PEMBAHASAN
1. Ibu Erna Ekawati usia 28 tahun, mederita gangguan jiwa 11 tahun yang lalu
namun belakangan kambuh kembali.
Tata cara kunjungan rumah yang kami lakukan terfokus untuk mengumpulkan
data pasien dengan urutan sebagai berikut (Tim Field Lab FK UNS, 2016):
1. Riwayat Medis
Masalah utama Ibu Erna Ekawati berupa kelainan jiwa yang dimulai sejak
11 tahun yang lalu. Bentuk kelainan jiwa yang dirasakan bu Erna antara
lain tiba-tiba termenung, terkadang marah dan mengamuk bahkan pernah
memecahkan kaca, terkadang pasien mengurung diri di dalam kamar.
Kelainan tersebut bermula saat pasien berusia 17 tahun dan masih
bersekolah mengambil jurusan akutansi. Pasien jatuh cinta kepada teman
sekolahnya. Namun, pria tersebut tidak membalas rasa cinta pasien dan
keluarga pasien juga tidak merestui oleh karena sifat pria tersebut kurang
baik. Selain itu pasien juga agak terbebani karena studi pasien yang ikut
terganggu. Pasien sempat dirawat selama 2 minggu di RSJ Solo. Setelah
diijinkan pulang, pasien tidak rutin kontrol dan tidak meminum obatnya
sehingga terjadi kekambuhan pada saat pasien bekerja ke Jakarta dan
pasien akhirnya dijemput oleh keluarga. Selama kehamilan anak kedua,
pasien jarang kontrol ke Panti Waluyo Solo dikarenakan jarak yang jauh
dan pasien sedang mengandung sehingga pasien lebih memilih untuk
melakukan kontrol ke rumah sakit Wonogiri. Selain pada masa kehamilan
tersebut, pasien mengakui dirinya jarang meminum obatnya terutama
disaat badannya merasa enakan. Pasien juga mengeluhkan efek samping
obat haloperidol yang menyebabkan kantuk dan mengganggu aktivitas
pasien sehingga terkadang pasien lebih memilih untuk tidak mengonsumsi
obat tersebut. Selain itu, pada saat kunjungan tim juga melakukan
pengecekan tekanan darah dengan hasil rendah yaitu 90/70 mmHg.
APGAR SCORE
Adaptation F
Anggota keluarga mampu 1 (sering/selalu)
beradaptasi
u dengan anggota
keluarga yang lain, penerimaan,
n
dukungan dan saran dari anggota
g
keluarga yang lain
s
Partnership Komunikasi, saling membagi, 1 (sering/selalu)
i
saling mengisi antar anggota
keluarga dalam segala masalah
yangp dialami oleh keluarga
Growth a
Dukungan keluarga terhadap hal- 2 (sering/selalu)
hal t baru yang dilakukan anggota
keluarga
o
Affection Hubungan
l kasih sayang dan 1 (sering/selalu)
interaksi antar anggota keluarga
o
Resolve Kepuasan
g anggota keluarga 1 (sering/selalu)
tentang kebersamaan dan waktu
i
yang dihabiskan bersama anggota
s
keluarga yang lain
7. SCREEM Social, Cultural, Relogion, Education, Economic, Medical)
SCREEM PATOLOGIS KETERANGAN
B I
S A2 A3 A4
Pasien
A B
1
Keterangan :
B : Bapak Tukiman, 50 tahun
I : Ibu Srianti, 48 tahun
S : Suami (Sukarno, 38 tahun)
Pasien
A2 : anak Bpk Tukiman yang merantau
A3 : Dinda, 17 tahun
A4 : Wisnu, 9 tahun
A : Nisa, 5 tahun
B : Adi, 6 bulan
Kandang
Sumur
WC
Cucian
Kamar Tidur
Dapur
Teras
Keterangan:
Pintu
F. Daftar Masalah
1. Masalah Medis
- Adanya gangguan mental pasien yang baru-baru ini kambuh kembali
- Tekanan darah dan Hb pasien rendah
- Pasien merasa tidak cocok dengan obat yang diberikan oleh dokter, yaitu
Haloperidol dikarenakan obat tersebut menyebabkan kantuk sementara
pasien harus menjaga anaknya yang berpengaruh terhadap kerutinan pasien
dalam mengonsumsi obat
2. Masalah non-Medis
- Hubungan pasien dengan ibunya yang sering cekcok
- Jarak kandang yang dekat dengan rumah
G. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan (pasien, bentuk keluarga, diagnosis biopsikososial dan
keadaan lingkungan)
a. Pasien mempunyai riwayat manik dan depresi, dicurigai bipolar
b. Bentuk keluarga extended
c. Diagnosis Biopsikososial
i. Bio hipotensi marginal (90/70 mmHg)
ii. Psiko depresi / manik, bipolar
iii. Sosial pasien mengaku jarang mengikuti kegiatan seperti arisan
dan perkumpulan pkk, pasien juga kurang bergaul di lingkungan
rumah sekarang dikarenakan tetangga yang rata-rata bekerja, akan
tetapi di lingkungan rumah mertua pasien mengakui mempunyai
cukup banyak teman
iv. Internal pasien sangat ceria. Dengan anaknya sangat sayang dan
berkeinginan untuk sembuh
v. Eksternal faktor lingkungan yang kurang mendukung
disebabkan tetangga yang kebanyakan bekerja menyebabkan
pasien sulit berinteraksi