Anda di halaman 1dari 2

GEOLOGI BANDARA SILANGIT TAPANULI

Dari hasil pengamatan foto dokumentasi pekerjaan dan hasil persentase butir di
laboratorium diketahui bahwa lokasi pengujian, yaitu bandara Silangit, terdiri dari endapan
lapili tuff (campuran material letusan abu gunung api berukuran lempung-pasir). Menurut data
geologi regional lembar Pematang Siantar, lokasi bandara Silangit masih termasuk kedalam
formasi Tufa Toba (Qvt) yang terbentuk pada Kala Pleistosen akhir dalam waktu geologi atau
sekitar 1-2 juta tahun yang lalu. Endapan lapili tuff secara geologi dikenal sebagai batuan
yang bersifat sangat poros, permeabilitasnya tinggi, dan sangat ringan (hasil dari abu
vulkanik yang membatu).
Ketebalan endapan tuff ini dapat mencapai lebih dari 500 meter dengan batuan dasar
dibawahnya berupa konglomerat dan batupasir yang sebagian termetamorfkan menjadi
greensekis malihan.
Pada Test Pit nomer 6, 13, 15, dan 16 terlihat adanya lapisan tipis warna hitam welded
tuff atau tuff yang terlaskan akibat proses aliran abu vulkanik yang sangat panas sehingga
menghanguskan batuan/tanah yang dilaluinya. Pada batuan yang mengalami welded tuff dan
sekitarnya akan didapat batuan yang lebih kompak dan keras dibandingkan lapisan lainnya,
sehingga pada titik tersebut didapat nilai CBR yang lebih besar dibandingkan titik-titik lainnya.
Menurut beberapa penelitian, tuff memiliki korelasi yang tinggi dengan mineral
monmorilonite dimana mineral monmorilonite banyak terbentuk akibat proses alterasi (ubahan
fisik dan kimiawi) pada tuff. Pada penelitian tersebut disebutkan bahwa di beberapa lokasi
banyak ditemukan mineral monmorilonite pada tanah hasil pelapukan tuff. Olehkarena itu tidak
menutup kemungkinan tanah di bandara Silangit memiliki sifat ekspansif terutama di top
soilnya yang telah mengalami pelapukan sempurna dari tuff.

Anda mungkin juga menyukai