Anda di halaman 1dari 7

BAB 3

METODE KOMUNIKASI JARAK JAUH

Kompetensi:

Mahasiswa mampu memahami, menjelaskan mengenai komunikasi jarak jauh. Mendesain

aplikasi untuk mensimulasikan komunikasi jarak jauh, dapat berupa hardware maupun

software.

3.1 Komunikasi Jarak Jauh

Sejak dahulu, manusia mempunyai impian untuk dapat berkomunikasi jarak jauh. Apalagi

pada saat ini informasi memang diperlukan secara cepat. Secara umum ada dua cara yang

biasa dipakai dalam menyalurkan komunikasi jarak jauh, yaitu melalui pancaran gelombang

elektromagnetik di udara seperti radio, televisi maupun handphone atau melalui saluran

tertutup seperti telepon kabel (fixed-line) yang menggunakan tembaga.

Pada beberapa dekade terakhir telah lahir serat optik untuk menyalurkan data/informasi

dalam saluran tertutup. Komunikasi optik mempunyai beberapa kelebihan. Diantaranya

adalah tidak terpengaruh oleh interferensi elektromagnetik sehingga tidak akan terjadi

kebocoran data yang disalurkan akibat radiasi. Satu serat optik dapat digunakan untuk

menyalurkan data yang lebih banyak dan lebih jauh daripada menggunakan kabel tembaga.

Teknologi serat optik pertama kali diteliti pada tahun 1966. Serat optik sangat halus, lebih

halus daripada rambut dan terbuat dari dua macam gelas. Bagian intinya mempunyai indeks

bias yang lebih besar daripada selubungnya. Ini berguna untuk mencegah kebocoran/radiasi

cahaya keluar. Keunggulan utama dari serat optik ini adalah pelemahan sinyal data selama

perambatan sangat kecil dibandingkan yang terjadi pada kabel tembaga. Dengan demikian,

data dapat disalurkan beratus-ratus kilometer tanpa terjadi distorsi data yang berarti.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan jumlah data yang dapat

ditransmisikan antara dua lokasi dalam selang waktu tertentu. Cara yang pertama adalah
membuat transfer data lebih cepat, dan yang kedua adalah membuat lebih banyak saluran

untuk dilewati. Kapasitas transmisi data ini dapat ditentukan melalui jumlah data yang dapat

disalurkannya. Biaya transmisi akan semakin mahal jika tiap satu saluran telepon

membutuhkan satu saluran serat optik. Namun dengan sistem multiplexing, beberapa

sambungan telepon dapat disalurkan dalam satu saluran.

Teknologi komunikasi optik yang ada saat ini menggunakan piranti yang dapat

meminimalisasi waktu proses pengolahan data. Piranti itu dalam bentuk

piranti optoelektronika, yakni piranti pengolah informasi optik yang dikontrol secara

elektronik. Satu buah chip dapat memiliki berbagai fungsi seperti penapisan (filtering),

penyaluran kembali, penambahan data, dan lain sebagainya.

3.2. Telemetri

Sistem telemetri adalah cara pengukuran jarak jauh yang memanfaatkan sarana

telekomunikasi dan sistem komputer untuk pengaturan pengaksesan data dari beberapa zona

penyelidikan. Pada sistem telemetri, semua informasi data diubah ke dalam bentuk informasi

listrik dan diolah secara digital. Dengan demikian pada sistem telemetri, semua transduser,

sensor, detektor haruslah mempunyai keluaran yang berbentuk besaran elektris (arus atau

tegangan listrik) Sistem telemetri pada umumnya tampak pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1. Sistem Telemetri

Transduser, sensor atau detektor yang terpasang pada stasiun pemantau di lokasi

pemantauan dan hasil pengukuran tersebut berupa informasi elektris yang kemudian

diperkuat oleh sistem penguat awal (Pre-Amp) maupun sistem penguat (Amplifier). Setelah

mendapat penguatan yang cukup sesuai dengan sistem berikutnya, sinyal tersebut

dikondisikan agar mempunyai kualitas data yang baik oleh SC (Signal Conditioner). Setelah

melewati SC, sinyal listrik tersebut telah bersih dari noise maupun sinyal-sinyal palsu.

Mengingat sistem komputer yang dipakai adalah komputer digital, maka sinyal tersebut harus

diubah ke bentuk digital oleh unit Analog to Digital Converter (ADC).

Selanjutnya data tersebut dapat dikirimkan ke stasiun pengendali melalui sistem

komunikasi data yang terdiri atas modem (modulator - demodulator) dan sistem komunikasi

biasa seperti pemancar radio, telepon kabel, telepon selular, maupun dikirimkan melalui

satelit.
Pemilihan sistem komunikasi yang dipakai disesuaikan dengan kondisi lingkungan

dan pertimbangan biaya. Penggunaan satelit adalah pilihan paling mahal, sedangkan

penggunaan gelombang radio relatif paling murah. Dengan teknologi yang sudah ada, sistem

komunikasi ini dapat mengirimkan data dari dan ke stasiun pemantau secara transparan

(cepat, tidak ada data yang hilang atau berubah).

Ada beberapa metode pengiriman data dalam sistem telemetri yaitu :

1. Dengan menggunakan piranti Voltage to Frequency Converter (VFC) dan Frequency

to Voltage Converter (FVC). VFC (Voltage to Frequency Converter) merupakan

peralatan yang berfungsi untuk mengubah tegangan analog menjadi gelombang kotak

dengan frekuensi tertentu, perubahan tegangan masukan linier dengan perubahan

frekuensi. Bila tegangan masukan 0 volt maka frekuensi keluaran juga 0 hertz (Hz), jika

tegangan masukan 5 volt maka frekuensi keluaran adalah 5 KHz. Frequency to Voltage

Converter (FVC) adalah alat yang digunakan untuk mengubah gelombang kotak dengan

frekuensi tertentu menjadi tegangan analog, besarnya tegangan keluaran linier dengan

besarnya frekuensi masukan.

2. Dengan memakai Dual Tone Multiple Frequency (DTMF). DTMF dapat dinyatakan

langsung dalam data biner. Pada dasarnya DTMF adalah piranti semikonduktor yang

dirancang untuk digunakan pada sistem dial pada pesawat telepon.

3. Dengan memakai sandi morse yang terdiri dari sandi-sandi yang mempunyai karakter

yang berbeda. Sandi-sandi ini kemudian akan diubah dalam bentuk data biner sehingga

dapat dimanfaatkan untuk pengiriman data dalam sistem telemetri.

Mengingat daerah pemantauan sangat luas, maka sistem pemantauan dibagi dalam

beberapa zona pemantauan (remote area). Setiap zona merupakan daerah yang sempit dengan
beberapa transduser sejenis maupun transduser yang berbeda-beda sesuai dengan parameter

yang diakses pada zona tersebut.

Zona pemantauan yang tidak memungkinkan mendapat catu daya listrik (PLN), perlu

dilengkapi dengan sistem baterai yang tahan lama atau sistem baterai yang diisi ulang dengan

solar-cell, sehingga mengurangi beban perawatan. Perawatan hanya dilakukan apabila ada

kerusakan atau untuk pengecekan dan kalibrasi sistem pengukuran.

Stasiun Pengendali berada di daerah yang ditentukan. Pada kondisi khusus, tugas

stasiun pengendali bisa diambil alih dari tempat lain bila hal itu diperlukan. Tahap berikutnya

pada stasiun pengendali adalah pengolahan data yang dilakukan oleh komputer sesuai dengan

program (software) yang dipasang di dalamnya. Dalam sistem telemetri ini, komputer

mempunyai fungsi ganda, yakni sebagai alat pengendali dan pengatur lalu-lintas data, juga

berfungsi sebagai pengolah data.

Stasiun Pengendali ini dapat juga dilengkapi dengan sebuah server yang bertugas

melayani setiap permintaan data dari daerah lain melalui sistem internet. Dengan demikian

data yang telah disimpan di server dapat diakses dari komputer lain baik berupa data mentah

maupun hasil analisis akhir yang dihasilkan sistem komputasinya. Pengambilan data ini

hanya dapat dilakukan apabila telah mendapat persetujuan dari pihak yang diberi wewenang

untuk itu

Dibanding dengan cara pengambilan data yang konvensional (manual), sistem

telemetri mempunyai beberapa keunggulan, yakni :

Kecepatan akuisisi data sangat cepat dan nyaris bersamaan (selisih waktu cuplik

kurang dari 1 detik) untuk beberapa area yang berjauhan.


Dapat melakukan pengukuran secara terus menerus dan real-time (tidak ada waktu

tunda).

Dapat mengatur dan mengendalikan pencuplikan data dari stasiun pengendali sesuai

dengan keperluan.

Data yang diambil secara otomatis telah tersimpan di sistem komputer dan dapat

dianalisis sesuai dengan metode yang diterapkan.

Data dapat diakses dan dikirim ke segala penjuru dunia melalui sistem internet.

Akurasi data lebih baik dan lebih dapat dipercaya dibandingkan dengan sistem

manual.

Mengurangi faktor kesalahan yang sering dilakukan oleh manusia.

2.3. Telekontrolling

Sistem telekontrol (telecontrolling system) adalah cara pengukuran jarak jauh yang

memanfaatkan sarana telekomunikasi dan sistem komputer untuk pengaturan pengaksesan

data dari beberapa zona penyelidikan. Pada telecontrolling system, semua informasi data

diubah ke dalam bentuk informasi listrik dan diolah secara digital. Dengan demikian pada

telecontrolling system, semua transduser, sensor, dan detektor haruslah mempunyai keluaran

yang berbentuk besaran elektris (arus atau tegangan listrik). Blok diagram dari

Telecontrolling system pada umumnya tampak pada Gambar 3.2


Gambar 3.2. Sistem Telekontrolling

Sistem pengendali yang dikontrol oleh operator akan memantau sinyal masukan yang

diterima dari sistem pemantau. Operator akan menentukan tindakan reaksi yang akan

dilakukan sebagai respon dari pengamatan yang dilakukan pada sistem pemantau.

Tindakan reaksi ini dapat juga dikeluarkan secara otomatis melalui suatu persyaratan

parameter tersebut. Contohnya, pada pemantauan volume lelehan lava gunung api,

apabila volume alir lava mencapai suatu nilai tertentu maka sistem pengendali akan

menyalakan tanda peringatan tertentu. Tindakan reaksi ini akan dikirimkan kembali ke

sistem pemantau atau sistem penggerak (aktuator) untuk melakukan tindakan fisik

tertentu sebagai respon atas sinyal masukan dari suatu gejala fisik yang terpantau.

Anda mungkin juga menyukai