Anda di halaman 1dari 10

BAB III

PEMBAHASAN

Kunjungan pasien di rumah (home visit) dilaksanakan pada Hari Kamis, 3


November 2016, pada keluarga:

1. Ibu Erna Ekawati usia 28 tahun, mederita gangguan jiwa 11 tahun yang lalu
namun belakangan kambuh kembali.

Tata cara kunjungan rumah yang kami lakukan terfokus untuk mengumpulkan
data pasien dengan urutan sebagai berikut (Tim Field Lab FK UNS, 2016):

1. Mempersiapkan daftar nama keluarga yang akan dikunjungi.


2. Mengatur jadwal kunjungan.
3. Mempersiapkan macam data yang akan dikumpulkan.
4. Melakukan pengumpulan data.
5. Melakukan pencatatan data.
Pencatatan data kami lakukan sesuai dengan formulir kunjungan rumah
(terlampir). Identifikasi fungsi keluarga dijelaskan sebagai berikut:

I. Ibu Erna Ekawati

A. Karateristik Demografis Keluarga


Ibu Erna Ekawati berusia 28 tahun, anak ke pertama dari tiga
bersaudara, dengan pendidikan terakhir SMA dan bekerja sebagai ibu rumah
tangga beliau memiliki riwayat sakit Gangguan Jiwa. Ibu Erna tinggal
bersama Bapak (Tukiman, 50 tahun), Ibu (Srianti, 48 tahun), kedua adiknya
(Dinda, 17 tahun dan Wisnu, 9 tahun), kedua anaknya (Nisa, 5 tahun dan Adi,
6 bulan). Suami Ibu Erna sendiri bernama Sukarno (38 tahun) tetapi tidak
tinggal serumah dikarenakan pekerjaannya sebagai buruh bangunan di luar
kota. Bapak Tukiman yang bekerja sebagai petani dan tidak mengenyam
bangku sekolah ini memiliki riwayat penyakit asam urat. Sedangkan Ibu
Srianti bekerja sebagai pedagang, tidak mengenyam bangku sekolah, dan
tidak mempunyai riwayat penyakit.
Identitas Penderita

1. Nama : Ibu Erna Ekawati


2. Umur : 28 tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
6. Alamat : Jatirejo, Glesungrejo, Baturetno Wonogiri
7. Status Pernikahan : Menikah
8. Tanggal Kunjungan : Kamis, 10 November 2016

B. Penetapan Masalah Pasien


Sebelum menentukan prioritas masalah, terlebih dahulu dibuat daftar
masalah yang ada pada keluarga tersebut. Dari sini kemudian ditentukan masalah
utama dan sampingan (FK UI, 2005).

1. Riwayat Medis
Masalah utama Ibu Erna Ekawati berupa kelainan jiwa yang dimulai sejak
11 tahun yang lalu. Bentuk kelainan jiwa yang dirasakan bu Erna antara
lain tiba-tiba termenung, terkadang marah dan mengamuk bahkan pernah
memecahkan kaca, terkadang pasien mengurung diri di dalam kamar.
Kelainan tersebut bermula saat pasien berusia 17 tahun dan masih
bersekolah mengambil jurusan akutansi. Pasien jatuh cinta kepada teman
sekolahnya. Namun, pria tersebut tidak membalas rasa cinta pasien dan
keluarga pasien juga tidak merestui oleh karena sifat pria tersebut kurang
baik. Selain itu pasien juga agak terbebani karena studi pasien yang ikut
terganggu. Pasien sempat dirawat selama 2 minggu di RSJ Solo. Setelah
diijinkan pulang, pasien tidak rutin kontrol dan tidak meminum obatnya
sehingga terjadi kekambuhan pada saat pasien bekerja ke Jakarta dan
pasien akhirnya dijemput oleh keluarga. Selama kehamilan anak kedua,
pasien jarang kontrol ke Panti Waluyo Solo dikarenakan jarak yang jauh
dan pasien sedang mengandung sehingga pasien lebih memilih untuk
melakukan kontrol ke rumah sakit Wonogiri. Selain pada masa kehamilan
tersebut, pasien mengakui dirinya jarang meminum obatnya terutama
disaat badannya merasa enakan. Pasien juga mengeluhkan efek samping
obat haloperidol yang menyebabkan kantuk dan mengganggu aktivitas
pasien sehingga terkadang pasien lebih memilih untuk tidak mengonsumsi
obat tersebut. Selain itu, pada saat kunjungan tim juga melakukan
pengecekan tekanan darah dengan hasil rendah yaitu 90/70 mmHg.

2. Riwayat Penyakit Keluarga


Berdasarkan anamnesis, ibu pasien pernah memiliki riwayat gangguan
psikologis namun beliau tidak begitu mengingat detailnya. Selain itu, tidak
didapatkan adanya riwayat penyakit keluarga lain.
3. Riwayat Kebiasaan
Pasien tidak memiliki kebiasaan merokok, minum alkohol maupun
mengonsumsi obat-obatan terlarang. Namun, suami pasien memiliki
kebiasaan merokok.
4. Riwayat Sosial Ekonomi
Dikarenakan lingkungan sekitar tempat tinggal Ibu Erna yang kurang
banyaknya ibu-ibu rumah tangga yang menyebabkan Ibu Erna jarang
berkomunikasi dengan tetangganya. Tetapi jika beliau ada di rumah
keluarga dari suaminya beliau aktif berinteraksi dengan tetangga sekitar
karena rata-rata tetangga sekitar pekerjaannya ibu rumah tangga. Pasien
memiliki asuransi BPJS untuk berobat.
5. Riwayat Gizi
Dari hasil anamnesis dan pengamatan gizi pasien tergolong baik.
Terkadang beliau dapat makan hingga 5x sehari disaat beliau merasa
cocok dengan makanannya dan tidak menghindari makanan apapun.
6. Diagnostik holistik (biopsikososial)
a. Bio hipotensi marginal (90/70 mmHg)
b. Psiko depresi / manik, bipolar
c. Sosial pasien mengaku jarang mengikuti kegiatan seperti arisan
dan perkumpulan pkk, pasien juga kurang bergaul di lingkungan
rumah sekarang dikarenakan tetangga yang rata-rata bekerja, akan
tetapi di lingkungan rumah mertua pasien mengakui mempunyai
cukup banyak teman
A. Fungsi Keluarga
1. Fungsi biologis
Keluarga terdiri dari kedua orangtua pasien, suami, dua orang adik dan
dua orang anak pasien. Tidak ada anggota keluarga yang memiliki
penyakit menurun, menular maupun kronis.
2. Fungsi sosial
Keluarga dan pasien berusaha berinteraksi dengan tetangga walaupun
tidak rajin mengikuti kegiatan perkumpulan seperti arisan atau
perkumpulan pkk.
3. Fungsi psikologis
Dari hasil wawancara pasien mengakui memiliki hubungan yang lebih
dekat dengan nenek pasien dibandingkan dengan ibu atau bapaknya oleh
karena pasien sering curhat kepada beliau. Pasien mengakui sangat dekat
dengan suaminya, dimana pasien merasakan lebih tenang dan nyaman
ketika suami berada disamping pasien. Ayah pasien memiliki sifat yang
begitu pendiam sehingga keduanya jarang melakukan komunikasi. Pasien
dan ibu pasien sering bercekcok dikarenakan kesalahpahaman diantara
keduanya, terutama pada saat pasien mengeluhkan pusing karena stress
oleh berbagai hal. Keluarga pasien juga jarang megingatkan pasien untuk
meminum obatnya. Dapat disimpulkan bahwa dukungan keluarga dalam
proses penyembuhan pasien masih sangat rendah.
4. Fungsi ekonomi dan pemenuhan kebutuhan
Kondisi ekonomi pasien dan keluarga cukup baik, dimana kebutuhan
pasien dan keluarga sehari-hari dapat terpenuhi. Kondisi ekonomi tersebut
dapat tercerminkan dari kondisi rumah pasien yang terbilang bagus.
Pasien juga telah mengikuti asuransi kesehatan yaitu BPJS.
5. Fungsi penguasaan masalah dan kemampuan beradaptasi
Terdapat sedikit gangguan dimana pasien terkadang suka berselisih
paham dengan ibunya. Pasien juga mengatakan bahwa terkadang pasien
juga berselisih pendapat dengan adik-adik pasien. Pasien dapat
beradaptasi dengan cukup baik dengan lingkungan sekitar.
6. Fungsi fisiologis (skor APGAR Adaptation, Partnership, Growth,
Affection, Resolve)

APGAR SCORE

Adaptation F
Anggota keluarga mampu 1 (sering/selalu)
beradaptasi
u dengan anggota
keluarga yang lain, penerimaan,
n
dukungan dan saran dari anggota
g
keluarga yang lain
s
Partnership Komunikasi, saling membagi, 1 (sering/selalu)
i
saling mengisi antar anggota
keluarga dalam segala masalah
yangp dialami oleh keluarga
Growth a
Dukungan keluarga terhadap hal- 2 (sering/selalu)
hal t baru yang dilakukan anggota
keluarga
o
Affection Hubungan
l kasih sayang dan 1 (sering/selalu)
interaksi antar anggota keluarga
o
Resolve Kepuasan
g anggota keluarga 1 (sering/selalu)
tentang kebersamaan dan waktu
i
yang dihabiskan bersama anggota
s
keluarga yang lain
7. SCREEM Social, Cultural, Relogion, Education, Economic, Medical)
SCREEM PATOLOGIS KETERANGAN

Social Pasien berminat dan berusaha dalam -


berinteraksi di lingkungan tetangga

Cultural Pasien dan kelurga dapat mengikuti -


kebudayaan sekitar dengan baik

Religious Pasien taat dalam beribadah sesuai -


ajuran agamanya

Economic Penghasilan yang didapat cukup -


memenuhi kebutuhan penderita dan
keluarga

Educational Tingkat pendidikan keluarga kurang -


bagus

Medical Pasien berusaha dan ingin tahu -


terhadap kondisi kesehatannya

8. Kesimpulan Permasalahan Keluarga


Kurangnya interaksi antar anggota keluarga
B. Struktur Keluarga (Genogram)

B I

S A2 A3 A4
Pasien

A B
1

Keterangan :
B : Bapak Tukiman, 50 tahun
I : Ibu Srianti, 48 tahun
S : Suami (Sukarno, 38 tahun)
Pasien
A2 : anak Bpk Tukiman yang merantau
A3 : Dinda, 17 tahun
A4 : Wisnu, 9 tahun
A : Nisa, 5 tahun
B : Adi, 6 bulan

Identitas ada / tidaknya:


- Penyakit menurun : tidak ada
- Penyakit menular : tidak ada

C. Pola Interaksi Keluarga


____________ : Harmonis pasien lebih dekat dengan neneknya
------------- : Kurang / tidak harmonis ke ibunya biasanya
D. Keadaan Rumah dan Lingkungan
1. Ukuran Rumah: 18 x 10 meter
2. Ruang Tamu: Luas, ventilasi baik, cahaya matahari dapat masuk melalui
jendela, lantai keramik
3. Ruang Keluarga: menyatu dengan ruang tamu
4. Kamar Tidur: ada tiga kasur
5. Kamar Mandi/WC: terdapat 2 jamban dan ada 1 kamar mandi
6. Dapur: tertutup, ventilasi kurang, dekat dengan kandang dan tidak
memenuhi syarat jarak 5 m
7. Dinding rumah: kayu
8. Ventilasi rumah: baik
9. Lantai rumah: keramik, kedap air
10. Sumur/sumber air: sumur timba
11. Septi tank: ada, akan tetapi tidak memenuhi syarat 10 m dari sumber air
12. Tempat pembuangan sampah: dekat dengan kandang, dibuang dengan
cara ditimbun atau dibakar
E. Denah Rumah

Kandang

Sumur
WC
Cucian

Kamar Tidur

Dapur

Ruang Tamu & Keluarga

Teras

Keterangan:

Pintu

F. Daftar Masalah
1. Masalah Medis
- Adanya gangguan mental pasien yang baru-baru ini kambuh kembali
- Tekanan darah dan Hb pasien rendah
- Pasien merasa tidak cocok dengan obat yang diberikan oleh dokter, yaitu
Haloperidol dikarenakan obat tersebut menyebabkan kantuk sementara
pasien harus menjaga anaknya yang berpengaruh terhadap kerutinan pasien
dalam mengonsumsi obat
2. Masalah non-Medis
- Hubungan pasien dengan ibunya yang sering cekcok
- Jarak kandang yang dekat dengan rumah
G. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan (pasien, bentuk keluarga, diagnosis biopsikososial dan
keadaan lingkungan)
a. Pasien mempunyai riwayat manik dan depresi, dicurigai bipolar
b. Bentuk keluarga extended
c. Diagnosis Biopsikososial
i. Bio hipotensi marginal (90/70 mmHg)
ii. Psiko depresi / manik, bipolar
iii. Sosial pasien mengaku jarang mengikuti kegiatan seperti arisan
dan perkumpulan pkk, pasien juga kurang bergaul di lingkungan
rumah sekarang dikarenakan tetangga yang rata-rata bekerja, akan
tetapi di lingkungan rumah mertua pasien mengakui mempunyai
cukup banyak teman
iv. Internal pasien sangat ceria. Dengan anaknya sangat sayang dan
berkeinginan untuk sembuh
v. Eksternal faktor lingkungan yang kurang mendukung
disebabkan tetangga yang kebanyakan bekerja menyebabkan
pasien sulit berinteraksi

2. Saran (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif)


A. Pasien sebaiknya rutin untuk melakukan kontrol
B. Pasien sebaiknya ke puskesmas untuk meminta obat pengganti yang
sekarang (haloperidol) agar pengobatan pasien tidak terganggu oleh
keluhan efek samping kantuk yang disebabkan oleh obat tersebut
C. Pasien sebaiknya tidak memendam permasalahan yang dirasa
membebani pasien dan bercerita kepada seseorang yang dipercayai
beban pasien dapat berkurang

Anda mungkin juga menyukai