PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari hari sering kita menjumpai berbagai macam penyakit yang
membahayakan kehidupan manusia, penyakit yang salah satu yang sering kita jumpai yaitu
penyakit yang berhubungan dengan jantung manusia. Penyakit yang cukup berbahaya bagi
manusia yaitu salah satunya penyakit gagal jantung yang merupakan gagalnya fungsi jantung
untuk memompakan darah keseluruh tubuh, penyakit ini sering kita temui pada anak anak,
gagal jantung harus segera ditangani karena apabila tidak cepat untuk ditangani maka akan
berakibat fatal bagi orang tersebut.
Gagal jantung adalah suatu keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompakan
darah secukupnya dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi untuk metabolisme jaringan tubuh,
sedangkan tekanan pengisian ke dalam jantung masih cukup tinggi.
1.3 Tujuan
19
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
2.1.1 Definisi
CHF adalah ketidak mampuan jantung untuk memompa darah keseluruh tubuh
(ebbersole, hess, 1998).
CHF merupakan penyebab tersering lansia dirawat di RS (miller, 1997). Sekitar 3000
penduduk amerika serikat menderita CHF. Pada umumnya CHF di derita lansia yang berusia 50
tahun. Angka kejadiannya akan terus bertambah setiap tahun pada lansia yang berusia di atas 50
tahun (aranow et, 1998 ). Menurut penelitian, sebagian besar lansia yang didiagnosa CHF tidak
dapat hidup lebih dari 5 tahun (ebbersole, hess, 1998).
Gagal jantung adalah suatu keadaan ketika jantung tidak mampu mempertahankan
sirkulasi yang cukup bagi kebutuhan tubuh meskipun pengisian darah pada vena normal. Namun,
definisi lain menyatakan bahwa gagal jantung bukanlah penyakit yang terbatas pada suatu organ
melainkan suatu sindrom klinis akibat kelainan jantung yang ditandai dengan respon
hemodinamik, renal, neural dan hormonal (muttaqin, 2009)
Salah satu definisi lain yang diajukan mengenai gagal jantung adalah suatu keadaan
patofisiologis berupa kelainan fungsi jantung. Kelainan ini mengakibatkan jantung tidak mampu
memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan/ jantung hanya mampu
memompa darah jika disertai peninggian volume diastolic secara abnormal (masnjoe, 2000)
Para ahli kesehatan yang lainpun mengajukan definisi yang kurang lebih sama
diantaranya brunner dan sudart yang mendifinisikan bahwa gagal jantung adalah ketidak
mampuan jantung memompa darah yang adekuat untuk mememnuhi kebutuhan jaringan akan
oksigen dan nutrisi(brunner dan sudart, 2002).
19
2.1.2 Etiologi
Aterosklerosis koroner
Menyebabkan disfungsi miokardium karena terganggunya alirandarah ke otot jantung.
Terjadi hipoksia dan asidosis karena penumpuka asam laktat. Infark miokardium biasanya tanda
terjadinya gagal jantung.
Faktor Sisitemik
19
Meningkatnya laju metabolisme (ex: demam, tirotoksikosis), hipoksia dan anemia
memerlukan peningkatan curah jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen sistemik.
(respiratorius&metabolik) & abnormalitas elektrolit dapat menurunkan kontraktilitas jantung.
Disritmia jantung dapat terjadi secara sendirinya atau sekunder akibat gagal jantung menurunkan
efisiensi keseluruhan fungsi jantung.
Manifestasi klinisnya :
Dispnea : dapat terjadi akibat penimbunan cairan dalam alveoli yang mengganggu
pertukaran gas dapat terjadi saat istirahat atau dicetuskan oleh gerakan yang minimal/
sedang
Ortopnea (kesulitan bernapas saat berbaring), biasanya digunakan bantal untuk
mengurangi sesak nafas
Proksimal nocturnal dispneu (PND)
Sesak napas tiba-tiba pada malam hari disertai batuk, hal ini terjadi bila pasien
duduk lama dengan posisi kaki dan tangan dibawah pergi berbaring ketempat tidur, darah
menumpuk diekstremitas dan tidak mampu mengosongkan peningkatan volume dengan
adekuat. Akibatnya tekanan dalam sirkulasi paru meningkat dan berpindah ke alveoli.
19
Kegelisahan dan kecemasan
Akibat gangguan oksigenasi jaringan, stress karena kesulitan bernapas dan
pengetahuan bahwa jantung siap berfungsi dengan baik .
Batuk
Bisa kering dan tidak produktif tapi yang sering batuk basah/ batuk yang
sputumnya berbusa dalam jumlah banyak, yang kadang disertai bercak darah
Bunyi jantung s3 dan s4
Mudah lelah
Akibat curah jantung yang kurang menghambat jaringan di sirkulasi normal
oksigen menurunkan pembuangan sisa hasil katabolisme, meningkatkan energy utk
bernapas, insomnia akibat distress pernapasan dan batuk.
Manifestasi klinisnya:
a. Elektrokardiogram (EKG)
b. Scan jantung
Dapat menunjukkan dimensi pembesaran bilik, perubahan dalam fungsi atau struktur
katup, atau area penurunan kontraktilitas ventrikular.
d. Kateterisasi jantung
Tekanan abnormal merupakan indikasi dan membantu membedakan gagal jantung kanan
dan gagal jantung kiri dan stenosi katup dan insufisiensi.
e. Rontgen dada
19
Dapat menunjukkan pembesaran jantung, bayangan mencerminkan dilatasi atau
hipertropi bilik, atau perubahan dalam pembuluh darah abnormal.
f. Enzim hepar
g. Elektrolit
Mungkin berubah karena perpindahan cairan atau penurunan fungsi ginjal, terapi diuretik.
h. Oksimetri nadi
Saturasi O2 mungkin rendah terutama jika gagal jantung kongesif akut menjadi kronis.
Gagal ventrikel kiri ditandai dengan alkaliosis respiratori ringan atau hipoksemia dengan
peningkatan PCO2 akhir.
k. Pemeriksaan tiroid
Peningkatan aktifitas tiroid menunjukkan hiperaktifitas tiroid sebagai pre pencetus gagal
jantung.
a. Penatalaksanaan medis
b. Pelaksanann keperawatan
o Perubahan pola hidup yang tidak sehat : hindari makanan berlemak, junk food dll
2.1.6 Komplikasi
19
syok kardiogenik : stadium dari gagal jantung kiri, kongestof akibat penurunan
curah jantung dan pefusi jaringan yang tidak adekuat ke organ vital (jantung, otak
jantung)
Episode trombosimbolik
Trombus terbentuk karena imobilitas pasien dan gangguan sirkulasi dengan
aktivitas trombus dapat menyumbat pembuluh darah.
Serangan jantung dan stroke : karena aliran darah melalui jantung lebih lambat
pada gagal jantung yang normal resiko pembekuan darah meningkat sehingga
terjadi serangan jantung dan stroke
Hepatomegali : pada gagal ventrikel kanan kongesti vena merusak hepar terjadi
sirosis hepar dan fibrosis
19
A. LANDASAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas klien
Nama : Pekerjaan :
Usia : Agama :
b. Riwayat kesehatan
Apakah pasien mengalami batuk, nafas pendek, pusing, konfusi, kelelahan atau
keletihan, tidak toleran terhadap latihan dan panas, ekstremitas dingin, urin berkurang,
denyut jantung cepat, dispnea, kegelisahan dan kecemasan, adanya edema, hilangnya
selera makan, nokturia, insomnia, nyeri dada saat beraktifitas, penurunan berkemih,
diare/konstipasi, mual, muantah, pakaian / sepatu terasa sesak, nyeri pada abdomen kanan
atas, sakit pada otot, batuk dengan atau tanpa sputum, tidur samil duduk atau dengan
beberapa bantal, TD rendah, tekanan nadi sempit, takikardi, disritmia, adanya bunyi
jantung S3 dan S4, mur-mur sistolik dan diastolik, sianosis.
19
Riwayat kesehatan keluarga
Adanya riwayat penyakit jantung pada keluarga atau penyakit komplikasi lain
yang dialami pasien sama dengan keluarga
c. Pemeriksaan fisik
Kepala
Mata
I : lihat kesimetrisan mata kiri dan kanan, palpebra, mintaklien membuka dan
menutup mata. Biasanya terjadi edema di mata sehingga akan mengalami
gangguan palpebra, periksa pupil, minta klien menggerakkan bola mata ke kiri
dan ke kanan, memutar bola mata, lakukan pemeriksaan fisus, biasanya
penglihatan akan kiabur.
Telinga
I : lihat apakah ada sekret, serumen, edema atau darah dan inspeksi kesimetrisan
telinga kiri dan kanan.
P : palpasi daun telinga, apakah ada nyeri atau edema, palpasi tulang mastoid
apakah ada nyeri atau edema.
Hidung
Mulut
I : lihat bibir apakah ada sianosis dan bagaimana mukosanya, selanjutnya gigi dan
gusi, apakah ada caries, lidah periksa lidah dan sensasi rasa.
P : palpasi bagian bibir dan lidah apakah ada bengkak dan nyeri.
Leher
P : palpasi kelenjar getah bening, palpasi kelenjar tiroid, palpasi juga JVP.
Dada
1. Paru
I : amati kondisi dada, bentuk dada, keadaan kulit dada apakah ada retraksi
inteskotalis selama bernafas.
Per : letakkan tangan kiri di atas dada, dimulai dari daerah yang terjauh lalu
ketuk dg jari tengah dan dengarkan bunyi yang ada.
2. Jantung
Per : letakkan tangan kiri mulai dari daerah terjauh dan lakukan pengetukan
dengan tangan kanan serta dengarkan perubahan bunyi yang dihasilkan.
19
A : apakah ada bunyi jantung S3 dan S4. Dengarkan irama dan frekuensi
jantung.
Abdomen
I : apakah ada kulit yang berwarna kebiruan pada abdomen, amati apakah
ada pembesaran pada perut.
Per : perkusi dengan membagi empat ruang abdomen lalu tentukan posisi dan
ukuran hati, lambung, ginjal, apendiks.
1. Ektremitas atas
2. Ekstremitas bawah
- Pola 3. Eliminasi
Kaji BAB dengan jumlah feses, warna feses dan khas, BAK dengan jumlah
urine, warna urine dengan kejernihan. Biasanya tidak mengalami gangguan.
19
2.2 LAPORAN KASUS
2.2.1Pengkajian
A. Data Klinis
Tanggal masuk : 26 Oktober 2012
Tanggal pengkajian : 29 Oktober 2012
Ruang : Wing A ruang 02 Irna C Penyakit dalam
Identitas Klian
Nama : Tn. S
Umur : 56 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Pensiunan PNS (Pertanahan)
Agama : Islam
Alamat : Jl.Banjir Kanal No.8, Parak Kopi
Status : Menikah
Diagnosa medis : CHF
2.2.2Asuhan Keperawatan
A. Riwayat Kesehatan/Penyakit Klien
Keluhan Utama
Klien datang ke rumah sakit dengan keluhan nafas agak sesak, dan
bertambah sesak ketika beraktifitas dan berbicara, kaki dan tangan juga
mengalami pembengkakan.
B. Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Fisik
Vital Sign dan Pemeriksaan umum
(tanggal 29 oktober 2012)
Tekanan Darah : 170/100 mmHg N : < 130/85 mmHg
Pernafasan : 30 x/menit N : 16- 24 x/i
Nadi : 94x/menit N : 60-100 x/i
Suhu : 36,40C N : 36,5- 37,5
Kesadaran : Compos mentis N : compos mentis
Tinggi badan : 155 cm
Berat badan : 53 kg
Keadaan gizi : sedang N : baik
Pemeriksaan Laboratotium
(tanggal 26 oktober 2012)
Hemoglobin : 14,7 gr% N: 13,0 18,0 gr/ dl
pH : 7,32 mmHg N : 7,35-7,45 mmHg
2
pCO : 40 mmHg N : 41 51 mmHg
pO2 : 34 mmHg N : 34 49 mmHg
+
K : 5,2 mmHg N : 3,5-5 mEq/L
Ca+ : 0,41 mmHg N : 4,5-5,5 mEq/L
Ureum : 89 mg/dl N : 10 50 Mg/dl
Kreatinin : 6,0 mg/dl N : 0,9 1,3 Mg/dl
b. Telinga
Telinga simetris kanan dan kiri
c. Hidung
Bentuk hidung simetris
Tidak ada sekret dan nyeri
d. Mulut
Bibir tidak sianosis
Gigi mengalami caries
e. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
Ketika di palpasi JVP = 5 + 0 cm H20
f. Paru
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, keadaan kulit dada turgornya baik
Palpasi : fremitus kiri = kanan
Perkusi : bunyi sonor pada paru
Auskultasi : bronkovesikuler, bunyinya halus nyaring pada kedua basal paru
g. Jantung
Inspeksi : Iktus tidak terlihat
Palpasi : Iktus tidak kuat angkat
Perkusi : batas jantung, atas RIC II, kanan ISD, kiri 1 jari lateral IMCS
RIC VI
h. Abdomen
Inspeksi : perut tampak membesar
Auskultasi : BUN
Perkusi : Tympani
Palpasi : H/L tdk teraba
i. Ekstremitas
Kaki dan tangan mengalami Edema (pitting udem tingkat III) namun tidak
terdapat nyeri.
2. Pola nutrisi-metabolik
Nutrisi klien sudah ditakarkan rumah sakit, namun porsi yang habis hanya dari
total porsi yang diberikan rumah sakit. Tn.S sering makan makanan yang berserat, untuk
waktu makan Tn.S yaitu jam 9 pagi, jam 1 siang dan jam 6 atau setelah shalat magrib.
Klien mengalami peningkatan berat badan karena edema karena cairan tertahan di
jaringan.
3. Pola eliminasi
Walaupun klien sering makan buah, namun BAB klien tetap tidak lancar bahkan
konstipasi. Klien dan keluarga mengatakan dalam 1 minggu hanya sekali BAB, ketika di
rumah sakit selam 5 hari klien hanya 1 kali BAB. BAK klien lancar dan sering
dipengaruhi oleh penyakit DM klien.
Sebelum masuk RS Tn. S adalah orang yang rajin beribadah dan berdoa akan
kesembuhannya. Namun ketika klien masuk RS akibat sesak napas & letih yang terlihat
dari kondisi klien yang sulit untuk beribadah. Walaupun begitu klien selalu berdoa &
selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT sehingga klien
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
19
Gagal jantung merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat yang banyak dijumpai
dan menjadi penyebab mortalitas utama baik di negara maju maupun di negara sedang
berkembang.
Gagal jantung adalah pemberhentian sirkulasi normal darah dikarenakan kegagalan
dari ventrikel jantung untuk berkontraksi secara efektif pada saat systole. Akibat kekurangan
penyediaan oksigen ke otak , menyebabkan korban kehilangan kesadaran dan berhenti
bernafas dengan tiba-tiba.
Terdapat tiga aspek penting dalam menanggulangi gagal jantung yaitu pengobatan
terhadap penyakit yang mendasari dan pengobatan terhadap faktor pencetus . Termasuk
dalam pengobatan medikamentosa yaitu mengurangi retensi cairan dan garam, meningkatkan
kontraktilitas dan mengurangi beban jantung. Sekaligus pengobatan umum meliputi istirahat,
pengaturan suhu, kelembapan, oksigen, pemberian cairan dan diet.
3.2 Saran
Dalam menerapkan Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gagal jantung
diperlukan pengkajian, konsep dan teori oleh seorang perawat.
Informasi atau pendidkan kesehatan berguna untuk klien dengan gagal jantung selain
itu pengobatan terbaik untuk gagal jantung adalah pencegahan atau pengobatan dini terhadap
penyebabnya.
Bagi Anda yang merasakan adanya tanda dan gejala seperti yang disebutkan diatas,
sebaiknya segera memeriksaakan diri ke dokter. Mengurangi faktor yang dapat menyebabkan
kondisi gagal jantung, berhenti merokok, kurangi konsumsi makanan berlemak, upayakan
melakukan olah raga, pola atau haya hidup yang teratur.
Tentunya bagi mereka yang mengalami atau menderita penyakit yang dapat berakibat
menimbulkan serangan gagal jantung sebaiknya rutin meng-kontrolkan diri ke dokter,
misalnya penderita darah tinggi (Hypertension), kencing manis (Diabetes), penumpukan plak
(kolesterol atau lainnya) pada pembuluh darah jantung
DAFTAR PUSTAKA
19
Proses Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler. Pusat Pendidikan
Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan.1996. Jakarta: EGC
Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Volume 2. Barbara Engran.1998. Jakarta: EGC