PENDAHULUAN
Latar Belakang
Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh pada areal yang tidak dikehendaki
yakni tumbuh pada areal pertanaman. Gulma secara langsung maupun tidak
budidaya karena bersaing dalam mendapatkan unsur hara, cahaya matahari, dan
air. Pengenalan suatu jenis gulma dapat dilakukan dengan melihat keadaan
Gulma merupakan salah satu diantara pembatas biologi yang penting pada
54% pada tanaman kedelai pindah tanam (transplanting) dan 28-89% pada
tanaman kedelai tabur benih langsung (direct seeded). Gulma Eleusine indica
merupakan gulma dominan pada kedelai yang dapat menurunkan hasil produksi
tanaman kedelai hingga 72% (Islam dkk, 2003), memiliki daya adaptasi yang luas,
competition ialah persaingan antar-species sama dalam lahan yang sama. Inter
normalnya. Kedua tumbuhan ini sama-sama membutuhkan cahaya, air, hara gas
CO2 dan gas lainnya, ruang, dan lain sebagainya (Budi dan Hajoeningtijas, 2009).
2
Ada tiga bentuk kompetisi yang terjadi di antara spesies, yaitu kompetisi
pertanaman campuran lebih rendah dari hasil yang diharapkan (mutual inhibition),
dari hasil yang diharapkan untuk suatu spesies, dan sebaliknya lebih tinggi dari
hasil yang diharapkan untuk spesies yang lain (compensation) (Nasution, 2009).
pertumbuhan dan produksi tanaman. Periode kritis ialah periode atau saat dimana
gulma dan tanaman budidaya berada dalam keadaan saling berkompetisi secara
Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini ialah untuk mengetahui studi
Eleusine indica dan tanaman kedelai (Glycine max L.) dengan pendekatan
replacement series.
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan penulisan laporan ini adalah sebagai salah satu syarat
Universitas Sumatera Utara, Medan dan sebagai informasi bagi pihak yang
membutuhkan.
3
TINJUAAN PUSTAKA
Daun kedelai berbentuk oval, daun pertama yang keluar dari buku
satu bunga terdapat benang sari dan putik. Bunga berwarna ungu atau
Tangkai bunga umumnya tumbuh dari ketiak tangkai daun yang diberi
nama rasim. Jumlah bunga pada setiap ketiak tangkai daun sangat beragam, antara
2-25 bunga, tergantung kondisi lingkungan tumbuh dan varietas kedelai. Bunga
pertama yang terbentuk umumnya pada buku kelima, keenam, atau pada buku
yang lebih tinggi. Periode berbunga pada tanaman kedelai cukup lama yaitu 3-5
4
minggu untuk daerah subtropik dan 2-3 minggu di daerah tropik, seperti di
yang tersusun dalam rangkaian buah. Polong kedelai yang sudah tua ada yang
keputih-putihan dan kehitaman. Tiap polong kedelai berisi antara 1 5 biji, jumlah
polong pertanaman tergantung pada varietas kedelai, kesuburan tanah, dan jarak
tanam yang digunakan. Kedelai yang ditanam pada tanah subur pada umumnya
lonjong. Warna kulit biji bervariasi antara lain kuning, hijau, coklat dan hitam.
Ukuran biji berkisar antara 6 30 gram/100 biji. Di indonesia ukuran biji kedelai
diklasifikaikan dalam 3 kelas, yaitu biji kecil (6 10 gr/100 biji), sedang (11 12
gr/100 biji) dan besar (13 gr atau lebih/100 biji). Biji-biji kedelai dapat digunakan
Syarat Tumbuh
Iklim
terbuka dan bercurah hujan 100 400 mm3 per bulan. Oleh karena itu, kedelai
kebanyakan ditanam didaerah yang terletak kurang dari 400 m diatas permukaan
laut dan jarang sekali ditanam didaerah yang terletak kurang dari 600 m diatas
permukaan laut. Jadi tanaman kedelai akan tumbuh baik jika ditanam didaerah
suhu yang sesuai bagi sebagian besar proses pertumbuhan tanaman, tetapi dapat
pembungaan dan pertumbuhan biji. Pada suhu yang lebih tinggi dari 30 0C,
terutama pada saat pengisian biji. Curah hujan yang optimal untuk
budidaya kedelai adalah 100-200 mm/bulan. Tanaman kedelai dapat tumbuh pada
ketinggian 0-900 meter di atas permukaan laut. Rata-rata curah hujan tiap
tahun yang cocok bagi kedelai adalah kurang dari 200 mm dengan jumlah
bulan kering 3-6 bulan dan hari hujan berkisar antara 95-122 hari selama
didalam dan permukaan tanah pada musim panas sekitar 350C 390C. Hasil
ketinggian 0,5 - 300 m dpl. Sedangkan varietas kedelai berbiji besar cocok
tumbuh baik pada ketinggian tidak lebih dari 500 hingga 600 m dpl. Tanaman
6
kedelai sebagian besar tumbuh di daerah yang beriklim tropis dan subtropis. Iklim
kedelai dapat tumbuh baik di daerah yang memiliki curah hujan sekitar 100-400
penyinaran merupakan segi energi radiasi yang penting. Spektrum penuh sinar
mampu tumbuh baik pada intensitas cahaya agak redup dibandingkan jika hari
terang penuh. Ukuran daun dan pemanjangan batang sejumlah tanaman akan
maksimal pada intensitas cahaya rendah sedangkan berat kering total tanaman
akan meningkat mengikuti peningkatan intensitas cahaya. Segi energi radiasi yang
Tanah
jenis tanah dan menyukai tanah yang bertekstur ringan hingga sedang, dan
berdrainase baik. Tanaman ini peka terhadap kondisi salin (Moha, 2014).
Kedelai membutuhkan tanah yang kaya akan humus atau bahan organik.
Bahan organik yang cukup dalam tanah akan memperbaiki daya olah dan juga
merupakan sumber makanan bagi jasad renik, yang akhirnya akan membebaskan
kondisi tanah yang tidak terlalu basah, tetapi air tetap tersedia. Kedelai tidak
menuntut struktur tanah yang khusus sebagai suatu persyaratan tumbuh. Bahkan
7
pada kondisi lahan yang kurang subur dan agak asam pun kedelai dapat tumbuh
dengan baik, asal tidak tergenang air yang akan menyebabkan busuknya akar.
Kedelai dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah, asal drainase dan aerasi
Aerasi tanah yang kurang biasanya disebabkan oleh drainase air yang
kurang baik sehingga tanah menempati pori-pori besar yang jika tidak demikian
selama hanya 3 jam untuk kapas, dan 5 jam, untuk kedelai, mematikan ujung-
Kompetisi
atas tanah
d. Persaingan dalam hal ruang tempat tumbuhnya, baik di atas tanah maupun
sudak kuat, tidak mengurangi hasil kedelai. Suatu percobaan dengan kedelai yang
batang per m2, duabelas hari pemindahan kedelai, tidak terlalu mengurangi hasil
kedelai mengurangi hasil sekitar 16% pada kerapatan yang sama. Jadi kemampuan
Ada tiga bentuk kompetisi yang terjadi di antara spesies, yaitu kompetisi
pertanaman campuran lebih rendah dari hasil yang diharapkan (mutual inhibition),
dari hasil yang diharapkan untuk suatu spesies, dan sebaliknya lebih tinggi dari
hasil yang diharapkan untuk spesies yang lain (compensation) (Nasution, 2009).
competition ialah persaingan antar-species sama dalam lahan yang sama. Inter
normalnya. Kedua tumbuhan ini sama-sama membutuhkan cahaya, air, hara gas
CO2 dan gas lainnya, ruang, dan lain sebagainya (Budi dan Hajoeningtijas, 2009).
9
pertumbuhan dan produksi tanaman. Periode kritis ialah periode atau saat dimana
gulma dan tanaman budidaya berada dalam keadaan saling berkompetisi secara
Replacement Series
Kompetisi antar tanaman dan gulma atau sebaliknya dapa didekati dengan
substitusi) telah digunakan secara luas untuk menilai gangguan, diferensiasi niche,
(densitas) spesies. Kelompok spesies yang berbeda ditumbuhkan pada suatu kultur
campuran dengan variasi jumlah individu dari masing-masing spesies dengan total
kepadatan tanaman atau jumlah tanaman setiap pot sama pada kultur campuran.
penggantian merupakan salah satu metode yang sering digunakan dalam kajian
kompetisi antara dua spesies yang hidup bersama. Metode disusun dengan
mengganti proporsi tanaman yang berkompetisi, tetapi total individu dalam satuan
gulma, kepadatan gulma, saat dan lama persaingan, cara budidaya dan varietas
10
tanaman serta tingkat kesuburan tanah. Bentuk persaingan yang terjadi antara
gulma Eleusine indica dan tanaman kedelai (Oryza sativa L.) meliputi persaingan
untuk cahaya, nutrisi, air, kadar garam, CO2 , dan ruang tumbuh. Hasil penelitian
penurunan hasil kelapa sawit sebesar 20% dan akibat persaingan dengan gulma
hasil tanaman kedelai bisa turun sampai 75% (Direktorat Bina Produksi Kedelai
dan Polowijo, 1990). Sementara itu, kerugian yang ditimbulkan oleh gulma dari
November 2017.
(Glycine max L.) dan benih gulma bandotan (Ageratum conyzoides), Belulang
(Eleusine indica L.) dan gulma teki (Cyperus rotundus L.) sebagai objek
percobaan, tanah : pasir steril (75:25) sebagai media tanam, (kertas label sebagai
penanda pada kotak, Spidol sebagai bahan penanda pada label dan plank.
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah sepuluh kotak
kayu atau papan berukuran sekitar 40cm x 40cm x 30cm sebagai wadah media
tanaman, timbangan analitik untuk mengukur berat segar tanaman kedelai dan
gulma, buku data untuk mencatat data, alat tulis untuk menulis data,
Metode Percobaan
P1 : Intensitas penyiangan
K0 : Kontrol
K1 : Penyiangan 2 MST
K2 : Penyiangan 3 MST
K3 : Penyiangan 4 MST
P2 : Jarak Tanam
K0 : Kontrol
12
K1 : 6 Kolom
K2 : 9 Kolom
K3 : 12 Kolom
P3 : Kerapatan Gulma
K0 : 0 gr gulma
K1 : 25 gr gulma
K2 : 50 gr gulma
K3 : 100 gr gulma
Ulangan :2
Perlakuan :3
PELAKSANAAN PERCOBAAN
Persiapan Benih
13
Benih terlebih dahulu diseleksi dengan cara merendam benih ke dalam air.
Biji Gulma dan biji Kedelai (Glycine max L.) varietas Anjasmoro ini terlebih
dahulu telah dijemur dan direndam selama 48 jam sebelum dilakukan seleksi.
Tanah yang telah disiapkan dibersihkan dari sisa-sisa akar tanaman, sisa-
sisa batang, ranting, daun tanaman serta kotoran lainnya dengan cara
penggongsengan. Tanah yang telah bersih dicampur dengan pasir (25:75) dan di
Penanaman
dilakukan secara merata pada setengah media lalu ditimbun kembali kemudian
perlakuan 2).
Pemeliharaan Tanaman
Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap hari yaitu pada pagi dan sore hari tergantung
pada kelembaban permukaan media tanam dan ketinggian air di atas permukaan
Penyiangan
Pengamatan Parameter
14
timbangan analitik.
timbangan analitik.
gulma setiap kotak perlakuan lalu dibersihkan dari sisah tanah kemudian
gulma setiap kotak perlakuan lalu dibersihkan dari sisah tanah kemudian
DAFTAR PUSTAKA
Alfiandi dan Dukat. 2007. Respon Pertumbuhan dan Produksi Tiga Kultiva
Kacang Hijau (Vigna radiata L.) Terhadap kompetisi dengan Gulma pada
Dua Jenis Tanah. Jurnal Agrijati 6(1). Fakultas Pertanian. Unswagati.
Cirebon.
Baki, B.B., S. Suhaimi, and J. A. Munir. 1995. Path Analysis Of Two Sympatric
Graminoids (Cyperus rotundus sp. Crus-galli (L.) Beauv. and Ischaemum
rugosum Salisb.) In Competition With Rice (Oryza sativa L. Var MR84).
Proceeding 15th Asian-Pacific Weed Science Society Conference. The
Organizing Committee of The 15Th Asian-Pacific Weed Science Society
Conference. Tsukuba. Vol I(B):549.
Galinato, M.I., K. Moody dan C. M. Piggin. 1999. Upland Rice Weeds of South
and Southeast Asia. International Rice Research Institute. Los Banos. 155.
Islam, F. Md., dan Karim, S.M. R. 2003. Effect of Population Density of Cyperus
rotundus and Echinochloa colona on Rice. Proceedings Nineteenth Asian-
Pacific Weed Science Society Conference. Weed Science Society of the
Philippines. Manila. Vol. 1:275-280.
Kilkoda, A. K., Nurmala, T., dan Widayat, D. 2015. Pengaruh keberadaan gulma
(Ageratum conyzoides dan Boreria alata) terhadap pertumbuhan dan hasil
tiga ukuran varietas kedelai (Glycine max L. Merr) pada percobaan pot
bertingkat. Jurnal Kultivasi 14(2):1-9
Nasution, D.P. 2009. Pengaruh Sistem Jarak Tanam Dan Metoda Pengendalian
Gulma Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max L.)
Varietas DK3. Departemen Budi Daya Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara Medan.
Peter A. dan Jolliffe. 2000. The Replacement Series. Journal of Ecology Vol. 88,
No. 3 (2000) 371-385.
16
Sandhi, V.F dan Guntoro, D. 2009. Makalah Seminar Departemen Agronomi dan
Hortikultura: Studi Kompetisi Antara Gulma (Cyperus rotundus) Dan
Tanaman Kedelai (Glycine max L.) Dengan Pendekatan Replacement
Series. Departemen Fakultas Pertanian IPB. Fakultas Pertanian Institut
Pertanian Bogor. Bogor.