Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Dalam kehidupan sehari hari sering kita menjumpai berbagai macam penyakit yang
membahayakan kehidupan manusia, penyakit yang salah satu yang sering kita jumpai yaitu
penyakit yang berhubungan dengan jantung manusia. Penyakit yang cukup berbahaya bagi
manusia yaitu salah satunya penyakit gagal jantung yang merupakan gagalnya fungsi jantung
untuk memompakan darah keseluruh tubuh, penyakit ini sering kita temui pada anak anak,
gagal jantung harus segera ditangani karena apabila tidak cepat untuk ditangani maka akan
berakibat fatal bagi orang tersebut.

Sistem kardiovaskuler merupakan sistem yang memberi fasilitas proses pengangkutan


berbagai substansi dari, dan ke sel sel tubuh. Sistem ini terdiri dari organ penggerak yang
disebut jantung, dan sistem saluran yang terdiri dari arteri yang mengalirkan darah dari jantung,
dan vena yag mengalirkan darah menuju jantung.

Gagal jantung adalah suatu keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompakan
darah secukupnya dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi untuk metabolisme jaringan tubuh,
sedangkan tekanan pengisian ke dalam jantung masih cukup tinggi.

1.2 Rumusan masalah

Apa pengertian dari Gagal Jantung ?

Bagaimana anatomi dan fisiologi dari kardiovaskular ?

Apa saja etiologi dari Gagal Jantung ?

Bagaimana klasifikasi dari Gagal jantung ?

Apa manifestasi klinik dari gagal jantung ?

Bagaimana patofisiologi nya ?


19
Bagaimana komplikasi dari gagal jantung ?

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui pengertian dari gagal jantung

Untuk mengetahui anatomi da fisiologi dari jantung

Memahami etiologi dari gagal jantung

Untuk mengetahui klasifikasi dari gagal jantung

Memahami manifestasi dari gagal jantung

Untuk memahami patofisiologi dari gagal jantung

Mengetahui komplikasi dari gagal jantung

19
BAB II

LAPORAN PENDAHULUAN

2.1 LANDASAN TEORITIS PENYAKIT

2.1.1 Definisi

CHF adalah ketidak mampuan jantung untuk memompa darah keseluruh tubuh
(ebbersole, hess, 1998).

CHF merupakan penyebab tersering lansia dirawat di RS (miller, 1997). Sekitar 3000
penduduk amerika serikat menderita CHF. Pada umumnya CHF di derita lansia yang berusia 50
tahun. Angka kejadiannya akan terus bertambah setiap tahun pada lansia yang berusia di atas 50
tahun (aranow et, 1998 ). Menurut penelitian, sebagian besar lansia yang didiagnosa CHF tidak
dapat hidup lebih dari 5 tahun (ebbersole, hess, 1998).

Gagal jantung adalah suatu keadaan ketika jantung tidak mampu mempertahankan
sirkulasi yang cukup bagi kebutuhan tubuh meskipun pengisian darah pada vena normal. Namun,
definisi lain menyatakan bahwa gagal jantung bukanlah penyakit yang terbatas pada suatu organ
melainkan suatu sindrom klinis akibat kelainan jantung yang ditandai dengan respon
hemodinamik, renal, neural dan hormonal (muttaqin, 2009)

Salah satu definisi lain yang diajukan mengenai gagal jantung adalah suatu keadaan
patofisiologis berupa kelainan fungsi jantung. Kelainan ini mengakibatkan jantung tidak mampu
memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan/ jantung hanya mampu
memompa darah jika disertai peninggian volume diastolic secara abnormal (masnjoe, 2000)

Para ahli kesehatan yang lainpun mengajukan definisi yang kurang lebih sama
diantaranya brunner dan sudart yang mendifinisikan bahwa gagal jantung adalah ketidak
mampuan jantung memompa darah yang adekuat untuk mememnuhi kebutuhan jaringan akan
oksigen dan nutrisi(brunner dan sudart, 2002).
19
2.1.2 Etiologi

Kelainan otot jantung


Gagal jantung paling sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung akan
menurunkan kontraktilitas jantung. Kondisi penyebab kelainan fungsi otot ini adalah
aterosklerosis koroner, hipertensi arterial, dan penyakit ot ot degeneratif atau inflamasi.

Aterosklerosis koroner
Menyebabkan disfungsi miokardium karena terganggunya alirandarah ke otot jantung.
Terjadi hipoksia dan asidosis karena penumpuka asam laktat. Infark miokardium biasanya tanda
terjadinya gagal jantung.

Hipertensi sistemik atau pulmonal (peningkatan afterload)


Meningkatkan beban kerja jantung sehingga mengakibatkan hipertropi serabut otot
jantung (hipertropi miokard). Sebenarnya hipertropi miokard termasuk mekanisme kompensasi
karena meningkatkan kontraktilitas jantung. Tetapi hipertropi otot jantung ini tidak berfungsi
normal sehingga terjadi gagal jantung.

Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif


Berhubungan dengan gagal jantung Kondisi ini secara langsung merusak serabut jantung,
menyebabkan kontraktilitas menurun.

Penyakit jantung lain


Penyakit jantung yang sebenarnya tidak mempengaruhi jantung secara langsung, seperti:
gangguan aliran darah melalui jantung (ex: stenosiskatup semiluner), ketidakmampua jantung
mengisi darah (ex: tamponade perikardium, perikarditaskonstriktif, stenosis katup AV),
pengosongan jantung abnormal (ex: insufisiensi katup AV), peningkatan mendadak afterload
karena meningkatnya tekanan darah sistemik (hipertensimaligna menyebabkan gagal jantung
meski tidak ada hipertropi miokardial.

Faktor Sisitemik
19
Meningkatnya laju metabolisme (ex: demam, tirotoksikosis), hipoksia dan anemia
memerlukan peningkatan curah jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen sistemik.
(respiratorius&metabolik) & abnormalitas elektrolit dapat menurunkan kontraktilitas jantung.
Disritmia jantung dapat terjadi secara sendirinya atau sekunder akibat gagal jantung menurunkan
efisiensi keseluruhan fungsi jantung.

Gangguan pengisian / hambatan input


Hambatan pada pengisian ventrikel karena gangguan aliran darah masuk kedalam
ventrikel/ pada aliran balik vena atau venous return akan mengakibatkan pengeluaran/output
ventrikel berkurang dan curah jantung menurun.

2.1.3 Manifestasi klinik/ tanda dan gejala

Gagal jantung kiri,


Gagal jantung kiri menyebabkan pengumpulan cairan di dalam paru-paru (edema
pulmoner), yang menyebabkan sesak nafas yang hebat. Pada awalnya sesak nafas hanya
dirasakan saat seseorang melakukan aktivitas, tetapi sejalan dengan memburuknya penyakit
maka sesak nafas juga akan timbul pada saat penderita tidak melakukan aktivitas. Sedangkan
tanda lainnya adalah cepat letih (fatigue), gelisah/cemas (anxity), detak jantung cepat
(tachycardia), batuk-batuk serta irama degub jantung tidak teratur (Arrhythmia).

Manifestasi klinisnya :

Dispnea : dapat terjadi akibat penimbunan cairan dalam alveoli yang mengganggu
pertukaran gas dapat terjadi saat istirahat atau dicetuskan oleh gerakan yang minimal/
sedang
Ortopnea (kesulitan bernapas saat berbaring), biasanya digunakan bantal untuk
mengurangi sesak nafas
Proksimal nocturnal dispneu (PND)
Sesak napas tiba-tiba pada malam hari disertai batuk, hal ini terjadi bila pasien
duduk lama dengan posisi kaki dan tangan dibawah pergi berbaring ketempat tidur, darah
menumpuk diekstremitas dan tidak mampu mengosongkan peningkatan volume dengan
adekuat. Akibatnya tekanan dalam sirkulasi paru meningkat dan berpindah ke alveoli.
19
Kegelisahan dan kecemasan
Akibat gangguan oksigenasi jaringan, stress karena kesulitan bernapas dan
pengetahuan bahwa jantung siap berfungsi dengan baik .
Batuk
Bisa kering dan tidak produktif tapi yang sering batuk basah/ batuk yang
sputumnya berbusa dalam jumlah banyak, yang kadang disertai bercak darah
Bunyi jantung s3 dan s4
Mudah lelah
Akibat curah jantung yang kurang menghambat jaringan di sirkulasi normal
oksigen menurunkan pembuangan sisa hasil katabolisme, meningkatkan energy utk
bernapas, insomnia akibat distress pernapasan dan batuk.

Gagal jantung kanan

Gagal jantung sebelah kanan cenderung mengakibatkan pengumpulan darah yang


mengalir ke bagian kanan jantung. Sehingga hal ini menyebabkan pembengkakan di kaki,
pergelangan kaki, tungkai, perut (ascites) dan hati (hepatomegaly). Tanda lainnya adalah mual,
muntah, keletihan, detak jantung cepat serta sering buang air kecil (urin) dimalam hari
(Nocturia).

Manifestasi klinisnya:

Edema ektrimitas bawah


Dimulai pada kaki dan tumut kemudian bertambah keatas tungkai dan paha dan
akhirnya kegenitalia eksternal dan tubuh bagian bawah begitu juga dengan tangan. Pitting
edema adalah edema yang tetap cekung bahkan setelah penekanan ringan dengan ujung
jari
Peningkatan berat-badan
Hepatomegali : pembesaran hepar dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen
Akibat penbesaran vena dihepar. Jika terus berkembang, tekanan dalam pembuluh
portal meningkat sehingga cairan terdorong keluar rongga abdomen/ asites yang
mengakibatkan tekanan pada diafragma dan distress pernapasan
Anoreksia dan mual
19
Hilang nafsu makan akibat pembesaran vena dan stasis vena di dalam rongga
abdomen
Nokturia : rasa ingin BAK pada malam hari
Lemah : karena penurunan curah jantung, gangguan sirkulasi dan pembuangan produk
sampah katabolisme yang tidak adekuat dari jaringan
Peningkatan HR
Distensi venajugularis
Murmur

2.1.4 Pemeriksaan penunjang dan diagnostic

Menurut Doengoes (2000) pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk


menegakkan diagnosa CHF, yaitu :

a. Elektrokardiogram (EKG)

Hipertropi atrial atau ventrikuler, penyimpangan aksis, iskemia, disritmia, takikardi,


fibrasis atrial.

b. Scan jantung

Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan gerakan dinding.

c. Sonogram (ecokardiogram, ecokardiogram dopple)

Dapat menunjukkan dimensi pembesaran bilik, perubahan dalam fungsi atau struktur
katup, atau area penurunan kontraktilitas ventrikular.

d. Kateterisasi jantung

Tekanan abnormal merupakan indikasi dan membantu membedakan gagal jantung kanan
dan gagal jantung kiri dan stenosi katup dan insufisiensi.

e. Rontgen dada
19
Dapat menunjukkan pembesaran jantung, bayangan mencerminkan dilatasi atau
hipertropi bilik, atau perubahan dalam pembuluh darah abnormal.

f. Enzim hepar

Meningkat dalam gagal atau kongesti hepar.

g. Elektrolit

Mungkin berubah karena perpindahan cairan atau penurunan fungsi ginjal, terapi diuretik.

h. Oksimetri nadi

Saturasi O2 mungkin rendah terutama jika gagal jantung kongesif akut menjadi kronis.

i. Analisis Gula Darah (AGD)

Gagal ventrikel kiri ditandai dengan alkaliosis respiratori ringan atau hipoksemia dengan
peningkatan PCO2 akhir.

j. Blood Ureum Nitrogen (BUN) dan kreatinin

Peningkatan BUN mengakibatkan penurunan fungsi ginjal, peningkatan BUN dan


kreatinin mengakibatkan indikasi gagal jantung.

k. Pemeriksaan tiroid

Peningkatan aktifitas tiroid menunjukkan hiperaktifitas tiroid sebagai pre pencetus gagal
jantung.

2.1.5 Penatalaksanaan medic dan keperawatan

a. Penatalaksanaan medis

Anti koagulan : bila ada ancaman embolisasi sistemik


Pemeriksaan oksigen
19
Pemberian oksigen sangat dibutuhkan karena pemenuhan oksigen akan mengurangi
kebutuhan miokardium dan membantu memenuhi kebutuhan oksigen tubuh
Terapi nitrat dan vasodilator
Obat- obat vasoaktif digunakan untuk mengurangi impadansi tekanan terhadap
penyemburan darah oleh ventrikel, obat ini memperbaharui pengosongan ventrikel
dan peningkatan kapasitas vena sehingga tekanan pada ventrike kiri dapat diturunkan
ACE inhibitor
Obat digitalis
meningkatkan kekuatan kontraksi jantung dan memperlambat frekuensi
jantung

efek: peningkatan curah jantung dengan memperkuat tenaga konstraksi


ventrikel, penurunan tekanan vena dan volume darah, menurunkan ukuran
jantung, peningkatan diueresis, memperlambat kecepatan ventrikel pada
keadaandisritmia supraventrikuler

Digitalis dosis lengkap diberikan pada penderita gagal jantung berat.Jika


tidak, diberikan sebagian. Dosis pemeliharaan setiap hari.

Mengatasi keadaan yang reversibel, termasuk tirotoksikosis,


miksidema, dan aritmia.

b. Pelaksanann keperawatan

o Diet : pembatasan natrium ditujukan untuk mencegah, mengatur dan mengurangi


udem

o Perubahan pola hidup yang tidak sehat : hindari makanan berlemak, junk food dll

o Optimalkan istirahat : kurangi gerakan berlebihan sehingga energy untuk


pernapasan dapat terpenuhi dan untuk mengurangi kerja jantung dan
menghilangkan penimbunan cairan tubuh berlebihan

2.1.6 Komplikasi
19
syok kardiogenik : stadium dari gagal jantung kiri, kongestof akibat penurunan
curah jantung dan pefusi jaringan yang tidak adekuat ke organ vital (jantung, otak
jantung)
Episode trombosimbolik
Trombus terbentuk karena imobilitas pasien dan gangguan sirkulasi dengan
aktivitas trombus dapat menyumbat pembuluh darah.

Efusi perikardial dan tamponde jantung


Masuknya cairan ke kantung perikardium cairan dapat meregangkan peri kardium
sampai ukuran maksimal

COP menurun dan aliran balik vena ke jantung himponade jantung

Episode tromboembolik, akibat peningkatan aktivitas mebilitas lama, trombus


terlepas dan dapat terbawa keotak, ginjal, usus dan paru namun yang sering
adalah emboli paru

Kerusakan / kegagalan ginjal : gagal jantung dapat mengurangi aliran darah ke


ginjal yang akhirnya dapat menyebabkan gagal ginjal jika tidak ditangani.
Kerusakan ginjal dari gagal jantung dapat membutuhkan dialisis untuk
pengobatan

Kerusakan hati : gagal jantung menyebabakan penumpukan cairan yang membuat


tekanan pada hati meningkat akibatnya jaringan parut yang abnormal sehingga
hati tidak berfungsi dengan baik

Serangan jantung dan stroke : karena aliran darah melalui jantung lebih lambat
pada gagal jantung yang normal resiko pembekuan darah meningkat sehingga
terjadi serangan jantung dan stroke

Hepatomegali : pada gagal ventrikel kanan kongesti vena merusak hepar terjadi
sirosis hepar dan fibrosis
19
A. LANDASAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Identitas klien

Nama : Pekerjaan :

Usia : Agama :

Jenis kelamin: No. RM :

Alamat : Tanggal masuk :

b. Riwayat kesehatan

Riwayat kesehatan dahulu

Apakah pasien memiliki riwayat faktor-faktor penyebab seperti hipertensi,


penyakit katup, penyakit jantung bawaan, infark miokard, gagal ginjal, bedah jantung,
endokarditis, SLE, anemia, syok septik, kelainan pada otot jantung, aterosklerosis
koroner, paradangan dan penyakit miokardium, degeneratif atau tidak

Riwayat kesehatan sekarang

Apakah pasien mengalami batuk, nafas pendek, pusing, konfusi, kelelahan atau
keletihan, tidak toleran terhadap latihan dan panas, ekstremitas dingin, urin berkurang,
denyut jantung cepat, dispnea, kegelisahan dan kecemasan, adanya edema, hilangnya
selera makan, nokturia, insomnia, nyeri dada saat beraktifitas, penurunan berkemih,
diare/konstipasi, mual, muantah, pakaian / sepatu terasa sesak, nyeri pada abdomen kanan
atas, sakit pada otot, batuk dengan atau tanpa sputum, tidur samil duduk atau dengan
beberapa bantal, TD rendah, tekanan nadi sempit, takikardi, disritmia, adanya bunyi
jantung S3 dan S4, mur-mur sistolik dan diastolik, sianosis.
19
Riwayat kesehatan keluarga

Adanya riwayat penyakit jantung pada keluarga atau penyakit komplikasi lain
yang dialami pasien sama dengan keluarga

c. Pemeriksaan fisik

Kepala

I : perhatikan keadaan rambut, adakah ruktur, adakah kebiru-biruan, kulit kepala


dan anamnesa rambut mudah dicabut / tidak

P : raba apakah ada edema dan nyeri.

Mata

I : lihat kesimetrisan mata kiri dan kanan, palpebra, mintaklien membuka dan
menutup mata. Biasanya terjadi edema di mata sehingga akan mengalami
gangguan palpebra, periksa pupil, minta klien menggerakkan bola mata ke kiri
dan ke kanan, memutar bola mata, lakukan pemeriksaan fisus, biasanya
penglihatan akan kiabur.

P : lihat keadaan konjuctiva,biasanya anemis, sklera, biasanya tidak ikterik, dan


tekanan intra okuler.

Telinga

I : lihat apakah ada sekret, serumen, edema atau darah dan inspeksi kesimetrisan
telinga kiri dan kanan.

P : palpasi daun telinga, apakah ada nyeri atau edema, palpasi tulang mastoid
apakah ada nyeri atau edema.

Hidung

I : lihat kesimetrisan hidung, periksa adanya darah, sekret.


19
P : palpasi tulang hidung, apakah ada bengkak, edema, nyeri, fraktur, dan palpasi
sinus.

Mulut

I : lihat bibir apakah ada sianosis dan bagaimana mukosanya, selanjutnya gigi dan
gusi, apakah ada caries, lidah periksa lidah dan sensasi rasa.

P : palpasi bagian bibir dan lidah apakah ada bengkak dan nyeri.

Leher

I : amati bentuk leher apakah ada pembesaran kelenjar tiroid,

P : palpasi kelenjar getah bening, palpasi kelenjar tiroid, palpasi juga JVP.

Dada

1. Paru

I : amati kondisi dada, bentuk dada, keadaan kulit dada apakah ada retraksi
inteskotalis selama bernafas.

P : palpasi taktil fremitus

Per : letakkan tangan kiri di atas dada, dimulai dari daerah yang terjauh lalu
ketuk dg jari tengah dan dengarkan bunyi yang ada.

A : letakkan stetoskop di seluruh lapang paru, di daerah bronkus dan trakea.


Klien diminta menarik dan mengeluarkan nafas.

2. Jantung

I ; perhatikan iktus apakah terlihat atau tidak.

P : palpasi batas jantung kiri dan kanan, raba iktus.

Per : letakkan tangan kiri mulai dari daerah terjauh dan lakukan pengetukan
dengan tangan kanan serta dengarkan perubahan bunyi yang dihasilkan.
19
A : apakah ada bunyi jantung S3 dan S4. Dengarkan irama dan frekuensi
jantung.

Abdomen

I : apakah ada kulit yang berwarna kebiruan pada abdomen, amati apakah
ada pembesaran pada perut.

A : dengarkan bising usus.

Per : perkusi dengan membagi empat ruang abdomen lalu tentukan posisi dan
ukuran hati, lambung, ginjal, apendiks.

P : palpasi posisi organ-organ dalam abdomen, palpasi apakah ada nyeri,


penegangan abnormal atau massa.

Ekstremitas atas dan bawah

1. Ektremitas atas

I : apakah ada edema, amati warna kulit.

P : apakah ada nyeri atau fraktur.

2. Ekstremitas bawah

I : apakah ada edema, amati warna kulit.

P : apakah ada nyeri atau fraktur.

d. Pola Fungsional Gordon

- Pola 1. Persepsi dan Manajemen Kesehatan


Kaji status kesehatan, status promosi dan praktek pencegahan kesehatan,
persepsi pengobatan atau perawatan. Biasanya pasien tidak tahu tanda-tanda dan
gejala penyakitnya, sehingga terlambat pergi berobat.
19
Klien telah mengalami gejala penyakit gagal jantung sejak 3 tahun yang lalu,
tapi selama ini klien hanya berobat secara tradisional.

- Pola 2. Nutrisi dan Metabolisme


Kaji pola makan, keseimbangan cairan tubuh dan elektrolit, kesulitan
menelan, diet khusus, BB, postur tubuh, tinggi badan.
Klien mengalami penurunan nafsu makan dan penurunan berat badan karena
memikirkan penyakit yang dideritanya.

- Pola 3. Eliminasi
Kaji BAB dengan jumlah feses, warna feses dan khas, BAK dengan jumlah
urine, warna urine dengan kejernihan. Biasanya tidak mengalami gangguan.

- Pola 4. Tidur dan Istirahat


Kaji frekwensi dan durasi periode istirahat tidur, penggunaan obat tidur,
kondisi lingkungan saat tidur. Klien mengalami sulit tidur dan sering terbangun
karena merasa nyeri.

- Pola 5. Aktivitas dan Latihan


Klien mengalami kesulitan untuk melakukan aktivitas karena merasa nyeri.
Klien juga kesulitan bila mengangkat dan menggerakkan tangan.

- Pola 6. Sensori dan Kognitif


Kaji kemampuan melihat dan mendengar serta meraba, disorientasi, reflek.
Biasanya klien mengalami gangguan karna nyeri pada daerah sekitar ca mamae.

- Pola 7. Persepsi dan Konsep Diri


Kaji perasaan harga diri, sikap tentang dirinya, identitas diri, dan pola
emosional.
Klien biasanya mengalami peningkatan rasa kekhawatiran tentang penyakit yang
dideritanya serta pada pasien juga akan mengalami harga diri rendah.
19
- Pola 8. Hubungan dan Peran
Kaji hubungan dengan orang lain dan keluarga. Kaji peran kelurga dan peran
sosial, kepuasan dan ketidakpuasan dengan peran, persepsi terhadap peran yang
terbesar dalam hidup.
Klien biasanya akan mengalami gangguan peran hubungan karena pasien
merasa tidak percaya diri lagi.

- Pola 9. Seksual dan Reproduksi


Kaji kepuasan atau ketidakpuasan dengan seks, pola reproduksi, dan
menstruasi. Dalam hal ini pola seksual pasien tidak terkaji.

- Pola 10. Stres dan Koping


Metode untuk mengatasi atau koping terhadap stres, mendefinisakan
stressor, toleransi terhadap stress, efektifitas koping. Pasien biasanya mengalami
kecemasan karna akan menjalani operasi.

- Pola 11. Nilai dan Kepercayaan


Kaji nilai, tujuan, dan kepercayaan berhubungan dengan pilihan, atau
membuat keputusan, kepercayaan spiritual, isu tentang hidup yang penting,
hubungan antara pola nilai kepercayaan dengan masalah dan praktek kesehatan.
Klien taat melaksanakan shalat dan sering berdoa agar dia sembuh dari
penyakitnya.

19
2.2 LAPORAN KASUS

2.2.1Pengkajian
A. Data Klinis
Tanggal masuk : 26 Oktober 2012
Tanggal pengkajian : 29 Oktober 2012
Ruang : Wing A ruang 02 Irna C Penyakit dalam

Identitas Klian
Nama : Tn. S
Umur : 56 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Pensiunan PNS (Pertanahan)
Agama : Islam
Alamat : Jl.Banjir Kanal No.8, Parak Kopi
Status : Menikah
Diagnosa medis : CHF

Identitas Penanggung Jawab


Nama : Sukriati
Umur : 49 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Jl. Banjir Kanal No.8, Parak Kopi
Status : Menikah
Hub dg klien : Istri

2.2.2Asuhan Keperawatan
A. Riwayat Kesehatan/Penyakit Klien
Keluhan Utama
Klien datang ke rumah sakit dengan keluhan nafas agak sesak, dan
bertambah sesak ketika beraktifitas dan berbicara, kaki dan tangan juga
mengalami pembengkakan.

Riwayat Penyakit Sekarang


Klien mengalami sesak nafas (30 x/menit) dan ketika beraktifitas sesak
nafasnya bertambah. Klien mengalami batuk dengan sputum berwarna putih. Kaki
dan tangan klien mengalami pembengkakan (pitting udem tingkat III). Wajah
klien pucat dengan konjunctiva anemis ( Hb : 9,7 gr%). Klien mengalami demam
hilang timbul (s : 36,40C ), tidak menggigil dan juga tidak berkeringat. Klien
mengeluh tidak bisa tidur karena sesak nafas.
19
Riwayat Penyakit Dahulu
Istri klien mengatakan bahwa suaminya menderita hipertensi sejak 10
tahun yang lalu. Pasien juga pernah mengalami stroke pada bagian sebelah kanan
tubuhnya sejak 5 tahun yang lalu, tapi sekarang sudah mulai membaik. Klien juga
menderita gula tipe II sejak 15 tahun yang lalu. Pada bulan july 2012 klien juga
pernah di diagnosa mengalami penyakit ginjal yang mempengaruhi kepada
kebocoran lambung dan juga perut klien yang mulai membesar. Klien juga
seorang perokok aktif yang bisa menghabiskan 2 bungkus rokok dalam sehari.
Dan klien sudah mulai berhenti merokok saat ini.

Riwayat Penyakit Keluarga


Ibu dari klien adalah penderita DM tipe 1.

B. Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Fisik
Vital Sign dan Pemeriksaan umum
(tanggal 29 oktober 2012)
Tekanan Darah : 170/100 mmHg N : < 130/85 mmHg
Pernafasan : 30 x/menit N : 16- 24 x/i
Nadi : 94x/menit N : 60-100 x/i
Suhu : 36,40C N : 36,5- 37,5
Kesadaran : Compos mentis N : compos mentis
Tinggi badan : 155 cm
Berat badan : 53 kg
Keadaan gizi : sedang N : baik

Pemeriksaan Laboratotium
(tanggal 26 oktober 2012)
Hemoglobin : 14,7 gr% N: 13,0 18,0 gr/ dl
pH : 7,32 mmHg N : 7,35-7,45 mmHg
2
pCO : 40 mmHg N : 41 51 mmHg
pO2 : 34 mmHg N : 34 49 mmHg
+
K : 5,2 mmHg N : 3,5-5 mEq/L
Ca+ : 0,41 mmHg N : 4,5-5,5 mEq/L
Ureum : 89 mg/dl N : 10 50 Mg/dl
Kreatinin : 6,0 mg/dl N : 0,9 1,3 Mg/dl

(tanggal 28 oktober 2012)


Hemoglobin : 9,7 gr% N : 13,0 18,0 gr/ dl
Ht : 29 % N : 40 50 %
Pco2 : 40 mmHg N : 41 51 mmHg

Ca+ : 0,62 mmHg N : 4,5-5,5mEq/L


19
Pemeriksaan Fisik (tanggal 30 oktober)
a. Mata
Palpebra (normal)
Gerakan bola mata (normal)
Konjunctiva (anemis)
Sklera (tidak ikterik)
Penglihatan kabur

b. Telinga
Telinga simetris kanan dan kiri

c. Hidung
Bentuk hidung simetris
Tidak ada sekret dan nyeri

d. Mulut
Bibir tidak sianosis
Gigi mengalami caries

e. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
Ketika di palpasi JVP = 5 + 0 cm H20

f. Paru
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, keadaan kulit dada turgornya baik
Palpasi : fremitus kiri = kanan
Perkusi : bunyi sonor pada paru
Auskultasi : bronkovesikuler, bunyinya halus nyaring pada kedua basal paru

g. Jantung
Inspeksi : Iktus tidak terlihat
Palpasi : Iktus tidak kuat angkat
Perkusi : batas jantung, atas RIC II, kanan ISD, kiri 1 jari lateral IMCS
RIC VI
h. Abdomen
Inspeksi : perut tampak membesar
Auskultasi : BUN
Perkusi : Tympani
Palpasi : H/L tdk teraba

i. Ekstremitas
Kaki dan tangan mengalami Edema (pitting udem tingkat III) namun tidak
terdapat nyeri.

2. 11 Pola Fungsional Gordon


19
1. Pola persepsi dan management kesehatan
Tn.S mengetahui penyakitnya sekarang, begitu juga penyakit sebelumnya, untuk
penyakit stroke Tn.S melakukan pengobatan dan Strokenya mulai berkurang. Begitu juga
dengan sekarang klien pergi ke rumah sakit setelah merasakan ada hal yang berbeda
(sesak nafas semakin meningkat sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit). Klien patuh
mengkonsumsi obatnya secara teratur dan sudah dirawat di rumah sakit M.djamil padang,
instalasi irna penyakit dalam interne pria. Sebelum datang ke rumah sakit, klien tidak
menggunakan alat bantu apapun dan klien memperbanyak istirahat di rumah. Setelah
masuk rumah sakit Tn.S diberi alat bantu oksigen. Klien juga perokok aktif yang bisa
menghabiskan 2 bungkus rokok perhari, kemudian berhenti sejak 15 tahun yang lalu.

2. Pola nutrisi-metabolik
Nutrisi klien sudah ditakarkan rumah sakit, namun porsi yang habis hanya dari
total porsi yang diberikan rumah sakit. Tn.S sering makan makanan yang berserat, untuk
waktu makan Tn.S yaitu jam 9 pagi, jam 1 siang dan jam 6 atau setelah shalat magrib.
Klien mengalami peningkatan berat badan karena edema karena cairan tertahan di
jaringan.

3. Pola eliminasi
Walaupun klien sering makan buah, namun BAB klien tetap tidak lancar bahkan
konstipasi. Klien dan keluarga mengatakan dalam 1 minggu hanya sekali BAB, ketika di
rumah sakit selam 5 hari klien hanya 1 kali BAB. BAK klien lancar dan sering
dipengaruhi oleh penyakit DM klien.

4. Pola aktivitas dan Latihan


Klien sulit beraktifitas karena sesak nafas yang dialami mengakibatkan energi
banyak digunakan untuk pernafasan, ini mengakibatkan otot-otot yang kurang suplay
energi menjadi lemah, ditambah lagi edema yang dialami oleh klien pada kaki dan
tangannya. Klien mampu berjalan sedikit-sedikit dengan tongkat dan untuk pemindahan
posisi dari tidur ke duduk atau sebaliknya masih bisa dikerjakan sendiri tanpa perlu
bantuan keluarga.

5. Pola istirahat dan tidur


Klien biasanya tidur jam 10 dan jam 9 atau 11 malam, tetapi karena sesak nafas
membuat klien gelisah sehingga pola tidur dan istirahatnya terganggu. Apalagi kalu tidur
telentang, ini mengakibatkan sesak nafasnya semakin parah.

6. Pola Kognitif dan Persepsi sensori


Klien terlihat sulit berbicara karena sesak nafas yang dialami, klien juga
mengalami gangguan pada telinganya, sehingga Tn.S harus menggunakan alat bantu
dengar. Mata klien juga kabur dan sukar melihat benda disekitarnya.

7. Pola persepsi diri dan Konsep diri


19
Klien tidak tampak mengalami penyangkalan terhadap penyakit bahkan keluarga
mengatakan Tn.S sudah menerima keadaannya sekarang dengan berbagai komplikasi
sehingga rasa cemas, gelisah dan takut akan penyakitnya dapat dikontrol. Namun Tn.S
tidak putus asa terhadap penyakitnya, ia berharap penyakitnya bisa sembuh secepat
mungkin, dengan patuh akan pengobatannya.

8. Pola Peran dan Hubungan


Tn.S merupakan anak ketiga dari sepuluh bersaudara, hubungan mereka masih
lancar (komunikasi) bahkan adik beliau bergantian dengan istri Tn. S untuk menemani
klien di RS. Hubungan Tn. S dengan keluarganya juga tetap harmonis & baik walaupun
sedikit berkurang akibat sesak napas yang dialaminya. Hubungan Tn. S dengan
lingkungan sekitar juga baik terlihat dari adanya tetangga yang menjenguk Tn. S ke RS.

9. Pola Seksualitas dan Reproduksi


Tidak dikaji.

10. Pola Mekanisme Koping dan Toleransi terhadap Stress


Klien bisa memanajemen koping stresnya ini terlihat dari klien & keluarga yang
menyatakan klien tidak ada merasa cemas, takut terhadap penyakitnya. Ia sudah
menerima dengan lapang dada, tapi klien tidak berhenti berharap & berdoa agar
penyakitnya bisa sembuh.

11. Pola Nilai dan Keyakinan

Sebelum masuk RS Tn. S adalah orang yang rajin beribadah dan berdoa akan
kesembuhannya. Namun ketika klien masuk RS akibat sesak napas & letih yang terlihat
dari kondisi klien yang sulit untuk beribadah. Walaupun begitu klien selalu berdoa &
selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT sehingga klien

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
19
Gagal jantung merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat yang banyak dijumpai
dan menjadi penyebab mortalitas utama baik di negara maju maupun di negara sedang
berkembang.
Gagal jantung adalah pemberhentian sirkulasi normal darah dikarenakan kegagalan
dari ventrikel jantung untuk berkontraksi secara efektif pada saat systole. Akibat kekurangan
penyediaan oksigen ke otak , menyebabkan korban kehilangan kesadaran dan berhenti
bernafas dengan tiba-tiba.
Terdapat tiga aspek penting dalam menanggulangi gagal jantung yaitu pengobatan
terhadap penyakit yang mendasari dan pengobatan terhadap faktor pencetus . Termasuk
dalam pengobatan medikamentosa yaitu mengurangi retensi cairan dan garam, meningkatkan
kontraktilitas dan mengurangi beban jantung. Sekaligus pengobatan umum meliputi istirahat,
pengaturan suhu, kelembapan, oksigen, pemberian cairan dan diet.

3.2 Saran
Dalam menerapkan Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gagal jantung
diperlukan pengkajian, konsep dan teori oleh seorang perawat.
Informasi atau pendidkan kesehatan berguna untuk klien dengan gagal jantung selain
itu pengobatan terbaik untuk gagal jantung adalah pencegahan atau pengobatan dini terhadap
penyebabnya.
Bagi Anda yang merasakan adanya tanda dan gejala seperti yang disebutkan diatas,
sebaiknya segera memeriksaakan diri ke dokter. Mengurangi faktor yang dapat menyebabkan
kondisi gagal jantung, berhenti merokok, kurangi konsumsi makanan berlemak, upayakan
melakukan olah raga, pola atau haya hidup yang teratur.

Tentunya bagi mereka yang mengalami atau menderita penyakit yang dapat berakibat
menimbulkan serangan gagal jantung sebaiknya rutin meng-kontrolkan diri ke dokter,
misalnya penderita darah tinggi (Hypertension), kencing manis (Diabetes), penumpukan plak
(kolesterol atau lainnya) pada pembuluh darah jantung

DAFTAR PUSTAKA
19
Proses Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler. Pusat Pendidikan
Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan.1996. Jakarta: EGC

Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Volume 2. Barbara Engran.1998. Jakarta: EGC

Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner&Suddarth/editor,Suzanne C. Smeltzer.Brenda


G.Bare.alih bahasa, Agung Waluyo[et al.];editor edisi bahasa Indonesia,Monica Ester...
[et al.].-Ed.8.-Jakarta:EGC,2001

Keperawatan Medikal Bedah. J.Charles Reeves dkk.2001. Jakarta:Salemba Merdeka

Kapita Selekta Kedokteran. Editor, Mansjoer Arif...[et al.].Ed.3,cet.1.Jakarta: Media


Aescupulapius,2000.

Nursing Diagnoses.Wiley-Blackwell.2009.USA:Wileys global scientific .

Nursing Outcomes Classification.2008.Editors,Sue Moorhead.Marion Johnson.Meridean

L.Maas. Elizabeth Swanson. USA:Mosby Inc, an affiliate.

Nursing Interventions Classification.2008. Editor,Gloria M.Bulechek.Howard K.Butcher.Joanne


McCloskey Dochterman.USA:Mosby Inc, an affiliate.
19

Anda mungkin juga menyukai