Anda di halaman 1dari 6

Contoh Kasus Iklan :

Penggunaan Figure Presiden dalam Iklan Sebuah Online Shop


E-commerce atau bisa disebut perdagangan elektronik atau e-dagang adalah penyebaran,
pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui internet atau jaringan komputer.
Seluruh komponen yang ada dalam perdagangan diaplikasikan ke dalam e-commerce seperti
customer service, layanan produk, cara pembayaran dan cara promosi. Perkembangan internet
yang semakin maju merupakan salah satu faktor pendorong berkembangnya e-commerce.
Internet merupakan salah satu jaringan global yang menghubungkan jaringan komputer diseluruh
dunia, sehingga memungkinkan terjalinnya komunikasi dan interaksi antar satu perusahaan
dengan konsumen.
Iklan atau dalam bahasa Indonesia formalnya pariwara adalah segala bentuk
pesan promosi benda seperti barang, jasa, tempat usaha, dan ide yang disampaikan melalui media
dengan biaya sponsor dan ditunjukan kepada sebagian besar masyarakat.
Manajemen pemasaran melihat iklan sebagai bagian dari strategi promosi secara keseluruhan.
Komponen lainnya dari promosi termasuk publisitas, hubungan masyarakat, penjualan,
dan promosi penjualan. Di dalam periklanan terdapat pula etika-etika yang mengatur tata cara
dalam melakukan promosi pada sebuah produk atau jasa.
Dalam melakukan pengiklanan di media televisi, beberapa online shop menggunakan ide
ide yang kreatif dan unik untuk menarik pelanggan sebanyak banyaknya. Tak terkecuali dengan
salah satu online shop yang sedang naik daun yaitu shopee. Pada awalnya, shopee merupakan
wadah belanja online yang lebih fokus pada platform mobile sehingga orang-orang lebih mudah
mencari, berbelanja,dan berjualan langsung di ponselnya saja. Shopee sendiri telah diluncurkan
secara terbatas pada awal 2015 di kawasan Asia Tenggara, termasuk Singapura, Malaysia,
Thailand, Vietnam, Filipina dan Taiwan. Platform ini menawarkan berbagai macam produk,
dilengkapi dengan metode pembayaran yang aman, layanan pengiriman yang terintegrasi dan
fitur sosial yang inovatif untuk menjadikan jual beli menjadi lebih menyenangkan, aman, dan
praktis.
Dalam gambar tersebut, Shopee membuat iklan dengan menggunakan figur seorang
presiden, namun bukan sosok Presiden Jokowi yang asli, melainkan seseorang yang dimiripkan
dengan Presiden Jokowi. Penggunaan figure ini disertai dengan kebiasaan membagi bagikan
sepeda seperti yang biasanya dilakukan Presiden Jokowi. Hal ini sebenarnya lumrah saja, namun
orisinalitas dari iklan ini rendah. Seperti yang tercantum pada etika periklanan yang berbunyi
penggunaan, penyebaran, penggandaan, penyiaran atau pemanfaatan lain materi atau bagian dari
materi periklanan yang bukan milik sendiri, harus atas ijin tertulis dari pemilik atau pemegang
merek yang sah. Penggunaan figure presiden seperti menambahkan kesan yang berlebihan,
karena kata kata dalam iklan yang dimuat juga terlalu hiperbolis untuk menambah kesan-kesan
yang tidak perlu dan tidak sesuai dengan realita. Meskipun figure asli yang bersangkutan tidak
merasa ini sebuah masalah, namun sepertinya ini kurang etis karena dapat menimbulkan klaim
sepihak dan nilai orisinalitas pada iklan menjadi berkurang.
Pada iklan tersebut digambarkan beberapa orang sedang melihat vlog dari seseorang
seperti Presiden Jokowi, dengan latar belakang suara sebuah pidato yang aksennya dimirip
miripkan dengan aksen Presiden Jokowi. Kemudian dalam video tersebut menampilan seseorang
yang dimiripkan dengan Presiden jokowi berdiri di atas mimbar dengan lambang mimbar berupa
lambang toko online Shopee. Seseorang yang mirip presiden tersebut berdiri di sebelah seorang
anak SD kemudian ia meminta kepada ajudannya untuk mengambilkan sepeda. Sang ajudan
kemudian berbisik dan terlihat wajah gelisah dari presiden. Orang pun mulai bertanya-tanya
kemana kira kira sepeda yang akan diberikan. Bahkan ada yang menyebutkan sepeda hadiah
hilang, hingga beberapa wartawan melakukan peliputan mengenai hilangnya sepeda tersebut dan
menyebutkan melaporkan langsung dari istana Negara, saat ini hadiah yang ditunggu tunggu
tidak ada. Hingga masyarakat yang menonton berita tersebut juga terlihat heran karena tidak
adanya sepeda. Kemudian anak yang dijanjikan hadiah sepeda tersebut mulai menangis
menanyakan sepedanya. Wartawan juga menyebutkan suasana menjadi menegangkan karena
ketiadaan sepeda hadiah. Akhirnya dalam suasana yang dinanti nanti, figure presiden tadi pun
mengeluarkan smartphone nya dan langsung memilih sepeda di aplikasi Shopee, dan seketika
sepeda pun muncul di sebelah anak SD tadi. Figure presiden pun kemudian memencet kembali
layar hp nya dan tiba tiba ia sudah mengenakan jaket bomber seperti yang pernah diberitakan
dipakai olah presiden Jokowi yang asli seperti yang ada pada gambar dibawah ini.

Hal ini tentu memberikan kesan tersendiri bagi para pelanggan Shopee maupun non-
pelanggan. Seolah olah penggunaan aplikasi sangat disarankan oleh figure seorang presiden.
Penggunaan figure seorang presiden dalam iklan di Indonesia pun sebenarnya bukan pertama
kali ini terjadi. Dalam iklan kampus BSI, iklan dilakukan dengan penggunaan figure presiden AS
yaitu Obama. Obama menyarankan Kuliah? Di BSI aja. Begitu sehingga slogan tersebut terus
diingat oleh para penonton iklan. Bahkan BSI tidak begitu melihat efek besar yang dibuat iklan
tersebut terhadap pertumbuhan mahasiswanya. Masyarakat sudah pintar memilih lembaga
pendidikan yang terbaik untuk mereka. Hal itu mengakibatkan bahwa pilihan untuk kuliah yang
terbaik adalah di BSI, sangat berbeda dengan realita yang ada.

Begitu pun dengan Shopee, di akhir iklan ia mengklaim sebagai online shop nomor 1 di
Indonesia, dan hal tersebut dibantah oleh Lazada, kompetitor e-commerce yang lain. Dalam etika
periklanan dikatan bahwa Iklan tidak boleh menggunakan kata-kata superlatif seperti paling,
nomor satu, top, atau kata-kata berawalan ter, dan atau yang bermakna sama, tanpa secara
khas menjelaskan keunggulan tersebut yang harus dapat dibuktikan dengan pernyataan tertulis
dari otoritas terkait atau sumber yang otentik sedangkan pada iklan Shopee disampaikan bahwa
toko online tersebut merupakan toko online termurah dan nomor 1. Sedangkan pernyataan
tersebut belum dapat dipastikan kebenarannya.

Anda mungkin juga menyukai