Disusun oleh :
Page 1
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 38
Page 2
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
BAB I
PENDAHULUAN
Page 3
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
uji kekerasan. Walaupun uji tarik, uji puntir, dan mekanika perpatahan pun tak dapat di
tinggalkan, uji kekerasan di anggap lebih spesifik untuk mengetahui ketahanan suatu
material terhadap deformasi, yang untuk logam tertentu terdapat sifat untuk menyatakan
ukuran ketahanannya terhadap deformasi plastik dan deformasi permanen.
Page 4
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
1.5 Tujuan
1. Penelitian bertujuan untuk mengetahui nilai pengujian kekerasan bahan dengan
metode pengujian Brinell.
2. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kontrol suatu produk.
3. Penelitian untuk mengetahui kekurangan yang terdapat pada alat uji.
1.6 Manfaat
1. Untuk mengetahui karakteristik bahan material yang akan di uji.
2. Untuk mendapatkan data uji kekerasan yang kongkrit dari suatu bahan material yang
akan di uji dengan menggunakan metode pengujian Brinell.
3. Sebagai bahan koreksi dalam pembuatan alat uji agar memiliki kualitas yang lebih
baik.
1.7 Sistematika Skripsi
Proposal skripsi yang disusun memiliki sistematika sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bagian pendahuluan ini berisi halaman judul, abstrak, latar belakang, batasan
masalah, identifikasi masalah, tujuan, manfaat, sistematika skripsi pengantar, daftar isi,
daftar lampiran.
BAB II TEORI
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pengertian teori pendukung dari uji
kekerasan secara umum, serta klasifikasi bahan uji menurut unsur logam secara
mendasar, serta beberapa pengetahuan untuk menunjang pengujian.
BAB III IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tentang penerapan dan juga pengujian dari
uji kekerasan dengan metude pengujian Brinell secara lebih mendalam.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perhitungan perhitungan mengenai uji
kekerasan Brinell serta analisis terhadap hasil perhitungan tersebut.
BAB V KESIMPULAN DAN PENUTUP
Pada bab ini akan diuraikan tentang kesimpulan dan saran dari apa yang telah
penulis uraikan dalam bab bab sebelumnya.
Page 5
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
BAB II
TEORI PENUNJANG
Page 6
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
Page 7
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
Angka kekerasan dinyatakan dengan skala Mohs yaitu dari material yang
terlunak dengan angka 1, dan Diamond material yang terkeras dengan angka 15.
Penumbuk Knoop adalah intan kasar yang di bentuk menjadi piramida yang di
desain sedemikian rupa sehingga di hasilkan lekukan bentuk intan dengan
perbandingan panjang dan yang rendah adalah 7:1. Sedangkan beban yang digunakan
mulai dari 25 gr sampai dengan 3600 gr. Angka kekerasan Knoop (KHN) adalah
beban dibagi luas proyeksi lekukan yang tidak akan kembali ke bentuk semula.
KHN = = 2 (2)
Page 8
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
136o
136o
d1
d2
d1 : d2 = 7 : 1
Page 9
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
Hal ini sangat berguna untuk mengukur kekerasan lapisan yang tipis, atau
apabila mengukur kekerasan bahan getas, dimana kecenderungan terjadinya patah
sebanding dengan volume bahan-bahan yang di tegangkan.
Posisi Operasi
172o-30
W
d
130o
Page 10
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
Page 11
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
Suatu kombiasi antara beban dan penumbuk, tidak akan memberikan hasil yang
memuaskan, unuk bahan-bahan yang mempunyai daerah kekerasan yang luas.
Biasanya digunakan penumbuk berupa kerucut intan 120 dengan puncak yang
1
hampir bulat dan dinamakan penumbuk Brale, serta bola baja berdiameter inci dan
16
1
inci. Beban besar yang di gunakan adalah 60, 100, dan 150 kg. Karena kekerasan
8
Rockwell tidak tergantung pada bebean dan penumbuk, maka diperlukan mengenai
kombinasi yang digunakan. Hal ini dilakukan dengan cara memberikan awalan huruf
pada angka kekerasan yang menunjukkan kombinasi beban dan penumbuk tertentu
untuk skala beban yang digunakan. Suatu kekerasan Vickers yang tidak mempunyai
awalan huruf, tidak mempunyai arti.
Baja yang diperkeras yang diuji pada skala C dengan menggunakan penumbuk
intan dan beban besar 100 kg. Daerah dari skala tersebut adalah dari 0 hingga
100. skala A (penumbuk intan, beban besar 60 kg) merupakan skala kekerasan
Rockwell yang paling luas, yang dapat di gunakan untuk bahan-bahan mulai dari
tembaga yang di lunakkan hingga kabrida sementara (cemented cabride). Terdapat
skala yang dapat di gunakan untuk keperluan-keperluan khusus.
Angka kekerasan Rockwell B dan Rockwell C dinyatakan sebagai kedalaman
indentasi dapat ditulis sebagai berikut :
Page 12
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
(2.1)
c. HRc (Untuk material dengan kekerasan sedang). Identor berupa Kerucut intan
dengan sudut puncak 120 derjat dan beban uji sebesar 150 kgf.
Group I
Group II
Page 13
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
Group III
L Bola 60 Merah
Page 14
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
P d2 d2
Hv dimana A
A 2 cos 22 o 1,8544
P
Jadi Hv = 1,8544 (2.2)
2
d
P = beban yang besarnya (5, 10, 20, 50, 100 atau 200 kg) tergantung
ketebalan spesimen.
d d2
d = diagonal rata-rata. d 1
2
Page 15
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
Karena jejak yang dibuat dengan penumbuk piramida serupa secara geometris dan
tidak terdapat persoalan mengenai ukurannya, maka HV tidak tergantung pada beban.
Pada umumnya hal ini dipenuhi, kecuali pada beban yang sangat ringan. Beban
yang biasanya di gunakan pada uji Vickers berkisar antara 1 hingga 120 kg,
tergantung kepada kekerasan yang akan diuji. Hal-hal yang menghalangi keuntungan
pemakaian metode Vickers adalah uji kekerasan Vickers tidak dapat digunakan untuk
pengujian rutin karena pengujian tersebut lamban, memerlukan persiapan permukaan
benda uji yang hati-hati dan terdapat pengaruh kesalahan manusia yang besar pada
penentuan panjang diagonal. Lekukan yang benar yang dibuat oleh penumbuk
piramida intan harus bebentuk bujur sangkar. Akan tetapi, penyimpangan yang telah
dijelaskan secara berkala karena keadaan demikian terdapat pada logam-logam yang
dilunakkan dan mengakibatkan pengukuran panjang diagonal yang berlebihan.
Bentuk demikian diakibatkan oleh penimbunan diatas logam-logam di sekitar
pemukaan penumbuk.
Page 16
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
136o
d1 d2
Gambar 2.6
Page 17
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
Angka kekerasan Brinell (HB) atau (BHN) dinyatakan sebagai beban P dibagi luas
permukaan lekukan. Rumus angka kekerasan tersebut adalah :
HB = atau (2.2)
2P
HBN
BHN (2.3)
2 2
D(D D d )
Dimana
P = Beban (kg).
Page 18
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
Pada metode Brinell Indentor berbentuk bola ditekan kepermukaan benda uji dan
diameter hasil penekanan diukur setelah identor dipindahkan dari benda uji. Pengujian
kekerasan dengan metode Brinnel bertujuan untuk menentukan kekerasan
suatu material dalam bentuk daya tahan material terhadap bola baja (identor) yang
ditekankan. Pada permukaan material uji tersebut (speciment). Idealnya, pengujian
Brinnel diperuntukan bagi material yang memiliki kekerasan Brinnel sampai 400 HB,
jika lebih dati nilai tersebut maka disarankan menggunakan metode pengujian Rockwell
ataupun Vickers. Angka Kekerasan Brinnel (HB) didefinisikan sebagai hasil bagi
(Koefisien) dari beban uji (F) dalam Newton yang dikalikan dengan angka faktor 0,012
dan luas permukaan bekas luka tekan (injakan) bola baja (A) dalam milimeter persegi.
BHN = = (2.4)
( 2 )(1)
Page 19
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
Dimana:
P = beban yang diterapkan (kg).
D = diameter bola (mm).
d = diameter lekukan (mm).
t = kedalaman jejak (mm).
Satuan dari BHN adalah kilogram per milimeter kuadrat. Akan tetapi BHN tidak
memenuhi konsep fisika, karena persamaan (2.4), tidak melibatkan tekanan rata-rata
pada permukaan lekukan.
Untuk mendapatkan BHN yang sama dengan beban atau diameter bola yang tidak
standar, diperlukan keserupaan lekukan secara geometris. Keserupaan geometris akan
diperoleh, sejauh besar sudut 2 tidak berubah. Persamaan (2.5) menunjukan bahwa agar
dan BHN tetap konstan, beban dan diameter bola harus divariasikan memenuhi
perbandingan
1 2 3
1 2 = 2 =
2 32
(2.5)
Jejak yang relatif besar dari pada kekerasan Brinell memberikan keuntungan dalam
membagikan secara pukul rata ketidak seragaman lokal. Jejak Brinell yang besar
ukuranya dapat menghalangi pemakaian uji tersebut, untuk benda uji yang kecil atau
pada bagian yang kritis terhadap tegangan, dimana lekukan yang terjadi dapat
menyebabkan kegagalan (failure).
Page 20
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
Identor atau bola kecil untuk pengujian Brinell ini dibuat dari baja biasa atau baja
yang disepuh atau dari karbit wolfram, dimana pemakainya tergantung kepada kekerasan
benda yang akan diselidiki. Diameter bola tersebut bervariasi yaitu 1,25 mm, 25 mm, 5
mm dan 10 mm dengan tujuan pemakaian tertentu. Waktu yang dipakai untuk menekan
identor ke material benda uji akan mempengaruhi hasil uji. Untuk material yang
mempunyai titik lebur Ts > 600 C. Waktu yang dibutuhkan harus 10 detik dan untuk
material dengan Ts < 600 C, waktu yang dibutuhkan minimum 30 detik.
Page 21
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
Pernyataan hasil uji Brinell yang lengkap biasanya memuat nilai kekerasan, diameter
bola, besar gaya yang dipakai untuk menekan bola dan waktu yang dibutuhkan untuk
bola, misalnya 350 HB 5/250/30 berarti diameter bola yang dipakai 5 mm, gaya untuk
250
menekan bola adalah = 2450 N dan waktu yang dibutuhkan untuk menekan bola
0,102
adalah 30 detik.
Page 22
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
Page 23
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
- Pekakas.
- Dies.
- Pisau.
- Per.
- Kawat berkekuatan tinggi.
Page 24
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
Page 25
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
Page 26
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
2.8.2. Besi
Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak
digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari dari yang bermanfaat sampai
dengan yang dapat merusakkan. Dalam tabel periodik, besi mempunyai
simbol Fe dan nomor atom 26. Besi juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.
Besi adalah logam yang paling banyak dan paling beragam penggunaannya.
Hal itu karena beberapa hal, diantaranya:
Page 27
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
Korosi pada besi memerlukan oksigen dan air, Berbagai jenis material logam
contohnya Zink dan Magnesium dapat melindungi besi dari korosi. Cara-cara
pencegahan korosi besi yang akan dibahas berikut ini didasarkan pada dua sifat
tersebut.
Page 28
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
Magnesium adalah logam yang jauh lebih aktif (berarti lebih mudah berkarat)
dari pada besi. Jika logam magnesium dikontakkan dengan besi, maka magnesium
itu akan berkarat tetapi besi tidak. Cara ini digunakan untuk melindungi pipa baja
yang ditanam dalam tanah atau badan kapal laut. Secara periodik, batang
magnesium harus diganti.
Page 29
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
2.8.3. Tembaga
Tembaga atau kuprum adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang
memiliki lambang Cu dan nomor atom 29. Lambangnya berasal dari bahasa Latin
yaitu Cuprum. Tembaga merupakan konduktor panas dan listrik yang baik. Selain
dari pada itu unsur ini memiliki korosi yang lambat sekali. Biasannya. tembaga
dicampurkan dengan timah untuk membuat perunggu.
Page 30
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
2.8.4. Aluminium
Aluminium ialah unsur kimia. Lambang aluminium ialah Al, dan nomor
atomnya 13. Aluminium adalah logam paling berlimpah. Aluminium bukan
merupakan jenis logam berat, namun merupakan elemen yang berjumlah sekitar
8% dari permukaan bumi dan paling berlimpah ketiga. Aluminium terdapat dalam
penggunaan aditif makanan, antasida, buffered aspirin, astringents, semprotan-
Page 31
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
Page 32
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
2.8.5. Seng
Seng adalah unsur kimia dengan lambang kimia Zn, nomor atom 30, dan
massa atom relatif 65,39. Ia merupakan unsur pertama golongan 12 pada tabel
periodik. Beberapa aspek kimiawi seng mirip dengan magnesium. Hal ini
dikarenakan ion kedua unsur ini berukuran hampir sama.
Selain itu, keduanya juga memiliki keadaan oksidasi +2. Seng merupakan
unsur paling melimpah ke-24 di kerak Bumi dan memiliki lima isotop stabil. Bijih
seng yang paling banyak ditambang adalah sfalerit (seng sulfida).
Kuningan, yang merupakan campuran aloi tembaga dan seng, telah lama
digunakan paling tidak sejak abad ke-10 SM. Logam seng tak murni mulai
diproduksi secara besar-besaran pada abad ke-13 di India, manakala logam ini
masih belum di kenal oleh bangsa Eropa sampai dengan akhir abad ke-16.
Para alkimiawan membakar seng untuk menghasilkan apa yang mereka sebut
sebagai "salju putih" ataupun "wol filsuf".
Terdapat berbagai jenis senyawa seng yang dapat ditemukan, seperti seng
karbonat dan seng glukonat (suplemen makanan), seng klorida (pada
deodoran), seng pirition (pada sampo anti ketombe), seng sulfida (pada cat
berpendar), dan seng metil ataupun seng dietil di laboratorium organik.
Seng merupakan zat mineral esensial yang sangat penting bagi tubuh. Terdapat
sekitar dua milyar orang di negara-negara berkembang yang kekurangan asupan
seng. Defisiensi ini juga dapat menyebabkan banyak penyakit.
Page 33
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
dan defisiensi tembaga. Dalam bahasa sehari-hari, seng juga dimaksudkan sebagai
pelat seng yang digunakan sebagai bahan bangunan.
Logam ini keras dan rapuh pada kebanyakan suhu, namun menjadi dapat
ditempa antara 100 sampai dengan 150 C. Di atas 210 C, logam ini kembali
menjadi rapuh dan dapat dihancurkan menjadi bubuk dengan memukul-
mukulnya. Seng juga mampu menghantarkan listrik.
Terdapat banyak sekali aloi yang mengandung seng. Salah satu contohnya
adalah kuningan (aloi seng dan tembaga). Logam-logam lainnya yang juga
diketahui dapat membentuk aloi dengan seng
adalah aluminium, antimon, bismut, emas, besi, timbal, raksa, perak,
timah, magnesium, kobalt, nikel, telurium, dan natrium.
Walaupun seng maupun zirkonium tidak bersifat feromagnetik, aloi ZrZn2
memperlihatkan feromagnetisme di bawah suhu 35 K.
Page 34
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
Page 35
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
7
8
1
10
187879
9 3
12 11
2
13
14
15 4
16
18
19
17
KETERANGAN :
Page 36
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
110 mm 450 mm
135 mm
120
650 mm
335 mm
110 mm
100
160 mm
470 mm
chasing, jenis bahan yang digunakan adalah baja karbon rendah dan berbentuk
plat. Berikut ini bentuk spesifikasi chasing alat Brinell adalah sebagai berikut:
- Tinggi sisi atas 135 mm. - Lebar sisi atas 110 mm.
- Jarak tinggi sisi tengah 340 mm. - Lebar sisi bawah 110 mm.
- Tinggi sisi bawah 160 mm. - Sudut pada sisi atas 120.
- Panjang sisi atas 450 mm. - Sudut pada sisi bawah 100.
Page 37
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
2.9.2. Spesifikasi Pada Meja Benda Uji, Ulir, dan Pemutar Ulir Alat Brinell
170 mm
20 mm
70 mm
30 mm
Sebagai penopang atau landasan tekanan waktu pengujian meja benda uji
harus memiliki kekuatan yang cukup untuk menopang beban tekanan. pada
pemilihan material meja benda uji, jenis bahan yang digunakan adalah baja ST45
dan berbentuk plat. Betuk spesifikasi meja benda uji adalah sebagai berikut:
40 mm
350 mm
Page 38
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
Disamping samping harus tahan gesek ulir juga harus tahan terhadap korosi
sehinggga tidak menghambat terhadap gerak putaran. Ulir yang dipakai pada uji
kekerasan Brinell adalah ulir jenis kasar metris dan pada pemilihan bahan pada ulir
ini menggunakan sebuah baja ST45. Betuk spesifikasi pada meja benda uji adalah
sebagai berikut:
140 mm
40 mm
40 mm
Sebagai penggerak ulir dan di putar oleh operator penguji maka pada pemutar
meja benda uji dibuat desain semaksimal mungkin sehingga mudah untuk di
pada uji kekerasan brinell dibuatlah sebuah bentuk lingkaran. pada pemilihan
material pemutar meja benda uji, jenis bahan yang digunakan adalah baja ST45
dan bentuk spesifikasi pemutar meja benda uji adalah sebagai berikut:
Page 39
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
DAFTAR PUSTAKA
Page 40