredit

BAB 04

MEKANISME LOGIS
DEBET DAN KREDIT

ABSTRAK

Pencatatan transaksi di akuntansi, terutama di fungsi penjurnalan, selalu melibatkan


minimal 2 akun yang berubah (bertambah atau berkurang). Selanjutnya, pencatatan
transaksi di akuntansi menuntut bahwa total perubahan nilai moneternya harus
seimbang. Sistem pencatatan akuntansi tersebut lazim disebut sistem pencatatan
berpasangan (double entry system) yang merupakan konsekuensi untuk menjaga
keseimbangan persamaan akuntansi, yaitu penggunaan dana harus selalu sama
dengan pemerolehan dana.

Sistem pencatatan berpasangan memunculkan mekanisme debet dan kredit.


Ketentuan yang berlaku adalah bahwa akun-akun aset, biaya dan pengembalian
ekuitas dicatat di debet jika bertambah, dan dicatat di kredit jika berkurang.
Sebaliknya, akun-akun utang, ekuitas, dan pendapatan dicatat di kredit jika
bertambah, dan dicatat di debet jika berkurang. Menariknya, ternyata ketentuan
tersebut berlandas rasionalitas matematika yang logis dengan tujuan menjaga
keseimbangan persamaan akuntansi di setiap kondisi. Jadi, dengan mempelajari Bab
ini maka Anda sudah dapat mengaplikasikan ketentuan Debet dan Kredit, tidak
kalah dengan orang-orang yang mempunyai latar-belakang akuntansi, atau mungkin
malah lebih baik, semoga.


AsgardChapter43

BAB 04 Mekanisme Logis Debet dan Kredit

01. SISTEM PENCATATAN BERPASANGAN


Setiap kali kita melakukan analisis transaksi berbasis akun sebagaimana kita
telah melakukannya di Bab 3, sebenarnya kita menerapkan sistem pencatatan
berpasangan (double entry systems). Terdapat 2 (dua) ketentuan yang keduanya
harus dipenuhi di sistem pencatatan berpasangan, yaitu:
a. Minimal 2 (dua) akun berubah, dan
b. Total perubahan nilai moneter dilakukan secara seimbang

Mengapa harus minimal 2 akun yang berubah? Pencatatan berpasangan ini


merupakan konsekuensi dalam rangka mempertahankan persamaan akuntansi: Aset
+ Biaya + Pengembalian ekuitas = Utang + Ekuitas + Pendapatan). Sadar atau tidak
sadar kita telah mempraktikkan ketentuan ini ketika menganalisis transaksi berbasis
akun. Selanjutnya, mengapa total perubahan nilai moneter harus dilakukan secara
seimbang? Karena akuntansi menggunakan prinsip satuan uang/moneter (monetary
unit) sebagai ukuran kuantitatif.

Sistem pencatatan berpasangan (double-entry system) berperan sangat penting


di akuntansi, terutama dalam kaitannya dengan fungsi penjurnalan transaksi.
Pembahasan lebih lanjut tentang penjurnalan terdapat di Bab 5.

02. APA ITU DEBET DAN KREDIT?


Persamaan akuntansi terdiri dari sisi kiri dan sisi kanan yang merupakan
cerminan persamaan matematika aljabar. Masing-masing sisi persamaan akuntansi
terdiri dari elemen-elemen yang mana setiap elemen terdiri dari banyak akun.
Selanjutnya setiap akun juga dapat digambarkan sebagai persamaan matematika
aljabar yang berarti bahwa setiap akun juga terdiri dari sisi kiri dan sisi kanan.

Akuntansi menyebut sisi kiri sebagai sisi debet dan sisi kanan sebagai sisi
kredit. Oleh karena itu, terminologi Debet dan Kredit semata-mata adalah
terminologi akuntansi untuk penamaan sisi Kiri dan sisi Kanan. Debet tidak
bermakna sebagai penambahan (+), demikian pula Kredit juga tidak bermakna
sebagai pengurangan(-).


AsgardChapter44

BAB 04 Mekanisme Logis Debet dan Kredit

Peraga 4.1:
Terminologi Debet dan Kredit
SisiKiri
SisiKanan
NamaAkun NamaAkun

Debet Kredit

Ketentuan Debet dan Kredit adalah sebagai berikut:


a. Akun-akun aset, biaya, dan pengembalian ekuitas: di debet jika bertambah, dan
di kredit jika berkurang
b. Akun-akun utang, ekuitas, dan pendapatan: di kredit jika bertambah, dan di debet
jika berkurang
Peraga 4.2:
Ketentuan Debet dan Kredit Persamaan Akuntansi
PENGEMBALIAN
(D) ASET (K) (D) BIAYA (K)
(D) EKUITAS (K)

+ (-) + (-) + (-)

PENDAPATAN
(D) UTANG (K) (D) EKUITAS (K)
(D) (K)
(-) + (-) + (-) +

03. MATEMATIKA DEBET DAN KREDIT


Mengapa akun-akun aset di debet jika bertambah dan di kredit jika berkurang?
Benarkah ketentuan tentang debet dan kredit yang berlaku di masing-masing
elemen/akun persamaan akuntansi adalah berdasar kesepakatan atau ketentuan
semata? Kita dapat memperoleh jawaban atas pertanyaan tersebut dengan
mencermati gambar-gambar berikut ini.


AsgardChapter45

BAB 04 Mekanisme Logis Debet dan Kredit

Gambar 1: Penempatan Sisi Debet & Kredit Disesuaikan Posisi di Persamaan Akuntansi
(D) ASET + BIAYA + PENGEMBALIAN EKUITAS = UTANG + EKUITAS + PENDAPATAN (K)

Aset (+) Utang (+)


Biaya (+) Ekuitas (+)
Pengembalian ekuitas (+) Pendapatan (+)

Gambar 2: Pencatatan Transaksi Pembelian bahan habis pakai secara kredit


(D) ASET + BIAYA + PENGEMBALIAN EKUITAS = UTANG + EKUITAS + PENDAPATAN (K)

Bahan habis pakai (+) Utang usaha (+)

Gambar 3: Pencatatan transaksi pembelian bahan habis pakai secara tunai


(D) ASET + BIAYA + PENGEMBALIAN EKUITAS = UTANG + EKUITAS + PENDAPATAN (K)

Debet Bahan habis pakai Kredit

+
Debet Kas Kredit

-
Gambar 4: Logika Matematika tentang Ketentuan Debet & Kredit
(D) ASET + BIAYA + PENGEMBALIAN EKUITAS = UTANG + EKUITAS + PENDAPATAN (K)

Debet ASET Kredit Debet UTANG Kredit


Kredit

+ - - +
Debet BIAYA Kredit Debet EKUITAS Kredit

+ - - +
Debet PENGEMBALIAN EKUITAS Kredit Debet PENDAPATAN Kredit

+ - - +
Deskripsi:
Gambar 1: Posisi debet dan kredit masing-masing elemen di persamaan akuntansi.
Gambar 2: Transaksi pembelian secara kredit bahan habis pakai menyebabkan akun Bahan habis
pakai bertambah yang dicatat di debet dan akun Utang usaha bertambah yang dicatat di
kredit. Hal ini sesuai dengan posisi masing-masing akun di persamaan akuntansi.
Gambar 3: Pembelian tunai bahan habis pakai menyebabkan akun Bahan habis pakai bertambah
yang dicatat di debet dan akun Kas berkurang yang dicatat di kredit. Perlakuan ini sesuai
dengan cara berpikir matematika; akun Bahan habis pakai dan akun Kas adalah elemen
Aset yang berada di sisi debet dan bernilai positif sehingga penambahan dicatat di debet,
dan pengurangan dicatat di kredit.
Gambar 4: Ketentuan tentang debet & kredit di masing-masing elemen/akun berdasar Gambar 3.


AsgardChapter46

BAB 04 Mekanisme Logis Debet dan Kredit

Ketentuan debit dan kredit di akuntansi dapat pula dijelaskan dengan


mendasarkan diri pada the ordered pairs of the group of differences construction
(lihat Ellerman 1985). Anggaplah, Aset = 10, Biaya = 5, Pengembalian ekuitas = 3,
Utang = 2, Ekuitas = 7, dan Pendapatan = 9. Persamaan akuntansi adalah 10 + 5 + 3
= 2 + 7 + 9. Mendasarkan diri pada the ordered pairs of the group of differences
construction maka aset yang bernilai 10 dapat dituliskan salah satu berikut ini,
yaitu alternatif (a) 14 di sisi debet dan 4 di sisi kredit, atau alternatif (b) 4 di sisi
debet dan 14 di sisi kredit. Secara matematika, alternatif (a) yang harus
digunakan karena aset bernilai positif dan berada di sisi kiri persamaan akuntansi.
Angka 4 di sisi kredit bersifat mengurangi angka 14 yang berada di sisi debet. Oleh
karena itu, penambahan aset dicantumkan di debet, sedangkan pengurangan aset
dicantumkan di kredit. Ketentuan ini juga berlaku di elemen utang. Misalnya, utang
yang bernilai 2 dapat dituliskan salah satu alternatif berikut ini: alternatif (a) 22 di
sisi debit dan 20 di sisi kredit, atau alternatif (b) 20 di sisi debet dan 22 di sisi kredit.
Secara matematika, alternatif (b) yang harus digunakan karena elemen utang
bernilai positif dan berada di sisi kanan persamaan akuntansi. Angka 20 di sisi debet
mengurangi angka 20 yang berada di sisi kredit. Oleh karena itu, penambahan utang
dicantumkan di kredit, sedangkan pengurangan utang dicantumkan di debet.

04. PENTINGKAH KETENTUAN DEBET & KREDIT?


Setelah mengidentifikasi sifat perubahan (bertambah atau berkurang) masing-
masing akun akibat terjadinya sebuah transaksi, akuntansi mengidentifikasi
penempatan akun tersebut: di debet ataukah di kredit. Jika kita tidak dapat
mengenali secara baik ketentuan debet dan kredit ini maka secara teknis kita tidak
dapat mempraktikkan akuntansi (meliputi penjurnalan dan pemindah-bukuan) yang
merupakan pengetahuan dasar di akuntansi. Menariknya, ketentuan debet dan kredit
ini bukan sekedar konvensi atau kesepakatan yang dibuat bersama, tetapi justru
berlandas pengetahuan matematika yang logis.

05. APLIKASI KETENTUAN DEBET DAN KREDIT


Berikut ini contoh aplikasi penetapan debet dan kredit di 10 transaksi UMKM
GIATKERJA yang menjadi contoh di Bab 3 di muka.


AsgardChapter47

BAB 04 Mekanisme Logis Debet dan Kredit

Transaksi 01
Diketahui : 01 Jan. Ibu AMANAH menyerahkan uang tunai sebesar Rp10.000.000 sebagai
setoran modal ke UMKM GIATKERJA.
Ditanya : a. Akun-akun (elemen) apa yang berubah?
b. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut?
c. Bagaimana perlakuan Debet & Kredit masing-masing akun tersebut?
Jawaban : a. Akun Kas (Aset) dan akun Modal (Ekuitas)
b. Akun Kas bertambah dan akun Modal bertambah
c. Kas di Debet Rp10.000.000, dan akun Modal di Kredit Rp10.000.000

ASET (Rp) EKUITAS (Rp)

D Kas K D Modal K

01/01 10.000.000 10.000.000

Transaksi 02
Diketahui : 02 Jan. Ibu AMANAH menyerahkan komputer Rp5.000.000 untuk kegiatan
bisnis UMKM GIATKERJA sebagai setoran modal.
Ditanya : a. Akun-akun (elemen) apa yang berubah?
b. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut?
c. Bagaimana perlakuan Debet & Kredit masing-masing akun tersebut?
Jawaban : a. Akun Peralatan kantor (Aset) dan akun Modal (Ekuitas)
b. Akun Peralatan kantor bertambah dan akun Modal bertambah
c. Akun Peralatan kantor di Debet Rp5.000.000, dan akun Modal di Kredit
Rp5.000.000

ASET (Rp) EKUITAS (Rp)

D Peralatan Kantor K D Modal saham K

02/01 5.000.000 5.000.000

Transaksi 03:
Diketahui : 03 Jan. UMKM GIATKERJA membeli bahan habis pakai (supplies) senilai
Rp1.000.000 tunai.
Ditanya : a. Akun-akun (elemen) apa yang berubah?
b. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut?
c. Bagaimana perlakuan Debet & Kredit masing-masing akun tersebut?
Jawaban : a. Akun Bahan habis pakai (Aset) dan akun Kas (Aset)
b. Akun Bahan habis pakai bertambah dan akun Kas berkurang


AsgardChapter48

BAB 04 Mekanisme Logis Debet dan Kredit

c. Akun Bahan habis pakai di Debet Rp1.000.000, dan akun Kas di Kredit
Rp1.000.000

ASET (Rp)

D Peralatan Kantor K

03/01 1.000.000

D Kas K

03/01 1.000.000

Transaksi 04
Diketahui : 04 Jan. UMKM GIATKERJA membeli peralatan kantor senilai Rp4.000.000
secara kredit.
Ditanya : a. Akun-akun (elemen) apa yang berubah?
b. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut?
c. Bagaimana perlakuan Debet & Kredit masing-masing akun tersebut?
Jawaban : a. Akun Peralatan kantor (Aset) dan akun Utang usaha (Utang)
b. Akun Peralatan kantor bertambah dan akun Utang usaha bertambah
c. Akun Peralatan kantor di Debet Rp4.000.000, dan akun Utang usaha di
Kredit Rp4.000.000

ASET (Rp) UTANG (Rp)

D Peralatan Kantor K D Utang Usaha K

04/01 4.000.000 4.000.000

Transaksi 05
Diketahui : 15 Jan. UMKM GIATKERJA melunasi utang senilai Rp4.000.000.
Ditanya : a. Akun-akun (elemen) apa yang berubah?
b. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut?
c. Bagaimana perlakuan Debet & Kredit masing-masing akun tersebut?
Jawaban : a. Akun Utang usaha (Utang) dan akun Kas (Aset)
b. Akun Utang usaha berkurang, dan akun Kas berkurang
c. Akun Utang usaha di Debet Rp4.000.000, dan akun Kas di Kredit
Rp4.000.000

ASET (Rp) UTANG (Rp)

D Kas K D Utang Usaha K

15/01 4.000.000 4.000.000


AsgardChapter49

BAB 04 Mekanisme Logis Debet dan Kredit

Transaksi 06
Diketahui : 16 Jan. UMKM GIATKERJA membayar tunai biaya honorarium karyawan
senilai Rp1.500.000.
Ditanya : a. Akun-akun (elemen) apa yang berubah?
b. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut?
c. Bagaimana perlakuan Debet & Kredit masing-masing akun tersebut?
Jawaban : a. Akun Biaya gaji (Biaya) dan akun Kas (Aset)
b. Akun Biaya gaji bertambah dan akun Kas berkurang
c. Akun Biaya gaji di Debet Rp1.500.000 dan akun Kas di Kredit Rp1.500.000.

ASET (Rp) BIAYA (Rp)

D Kas K D Biaya Gaji K


16/01 1.500.000 1.500.000

Transaksi 07
Diketahui : 17 Jan. UMKM GIATKERJA menerima tagihan dari PLN yang menyebutkan
bahwa listrik yang harus dibayar adalah Rp100.000.
Ditanya : a. Akun-akun (elemen) apa yang berubah?
b. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut?
c. Bagaimana perlakuan Debet & Kredit masing-masing akun tersebut?
Jawaban : a. Akun Biaya listrik (Biaya) dan akun Utang biaya listrik (Utang)
b. Akun Biaya listrik bertambah dan akun Utang biaya listrik bertambah
c. Akun Biaya listrik di Debet Rp100.000, dan akun Utang biaya listrik di
Kredit Rp100.000.

BIAYA (Rp) UTANG (Rp)

D Biaya Listrik K D Utang Biaya Listrik K


17/01 100.000 100.000

Transaksi 08
Diketahui : 18 Jan. UMKM GIATKERJA memperoleh pendapatan secara kredit
Rp3.000.000 yang berasal dari penyewaan gedung.
Ditanya : a. Akun-akun (elemen) apa yang berubah?
b. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut?
c. Bagaimana perlakuan Debet & Kredit masing-masing akun tersebut?
Jawaban : a. Akun Piutang usaha (Aset) dan akun Pendapatan usaha (Pendapatan)
b. Akun Piutang usaha bertambah, akun Pendapatan usaha bertambah
c. Akun Piutang usaha di Debet Rp3.000.000, dan akun Pendapatan usaha di
Kredit Rp3.000.000.


AsgardChapter50

BAB 04 Mekanisme Logis Debet dan Kredit

ASET (Rp) PENDAPATAN (Rp)

D Piutang Usaha K D Pendapatan Usaha K

18/01 3.000.000 3.000.000

Transaksi 09
Diketahui : 19 Jan. UMKM GIATKERJA menyerahkan uang tunai ke Ibu AMANAH
untuk kepentingan pribadi senilai Rp500.000.
Ditanya : a. Akun-akun (elemen) apa yang berubah?
b. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut?
c. Bagaimana perlakuan Debet & Kredit masing-masing akun tersebut?
Jawaban : a. Akun Pribadi (Pengembalian ekuitas) dan akun Kas (Aset)
b. Akun Pribadi bertambah dan akun Kas berkurang
c. Akun Pribadi di Debet Rp500.000, dan akun Kas di Kredit Rp500.000.

PENGEMBALIAN
ASET (Rp)
EKUITAS (Rp)

D Kas K D Pribadi K

19/01 500.000 500.000

Transaksi 10
Diketahui : 20 Jan. UMKM GIATKERJA memperoleh uang tunai dari pelunasan dari
transaksi pendapatan kredit Rp3.000.000 tertanggal 18 Januari.
Ditanya : a. Akun-akun (elemen) apa yang berubah?
b. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut?
c. Bagaimana perlakuan Debet & Kredit masing-masing akun tersebut?
Jawaban : a. Akun Kas (Aset) dan akun Piutang usaha (Aset)
b. Akun Kas bertambah dan akun Piutang usaha berkurang
c. Akun Kas di Debet Rp3.000.000, dan akun Piutang usaha di Kredit
Rp3.000.000.

ASET (Rp)

D Kas K

20/01 3.000.000

D Piutang Usaha K

20/01 3.000.000


AsgardChapter51

BAB 04 Mekanisme Logis Debet dan Kredit

Pengetahuan tentang ketentuan Debet dan Kredit sangat penting bagi individu
yang ingin mempelajari akuntansi. Untuk lebih memahami dan trampil dalam
penerapan ini maka Kita perlu berlatih. Kata orang bijak Practices make perfect.
Jika Kita ingin berlatih sekaligus memahami akuntansi dengan baik, silakan
membaca buku Akuntansi Pengantar 1 Berbasis Matematika: Siklus Akuntansi
Keuangan (Sony Warsono, Arif Darmawan, dan Muhammad Arsyadi Ridha, 2009).
Atau Kita dapat menggunakan buku-buku Akuntansi yang banyak tersedia di toko
buku.

Hal utama yang perlu kita tegaskan di sini adalah bahwa ketentuan Debet dan
Kredit yang berlaku di Akuntansi selama ini murni berlandas matematika, bukan
hanya kesepakatan sehingga tidak bisa hanya dihafalkan semata. Jika Anda ingin
mendiskusikan lebih lanjut tentang mekanisme matematika dalam ketentuan Debet
dan Kredit, silakan hubungi kami melalui email cherrycorner@gmail.com, chatting
dengan penulis yang terdapat di website www.cherrycorner.com, atau mengikuti
pendidikan dan pelatihan yang dapat diselenggarakan sesuai kebutuhan UMKM
Anda.


AsgardChapter52

BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan

BAB 05

SIKLUS AKUNTANSI
SELAMA PERIODA BERJALAN

ABSTRAK

Satu (1) perioda akuntansi keuangan lazimnya adalah 1 tahun, kecuali untuk UMKM
yang siklus operasinya melebihi 1 tahun. Satu (1) perioda akuntansi biasanya juga
disebut satu (1) siklus akuntansi. Siklus akuntansi dapat dibagi menjadi 2 kurun,
yaitu Subsiklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan dan Sub-siklus Akuntansi Pada
Akhir Perioda.

Berdasar jenis kegiatannya, Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan dapat


diklasifikasi menjadi 2 kelompok: Kegiatan Penyiapan Transaksi (preparing) dan
Kegiatan Pencatatan Transaksi (recording). Penyiapan transaksi meliputi 4 fungsi
yang lazim dilakukan di UMKM dengan urutan 1) Pengidentifikasian transaksi, 2)
Pengukuran transaksi, 3) Pendokumentasian transaksi ke bukti/dokumen transaksi,
dan 4) Penulisan transaksi ke buku harian. Setelah menyelesaikan kegiatan
penyiapan transaksi, UMKM melakukan kegiatan pencatatan transaksi yang terdiri
dari fungsi penjurnalan dan pemindahbukuan. Kegiatan pencatatan yang meliputi
penjurnalan dan pemindahbukuan merupakan jantung akuntansi sehingga UMKM
dikatakan mengembangkan akuntansi jika melakukan minimal 2 fungsi pencatatan
tersebut.


AsgardChapter53

BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan

UMKM memerlukan informasi tentang kegiatan bisnis dan posisi keuangan


selama kurun waktu tertentu sebagai bagian dari evaluasi dan bentuk pertanggung-
jawaban. Oleh karena itu, PABU membagi umur UMKM menjadi perioda-perioda
dimana pada akhir setiap perioda UMKM menyusun laporan keuangan. Satu (1)
perioda akuntansi lazimnya adalah 1 (satu) tahun kalendar yang dimulai tanggal 1
Januari dan berakhir tanggal 31 Desember. Beberapa UMKM perkebunan, misalnya,
menggunakan perioda akuntansi yang lebih panjang, seperti misalnya 18 bulan
karena menyesuaikan dengan satu siklus operasi UMKM. Beberapa UMKM lain
menggunakan tanggal 1 Juni s/d 31 Mei sebagai awal dan akhir perioda akuntansi.

Satu (1) siklus akuntansi dapat diidentikkan dengan 1 perioda akuntansi. Satu
perioda akuntansi diklasifikasi menjadi 2 sub-siklus:
a. Sub-siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan; Akuntansi UMKM memproses
secara sistematik semua transaksi yang terjadi di UMKM.
b. Sub-siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda; Akuntansi UMKM menyusun
laporan keuangan untuk kegiatan evaluasi.

Sesi-sesi berikut ini membahas tentang fungsi-fungsi yang dilakukan di


akuntansi selama perioda berjalan.

01. SIKLUS AKUNTANSI SELAMA PERIODA BERJALAN


Siklus akuntansi selama perioda berjalan meliputi rangkaian kegiatan:
a. Penyiapan transaksi; yang terdiri dari:
1) Pengidentifikasian transaksi;
2) Pengukuran transaksi;
3) Pendokumentasian transaksi ke bukti; dan
4) Penulisan transaksi ke buku harian.
b. Pencatatan transaksi, yang terdiri dari:
1) Penjurnalan (peringkasan), dan
2) Pemindahbukuan (pengklasifikasian berbasis akun) transaksi.


AsgardChapter54

BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan

Peraga 5.1:
Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan

SELAMA PERIODABERJALAN

Transaksi Transaksi Transaksi Transaksi


ke1 ke2 ke3 ken

01.PengidentifikasianTransaksi

02.PengukuranTransaksi

03.PendokumentasianTransaksike
Bukti

04.PenulisanTransaksikeBukuHarian

05.PencatatanJurnal(Penjurnalan)


06.PencatatandiBukuBesar
(Pemindahbukuan)

Berikut ini uraian masing-masing fungsi yang diawali dengan


pengidentifikasian transaksi sampai dengan fungsi pencatatan yang disebut
pemindahbukuan (posting).


AsgardChapter55

BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan

02. PENYIAPAN TRANSAKSI: PENGIDENTIFIKASIAN


Peristiwa bisnis dibagi menjadi 2 (dua), yaitu peristiwa ekonomi (transaksi)
dan peristiwa non-ekonomi (non-transaksi). Peristiwa bisnis disebut peristiwa
ekonomi atau transaksi jika memenuhi 2 (dua) kriteria sebagai berikut:
a. Bersifat keuangan, dan
b. Menyebabkan perubahan di elemen-elemen laporan keuangan
Akuntansi hanya memproses transaksi. Oleh karena itu, UMKM harus
mengidentifikasi peristiwa bisnis yang terjadi, apakah memenuhi kriteria sebagai
transaksi atau sebagai non-transaksi.
Peraga 5.2:
Jenis Transaksi

Peristiwa Bisnis Identifika


Pemilik menyetor kas ke UMKM Transaksi


UMKM merekrut karyawan Transaksi

UMKM membeli kredit alat Transaksi

UMKM membayar gaji karyawan Transaksi

UMKM melakukan rotasi Transaksi

Sangat banyak peristiwa bisnis yang merupakan transaksi di UMKM. Yang


perlu diingat adalah bahwa peristiwa bisnis yang menyebabkan perpindahan sesuatu
yang bersifat keuangan dari pemilik ke UMKM maupun dari UMKM ke pemilik
termasuk transaksi, dan transaksi tersebut harus dicatat. Demikian pula, peristiwa
bisnis yang berbentuk barter (pertukaran barang atau jasa) dengan pihak-pihak lain
juga merupakan transaksi.


AsgardChapter56

BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan

03. PENYIAPAN TRANSAKSI: PENGUKURAN


Akuntansi mendasarkan diri pada PABU Unit moneter (monetary unit), yaitu
informasi disajikan menggunakan satuan uang. Oleh karena itu, setiap transaksi
harus ditentukan besaran transaksi menggunakan satuan moneter. Satuan moneter di
Indonesia adalah Rupiah (Rp). Akuntansi mengenal beberapa cara pengukuran.
Menurut Statements of Financial Accounting Concepts No. 5, terdapat 5 cara
pengukuran akuntansi, yaitu:
a. Kos historis (historical cost); informasi keuangan menggunakan nilai kas (atau
setara kas) yang diterima atau dibayarkan pada saat transaksi. Contoh, transaksi
pembelian bahan habis pakai dicatat sebesar kas yang dibayarkan kepada
penjual.
b. Kos sekarang (current cost); informasi keuangan menggunakan nilai kas (atau
setara kas) yang seharusnya dibayar seandainya aset yang setara diperoleh
sekarang. Contoh, beberapa jenis Persediaan barang dagangan disajikan di
neraca sebesar kos sekarang.
c. Nilai pasar sekarang (current market value); informasi keuangan menggunakan
nilai pasar aset pada saat laporan disajikan. Contoh, akun Surat-surat berharga
dicatat sebesar nilai rupiah yang diterima jika surat-surat berharga tersebut
dijual sekarang.
d. Nilai bersih yang dapat direalisasi (net realizable value); informasi keuangan
menggunakan nilai bersih yang diperkirakan dapat diterima/dibayarkan.
Contoh, akun Piutang usaha disajikan sebesar total piutang usaha dikurangi
dengan taksiran piutang dagang tidak tertagih.
e. Nilai sekarang dari aliran kas masa datang (present value of future cash flows);
informasi keuangan menggunakan nilai sekarang dari penerimaan/pembayaran
kas di masa datang. Contoh, akun Utang obligasi disajikan di neraca sebesar
nilai sekarang dari total pembayaran kas untuk pelunasan utang (termasuk
pembayaran bunganya).

Akuntansi lazimnya menggunakan kos historis (historical cost)sebagai


pengukuran dalam transaksi karena kos historis ini dianggap paling obyektif dalam
menggambarkan transaksi yang sesungguhnya, dan nilai moneternya dapat
diverifikasi keterjadiannya.


AsgardChapter57

BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan

Pengukuran di akuntansi dapat diklasifikasi menjadi 2 (dua) jenis pengukuran,


yaitu:
a. Penghitungan nilai moneter; akuntansi menghitung besarnya nilai moneter
suatu transaksi yang terjadi selama perioda berjalan.
b. Penetapan nilai moneter; akuntansi menetapkan besarnya nilai moneter suatu
transaksi yang dimaksudkan untuk penyusunan laporan keuangan.

A. Penghitungan Nilai Moneter Transaksi


Jenis pengukuran ini menentukan besarnya nilai moneter sebuah transaksi yang
lazimnya terjadi selama perioda berjalan. Berikut ini sedikit contoh pengukuran
untuk menghitung nilai moneter transaksi.
A1. Penghitungan Harga Perolehan Bahan Habis Pakai
Ilustrasi 01:
21 Maret PT. AMAL membeli tunai kertas 100 rim seharga Rp25.000/rim.
Ditanya: Berapakah nilai transaksi pembelian bahan habis pakai tersebut?
Nilai transaksi adalah 100 x Rp25.000 = Rp2.500.000

A2. Penghitungan Pendapatan


Ilustrasi 02:
22 Februari, diperoleh pendapatan dari konsultasi Rp250.000, dari data
keuangan Rp700.000, dan dari penjualan ebook Akuntansi Dasar Rp600.000.
Semua transaksi tersebut dicatat sebagai pendapatan.
Ditanya: Berapakah nilai moneter transaksi pendapatan tersebut?

Nilai transaksi adalah Rp250.000 + Rp700.000 + Rp600.000 = Rp1.550.000

A3. Penghitungan Biaya Administrasi


Ilustrasi 03:
25 Februari UMKM membayar angsuran pertama Rp1.000.000 untuk utang
jangka panjang (18 bulan) yang diterbitkan 1 bulan yang lalu (25 Januari)
senilai Rp16.398.000 dengan biaya administrasi disetujui 1% per bulan dari

AsgardChapter58

BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan

utang yang belum dilunasi. Angsuran tersebut sebagian digunakan untuk


membayar biaya administrasi dan sisanya digunakan untuk membayar utang
pokoknya.
Ditanya: Berapakah bagian angsuran yang diakui sebagai biaya administrasi,
dan berapakah bagian angsuran yang diakui sebagai pembayaran
utang pokok?
Besarnya angsuran yang digunakan untuk membayar biaya administasi:
Rp16.398.000 x 1% = Rp163.980
Besarnya angsuran yang digunakan untuk membayar utang pokok:
Rp1.000.000 Rp163.980 = Rp836.020

B. Penetapan Nilai Moneter Transaksi


Jenis pengukuran ini menentukan besarnya nilai moneter sebuah transaksi yang
dilakukan dalam rangka penyusunan laporan keuangan pada akhir perioda.
Berikut ini contoh pengukuran untuk menetapkan nilai moneter transaksi.
B1. Penetapan Biaya Bahan Habis Pakai
Ilustrasi 04:
Diketahui, bahan habis pakai pada awal 2008 senilai Rp3.750.000. UMKM
membeli bahan habis pakai senilai Rp6.500.000 selama tahun 2008.
Penghitungan fisik pada akhir perioda 2008 diperoleh informasi bahwa bahan
habis pakai yang masih tersedia di gudang senilai Rp2.750.000.
Ditanya: Berapakah bahan habis pakai yang menjadi biaya perioda 2008?
Besarnya biaya bahan habis pakai untuk perioda 2008:
Rp3.750.000 + Rp6.500.000 Rp2.750.000 = Rp7.500.000,00

B2. Penetapan Biaya Penyusutan


Ilustrasi 05:
UMKM membeli mesin produksi senilai Rp25.000.000 pada 1 Januari 2008.
Penghitungan nilai manfaat terhadap mesin tersebut adalah 7 tahun, dan pada
akhir tahun ketujuh diperkirakan mesin tersebut masih mempunyai nilai
residu/sisa sebesar Rp4.000.000. UMKM menetapkan bahwa penyusutan


AsgardChapter59

BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan

(penurunan nilai atas aset tetap) dilakukan dengan menggunakan metoda garis
lurus, yaitu membagi sama rata kos (harga perolehan) yang disusutkan ke
perioda-perioda yang menikmati aset tetap tersebut.
Ditanya: Berapakah biaya penyusutan yang diakui per periodanya?
Biaya penyusutan tahun setiap tahunnya selama 7 tahun:
(Rp25.000.000 Rp4.000.000) : 7 = Rp3.000.000,00

B3. Penetapan Sebagian Aset yang Berubah Menjadi Biaya


Ilustrasi 06:
01 Oktober 2008 UMKM membayar premi asuransi senilai Rp12.000.000
untuk perioda 1 Oktober 2008 s/d 30 September 2009. Pada tanggal 1 Oktober
2008 UMKM mencatatnya sebagai aset (dicatat di akun Dibayar dimuka biaya
asuransi) yang berubah menjadi biaya seiring dengan berlalunya waktu.
Ditanya: Berapakah bagian premi asuransi yang berubah menjadi biaya
asuransi sampai dengan 31 Desember 2008?
Bagian premi asuransi yang berubah menjadi biaya asuransi sampai dengan
31 Desember 2008: (Rp12.000.000 x 3/12) = Rp3.000.000,00.

Masih banyak pengukuran-pengukuran lain yang dilakukan untuk menghitung


maupun menetapkan nilai moneter transaksi. Fungsi pengukuran ini sangat
penting karena informasi akuntansi menyajikan informasi keuangan.

04. PENYIAPAN TRANSAKSI: PENDOKUMENTASIAN


Setelah transaksi diukur maka UMKM lazimnya mendokumentasikan transaksi
tersebut ke dokumen yang disebut bukti transaksi. Pendokumentasian ke dalam
bukti transaksi berfungsi untuk:
a. Merekam transaksi
b. Mengurangi kemungkinan kesalahan
c. Menetapkan tanggung jawab atas timbulnya transaksi
d. Menyampaikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan


AsgardChapter60

BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan

Bukti transaksi dapat berupa kertas maupun elektronik. Bukti transaksi harus
dirancang dengan baik agar perekaman transaksi dapat berjalan dengan cepat,
ringkas, terhindar dari kesalahan, dan bermanfaat untuk pengendalian.

Dilihat dari asal pembuatannya, bukti transaksi dapat berasal dari:


a. Internal; bukti yang dibuat UMKM sendiri. Contohnya bukti pembayaran
honorarium, dan surat tagihan ke pelanggan (disebut faktur penjualan).
b. Eksternal; bukti yang dibuat oleh pihak eksternal dan diterima oleh UMKM.
Contohnya surat tagihan dari rekanan (disebut faktur pembelian) dan bukti
pelunasan utang dari pelanggan.

Dilihat dari peranannya untuk pencatatan akuntansi, bukti transaksi


diklasifikasi menjadi 2 (dua), yaitu:
a. Dokumen sumber (source document); bukti transaksi yang digunakan sebagai
dasar untuk pencatatan. Contohnya adalah faktur pembelian dan faktur
penjualan yang digunakan sebagai dokumen utama untuk pencatatan transaksi
pembelian dan penjualan.
b. Dokumen pendukung (supporting document); bukti transaksi yang
digunakan untuk mendukung keberadaan dokumen sumber. Contohnya, surat
pesanan dari pelanggan digunakan untuk mendukung faktur penjualan, dan
surat permintaan barang dari departemen yang membutuhkan barang yang
digunakan untuk mendukung faktur pembelian.

05. PENYIAPAN TRANSAKSI: PENULISAN DI BUKU HARIAN


Bukti transaksi terdiri dari banyak jenis dengan ukuran kertas yang bervariasi
karena bukti transaksi dapat berasal dari eksternal. Selanjutnya, bukti transaksi juga
relatif berdiri sendiri, lazimnya satu lembar untuk memuat satu jenis transaksi.
Bahkan kadangkala UMKM harus memiliki copy (tembusan) untuk suatu bukti
tertentu. Juga, bukti transaksi dapat disajikan kurang jelas ataupun kurang sistematis.
Akhirnya, bukti transaksi diarsipkan berdasar ketentuan yang berbeda-beda; faktur
lazimnya diarsip berdasar nomor faktur, sedangkan tagihan dari rekanan/kreditor
lazimnya diarsip berdasar tanggal. Hal-hal di atas menyebabkan UMKM
memerlukan buku harian untuk mendeskripsikan transaksi yang terjadi.


AsgardChapter61

BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan

Penulis sangat merekomendasikan terutama untuk Usaha Mikro dan Kecil


(UMK) merekam setiap transaksi ke buku harian karena buku harian ini sangat
mudah dibuat, dan buku harian tersebut berisi kumpulan transaksi untuk waktu yang
cukup panjang. Pada dasarnya, penulisan transaksi di buku harian tidak
mendasarkan aturan tertentu karena penulisan di buku harian berfungsi untuk
mendeskripsikan transaksi sesuai keinginan administrator atau bagian keuangan
UMKM. Beberapa informasi penting yang seharusnya dicantumkan adalah:
a. Tanggal transaksi
b. Penghitungan nilai transaksi (pengukuran)
c. Narasi (deskripsi) transaksi
d. Referensi bukti transaksi.

Bentuk atau format buku harian juga diserahkan kepada UMKM. Dalam
menuliskan transaksi di buku harian, hasil analisis transaksi belum digunakan.
Sekali lagi, penulisan di buku harian ini sebenarnya lebih berfungsi untuk
pendokumentasian dan pendeskripsian transaksi dengan gaya bebas UMKM.

06. PENCATATAN TRANSAKSI: PENJURNALAN


Setelah penyiapan transaksi diselesaikan maka UMKM melanjutkan kegiatan
dengan melakukan pencatatan transaksi pertama yang disebut penjurnalan.
Penjurnalan (journalizing) adalah meringkas transaksi secara urut waktu
(kronologis). Di akuntansi, penjurnalan disebut juga pencatatan pertama (the
original entry). Penjurnalan atau peringkasan transaksi harus tetap mencantumkan
informasi-informasi penting transaksi yang bermanfaat untuk proses akuntansi. Jenis
informasi yang harus terekam di penjurnalan bergantung pada kebutuhan UMKM.
Sebagai contoh, UMKM yang membayar honorarium berdasar jumlah penjualan
(sales) yang dihasilkan tenaga pemasaran maka akan membutuhkan informasi
tentang karyawan-karyawan yang terlibat di setiap transaksi penjualan, tidak semata
hanya nilai transaksi dari penjualan tersebut.

Hasil penjurnalan yang baik menjadikan UMKM dapat mengetahui besaran


dan jenis-jenis transaksi yang terjadi dengan mudah. Penjurnalan yang baik juga
memungkinkan transaksi dapat direkam secara efisien tanpa harus kehilangan


AsgardChapter62

BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan

informasi penting tentang transaksi UMKM. Berikut ini beberapa topik penting di
fungsi penjurnalan.
A. Informasi Pokok Di Penjurnalan
Informasi pokok suatu transaksi yang lazim dicantumkan di penjurnalan:
1. Tanggal transaksi; bermanfaat untuk menunjukkan perioda terjadinya
transaksi. Informasi ini penting karena akuntansi menganut konsep
periodisasi sehingga perlu ada penentuan perioda yang jelas tentang
keterjadian setiap transaksi.
2. Akun-akun yang berubah; menunjukkan akun-akun yang terpengaruh
akibat terjadinya suatu transaksi. Informasi ini penting karena output
akuntansi adalah informasi keuangan yang disajikan berbasis akun.
3. Nilai rupiah transaksi; menunjukkan besarnya perubahan yang disajikan
dalam satuan moneter. Informasi ini penting karena akuntansi menyajikan
informasi dalam satuan moneter.
4. Deskripsi singkat transaksi dan kode akun; membantu memberi
informasi tambahan yang dianggap penting, dan meminimalkan kesalahan.

Berbagai informasi lainnya dapat dicantumkan dipenjurnalan sepanjang


informasi tersebut dibutuhkan UMKM.

B. Buku Jurnal
Media pencatatan penjurnalan disebut buku jurnal (Baridwan, 2005). Terdapat
dua (2) macam buku jurnal, yaitu buku jurnal umum (general journal) dan
buku jurnal khusus (special journal). Usaha Mikro dan Kecil lazimnya
menggunakan buku jurnal umum, yaitu 1 (satu) jenis buku jurnal yang
menampung semua jenis transaksi yang terjadi di UMK. Salah satu bentuk
buku jurnal umum yang lazim digunakan tersaji di Peraga 5.3.
Peraga 5.3:
Format Buku Jurnal Umum

Nama Akun dan Debet Kredit


Tgl
Deskripsi Singkat (Rupiah) (Rupiah)

Total


AsgardChapter63

BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan

Usaha Menengah lazimnya menggunakan buku jurnal khusus. Setiap buku


jurnal khusus menampung satu jenis transaksi tertentu. Salah satu buku jurnal,
yaitu buku jurnal umum, digunakan untuk menampung berbagai jenis transaksi
yang jarang terjadi dan tidak dapat ditampung di buku jurnal khusus yang telah
disediakan. Dengan demikian, buku jurnal khusus lazimnya terdiri dari:
1. Buku jurnal Penjualan Kredit
2. Buku jurnal Pembelian Kredit
3. Buku jurnal Penerimaan Kas
4. Buku jurnal Pengeluaran Kas
5. Buku jurnal Umum

C. Langkah-Langkah Penjurnalan
Berikut ini langkah-langkah penjurnalan menggunakan buku jurnal umum:
1. Tulislah tanggal transaksi di kolom Tanggal.
2. Lakukan analisis transaksi, dan tentukan akun-akun yang di debet dan yang
di kredit.
3. Tulislah nama akun-akun yang di debet ke kolom Nama Akun.
4. Di bawah akun-akun yang di debet, tulislah akun-akun yang di kredit. Akun
yang di kredit ditulis menjorok ke dalam di banding akun yang di debet.
5. Dalam tanda kurung, tulislah deskripsi singkat di bawah akun-akun
6. Tulislah nilai rupiah untuk masing-masing akun ke salah satu kolom
Debet atau Kredit sesuai dengan akunnya. Akun yang di debet maka
penulisan nilai rupiah di kolom Debet, dan akun yang di kredit maka
penulisan nilai rupiah di kolom Kredit.
7. Pastikan bahwa total nilai rupiah sisi debet sama dengan total nilai rupiah
sisi kredit.

07. PENCATATAN TRANSAKSI: PEMINDAHBUKUAN


Pencatatan akuntansi setelah penjurnalan adalah pemindahbukuan.
Pemindahbukuan (posting) adalah memindahkan akun-akun yang tercantum di
buku jurnal ke akun-akun yang sama di buku besar. Kapankah pemindahbukuan
seharusnya dilakukan? Pemindahbukuan dapat dilakukan secara periodik, misalnya
per akhir hari/minggu/bulan, ataupun seketika pada saat penjurnalan transaksi

AsgardChapter64

BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan

diselesaikan. Informasi penting yang ada di buku jurnal lazimnya juga disertakan
dalam pemindahbukuan tersebut.

Informasi yang dicantumkan di akun terkait dengan fungsi pemindahbukuan


lazimnya meliputi:
a. Tanggal transaksi,
b. Deskripsi singkat,
c. Nilai moneter.
d. Posisi nilai moneter: Debet atau Kredit
Berikut ini dibahas beberapa topik penting terkait dengan pemindahbukuan.
A. APA ITU BUKU BESAR?
Per definisi, pemindahbukuan adalah memindahkan akun-akun di buku jurnal
ke akun-akun yang sesuai di buku besar. Dengan demikian, buku besar (ledger)
tentulah suatu media pencatatan (buku) yang berisi akun-akun. Berbeda dari
buku jurnal yang berisi kumpulan ringkasan transaksi, buku besar berisi
kumpulan akun dimana setiap akun memuat semua perubahan yang terjadi di
akun tersebut. Buku besar menjadikan UMKM dapat mengetahui perubahan
setiap akun, dan mengetahui saldo (selisih penjumlahan sisi debet dan kredit)
keuangan per akun setiap saat.

B. Jenis-Jenis Buku Besar


Terdapat dua (2) jenis buku besar, yaitu:
a. Buku besar utama (general ledger); berisi kumpulan akun-akun yang
tercantum di laporan keuangan. Nama akun yang ada di buku besar sesuai
dengan nama akun yang tercantum di buku jurnal.
b. Buku besar pembantu (subsidiary ledger); berisi kumpulan akun yang
merupakan rincian/uraian dari salah satu akun yang ada di buku besar
utama. Misalnya, akun Piutang usaha di buku besar utama mempunyai
buku besar pembantu yang terdiri dari akun Tuan SALAM, akun Usaha
dagang (UD.). JUNJUNG ETIKA, dsb.

Akun-akun di buku besar utama yang mempunyai buku besar pembantu


disebut akun kendali (control accounts). Saldo akun kendali harus sama
dengan total saldo akun-akun di buku besar pembantu untuk akun tersebut.


AsgardChapter65

BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan

Peraga 5.4:
Jenis dan Hubungan Akun-akun di Buku Besar

Laporan Keuangan
Buku besar utama
Akun kendali

Piutang usaha

Utang usaha Akun X

Akun-akun di Buku Besar Utama

Tuan IMAN CV. Jujur PT. YYY


Buku besar pembantu
Akun-akun di Buku Besar Pembantu

C. Hubungan Buku Besar Dan Akun


Per definisi, buku besar berisi kumpulan akun-akun. Menggunakan akun
format T maka sebuah buku besar utama dan buku besar pembantu dapat
diilustrasikan sebagaimana tersaji di Peraga 5.5 berikut ini.
Peraga 5.5:
Contoh Buku Besar Utama dan Buku Besar Pembantu
Buku Besar Utama Buku Besar Pembantu
Kas Piutang Usaha Toko ALIM Masitha, Ny

Utang Usaha Modal Saham PT. SALAM Ikhlas, Tn.

Pendapatan UD. MAKMUR


Laba Ditahan PT. AMAL
Konsultasi HATI

Biaya Utilitas Akun X CV. RIDHA Pelanggan A


AsgardChapter66

BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan

D. Akun Format T (T-Account)


Bentuk akun dapat dirancang-bangun sesuai kebutuhan UMKM. Terdapat 4
(empat) format akun yang lazim digunakan (Rahmanti, 2004), yaitu:
1. Format T
2. Format saldo berjalan
3. Format saldo debet-kredit
4. Format skontro

Format akun yang lazim digunakan dalam proses pembelajaran akuntansi


adalah akun format T dan format akun saldo berjalan.
Peraga 5.6:
Contoh Akun Format T
KAS
Tgl Deskripsi Jumlah (Rp) Tgl Deskripsi Jumlah (Rp)
01/01 Penyetoranmodal 4.500.000 04/01 Biaya gaji 1.000.000

E. Pencatatan Di Buku Besar Pembantu


Buku besar pembantu berfungsi untuk menyajikan informasi lebih detail yang
menjelaskan pencatatan di buku besar utama. Di samping itu, penggunaan buku
besar pembantu juga berfungsi sebagai alat pengendalian atas keakuratan
pencatatatan di buku besar utama.

Terdapat 2 metoda pencatatan di buku besar pembantu yang lazim, yaitu:


1. Metoda tinta dan pena (pen & ink bookkeeping); pencatatan ke buku
besar pembantu langsung dari bukti transaksi
2. Metoda tanpa buku pembantu (ledgerless bookkeeping); bukti transaksi
diarsip dan difungsikan sebagai buku besar pembantu.

Peraga 5.7 dan 5.8 menggambarkan perbedaan diantara kedua metoda


pencatatan di atas.


AsgardChapter67

BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan

Peraga 5.7:
Pencatatan ke Buku Pembantu Metoda Tinta & Pena
Pemindahbukuan
ke buku besar
Penjurnalan
utama
Penyusunan
Bukti
transaksi Rekonsiliasi
laporan
keuangan
Pemindahbukuan
ke buku besar
pembantu

Peraga 5.8:
Pencatatan ke Buku Pembantu Metoda Tanpa Buku Pembantu

Penjurnalan
Pemindahbukuan
ke buku besar
utama

Bukti Penyusunan
transaksi Rekonsiliasi laporan
keuangan

Bukti transaksi
diarsip berbasis
alphabet

F. Langkah-Langkah Pemindahbukuan
Meskipun yang dipindahkan dari buku jurnal ke buku besar berupa akun-akun,
tetapi pemindahbukuan harus dilakukan per transaksi. Urutan langkah
pemindahbukuan sebagai berikut:
1. Perhatikan nama akun yang di debet di buku jurnal.
2. Carilah nama akun yang sesuai di buku besar utama
3. Tulislah tanggal, deskripsi singkat, dan nilai rupiah di akun buku besar
utama sesuai dengan yang tercantum di buku jurnal. Ingat, informasi
tersebut ditulis di sisi Debet.
4. Jika ada akun yang di debet lagi, lakukan langkah no. 2 dan 3 hingga semua
akun yang di debet sudah dipindahkan ke akun-akun yang sesuai di buku
besar utama. Jika belum tersedia, buatlah akun baru di buku besar utama
sesuai nama akun yang ada di jurnal.


AsgardChapter68

BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan

5. Perhatikan nama akun yang di kredit di buku jurnal.


6. Carilah nama akun yang sesuai di buku besar utama
7. Tulislah tanggal, deskripsi singkat, dan nilai rupiah di akun buku besar
utama sesuai dengan yang tercantum di buku jurnal. Ingat, informasi
tersebut ditulis di sisi kredit.
8. Jika ada akun yang di kredit lagi, lakukan no. 6 dan 7 hingga semua akun
yang di kredit sudah dipindahkan ke akun-akun yang sesuai di buku besar
utama. Jika belum tersedia, buatlah akun baru di buku besar utama sesuai
nama akun yang ada di buku jurnal.

08. APLIKASI PENJURNALAN DAN PEMINDAHBUKUAN


Berikut ini penjurnalan dan pencatatan transaksi di UMKM GIATKERJA yang
didirikan tanggal 01 Januari 2008. PT.IBADAHKITA bergerak dibidang penyediaan
jasa pembelajaran akuntansi.
Transaksi 01
Diketahui : 01 Jan. Ibu AMANAH menyerahkan uang tunai sebesar Rp10.000.000 sebagai
setoran modal ke UMKM GIATKERJA.
Ditanya : Bagaimanakah penjurnalan dan pemindahbukuan yang diperlukan?
Jawaban :

Tgl Nama Akun & Deskripsi Singkat Debet (Rp) Kredit (Rp)
01/01 Kas Rp10.000.000
Modal Rp10.000.000
(Setoran modal)

Debet KAS MODAL Kredit


Tgl Tgl
Deskripsi Debet (Rp) Deskripsi Kredit (Rp)
Jan Jan
01 Modal 10.000.000 01 Tunai 10.000.000

Transaksi 02
Diketahui : 02 Jan. Ibu AMANAH menyerahkan komputer Rp5.000.000 untuk kegiatan
bisnis UMKM GIATKERJA sebagai setoran modal.
Ditanya : Bagaimanakah penjurnalan dan pemindahbukuan yang diperlukan?
Jawaban :


AsgardChapter69

BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan

Tgl Nama Akun & Deskripsi Singkat Debet (Rp) Kredit (Rp)
02/01 Peralatan kantor Rp5.000.000
Modal Rp5.000.000
(Setoran modal)

Debet PERALATAN KANTOR MODAL Kredit


Tgl Tgl
Deskripsi Debet (Rp) Deskripsi Kredit (Rp)
Jan Jan
02 Modal 5.000.000 02 Perltan kntr 5.000.000

Transaksi 03
Diketahui : 03 Jan. UMKM GIATKERJA membeli bahan habis pakai (supplies) senilai
Rp1.000.000 tunai.
Ditanya : Bagaimanakah penjurnalan dan pemindahbukuan yang diperlukan?
Jawaban :
Tgl Nama Akun & Deskripsi Singkat Debet (Rp) Kredit (Rp)
03/01 Bahan habis pakai Rp1.000.000
Kas Rp1.000.000
(Pembelian bahan habis pakai, tunai)

Debet BAHAN HABIS PAKAI KAS Kredit


Tgl Tgl
Deskripsi Debet (Rp) Deskripsi Kredit (Rp)
Jan Jan
03 Tunai 1.000.000 03 Bhn habis pk 1.000.000

Transaksi 04
Diketahui : 04 Jan. UMKM GIATKERJA membeli peralatan kantor senilai Rp4.000.000
secara kredit.
Ditanya : Bagaimanakah penjurnalan dan pemindahbukuan yang diperlukan?
Jawaban :
Tgl Nama Akun & Deskripsi Singkat Debet (Rp) Kredit (Rp)
04/01 Peralatan kantor Rp4.000.000
Utang usaha Rp4.000.000
(Pembelian kredit peralatan kantor)

Debet PERALATAN KANTOR UTANG USAHA Kredit


Tgl Tgl
Deskripsi Debet (Rp) Deskripsi Kredit (Rp)
Jan Jan
04 Kredit 4.000.000 04 Perltn kantor 4.000.000


AsgardChapter70

BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan

Transaksi 05
Diketahui : 15 Jan. UMKM GIATKERJA melunasi utang senilai Rp4.000.000.
Ditanya : Bagaimanakah penjurnalan dan pemindahbukuan yang diperlukan?
Jawaban :
Tgl Nama Akun & Deskripsi Singkat Debet (Rp) Kredit (Rp)
15/01 Utang usaha Rp4.000.000
Kas Rp4.000.000
(Pelunasan utang)

Debet UTANG USAHA KAS Kredit


Tgl Tgl
Deskripsi Debet (Rp) Deskripsi Kredit (Rp)
Jan Jan
15 Pelunasan 4.000.000 15 Perltn kantor 4.000.000

Transaksi 06
Diketahui : 16 Jan. UMKM GIATKERJA membayar tunai biaya honorarium karyawan
senilai Rp1.500.000.
Ditanya : Bagaimanakah penjurnalan dan pemindahbukuan yang diperlukan?
Jawaban :
Tgl Nama Akun & Deskripsi Singkat Debet (Rp) Kredit (Rp)
16/01 Biaya gaji Rp1.500.000
Kas Rp1.500.000
(Biaya honorarium tunai)

Debet BIAYA GAJI KAS Kredit


Tgl Tgl
Deskripsi Debet (Rp) Deskripsi Kredit (Rp)
Jan Jan
16 Tunai 1.500.000 16 Biaya gaji 1.500.000

Transaksi 07
Diketahui : 17 Jan. UMKM GIATKERJA menerima tagihan dari PLN yang menyebutkan
bahwa listrik yang harus dibayar UMKM GIATKERJA adalah Rp100.000.
Ditanya : Bagaimanakah penjurnalan dan pemindahbukuan yang diperlukan?
Jawaban :


AsgardChapter71

BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan

Tgl Nama Akun & Deskripsi Singkat Debet (Rp) Kredit (Rp)
17/01 Biaya Listrik Rp100.000
Utang biaya listrik Rp100.000
(Biaya listrik yang terutang)

Debet BIAYA LISTRIK UTANG BIAYA LISTRIK Kredit


Tgl Tgl
Deskripsi Debet (Rp) Deskripsi Kredit (Rp)
Jan Jan
17 Terutang 100.000 17 Biaya utilitas 100.000

Transaksi 08
Diketahui : 18 Jan. UMKM GIATKERJA memperoleh pendapatan secara kredit
Rp3.000.000 yang berasal dari penyewaan gedung.
Ditanya : Bagaimanakah penjurnalan dan pemindahbukuan yang diperlukan?
Jawaban :
Tgl Nama Akun & Deskripsi Singkat Debet (Rp) Kredit (Rp)
18/01 Piutang usaha Rp3.000.000
Pendapatan usaha Rp3.000.000
(Pemerolehan pendapatan kredit)

Debet PIUTANG USAHA PENDAPATAN USAHA Kredit


Tgl Tgl
Deskripsi Debet (Rp) Deskripsi Kredit (Rp)
Jan Jan
18 Pendapatan 3.000.000 18 Piutang 3.000.000

Transaksi 09
Diketahui : 19 Jan. UMKM GIATKERJA menyerahkan uang tunai kepada Ibu Amanah
senilai Rp500.000 untuk kepentingan pribadi.
Ditanya : Bagaimanakah penjurnalan dan pemindahbukuan yang diperlukan?
Jawaban :
Tgl Nama Akun & Deskripsi Singkat Debet (Rp) Kredit (Rp)
19/01 Pribadi Rp500.000
Kas Rp500.000
(Pengambilan oleh pemilik)

Debet DIVIDEN KAS Kredit


Tgl Tgl
Deskripsi Debet (Rp) Deskripsi Kredit (Rp)
Jan Jan
19 Tunai 500.000 19 Dividen 500.000


AsgardChapter72

BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan

Transaksi 10
Diketahui : 20 Jan. UMKM GIATKERJA memperoleh uang tunai dari pelunasan dari
transaksi pendapatan kredit Rp3.000.000 tertanggal 18 Januari.
Ditanya : Bagaimanakah penjurnalan dan pemindahbukuan yang diperlukan?
Jawaban :
Tgl Nama Akun & Deskripsi Singkat Debet (Rp) Kredit (Rp)
20/01 Kas Rp3.000.000
Piutang usaha Rp3.000.000
(Pelunasan piutang)

Debet KAS PIUTANG USAHA Kredit


Tgl Tgl
Deskripsi Debet (Rp) Deskripsi Kredit (Rp)
Jan Jan
20 Piutang 3.000.000 20 Pelunasan 3.000.000

Pencatatan (meliputi penjurnalan dan pemindahbukuan) akuntansi ini sering


dianalogikan dengan jantung dalam sistem tubuh manusia. Artinya, penjurnalan
dan pemindahbukuan merupakan fungsi utama dan spesifik yang hanya terdapat di
akuntansi. Apakah berarti pula fungsi penjurnalan dan pemindahbukuan memberi
informasi penting bagi UMKM? Hal tersebut akan dibahas di Bab 9 tentang Ragam
Informasi Akuntansi untuk UMKM.

Sebagaimana namanya, tahap-tahap yang dibahas di atas akan dilakukan


selama perioda berjalan akuntansi, misalnya tanggal 2 Januari 2009 sampai dengan
30 Desember 2009.


AsgardChapter73

BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan

PENERBIT BUKU AKUNTANSI

Siklus Akuntansi di Perusahaan Jasa Akuntansi Dasar Akuntansi SMK


(+) LKS) (+) E-book (Kelas X)

Akuntansi Itu Akuntansi di Perusahaan Dagang


Akuntansi Pengantar 1 Ternyata (+) LKS)
Berbasis Matematika Logis dan Mudah
(Edisi 2)

Buku-Buku di atas Tersedia di TOKO BUKU GRAMEDIA, TOGA MAS, GUNUNG AGUNG, dll
Dapatkan Discount Khusus untuk keperluan perpustakaan sekolah, dan Perguruan Tinggi

Untuk Pemesanan Hubungi:


Kantor:
Jl. Lely no. 203 Perumnas Condongcatur Depok, Sleman, Yogyakarta
Hub: (0274) 881530, 7834827, 081253439202

AsgardChapter74

BAB 06 Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda

BAB 06

SIKLUS AKUNTANSI
PADA AKHIR PERIODA

ABSTRAK

Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda dimaksudkan untuk menyusun laporan


keuangan (financial statements) UMKM. Aktivitas di siklus akuntansi akhir perioda
dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu aktivitas pencatatan transaksi (recording) dan
aktivitas penyusunan laporan keuangan (financial reporting). Aktivitas pencatatan
yang krusial dan penting di siklus akuntansi pada akhir perioda adalah terkait
dengan pencatatan penyesuai (adjusting entries), termasuk pencatatan pengoreksi
(correcting entries) yang dimaksudkan agar informasi akuntansi mengikuti PABU,
dan pencatatan penutup (closing entries) yang dimaksudkan untuk menutup akun-
akun nominal dan memindahkan laba/rugi ke ekuitas. Sementara itu, aktivitas
penyusunan informasi keuangan yang penting adalah penyusunan laporan keuangan
(financial statements).

Laporan keuangan yang dihasilkan akuntansi keuangan lazimnya terdiri dari 4


macam, yaitu laporan laba/rugi (income statements), laporan perubahan ekuitas
(statements of equity changes), laporan posisi keuangan atau neraca (balance
sheets), dan laporan arus kas (cash flow statements). Laporan keuangan bermanfaat
bagi banyak pengguna, antara lain pemilik, manajer dan karyawan, kreditor,
pemerintah, pelanggan dan masyarakat.


AsgardChapter 75

BAB 06 Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda

01. SIKLUS AKUNTANSI PADA AKHIR PERIODA


Pada akhir perioda UMKM menyusun laporan keuangan sebagai bagian dari
evaluasi dan pertanggungjawaban atas operasi UMKM. Siklus akuntansi akhir
perioda terutama dimaksudkan untuk menyusun laporan keuangan. Siklus akuntansi
akhir perioda dirancang secara sistematis agar laporan keuangan dapat disusun
secara efektif, efisien, dan sesuai dengan PABU. Pada dasarnya, siklus akuntansi
akhir perioda terdiri dari 7 kegiatan yang dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua)
fungsi, yaitu:
a. Fungsi pencatatan, dan
b. Fungsi penyusunan informasi keuangan
Peraga 6.1:
Siklus Akuntansi Akhir Perioda

7.1.
5.Penyusunan
PenyusunandaftarLaporan
saldo sebelum penyesuaian
Keuangan

7.2. Pencatatan penyesuai (termasuk pencatatan pengoreksi)

7.3. Penyusunan daftar saldo setelah penyesuaian

7.4. Penyusunan laporan laba/rugi

7.5. Pencatatan penutup

7.6. Penyusunan laporan perubahan ekuitas, neraca, dan laporan


arus kas

7.7. Pencatatan pembalik


AsgardChapter 76

BAB 06 Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda

02. PENGHITUNGAN SALDO AKUN


Sebelum membahas tahap-tahap di siklus akuntansi akhir perioda, kita perlu
mengetahui penghitungan saldo sebuah akun karena akuntansi pada dasarnya
menyajikan informasi keuangan yang terdiri dari saldo (balance) masing-masing
akun. Penghitungan saldo mendasarkan diri pada ketentuan matematika, yaitu
menghitung selisih antara total moneter sisi Debet dan total moneter sisi Kredit.

Ketentuan tentang saldo sebuah akun adalah sebagai berikut:


a. Bersaldo Debet jika total moneter sisi Debet lebih besar dibanding total
moneter sisi Kredit
b. Bersaldo Kredit jika total moneter sisi Kredit lebih besar dibanding total
moneter sisi Debet
c. Bersaldo nol (0) jika total moneter sisi Debet dan sisi Kredit sama besar
PIUTANG USAHA

Tgl Deskripsi Debet (Rp) Tgl Deskripsi Kredit (Rp)


10/01 Konsultasi 1.200.000 30/01 Pelunasan 1.200.000
Jan. Akumulasi Jan. Akumulasi pelunasan
9.800.000 7.800.000
Des. pendapatan kredit Des. pendapatan kredit
31/12 Total 11.000.000 31/12 Total 9.000.000

30/06 Saldo (D) 11.000.000 (K) 9.000.000 =


2.000.000
(D) 2.000.000

Akun-akun di akuntansi lazimnya memiliki saldo normal tertentu. Saldo


normal suatu akun bergantung pada jenis elemennya sebagai berikut:
a. Akun-akun yang merupakan penggunaan dana, yaitu elemen aset, biaya, dan
pengembalian ekuitas bersaldo normal debet
b. Akun-akun yang merupakan pemerolehan dana, yaitu elemen utang, ekuitas,
dan pendapatan bersaldo normal kredit.

Sifat saldo normal akun di atas merupakan representasi dari persamaan


akuntansi, yaitu Aset + Biaya + Pengembalian ekuitas = Utang + Ekuitas +
Pendapatan. Sisi kiri mencerminkan jenis-jenis penggunaan dana, sedangkan sisi
kanan mencerminkan sumber-sumber pemerolehan dana.


AsgardChapter 77

BAB 06 Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda

03. DAFTAR SALDO SEBELUM PENYESUAIAN


Fungsi pertama siklus akuntansi akhir perioda adalah pembuatan daftar saldo
sebelum penyesuaian (unadjusted trial balance). Daftar saldo sebelum penyesuaian
(DSSbP) berisi saldo-saldo setiap akun yang terdapat di buku besar utama (general
ledger) sebelum dilakukan pencatatan penyesuai. Tujuan membuat DSSbP adalah
mengetahui saldo masing-masing akun dan mengecek terjaganya keseimbangan
persamaan akuntansi.

DSSbP terdiri dari dua (2) kolom, yaitu Debet dan Kredit. Berdasar akun-akun
yang terdapat di buku besar utama, dilakukan langkah-langkah pembuatan Daftar
Saldo Sebelum Penyesuaian sebagai berikut:
a. Menghitung saldo (selisih antara total debet dan total kredit) setiap akun di
buku besar utama. Jika total debet lebih besar dibanding total kredit maka akun
bersaldo debet, sedangkan jika total debet lebih kecil dibanding total kredit
maka akun bersaldo kredit.
b. Menuliskan nama-nama akun sebagaimana terdapat di buku besar utama, dan
mencantumkan saldo masing-masing akun tersebut sesuai posisinya (debet atau
kredit).
c. Menghitung total kolom Debet dan kolom Kredit, dan meyakinkan bahwa total
kolom Debet dan Kredit adalah seimbang (balance).

Peraga 6.2 menyajikan proses pembuatan daftar saldo untuk beberapa akun,
yaitu akun Kas, Utang usaha, dan Pendapatan usaha.


AsgardChapter 78

BAB 06 Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda

Peraga 6.2:
Pembuatan Daftar Saldo Sebelum Penyesuaian
UMKM. SEMANGAT
Daftar saldo Sebelum Penyesuaian (DSSP) Per 31 Desember 2008
NAMA AKUN DEBET (Rp) KREDIT (Rp)
Kas 3.000.000
.... ....
Utang usaha 1.000.000
.... ....
Pendapatan usaha 20.000.000
.... ....
TOTAL 39.000.000 39.000.000

KAS

Tgl Deskripsi Debet (Rp) Tgl Deskripsi Kredit (Rp)

Jan.
01/01 Setoran modal 14.000.000 Akumulasi pengeluaran kas 41.000.000
Des.
Jan.
Akumulasi penerimaan kas 30.000.000
Des.
31/12 Total 44.000.000 31/12 Total 41.000.000

31/12 Saldo 3.000.000

UTANG USAHA

Tgl Deskripsi Debet (Rp) Tgl Deskripsi Kredit (Rp)

25/01 Pelunasan 500.000 15/01 Pembelian kredit 500.000


Jan. Jan. Akumulasi Pembelian
Akumulasi pelunasan 3.000.000 4.000.000
Des. Des. kredit
31/12 Total 3.500.000 31/12 Total 4.500.000

31/12 Saldo 1.000.000

PENDAPATAN USAHA

Tgl Deskripsi Debet (Rp) Tgl Deskripsi Kredit (Rp)

10/01 Konsultasi, kredit 750.000


Jan. Akumulasi pendapatan
19.250.000
Des. (tunai & kredit)
31/12 Total 0 31/12 Total 20.000.000

31/12 Saldo 20.000.000


AsgardChapter 79

BAB 06 Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda

Berikut ini daftar saldo UMKM. SEMANGAT per 31 Desember 2008 yang
disusun berdasar buku besar utama UMKM tersebut selama perioda 2008.
Peraga 6.3:
Daftar Saldo Sebelum Penyesuaian
UMKM. SEMANGAT
DAFTAR SALDO SEBELUM PENYESUAIAN
Per 31 Desember 2008

NAMA AKUN DEBET (Rp) KREDIT (Rp)


Kas 3.000.000
Piutang usaha 2.000.000
Bahan habis pakai 3.000.000
Dibayar dimuka biaya sewa kendaraan 12.000.000
Peralatan kantor 10.000.000
Utang usaha 1.000.000
Diterima di muka pendapatan sewa gudang 4.000.000
Modal 14.000.000
Pribadi 2.000.000
Pendapatan usaha 20.000.000
Biaya gaji 7.000.000
TOTAL 39.000.000 39.000.000

04. PENCATATAN PENYESUAI


Berbagai pengetahuan, termasuk akuntansi, mendasarkan diri pada prinsip-
prinsip yang diyakini memberi manfaat untuk pengembangan pengetahuan akuntansi
itu sendiri. Tiga (3) contoh prinsip yang berlaku di akuntansi (PABU) adalah:
a. Pencatatan berbasis akrual
b. Penandingan biaya dengan pendapatan
c. Analisis Manfaat dan Biaya

Selama perioda berjalan, pencatatan akuntansi dimungkinkan belum


sepenuhnya mengikuti PABU. Oleh karena itu UMKM dituntut melakukan
pencatatan penyesuai yang lazimnya dilakukan pada akhir perioda. Dengan
demikian, pencatatan penyesuai (adjusting entries) dimaksudkan agar laporan
keuangan menyajikan informasi yang sesungguhnya. Interpretasi sesungguhnya" di
sini adalah sesungguhnya menurut PABU.


AsgardChapter 80

BAB 06 Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda

Alasan kedua perlunya pencatatan penyesuai adalah karena terjadinya


kesalahan pencatatan selama perioda berjalan, jika ada. Pada dasarnya, kesalahan
pencatatan yang diketahui selama perioda berjalan akan dikoreksi sesegera mungkin.
Pada akhir perioda UMKM melakukan pengecekan atas kebenaran pencatatan
transaksi yang terjadi selama perioda berjalan. Jika terdeteksi adanya kesalahan
pencatatan maka UMKM akan melakukan pencatatan pengoreksi terhadap kesalahan
tersebut. Pencatatan pengoreksi yang dilakukan pada akhir perioda dilakukan
bersamaan dengan pencatatan penyesuai sehingga pencatatan penyesuai sering
diidentikkan dengan pencatatan yang dilakukan untuk mengikuti PABU, dan untuk
mengoreksi atas kesalahan pencatatan yang dilakukan selama perioda berjalan, jika.

Berikut ini uraian sekilas 3 PABU yang menyebabkan pencatatan penyesuai


dilakukan, dan pembahasan tentang jenis-jenis transaksi yang lazimnya
memunculkan pencatatan penyesuai, termasuk pencatatan pengoreksi.

A. PABU Pencatatan Berbasis Akrual


Akuntansi menggunakan basis akrual (accrual basis) dalam pengakuan biaya
dan pendapatan, bukan menggunakan basis kas (cash basis). Berbasis akrual,
biaya dan pendapatan diakui ketika terjadi transaksi yang terkait dengan biaya
dan pendapatan tersebut dimana keterjadiannya (occurrence) tidak selalu
bersamaan dengan transaksi penerimaan atau pembayaran kas-nya. Seandainya
UMKM mencatat transaksi berbasis kas maka biaya dan pendapatan diakui
ketika terjadi transaksi penerimaan atau pembayaran kas.

Berikut ini ilustrasi penggunaan kedua dasar tersebut di UMKM. KITA.

UMKM. KITA melakukan pekerjaan pengecatan gedung. Selama bulan Juli UMKM. KITA
membayar tunai pembelian cat dan bahan pendukungnya senilai Rp10.000.000, dan
membayar gaji karyawan sebesar Rp5.000.000. Pada akhir bulan Juli tersebut UMKM.
TEGAR mengirimkan tagihan senilai Rp20.000.000 atas pekerjaan pengecatan gedung
tersebut. Tagihan tersebut dilunasi oleh pemilik gedung pada pertengahan bulan Agustus.
Laporan laba/rugi UMKM. TEGAR pada akhir bulan Juli dan akhir bulan Agustus
menggunakan masing-masing metoda pencatatan adalah sebagai berikut:


AsgardChapter 81

BAB 06 Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda

Perioda & Deskripsi Pencatatan Berbasis Andai Pencatatan


Singkat Akrual Berbasis Kas
Bulan Juli Rupiah Rupiah
Pendapatan 20.000.000 0
Biaya (15.000.000) - (15.000.000) -
Laba atau Rugi Laba: 5.000.000 Rugi: (15.000.000)
Bulan Agustus Rupiah Rupiah
Pendapatan 0 20.000.000
Biaya 0 - 0 -
Laba atau Rugi 0 Laba: 20.000.000

Mengikuti PABU Pencatatan berbasis akrual, UMKM. TEGAR mengakui laba


Rp5.000.000 pada bulan Juli dan tidak mengakui laba/rugi pada bulan Agustus.
Laporan laba/rugi berbasis akrual ini mencerminkan keadaan yang sebenarnya,
yaitu UMKM. TEGAR bekerja pada bulan Juli. Seandainya UMKM. TEGAR
menggunakan PABU Pencatatan berbasis kas maka UMKM TEGAR justru
mengakui rugi Rp15.000.000 pada bulan Juli, dan mengakui laba
Rp20.000.000 pada bulan Agustus. Meskipun total laba yang diperoleh pada
akhirnya adalah sama, yaitu Rp5.000.000 tetapi laporan laba/rugi dari hasil
pencatatan berbasis kas ini dapat memunculkan intepretasi yang menyesatkan
bagi pengguna laporan keuangan. Dapat disimpulkan, pencatatan berbasis
akrual menggambarkan kinerja UMKM secara lebih baik dibanding pencatatan
berbasis kas.

Prinsip pencatatan berbasis akrual juga berlaku untuk transaksi-transaksi yang


melibatkan pembayaran dimuka biaya atau penerimaan dimuka pendapatan.
Sebagai contoh, UMKM BERBAGI membayar dimuka biaya asuransi
Rp1.200.000 untuk 1 (satu) tahun mulai dari 1 Oktober 2007 sampai dengan 30
September 2008. Pada saat terjadinya transaksi pembayaran dimuka tersebut, 1
Oktober 2007, UMKM BERBAGI mengakui pembayaran tersebut sebagai
aset. Mendasarkan diri pada pencatatan berbasis akrual, pada tanggal 31
Desember 2007 UMKM BERBAGI harus mengakui sebagian aset tersebut
sebagai biaya asuransi yang akan dibebankan di perioda 2007. Seandainya
UMKM BERBAGI menggunakan basis kas maka kas Rp1.200.000 yang
dibayarkan tanggal 1 Oktober 2007 tersebut diperlakukan sebagai biaya.


AsgardChapter 82

BAB 06 Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda

B. PABU: Penandingan Biaya dengan Pendapatan


Biaya dan pendapatan yang memiliki keterkaitan langsung diantara keduanya
seharusnya ditandingkan pada perioda yang sama. Contoh, harga perolehan
(kos) barang dagangan diakui menjadi biaya di perioda dimana barang
dagangan tersebut terjual, bukan pada perioda terjadinya pembelian barang
dagangan. Jika barang dagangan tersebut dibeli dan terjual di perioda yang
sama maka pada situasi tersebut kos berubah menjadi biaya pada perioda yang
sama. Namun, jika barang dagangan dibeli pada perioda 1 dan baru terjual pada
perioda 2 maka kos barang dagangan tersebut diakui sebagai biaya pada
perioda 2, dan selama perioda 1 kos barang dagangan tersebut merupakan aset.

Contoh lainnya, harga perolehan (kos) gedung yang secara akuntansi


dialokasikan menjadi biaya ke perioda-perioda dimana UMKM memperoleh
pendapatan melalui pemanfaatan gedung tersebut. Sedangkan transaksi biaya
dan pendapatan yang tidak memiliki keterkaitan langsung diantara keduanya
diakui pada perioda terjadinya biaya atau pendapatan tersebut.

Ilustrasi berikut ini menjelaskan manfaat penggunaan PABU Penandingan


biaya dan pendapatan (matching cost with revenue).
1 Januari 2008 UMKM. ADIL membeli tunai mesin pabrik A senilai Rp60.000.000 yang
diperkirakan memiliki umur ekonomis 3 tahun yang penggunaannya setiap tahun sama.
Pada akhir tahun ketiga, kendaraan tersebut dipertimbangkan tidak memiliki nilai residu
(nilai ekonomis di akhir tahun ketiga sama dengan 0). Selama tahun 2008, 2009, dan
2010 UMKM menghasilkan laba sebelum diperhitungkan biaya penyusutan mesin
tersebut sebesar Rp50.000.000.
Kos: Rp60.000.000

01 Jan 08 31 Des 08 31 Des 09 31 Des 10

Biaya penyusutan: Rp20.000.000 Rp20.000.000 Rp20.000.000

Berbasis PABU Penandingan biaya dan pendapatan, akuntansi UMKM


ADIL mengalokasikan kos mesin ke 3 perioda yang menikmati manfaat
mesin tersebut. Dengan demikian, UMKM. ADIL mengakui laba sebesar
Rp30.000.000/tahun untuk perioda 2008 s/d 2010. Seandainya UMKM.
ADIL tidak menggunakan PABU Penandingan tersebut maka UMKM.
ADIL akan mengakui rugi sebesar Rp10.000.000 (Rp50.000.000-
Rp60.000.000) pada tahun 2008, dan laba Rp50.000.000 untuk perioda

AsgardChapter 83

BAB 06 Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda

2009 dan 2010. Penerapan PABU Penandingan ini menjadikan informasi


laba lebih wajar (fair) karena mesin A digunakan selama 3 perioda
sehingga harus dialokasikan ke 3 perioda yang menikmati aset tetap
tersebut dalam rangka memperoleh pendapatan.

C. PABU: Analisis Manfaat vs. Biaya (Kepraktisan)


Pencatatan akuntansi dilakukan sepanjang manfaat yang diperoleh lebih besar
dibanding biaya yang harus ditanggung untuk menghasilkan informasi
akuntansi. Prinsip ini sering dikaitkan dengan prinsip kepraktisan (Suwardjono,
2002), yaitu pencatatan akuntansi seharusnya dirancang untuk membantu
bisnis, bukan justru merepotkan. Contoh, UMKM mencatat
pengurangan/penggunaan bahan habis pakai lazimnya pada akhir perioda,
bukan di setiap terjadi pengkonsumsian bahan habis pakai. Model pencatatan
bahan habis pakai ini lazim digunakan karena karena konsumsi atas bahan
habis pakai dilakukan dalam jumlah kecil tetapi kontinyu sehingga dianggap
tidak praktis jika pencatatan dilakukan setiap terjadi pengkonsumsian.

D. Jenis-jenis Transaksi yang Perlu Pencatatan Penyesuai


Berikut ini contoh transaksi yang perlu dilakukan pencatatan penyesuai karena
mengikut PABU adalah:
1. Pengakuan biaya penyusutan; aset tetap berwujud lazimnya mengalami
penurunan nilai karena digunakan UMKM untuk menghasilkan pendapatan
sehingga penurunan nilai aset tetap tersebut harus ditandingkan dengan
pendapatan selama perioda-perioda yang menikmati aset tetap tersebut.
Pencatatan penyesuai terhadap pengakuan biaya penyusutan ditampung di
akun Biaya penyusutan dan di akun kontra Akumulasi penyusutan.
2. Pengakuan biaya bahan habis pakai; akuntansi UMKM lazimnya mencatat
pengkonsumsian bahan habis pakai pada akhir perioda saja.
3. Pengakuan sebagian biaya dibayar dimuka yang berubah menjadi biaya;
Biaya yang dibayar dimuka bagi akuntansi merupakan aset karena UMKM
belum menerima manfaat dari pembayaran biaya tersebut. Aset jenis ini
akan berubah menjadi biaya seiring dengan berlalunya waktu. Oleh karena
itu, pada akhir perioda UMKM menetapkan besarnya biaya dibayar dimuka


AsgardChapter 84

BAB 06 Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda

yang telah berubah menjadi biaya, dan pencatatan penyesuai dilakukan


untuk mengakui biaya tersebut.
4. Pengakuan biaya yang belum dibayar kas; Ada kalanya UMKM justru
membayar biaya setelah menikmati jasa yang diminta. Jika hal ini terjadi
maka UMKM dikatakan melakukan pembayaran dibelakang untuk suatu
biaya. Mendasarkan diri pada prinsip akrual maka pada akhir perioda
akuntansi UMKM harus mengakui biaya atas jasa yang telah dinikmati
meskipun UMKM belum membayar kas. Pencatatan penyesuai dilakukan
untuk mengakui biaya dan juga mengakui adanya utang biaya.
5. Pengakuan sebagian pendapatan diterima dimuka yang berubah menjadi
pendapatan; Pendapatan diterima dimuka adalah utang yang akan berubah
menjadi pendapatan seiring dengan berlalunya waktu. Pendapatan diterima
dimuka merupakan utang karena pada saat transaksi terjadi UMKM belum
memberi manfaat atas penerimaan kas tersebut tetapi sudah menerima kas.
Oleh karena itu pada akhir perioda UMKM menetapkan besarnya
pendapatan diterima dimuka yang telah berubah menjadi pendapatan, dan
melakukan pencatatan penyesuai untuk mengakui pendapatan tersebut.
6. Pengakuan pendapatan yang belum diterima kas; Kadangkala UMKM
memberikan jasa terlebih dahulu dan akan menerima kas setelah jasa yang
diberikan selesai dilakukan. Jika hal ini terjadi maka UMKM dikatakan
melakukan penerimaan dibelakang untuk suatu pendapatan. Mendasarkan
diri pada prinsip akrual maka pada akhir perioda akuntansi UMKM harus
mengakui pendapatan atas jasa yang telah diberikan meskipun UMKM
belum menerima kas (mengakui piutang pendapatan).

Masih terdapat beberapa peristiwa bisnis yang menuntut dilakukannya


pencatatan penyesuai di akhir perioda agar mengikuti PABU.

Aplikasi Pencatatan Penyesuai


Berikut ini adalah informasi yang terkait dengan pencatatan penyesuai yang
harus dilakukan di UMKM. SEMANGAT pada 31 Desember 2008.
Pencatatan Penyesuai A
Diketahui : Penghitungan fisik bahan habis pakai berupa alat tulis kantor di gudang
menunjukkan Rp2.000.000 (pembelian bahan habis pakai selama 1
perioda adalah Rp3.000.000 sebagaimana tercantum di saldo akun Bahan
habis pakai di daftar saldo sebelum penyesuaian).

AsgardChapter 85

BAB 06 Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda

Ditanya a. Berapakah bahan habis pakai yang diakui sebagai biaya tahun 2008?
b. Akun-akun apa saja yang terpengaruh, dan bagaimana pengaruhnya?
c. Bagaimana pencatatan penyesuai dilakukan?
Jawaban a. Rp3.000.000 Rp2.000.000 = Rp1.000.000
b. Akun Biaya bahan habis pakai di debet untuk mengakui terjadinya biaya
bahan habis pakai, dan akun Bahan habis pakai di kredit untuk mengakui
pengurangan akun aset tersebut.
c. Pencatatan penyesuai adalah sebagai berikut:
Tgl Nama Akun & Deskripsi Singkat Debet (Rp) Kredit (Rp)
31/12 Biaya bahan habis pakai Rp1.000.000
Bahan habis pakai Rp1.000.000
(Penyesuaian: Bahan habis pakai)

Debet BIAYA BAHAN HABIS PAKAI BAHAN HABIS PAKAI Kredit


Tgl Debet Tgl Kredit
Deskripsi Deskripsi
Des (Rp) Des (Rp)
31 (A) Penyesuaian 1.000.000 31 (A) Penyesuaian 1.000.000

Pencatatan Penyesuai B
Diketahui : Biaya iklan untuk bulan Desember Rp750.000 belum dibayar hingga
akhir perioda 2008.
Ditanya a. Berapakah biaya iklan yang masih harus diakui dan dicatat di
penyesuaian?
b. Akun-akun apa saja yang terpengaruh, dan bagaimana pengaruhnya?
c. Bagaimana pencatatan penyesuai dilakukan?
Jawaban a. Rp750.000
b. Akun Biaya iklan di debet untuk mengakui penambahan biaya iklan, dan
akun Utang iklan di kredit untuk mengakui biaya iklan yang terutang.
c. Pencatatan penyesuai adalah sebagai berikut:
Tgl Nama Akun & Deskripsi Singkat Debet (Rp) Kredit (Rp)
31/12 Biaya iklan Rp750.000
Utang iklan Rp750.000
(Penyesuaian: Biaya iklan terutang)

Debet BIAYA IKLAN UTANG IKLAN Kredit


Tgl Debet Tgl Kredit
Deskripsi Deskripsi
Des (Rp) Des (Rp)
31 (B) Penyesuaian 750.000 31 (B) Penyesuaian 750.000


AsgardChapter 86

BAB 06 Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda

Pencatatan Penyesuai C
Diketahui : Transaksi sewa kendaraan A terjadi tanggal 1 Desember 2008 dimana
UMKM. SEMANGAT membayar dimuka biaya sewa kendaraan A
Rp12.000.000 untuk 2 bulan yang dicatat di akun Dibayar dimuka
biaya sewa kendaraan.
Ditanya a. Berapakah pembayaran dimuka biaya sewa kendaraan yang diakui
sebagai biaya sewa kendaraan tahun 2008?
b. Akun-akun apa saja yang terpengaruh, dan bagaimana pengaruhnya?
c. Bagaimana pencatatan penyesuai dilakukan?
Jawaban a. (Rp12.000.000 x 1/2) = Rp6.000.000
b. Akun Biaya sewa kendaraan di debet untuk mengakui terjadinya biaya
sewa kendaraan, dan akun Dibayar dimuka biaya sewa kendaraan di
kredit untuk mengakui pengurangan akun aset tersebut.
c. Pencatatan penyesuai adalah sebagai berikut:
Tgl Nama Akun & Deskripsi Singkat Debet (Rp) Kredit (Rp)
31/12 Biaya sewa kendaraan Rp6.000.000
Dibayar dimuka biaya sewa kendaraan Rp6.000.000
(Penyesuaian: Mengakui pembayaran
dimuka yang menjadi biaya)

DIBAYAR DIMUKA BIAYA SEWA


Debet BIAYA SEWA KENDARAAN KENDARAAN Kredit
Tgl Debet Tgl Kredit
Deskripsi Deskripsi
Des (Rp) Des (Rp)
31 (C) Penyesuaian 6.000.000 31 (C) Penyesuaian 6.000.000

Pencatatan Penyesuai D
Diketahui : Peralatan kantor dibeli tanggal 1 Januari 2008 dengan harga perolehan
Rp10.000.000. Masa manfaat diperkirakan 9 tahun, dengan nilai residu
Rp1.000.000 pada akhir tahun kesembilan. Penyusutan per tahun
ditetapkan sama besar.
Ditanya a. Berapakah kos peralatan kantor yang diakui sebagai biaya penyusutan
mesin tahun 2008?
b. Akun-akun apa saja yang terpengaruh, dan bagaimana pengaruhnya?
c. Bagaimana pencatatan penyesuai dilakukan?
Jawaban a. (Rp10.000.000 Rp1.000.000) : 9 = Rp1.000.000
b. Akun Biaya penyusutan mesin di debet untuk mengakui alokasi kos
mesin yang menjadi biaya di tahun 2008, dan akun Akumulasi
penyusutan mesin di kredit.
c. Pencatatan penyesuai adalah sebagai berikut:


AsgardChapter 87

BAB 06 Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda

Tgl Nama Akun & Deskripsi Singkat Debet (Rp) Kredit (Rp)
31/12 Biaya penyusutan peralatan kantor Rp1.000.000
Akumulasi penyusutan peralatan kantor Rp1.000.000
(Penyesuaian: Mengakui alokasi kos
peralatan kantor yang menjadi biaya)

BIAYA PENYUSUTAN AKUMULASI PENYUSUTAN


Debet PERALATAN KANTOR PERALATAN KANTOR Kredit
Tgl Debet Tgl Kredit
Deskripsi Deskripsi
Des (Rp) Des (Rp)
31 (D) Penyesuaian 1.000.000 31 (D) Penyesuaian 1.000.000

Pencatatan Penyesuai E
Diketahui : Transaksi sewa gudang UMKM. SEMANGAT oleh pihak ketiga terjadi
tanggal 1 Juli 2008 yang mana UMKM menerima pembayaran dimuka
Rp4.000.000 untuk satu tahun (1 Juli 2008 s/d 30 Juni 2009) yang
dicatat di akun Diterima dimuka pendapatan sewa gudang.
Ditanya a. Berapakah penerimaan dimuka pendapatan sewa gudang yang diakui
sebagai pendapatan tahun 2008?
b. Akun-akun apa saja yang terpengaruh, dan bagaimana pengaruhnya?
c. Bagaimana pencatatan penyesuai dilakukan?
Jawaban a. (Rp4.000.000 x 6/12) = Rp2.000.000
b. Akun Diterima dimuka pendapatan sewa gudang di debet untuk
mengakui terjadinya pengurangan akun utang tersebut, dan akun
Pendapatan sewa gudang di kredit untuk mengakui terjadinya
pendapatan yang berasal dari sewa gudang.
c. Pencatatan penyesuai adalah sebagai berikut:
Tgl Nama Akun & Deskripsi Singkat Debet (Rp) Kredit (Rp)
31/12 Diterima dimuka pendapatan sewa gudang Rp2.000.000
Pendapatan sewa gudang Rp2.000.000
(Penyesuaian: Mengakui pendapatan dari
penerimaan dimuka pendapatan sewa)

DITERIMA DIMUKA PENDAPATAN


Debet SEWA GUDANG PENDAPATAN SEWA GUDANG Kredit
Tgl Debet Tgl Kredit
Deskripsi Deskripsi
Des (Rp) Des (Rp)
31 (E) Penyesuaian 2.000.000 31 (E) Penyesuaian 2.000.000

Selain untuk mengikuti PABU, pencatatan penyesuai dilakukan karena untuk


mengoreksi kesalahan pencatatan yang dilakukan selama perioda berjalan dan baru


AsgardChapter 88

BAB 06 Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda

diketahui pada akhir perioda ketika akan menyusun laporan keuangan. Terdapat 4
jenis kesalahan pencatatan yang mungkin terjadi di bisnis:
a. Lupa mencatat transaksi
b. Salah akun
c. Salah nilai moneter
d. Kombinasi kesalahan (salah akun dan salah nilai moneter).

Pencatatan pengoreksi dilakukan dengan cara menganalisis dampak atas


kesalahan tersebut, dan mengoreksinya. Buku ini tidak menjelaskan tentang
pencatatan pengoreksi, jika diantara Kita ada yang tertarik, silakan merujuk ke buku-
buku akuntansi keuangan, salah satunya Akuntansi Pengantar 1 Berbasis
Matematika (Sony Warsono, Arif Darmawan dan Muhammad A. Ridha, 2009).

05. DAFTAR SALDO SETELAH PENYESUAIAN


Setelah pencatatan penyesuai dilakukan, maka dibuat Daftar Saldo Setelah
Penyesuaian (adjusted trial balance). Daftar saldo setelah penyesuaian (DSStP)
berisi saldo akun-akun pada tanggal tertentu setelah dilakukan pembaruan (update)
karena adanya pencatatan penyesuai. Daftar saldo setelah penyesuaian ini
menyajikan informasi keuangan yang sudah dikoreksi, jika ada, dan sesuai PABU.

Berdasar Daftar saldo setelah penyesuaian UMKM siap menyusun laporan


keuangan yang dimulai dengan penyusunan laporan laba/rugi, dilanjutkan dengan
penyusunan laporan perubahan ekuitas, neraca, dan laporan arus kas.

Berikut ini contoh Daftar saldo setelah penyesuaian UMKM. SEMANGAT per
31 Desember 2008:
Peraga 6.4:
Daftar Saldo Setelah Penyesuaian
UMKM. SEMANGAT
DAFTAR SALDO SETELAH PENYESUAIAN
PER 31 DESEMBER 2008

Nama Akun Debet (Rp) Kredit (Rp)


Kas 3.000.000
Piutang usaha 2.000.000
Bahan habis pakai 2.000.000
Dibayar dimuka biaya sewa kendaraan 4.000.000


AsgardChapter 89

BAB 06 Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda

Peralatan kantor 10.000.000


Utang usaha 1.000.000
Diterima di muka pendapatan sewa gudang 2.000.000
Modal 14.000.000
Pribadi 2.000.000
Pendapatan usaha 20.000.000
Biaya gaji 7.000.000
Biaya bahan habis pakai 1.000.000
Biaya iklan 750.000
Utang iklan 750.000
Biaya sewa kendaraan 6.000.000
Pendapatan sewa gudang 2.000.000
Biaya penyusutan peralatan kantor 1.000.000
Akumulasi penyusutan peralatan kantor 1.000.000
Total 40.750.000 40.750.000

06. PENYUSUNAN LAPORAN LABA/RUGI


Akuntansi mengukur kinerja keuangan UMKM dengan cara menandingkan
elemen pendapatan dan elemen biaya yang dihasilkan oleh akuntansi, dan disajikan
di Laporan laba/rugi (income statement). Berdasar laporan laba/rugi (baca: laporan
laba rugi) ini maka UMKM mengetahui apakah kegiatan bisnisnya menguntungkan
atau sebaliknya, merugikan. Selanjutnya, UMKM dan para pengguna laporan
keuangan dapat melakukan evaluasi dan mengantisipasi prospek bisnis UMKM di
masa datang.

Laporan laba/rugi berisi akun-akun pendapatan dan akun-akun biaya. Selisih


antara total nilai rupiah pendapatan dan total nilai rupiah biaya merupakan laba atau
rugi. Jika pendapatan lebih besar daripada biaya maka UMKM menghasilkan laba.
Sebaliknya, jika pendapatan lebih kecil daripada biaya maka UMKM mengalami
rugi.

Berdasar Daftar saldo setelah penyesuaian maka UMKM. SEMANGAT


menyusun laporan laba/rugi untuk perioda 2008 sebagai berikut:


AsgardChapter 90

BAB 06 Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda

Peraga 6.5:
Laporan Laba/Rugi
UMKM. SEMANGAT
Laporan Laba/Rugi Untuk Perioda 2008
Pendapatan usaha 20.000.000
Biaya gaji 7.000.000
Biaya bahan habis pakai 1.000.000
Biaya sewa kendaraan 4.000.000
Biaya iklan 750.000
Biaya penyusutan 1.000.000
(-)Total Biaya operasional (13.750.000)
Laba (Rugi) operasional 6.250.000
Pendapatan Non-operasional:
Pendapatan sewa gudang 2.000.000
Laba (Rugi) bersih 8.250.000

07. PENCATATAN PENUTUP


Laba/rugi yang dihasilkan UMKM selama 1 perioda merupakan bagian dari
elemen ekuitas sehingga setelah penyusunan laporan laba/rugi UMKM
memindahkan laba/rugi (selisih pendapatan dan biaya) tersebut ke elemen Ekuitas.
Di samping itu, UMKM juga memperhitungkan pengembalian ekuitas (di UMKM
yang berbadan hukum perusahaan perseorangan ditampung di akun Pribadi) ke
elemen Ekuitas dengan cara memindahkan elemen Pengembalian ekuitas yang
dilakukan selama perioda berjalan ke elemen Ekuitas. Untuk memindahkan akun-
akun tersebut di atas maka UMKM melakukan pencatatan penutup (closing entries).

Akun-akun yang dipindahkan (ditutup) ke elemen Ekuitas setiap akhir perioda


terdiri dari akun-akun pendapatan, akun-akun biaya, akun-akun pengembalian
ekuitas, dan akun Ikhtisar laba/rugi. Oleh karena itu empat jenis akun tersebut lazim
disebut dengan akun temporer/sementara (temporary accounts).

Tujuan pertama pencatatan penutup adalah memindahkan elemen-


elemen Pendapatan dan elemen-elemen Biaya ke elemen Ekuitas. Akun-akun
pendapatan dan biaya sengaja dibentuk agar UMKM dapat memperoleh informasi
keuangan tentang pengukuran kinerja UMKM. Pada akhir periode akun-akun
pendapatan dan akun-akun biaya ini dipindahkan ke elemen Ekuitas. Pemindahan

AsgardChapter 91

BAB 06 Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda

elemen-elemen pendapatan dan biaya dilakukan dengan cara menutup akun-akun


pendapatan dan akun-akun biaya.

Penutupan suatu akun dilakukan mendasarkan pada pengetahuan matematika,


yaitu membuat keseimbangan antara sisi debet dan sisi kredit. Akun-akun
Pendapatan yang bersaldo normal kredit harus di debet sebesar saldo masing-masing
akun Pendapatan, dan akun-akun Biaya yang bersaldo normal debet harus di kredit
sebesar saldo masing-masing akun Biaya. Mendasarkan pada pilar Prinsip dasar dan
pilar Rancang-bangun, akuntansi membuka akun Ikhtisar laba/rugi untuk
menampung penutupan akun-akun Pendapatan dan Biaya. Saldo akun ILR setelah
penutupan akun-akun pendapatan dan biaya mencerminkan besarnya laba/rugi yang
dialami UMKM untuk 1 perioda.

Melanjutkan akuntansi di UMKM. SEMANGAT, pencatatan penutup yang


dilakukan untuk memindahkan akun-akun pendapatan dan akun-akun biaya ke akun
Ikhtisar laba/rugi adalah sebagai berikut:
Pencatatan penutup A:
31/12 Pendapatan usaha Rp20.000.000
Pendapatan sewa gudang Rp2.000.000
Ikhtisar laba/rugi Rp22.000.000
(Penutupan: Memindahkan akun-akun
pendapatan kea kun ILR)

Debet PENDAPATAN USAHA Kredit


Tgl Tgl Kredit
Deskripsi Debet (Rp) Deskripsi
Des Des (Rp)

31 (A) Penutup 20.000.000 31 Saldo 20.000.000

Debet PENDAPATAN SEWA GUDANG Kredit


Tgl Tgl Kredit
Deskripsi Debet (Rp) Deskripsi
Des Des (Rp)

31 (A) Penutup 2.000.000 31 Saldo 2.000.000

Debet IKHTISAR LABA/RUGI Kredit


Tgl Tgl Kredit
Deskripsi Debet (Rp) Deskripsi
Des Des (Rp)

31 (A)Penutup 22.000.000


AsgardChapter 92

BAB 06 Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda

Pencatatan penutup B:
31/12 Ikhtisar laba/rugi Rp13.750.000
Biaya sewa kendaraan Rp4.000.000
Biaya gaji Rp7.000.000
Biaya bahan habis pakai Rp1.000.000
Biaya iklan Rp750.000
Biaya penyusutan peralatan kantor Rp1.000.000
(Penutupan: Memindahkan akun-akun biaya ke
akun ILR)

Debet IKHTISAR LABA/RUGI Kredit


Tgl Tgl Kredit
Deskripsi Debet (Rp) Deskripsi
Des Des (Rp)

31 (B) Penutup 13.750.000 31 (A)Penutup 22.000.000

Debet BIAYA SEWA KENDARAAN Kredit


Tgl Tgl Kredit
Deskripsi Debet (Rp) Deskripsi
Des Des (Rp)

31 Saldo 4.000.000 31 (B)Penutup 4.000.000

Debet BIAYA GAJI Kredit


Tgl Tgl Kredit
Deskripsi Debet (Rp) Deskripsi
Des Des (Rp)

31 Saldo 7.000.000 31 (B)Penutup 7.000.000

Debet BIAYA BAHAN HABIS PAKAI Kredit


Tgl Tgl Kredit
Deskripsi Debet (Rp) Deskripsi
Des Des (Rp)

31 Saldo 1.000.000 31 (B)Penutup 1.000.000

Debet BIAYA IKLAN Kredit


Tgl Tgl Kredit
Deskripsi Debet (Rp) Deskripsi
Des Des (Rp)

31 Saldo 750.000 31 (B)Penutup 750.000

BIAYA PENYUSUTAN
Debet PERALATAN KANTOR Kredit
Tgl Tgl Kredit
Deskripsi Debet (Rp) Deskripsi
Des Des (Rp)

31 Saldo 1.000.000 31 (B)Penutup 1.000.000


AsgardChapter 93

BAB 06 Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda

Tujuan kedua pencatatan penutup adalah memindahkan Laba/rugi yang


terdapat di akun Ikhtisar laba/rugi ke elemen Ekuitas. Akun Ikhtisar laba/rugi
(ILR) menunjukkan besarnya laba atau rugi yang dialami UMKM dalam satu (1)
perioda. Penutupan akun-akun pendapatan dan biaya ke akun ILR menjadikan
UMKM dapat mengetahui langsung besarnya laba/rugi UMKM. Akuntansi
memindahkan laba/rugi ini melalui pencatatan penutup ke elemen Ekuitas.
Anggaplah UMKM SEMANGAT merupakan perusahaan perseorangan sehingga
pemindahan dilakukan ke akun Modal.

Teknik penutupan akun ILR pada dasarnya sama dengan penutupan akun-akun
pendapatan dan akun-akun biaya. Jika UMKM memperoleh laba maka akun ILR
bersaldo kredit sehingga pencatatan penutup dilakukan dengan mendebet akun ILR
dan mengkredit akun Modal. Sedangkan jika UMKM mengalami rugi maka akun
ILR bersaldo debet sehingga pencatatan penutup dilakukan dengan mendebet akun
Modal dan mengkredit akun ILR. Melanjutkan akuntansi di UMKM. SEMANGAT,
pencatatan penutup untuk memindahkan laba/rugi (diketahui laba Rp8.250.000 dari
saldo akun ILR sebelah Kredit) ke elemen Ekuitas adalah sebagai berikut:
Pencatatan penutup C:
31/12 Ikhtisar Laba/Rugi Rp8.250.000
Modal Rp8.250.000
(Penutupan: Memindahkan ILR ke akun ekuitas)

Debet IKHTISAR LABA/RUGI Kredit


Tgl Tgl Kredit
Deskripsi Debet (Rp) Deskripsi
Des Des (Rp)

31 (B) Penutup 13.750.000 31 (A)Penutup 22.000.000

Total 13.750.000 31 Total 22.000.000

31 (C)Penutup 8.250.000 31 Saldo 8.250.000

Debet MODAL Kredit


Tgl Tgl Kredit
Deskripsi Debet (Rp) Deskripsi
Des Des (Rp)

31 Saldo 14.000.000

31 (C)Penutup 8.250.000

Tujuan ketiga pencatatan penutup adalah memindahkan elemen


Pengembalian ekuitas ke elemen Ekuitas. Selama perioda berjalan, transaksi yang
terkait dengan pengembalian ekuitas dicatat di akun yang terpisah dari akun ekuitas.


AsgardChapter 94

BAB 06 Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda

Pada akhir perioda UMKM memperhitungkan pengembalian ekuitas tersebut ke


elemen ekuitas melalui penutupan akun dari elemen pengembalian ekuitas. Di
UMKM yang berbadan hukum perusahaan perseorangan dan persekutuan, akun
pengembalian ekuitas yang lazim adalah akun Pribadi/Prive (di Perseroan terbatas,
pencatatan pengembalian ekuitas lazimnya dicantumkan di akun Dividen).

Penutupan akun Pribadi juga dilakukan mendasarkan pada pengetahuan


matematika, yaitu membuat keseimbangan antara sisi debet dan sisi kredit. Oleh
karena akun Pribadi memiliki saldo normal debet maka pencatatan penutup
dilakukan dengan mengkredit akun Pribadi, dan mendebet akun Modal sebagai
cerminan pengurangan ekuitas. Pencatatan penutup yang dilakukan untuk
memindahkan elemen Pengembalian ekuitas (akun Pribadi) ke elemen Ekuitas (akun
Modal) di UMKM. SEMANGAT adalah sebagai berikut:
Pencatatan penutup D:
31/12 Modal Rp2.000.000
Pribadi Rp2.000.000
(Penutupan: Memindahkan elemen pengembalian
ekuitas ke elemen ekuitas)

Debet MODAL Kredit


Tgl Tgl Kredit
Deskripsi Debet (Rp) Deskripsi
Des Des (Rp)

31 Saldo 14.000.000

31 (D)Penutup 2.000.000 31 (C)Penutup 8.250.000

Debet PRIBADI Kredit


Tgl Tgl Kredit
Deskripsi Debet (Rp) Deskripsi
Des Des (Rp)

31 Saldo 2.000.000 31 (D)Penutup 2.000.000

Setelah pencatatan penutup dilakukan maka saldo akun-akun Pendapatan,


akun-akun Biaya, akun Ikhtisar laba/rugi, dan akun Pribadi menjadi 0 (nol) yang
berarti pula bahwa akun tersebut telah ditutup.


AsgardChapter 95

BAB 06 Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda

08. PENYUSUNAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS,


NERACA, DAN LAPORAN ARUS KAS
Setelah pencatatan penutup maka tinggal hanya informasi saldo akun-akun riil
yang tersedia. Akun-akun riil ini terdiri dari akun-akun yang merupakan elemen
aset, utang, dan ekuitas. Berdasar informasi keuangan tentang saldo akun-akun riil
ini maka UMKM dapat menyusun neraca, laporan perubahan ekuitas, dan laporan
arus kas. Sebagaimana kita telah ketahui, penyusunan laporan laba/rugi telah
dilakukan pada tahap sebelumnya.

Walaupun penyusunan ketiga jenis laporan keuangan dapat dimulai dari


manapun, tetapi urutan yang sistematis adalah dimulai dengan penyusunan laporan
perubahan ekuitas, neraca, dan laporan arus kas.

A. Laporan Perubahan Ekuitas


Laporan perubahan ekuitas menyajikan informasi keuangan tentang perubahan
ekuitas selama satu perioda. Perubahan ekuitas lazimnya terjadi karena:
1) Penambahan setoran dari pemilik (modal saham) selama perioda berjalan,
2) Penambahan karena laba selama satu perioda atau pengurangan karena rugi
selama satu perioda
3) Pengurangan karena pengembalian ekuitas melalui pengambilan pribadi
(atau pembagian dividen jika di perusahaan perseroan terbatas).
Peraga 6.6:
Contoh Laporan Perubahan Ekuitas
UMKM. SEMANGAT
Laporan Perubahan Ekuitas Untuk Perioda 2008
Ekuitas, saldo per 1 Jan 2008 0
Penyetoran modal selama perioda berjalan:
1 Jan. Tunai 10.000.000
2 Jan. Komputer 3.000.000
20 Mei Tunai 1.000.000
14.000.000
14.000.000
Laba (Rugi) bersih untuk 1 perioda 8.250.000
Total
(-) Pribadi (2.000.000)
Ekuitas, saldo per 31 Desember 2008 20.250.000


AsgardChapter 96

BAB 06 Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda

Laporan perubahan ekuitas ini penting terutama bagi para pemilik untuk
melihat perkembangan modal yang telah disetorkan.

Laporan perubahan ekuitas disusun berdasar akun-akun ekuitas. Penyusunan


laporan perubahan ekuitas UMKM. SEMANGAT untuk perioda yang berakhir
tanggal 31 Desember 2008 tersaji di Peraga 6.6.

B. Penyusunan Neraca
Neraca (disebut juga laporan posisi keuangan) menunjukkan saldo akun-akun
aset, utang, dan ekuitas pada tanggal tertentu. Berdasar neraca ini, para
pengguna laporan keuangan dapat mengetahui saldo/posisi keuangan setiap
akun aset, utang, dan ekuitas pada tanggal tertentu.
Peraga 6.7:
Contoh Neraca
UMKM. SEMANGAT
Neraca
Per 31 Desember 2008
Kas 3.000.000 Utang usaha 1.000.000
Piutang usaha 4.000.000 Utang iklan 750.000
Dibayar dimuka biaya sewa Diterima dimuka
6.000.000 2.000.000
kendaraan pendapatan sewa gudang
Supplies 2.000.000 Modal 20.250.000
Peralatan kantor 10.000.000
(-) Akumulasi penyusutan
(1.000.000)
peralatan kantor
Total 24.000.000 Total 24.000.000

Neraca berisi akun-akun utang dan ekuitas. Urutan penyajian akun-akun di


neraca adalah sebagai berikut:
1. Aset; disusun berdasar tingkat kemudahan aset tersebut diubah menjadi alat
pembayaran tunai (uang). Lazimnya aset dikelompokkan menjadi dua
kategori, yaitu aset lancar yang disusun mulai dari aset yang paling likuid
(lazimnya adalah kas) dan aset tidak lancar yang lazimnya disusun mulai
dari aset yang paling permanen, lazimnya adalah tanah.


AsgardChapter 97

BAB 06 Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda

2. Utang; disusun berdasar perioda pelunasan utang. Utang yang dicantumkan


di neraca dimulai dari utang lancar dilanjutkan utang tidak lancar atau
disebut utang jangka panjang.
3. Ekuitas; disajikan di neraca setelah penyajian akun-akun utang. Di UMKM
PT ekuitas terdiri dari akun Modal saham, Laba ditahan, dan akun-akun
ekuitas lainnya seperti misalnya Agio saham, dsb.
Penyusunan neraca UMKM. SEMANGAT per 31 Desember 2008 tersaji di
Peraga 6.7.

C. Penyusunan Arus Kas


Laporan arus kas menyajikan informasi tentang aliran masuk kas dan aliran
keluar kas UMKM selama satu perioda. Laporan ini memberikan informasi
tentang perubahan kas selama satu perioda yang diklasifikasikan menjadi tiga
(3) jenis kegiatan utama UMKM, yaitu:
1. Kegiatan operasi (operating activities),
2. Kegiatan investasi (investing activities), dan
3. Kegiatan pendanaan (financing activities).

Kegiatan operasi meliputi transaksi-transaksi yang berkaitan dengan


pengeluaran biaya dan pemerolehan pendapatan untuk menghasilkan laba dari
kegiatau rutin UMKM. Kegiatan investasi meliputi transaksi-transaksi yang
berkaitan dengan pembelian dan penjualan aset untuk investasi yang dilakukan
UMKM. Sedangkan kegiatan pendanaan meliputi transaksi-transaksi
pemerolehan dan penggunaan dana UMKM.

Berbeda dari 3 laporan keuangan lainnya, yaitu laporan laba/rugi, laporan


perubahan ekuitas, dan neraca yang menggunakan basis akrual (accrual basis),
laporan arus kas menggunakan basis kas (cash basis). Oleh karenanya,
pembuatan laporan arus kas terutama berdasar pada informasi yang terdapat di
akun Kas meskipun penghitungan menggunakan laporan laba/rugi juga
dimungkinkan. Saldo kas yang terdapat di neraca, khususnya saldo awal dan
saldo akhir, adalah sama dengan saldo awal dan saldo akhir kas yang terdapat
di laporan arus kas.


AsgardChapter 98

BAB 06 Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda

Peraga 6.8:
Contoh Laporan Arus Kas
UMKM. SEMANGAT
Laporan Arus Kas Perioda 2008
Aliran Kas dari kegiatan operasional:
Kas diterima dari pelanggan 20.000.000
Kas diterima dari pendapatan lain-lain 3.000.000
Kas dibayarkan untuk supplies (3.000.000)
Kas dibayarkan untuk biaya gaji (7.000.000)
Kas dibayarkan untuk biaya sewa kendaraan (10.000.000)
Aliran kas Netto dari aktivitas operasional 3.000.000
Aliran kas dari kegiatan Pendanaan 0
Aliran kas dari kegiatan investasi 0
Kenaikan (Penurunan) Kas 3.000.000
Saldo Kas Awal Perioda, 1 Jan. 2008 0

Saldo Kas Akhir Perioda, 31 Des. 2008 3.000.000

09. PENCATATAN PEMBALIK


Setelah menyelesaikan penyusunan laporan keuangan, pada dasarnya akuntansi
telah menjalani 1 siklus secara penuh. Namun demikian, UMKM harus menyiapkan
akuntansi untuk melakukan pencatatan untuk perioda selanjutnya. Untuk
kepentingan tersebut maka UMKM dapat melakukan pencatatan pembalik
(reversing entries).

Pencatatan pembalik adalah pencatatan yang dimaksudkan untuk membalik


beberapa pencatatan yang dilakukan di pencatatan penyesuai (adjusting entries)
terkait dengan beberapa akun yang memunculkan akun-akun baru. Dengan
pencatatan pembalik ini maka pencatatan penyesuai atas beberapa akun seakan-
akan dibatalkan. Pencatatan penyesuai yang dibalik/dibatalkan tersebut adalah
pencatatan penyesuai atas transaksi-transaksi yang membawa konsekuensi di
perioda berikutnya. Pencatatan pembalik ini dilakukan untuk meminimalkan risiko
kesalahan pencatatan pada perioda berikutnya.

Literatur akuntansi modern menggunakan metoda pencatatan riil untuk


pencatatan terhadap transaksi pendapatan/biaya, yaitu mencatat transaksi pendapatan
(biaya) yang diterima (dibayar) dimuka sebagai utang (aset). Penggunaan metoda

AsgardChapter 99

BAB 06 Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda

pencatatan riil ini menjadikan pencatatan pembalik di akuntansi modern merupakan


sebuah opsi, bukan sebuah keharusan (penjelasan lebih detail dapat dilihat di Buku
Pengantar Akuntansi 1 Berbasis Matematika (Sony Warsono, Arif Darmawan dan
Muhammad A. Ridha, 2009). Jika dilakukan, pencatatan pembalik dapat dilakukan
setelah penyusunan laporan keuangan (akhir perioda) atau dilakukan di awal perioda
berikutnya sebelum kegiatan bisnis dimulai.


AsgardChapter 100

BAB 07 Pemanfaatan Neraca Lajur

BAB 07

PEMANFAATAN NERACA LAJUR

ABSTRAK

Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda terdiri dari banyak fungsi yang harus
dilakukan dalam jangka waktu yang relatif singkat (biasanya 1 sampai 2 hari)
sehingga UMKM membutuhkan individu yang kompeten dalam mengerjakan
fungsi-fungsi di siklus akuntansi pada akhir perioda secara cermat, teliti, cepat, dan
akurat. Untuk membantu penyelesaian siklus akuntansi akhir perioda ini maka lazim
digunakan kertas kerja yang dikenal sebagai neraca lajur (worksheet).

Sebagai alat bantu, neraca lajur dapat dirancang sesuai kebutuhan UMKM sepanjang
penggunaan neraca lajur tersebut membantu penyusunan laporan keuangan, bukan
justru sebaliknya. Salah satu bentuk neraca lajur yang diharapkan dapat membantu
adalah neraca lajur 12 kolom yang terdiri dari 6 pasang kolom (masing-masing
terdiri dari sisi debet dan kredit), yaitu kolom untuk menampung daftar saldo
sebelum penyesuaian, pencatatan penyesuai, daftar saldo setelah penyesuaian,
laba/rugi, pencatatan penutup, dan neraca.


AsgardChapter101

BAB 07 Pemanfaatan Neraca Lajur

01. DEFINISI DAN BENTUK NERACA LAJUR


Neraca lajur (worksheet) adalah kertas kerja yang terdiri dari banyak kolom
yang digunakan untuk mengetahui saldo tiap akun, mencantumkan pencatatan yang
diperlukan, dan menyiapkan informasi yang diperlukan untuk penyusunan laporan
keuangan. Penggunaan neraca lajur diharapkan memudahkan penyusunan laporan
keuangan karena data tersedia di satu kertas kerja, dan juga berfungsi untuk
mengecek matematika persamaan akuntansi.

Terdapat beberapa bentuk neraca lajur berdasar jumlah kolom yang disediakan:
a. Neraca lajur 8 kolom
b. Neraca lajur 10 kolom
c. Neraca lajur 12 kolom
d. Neraca lajur 14 kolom

Bentuk neraca lajur yang akan dipilih UMKM menyesuaikan kebutuhan


UMKM. Banyak literatur menggunakan bentuk neraca lajur 10 kolom karena alasan
kepraktisan. Namun demikian, penggunaan neraca lajur 10 kolom ini justru dapat
menimbulkan risiko salah karena terdapat triks yang harus dilakukan secara hati-
hati agar pengisian neraca lajur dapat dilakukan dengan baik (Warsono, Darmawan,
dan Ridha, 2008). Bentuk neraca lajur yang lebih sistematis dan meminimalkan
risiko salah adalah neraca lajur 12 kolom. Oleh karena itu penggunaan neraca lajur
12 kolom seharusnya digunakan dibanding neraca lajur 10 kolom. Beberapa kritik
tentang neraca lajur 10 kolom diurai secara singkat di akhir bab ini.

02. HARUSKAH NERACA LAJUR DIGUNAKAN?


Penggunaan neraca lajur bersifat opsional, artinya UMKM bisa menggunakan
atau tidak menggunakan neraca lajur dalam penyusunan laporan keuangannya. Di
akuntansi manual, neraca lajur biasanya sangat diperlukan. Sedangkan di akuntansi
berbasis komputer maka neraca lajur tidak selalu dibuat.

03. PENYIAPAN NERACA LAJUR


Langkah-langkah penyiapan neraca lajur 12 kolom adalah sebagai berikut:
a. Buatlah tabel yang terdiri dari minimal 13 kolom yang terdiri 1 kolom (Nama
Akun) untuk mencantumkan nama-nama akun, dan 6 pasang kolom yang

AsgardChapter102

BAB 07 Pemanfaatan Neraca Lajur

masing-masing terdiri dari kolom Debet dan kolom Kredit (Daftar saldo
sebelum penyesuaian, Pencatatan penyesuai, Daftar saldo setelah
penyesuaian, Laba/Rugi, Pencatatan penutup, dan Neraca).
b. Tulislah nama akun-akun permanen (akun riil) yang ada di buku besar utama
ke kolom Nama Akun dengan urutan sebagai berikut: akun-akun elemen
aset, akun-akun elemen utang, dan akun-akun elemen ekuitas
c. Di bawah akun-akun permanen, tulislah akun-akun nominal dengan urutan
akun-akun elemen pendapatan dan diikuti dengan akun-akun elemen biaya
d. Di bawah akun-akun nominal, tulislah nama-nama akun yang diperkirakan
muncul karena adanya pencatatan penyesuai
e. Buatlah akun Ikhtisar Laba/Rugi yang akan digunakan untuk menampung
besarnya laba/rugi yang dihasilkan UMKM (melalui pencatatan penutup)
f. Sediakan baris terakhir neraca lajur untuk menunjukkan Total yang
merupakan penjumlahan saldo per kolom.

04. PENGGUNAAN NERACA LAJUR


Pengerjaan neraca lajur dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu:
a. Dikerjakan bersamaan dengan aktivitas siklus akuntansi akhir perioda
b. Dikerjakan setelah aktivitas pencatatan (meliputi pencatatan penyesuai,
pencatatan penutup, dan pencatatan pembalik) tetapi sebelum penyusunan
laporan keuangan
c. Dikerjakan setelah disusun laporan keuangan.

Peraga 7.1 adalah neraca lajur 12 kolom yang digunakan UMKM.


SEMANGAT pada tanggal 31 Desember 2008.


AsgardChapter103

BAB 07 Pemanfaatan Neraca Lajur

Peraga 7.1: Neraca Lajur 12 Kolom


UMKM. SEMANGAT
Neraca Lajur (Ribuan Rp) 31 Desember 2008
DAFTAR SALDO DAFTAR SALDO
PENCATATAN PENCATATAN
SEBELUM SETELAH LABA/RUGI NERACA
NAMA AKUN PENYESUAI PENUTUP
PENYESUAIAN PENYESUAIAN
DEBET KREDIT DEBET KREDIT DEBET KREDIT DEBET KREDIT DEBET KREDIT DEBET KREDIT
Kas 3.000 3.000 3.000
Piutang usaha 2.000 2.000 2.000
Bahan habis pakai 3.000 a)1.000 2.000 2.000
Dibayar dimuka biaya sewa 12.000 c)4.000 8.000 8.000
kendaraan
Peralatan kantor 10.000 10.000 10.000
Utang usaha 1.000 1.000 1.000
Diterima dimuka pendapatan 4.000 e)2.000 2.000 2.000
sewa gudang
Modal 14.000 14.000 D)2.000 C)8.250 20.250
Pribadi 2.000 2.000 D)2.000
Pendapatan usaha 20.000 20.000 20.000 C)20.000
Biaya gaji 7.000 7.000 7.000 B)7.000
Total 39.000 39.000
Biaya bahan habis pakai a)1.000 1.000 1.000 B)1.000
Biaya iklan b)750 750 750 B)750
Biaya sewa kendaraan c)4.000 4.000 4.000 B)4.000
Utang iklan b)750 750 750
Pendapatan sewa gudang e)2.000 2.000 2.000 A)2.000
Biaya penyusutan peralatan d)1.000 1.000 1.000 B)1.000
kantor
Akumulasi penyusutan d)1.000 1.000 1.000
peralatan kantor
Penghitungan laba/rugi 8.250
Ikhtisar Laba/Rugi B)13.750 C)22.000
C)8.250
Total 8.750 8.750 40.750 40.750 22.000 22.000 46.000 46.000 25.000 25.000


AsgardChapter104

BAB 08 Akuntansi di Perusahaan Dagang & Manufaktur: Gambaran Umum

BAB 08

AKUNTANSI DI PERUSAHAAN
DAGANG & MANUFAKTUR:
GAMBARAN UMUM

ABSTRAK

Akuntansi digunakan untuk merekam transaksi-transaksi yang terjadi di UMKM


dalam berbagai bentuk perusahaan. Sebagai perekam maka akuntansi mengikuti
proses bisnis yang terjadi di perusahaan yang digambarkan. Oleh karena itu adalah
hal yang wajar jika akuntansi di perusahaan jasa, di perusahaan dagang, dan di
perusahaan manufaktur mengesankan terdapat berbeda. Namun demikian, proses
dasar akuntansi di ketiga jenis perusahaan tersebut pada prinsipnya adalah sama
sebagaimana yang telah dibahas di Bab 2 sampai dengan Bab 7 buku ini.

Dibandingkan UMKM yang merupakan perusahaan jasa, transaksi unik yang terjadi
di UMKM yang merupakan perusahaan dagang adalah transaksi pembelian dan
penjualan barang dagangan. Oleh karena itu, perbedaan utama antara akuntansi di
perusahaan jasa dan perusahaan dagang adalah pencatatan yang terkait dengan
barang dagangan. Selanjutnya, dibandingkan perusahaan dagang, transaksi unik
yang terjadi di perusahaan manufaktur adalah transaksi pengolahan bahan baku
menjadi produk selesai. Oleh karena itu, akuntansi di perusahaan manufaktur
meliputi pencatatan transaksi pembelian bahan baku, pengolahan bahan baku
menjadi produk selesai, dan penjualan produk selesai.


AsgardChapter105

BAB 08 Akuntansi di Perusahaan Dagang & Manufaktur: Gambaran Umum

01. JENIS-JENIS PERUSAHAAN


Akuntansi mencatat peristiwa bisnis yang terjadi di perusahaan. Oleh karena
itu, informasi keuangan yang dihasilkan akuntansi seharusnya mengikuti model
bisnis perusahaan. Terdapat tiga (3) jenis perusahaan dengan karakteristik masing-
masing perusahaan adalah sebagai berikut:
Peraga 8.1:
Jenis-jenis Perusahaan
Jenis Output yang
Aktivitas yang Dilakukan
Perusahaan Dihasilkan
Jasa Jasa/fasilitas Menyediakan fasilitas atau layanan
Dagang Produk/barang Membeli barang dagangan dan menjualnya kembali
Manufaktur Produk/barang Membeli bahan baku, mengolah, dan menjual produk jadi

Yang termasuk perusahaan jasa adalah perusahaan telekomunikasi (misal:


Telkom, XL, Esia, dan 3), perusahaan pegadaian, perusahaan transportasi (misal:
Mandala, Garuda, KAI, dan Damri), bank, dsb. Yang termasuk perusahaan dagang
adalah perusahaan yang membeli barang dagangan dan menjual kembali barang
dagangan tanpa mengubah secara signifikan substansi barang dagangan tersebut ke
pembeli. Contoh perusahaan dagang adalah supermarket (misal: Matahari, Sri Ratu,
dan Giant), toko komputer, dan agen jual-beli kendaraan. Yang termasuk perusahaan
manufaktur adalah perusahaan yang membeli bahan mentah, mengolah bahan
mentah tersebut menjadi produk jadi, dan kemudian menjualnya ke pembeli.
Contoh, perusahaan komputer (antara lain Compaq, Dell, dan Fujitsu), perusahaan
semen (antara lain Semen Gresik, Nusantara, dan Holcim), perusahaan
pertambangan (misal: Pertamina, Aneka Tambang, Kaltim Coal), dsb.

Di satu sisi, masing-masing jenis perusahaan memiliki proses bisnis yang


berbeda sehingga menjadikan akuntansi di masing-masing jenis perusahaan berbeda
pula. Di sisi lain, ketiga proses bisnis tersebut bukan sesuatu yang berbeda sama
sekali karena sebenarnya ketiga jenis perusahaan tersebut hanya berbeda dari
kompleksitasnya, sedangkan proses dasarnya adalah sama. Dengan demikian,
pengetahuan dasar akuntansi yang berlaku di perusahaan jasa juga berlaku di
perusahaan dagang dan di perusahaan manufaktur.


AsgardChapter106

BAB 08 Akuntansi di Perusahaan Dagang & Manufaktur: Gambaran Umum

02. AKUNTANSI DI PERUSAHAAN DAGANG


Kegiatan utama perusahaan dagang adalah membeli barang dagangan
(selanjutnya disingkat BD) dari pemasok/rekanan dan menjualnya kembali kepada
pembeli dan pelanggan. Karakteristik perusahaan dagang adalah:
a. Transaksi jual-beli BD merupakan aktivitas utama perusahaan
b. Barang yang diperjual-belikan lazimnya memiliki perioda tidak lebih dari 1
tahun
c. Perusahaan lazimnya memiliki sediaan BD.
d. Terdapat biaya yang terkait langsung dengan pendapatan, yaitu antara biaya
untuk pemerolehan BD dan pendapatan dari penjualan BD.

Perbedaan utama perusahaan dagang dari perusahaan jasa adalah terjadinya


transaksi jual-beli BD. Oleh karena itu, perbedaan akuntansi di perusahaan dagang
dan perusahaan jasa meliputi 4 (empat) hal sebagai berikut:
1. Pencatatan sediaan barang dagangan
2. Penentuan harga pokok penjualan BD.
3. Penentuan Sistem Harga Pokok Penjualan
4. Penghitungan laba bruto (gross profit).

Pencatatan transaksi-transaksi lainnya di perusahaan dagang pada dasarnya


sama dengan pencatatan yang dilakukan di perusahaan jasa.
A. Akuntansi Barang Dagangan
Terdapat 2 (dua) metoda pencatatan akuntansi untuk penyediaan informasi
keuangan tentang barang dagangan, yaitu:
1. Metoda periodik (disebut juga metoda fisik); pencatatan informasi BD
dilakukan secara periodik, lazimnya pada akhir perioda. Oleh karena itu,
transaksi pembelian dan penjualan BD selama perioda berjalan ditampung
di akun Pembelian (untuk transaksi pembelian) dan di akun Penjualan
(untuk transaksi penjualan). Pencatatan perubahan sediaan BD dilakukan
ketika perusahaan melakukan penghitungan fisik terhadap sediaan BD pada
akhir perioda.
2. Metoda perpetual (disebut juga metoda kontinyu); pencatatan informasi
sediaan BD dilakukan setiap terjadi transaksi pembelian dan penjualan
barang dagangan: saat terjadi pembelian BD maka akun Persediaan barang


AsgardChapter107

BAB 08 Akuntansi di Perusahaan Dagang & Manufaktur: Gambaran Umum

dagangan (PBD) bertambah, sedangkan saat terjadi penjualan maka akun


PBD berkurang.

B. Penentuan Harga Pokok Penjualan


Akuntansi mendasarkan diri pada PABU Penandingan biaya dengan
pendapatan. Oleh karena itu, BD yang dibeli dan belum terjual masih
merupakan asset, bukan sebagai biaya. Selanjutnya, perusahaan menjual BD
untuk memperoleh pendapatan. Ketika BD tersebut terjual maka BD tersebut
berubah dari aset menjadi biaya yang lazim disebut dengan harga pokok
penjualan (HPP). Penghitungan HPP adalah sbb:
1. Persediaan awal perioda BD (+) 4. Retur dan keringanan pembelian (-)
2. Pembelian selama 1 perioda (+) 5. Biaya angkut pembelian selama 1 perioda (+)
3. Potongan pembelian selama 1 perioda (-) 6. Persediaan akhir perioda BD (-)

Peraga 8.2:
Penghitungan HPP (Harga Pokok Penjualan)
UMKM. AMANAH
Harga Pokok Penjualan Untuk Perioda 2007
01. Persediaan awal, 01/01/07 100.000.000
02. Pembelian 520.000.000
03. (-) Potongan pembelian (25.000.000)
(-) Retur & pengurangan pembelian (5.000.000)
Harga beli bersih 490.000.000
05. (+) Biaya angkut pembelian 10.000.000
Harga perolehan BD yang dibeli 1 perioda 500.000.000
Barang dagangan siap dijual untuk 1 perioda 600.000.000
06. (-) Persediaan akhir, 31/12/07 (75.000.000)
Harga pokok penjualan 525.000.000

C. Penentuan Sistem Harga Pokok Penjualan


Idealnya perusahaan dapat mengetahui secara tepat harga perolehan BD yang
terjual. Jika hal ini dilakukan maka perusahaan menggunakan metoda
Identifikasi khusus dalam penentuan HPP. Namun demikian, perusahaan yang
memperjual-belikan BD dalam kuantitas dan jenis yang banyak akan menjadi
dianggap kurang cost-effective jika harus mengidentifikasi harga perolehan dari
masing-masing BD yang dijual. Oleh karena itu, perusahaan dapat
menggunakan asumsi tentang aliran keluar BD yang terjual.

Sistem penentuan HPP berlaku baik bagi perusahaan yang menggunakan


metoda pencatatan periodik ataupun metoda pencatatan perpetual. Disamping

AsgardChapter108

BAB 08 Akuntansi di Perusahaan Dagang & Manufaktur: Gambaran Umum

metoda Identifikasi khusus (specific identification), terdapat 4 metoda yang


masing-masing menggunakan asumsi tertentu, yaitu:
1) FIFO (First In First Out); diasumsikan bahwa BD yang pertama masuk
(dibeli) maka merupakan BD yang pertama keluar (dijual).
2) LIFO (Last In First Out); diasumsikan bahwa BD yang terakhir masuk
(dibeli) justru merupakan BD yang pertama keluar (dijual).
3) Simple Average; diasumsikan bahwa harga pokok BD yang dijual adalah
sebesar rata-rata dari harga perolehan BD yang dibeli. Menggunakan
metoda ini, HPP sama dengan rata-rata dari harga perolehan per unit BD
yang dibeli.
4) Weighted Average; diasumsikan bahwa harga pokok BD yang dijual adalah
sebesar rata-rata dari total harga perolehan BD yang dibeli. Menggunakan
metoda ini, HPP sama dengan rata-rata dari total harga perolehan BD
(harga per unit x jumlah unit BD yang dibeli).

D. Penentuan Laba Bruto


Di samping laba bersih, perusahaan dagang membutuhkan informasi khusus
tentang laba/rugi dari transaksi BD yang lazim disebut laba bruto atau margin
bruto (gross profit/gross margin). Laba bruto merupakan selisih antara
penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan (HPP).

Mengapa informasi laba bruto diperlukan? Karena laba bruto menunjukkan


kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari transaksi BD dimana terdapat
hubungan langsung antara pendapatan yang diperoleh dengan biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan. Informasi ini menjadikan manajer perusahaan
dapat mengevaluasi kegiatan utamanya, yaitu pembelian dan penjualan BD.

03. AKUNTANSI DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR


Dari proses bisnisnya, perusahaan manufaktur merupakan jenis perusahaan
yang kompleksitasnya tinggi. Dengan demikian, akuntansi di perusahaan
manufaktur juga relatif lebih kompleks dibanding perusahaan jasa maupun
perusahaan dagang karena akuntansi selalu mengolah dan menyajikan informasi
keuangan sesuai dengan proses bisnis yang dilakukan oleh perusahaan.


AsgardChapter109

BAB 08 Akuntansi di Perusahaan Dagang & Manufaktur: Gambaran Umum

Perusahaan manufaktur membeli bahan baku (raw materials), mengolah bahan


baku dengan menggunakan tenaga kerja dan biaya overhead menjadi produk jadi
(finished goods), dan menjual produk jadi tersebut ke pelanggan dan pembeli. Dari
proses bisnis tersebut maka perusahaan manufaktur memerlukan informasi tentang
harga pokok produksi (cost of goods manufactured), yaitu besaran biaya yang
dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan produk jadi di samping informasi-
informasi lain juga dihasilkan di perusahaan jasa dan dagang.

Proses pembuatan produk jadi (produksi) lazimnya dilakukan di pabrik. Pada


prinsipnya, biaya yang diperhitungkan dalam penentuan harga pokok produksi
adalah biaya-biaya yang dianggap terkait, baik secara langsung maupun tidak
langsung, dengan pembuatan produk jadi. Oleh karena itu, biaya-biaya yang
dipertimbangkan sebagai komponen harga pokok produksi adalah biaya-biaya yang
terjadi di pabrik. Biaya-biaya yang terjadi di kantor tidak termasuk dalam
penghitungan harga pokok produksi.
A. Jenis-jenis Biaya Produksi
Akuntansi mengelompokkan biaya harga pokok produksi menjadi 3 (tiga):
1. Biaya bahan baku; adalah biaya-biaya atas bahan baku yang digunakan
dalam proses produksi. Terdapat 2 (dua) macam bahan baku, yaitu bahan
baku langsung dan bahan baku tidak langsung. Biaya bahan baku yang
merupakan komponen utama dalam proses produksi dan memiliki korelasi
(hubungan) langsung antara penggunaan bahan baku tersebut dengan
produk jadi yang dihasilkan disebut biaya bahan baku langsung (BBB-L).
Contoh bahan baku langsung adalah kayu dalam proses produksi
pembuatan kursi kayu. Sedangkan biaya bahan baku yang digunakan
sebatas untuk mendukung proses produksi dan kurang memiliki korelasi
(hubungan) langsung antara penggunaan bahan baku tersebut dengan
produk jadi yang dihasilkan disebut biaya bahan baku tidak langsung
(BBB-TL). Contoh, paku merupakan bahan baku tidak langsung dalam
proses produksi pembuatan kursi kayu.

2. Biaya tenaga kerja; yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan untuk membayar


tenaga kerja manusia yang terlibat, baik secara langsung maupun tidak
langsung, dalam proses produksi. Terdapat 2 (dua) macam tenaga kerja,
yaitu tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung. Biaya tenaga

AsgardChapter110

BAB 08 Akuntansi di Perusahaan Dagang & Manufaktur: Gambaran Umum

kerja langsung (BTK-L) adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar


karyawan yang bekerja langsung di proses produksi dan memiliki korelasi
(hubungan) langsung antara pembayaran biaya tenaga kerja tersebut dengan
produk jadi yang dihasilkan. Contoh, upah tenaga kerja yang memotong
dan merakit kayu menjadi kursi. Kelaziman di bisnis, biaya tenaga kerja
langsung ini dibayar per jam kerja. Sedangkan biaya tenaga kerja tidak
langsung (BTK-TL) meliputi biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
membayar karyawan yang jenis pekerjaannya sebatas mendukung dalam
proses produksi, dan kurang memiliki korelasi (hubungan) langsung antara
pembayaran biaya tenaga kerja tersebut dengan produk jadi yang
dihasilkan. Contoh, gaji pengawas produksi di perusahaan pembuatan kayu.

3. Biaya overhead pabrik (BOP); yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan selain


berupa biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung. BOP
ini terdiri dari aneka ragam biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi.
Contohnya, biaya penyusutan mesin pabrik, biaya penyusutan gedung
pabrik, biaya listrik pabrik, dsb. Secara matematika, fungsi BOP ini
merupakan biaya residual yang menampung pengeluaran semua biaya yang
tidak memenuhi definisi biaya bahan baku langsung (BBB-L) dan biaya
tenaga kerja langsung (BTK-L). Dengan cara demikian maka persamaan
matematika tetap terjaga, yaitu Harga Pokok Produksi = Biaya Bahan Baku
Langsung + Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead Pabrik.

Perlakuan akuntansi terhadap ketiga jenis biaya adalah sebagai berikut:


1. Biaya bahan baku langsung; diperlakukan sebagai komponen yang
terpisah, dan disebut biaya bahan baku langsung (BBB-L), sedangkan biaya
bahan baku tidak langsung (BBB-TL) dimasukkan sebagai bagian dari
komponen BOP.
2. Biaya tenaga kerja langsung; diperlakukan sebagai komponen yang
terpisah, dan disebut biaya tenaga kerja langsung (BTK-L), sedangkan
biaya tenaga kerja tidak langsung (BTK-TL) dimasukkan sebagai bagian
dari komponen BOP.
3. Biaya overhead pabrik (BOP); sebagai tampungan untuk biaya-biaya
pembuatan produk jadi yang tidak memenuhi syarat sebagai BBB-L atau
BTK-L. Termasuk BOP adalah BBB-TL dan BTK-TL.


AsgardChapter111

BAB 08 Akuntansi di Perusahaan Dagang & Manufaktur: Gambaran Umum

B. Akuntansi Barang di Perusahaan Manufaktur Metode Alokasi


Masing-masing komponen biaya pembentuk harga pokok produksi (biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik) memiliki
karakteristik unik yang memerlukan perlakuan yang berbeda-beda. Misal,
biaya bahan baku lazimnya dibeli dan merupakan sediaan sebelum akhirnya
digunakan di proses produksi, sedangkan biaya tenaga kerja lazimnya
dikeluarkan dan dimungkinkan langsung dapat ditentukan jenisnya, apakah
biaya tenaga kerja langsung ataukah biaya tenaga kerja tidak langsung. Oleh
karena itu terdapat beberapa alternatif yang dapat digunakan oleh perusahaan
untuk mencatat informasi keuangan terkait dengan proses produksinya. Buku
ini menggunakan metoda pencatatan yang memperlakukan masing-masing
komponen biaya tersebut dengan sama; pada saat terjadi biaya dicatat di
masing-masing akun yang sesuai, selanjutnya biaya-biaya tersebut dialokasikan
ke salah satu komponen biaya pembentuk harga pokok produksi. Pencatatan
tersebut lazim disebut dengan metoda Alokasi. Berikut ini urutan pencatatan
akuntansi menggunakan metoda alokasi di perusahaan manufaktur.
Peraga 8.3:
Alur Pencatatan Transaksi Barang di Perusahaan Manufaktur Model Alokasi
Persediaan Bahan Baku Persediaan Barang Dalam Proses Persediaan Produk Jadi
Pembelian Bahan Penggunaan/
Baku Pengalokasian
BB LANGSUNG BBB LANGSUNG Pencatatn Produk Jadi Harga Pokok Pencatatn
Produksi Penjualan
BTK LANGSUNG Produk
BB TIDAK
BOP DIBEBANKAN
LANGSUNG

Akun Antara Honorarium Biaya Overhead Pabrik

Pembayaran Pengalokasian :
Honorarium
TK LANGSUNG BBB - TL Pembebanan BOP

TK TIDAK BTK - TL
LANGSUNG
Bi.Listrik Pabrik

Biaya Utilitas Bi.Penyusutan Pabrik

Pengakuan Biaya Pengalokasian :


Bi. Utilitas Pabrik
Bi. Utilitas Non Pabrik

Biaya Penyusutan

Pengakuan Biaya Pengalokasian :


Bi. Penyusutan Pabrik
Bi. Penyusutan Non Pabrik


AsgardChapter112

BAB 08 Akuntansi di Perusahaan Dagang & Manufaktur: Gambaran Umum

C. Penentuan Harga Pokok Produksi dan Harga Pokok Penjualan


Perusahaan manufaktur membutuhkan informasi detail tentang proses bisnis
utamanya yang dalam hal ini adalah besaran harga pokok produksi (HPPr) dan
besaran harga pokok penjualan (HPP). HPPr adalah besaran harga pokok dari
produk jadi yang dihasilkan perusahaan selama 1 (satu) perioda, sedangkan
HPP adalah harga pokok produk jadi yang telah terjual. Berikut ini perbedaan
penghitungan HPP antara perusahaan dagang dan manufaktur, sekaligus
menjelaskan hubungan antara HPPr dan HPP di perusahaan manufaktur.
Peraga 8.4:
Harga Pokok Produksi dan Harga Pokok Penjualan
Perusahaan Dagang Perusahaan Manufaktur
Saldo awal sediaan BARANG DAGANGAN Saldo awal sediaan PRODUK JADI
+ Pembelian Bersih BARANG DAGANGAN + HARGA POKOK PRODUKSI
= Harga pokok BD yang tersedia dijual = Harga pokok produk yang tersedia dijual
- Saldo akhir sediaan BARANG DAGANGAN - Saldo akhir sediaan PRODUK JADI
= Harga pokok penjualan = Harga pokok penjualan

Peraga 8.5 dan Peraga 8.6 berikut ini contoh penentuan HPPr dan HPP di
perusahaan manufaktur UMKM SABAR BERKARYA untuk perioda 2008.
Peraga 8.5:
Penentuan Harga Pokok Produksi
UMKM. SABAR BERKARYA
Persediaan Barang Dalam Proses, 1 Januari 67.000.000
Bahan Baku Langsung
Persediaan bahan baku, 1 Januari 76.000.000
(+) Pembelian bahan baku 262.500.000
(=) Harga perolehan bahan baku tersedia dijual 338.500.000
(-) Persediaan bahan baku, 31 Desember (50.000.000)
Total Biaya bahan baku langsung 288.500.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Total Biaya tenaga kerja langsung 280.000.000
Biaya Overhead Pabrik
Biaya bahan baku tidak langsung 65.000.000
Biaya tenaga kerja tidak langsung 48.600.000
Biaya penyusutan mesin pabrik 40.000.000
Biaya penyusutan gedung pabrik 30.000.000
Biaya utilitas pabrik 28.900.000
Biaya asuransi pabrik 24.400.000
Biaya pemeliharaan pabrik 11.800.000
Biaya pajak bumi dan bangunan pabrik 10.000.000


AsgardChapter113

BAB 08 Akuntansi di Perusahaan Dagang & Manufaktur: Gambaran Umum

Biaya lain-lain untuk pabrik 20.000.000


Total Biaya overhead pabrik 278.700.000
(+) Total biaya manufaktur 847.200.000
Biaya produk di proses produksi 914.200.000
(-) Persediaan Barang Dalam Proses, 31 Desember (64.000.000)
Harga pokok produksi 850.200.000

Peraga 8.6:
Penentuan Harga Pokok Penjualan
UMKM. SABAR BERKARYA
Sediaan produk jadi, 1 Januari 112.000.000
(+) Harga pokok produksi 1 perioda 850.200.000
(=) Harga pokok produk jadi siap dijual 962.200.000
(-) Sediaan produk jadi, 31 Desember (87.000.000)
Harga pokok penjualan 875.200.000

04. PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN


Siklus akuntansi di semua jenis perusahaan adalah sama, yaitu terdiri dari sub-
siklus akuntansi perioda berjalan dan sub-siklus akuntansi akhir perioda. Dengan
demikian, pada akhir perioda perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur juga
menyusun laporan keuangan untuk menginformasikan kinerja, kondisi, maupun
perubahan keuangan perusahaan.

Pencatatan yang dilakukan selama perioda akuntansi sebagaimana telah


dibahas di bagian sebelumnya menunjukkan bahwa perusahaan dagang dan
manufaktur dapat menggunakan metoda Perpetual atau metoda Periodik untuk
mencatat persediaannya, baik persediaan bahan baku, persediaan barang dalam
proses, maupun persediaan produk jadi.

Menggunakan metoda Perpetual maka di akhir tahun informasi tentang


persediaan telah menunjukkan saldo yang sebenarnya, kecuali jika terjadi kerusakan
persediaan. Juga, informasi tentang harga pokok penjualan telah tersedia. Dengan
demikian, pencatatan penyesuai terhadap akun-akun tersebut tidak perlu dilakukan.
Sedangkan menggunakan metoda periodik, informasi sediaan belum menunjukkan
saldo yang sebenarnya sehingga perusahaan harus melakukan pencatatan penyesuai
atas akun-akun sediaan barang.


AsgardChapter114

BAB 09 Ragam Manfaat Informasi Akuntansi Bagi UMKM

BAB 09

RAGAM MANFAAT
INFORMASI AKUNTANSI
BAGI UMKM

ABSTRAK

Output akuntansi beragam, antara lain buku jurnal, buku besar yang terdiri akun-
akun di buku besar utama dan akun-akun di buku besar pembantu, dan laporan
keuangan. Buku harian juga merupakan bagian dari output akuntansi, khususnya di
UMK (usaha mikro dan kecil). Setiap output akuntansi memberikan informasi
keuangan yang memungkinkan wirausahawan dapat mengetahui berbagai informasi
keuangan yang dibutuhkan dalam mengelola UMKM.

Output akuntansi yang banyak dikenal adalah berupa laporan keuangan (financial
statements) yang terdiri dari 4 (empat) macam, yaitu laporan laba/rugi, neraca
(laporan posisi keuangan), laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas. Pada
dasarnya laporan keuangan merupakan media untuk menyajikan elemen-elemen
yang terdapat di persamaan akuntansi. Sebagai contoh, elemen aset, utang, dan
ekuitas disajikan di neraca, dan elemen biaya dan pendapatan disajikan di laporan
laba/rugi. Laporan keuangan tersebut selanjutnya dapat dianalisis untuk memberi
gambaran tentang kemampuan UMKM untuk menjaga tingkat likuiditas,
solvabilitas, dan profitabilitas.


AsgardChapter115

BAB 09 Ragam Manfaat Informasi Akuntansi Bagi UMKM

Seperti yang telah kita ketahui bersama, akuntansi mengolah transaksi menjadi
informasi keuangan. Banyak ragam informasi yang dapat diperoleh dari beragam
output yang dihasilkan akuntansi. Ragam output akuntansi yang sudah disebutkan di
bab-bab sebelumnya di buku ini antara lain:
a. Buku harian,
b. Buku jurnal,
c. Buku besar (ledgers),
d. Laporan keuangan,

Pengembangan akuntansi yang baik memungkinkan beragam output akuntansi


menyajikan informasi keuangan yang bermanfaat. Berikut ini pembahasan singkat
tentang manfaat output akuntansi yang dapat diperoleh UMKM.

01. MANFAAT BUKU HARIAN


Buku harian berisi deskripsi/narasi setiap transaksi yang terjadi selama perioda
tertentu. Tidak banyak literatur akuntansi yang menekankan perlunya pembuatan
buku harian. Namun demikian, ketersediaan buku harian justru sangat penting
terutama bagi usaha mikro dan kecil. Peraga 9.1 menyajikan contoh buku harian di
UMKM. CHERRYCORNER.
Peraga 9.1:
Contoh Buku Harian
UMKM. CHERRYCORNER
BUKU HARIAN
Tanggal Keterangan Nomor Bukti
3 Mei Pembelian 3 rim kertas Rp30.000/rim dan 1 boks spidol Rp50.000 032023 (kuitansi
dari toko Rajin. Pembayaran secara tunai. toko)
3 Mei Diperoleh penerimaan uang tunai Rp500.000 untuk uang muka 011729 (Bukti
pendaftaran kursus Akuntansi Pengantar atas nama Gigih Makaryo. penerimaan kas)
Kursus akan dilakukan di awal Juli 2009.
3 Mei Bagian marketing mengirimkan buku Siklus Akuntansi UMKM 012075 (Faktur
Jasa ke perpustakaan daerah sejumlah 20 buku. Harga kesepakatan penjualan)
Rp40.000/buku yang akan dibayarkan 1 bulan yang akan datang (3
Juni 2009).


AsgardChapter116

BAB 09 Ragam Manfaat Informasi Akuntansi Bagi UMKM

Berikut ini manfaat pembuatan buku harian bagi UMKM, antara lain:
a. Menyediakan informasi berisi kumpulan narasi transaksi yang dituliskan
dengan gaya bahasa yang mudah dipahami;
b. Menyediakan referensi terkait dokumen pendukung transaksi; dan
c. Menyediakan informasi keuangan yang disertai dengan
penghitungan/penetapan nilai moneter transaksi, jika diperlukan.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa UMK dapat memanfaatkan buku harian
untuk menuangkan informasi-informasi transaksi yang dirasa penting diketahui
tanpa harus mengikuti ketentuan yang baku, dan untuk mengecek maupun meneliti
transaksi-transaksi yang telah terjadi jika suatu saat diperlukan. Penulisan transaksi
secara urut tanggal di buku harian juga meminimalkan tindak-kecurangan melalui
rekayasa pencatatan. Dibandingkan bukti transaksi, buku harian lebih ringkas, lebih
banyak menampung transaksi, dan lebih tahan lama.

02. MANFAAT BUKU JURNAL


Berbeda dengan buku harian yang merupakan output dari fungsi
pendeskripsian transaksi dengan gaya bebas, buku jurnal merupakan output dari
fungsi utama di akuntansi yang disebut penjurnalan. Sebagaimana kita ketahui,
fungsi penjurnalan dapat diidentikkan dengan fungsi peringkasan transaksi yang
dilakukan dengan menggunakan sistem pencatatan berpasangan. Penjurnalan
lazimnya berdasar bukti transaksi. Peraga 9.2 menyajikan contoh buku jurnal yang
dibuat oleh UMKM. SEMANGAT IBADAH.

Berikut ini manfaat pembuatan buku jurnal bagi UMKM, antara lain:
a. Menyediakan ringkasan transaksi 1 kurun waktu tertentu (harian/mingguan);
b. Menyediakan informasi tentang total nilai rupiah transaksi;
c. Menyediakan informasi transaksi yang disajikan secara urut waktu, dan
d. Menyediakan informasi tentang jenis transaksi tertentu, terutama jika UMKM
menggunakan buku jurnal khusus.


AsgardChapter117

BAB 09 Ragam Manfaat Informasi Akuntansi Bagi UMKM

Peraga 9.2:
Contoh Buku Jurnal
BUKU JURNAL
UMKM. SEMANGAT IBADAH
Kurun Waktu: 1 Desember s/d 7 Desember 2009)

Nama Akun dan Debet Kredit


Tgl
Deskripsi Singkat (Rupiah) (Rupiah)
01/11 Kas 10.000.000
Modal, Tn. Iman 10.000.000
(Penyetoran modal)
02/12 Peralatan kantor 3.000.000
Modal, Tn. Iman 3.000.000
(Penyetoran komputer)
02/01 Bahan habis pakai 1.000.000
Kas 1.000.000
(Pembelian tunai)
03/12 Peralatan kantor 4.000.000
Utang 4.000.000
(Komputer di toko Digital)
04/12 Utang 4.000.000
Kas 4.000.000
(Pembayaran utang toko Digital)
05/12 Pribadi, Tn.Iman 1.000.000
Kas 1.000.000
(Pengambilan oleh pemilik)
06/12 Biaya gaji 1.500.000
Kas 1.500.000
(Honorarium staff)
07/12 Kas 4.500.000
Pendapatan 4.500.000
(Pemerolehan dari penjualan)
Total Nilai Moneter 29.000.000 29.000.000

03. MANFAAT BUKU BESAR UTAMA


Terdapat 2 jenis buku besar, yaitu buku besar utama (general ledgers) dan
buku besar pembantu (subsidiary ledgers). Buku besar utama berisi akun-akun yang
akan disajikan di laporan keuangan, sedangkan buku besar pembantu berisi akun-
akun yang merupakan penjabaran sebuah akun yang terdapat di buku besar utama.


AsgardChapter118

BAB 09 Ragam Manfaat Informasi Akuntansi Bagi UMKM

Setiap akun terdiri dari sisi Debet dan sisi Kredit yang mencerminkan
perubahan yang terjadi di akun tersebut. Sebuah akun di buku besar lazimnya
mencakup perubahan untuk satu perioda akuntansi. Selanjutnya, setiap akun di buku
besar juga menyajikan informasi saldo untuk akun tersebut. Berikut ini beberapa
manfaat buku besar bagi UMKM, antara lain:
a. Menyediakan informasi saldo untuk masing-masing akun.
b. Menyediakan informasi perubahan yang dikelompokkan menjadi perubahan
yang berupa penambahan dan perubahan yang berupa pengurangan untuk
masing-masing akun (tergantung jenis akun), dan
c. Menyediakan informasi yang detail tentang pelanggan, rekanan, atau jenis
persediaan barang dagangan (terutama untuk akun kendali (control), yaitu akun
di buku besar utama yang mempunyai buku besar pembantu).

04. MANFAAT LAPORAN KEUANGAN


Output akuntansi keuangan yang dikenal banyak pengguna berupa laporan
keuangan (financial statements). Laporan keuangan tersebut bermanfaat tidak hanya
bagi UMKM yang mempraktikkan akuntansi tetapi juga untuk para pengguna
lainnya melalui kegiatan yang disebut analisis laporan keuangan. Laporan
keuangan terdiri dari 4 (empat) jenis laporan, yaitu:
a. Laporan laba/rugi (Income statements),
b. Laporan perubahan ekuitas (Statement of equitys changes),
c. Neraca (Balance sheet), dan
d. Laporan arus kas (Cash flow Statement).
Sesi berikut ini terlebih dahulu membahas tentang jenis-jenis laporan keuangan, dan
selanjutnya membahas sekilas tentang analisis laporan keuangan.
A. Laporan Laba/Rugi
Laporan laba/rugi menyajikan penghitungan laba/rugi UMKM selama 1 (satu)
perioda tertentu. Laporan laba/rugi mencerminkan kinerja keuangan UMKM
dalam melakukan aktivitas bisnisnya; pendapatan yang diperoleh ditandingkan
dengan biaya yang diakui.

Pendapatan dapat berasal dari kegiatan bisnis utama (operasional) maupun dari
kegiatan lain-lain (non-operasional). Contoh pendapatan adalah pendapatan


AsgardChapter119

BAB 09 Ragam Manfaat Informasi Akuntansi Bagi UMKM

usaha, pendapatan sewa gudang, keuntungan penjualan aset tetap, dsb.


Demikian pula, biaya dapat berasal dari biaya operasional maupun non-
operasional. Contoh biaya adalah biaya utilitas, biaya gaji, biaya sewa
kendaraan, kerugian penjualan aset tetap, dsb. Berikut ini contoh laporan
laba/rugi yang disusun menggunakan metoda langkah bertahap.
Peraga 9.3:
Contoh Laporan Laba/Rugi

Laporan Laba/Rugi (dalam Rp) Metoda Langkah Bertahap Untuk Perioda s/d Juni 2008
UMKM. GIAT

Pendapatan
Komisi 11.000.000
Jasa penilaian 500.000
Jasa konsultasi 875.000
Total Pendapatan Operasional 12.375.000
Biaya-biaya
Biaya sewa kendaraan 5.000.000
Biaya gaji 3.750.000
Biaya bunga 800.000
Biaya penyusutan Peralatan kantor 125.000
Biaya penyusutan Bangunan 220.000
Biaya utilitas 330.000
Biaya iklan 240.000
Biaya supplies 160.000
Biaya asuransi 50.000
Total Biaya Operasional (10.675.000)
Laba (Rugi) Operasional 1.700.000
Pendapatan Non-operasional 1.000.000
Biaya Non-operasional 500.000
Laba (Rugi) Non-operasional 500.000

Laba (Rugi) sebelum pajak 2.200.000


Pajak penghasilan (435.000)
Laba (Rugi) bersih 1.765.000

Terdapat 2 (dua) bentuk laporan laba/rugi, yaitu:


1. Langkah tunggal (single step); laporan laba/rugi disajikan dengan cara
menjumlahkan semua pendapatan dan menguranginya dengan semua biaya
(tanpa memisahkan antara penghitungan laba dari kegiatan operasional dan
laba dari kegiatan non-operasional).

AsgardChapter120

BAB 09 Ragam Manfaat Informasi Akuntansi Bagi UMKM

2. Langkah bertahap (multiple step); laporan laba/rugi disusun dalam


beberapa kelompok sesuai jenis pendapatan dan biaya. Pada kelompok
pertama, UMKM menghitung laba/rugi yang diperoleh dari kegiatan
operasional (selisih antara pendapatan operasional dan biaya operasional).
Selanjutnya UMKM menghitung laba/rugi yang diperoleh dari kegiatan
non-operasional, laba/rugi luar biasa (extraordinary), dsb.

Dari perspektif kualitas informasi, bentuk laporan langkah bertahap lebih


bermanfaat karena menyajikan per jenis pendapatan/biaya.

B. Laporan Perubahan Ekuitas


Laporan perubahan ekuitas menyajikan informasi keuangan tentang perubahan
ekuitas UMKM selama satu perioda. Bagi pemilik atau investor, laporan ini
menjadikan mereka dapat mengetahui perubahan ekuitas, baik yang berupa
penambahan setoran modal pemilik, pengembalian ekuitas ke pemilik, laba
ditahan (retained earnings), dsb.
Peraga 9.4:
Contoh Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan Perubahan Ekuitas (dalam Rp) Untuk Perioda yang berakhir 30 Juni 2008
UMKM. GIAT (Rp)

Modal, saldo per 1 Juli 2007 45.000.000


Laba (Rugi) perioda Juli 2007 s/d Juni 2008 1.765.000
(-) Pribadi (600.000)
Ekuitas, saldo per 30 Juni 2008 46.165.000

C. Neraca (Laporan Posisi Keuangan)


Neraca, disebut juga laporan posisi keuangan, menyajikan informasi pada
tanggal tertentu tentang aset yang dikuasai UMKM dan sumber pendanaan
terhadap aset tersebut baik yang berasal dari utang maupun modal. Sesuai
dengan namanya, neraca terdiri dari 2 (dua) sisi, yaitu sisi kiri (debet) dan sisi
kanan (kredit). Informasi keuangan tentang aset lazimnya ditempatkan di sisi
kiri, sedangkan informasi utang dan ekuitas ditempatkan di sisi kanan.


AsgardChapter121

BAB 09 Ragam Manfaat Informasi Akuntansi Bagi UMKM

Peraga 9.5:
Contoh Neraca
Neraca (dalam Rp) Per 30 Juni 2008
UMKM. GIAT
Kas 30.480.000 Utang usaha 7.000.000
Piutang usaha 7.675.000 Utang sewa kendaraan 5.500.000
Dibayar dimuka biaya 1.150.000 Utang gaji 1.250.000
asuransi
Supplies 780.000 Utang bunga 800.000
Total aset lancar 40.085.000 Utang pajak penghasilan 435.000
20.000.000 Diterima dimuka 350.000
Tanah
pendapatan penilaian
Bangunan 70.000.000 Utang utilitas 240.000
Akumulasi penyusutan (220.000) Total utang lancar 15.575.000
Bangunan
Peralatan kantor 12.000.000 Utang jangka panjang 80.000.000
Akumulasi penyusutan (125.000) Ekuitas 46.165.000
Peralatan kantor
Total aset tidak lancar 101.655.000
Total aset 141.740.000 Total utang & modal 141.740.000

D. Laporan Arus Kas


Laporan arus kas (cash flow statement) menyajikan informasi tentang kas, baik
berupa aliran masuk kas maupun aliran keluar kas UMKM. Laporan arus kas
dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kegiatan, yaitu kegiatan operasional, kegiatan
investasi, dan kegiatan pendanaan. Mencermati laporan ini maka para
pengguna laporan keuangan dapat mengetahui kemampuan UMKM dalam
mengelola kas yang dianggap sebagai salah satu aset utama dan sebagai
prediktor kemampuan UMKM di masa datang.
Peraga 9.6:
Contoh Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas (dalam Rp) Untuk Perioda Juni 2008
UMKM. GIAT
Aliran kas berasal dari kegiatan operasi
Penerimaan dari:
Pendapatan jasa penilaian 500.000
Diterima dimuka jasa penialaian 350.000
Pelunasan piutang usaha 5.200.000
Aliran masuk kas dari operasi 6.050.000
Pengeluaran untuk:
Pembayaran dimuka untuk asuransi (1.200.000)
Biaya iklan (2.740.000)


AsgardChapter122

BAB 09 Ragam Manfaat Informasi Akuntansi Bagi UMKM

Bahan habis pakai (940.000)


Utilitas-listrik (90.000)
Aliran keluar kas untuk kegiatan operasi (4.970.000)
Aliran kas bersih dari kegiatan operasi (a) 1.080.000
Aliran kas berasal dari kegiatan investasi
Penerimaan dari: Tidak ada 0
Pengeluaran untuk:
Tanah dan gedung (10.000.000)
Peralatan kantor (5.000.000)
Aliran keluar kas neto untuk kegiatan investasi (15.000.000)
Aliran kas bersih dari kegiatan investasi (b) (15.000.000)
Aliran kas berasal dari kegiatan pendanaan
Penerimaan dari: Setoran modal 45.000.000
Pembayaran untuk: Pendistribusian dividen (600.000)
Aliran kas bersih dari kegiatan pendanaan (c) 44.400.000

Saldo awal, per 1 Juli 2007 (d) 0

Saldo akhir, per 30 Juni 2008 (a + b + c + d) 30.480.000

E. Hubungan Antar Jenis Laporan Keuangan


Laporan laba/rugi, laporan perubahan ekuitas, dan neraca mencerminkan
hubungan artikulasi. Laba/rugi yang tersaji di laporan laba/rugi menjadi bagian
di laporan perubahan ekuitas. Selanjutnya, saldo akun ekuitas yang tersaji di
laporan perubahan ekuitas tercantum di neraca, khususnya di elemen ekuitas.
Sedangkan laporan arus kas terkait dengan salah satu akun yang terdapat di
neraca, yaitu akun Kas.

Penyajian elemen-elemen persamaan akuntansi di laporan keuangan adalah


sebagai berikut:
a. Elemen-elemen aset, utang, dan ekuitas disajikan di neraca
b. Elemen-elemen pendapatan dan biaya disajikan di laporan laba/rugi
c. Elemen pengembalian ekuitas dan ekuitas disajikan di laporan perubahan
ekuitas
d. Salah satu elemen aset, yaitu kas, disajikan di laporan arus kas


AsgardChapter123

BAB 09 Ragam Manfaat Informasi Akuntansi Bagi UMKM

Peraga 9.7:
Penyajian Elemen-elemen Laporan Keuangan
Laporan
Laporan laba/rugi Laporan Perubahan Ekuitas Neraca
Arus Kas

PENDAPATAN Ekuitas awal perioda ASET UTANG

(+/-) Laba/Rugi Kas

(-) BIAYA (-)PENGEMBALIAN EKUITAS EKUITAS

Laba/Rugi Ekuitas akhir perioda Kas akhir perioda

F. Analisis Laporan Keuangan


Empat jenis laporan keuangan memiliki hubungan secara artikulatif
sebagaimana dijelaskan di atas. Dengan demikian, melakukan analisis terhadap
keempat jenis laporan keuangan tersebut, baik secara terpisah maupun saling
terhubung, dapat dilakukan untuk membantu para pengguna mendapatkan
gambaran sesungguhnya tentang UMKM.

Pada dasarnya analisis laporan keuangan dilakukan dengan cara membuat


perbandingan. Terdapat banyak teknik yang digunakan dalam analisis laporan
keuangan. Beberapa teknik tersebut akan dibahas di buku ini. Teknik-teknik
analisis laporan keuangan lazimnya dapat dikelompokkan menjadi 3 macam:
1. Analisis rasio; yaitu membandingkan komponen satu dengan komponen
lain di laporan keuangan
2. Analisis horisontal; yaitu membandingkan komponen tertentu di laporan
keuangan selama kurun perioda tertentu.
3. Analisis vertikal; yaitu membandingkan berbagai jenis komponen yang
terdapat di laporan keuangan pada 1 (satu) perioda yang sama.

Di samping menganalisis komponen-komponen yang terdapat di laporan


keuangan suatu UMKM, analisis laporan keuangan dapat pula dilakukan
dengan membandingkan komponen-komponen laporan keuangan antar UMKM
yang berada di industri yang sama. Misalnya, UMKM TELEPON MURAH
yang bergerak di industry telekomunikasi membandingkan rasio profitabilitas
UMKMnya dengan rasio profitabilitas UMKM TELEPON HEMAT yang juga
bergerak di industry telekomunikasi. Perbandingan rasio ini juga dapat

AsgardChapter124

BAB 09 Ragam Manfaat Informasi Akuntansi Bagi UMKM

dilakukan dengan membandingkan antara rasio UMKM dengan rasio rata-rata


industrinya.

Untuk penyederhanaan, berikut ini adalah beberapa jenis analisis rasio yang
lazim digunakan perbankan untuk menilai kinerja UMKM yang mengajukan
kredit. Data keuangan yang digunakan untuk masing-masing jenis rasio dapat
berasal dari satu jenis laporan keuangan ataupun berasal dari dua atau lebih
jenis laporan keuangan.

F1. Analisis Rasio Likuiditas


Rasio likuditas menggambarkan kemampuan UMKM untuk mensiagakan kas
atau aset lain yang dapat segera diubah menjadi kas dalam rangka memenuhi
kewajiban-kewajiban jangka pendek yang harus dipenuhi UMKM. Semakin
tinggi rasio likuiditas UMKM maka dapat diintepretasikan semakin tinggi
kemampuan UMKM untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya. Terdapat
beberapa rasio yang dapat digunakan untuk menggambarkan tingkat likuiditas
UMKM, antara lain:
a. Rasio Modal kerja (working capital ratio); menggambarkan kelebihan
aset lancar dari utang lancar. Dengan pertimbangan bahwa aset lancar
digunakan untuk mendanai utang lancarnya maka selisih lebih aset lancar
dari utang lancar merupakan sinyal baik. Data keuangan yang digunakan
tersedia di neraca.
Rumus:
RASIO MODAL KERJA = ASET LANCAR UTANG LANCAR

b. Current ratio; menggambarkan kemampuan UMKM melunasi utang-


utang jangka pendeknya dengan menggunakan aset-aset jangka
pendeknya. Rasio ini sama dengan Modal kerja hanya saja disajikan
sebagai rasio. Data keuangan yang digunakan berasal dari neraca.
Rumus:
CURRENT RATIO = ASET LANCAR : UTANG LANCAR

c. Acid-test Ratio; menggambarkan kemampuan UMKM melunasi utang-


utang jangka pendek dengan menggunakan aset-aset cepat (quick assets)


AsgardChapter125

BAB 09 Ragam Manfaat Informasi Akuntansi Bagi UMKM

UMKM. Quick assets meliputi aset lancar selain persediaan dan biaya-
biaya dibayar dimuka. Data keuangan yang digunakan berasal dari neraca.
Rumus:
ACID-TEST RATIO = ASET CEPAT : UTANG LANCAR

F2. Analisis Rasio Solvabilitas


Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan UMKM melunasi semua
utang-utangnya pada saat jatuh tempo. Semakin tinggi tingkat solvabilitasnya
semakin tinggi kemampuan UMKM melunasi utang-utangnya. Teknik analisis
rasio solvabilitas yang lazim digunakan adalah Rasio Utang-per-Ekuitas. Rasio
ini menggambarkan kemampuan UMKM melunasi semua utang-utangnya
menggunakan pendanaan yang berasal dari ekuitas. Semakin kecil rasio Utang-
per-Ekuitas semakin tinggi tingkat solvabilitas UMKM. Data keuangan
diperoleh dari neraca dan laporan perubahan modal (jika dibutuhkan informasi
tentang ekuitas yang lebih detail).
Rumus:
RASIO UTANG-PER-EKUITAS = TOTAL UTANG : TOTAL EKUITAS

F3. Analisis Rasio Profitabilitas


Analisis rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan UMKM memperoleh
laba dari penggunaan dana yang berasal dari pemilik. Teknik analisis rasio
profitabilitas yang lazim digunakan adalah Rasio imbalan atas aset (return on
assets). Rasio ini menggambarkan kemampuan UMKM menghasilkan imbalan
dari penggunaan aset yang dikuasai UMKM. Semakin besar rasio imbalan atas
aset ini semakin tinggi kemampuan profitabilitas UMKM. Data keuangan
diperoleh dari laporan laba/rugi dan neraca.
Rumus:
IMBALAN ATAS ASET = LABA BERSIH : RATA-RATA ASET

F4. Analisis Rasio Aliran Kas


Analisis rasio aliran kas menggambarkan kemampuan UMKM
mengoptimalkan pemerolehan dan pemanfaatan arus kas selama 1 perioda.
Teknik yang lazim digunakan untuk analisis rasio aliran kas adalah Rasio arus
kas operasi terhadap utang lancer. Rasio ini menggambarkan kemampuan

AsgardChapter126

BAB 09 Ragam Manfaat Informasi Akuntansi Bagi UMKM

UMKM membayar utang lancarnya dari arus kas yang berasal dari kegiatan
operasi. Semakin besar rasio ini semakin tinggi likuiditas UMKM. Data
keuangan diperoleh dari laporan arus kas dan neraca.
Rumus:
RASIO ARUS KAS OPERASI TERHADAP UTANG LANCAR
= KAS BERSIH OPERASI : RATA-RATA UTANG LANCAR.


AsgardChapter127

BAB 09 Ragam Manfaat Informasi Akuntansi Bagi UMKM

ACCOUNTING
CORNER
Accounting Education Center

Program Akuntansi:
Akuntansi Perusahaan Jasa Akuntansi Biaya
Akuntansi Perusahaan Dagang Akuntansi Manajemen
Akuntansi Pengantar 1 Auditing 1
Akuntansi Pengantar 2 Auditing 2
Akuntansi Keuangan Menengah 1 Analisa Laporan Keuangan
Akuntansi Keuangan Menengah 2 Sistem Informasi Akuntansi
Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 Persiapan Ujian Mata Kuliah Akuntansi
Akuntansi Keuangan Lanjutan 2

Fasilitas: Skedul:
Modul Pagi Jam
Sertifikat Sesi 1 09.00-10.30
Full AC Siang
LCD Sesi 2 11.00-12.30
Free Hot Spot Sesi 3 13.30-15.00
Softdrink Sesi 4 16.00-17.30
Malam
Sesi 5 18.30-20.00

Kelas: UP
Kelas (Max 4 Orang)
Ringroad Utara
Privat (Max 2 Orang)
Pasar
UI Condongcatur

Program Kelas:
Reguler: Pertemuan
Senin - Jumat 14 kali Petemuan Accounting
Corner U
Weekend: Pertemuan
Sabtu - Minggu 14 kali pertemuan

Kantor:
Jl. Lely no. 203 Perumnas Condongcatur Depok, Sleman, Yogyakarta
Hub: (0274) 881530, 7834827, 081253439202


AsgardChapter128

BAB 10 Exposure Draft SAK Usaha Kecil & Menengah

BAB 10

EXPOSURE DRAFT SAK


USAHA KECIL & MENENGAH

ABSTRAK

Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) juga menunjukkan kepedulian yang


besar terhadap perkembangan dan kesuksesan UMKM di Indonesia melalui
penerbitan Exposure Draft Standar Akuntansi Keuangan Usaha Kecil dan Menengah
(2008)yang diharapkan menjadi standar dalam waktu dekat. Standar UMKM
menjadi perlu agar UMKM dapat mengembangkan bisnis dalam mekanisme yang
tepat, terutama terkait dengan pencatatan akuntansinya.

Banyak topik dibahas di exposure draft SAK UKM. Beberapa topik dasar tentang
akuntansi UMKM yang dibahas di bab ini adalah tentang Ruang lingkup SAK
UKM, Konsep dan Prinsip Pervasif, dan Penyajian Laporan Keuangan. Di satu sisi,
Bab ini memberikan gambaran akuntansi UMKM menurut standar. Di sisi lain, Bab
ini juga mengkonfirmasi keberadaan topik-topik yang telah dibahas di bab-bab
sebelumnya di buku ini.


AsgardChapter129

BAB 10 Exposure Draft SAK Usaha Kecil & Menengah

Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) Indonesia memberi perhatian


besar terhadap perkembangan UMKM dengan berusaha mengembangkan standar
khusus untuk UMKM. Dari pengecekan di website, sejauh ini SAK UKM masih
dalam bentuk exposure draft tetapi diharapkan segera menjadi standar baku. Seperti
halnya standar akuntansi keuangan lainnya yang telah diterbitkan DSAK, exposure
draft SAK UKM dimaksudkan untuk menjadi panduan bagi UMKM dalam
mengembangkan akuntansi. Walaupun tidak mudah mengikat UMKM untuk
mematuhi SAK UKM tetapi standar yang baik dan memberi manfaat akan secara
otomatis menjadi pilihan bagi UMKM untuk menggunakan SAK UKM dalam
mengembangkan akuntansi.

Berikut ini beberapa topik yang dikutip dan diringkas dari exposure draft SAK
UKM (2008).

01. RUANG LINGKUP SAK UKM


Standar Akuntansi Keuangan Usaha Kecil dan Menengah (SAK UKM)
dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas kecil dan menengah. Entitas kecil dan
menengah adalah entitas yang:
(a) yang menenuhi kriteria:
(i) tidak memiliki akuntabilitas publik yang signifikan; atau
(ii) berdasarkan peraturan perundang-undangan digolongkan sebagai entitas
kecil dan menengah; dan
(b) menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose
financial statement) kepada pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal
termasuk pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha,
kreditor, dan lembaga pemeringkat kredit.

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan atau yang menurut


ketentuan peraturan perundang-undangan tidak digolongkan sebagai entitas kecil
dan menengah dapat menggunakan Standar ini jika regulasi mengizinkan
penggunaan Standar ini. Jika entitas kecil dan menengah melakukan transaksi atau
terdapat peristiwa atau kondisi lain yang tidak diatur dalam SAK UKM, maka
entitas kecil dan menengah menerapkan PSAK lain yang relevan.


AsgardChapter130

BAB 10 Exposure Draft SAK Usaha Kecil & Menengah

02. KONSEP DAN PRINSIP PERVASIF


Tujuan laporan keuangan entitas kecil dan menengah adalah menyediakan
informasi mengenai posisi keuangan, kinerja dan laporan arus kas suatu entitas
yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan
ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan keuangan
khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu. Dalam memenuhi tujuannya,
laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen
(stewardship) atau pertanggungjawaban manajemenatas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya.

Karakteristik kualitatif informasi dalam laporan keuangan meliputi:


a. Dapat dipahami; Kualitas penting informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai.
b. Relevan; Informasi memiliki kualitas relevan jika dapat memengaruhi
keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi
peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan, atau
mengkoreksi, hasil evaluasi mereka di masa lalu.
c. Materialitas; Informasi dipandang material jika kelalaian untuk mencantumkan
atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat memengaruhi
keputusan ekonomi pemakai yang diambil atas dasar laporan keuangan.
d. Keandalan; Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari kesalahan
material dan bias dan menyajikan secara tulus atau jujur (faithfully) apa yang
seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.
e. Substansi mengungguli bentuk; Transaksi, peristiwa dan kondisi lain harus
dicatat dan disajikan sesuai substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya
bentuk hukumnya.
f. Kehati-hatian; Kehati-hatian adalah memasukkan suatu tingkat kehatihatian
dalam melaksanakan pertimbangan yang dibutuhkan untuk membuat estimasi
yang disyaratkan dalam kondisi ketidakpastian, sehingga aset atau penghasilan
tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban atau beban tidak dinyatakan
terlalu rendah.
g. Kelengkapan; informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan
materialitas dan biaya.


AsgardChapter131

BAB 10 Exposure Draft SAK Usaha Kecil & Menengah

h. Dapat dibandingkan; Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan


keuangan entitas antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend)
posisi dan kinerja keuangan, dan juga harus dapat memperbandingkan laporan
keuangan entitas lain untuk mengevaluasi posisikeuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan secara relatif.
i. Tepat waktu; Ketepatan waktu adalah penyediaan informasi laporan keuangan
dalam kerangka waktu pengambilan keputusan. Jika terdapat penundaan yang
tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan
kehilangan relevansinya.
j. Keseimbangan antara biaya dan manfaat; Manfaat yang dihasilkan informasi
seharusnya melebihi biaya penyusunannya.

Unsur (di buku disebut Elemen) laporan keuangan terdiri dari:


a. Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan
akan diperoleh entitas.
b. Kewajiban merupakan utang entitas masa kini yang timbul dari peristiwa masa
lalu, yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber
daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi.
c. Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua
kewajiban.
d. Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode
pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset, atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal.
e. Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode
akuntansi dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset, atau terjadinya
kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak terkait dengan
distribusi kepada penanam modal.

Selanjutnya exposure draft SAK UKM membahas tentang pengukuran.


Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang yang digunakan entitas untuk
mengukur aset, kewajiban, penghasilan dan beban dalam laporan keuangan. Proses
ini termasuk pemilihan dasar pengukuran tertentu. Standar ini secara spesifik
menetapkan dasar pengukuran yang harus digunakan entitas untuk setiap jenis

AsgardChapter132

BAB 10 Exposure Draft SAK Usaha Kecil & Menengah

aset,kewajiban, penghasilan, dan beban. Dasar pengukuran yang umum adalah biaya
historis dan nilai wajar.

Suatu entitas harus menyajikan laporan keuangan, kecuali laporan arus kas,
dengan menggunakan dasar akrual. Dalam dasar akrual, setiap pos diakui sebagai
aset, kewajiban, ekuitas, penghasilan dan beban (unsur-unsur laporan keuangan)
ketika memenuhi definisi dan kriteria pengakuan untuk pos-pos tersebut.

03. PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN


Pada saat menyiapkan laporan keuangan, manajemen suatu entitas yang
menggunakan Standar ini harus membuat penilaian kemampuan entitas terhadap
kelangsungan usaha. Suatu entitas akan terus berlangsung kecuali jika manajemen
bermaksud melikuidasi entitas tersebut atau menghentikan operasi, atau tidak
mempunyai alternatif lain kecuali melakukan hal-hal tersebut. Selanjutnya, entitas
harus menyajikan secara lengkap laporan keuangan (termasuk informasi komparatif)
minimum satu tahun sekali. Informasi juga harus diungkapkan secara komparatif
dengan periode sebelumnya kecuali dinyatakan lain. Entitas memasukkan informasi
komparatif untuk informasi naratif dan deskriptif apabila relevan untuk pemahaman
laporan keuangan periode berjalan.

Laporan keuangan entitas meliputi:


a. Neraca; menyajikan aset, kewajiban dan ekuitas entitas pada suatu saat
tertentu. Entitas harus menyajikan aset lancar dan aset tidak lancar, dan
kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang, sebagai suatu
klasifikasi yang terpisah dalam neraca.

Suatu aset diklasifikasikan sebagai aset lancar, jika aset tersebut:


1) diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan,
dalam jangka waktu siklus operasi normal entitas; atau
2) dimiliki untuk diperdagangkan
3) diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan setelah periode
pelaporan; atau
4) berupa kas atau setara kas, kecuali jika dibatasi penggunaannya dari
pertukaran atau digunakan untuk menyelesaikan kewajiban paling lama 12


AsgardChapter133

BAB 10 Exposure Draft SAK Usaha Kecil & Menengah

bulan setelah periode pelaporan. Entitas harus mengklasifikasikan semua


aset lainnya sebagai tidak lancar. Apabila siklus operasi normal entitas
tidak dapat diidentifikasi dengan jelas, siklus operasi diasumsikan 12 bulan.

Entitas mengklasifikasi kewajiban sebagai kewajiban jangka pendek, jika:


1) diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi
entitas;
2) dimiliki untuk diperdagangkan
3) kewajiban akan diselesaikan dalam jangka waktu dua belas bulan setelah
periode pelaporan; atau
4) entitas tidak memiliki alasan untuk menunda penyelesaian kewajiban
paling lama dua belas bulan setelah periode pelaporan.

Entitas harus mengklasifikasikan semua kewajiban lain sebagai kewajiban


jangka panjang.

b. Laporan laba rugi; menyajikan penghasilan dan beban entitas untuk suatu
periode. Laporan laba rugi minimal mencakup:
1) pendapatan;
2) biaya-biaya keuangan;
3) bagian dari laba atau rugi investasi dalam entitas asosiasi dan joint ventures
yang dihitung dengan menggunakan metode ekuitas;
4) beban pajak;
5) suatu jumlah total yang berisi:
(a) laba atau rugi setelah pajak dari operasi yang dihentikan dan
(b) pengakuan keuntungan atau kerugian setelah pajak yang diukur pada
nilai wajar setelah dikurangi biaya penjualan atau pelepasan aset atau
kelompok yang dilepas dari operasi yang dihentikan; dan
6) laba atau rugi.

c. Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba. Laporan
perubahan ekuitas menyajikan laba atau rugi entitas untuk suatu periode, pos
penghasilan dan beban yang diakui secara langsung dalam ekuitas untuk
periode tersebut, pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi
kesalahan yang diakui dalam periode tersebut, dan (tergantung pada format
laporan perubahan ekuitas yang dipilih oleh entitas) jumlah investasi oleh, dan


AsgardChapter134

BAB 10 Exposure Draft SAK Usaha Kecil & Menengah

dividen dan distribusi lain ke, pemilik ekuitas selama periode tersebut.
Laporan laba rugi dan saldo laba menyajikan laba atau rugi entitas dan
perubahan saldo laba untuk suatu periode pelaporan. Standar mengijinkan
entitas untuk menyajikan laporan laba rugi dan saldo laba menggantikan
laporan laba rugi dan laporan perubahan ekuitas jika perubahan pada ekuitas
hanya berasal dari laba atau rugi, pembayaran dividen, koreksi kesalahan
periode lalu, dan perubahan kebijakan akuntansi.

d. Laporan arus kas; menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan
setara kas entitas, yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi
selama periode dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Entitas
melaporkan arus kas untuk suatu periode dan diklasifikasikan menurut aktivitas
operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.

Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil
utama pendapatan entitas. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya
berasal dari transaksi dan peristiwa lain dan kondisi yang memengaruhi
penetapan laba atau rugi. Arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan
pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk
menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Selanjutnya, Contoh arus
kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah:
1) penerimaan kas dari penerbitan saham atau instrumen ekuitas lainnya;
2) pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau
menebus saham entitas;
3) penerimaan kas dari penerbitan pinjaman, wesel, dan pinjaman jangka
pendek atau jangka panjang lainnya;
4) pelunasan pinjaman; dan
5) pembayaran kas oleh lessee untuk mengurangi saldo kewajiban yang
berkaitan dengan sewa pembiayaan (finance lease).

e. Catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi


yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya. Catatan atas laporan
keuangan berisi informasi sebagai tambahan informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan atau
rincian jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan dan informasi pos-pos
yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan.

AsgardChapter135

Daftar Pustaka

DAFTAR PUSTAKA


Accounting Principles Board. 1970. Basic Concepts and Accounting Principles
Underlying Financial Statements of Business Enterprises. Accounting
Principles Board Statement No. 4. New York. AICPA. 1970.
Baridwan, Zaki, 2005. 2005. Intermediate Accounting, Edisi VII. BPFE.
Yogyakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2002. Standar Akuntansi Keuangan, Per 1 April 2002.
Salemba Empat.
Imdieke, Leroy F. and Ralph E. Smith. 1987. Financial Accounting. John Wiley &
Sons, Inc.
Kieso, Donald E. , Jerry J. Weygandt, and Terry D. Warfield. 2004. Intermediate
Accounting. Eleventh ed. John Wiley & Sons, Inc.
Kimmel, Paul D., Jerry J. Weygandt, and Donald E. Kieso. 2004. Financial
Accounting: Tools for Business Decision Making. 3rd ed. John Wiley &
Sons, Inc.
Porter, Gary A. and Curtis L. Norton. 2001. Financial Accounting: The Impact on
Decision Makers. Harcourt College Publishers.
Rahmanti, Wiwin. 2004. Akuntansi Keuangan Menengah I: Ringkasan Materi dan
Soal Jawab. BPFE Yogyakarta
Strawser, Jeffrey W. and Joyce A. Strawser. 2002. Financial Accounting and
Reporting. Thomson Learning.
Suwardjono. 2002. Akuntansi Pengantar: Proses Penciptaan Data Pendekatan
Sistem. BPFE Yogyakarta.
Warsono, Sony, Arif Darmawan, dan M. Arsyadi Ridha. 2008. Akuntansi Dasar.
Asgard Chapter Yogyakarta.
Warsono, Sony, Arif Darmawan, dan M. Arsyadi Ridha. 2009. Akuntansi di
Perusahaan Dagang. Asgard Chapter Yogyakarta.
Warsono, Sony, Arif Darmawan, dan M. Arsyadi Ridha. 2009. Akuntansi Itu
Ternyata Logis dan Mudah Edisi 2. Asgard Chapter Yogyakarta.
Warsono, Sony, Arif Darmawan, dan M. Arsyadi Ridha. 2009. Siklus Akuntansi di
Perusahaan Jasa. Asgard Chapter Yogyakarta.

AsgardChapter136

Proposal Penawaran

PROPOSAL PENAWARAN

Kepada Yth.
Bapak dan Ibu Wirausahawan,

Salam hormat,

Pertama, kami selaku penulis menyampaikan harapan semoga Bapak dan Ibu
pembaca buku ini memperoleh gambaran yang jelas tentang akuntansi
UMKM, dan menjadi tertarik untuk mempraktikkan akuntansi di UMKM
lembaga Bapak dan Ibu.

Kedua, kami menyadari sepenuhnya bahwa pembahasan tentang Akuntansi


UMKM di buku ini belum memberi gambaran rinci tentang langkah-langkah
teknis yang seharusnya dilakukan oleh UMKM jika benar-benar ingin
mempraktikkan akuntansi, dan isu-isu riil yang dihadapi UMKM. Hal ini
kami lakukan karena pertimbangan penyederhanaan dalam penyampaian
gagasan tentang Akuntansi UMKM.

Ketiga, dalam kesempatan ini kami menawarkan kepada Bapak dan Ibu
wirausahawan UMKM yang tertarik untuk mengembangkan akuntansi di
UMKM beberapa paket terkait dengan Pendidikan, Pelatihan, dan
Pengembangan Akuntansi di UMKM sebagai berikut:
a. Paket Eksekutif; ditujukan kepada Bapak dan Ibu sebagai pemilik
UMKM yang ingin mengetahui lebih detail tentang praktik akuntansi di
UMKM. Disamping mempelajari akuntansi dari teori dan praktiknya,
Bapak dan Ibu dapat mendiskusikan berbagai permasalahan yang
dihadapi di UMKM selama mengikut Paket ini. Biaya per paket
Rp2.500.000 per Eksekutif untuk 10 sesi.


AsgardChapter137

Proposal Penawaran

b. Paket Staff; ditujukan kepada staff di UMKM Bapak dan Ibu


wirausahawan agar dapat menjalankan akuntansi dengan baik.
Darimanapun latar belakang pendidikan staff, kami memberi jaminan
bahwa para staff akan menjadi paham dan tertarik untuk menangani
tugas-tugas yang terkait dengan akuntansi dan keuangan. Satu paket
terdiri 10 sesi, yang meliputi pendidikan dan pelatihan akuntansi. Biaya
per paket mulai dari Rp5.000.000 untuk maksimal 10 orang per kelas.
c. Paket Pengembangan Sistem Akuntansi; ditujukan kepada Bapak dan
Ibu wirausahawan yang berminat untuk mengembangkan sistem
akuntansi, baik secara manual maupun berbasis komputer, di UMKM.
Biaya per paket mulai dari Rp10.000.000, termasuk pendidikan dan
pelatihan akuntansi UMKM untuk staff.

Akhir kata, semoga kita semua dapat memberi kontribusi kepada bangsa dan
negara Indonesia melalui pengembangan UMKM yang sukses.

Salam hormat,

Penulis


AsgardChapter138

Anda mungkin juga menyukai