Anda di halaman 1dari 6

RESUME

TEORI RELATIVITAS

MEILA ASTUTI RUSLAM


G 101 14 019

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO

2017
A. EFEK COMPTON
Efek compton ditemukan oleh Arthur Holy Compton pada tahun 1923. Menurut teori kuantum
cahaya, foton berlaku sebagai partikel, hanya foton tidak memiliki massa diam. Jika pendapat
ini benar, maka berdasarkan peristiwa efek fotolistrik yang dikemukakan oleh Einstein, Arthur
Holy Compton pada tahun 1923 telah mengamati gejala-gejala tumbukan antara foton yang
berasal dari sinar X dengan elektron. Compton mengamati hamburan foton dari sinar X oleh
elektron dapat diterangkan dengan menganggap bahwa foton seperti partikel dengan energi hf
dan momentum hf/c cocok seperti yang diusulkan oleh Einstein.

Percobaan Compton cukup sederhana yaitu sinar X monokromatik (sinar X yang memiliki
panjang gelombang tunggal) dikenakan pada keping tipis berilium sebagai sasarannya.
Kemudian untuk mengamati foton dari sinar X dan elektron yang terhambur dipasang detektor.
Sinar X yang telah menumbuk elektron akan kehilangan sebagian energinya yang kemudian
terhambur dengan sudut hamburan sebesar terhadap arah semula. Berdasarkan hasil
pengamatan ternyata sinar X yang terhambur memiliki panjang gelombang yang lebih besar
dari panjang gelombang sinar X semula. Hal ini dikarenakan sebagian energinya terserap oleh
elektron. Jika energi foton sinar X mula-mula hf dan energi foton sinar X yang terhambur
menjadi (hf hf) dalam hal ini f > f, sedangkan panjang gelombang yang terhambur menjadi
tambah besar yaitu > .

Gambar 1. Skema Percobaan Compton


Skema percobaan Compton untuk menyelidiki tumbukan foton dan electron, dengan
menggunakan hukum kekekalan momentum dan kekekalan energi Compton berhasil
menunjukkan bahwa perubahan panjang gelombang foton terhambur dengan panjang
gelombang semula, yang memenuhi persamaan :

Dengan :
= panjang gelombang sinar X sebelum tumbukan (m)
= panjang gelombang sinar X setelah tumbukan (m)
h = konstanta Planck (6,625 10-34 Js)
mo = massa diam elektron (9,1 10-31 kg)
c = kecepatan cahaya (3 108 ms-1)
= sudut hamburan sinar X terhadap arah semula (derajat atau radian)

Besaran sering disebut dengan panjang gelombang Compton. Jadi jelaslah sudah bahwa
dengan hasil pengamatan Compton tentang hamburan foton dari sinar X menunjukkan bahwa
foton dapat dipandang sebagai partikel, sehingga memperkuat teori kuantum yang mengatakan
bahwa cahaya mempunyai dua sifat, yaitu cahaya dapat sebagai gelombang dan cahaya dapat
bersifat sebagai partikel yang sering disebut sebagai dualisme gelombang cahaya.

B. EFEK FOTOLISTRIK
Efek fotolistrik adalah pengeluaran elektron dari suatu permukaan (biasanya logam)
ketika dikenai, dan menyerap, radiasi elektromagnetik (seperti cahaya tampak dan
radiasi ultraungu) yang berada di atas frekuensi ambang tergantung pada jenis
permukaan. Istilah lama untuk efek fotolistrik adalah efek Hertz (yang saat ini tidak
digunakan lagi). Hertz mengamati dan kemudian menunjukkan bahwa elektrode
diterangi dengan sinar ultraviolet menciptakan bunga api listrik lebih mudah. Efek
fotolistrik membutuhkan foton dengan energi dari beberapa electronvolts sampai lebih dari 1
MeV unsur yang nomor atomnya tinggi. Studi efek fotolistrik menyebabkan langkah-langkah
penting dalam memahami sifat kuantum cahaya, elektron dan mempengaruhi pembentukan
konsep Dualitas gelombang-partikel. fenomena di mana cahaya mempengaruhi gerakan
muatan listrik termasuk efek fotokonduktif (juga dikenal sebagai fotokonduktivitas atau
photoresistivity ), efek fotovoltaik , dan efek fotoelektrokimia

Mekanisme Emisi
Foton dari sinar memiliki energi karakteristik yang ditentukan oleh frekuensi cahaya. Dalam
proses photoemission, jika elektron dalam beberapa bahan menyerap energi dari satu foton dan
dengan demikian memiliki lebih banyak energi daripada fungsi kerja (energi ikat elektron) dari
materi, itu dikeluarkan. Jika energi foton terlalu rendah, elektron tidak bisa keluar dari
materi.Peningkatan intensitas sinar meningkatkan jumlah foton dalam berkas cahaya, dan
dengan demikian meningkatkan jumlah elektron, tetapi tidak meningkatkan energi setiap
elektron yang dimemiliki.Energi dari elektron yang dipancarkan tidak tergantung pada
intensitas cahaya yang masuk, tetapi hanya pada energi atau frekuensi foton individual.Ini
adalah interaksi antara foton dan elektron terluar.

Hukum emisi fotolistrik:


1. Untuk logam dan radiasi tertentu, jumlah fotoelektro yang dikeluarkan berbanding lurus
dengan intensitas cahaya yg digunakan.
2. Untuk logam tertentu, terdapat frekuensi minimum radiasi. di bawah frekuensi ini
fotoelektron tidak bisa dipancarkan.
3. Di atas frekuensi tersebut, energi kinetik yang dipancarkan fotoelektron tidak bergantung
pada intensitas cahaya, namun bergantung pada frekuensi cahaya.
4. Perbedaan waktu dari radiasi dan pemancaran fotoelektron sangat kecil, kurang dari
109 detik.

Deskripsi Matematika
Maksimum energi kinetik K maks dari sebuah elektron yang dikeluarkan dituliskan sebagai
berikut:
1. di mana h adalah konstanta Planck dan f adalah frekuensi foton. Lambang adalah fungsi
kerja (kadang dilambangkan W), yang memberikan energi minimum yang diperlukan untuk
memindahkan elektron terdelokalisasi dari permukaan logam. Fungsi kerja memenuhi
2. dimana f 0 adalah frekuensi ambang batas untuk logam. Maksimum energi kinetik dari
sebuah elektron dikeluarkan kemudian
3. Energi kinetik adalah positif, jadi kita harus memiliki f> f 0 untuk efek fotolistrik terjadi.

C. RADIASI BENDA HITAM


Radiasi panas adalah radiasi yang dipancarkan oleh sebuah benda sebagai akibat suhunya.
Setiap benda memancarkan radiasi panas, tetapi pada umumnya, Anda dapat melihat sebuah
benda, karena benda itu memantulkan cahaya yang datang padanya, bukan karena benda itu
memancarkanradiasi panas. Benda baru terlihat karena meradiasikan panas jika suhunya
melebihi 1.000 K. Pada suhu ini benda mulai berpijar merah seperti kumparan pemanas sebuah
kompor listrik. Pada suhu di atas 2.000 K benda berpijar kuning atau keputih-putihan, seperti
pijar putih dari filamen lampu pijar. Begitu suhu benda terus ditingkatkan, intensitas relatif dari
spektrum cahaya yang dipancarkannya berubah. Hal ini menyebabkan pergeseran warna-warna
spektrum yang diamati, yang dapat digunakan untuk menentukan suhu suatu benda.

Secara umum bentuk terperinci dari spektrum radiasi panas yang dipancarkan oleh suatu benda
panas bergantung pada komposisi benda itu. Walaupun demikian, hasil eksperimen
menunjukkan bahwa ada satu kelas benda panas yang memancarkan spektra panas dengan
karakter universal. Benda ini adalah benda hitam atau black body. Benda hitam didefinisikan
sebagai sebuah benda yang menyerap semua radiasi yang datang padanya. Dengan kata lain,
tidak ada radiasi yang dipantulkan keluar dari benda hitam. Jadi, benda hitam mempunyai harga
absorptansi dan emisivitas yang besarnya sama dengan satu. Seperti yang telah Anda ketahui,
bahwa emisivitas (daya pancar) merupakan karakteristik suatu materi, yang menunjukkan
perbandingan daya yang dipancarkan per satuan luas oleh suatu permukaan terhadap daya yang
dipancarkan benda hitam pada temperatur yang sama. Sementara itu, absorptansi (daya serap)
merupakan perbandingan fluks pancaran atau fluks cahaya yang diserap oleh suatu benda
terhadap fluks yang tiba pada benda itu.
Gambar 1. Pemantulan yang terjadi pada benda hitam.

Benda hitam ideal digambarkan oleh suatu rongga hitam dengan lubang kecil. Sekali suatu
cahaya memasuki rongga itu melalui lubang tersebut, berkas itu akan dipantulkan berkali-kali
di dalam rongga tanpa sempat keluar lagi dari lubang tadi. Setiap kali dipantulkan, sinar akan
diserap dinding-dinding berwarna hitam. Benda hitam akan menyerap cahaya sekitarnya jika
suhunya lebih rendah daripada suhu sekitarnya dan akan memancarkan cahaya ke sekitarnya
jika suhunya lebih tinggi daripada suhu sekitarnya. Benda hitam yang dipanasi sampai suhu
yang cukup tinggi akan tampak membara.

Radiasi benda hitam adalah radiasi elektromagnetik yang dipancarkan oleh sebuah benda
hitam. Radiasi ini menjangkau seluruh daerah panjang gelombang. Distribusi energi pada
daerah panjang gelombang ini memiliki ciri khusus, yaitu suatu nilai maksimum pada panjang
gelombang tertentu. Letak nilai maksimum tergantung pada temperatur, yang akan bergeser ke
arah panjang gelombang pendek seiring dengan meningkatnya temperatur.

Anda mungkin juga menyukai