Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit Ginjal Kronik atau chronic kidney disease (CKD) merupakan masalah
kesehatan dunia dengan peningkatan insidensi, prevalensi serta tingkat
morbiditas. Di banyak Negara termasuk Negara berkembang seperti Indonesia,
angka kematian CKD atau end stage renal desease (ESRD) terus meningkat
(Titiek Hayadi, 2008). Menurut Supriyadi, dkk. tahun 2011 GGK masih menjadi
masalah besar di dunia. Selain sulit disembuhkan, biaya perawatan dan
pengobatannyapun sangat mahal (Chen et al., 2009; Russell et al., 2011).

Menurut survey evaluasi kesehatan dan gizi nasional tahun 2003 di Amerika
Serikat, dari 100 orang dewasa, 11 orang diantaranya mengidap penyakit ginjal
tahap akhir. Insiden dan prevalensi CKD semakin meningkat sekitar 8 persen
setiap tahunnya di Amerika Serikat. Diseluruh dunia tahun 2005 terdapat 1,1 juta
orang mengalami dialysis kronik, dan tahun 2010 diproyeksikan lebih adri 2 juta
orang akan mengalami dialysis pula (Anonim, 2007).

Data di Indonesia menurut Yayasan Ginjal Diatrans Indonesia (YGDI), pada


tahun 2007 terdapat sekitar 100.000 orang pasien gagal ginjal namun hanya
sedikit saja yang mampu melakukan hemodialisis. Sedangkan Survey
Perhimpunan Nefrologi Indonesia menunjukkan 12,5 persen (sekitar 25 juta
penduduk) dari populasi mengalami penurunan fungsi ginjal.

Menurut data rekam medic Rumah Sakit Pelni Jakarta tahun 2011 jumlah pasien
yang dirawat sebanyak 9.779 orang dengan berbagai macam penyakit. Dari
jumlah yang dirawat tersebut pasien yang dirawat dengan gagal ginjal kronik
sebanyak 187 orang, dengan penderita laki laki sebanyak 109 orang (58,3%),
perempuan sebanyak 78 orang (41,7%), meninggal sebanyak 25 orang (13,37
1
2

%). Sedangkan pada tahun 2012 jumlah pasien yang dirawat 9.537 orang dengan
berbagai penyakit. Dari jumlah pasien tersebut pasien yang dirawat dengan gagal
ginjal kronik sebanyak 375 orang, penderita laki laki sebanyak 187 orang
(49,9%), penderita perempuan 188 orang (11,2%) yang meninggal sebanyak 42
orang (11,2%). Usia yang sering terserang penyakit ini menurut data rekam
medis Rumah sakit Pelni Jakarta sekitar 45-65 tahun keatas. Dari data tersebut
disimpulkan tahun 2011 2012 klien menderita gagal ginjal kronik mengalami
peningkatan.

Penyakit gagal ginjal kronik dapat mengakibatkan berbagai komplikasi yang


manifestasinya sesuai dengan derajat penurunan fungsi ginjal yang terjadi. Saat
terjadi penurunan LFG (Laju Filtrasi Glomelurus) sedang, akan terajdi
komplikasi berupa hiperfosfatemia, hipokalsemia, hipertensi, anemia, dan
hiperurikemia (Sudoyo et al, 2009). Sejauh ini penanganan terhadap pnyakit
gagal ginjal kronik banyak dilakukan adalah hemodialisa.

Berdasarkan data diatas yaitu terjadi peningkatan prevalensi dan komplikasi


Gagal Ginjal Kronis yang ditimbulkan serta pentingnya peran perawat sebagai
pelaksana (care provider), pengelola (manager), pembela (advocad), pendidik
(educator). Oleh karena itu, upaya peningkatan kesehatan yaitu upaya promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitative. Secara promotif yaitu anjurkan untuk
meningkatkan daya tahan tubuh dan meningkatkan derajat kesehatan. Secara
preventif yaitu anjurkan untuk mematuhi diet yang telah dianjurkan. Secara
kuratif yaitu melaksanakan tindakan keperawatan, secara rehabilitative yaitu
kontrol ke dokter atau rumah sakit terdekat dan ajarkan tentang perawatan gagal
ginjal dirumah.

Berdasarkan data diatas yaitu terjadi peningkatan prevelensi, kegawatan dan


komplikasi gagal ginjal kronis yang ditimbulkan serta pentingnya peran perawat.
Maka penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana pelaksaan Asuhan
Keperawatan pada klien dengan Gagal Ginjal Kronis secara komprehensif dan
holistic dengan menggunakan pendekatan metode ilmiah proses keperawatan.
3

B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Diperolehnya pengalaman nyata dalam memberikan asuhan keperawatan
pada klien dengan Gagal Ginjal Kronis.

2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian keperawatan klien dengan Gagal Ginjal Kronis.
b. Menentukan masalah keperawatan pada klien dengan Gagal Ginjal
Kronis.
c. Merencanakan asuhan keperawatan pada klien dengan Gagal Ginjal
Kronis.
d. Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai perencanaan pada klien
dengan Gagal Ginjal Kronis.
e. Melakukan evaluasi keperawatan pada klien dengan Gagal Ginjal Kronis.
f. Mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat antara teori dan praktek.
g. Mengidentifikasi faktor faktor pendukung penghambat serta mencari
solusi/alternative pemecahan masalah.
h. Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada klien dengan Gagal Ginjal
Kronis.

C. Ruang Lingkup
Penulis hanya membatasi dengan Asuhan Keperawatan pada Klien Tn. N dengan
Gagal Ginjal Kronis di Ruang Murai Rumah Sakit Pelni Jakarta dari tanggal 23
sampai 26 Desember 2013.

D. Metode Penulisan

Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode deskriptif yang


menggambarkan penerapan asuhan keperawatan dengan gagal ginjal kronis yang
dilakukan dengan cara pengumpulan data, menganalisa dan menarik kesimpulan
4

kemudian ditularkan dalam bentuk narasi. Adapun tehnik pengumpulan data


dengan cara observasi dan wawancara, serta menggunakan tehnik studi
kepustakaan yaitu mempelajari buku-buku sumber untuk memperoleh bahan
bahan ilmiah yang berhubungan dengan penulisan makalah, mengambil bahan
dari internet, studi kasus yaitu mengambil satu kasus sebagai bahan kajian
penulis, serta studi dokumentasi yaitu mempelajari dokumen dokumen yang
berkaitan dengan asuhan keperawatan dengan data dari catatan medis dan catatan
keperawatan rekam medis rumah sakit pelni yang terkait dengan Gagal Ginjal
Kronis.

E. Sistematika Penulisan

Makalah ini disusun secara sistematika yang terdiri dari 5 BAB yaitu BAB I
Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang, Tujuan Penulisan, Ruang
Lingkup, Metode Penulisan, dan Sistematika Penulisan. BAB II Tinjauan Teori
yang terdiri dari Pengertian, Etiologi, Patofisiologi, Penatalaksanaan Medis,
Pengkajian Keperawatan, Diagnosa Keperawatan, Perencanaan Tindakan
Keperawatan, dan Evaluasi Keperawatan. BAB III Tinjauan Kasus yang terdiri
dari Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, dan Perencanaan, Pelaksanaan,
Evaluasi Keperawatan. BAB IV Pembahasan yang terdiri dari Pengkajian
Keperawatan, Diagnosa Keperawatan, Perencanaan Tindakan Keperawatan,
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan, dan Evaluasi Keperawatan. BAB V
Penutup yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran.

Anda mungkin juga menyukai