Anda di halaman 1dari 17

PENERAPAN METODE TWO STAGE LEAST SQUARE

PADA MODEL PERSAMAAN SIMULTAN


DALAM MERAMALKAN PDRB

1
ABSTRAK

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah nilai tambah dari sektor- sektor ekonomi yang ada di
suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu. Sektor-sektor yang masuk kedalam perhitungan PDRB adalah
pertanian, pertambangan, industri, listrik gas dan air, bangunan, perdagangan, transportasi dan angkutan,
lembaga keuangan, dan jasa-jasa. PDRB yang tinggi akan meningkatkan kualitas manyarakat dan mengurangi
kemiskinan. Dari data yang telah didapat, peneliti mencari model persamaan simultan terdiri dari dua atau lebih
persamaan yang variabel nya saling berkaitan atau memiliki hubungan simultan, disebut dengan variabel
endogen dan variabel eksogen. Penerapan model persamaan simultan banyak ditemukan di ekonometrika. Pada
kasus ini akan dibahas hubungan antara PDRB dan kemiskinan. Metode persamaan simultan yang digunakan
adalah Two Stage Least Square. Data yang digunakan merupakan data PDRB, kemiskinan, ekspor impor, tingkat
pengangguran, dan kepadatan penduduk di Indonesia pada rentang tahun 2000-2013. Dengan = 0,10 diperoleh
hasil bahwa kemiskinan mempengaruhi PDRB, dan PDRB juga mempengaruhi kemiskinan secara signifikan.
Jadi, terdapat hubungan yang simultan antara PDRB dan kemiskinan.
Kata Kunci : Persamaan Simultan, Two Stage Least Squre, PDRB, Kemiskinan, Pengangguran,
Kepadatan Penduduk, dan Ekspor-Impor

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Model persamaan simultan merupakan suatu sistem persamaan yang terdiri dari dua
atau lebih persamaan yang saling berkaitan satu dengan yang lain, variabel dependent pada
satu persamaan dapat berperan sebagai variabel independent (explanatory) pada persamaan
lain, dengan kata lain terdapat hubungan yang simultan dalam sistem persamaan tersebut.
Dalam model persamaan simultan ini terdapat dua jenis variabel yaitu variabel endogen yang
nilainya ditentukan di dalam model dan variabel eksogen yang nilainya ditetapkan terlebih
dahulu di luar model.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah nilai tambah dari sektor-
sektor ekonomi yang ada di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu. Sektor-sektor yang
masuk kedalam perhitungan PDRB adalah pertanian, pertambangan, industri, listrik gas dan
air, bangunan, perdagangan, transportasi dan angkutan, lembaga keuangan, dan jasa-jasa.
PDRB yang tinggi akan meningkatkan kualitas manyarakat dan mengurangi kemiskinan.
Kemiskinan adalah masalah dalam masyarakat yang menyangkut beberapa aspek karena
berkaitan dengan pendapatan yang rendah, buta huruf, derajat kesehatan yang rendah, adanya
diskriminasi jenis kelamin dan buruknya lingkungan. Kemiskinan juga berkaitan dengan
lapangan pekerjaan dan jumlah penduduk. Semakin tinggi jumlah penduduk suatu daerah
akan berpengaruh terhadap keterbatasan lapangan pekerjaan dan tingkat pendidikan yang
nantinya juga akan berpengaruh terhadap nilai PDRB.
Pada kasus ini akan dilihat keterkaitan antara PDRB dengan kemiskinan yang akan
dimodelkan dalam bentuk persamaan simultan. Bentuk persamaan PDRB terdiri dari faktor
kemiskinan, ekspor, dan impor. Sedangkan persamaan kemiskinan terdiri dari Biastatistics
Vol 10, No.1, Februari 2016 53 PDRB, tingkat pengangguran, dan kepadatan penduduk.
Metode estimasi yang dilakukan adalah Two-Stage Least Square.

1.2 Maksud dan Tujuan


Tujuan utama dari studi yang disajikan dalam makalah ini adalah untuk memperoleh
model yang dapat digunakan untuk memperkirakan PDRB melalui Metode Two Stage Least
Square (2SLS). Secara spesifik, makalah ini membahas tentang Pengaruh Kemiskinan,
Ekspor dan, Impor terhadap PDRB. Dan juga bagaimana PDRB, Pengangguran, dan Jumlah
Penduduk akan mempengaruhi Kemiskinan didasarkan pada persamaan simultan. Studi ini,
yang memperkenalkan alternatif metode sistem dalam estimasi model persamaan simultan,

3
yaitu estimasi model persamaan simultan dengan Metode Two Stage Least Squares (2SLS)
serta mengaplikasikannya pada data ekonomi.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)


PDRB menurut BPS adalah jumlah nilai tambah bruto yang muncul dari seluruh sektor
perekonomian diseluruh wilayah. Nilai tambah adalah nilai yang ditambahkan dari kombinasi
faktor produksi bahan baku dalam proses produksi dikurangi biaya antara. Untuk menghitung
PDRB ada tiga pendekatan yang digunakan, yaitu:
1. Pendekatan Produksi,
2. Pendekatan Pendapatan dan
3. Pendekatan Pengeluaran.
PDRB dapat digunakan sebagai variabel independent yang mempengaruhi kemiskinan
dengan alasan bahwa angka PDRB dapat menunjukkan nilai tambah yang dihasilkan suatu
wilayah dengan tidak memperhatikan tingkat pendapatan tiap golongan sehingga PDRB
tersebut berlaku secara menyeluruh. PDRB yang digunakan dalam kasus ini adalah PDRB
atas dasar harga konstan karena merupakan pertumbuhan PDRB yang mencerminkan output
perekonomian dalam periode tertentu.
2.2 Kemiskinan
Kemiskinan merupakan ketidakmampuan seseorang mempeluas pilihan hidup, dengan
salah satu indikator penilaian berupa tidak adanya keikutsertaan dalam pengambilan kebijakan
publik (Cahyat, 2004). Dalam ekonomi, menurut Adam Smith, The Wealth of Nation (1776),
dan Frederick Hayek, The Road to Serfdom (1944), yang merupakan rujukan kaum neo-liberal
yang menganut azas laissez faire, yang oleh Cheyne, O'Brien, dan Belgrave (1998)
meneyebutnya sebagai ide yang mengunggulkan mekanisme pasar bebas, mereka yang
merupakan pendukung neo-liberal berpendapat bahwa kemiskinan merupakan masalah
individual yang disebabkan oleh kelemahan pilihan individu yang bersangkutan. Kemiskinan
dapat diatasi apabila kekuatan pasar diperluas dan pertumbuhan ekonomi dapat dipacu
setinggi-tingginya. Secara langsung, kemiskinan dapat diatasi dengan hanya melibatkan
keluarga, kelompok-kelompok atau lembaga yang bersangkutan, sedangkan negara hanya
berperan sebagai pengawas yang boleh ikut bertindak apabila individu atau kelompok diatas
tidak mampu lagi menjalankan tugasnya (Spicker,1995; Cheyne, O'Brien, dan Belgrave,
1998). Berdasarkan penjelasan diatas maka kemiskinan berhubungan dengan kegiatan yang
mengenai mekanisme pasar bebas salah satunya yaitu ekspor dan impor. Ekspor dan Impor
merupakan variabel independent yang akan dimasukkan ke dalam model persamaan PDRB,
sehingga PDRB dapat dikatakan mempengaruhi kemiskinan. Selain itu sederhananya

5
kemiskinan juga dipengaruhi oleh jumlah pengangguran dalam suatu wilayah pada periode
waktu tertentu dibandingkan dengan jumlah penduduk secara keseluruhan.

2.3 Persamaan Simultan


Simultan adalah situasi dimana adanya hubungan dua arah antara variabel independent
dan variabel dependent. Variabel Y tidak hanya ditentukan oleh X karena beberapa dari
variabel X juga ditentukan oleh Y. Terdapat beberapa persamaan dalam model ini dan masing-
masing variabel dependent bersifat endogen (Gujarati, 1978).
1 = 12 2 + 13 3 + + 1 + 11 1 + + 1 + 1
dimana,
Y1, Y2, , YM = M variabel endogen, atau variabel tak bebas bersama
X1, X2,...,XK = K variabel yang ditetapkan terlebih dahulu
u1 , u2, uM = M gangguan stokastik
t = 1, 2 ,. . ., N = banyak observasi total
= koefisien variabel endogen

2.4 Masalah Identifikasi


Masalah identifikasi model ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah
estimasi parameter dapat dilakukan melalui persamaan reduced form dari sistem persamaan
simultan sehingga dapat ditentukan metode yang sesuai. Berdasarkan kondisi ordo, model
dikatakan terdidentifikasi jika memenuhi syarat perlu dari identifikasi, yaitu
K-k>m1
dengan:

m : banyaknya variabel endogen dalam suatu persamaan tertentu


K : banyaknya variabel yang ditetapkan terlebih dahulu dalam model,
termasuk intercept
k : banyaknya variabel yang ditetapkan terlebih dahulu dalam
persamaan tertentu
Jika Kk = m 1, maka persamaan disebut exactly identified (tepat teridentifikasi) yaitu
apabila parameter-parameternya dapat diestimasi secara unik dan hanya ada satu hasil
estimasi. Jika Kk < m 1, maka persamaan disebut underidentified (tidak teridentifikasi)
yaitu apabila parameter-parameternya tidak dapat diestimasi dengan metode apapun. Namun
jika Kk > m 1, maka persamaan disebut overidentified atau terlalu teridentifikasi yaitu
apabila parameter-parameter dalam persamaan mempunyai lebih dari satu hasil estimasi yang
bisa digunakan.

6
2.5 Metode Estimasi
Terdapat beberapa metode untuk mengestimasi parameter suatu persamaan, yaitu :
a. Ordinary Least Square (OLS)
b. Indirect Least Square (ILS)
c. 2-Stage Least Square (2-SLS)
d. 3-Stage Least Square (3-SLS)

Metode 2-SLS adalah metode yang umum dipakai dalam estimasi model persamaan
simultan karena metode OLS yang tidak dapat digunakan dengan alasan adanya saling
ketergantungan antara variabel yang menjelaskan dengan unsur gangguan. Ide dasar 2-SLS
adalah dengan menggantikan variabel endogen yang stokastik dengan suatu kombinasi linear
dengan variabel yang ditetapkan terlebih dahulu (nonstokastik) dalam model dan
menggunakan kombinasi ini sebagai variabel yang menjelaskan sebagai pengganti variabel
asli.

7
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Sumber Data


Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang didapatkan dari
Badan Pusat Statistik (BPS). Data yang diambil merupakan data cross section yang meliputi
PDRB, kemiskinan, ekspor, impor, tingkat pengangguran, dan kepadatan penduduk Indonesia
data pada tahun 2015.

3.2 Variabel Penelitian


Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel endogen dan eksogen.
Variabel endogen terdiri dari PDRB dan kemiskinan. Sedangkan variabel eksogen terdiri dari
ekspor, impor, tingkat pengangguran, dan kepadatan penduduk yang akan dijelaskan lebih
lengkap pada tabel berikut.
Tabel 3.1 Variabel Penelitian
Variabel Penelitian Simbol Satuan Jenis Variabel
PDRB tahun 2015 1 Juta Rupiah Endogen
Kemiskinan 2 % Endogen
Ekspor 1 Juta Rupiah Eksogen
Impor 2 Juta Rupiah Eksogen
Tingkat
3 % Eksogen
Pengangguran
Kepadatan Penduduk 4 Jiwa/Km2 Eksogen
Keterangan :
t : 34 Provinsi di Indonesia

3.3 Spesifikasi Model


Spesifikasi model dilakukan sebagai tahap awal awal untuk menentukan bentuk model
persamaan yang akan diestimasi parameternya. Spesifikasi model pada penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1 = 10 + 12 2 + 11 1 + 12 2 + 1
2 = 20 + 21 1 + 23 3 + 24 4 + 2
Keterangan :
Y1t : Model untuk PDRB
Y2t : Model untuk Kemiskinan

8
3.4 Langkah Analisis
Langkah analisis yang diterapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Membuat model persamaan struktural untuk setiap pengamatan.
b. Melakukan identifikasi model dengan kondisi ordo.
c. Mengestimasi parameter dengan menggunakan metode Two-stage Least Square.
d. Melakukan evaluasi model dengan koefisien detreminasi.
e. Interpretasi hasil penelitian.

9
BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Identifikasi Model dengan Ordo

Dari model yang telah didapat pada spesifikasi model, peneliti melakukan
pengindentifikasian terhadap pola hubungan antar variabel, khususnya PDRB dan
kemiskinan, dapat dilihat pada scatterplot dibawah ini,
Matriks Korelasi Antar Variabel
0 00
00 00
00 00 0
00 00 00 00
10 20 30 0 50 10 0 80 16
2000000000

ekspor 1000000000

20
impor 10
0 1000000000

kemiskinan 500000000

0
1000000000

PDRB 500000000

0
9
Kep. Penduduk 6

3
16000

Tk. Pengangguran 8000

0
0 00 0 0 0 0 00 3 6 9
00 00 00 00
00 00 00 00
0 00 00 0
1 00 20 25 50

Gambar 4.1 Scatterplot Hubungan antar Variabel

Scatterplot PDRB dan kemiskinan membentuk garis linear yang menurun. Hal tersebut
menunjukkan bahwa hubungannya berkebalikan. Apabila PDRB tinggi maka kemiskinan
menurun. Begitu juga sebaliknya, apabila kemiskinan tinggi maka PDRB menurun. Seperti
pada Provinsi DKI Jakarta yang memiliki PDRB tertinggi dan kemiskinannya terendah
dibandingkan provinsi lain. Pada scatterplot ekspor dan impor terhadap PDRB, diketahui
bahwa apabila ekspor atau impor tinggi maka PDRB juga tinggi. Selanjutnya apabila eskpor
tinggi maka kemiskinan rendah. Apabila jumlah penduduk tinggi maka kemiskinan juga
tinggi.
Telah diketahui bahwa model PDRB dan kemiskinan disusun seperti persamaan berikut.
1 = 10 + 12 2 + 11 1 + 12 2 + 1
2 = 20 + 21 1 + 23 3 + 24 4 + 2
Berikut adalah keterangan variabel pada model,

10
Tabel 4.1 Variabel Penelitian

Melakukan identifikasi model dengan kondisi ordo berdasarkan rumus K - k > m 1


dengan nilai K sebesar 5, k sebesar 4, dan nilai m sebesar 2, maka didapatkan 5 - 4 = 2 1
maka persamaan disebut exactly identified (tepat teridentifikasi), yaitu ketika parameternya
dapat diestimasi secara unik dan hanya ada satu hasil estimasi. Berikut adalah hasil residual
dari pengujian IIDN,
Residual Plots for Persentase Kemiskinan
Normal Probability Plot Versus Fits
99
15
90 10
Residual
Percent

5
50
0
10 -5
1
-10 0 10 5.0 7.5 10.0 12.5 15.0
Residual Fitted Value

Histogram Versus Order


8 15

6 10
Frequency

Residual

5
4
0
2
-5

0
-5 0 5 10 15 1 5 10 15 20 25 30
Residual Observation Order

Gambar 4.2 Residual Plot pada Model Kemiskinan

Residual Plots for PDRB


Normal Probability Plot Versus Fits
99 500000000
90 250000000
Residual
Percent

50 0

10 -250000000
1 -500000000
-500000000 -250000000 0 250000000 500000000 0 0 0 0 0
Residual 00 00 00 00
00 00 00 00
000 000 000 000
5 10 15 20
Fitted Value

Histogram Versus Order


20 500000000
250000000
Frequency

15
Residual

10 0
5 -250000000
0 -500000000
00 00 0 0 00 1 5 10 15 20 25 30
00 00 00 00
00 00 00 00 Observation Order
0 0 0 0 00 0
-4 -2 20 4 0

Residual

Gambar 4.3 Residual Plot pada Model PDRB

11
Keempat plot kedua Residual Plot di atas merupakan syarat minimal kebaikan model
regresi. Berdasarkan gambar tersebut dapat diketahui bahwa terdapat empat pengujian yang
menunjukkan sifat distribusi residual yaitu asumsi distribusi normal dan histogram asumsi
distribusi normal yang menunjukkan apakah residual mengalami distribusi normal atau tidak.
Selanjutnya asumsi identik untuk mengetahui identik atau tidaknya dan asumsi independen
untuk mengethaui independen atau tidaknya.
Berdasarkan plot asumsi distribusi normal dapat dilihat bahwa titik-titik merah tidak
berada pada garis biru yaitu garis normal, hal tersebut dapat diartikan bahwa data tersebut
mengikuti garis normal. Sedangkan pada histogram dapat kita ketahui bahwa histogram tidak
berbentuk. Jadi dapat diasumsikan bahwa residual tidak berdistribusi normal.
Sedangkan pada plot asumsi identik dapat dilihat bahwa titik-titik merah membentuk
pola terompet, sehingga residual dapat dikatakan tidak identik. Maka nilai varians antara
error satu dengan lainnya tidak sama. Selanjutnya pada plot asumsi independen dapat dilihat
bahwa titik-titik merah menyebar tidak beraturan sehingga grafik tidak membentuk pola,
sehingga dapat diasumsikan bahwa residual bersifat independen.

4.2 Estimasi parameter dengan metode Two-stage Least Square


Dalam estimasi parameter dengan metode Two-Stage Least Square ditetapkan hipotesis
sebagai berikut.
H0: Tidak terdapat pengaruh antara variabel endogen dan eksogen
H1: Terdapat pengaruh antara variabel endogen dan eksogen
Daerah penolakan ketika P-Value kurang dari taraf signifikansi dengan nilai sebesar
0,05. Pada tahap pertama dilakukan regresi dengan masing masing variabel endogen sehingga
didapatkan nilai sebagai berikut.
Tabel 4.1 Variabel Penelitian

1 = 39680881 + 0,408 1 + 1,91 2 8203282 3 99344


2 = 13,6 0,000 1 + 0,000 2 0,104 3 0,001104

12
Pada tahap selanjutnya dilakukan regresi OLS dengan bantuan software Minitab,
sehingga didapatkan hasil sebagai berikut.
= 1,44 + 08 + 10870596 () + 0,724
+ 1,61
Dari model tersebut didapatkan P-value yang dapat dilihat pada Tabel 4.2
Tabel 4.2 P-Value dengan Variabel Endogen PDRB
Variabel P-Value R-square
Kemiskinan 0,553
10%
Ekspor 0,169
Impor 0,000

Berdasarkan daerah penolakan, yaitu ketika P-value lebih kecil dari 0,05, maka variabel
kemiskinan dengan nilai P-value sebesar 0,553 memiliki keputusan gagal tolak H0.
Akibatnya, kemiskinan secara signifikan tidak mempengaruhi PDRB. Pada variabel ekspor
yang memiliki nilai P-value sebesar 0,169 lebih besar dari taraf signifikansi, sehingga ekspor
secara signifikan tidak mempengaruhi besar PDRB. Pada variabel impor dengan nilai P-value
sebesar 0,000, diambil keputusan tolak H0 dan menghasilkan kesimpulan bahwa impor
mempengaruhi PDRB secara signifikan.
Persamaan hasil regresi OLS yang selanjutnya sebagai berikut.
= 14,7 + 0,000000 () 0,329
0,00204
Dari persamaan berikut didapatkan nilai P-value yang ditampilkan pada tabel berikut.
Tabel 4.3 P-Value dengan Variabel Endogen Kemiskinan
Variabel P-Value R-square
PDRB (topi) 0,420
Tingkat Pengangguran 0,578 90,7 %
Kepadatan Penduduk 0,723

Daerah penolakan yang ditetapkan ketika P-value lebih kecil dari 0,05. Dilihat dari
variabel PDRB dengan nilai P-value sebesar 0,420, mengakibatkan dipilihnya keputusan
gagal tolak H0. Sehingga dapat dikatakan bahwa PDRB secara signifikan tidak
mempengaruhi kemiskinan. Pada variabel tingkat pengangguran, dengan nilai P-value
sebesar 0,578 lebih besar dari 0,05. Artinya, tingkat pengangguran secara signifikan tidak
mempengaruhi besar kemiskinan. Pada variabel kepadatan penduduk dengan nilai P-value
sebesar 0,723, keputusan yang diambil adalah gagal tolak H0 dan menghasilkan kesimpulan
bahwa kepadatan penduduk tidak mempengaruhi kemiskinan secara signifikan.

13
4.3 Koefisien Determinasi Tiap Model
Koefisien determinasi menunjukkan pengaruh model dapat dijelaskan oleh variabel
dalam model tersebut. Pada model pertama dengan bantuan software Minitab didapatkan nilai
R-square sebesar 90,7% yang artinya pengaruh model pertama dapat dijelaskan oleh variabel
kemiskinan, ekspor, dan impor sebesar 90,7%. Sementara sisanya sebesar 9,3% dijelaskan
oleh variabel lain. Pada model kedua didapatkan nilai R-square sebesar 10% dengan maksud
bahwa pengaruh model kedua dapat dijelaskan oleh variabel PDRB(topi), tingkat
pengangguran, dan kepadatan penduduk sebesar 10% dan sisanya sebesar 90% dijelaskan
oleh variabel lain.

14
BAB IV

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
1. Peramalan PDRB dengan persamaan simultan didapatkan persamaan exactly identified
(tepat teridentifikasi) pada persamaan,

1 = 10 + 12 2 + 11 1 + 12 2 + 1
2 = 20 + 21 1 + 23 3 + 24 4 + 2

sehingga parameternya dapat diestimasi secaraunik dan hanya ada satu hasil estimasi.
1. Peramalan PDRB dengan persamaan simultan menggunakan metode two- stage least
squre pada tahap pertama untuk mencari nilai estimasi dari PDRB dan kemiskinan.
Maka dilakukan regresi OLS yang nilai P-value nya sebagai berikut,

Tabel 5.1 P-Value dengan Variabel Endogen PDRB


Variabel P-Value R-square
Kemiskinan 0,553
10%
Ekspor 0,169
Impor 0,000

Dari tabel 5.1 didapatkan hasil bahwa faktor impor mempengaruhi PDRB secara
signifikan karena nilai P-value impor (0,000) < (0,05) yang menyebabkan keputusan
tolak H0 untuk faktor impor.

2. Peramalan PDRB dengan persamaan simultan menggunakan metode two- stage least
squre pada tahap kedua untuk mengetahui faktor yang berpengaruh signifikan terhadap
kemiskiskinan. Maka dilakukan regresi OLS yang nilai P-value nya sebagai berikut,

Tabel 5.2 P-Value dengan Variabel Endogen Kemiskinan


Variabel P-Value R-square
PDRB (topi) 0,420
Tingkat Pengangguran 0,578 90,7 %
Kepadatan Penduduk 0,723

Dari tabel 5.2 didapatkan hasil bahwa pada masing-masing faktor pada persamaan
kemiskinan, yaitu PDRB, tingkat pengangguran, dan kepadatan penduduk memiliki
nilai P-value > . Sehingga dari masing-masing faktor tersebut memiliki keputusan

15
gagal tolak H0 yang menyatakan bahwa masing-masing faktor tersebut tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap kemiskinan

3. Koefisien determinasi peramalan PDRB dengan persamaan simultan menggunakan


metode two- stage least squre didapatkan nilai R-square sebesar 90,7 % , sehingga
pengaruh model pertama (PDRB) dapat dijelaskan oleh variabel kemiskinan, ekspor,
dan impor sebesar 90,7 % san sebesar 9,3% nya dijelaskan oleh variabel lain.
Sedangkan pada model kedua (kemiskinan) didapatkan nilai R-square sebesar 10%,
sehingga pengaruh model kedua (kemiskinan) terhadap variabel PDRB, tingkat
pengangguran, dan kepadatan penduduk sebesar 10% dan sisanya sebesar 90%
dijelaskan oleh variabel lain.

5.2 Saran
Dalam melakukan penelitian ini, seharusnya data yang digunakan adalah data berskala
tahunan seperti lima tahunan atau sepuluh tahunan. Sehingga data yang didapatpun cukup
untuk mendapatkan hasil yang representatif.

16
DAFTAR PUSTAKA

Biro Pusat Statistik. (2015). Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000
Menurut Provinsi, 2000-2013 (Milyar Rupiah). Diakses pada 28 November 2015, dari
http://bps.go.id/website/tabelExcelIndo/indo 52 2.xls
____ .(2015). Jumlah Penduduk Miskin, Persentase Penduduk Miskin dan Garis Kemiskinan 1970-
2013. Diakses pada 28 November 2015, dari http://bps.go.id/website/tabelExcelIndo/indo 23
7.xls
____ .(2015). Nilai Ekspor dan Impor (juta US$) 1984-2013. Diakses pada 28 November
2015, dari http://bps.go.id/website/tabelExcelIndo/indo 08 01.xls

____ .(2015). Jumlah Angkatan Kerja, Penduduk Bekerja, Pengangguran, TPAK dan TPT, 1986-
2013. Diakses pada 28 November 2015, dari http://www.bps.go.id/website/tabelExcelIndo/indo
06 5.xls
____ .(2015). Kepadatan Penduduk menurut Provinsi 2000-2014. Diakses pada 05
Desember 2015, dari http://bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/842

17

Anda mungkin juga menyukai