Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Masakan Jepang ( nihon ryri, nippon ryri?) adalah makanan yang dimasak
dengan cara memasak yang berkembang secara unik di Jepang dan menggunakan bahan
makanan yang diambil dari wilayah Jepang dan sekitarnya. Dalam bahasa Jepang, makanan
Jepang disebut nihonshoku atau washoku. Masakan dan makanan Jepang tidak selalu harus
berupa "makanan yang sudah dimakan orang Jepang secara turun temurun.". Makanan orang
Jepang berbeda-beda menurut zaman, tingkat sosial, dan daerah tempat tinggal. Cara memasak
masakan Jepang banyak meminjam cara memasak dari negara-negara Asia Timur dan negara-
negara Barat. Di zaman sekarang, definisi makanan Jepang adalah semua makanan yang
dimakan orang Jepang dan makanan tersebut bukan merupakan masakan asal negara lain.
Dalam arti sempit, masakan Jepang mengacu pada berbagai berbagai jenis makanan yang
khas Jepang. Makanan yang sudah sejak lama dan secara turun temurun dimakan orang Jepang,
tetapi tidak khas Jepang tidak bisa disebut makanan Jepang. Makanan seperti gyudon atau
nikujaga merupakan contoh makanan Jepang karena menggunakan bumbu khas Jepang seperti
shyu, dashi dan mirin. Makanan yang dijual rumah makan Jepang seperti penjual soba dan
warung makan kapp juga disebut makanan Jepang. Makanan yang mengandung daging sapi
sering dianggap bukan masakan Jepang karena kebiasaan makan daging baru dimulai sejak
Restorasi Meiji sekitar 130 tahun lalu. Menurut orang di luar Jepang, berbagai masakan dari
daging sapi seperti sukiyaki dan gyudon juga termasuk makanan Jepang. Dalam arti luas, bila
masakan yang dibuat dari bahan makanan yang baru dikenal orang Jepang ikut digolongkan
sebagai makanan Jepang, maka definisi masakan Jepang adalah makanan yang dimasak dengan
Pada umumnya, bahan-bahan masakan Jepang berupa: beras, hasil pertanian (sayuran dan
kacang-kacangan), dan makanan laut. Bumbu berupa dashi yang dibuat dari konbu, ikan dan
shiitake, ditambah miso dan shyu. Berbeda dengan masakan negara-negara lain, makanan
Jepang sama sekali tidak menggunakan bumbu berupa rempah-rempah dari biji-bijian (merica)
atau penyedap yanng mengandung biji (seperti cabai) yang harus ditumbuk atau dihaluskan.
Masakan Jepang juga tidak menggunakan bumbu yang berbau tajam seperti bawang putih.
Kacang kedelai merupakan bahan utama makanan olahan. Penyedap biasanya berupa sayur-
sayuran beraroma harum yang dipotong-potong halus atau diparut. Masakan Jepang umumnya
2.1.1.2. Bumbu
Masakan Jepang mengenal 5 bumbu utama yang harus dimasukkan secara berturutan
sesuai urutan sa-shi-su-se-so. Berikut masakan jepang yang merupakan singkatan dibawah ini :
garam (shio)
cuka (su)
miso (miso).
Sesuai dengan peraturan sa-shi-su-se-so, gula pasir adalah bumbu yang dimasukkan pertama
Makanan utama di Jepang terdiri dari nasi (kadang-kadang dicampur palawija), sup dan
lauk. Lain halnya dari masakan Cina atau masakan Eropa, masakan Jepang tidak mengenal
tahapan (course) dalam penyajian. Dalam budaya makan Eropa atau Cina, makanan disajikan
secara bertahap, mulai dari hidangan pembuka, sup, hidangan utama, dan diakhiri dengan
hidangan penutup. Masakan Jepang dihidangkan semuanya secara sekaligus. Dalam hal
penyajian hidangan, dalam masakan Jepang tidak dikenal perbedaan antara tata cara penyajian di
rumah dengan tata cara penyajian di restoran. Jamuan makan dan kaiseki merupakan
Dalam hal menikmati makanan, masakan Jepang bisa dengan mudah dibedakan dari
masakan Eropa atau masakan Cina. Rasa dicampur sewaktu makanan Jepang berada di dalam
mulut. Asinan sayur-sayuran mungkin terasa terlalu asin kalau dimakan begitu saja, namun
asinan terasa lebih enak ketika dimakan dengan nasi putih. Dalam masakan Jepang, bahan
makanan tidak diolah secara berlebihan. Makanan harus mempunyai rasa asli bahan makanan
tersebut. Cara memasak atau penyiapan makanan hanya bertujuan menampilkan rasa asli dari
bahan makanan. Makanan juga sama sekali tidak dimasak dengan bumbu yang berbau tajam.
Masakan Jepang tidak mengenal teknik memasak yang bisa merusak penampilan bahan dan
Nihon Shoki merupakan literatur klasik yang memuat sejarah tertulis paling tua tentang
cakalang dan kerang Hamaguri yang dipotong-potong dan diacar dengan cuka. Hidangan ini
dibuat untuk Kaisar Keiko yang sedang mengunjungi provinsi Awa karena bersedih atas
kematian Yamato Takeru. Iwakamutsukari-no-mikoto bertugas sebagai juru masak istana dan
kemudian dijadikan dewa masakan. Orang Jepang mulai makan nasi sejak zaman Jomon.
Lauknya berupa bahan makanan yang direbus (nimono), dipanggang, atau dikukus. Cara
mengolah makanan dengan menggoreng mulai dikenal sejak zaman Asuka, dan berasal dari
Semenanjung Korea dan Cina. Teh dan masakan biksu diperkenalkan di Jepang bersamaan
dengan masuknya agama Buddha, namun hanya berkembang di kalangan kuil. Makanan biksu
adalah masakan vegetarian yang disebut shjin ryri. Hewan peliharaan dan binatang buas
seperti monyet dilarang untuk dijadikan bahan makanan. Di dalam literatur klasik Engishiki juga
diceritakan tentang ikan hasil fermentasi yang disebut narezushi yang dipakai sebagai
Pengaruh kuat kebudayaan Cina pada zaman Nara ikut memengaruhi masakan Jepang
pada zaman Nara. Makanan dimasak sebagai hidangan upacara dan ketika ada perayaan yang
berkaitan dengan musim. Sepanjang tahunnya selalu ada perayaan dan pesta makan. Teknik
memasak dari Cina mulai dipakai untuk mengolah bahan makanan lokal. Penyesuaian cara
memasak dari Cina dengan keadaan alam di Jepang akhirnya melahirkan masakan yang khas
Jepang.
Pada zaman Heian, masakan Jepang terus berkembang dengan pengaruh dari daratan
Cina. Orang Jepang waktu itu mulai mengenal makanan seperti karaage dan kue-kue asal Dinasti
Tang (tgashi), dan natto. Aliran memasak dan etiket makan berkembang di kalangan
bangsawan. Atas perintah kaisar Kk, Fujiwara no Yamakage menyunting buku memasak
aliran Shij yang berjudul Shijry Hchshiki. Sampai saat ini, rumah makan tradisional Jepang
masih sering memiliki altar pemujaan untuk Fujiwara no Yamakage dan Iwakamutsukari-no-
mikoto.
Makanan olahan dari tahu yang disebut ganmodoki mulai dikenal bersamaan dengan
makin populernya tradisi minum teh dan ajaran Zen. Pada zaman Kamakura, makanan dalam
porsi kecil untuk biksu yang menjalani latihan disebut kaiseki. Pendeta Buddha bernama Eisai
memperkenalkan teh yang dibawanya dari Cina untuk dinikmati dengan hidangan kaiseki.
Masakan ini nantinya berkembang menjadi makanan resepsi yang juga disebut kaiseki, tetapi
istana kaisar. Tata krama sewaktu makan juga semakin berkembang. Aliran etiket Ogasawara
yang masih dikenal sekarang bermula dari etiket kalangan samurai dan bangsawan zaman
Muromachi.
Aliran ini menerbitkan buku memasak berjudul Shijry Hchsho (Buku Memasak Aliran
Shij). Sementara itu, klan Ashikaga mendirikan aliran memasak kusary. Orang mulai
menjadi cerewet soal cara memasak dan menghidangkan makanan. Makanan gaya honzen
(honzen no seishiki) dan gaya kaiseki merupakan dua aliran utama masakan Jepang zaman
Muromachi. Dalam gaya honzen, makanan dihidangkan secara individu di atas meja pendek
yang disebut ozen. Porsi yang dihidangkan cukup untuk dimakan satu orang. Dalam gaya
kaiseki, makanan dihidangkan dalam porsi kecil seperti makanan yang dihidangkan dalam
Namban adalah istilah orang Jepang zaman dulu untuk "luar negeri", khususnya Portugal
dan Asia Tenggara. Dari kata namban dikenal istilah nambansen (kapal dari luar negeri).
Kedatangan kapal-kapal dari luar negeri dari zaman Muromachi hingga zaman Sengoku
membawa serta berbagai jenis masakan yang disebut namban ryri (masakan luar negeri) dan
nambangashi (kue luar negeri). Kue kastela yang menggunakan resep dari Portugal adalah salah
Kebudayaan orang kota berkembang pesat pada zaman Edo. Makanan penduduk kota
seperti tempura dan teh gandum (mugicha) banyak dijual di kios-kios pasar kaget. Pada masa itu,
di Edo mulai banyak dijumpai rumah makan khusus soba dan nigirizushi. rusuichaya adalah
sebutan untuk rumah makan tradisional (rytei) yang digunakan samurai sewaktu menjamu tamu
dengan pesta makan. Makanan dinikmati secara santai sambil meminum sake, dan tidak
mengikuti tata cara makan formal seperti masakan kaiseki atau masakan Honzen. Masakan
rusuichaya disebut masakan kaiseki ( kaiseki ryri?, masakan jamuan makan), dan
ditulis dengan aksara kanji yang berbeda dari "kaiseki" untuk upacara minum teh.
tersedianya gula yang sudah menjadi barang yang lumrah. Alat makan dari keramik dan porselen
mulai banyak digunakan dan diberi hiasan berupa gambar-gambar artistik yang dikerjakan secara
serius. Daging ternak mulai dikonsumsi orang Jepang dan daging sapi dimakan sebagai obat.
Sejak pertengahan zaman Edo mulai dikenalnya teknik seni ukir sayur, dan makanan mulai
dihias dengan hiasan dari lobak (wachigai daikon). Pada waktu itu juga mulai dikenal telur rebus
aneh dengan kuning telur berada di luar dan putih telur di dalam (kimigaeshi tamago).
Masakan Jepang zaman modern adalah hasil penyempurnaan masakan zaman Edo.
Daimyo dari seluruh penjuru Jepang mengenal kewajiban sankin ktai. Mereka wajib datang ke
Edo untuk menjalankan tugas pemerintahan bersama shogun. Kedatangan daimyo dari seluruh
pelosok negeri membawa serta cara memasak dan bahan makanan khas dari daerah masing-
masing. Bahan makanan yang dibawa rombongan daimyo dari seluruh pelosok Jepang
menambah keanekaragaman masakan Jepang di Edo. Semuanya ditambah dengan makanan laut
segar dan enak dari Teluk Edo yang disebut Edomae. Hasil laut dari Samudera Pasifik seperti
kemakmuran di Jepang. Ikan tai yang dipanggang utuh tanpa dipotong-potong merupakan
hidangan istimewa pada kesempatan khusus. Makanan yang dihidangkan pada pesta makan
terdiri dari dua jenis: makanan untuk dimakan di tempat pesta, dan makanan yang berfungsi
sebagai hiasan. Panggang ikan tai termasuk dalam makanan hiasan yang boleh saja dimakan di
tempat pesta. Namun, ikan panggang di pesta sebenarnya lebih merupakan hiasan karena
dimaksudkan untuk dibawa pulang oleh para tamu sebagai oleh-oleh. Tradisi membawa pulang
makanan pesta sebagai oleh-oleh untuk keluarga di rumah berasal dari zaman Edo dan terus
berlanjut hingga sekarang. Selain ikan panggang, tamu biasanya dipersilakan membawa pulang
kinton (biji berangan dan ubi jalar yang dihaluskan) dan kamaboko.
Masakan yang lahir dari berbagai keanekaragaman di daerah Kanto disebut masakan Edo
atau masakan Kanto. Sebutan masakan Kanto digunakan untuk membedakannya dari masakan
Kansai yang sudah dikenal orang lebih dulu. Ciri khas masakan Kanto adalah penggunaan kecap
asin (shyu) sebagai penentu rasa, termasuk untuk makanan berkuah (shirumono) dan nimono.
Tradisi membawa pulang makanan pesta merupakan alasan penggunaan kecap asin dalam
jumlah banyak dalam masakan Kanto, maksudnya agar rasa tetap enak walaupun sudah dingin.
Berbeda dengan masakan Kanto, masakan Kansai justru tidak terlalu asin walaupun
7. Masakan Kansai
Masakan Kansai adalah sebutan untuk masakan Osaka dan masakan Kyoto. Berbeda dari
budaya Edo yang gemerlap, masakan Kyoto mencerminkan budaya Kyoto yang elegan. Masakan
Kyoto dipengaruhi masakan kuil Buddha. Ciri khasnya adalah penggunaan banyak sayur-
sayuran, tahu, kembang tahu, namun sedikit makanan laut karena letak geografis Kyoto yang
jauh dari laut. Masakan Kyoto melahirkan cara memasak dengan bumbu seminimal mungkin
agar rasa asli tahu atau kembang tahu (yang memang sudah "tipis") tidak hilang. Kepandaian
mengolah ikan kering seperti bodara (ikan cod kering) dan migakinishin (ikan hering kering)
Osaka adalah kota tepi laut dengan hasil laut yang melimpah. Oleh karena itu, masakan
Osaka mengenal berbagai cara pengolahan hasil laut. Makanan laut diolah agar enak untuk
langsung dimakan di tempat dan tidak untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh. Masakan Osaka
tidak mementingkan rasa makanan kalau sudah dingin karena pada prinsipnya "makanan yang
habis dimakan". Prinsip masakan Osaka bertolak belakang dengan prinsip masakan Kanto yang
Makanan dengan segala jenis dan dari setiap negara, merupakan salah satu kenikmatan
hidup yang luar biasa di Jepang. Jepang tidak hanya telah mengembangkan hidangan luar biasa
dunia yang menggelitik lidah, yang bervariasi dari kenikmatan berkelas sashimi hingga mie-
nya yang sederhana, beberapa chef kelas dunia yang terbaik pun datang ke Jepang untuk
memasak bagi para pecinta kuliner yang pemilih. Terutama Tokyo, sesuai dengan statusnya
sebagai salah satu pusat keuangan dan bisnis global, merupakan tuan rumah bagi begitu banyak
Untuk memulai menggali ragam kuliner Jepang yang luas, berjalan-jalanlah di sekitar
stasiun kereta api manapun. Tempat makan dan minum yang berkonsentrasi di sini tentunya
mewakili masakan domestik kebanyakan, dengan harga yang umumnya cukup terjangkau. Untuk
pengunjung yang tidak dapat berbahasa Jepang, beberapa restoran memajang replika plastik dan
lilin hidangan mereka di jendela depan, atau menyediakan menu dengan foto berwarna.
Tempat bagus lainnya untuk menemukan makanan dengan harga terjangkau adalah di
department store besar yang sering menyediakan seluruh lantai atas atau basement-nya untuk
berbagai restoran. Beberapa restoran dengan harga murah meminta pengunjung untuk membeli
kupon untuk setiap hidangannya, baik itu di counter kasir atau mesin penjualan. Sedangkan
Hidangan Jepang yang pernah dikenal di negara- negara barat entah dalam bentuk
sukiyaki atau yang lebih eksotis sushi, beberapa tahun belakangan ini telah semakin dikenal
dan disukai di seluruh dunia. Banyak pengunjung Jepang sudah pernah mencicipi kenikmatan
ikan mentah dan udang goreng tepungnya. Tetapi beberapa pengunjung yang pertama kali datang
ke Jepang telah menantikan keragaman dan kemewahan makanannya yang dipersiapkan secara
tradisional. Berikut adalah jenis-jenis Makanan Jepang berdasarkan yang dikenal sampai saat ini
1. Sukiyaki
dalam panci besi yang dimasak di atas meja makan dengan cara direbus. Sukiyaki dimakan
dengan mencelup irisan daging ke dalam kocokan telur ayam. Sayur-sayuran untuk Sukiyaki
misalnya bawang bombay, daun bawang, sawi putih, shungiku (nama daun dari pohon keluarga
seruni), jamur shiitake, dan jamur enoki. Sebagai pelengkap ditambahkan ito konnyaku atau
shirataki yang berbentuk seperti soun berwarna bening atau sedikit abu-abu.
Sukiyaki memiliki dua versi, Sukiyaki versi daerah Kansai dan Sukiyaki versi daerah Kanto
yang berbeda cara penyajian, jenis bumbu dan rasa. Menurut Sukiyaki versi Kansai, Sukiyaki
hanya dimasak dengan bumbu kecap asin dan gula pasir, sedangkan Sukiyaki versi Kanto
dimasak menggunakan saus Warishita yang merupakan campuran dashi, kecap asin, gula pasir,
Menurut cara Kansai, potongan lemak sapi dicairkan di dalam panci sebelum memasukkan
irisan daging sapi. Bumbu berupa gula pasir dan kecap asin dituangkan sekaligus dalam jumlah
banyak di atas daging yang sudah matang lalu diaduk-aduk dengan sayur-sayuran hingga
matang. Menurut cara Kanto, bumbu warishita dididihkan dulu di dalam panci sebelum semua
bahan dimasukkan.
Ada pendapat yang diragukan kebenarannya mengatakan Sukiyaki pada mulanya adalah
daging sapi yang dipanggang (bahasa Jepang: yaki) di atas cangkul besi tebal yang disebut suki.
Sebelum restorasi Meiji, orang Jepang tidak pernah memakan daging sapi mematuhi larangan
agama Buddha yang melarang konsumsi hewan berkaki empat dan hewan yang digunakan untuk
pertanian. Di zaman Meiji toko daging yang pertama dibuka di Jepang (tahun 1867), yang diikuti
dengan dibukanya restoran Gyunabe. Sebelum Perang Dunia ke-2, di daerah Kanto masakan ini
2. Tempura
Tempura (?) atau tenpura adalah makanan Jepang berupa
makanan laut, sayur-sayuran, atau tanaman liar yang dicelup ke dalam adonan berupa tepung
terigu dan kuning telur yang diencerkan dengan air bersuhu dingin lalu digoreng dengan minyak
goreng yang banyak hingga berwarna kuning muda. Tempura juga berarti cara menggoreng yang
berbeda dengan furai (istilah bahasa Jepang untuk deep fry). Bahan makanan yang digoreng
secara tempura dicelup ke dalam adonan tempura, sedangkan bahan makanan yang digoreng
secara deep fry dibungkus secara berurutan dengan tepung terigu, kocokan telur, dan tepung
panir.
Minyak goreng yang digunakan untuk menggoreng tempura sebaiknya minyak goreng
yang bersih dan belum digunakan untuk menggoreng bahan makanan lain. Di restoran kelas atas
yang menyediakan menu tempura, campuran minyak wijen yang harganya mahal dan minyak
biji kapas sering dipakai untuk menggoreng tempura. Minyak bunga kamelia yang digunakan
pegulat sumo sebagai minyak rambut juga digunakan di beberapa restoran mahal untuk
menggoreng tempura. Minyak goreng yang dipakai untuk menggoreng tempura sering disebut
minyak tempura ( tempura abura?) yang merupakan sebutan untuk berbagai jenis
minyak goreng seperti minyak kanola, minyak selada, atau minyak bunga matahari.
Dalam bahasa Jepang, adonan tempura disebut koromo (?, baju) karena seperti "baju"
yang membungkus bahan makanan. Adonan tempura dibuat dari campuran tepung terigu
berprotein rendah yang sudah didinginkan lebih dulu, telur ayam yang dikocok lepas, dan air
dingin (air es). Semua bahan diaduk secara asal saja dengan sumpit sehingga masih tersisa
gumpalan-gumpalan tepung. Tepung terigu yang diaduk-aduk sampai bercampur rata justru
membuat adonan keras dan hasil gorengan tidak bagus. Tempura yang dibuat di rumah biasanya
menggunakan tepung tempura yang sudah merupakan campuran tepung terigu dan bubuk telur.
Tepung tempura mengandung bahan-bahan kimia seperti soda kue dan bahan pengembang
(baking powder) agar hasil gorengan menjadi garing dan tidak keras.
Semua jenis bahan makanan bisa dijadikan tempura. Pada umumnya suhu minyak
sewaktu menggoreng adalah sekitar 160 sampai 170 dengan waktu menggoreng yang
singkat. Suhu yang agak rendah digunakan sewaktu menggoreng sayur-sayuran dan makanan
laut seperti kerang yang mudah menjadi keras terkena suhu tinggi. Suhu tinggi digunakan untuk
menggoreng udang, cumi-cumi, dan ikan sampai adonan tempura berubah warna. Irisan daging
ayam, berbagai jenis daun dari tanaman liar yang dapat dimakan, dan dan bahan makanan
produksi pabrik seperti chikuwa juga sering dijadikan tempura. Irisan tipis daging babi yang
3. Sushi
Sushi (, , atau biasanya , ?) adalah makanan Jepang yang terdiri dari nasi
yang dibentuk bersama lauk (neta) berupa makanan laut, daging, sayuran mentah atau sudah
dimasak Nasi sushi mempunyai rasa masam yang lembut karena dibumbui campuran cuka
beras, garam, dan gula. Asal usul kata sushi adalah kata sifat untuk rasa masam yang ditulis
Pada awalnya, sushi yang ditulis dengan huruf kanji merupakan istilah untuk salah satu
jenis pengawetan ikan disebut gyosh (?) yang membaluri ikan dengan garam dapur, bubuk
ragi ( koji?) atau ampas sake ( kasu?). Penulisan sushi menggunakan huruf kanji yang
dimulai pada zaman Edo periode pertengahan merupakan cara penulisan ateji (menulis dengan
huruf kanji lain yang berbunyi yang sama). Sushi pada umumnya digolongkan berdasarkan
bentuk nasi, antara lain nigirizushi, oshizushi, chirashizushi, inarizushi, dan narezushi.
A. Nigirizushi
Makanan laut segar (pada umumnya mentah) diletakkan di atas nasi yang dibentuk dengan
menaruh nasi di telapak tangan yang satu dan membentuknya dengan jari-jari tangan yang lain.
Nori sering dipakai untuk mengikat neta agar tidak terlepas dari nasi. Lauk yang diletakkan di
atas sushi juga bisa dalam keadaan matang seperti tamagoyaki atau belut unagi dan belut anago
B. Oshizushi
Nasi disusun bersama neta yang dipres untuk sementara waktu dengan maksud
memadatkan nasi agar sushi yang dihasilkan berbentuk persegi panjang yang lalu dipotong-
potong agar mudah dinikmati. Oshizushi ada juga yang dibungkus daun bambu lalu dipres untuk
sementara waktu, antara beberapa jam sampai satu malam. Nama-nama oshizushi yang populer
antara lain:
Sabazushi berisi ikan kembung yang mempunyai beberapa nama lain seperti battera di
C. Chirashizushi
Nasi sushi dimakan bersama neta berupa makanan laut dan sayur-sayuran yang dipotong
kecil-kecil. Nasi sushi tidak dibentuk melainkan diisikan ke dalam wadah dari kayu, piring atau
mangkuk. Chirashizushi merupakan salah satu masakan rumah yang populer di Jepang untuk
memperingati hari-hari istimewa seperti ulang tahun anak-anak dan perayaan Hina Matsuri. Di
daerah-daerah lain di Jepang, chirashizuhi mempunyai banyak nama lain seperti suzushi di
bahkan ada daerah-daerah tertentu yang menghias chirashizushi dengan buah-buahan seperti
D. Inarizushi
Nasi sushi dibungkus aburage yang sebelumnya sudah dimasak bersama kecap asin dan
gula. Inarizushi tidak berisi ikan atau lauk lain karena aburage sudah merupakan sumber protein.
Inarizushi berasal dari kuil Toyokawa Inari di kota Toyokawa, Prefektur Aichi.
E. Narezushi
Sushi zaman kuno adalah ikan yang dilumuri garam dan nasi, lalu dibiarkan hingga
terfermentasi. Funazushi dari Prefektur Shiga dan hatahatazushi dari Prefektur Akita adalah dua
contoh sushi asal zaman kuno. Ada pula narezushi yang ditambah ragi untuk membantu proses
fermentasi, contohnya kaburazushi dari Prefektur Ishikawa dan Izushi dari Hokkaido.
Kaburazushi adalah jenis sushi yang tidak dibentuk bersama nasi. Sushi dibuat dengan
menjepit irisan ikan mentah di antara dua lembar irisan lobak kabura. Setelah itu, sushi disusun
di dalam tong kayu berisi campuran nasi tanak bercampur ragi. Lama fermentasi selama
beberapa hari. Kaburazushi dimakan dengan tidak mencuci nasi hasil fermentasi yang
menempel.
4. Sashimi
Makanan yang satu ini juga sangat terkenal didunia. Sashimi dibuat dari daging-daging
binatang laut, terutama ikan dan jenis udang. Penyajiannya sendiri, setelah daging-daging ikan
dan udang tersebut dibersihkan, lalu dicampur dengan kecap asin, washabi, serta jahe yang
;angsung disantap tanpa dimasak terlebih dahulu. Saat ini sashimi dikenal dalam 3 jenis varian
5. Dorayaki
Dorayaki adalah kue yang berasal dari Jepang. Dorayaki termasuk ke dalam golongan
kue tradisional Jepang (wagashi) yang bentuknya bundar sedikit tembam, terdiri dari dua lembar
kue yang direkatkan dengan selai kacang merah. Dorayaki memiliki tekstur yang lembut dan
mirip dengan kue Jepang yang disebut Kastela karena adonan yang mengandung madu. Di
Indonesia, makanan penganan ini mulai diperkenalkan di Indonesia bersamaan dengan anime
Dorayaki yang dijual di toko kue di Indonesia rasanya sudah disesuaikan dengan selera
lokal seperti dorayaki berisi campuran coklat dan keju. Dorayaki juga dikenal di Indonesia
dengan sebutan Obanyaki. Di Jepang, Obanyaki lebih dikenal dengan nama Imagawayaki.
Walaupun Obanyaki mempunyai bentuk yang hampir sama dengan Dorayaki, kue Obanyaki
6. Onigiri
Onigiri adalah nama Jepang untuk makanan berupa nasi yang dipadatkan sewaktu masih
hangat sehingga berbentuk segi tiga, bulat, atau seperti karung beras. Dikenal juga dengan nama
lain Omusubi, istilah yang kabarnya dulu digunakan kalangan wanita di istana kaisar untuk
7. Dango
Dango adalah kue Jepang berbentuk bulat seperti bola kecil, dan dimatangkan dengan
cara dikukus atau direbus di dalam air. Adonan dango dibuat dari tepung beras yang diulen
dengan air atau air panas. Kushidango adalah sebutan untuk sejumlah 3, 4, atau 5 butir dango
yang ditusuk menjadi satu dengan tusukan (kushi) dari bambu. Jumlah butiran dango dalam satu
tusuk bergantung pada daerahnya di Jepang. Dango yang rasanya manis dibuat dengan
menambahkan gula ke dalam adonan, sedangkan dango yang tidak manis dicelupkan ke dalam
saus. Dango juga bisa dimakan dengan taburan bubuk kacang kedelai (kinako), dimasukkan ke
dalam mitsumame (agar-agar yang dimakan bersama aneka buah kaleng) atau selai kacang
merah yang diencerkan dengan air. Selain dari tepung beras, dango juga bisa dibuat dari tepung
8. Nabe
Nabe adalah jenis masakan Jepang yang dimasak dan dihidangkan di dalam panci besar.
Dalam bahasa Jepang, nabe berarti panci. Panci diletakkan di atas kompor kecil atau plat
pemanas yang ada di atas meja. Sambil dimasak menggunakan panci atau wadah dari keramik
bernama donabe, dan makanan dihidangkan di atas meja makan langsung bersama pancinya.
Masakan nabe termasuk jenis masakan steamboat yang dihidangkan untuk beberapa orang
sekaligus yang duduk mengelilingi panci berisi hidangan utama. Makanan diambil sendiri dari
panci oleh orang yang ingin memakannya, dan dipindahkan ke mangkuk milik sendiri sebelum
dimakan. Selain disebut Naberyri, makanan jenis ini juga disebut Nabemono. Makanan ini
Sebelum zaman Edo, orang Jepang memiliki budaya makan satu orang satu nampan. Pada
waktu itu, masakan nabe dihidangkan untuk satu atau dua orang. Pada zaman Meiji, masakan
nabe menjadi begitu populer, terutama masakan nabe daging sapi yang disebut gynabe.
9. Ramen
Mie ramen adalah masakan mi kuah Jepang yang berasal dari Cina. Orang Jepang juga
menyebut ramen sebagai chuka soba (soba dari Cina?) atau shina soba karena soba atau o-soba
dalam bahasa Jepang sering juga berarti mi. Ramen adalah makanan banyak rakyat di Jepang.
Kuah ramen mempunyai banyak sekali variasi rasa yang ditentukan oleh jenis kaldu yang
digunakan, bumbu dan lauk yang ditambahkan di atas mi. Bahan-bahan produksi lokal dari
berbagai daerah sering digunakan untuk menghasilkan rasa lokal yang khas dan disukai
penduduk setempat.
Kaldu untuk kuah bisa diambil dari campuran berbagai bahan seperti tulang babi, tulang
sapi, tulang ayam, katsuobushi, sababushi, niboshi, konbu, kacang kedelai gongseng, shiitake,
bawang bombay atau daun bawang. Ramen bisa digolongkan berdasarkan jenis-jenis kuah
misalnya kuah rasa kecap asin, kuah rasa tonkotsu (tulang babi), rasa shio (garam), dan rasa
miso.
10. Takoyaki
Takoyaki biasanya dijual sebagai jajanan di pinggir jalan untuk dinikmati sebagai
cemilan. Takoyaki biasa dijual dalam bentuk set dengan 1 set berisi 5, 6, 8 hingga 10 buah
takoyaki yang disajikan di atas lembaran plastik berbentuk perahu atau dimasukkan ke dalam
kemasan plastik transparan untuk dibawa pulang. Sewaktu ada matsuri sering dijumpai kios
penjual takoyaki sebesar bola tenis (jambotako) yang menjual takoyaki secara satuan. Takoyaki
dimakan dengan menggunakan tusuk gigi, tapi di Tokyo dimakan dengan menggunakan sumpit
sekali pakai. Penjual takoyaki selalu memberikan 2 batang tusuk gigi untuk satu orang, karena
takoyaki yang ditusuk dengan sebatang tusuk gigi bisa berputar-putar sewaktu diangkat dan jatuh
Takoyaki dengan isi yang disukai penduduk setempat (kadang-kadang tanpa gurita) berusaha
Di awal zaman Meiji, masakan Eropa menjadi mulai dikenal orang Jepang yang
melakukan kontak sehari-hari dengan orang asing. Sementara itu, di kalangan rakyat tercipta
makanan gaya Barat (Yshoku) yang merupakan adaptasi masakan Eropa. Berbagai aliran masak
memasak mengalami kemunduran dan aliran Hchshiki merupakan satu-satunya aliran yang
terus bertahan. Larangan makan daging dihapus sesuai kebijakan pemerintah Meiji mengenai
Haibutsu kishaku dan Shinbutsu bunri sehingga tercipta masakan Sukiyaki. Sementara itu,
Honzen ryri yang merupakan aliran utama masakan Jepang mulai ditinggalkan orang. Masakan
tradisional berupa Kaisekiryri ( masakan jamuan makan?) beralih menjadi makanan
standar yang dihidangkan rumah makan tradisional (rytei) dan penginapan tradisional (rykan).
Masakan vegetarian Shjinryri berlanjut sebagai tradisi di kuil agama Buddha dan
makanan porsi kecil Kaisekiryri (?) bertahan hingga sekarang sebagai hidangan
upacara minum teh. Di bidang pertanian, tanaman sawi dan spinacia mulai ditanam secara besar-
besaran. Di kota-kota mulai banyak dijumpai rumah yang memiliki meja pendek yang disebut
Chabudai sebagai pengganti nampan berkaki yang disebut Ozen. Keberadaan Chabudai yang
bisa dipakai sebagai meja makan untuk empat orang mengubah acara makan yang dulunya
Juru masak pewaris tradisi masakan Edo menjadi berkurang karena menjadi korban
Gempa bumi besar Kanto dan tradisi masakan Honzen ryri mulai memudar. Etiket makan mulai
menjadi longgar dan orang Jepang semakin menyukai suasana santai sewaktu makan. Setelah
Perang Dunia II, kemudahan transportasi dan kemajuan bidang komunikasi menyebabkan
tipisnya perbedaan antardaerah dalam soal bahan makanan dan cara memasak untuk makanan
yang sama, walaupun masih tersisa perbedaan mendasar dalam soal bumbu dan selera.
Saat ini, Burger King di Jepang berwarna gelap. Namanya Kuro Burger, dibuat dari roti
hitam, saus hitam, dan keju hitam. Tampilan keju tampak seperti irisan keju olahan Amerika tapi
gelap. Menurut laporan, terbuat dari arang yang dibakar. Keju berlapis potongan daging sapi
yang mengandung lada hitam dan dilumuri saus hitam yang dibuat dari bawang merah, bawang
putih, dan tinta cumi-cumi. Semua bahan itu ditempatkan di antara dua roti yang juga terbuat
dari arang. Salah satu yang menjadi ciri khas kuro burger juga terletak pada rotinya yang terkenal
memiliki tekstur lembut dan halus sehingga aman untuk dikonsumsi siapa saja. Arang
bambu(bamboo charcoal) adalah resep yang membuat kuro burger ini menjadi sangat lembut
Berbahan dasar arang bambu (bamboo charcoal), tentunya kuro burger memiliki ciri khas
tersendiri karena menggunakan ini untuk membuat rotinya menjadi hitam. Saat ini warna hitam
pada makanan belum tentu dikatakan busuk, pahit, dan tidak enak. Selain enak dicampurkan
kedalam bahan makanan juga berkhasiat untuk kesehatan. Seorang Profesor dari Taiwan telah
menemukan kandungan karbon yang aman dan aman untuk dikonsumsi manusia. Arang bambu
adalah jenis arang khusus yang memang diciptakan untuk kepentingan manusia. Dibuat dengan
cara khusus dan bahan yang khusus pula, maka arang bambu memiliki harga yang cukup mahal.
Berdasarkan penelitian, manfaat mengkonsumsi arang bambu ini adalah untuk menyerap zat-zat
yang membahayakan tubuh dan membuangnya dari dalam tubuh, Jika dilihat secara detail
Jika Anda bosan dengan roti putih standar dan combo hamburger keju kuning, Anda
harus mempertimbangkan untuk pergi ke Jepang. Membangun kesuksesan burger Kuro - sebuah
burger hitam semua diperkenalkan untuk waktu yang terbatas tahun lalu - Burger King Jepang
akan mengungkap burger hitam baru yang melibatkan keju hitam pada tanggal 19 September.
Kuro berarti hitam dalam bahasa Jepang, dan dengan demikian nama burgernya memberi
indikasi yang sangat jelas tentang apa yang Anda dapatkan saat memesan burger baru ini. Jika
Anda pergi untuk burger Kuro Pearl, Anda harus berharap mendapatkan patty hamburger, keju
hitam, dan saus hitam, semua disajikan di roti hitam. Jika Anda memesan Kuro Diamond Burger,
Anda akan mendapatkan kombinasi yang sama, tapi dengan tomat, selada, dan bawang yang
ditambahkan Menariknya, perusahaan tersebut tidak menggunakan bahan yang sama untuk
membuat bagian burger yang berbeda hitam. Dimana roti dan keju mendapatkan warna eboni
dari ditambahkan arang bambu, saus yang lebih gelap berasal dari menambahkan tinta cumi ke
resep klasik. Menurut juru bicara Burger King Jepang, tidak semua tentang penampilan, entah -
rupanya arang bambu juga memberi aroma bagus. Minimal ada roti, lettuce, tomat dan beef,
maka Anda akan mendapatkan burger yang Anda inginkan. Namun di Jepang, burger sepertinya
menjadi makanan yang sering sekali menjadi bahan eksperimen. Terbukti dengan banyaknya
Jepang sebelumnya memang sudah terkenal dengan keunikan burger berwarna hitam
yang sempat diluncurkan hitam tahun 2012 silam dan dijual secara limited edition, kini Burger
King kembali mengeluarkan varian burger hitam terbarunya, Kuro Burger dari Burger King.
Dilansir dari abcnews, ternyata tak hanya rotinya saja yang berwarna hitam, namun keju serta
sausnya pun juga berwarna hitam. Lengkap dengan merica, bawang merah, bawang putih, serta
lettuce, burger hitam ini sudah dapat dinikmati di seluruh gerai Burger King di Jepang.
Warnanya yang hitam merupakan perpaduan antara arang bambu dan adonan roti. Juga
menggunakan bumbu rahasia berupa kecap hitam yang dibuat dari tinta ubur-ubur dan bawang
putih. Baru saja diluncurkan pada tanggal 19 September 2014 lalu, burger hitam ini
mengeluarkan dua jenis burger yaitu, the Kuro Pearl yang dijual seharga 480 yen dan the Kuro
Dan rantai ini berjuang untuk bersaing dengan saingan yang jauh lebih besar di kawasan ini,
seperti McDonald's.
Burger King memiliki kurang dari 93 restoran di Jepang, sementara McDonald's memiliki sekitar
Strategi Burger King untuk mendapat perhatian sepertinya bisa bekerja. Hampir setiap organisasi
media besar di AS dan Jepang, termasuk Business Insider, The Wall Street Journal, Time,
Forbes, dan The Japan Times telah menulis cerita tentang Burger King dengan warna aneh
burger di Jepang.
Burger King Jepang terus keluar dengan burger berwarna aneh. Pertama, rantai tersebut
merilis dua burger hitam pada bulan September yang lalu dengan roti hitam, keju hitam, dan saus
hitam. Kini, Burger King menjual burger merah terang yang dicelup dengan bubuk tomat dan
burger hitam baru dengan terong goreng. Burger tampak sangat tak menimbulkan selera dalam
mengimbangi anggaran iklan ramping perusahaan di Jepang, Masanori Tatsuiwa, manajer umum
manajemen umum Burger King Jepang, kepada AdWeek. "Saat ini kami tidak memiliki banyak
anggaran iklan di tangan kami, jadi kami melakukan hampir semuanya sendiri, kata Tatsuiwa
kepada AdWeek." Kami tidak menggunakan agen kreatif untuk produk ini.
Dan cara ini kita tidak membutuhkan banyak uang untuk memperluas kesadaran kita di
pasar. "Jika mereka terlihat tidak menarik bagi Anda, Anda minoritas. Juru bicara yang sama
mengatakan kepada The Wall Street Journal bahwa burger hitam tersebut telah berulang kali
terjual dengan baik di jendela uji coba waktu mereka yang menawarkan waktu terbatas. Dia
menjelaskan bahwa "burger hitam terjual dengan sangat baik karena dampak visualnya, namun
orang terus kembali untuk mereka karena selera mereka." Antara burger hitam dan Pizza Hut
Japan meluncurkan kampanye "Pizza Cat" bulan lalu, satu hal menjadi jelas: Jepang suka
membawa rantai makanan cepat saji ke tingkat yang baru dan aneh. Tapi, hei, jika video kucing
dan burger berwarna Halloween adalah apa yang membuat orang ingin membeli makanan Anda,
Jika Anda sangat ingin mencoba salah satu burger hitam, Anda harus memesan tiket pesawat
Anda sekarang - dua burger hitam baru hanya akan tersedia sampai awal November.
Kuro burger memang menjadi makanan cepat saji Jepang yang sangat terkenal dan paling
dicari-cari oleh penikmatnya.Makanan serba hitam ini umumnya sangat terkenal di daerah
Shinjuku, Tokyo. Burger yang satu ini aman dimakan, dibuat oleh Burger King Jepang.
Perusahaan burger yang sudah mendunia itu mendedikasikan beberapa menu unik yang baru ada
di Jepang. Beragam jenis inovasi kuro burger di ciptakan oleh Burger King yang ada di Jepang.
Berikut akan dijelaskan beragam jenis-jenis kuro burger yang telah diperkenalkan dan menjadi
A. Kuro Pearl
Burger ini berisi setangkup roti burger yang berisikan selembar burger hitam, keju hitam,
saus hitam dan daging burger. Burger ini memiliki bun berwarna hitam, adonan daging yang
dicampur dengan lada hitam dan lembaran keju berwarna hitam. Roti dan keju dibuat dengan
campuran arang bambu yang populer digunakan dalam masakan Jepang. Harga Kuro Pearl ini
juga sesuai dengan kualitasnya yaitu dibandrol dengan harga 480 yen.
B. Kuro Diamond
Burger ini berisikan burger yang terdiri dari daging, keju hitam, selada, dan tomat dan
dibumbuin oleh chaliapin sauce. Saus ini istimewa karena terbuat dari campuran bawang, lada
hitam, dan tinta cumi-cumi sehingga warna sausnya pun berwarna hitam pekat. Untuk kejunya
mereka menggunakan campuran tinta cumi-cumi sebagai bahan tambahan yang menjadikan keju
berubah menjadi hitam pekat. Perusahaan jepang meneliti bahwa bahan tersebut aman untuk
dikonsumsi sehingga tidak membahayakan kesehatan. Kuro Diamond dijual di gerai-gerai atau di
C. Ikasumi Baagaa
) memiliki keju kuning. Rasanya seperti burger Darth Vader yang Prancis punya
beberapa tahun yang lalu. "Ikasumi" berarti "tinta cumi-cumi", jadi nama burger ini
diterjemahkan menjadi "burger tinta cumi-cumi. "Menurut situs Gold Rush, burger tinta cumi-
D. Aka Burger
Aka Burger ("aka" berarti "merah" dalam bahasa Jepang) hadir dalam dua varietas:
Samurai Beef and Samurai Chicken. Burger ini menyajikan roti merah terang, keju merah, tomat
menggunakan bubuk tomat. Dan sesuai dengan warnanya, burger ini pedas dioleskan pada apa
yang Burger King sebut "Saus ANGRY", dibuat dari cabai dan pasta cabai. Aka Burger akan
tersedia mulai 3 Juli. Ayam Samurai dijual dengan harga 540 yen (sekitar $ 4,40), dan daging
E. Kuro Shogun
Burger hitam bernama Kuro Shogun terdiri dari roti dan keju hitam yang terbuat dari
arang bambu, daging sapi yang khas, potongan terong panggang, dan saus yang bernama Black
Hashed Sauce yang terbuat dari campuran anggur merah, tinta cumi-cumi, bawang, tomat, dan
bawang putih cincang. Burger hitam ini dibanderol dengan harga 690 yen..
F. Kuro Taisho
Dilansir Rocketnews, versi lain dari burger hitam ini adalah Kuro Taisho yang juga terdiri
dari roti dan keju hitam, daging sapi, dan Black Hashed Sauce. Namun bedanya, burger satu ini
memiliki tambahan hash brown di dalamnya yang membuat burger ini terasa lebih padat dan
mengenyangkan.
F. Burger Biru
Dilansir Rocketnews, versi lain dari burger hitam ini adalah Kuro Taisho yang juga terdiri
dari roti dan keju hitam, daging sapi, dan Black Hashed Sauce. Namun bedanya, burger satu ini
memiliki tambahan hash brown di dalamnya yang membuat burger ini terasa lebih padat dan
mengenyangkan.