Anda di halaman 1dari 26

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI KURO BURGER

2.1. Masakan (makanan) Jepang

Masakan Jepang ( nihon ryri, nippon ryri?) adalah makanan yang dimasak

dengan cara memasak yang berkembang secara unik di Jepang dan menggunakan bahan

makanan yang diambil dari wilayah Jepang dan sekitarnya. Dalam bahasa Jepang, makanan

Jepang disebut nihonshoku atau washoku. Masakan dan makanan Jepang tidak selalu harus

berupa "makanan yang sudah dimakan orang Jepang secara turun temurun.". Makanan orang

Jepang berbeda-beda menurut zaman, tingkat sosial, dan daerah tempat tinggal. Cara memasak

masakan Jepang banyak meminjam cara memasak dari negara-negara Asia Timur dan negara-

negara Barat. Di zaman sekarang, definisi makanan Jepang adalah semua makanan yang

dimakan orang Jepang dan makanan tersebut bukan merupakan masakan asal negara lain.

Dalam arti sempit, masakan Jepang mengacu pada berbagai berbagai jenis makanan yang

khas Jepang. Makanan yang sudah sejak lama dan secara turun temurun dimakan orang Jepang,

tetapi tidak khas Jepang tidak bisa disebut makanan Jepang. Makanan seperti gyudon atau

nikujaga merupakan contoh makanan Jepang karena menggunakan bumbu khas Jepang seperti

shyu, dashi dan mirin. Makanan yang dijual rumah makan Jepang seperti penjual soba dan

warung makan kapp juga disebut makanan Jepang. Makanan yang mengandung daging sapi

sering dianggap bukan masakan Jepang karena kebiasaan makan daging baru dimulai sejak

Restorasi Meiji sekitar 130 tahun lalu. Menurut orang di luar Jepang, berbagai masakan dari

daging sapi seperti sukiyaki dan gyudon juga termasuk makanan Jepang. Dalam arti luas, bila

masakan yang dibuat dari bahan makanan yang baru dikenal orang Jepang ikut digolongkan

sebagai makanan Jepang, maka definisi masakan Jepang adalah makanan yang dimasak dengan

bumbu khas Jepang.


2.1.1. Ciri khas Makanan Jepang

2.1.1.1. Bahan makanan

Pada umumnya, bahan-bahan masakan Jepang berupa: beras, hasil pertanian (sayuran dan

kacang-kacangan), dan makanan laut. Bumbu berupa dashi yang dibuat dari konbu, ikan dan

shiitake, ditambah miso dan shyu. Berbeda dengan masakan negara-negara lain, makanan

Jepang sama sekali tidak menggunakan bumbu berupa rempah-rempah dari biji-bijian (merica)

atau penyedap yanng mengandung biji (seperti cabai) yang harus ditumbuk atau dihaluskan.

Masakan Jepang juga tidak menggunakan bumbu yang berbau tajam seperti bawang putih.

Kacang kedelai merupakan bahan utama makanan olahan. Penyedap biasanya berupa sayur-

sayuran beraroma harum yang dipotong-potong halus atau diparut. Masakan Jepang umumnya

rendah lemak, tetapi mengandung kadar garam yang tinggi.

2.1.1.2. Bumbu

Masakan Jepang mengenal 5 bumbu utama yang harus dimasukkan secara berturutan

sesuai urutan sa-shi-su-se-so. Berikut masakan jepang yang merupakan singkatan dibawah ini :

gula pasir (sat)

garam (shio)

cuka (su)

shyu (seuyu: ejaan zaman dulu untuk shyu)

miso (miso).

Sesuai dengan peraturan sa-shi-su-se-so, gula pasir adalah bumbu yang dimasukkan pertama

kali, diikuti garam, cuka, kecap asin, dan miso.


2.1.1.3. Cara penyajian

Makanan utama di Jepang terdiri dari nasi (kadang-kadang dicampur palawija), sup dan

lauk. Lain halnya dari masakan Cina atau masakan Eropa, masakan Jepang tidak mengenal

tahapan (course) dalam penyajian. Dalam budaya makan Eropa atau Cina, makanan disajikan

secara bertahap, mulai dari hidangan pembuka, sup, hidangan utama, dan diakhiri dengan

hidangan penutup. Masakan Jepang dihidangkan semuanya secara sekaligus. Dalam hal

penyajian hidangan, dalam masakan Jepang tidak dikenal perbedaan antara tata cara penyajian di

rumah dengan tata cara penyajian di restoran. Jamuan makan dan kaiseki merupakan

pengecualian karena makanan disajikan secara bertahap.

Dalam hal menikmati makanan, masakan Jepang bisa dengan mudah dibedakan dari

masakan Eropa atau masakan Cina. Rasa dicampur sewaktu makanan Jepang berada di dalam

mulut. Asinan sayur-sayuran mungkin terasa terlalu asin kalau dimakan begitu saja, namun

asinan terasa lebih enak ketika dimakan dengan nasi putih. Dalam masakan Jepang, bahan

makanan tidak diolah secara berlebihan. Makanan harus mempunyai rasa asli bahan makanan

tersebut. Cara memasak atau penyiapan makanan hanya bertujuan menampilkan rasa asli dari

bahan makanan. Makanan juga sama sekali tidak dimasak dengan bumbu yang berbau tajam.

Masakan Jepang tidak mengenal teknik memasak yang bisa merusak penampilan bahan dan

kesegaran bahan makanan.

2.1.2. Sejarah Makanan Jepang

Nihon Shoki merupakan literatur klasik yang memuat sejarah tertulis paling tua tentang

masakan Jepang. Nihon Shoki mengisahkan tentang Iwakamutsukari-no-mikoto yang merupakan


nenek moyang klan Takahashi. Iwakamutsukari-no-mikoto menghidangkan Namasu dari ikan

cakalang dan kerang Hamaguri yang dipotong-potong dan diacar dengan cuka. Hidangan ini

dibuat untuk Kaisar Keiko yang sedang mengunjungi provinsi Awa karena bersedih atas

kematian Yamato Takeru. Iwakamutsukari-no-mikoto bertugas sebagai juru masak istana dan

kemudian dijadikan dewa masakan. Orang Jepang mulai makan nasi sejak zaman Jomon.

Lauknya berupa bahan makanan yang direbus (nimono), dipanggang, atau dikukus. Cara

mengolah makanan dengan menggoreng mulai dikenal sejak zaman Asuka, dan berasal dari

Semenanjung Korea dan Cina. Teh dan masakan biksu diperkenalkan di Jepang bersamaan

dengan masuknya agama Buddha, namun hanya berkembang di kalangan kuil. Makanan biksu

adalah masakan vegetarian yang disebut shjin ryri. Hewan peliharaan dan binatang buas

seperti monyet dilarang untuk dijadikan bahan makanan. Di dalam literatur klasik Engishiki juga

diceritakan tentang ikan hasil fermentasi yang disebut narezushi yang dipakai sebagai

persembahan di Jepang bagian barat.

2.1.3. Jenis-jenis Makanan Jepang

2.1.3.1. Berdasarkan perkembangan zaman

1. Masakan Zaman Nara

Pengaruh kuat kebudayaan Cina pada zaman Nara ikut memengaruhi masakan Jepang

pada zaman Nara. Makanan dimasak sebagai hidangan upacara dan ketika ada perayaan yang

berkaitan dengan musim. Sepanjang tahunnya selalu ada perayaan dan pesta makan. Teknik

memasak dari Cina mulai dipakai untuk mengolah bahan makanan lokal. Penyesuaian cara
memasak dari Cina dengan keadaan alam di Jepang akhirnya melahirkan masakan yang khas

Jepang.

2. Masakan Zaman Heian

Pada zaman Heian, masakan Jepang terus berkembang dengan pengaruh dari daratan

Cina. Orang Jepang waktu itu mulai mengenal makanan seperti karaage dan kue-kue asal Dinasti

Tang (tgashi), dan natto. Aliran memasak dan etiket makan berkembang di kalangan

bangsawan. Atas perintah kaisar Kk, Fujiwara no Yamakage menyunting buku memasak

aliran Shij yang berjudul Shijry Hchshiki. Sampai saat ini, rumah makan tradisional Jepang

masih sering memiliki altar pemujaan untuk Fujiwara no Yamakage dan Iwakamutsukari-no-

mikoto.

3. Masakan Zaman Kamakura

Makanan olahan dari tahu yang disebut ganmodoki mulai dikenal bersamaan dengan

makin populernya tradisi minum teh dan ajaran Zen. Pada zaman Kamakura, makanan dalam

porsi kecil untuk biksu yang menjalani latihan disebut kaiseki. Pendeta Buddha bernama Eisai

memperkenalkan teh yang dibawanya dari Cina untuk dinikmati dengan hidangan kaiseki.

Masakan ini nantinya berkembang menjadi makanan resepsi yang juga disebut kaiseki, tetapi

ditulis dengan aksara kanji yang berbeda.

4. Masakan Zaman Muromachi

Memasuki zaman Muromachi, kalangan samurai ikut dalam urusan masak-memasak di

istana kaisar. Tata krama sewaktu makan juga semakin berkembang. Aliran etiket Ogasawara
yang masih dikenal sekarang bermula dari etiket kalangan samurai dan bangsawan zaman

Muromachi.

Chnagon bernama Yamakage no Masatomo mendirikan aliran memasak Shijry.

Aliran ini menerbitkan buku memasak berjudul Shijry Hchsho (Buku Memasak Aliran

Shij). Sementara itu, klan Ashikaga mendirikan aliran memasak kusary. Orang mulai

menjadi cerewet soal cara memasak dan menghidangkan makanan. Makanan gaya honzen

(honzen no seishiki) dan gaya kaiseki merupakan dua aliran utama masakan Jepang zaman

Muromachi. Dalam gaya honzen, makanan dihidangkan secara individu di atas meja pendek

yang disebut ozen. Porsi yang dihidangkan cukup untuk dimakan satu orang. Dalam gaya

kaiseki, makanan dihidangkan dalam porsi kecil seperti makanan yang dihidangkan dalam

upacara minum teh.

Namban adalah istilah orang Jepang zaman dulu untuk "luar negeri", khususnya Portugal

dan Asia Tenggara. Dari kata namban dikenal istilah nambansen (kapal dari luar negeri).

Kedatangan kapal-kapal dari luar negeri dari zaman Muromachi hingga zaman Sengoku

membawa serta berbagai jenis masakan yang disebut namban ryri (masakan luar negeri) dan

nambangashi (kue luar negeri). Kue kastela yang menggunakan resep dari Portugal adalah salah

satu contoh dari nambangashi.

5. Masakan Zaman Edo

Kebudayaan orang kota berkembang pesat pada zaman Edo. Makanan penduduk kota

seperti tempura dan teh gandum (mugicha) banyak dijual di kios-kios pasar kaget. Pada masa itu,

di Edo mulai banyak dijumpai rumah makan khusus soba dan nigirizushi. rusuichaya adalah
sebutan untuk rumah makan tradisional (rytei) yang digunakan samurai sewaktu menjamu tamu

dengan pesta makan. Makanan dinikmati secara santai sambil meminum sake, dan tidak

mengikuti tata cara makan formal seperti masakan kaiseki atau masakan Honzen. Masakan

rusuichaya disebut masakan kaiseki ( kaiseki ryri?, masakan jamuan makan), dan

ditulis dengan aksara kanji yang berbeda dari "kaiseki" untuk upacara minum teh.

Teknik pembuatan kue-kue tradisional Jepang (wagashi) berkembang pesat berkat

tersedianya gula yang sudah menjadi barang yang lumrah. Alat makan dari keramik dan porselen

mulai banyak digunakan dan diberi hiasan berupa gambar-gambar artistik yang dikerjakan secara

serius. Daging ternak mulai dikonsumsi orang Jepang dan daging sapi dimakan sebagai obat.

Sejak pertengahan zaman Edo mulai dikenalnya teknik seni ukir sayur, dan makanan mulai

dihias dengan hiasan dari lobak (wachigai daikon). Pada waktu itu juga mulai dikenal telur rebus

aneh dengan kuning telur berada di luar dan putih telur di dalam (kimigaeshi tamago).

6. Masakan Zaman Kanto

Masakan Jepang zaman modern adalah hasil penyempurnaan masakan zaman Edo.

Daimyo dari seluruh penjuru Jepang mengenal kewajiban sankin ktai. Mereka wajib datang ke

Edo untuk menjalankan tugas pemerintahan bersama shogun. Kedatangan daimyo dari seluruh

pelosok negeri membawa serta cara memasak dan bahan makanan khas dari daerah masing-

masing. Bahan makanan yang dibawa rombongan daimyo dari seluruh pelosok Jepang

menambah keanekaragaman masakan Jepang di Edo. Semuanya ditambah dengan makanan laut

segar dan enak dari Teluk Edo yang disebut Edomae. Hasil laut dari Samudera Pasifik seperti

ikan tongkol sudah dijadikan menu tetap sewaktu membuat sashimi.


Ikan dari familia Sparidae yang dikenal di Jepang sebagai ikan tai merupakan lambang

kemakmuran di Jepang. Ikan tai yang dipanggang utuh tanpa dipotong-potong merupakan

hidangan istimewa pada kesempatan khusus. Makanan yang dihidangkan pada pesta makan

terdiri dari dua jenis: makanan untuk dimakan di tempat pesta, dan makanan yang berfungsi

sebagai hiasan. Panggang ikan tai termasuk dalam makanan hiasan yang boleh saja dimakan di

tempat pesta. Namun, ikan panggang di pesta sebenarnya lebih merupakan hiasan karena

dimaksudkan untuk dibawa pulang oleh para tamu sebagai oleh-oleh. Tradisi membawa pulang

makanan pesta sebagai oleh-oleh untuk keluarga di rumah berasal dari zaman Edo dan terus

berlanjut hingga sekarang. Selain ikan panggang, tamu biasanya dipersilakan membawa pulang

kinton (biji berangan dan ubi jalar yang dihaluskan) dan kamaboko.

Masakan yang lahir dari berbagai keanekaragaman di daerah Kanto disebut masakan Edo

atau masakan Kanto. Sebutan masakan Kanto digunakan untuk membedakannya dari masakan

Kansai yang sudah dikenal orang lebih dulu. Ciri khas masakan Kanto adalah penggunaan kecap

asin (shyu) sebagai penentu rasa, termasuk untuk makanan berkuah (shirumono) dan nimono.

Tradisi membawa pulang makanan pesta merupakan alasan penggunaan kecap asin dalam

jumlah banyak dalam masakan Kanto, maksudnya agar rasa tetap enak walaupun sudah dingin.

Berbeda dengan masakan Kanto, masakan Kansai justru tidak terlalu asin walaupun

mengandalkan garam dapur sebagai penentu rasa.

7. Masakan Kansai

Masakan Kansai adalah sebutan untuk masakan Osaka dan masakan Kyoto. Berbeda dari

budaya Edo yang gemerlap, masakan Kyoto mencerminkan budaya Kyoto yang elegan. Masakan

Kyoto dipengaruhi masakan kuil Buddha. Ciri khasnya adalah penggunaan banyak sayur-
sayuran, tahu, kembang tahu, namun sedikit makanan laut karena letak geografis Kyoto yang

jauh dari laut. Masakan Kyoto melahirkan cara memasak dengan bumbu seminimal mungkin

agar rasa asli tahu atau kembang tahu (yang memang sudah "tipis") tidak hilang. Kepandaian

mengolah ikan kering seperti bodara (ikan cod kering) dan migakinishin (ikan hering kering)

menjadi hidangan yang enak merupakan keistimewaan masakan Kyoto.

Osaka adalah kota tepi laut dengan hasil laut yang melimpah. Oleh karena itu, masakan

Osaka mengenal berbagai cara pengolahan hasil laut. Makanan laut diolah agar enak untuk

langsung dimakan di tempat dan tidak untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh. Masakan Osaka

tidak mementingkan rasa makanan kalau sudah dingin karena pada prinsipnya "makanan yang

habis dimakan". Prinsip masakan Osaka bertolak belakang dengan prinsip masakan Kanto yang

memikirkan rasa makanan kalau sudah dingin.

2.1.3.2. Berdasarkan yang dikenal hingga saat ini

Makanan dengan segala jenis dan dari setiap negara, merupakan salah satu kenikmatan

hidup yang luar biasa di Jepang. Jepang tidak hanya telah mengembangkan hidangan luar biasa

dunia yang menggelitik lidah, yang bervariasi dari kenikmatan berkelas sashimi hingga mie-

nya yang sederhana, beberapa chef kelas dunia yang terbaik pun datang ke Jepang untuk

memasak bagi para pecinta kuliner yang pemilih. Terutama Tokyo, sesuai dengan statusnya

sebagai salah satu pusat keuangan dan bisnis global, merupakan tuan rumah bagi begitu banyak

cita rasa dan tekstur makanan.

Untuk memulai menggali ragam kuliner Jepang yang luas, berjalan-jalanlah di sekitar

stasiun kereta api manapun. Tempat makan dan minum yang berkonsentrasi di sini tentunya
mewakili masakan domestik kebanyakan, dengan harga yang umumnya cukup terjangkau. Untuk

pengunjung yang tidak dapat berbahasa Jepang, beberapa restoran memajang replika plastik dan

lilin hidangan mereka di jendela depan, atau menyediakan menu dengan foto berwarna.

Tempat bagus lainnya untuk menemukan makanan dengan harga terjangkau adalah di

department store besar yang sering menyediakan seluruh lantai atas atau basement-nya untuk

berbagai restoran. Beberapa restoran dengan harga murah meminta pengunjung untuk membeli

kupon untuk setiap hidangannya, baik itu di counter kasir atau mesin penjualan. Sedangkan

pemberian tip tidak dilakukan di Jepang.

Hidangan Jepang yang pernah dikenal di negara- negara barat entah dalam bentuk

sukiyaki atau yang lebih eksotis sushi, beberapa tahun belakangan ini telah semakin dikenal

dan disukai di seluruh dunia. Banyak pengunjung Jepang sudah pernah mencicipi kenikmatan

ikan mentah dan udang goreng tepungnya. Tetapi beberapa pengunjung yang pertama kali datang

ke Jepang telah menantikan keragaman dan kemewahan makanannya yang dipersiapkan secara

tradisional. Berikut adalah jenis-jenis Makanan Jepang berdasarkan yang dikenal sampai saat ini

1. Sukiyaki

Sukiyaki (, ?) adalah irisan tipis daging sapi, sayur-sayuran, dan tahu di

dalam panci besi yang dimasak di atas meja makan dengan cara direbus. Sukiyaki dimakan

dengan mencelup irisan daging ke dalam kocokan telur ayam. Sayur-sayuran untuk Sukiyaki

misalnya bawang bombay, daun bawang, sawi putih, shungiku (nama daun dari pohon keluarga
seruni), jamur shiitake, dan jamur enoki. Sebagai pelengkap ditambahkan ito konnyaku atau

shirataki yang berbentuk seperti soun berwarna bening atau sedikit abu-abu.

Sukiyaki memiliki dua versi, Sukiyaki versi daerah Kansai dan Sukiyaki versi daerah Kanto

yang berbeda cara penyajian, jenis bumbu dan rasa. Menurut Sukiyaki versi Kansai, Sukiyaki

hanya dimasak dengan bumbu kecap asin dan gula pasir, sedangkan Sukiyaki versi Kanto

dimasak menggunakan saus Warishita yang merupakan campuran dashi, kecap asin, gula pasir,

dan mirin yang dimasak terlebih dulu.

Menurut cara Kansai, potongan lemak sapi dicairkan di dalam panci sebelum memasukkan

irisan daging sapi. Bumbu berupa gula pasir dan kecap asin dituangkan sekaligus dalam jumlah

banyak di atas daging yang sudah matang lalu diaduk-aduk dengan sayur-sayuran hingga

matang. Menurut cara Kanto, bumbu warishita dididihkan dulu di dalam panci sebelum semua

bahan dimasukkan.

Ada pendapat yang diragukan kebenarannya mengatakan Sukiyaki pada mulanya adalah

daging sapi yang dipanggang (bahasa Jepang: yaki) di atas cangkul besi tebal yang disebut suki.

Sebelum restorasi Meiji, orang Jepang tidak pernah memakan daging sapi mematuhi larangan

agama Buddha yang melarang konsumsi hewan berkaki empat dan hewan yang digunakan untuk

pertanian. Di zaman Meiji toko daging yang pertama dibuka di Jepang (tahun 1867), yang diikuti

dengan dibukanya restoran Gyunabe. Sebelum Perang Dunia ke-2, di daerah Kanto masakan ini

lebih dikenal dengan nama Gyunabe (?, sapi, panci).

2. Tempura
Tempura (?) atau tenpura adalah makanan Jepang berupa

makanan laut, sayur-sayuran, atau tanaman liar yang dicelup ke dalam adonan berupa tepung

terigu dan kuning telur yang diencerkan dengan air bersuhu dingin lalu digoreng dengan minyak

goreng yang banyak hingga berwarna kuning muda. Tempura juga berarti cara menggoreng yang

berbeda dengan furai (istilah bahasa Jepang untuk deep fry). Bahan makanan yang digoreng

secara tempura dicelup ke dalam adonan tempura, sedangkan bahan makanan yang digoreng

secara deep fry dibungkus secara berurutan dengan tepung terigu, kocokan telur, dan tepung

panir.

Minyak goreng yang digunakan untuk menggoreng tempura sebaiknya minyak goreng

yang bersih dan belum digunakan untuk menggoreng bahan makanan lain. Di restoran kelas atas

yang menyediakan menu tempura, campuran minyak wijen yang harganya mahal dan minyak

biji kapas sering dipakai untuk menggoreng tempura. Minyak bunga kamelia yang digunakan

pegulat sumo sebagai minyak rambut juga digunakan di beberapa restoran mahal untuk

menggoreng tempura. Minyak goreng yang dipakai untuk menggoreng tempura sering disebut

minyak tempura ( tempura abura?) yang merupakan sebutan untuk berbagai jenis

minyak goreng seperti minyak kanola, minyak selada, atau minyak bunga matahari.

Dalam bahasa Jepang, adonan tempura disebut koromo (?, baju) karena seperti "baju"

yang membungkus bahan makanan. Adonan tempura dibuat dari campuran tepung terigu

berprotein rendah yang sudah didinginkan lebih dulu, telur ayam yang dikocok lepas, dan air

dingin (air es). Semua bahan diaduk secara asal saja dengan sumpit sehingga masih tersisa

gumpalan-gumpalan tepung. Tepung terigu yang diaduk-aduk sampai bercampur rata justru
membuat adonan keras dan hasil gorengan tidak bagus. Tempura yang dibuat di rumah biasanya

menggunakan tepung tempura yang sudah merupakan campuran tepung terigu dan bubuk telur.

Tepung tempura mengandung bahan-bahan kimia seperti soda kue dan bahan pengembang

(baking powder) agar hasil gorengan menjadi garing dan tidak keras.

Semua jenis bahan makanan bisa dijadikan tempura. Pada umumnya suhu minyak

sewaktu menggoreng adalah sekitar 160 sampai 170 dengan waktu menggoreng yang

singkat. Suhu yang agak rendah digunakan sewaktu menggoreng sayur-sayuran dan makanan

laut seperti kerang yang mudah menjadi keras terkena suhu tinggi. Suhu tinggi digunakan untuk

menggoreng udang, cumi-cumi, dan ikan sampai adonan tempura berubah warna. Irisan daging

ayam, berbagai jenis daun dari tanaman liar yang dapat dimakan, dan dan bahan makanan

produksi pabrik seperti chikuwa juga sering dijadikan tempura. Irisan tipis daging babi yang

digoreng secara tempura disebut tonpura.

3. Sushi

Sushi (, , atau biasanya , ?) adalah makanan Jepang yang terdiri dari nasi

yang dibentuk bersama lauk (neta) berupa makanan laut, daging, sayuran mentah atau sudah

dimasak Nasi sushi mempunyai rasa masam yang lembut karena dibumbui campuran cuka

beras, garam, dan gula. Asal usul kata sushi adalah kata sifat untuk rasa masam yang ditulis

dengan huruf kanji sushi (?).

Pada awalnya, sushi yang ditulis dengan huruf kanji merupakan istilah untuk salah satu

jenis pengawetan ikan disebut gyosh (?) yang membaluri ikan dengan garam dapur, bubuk
ragi ( koji?) atau ampas sake ( kasu?). Penulisan sushi menggunakan huruf kanji yang

dimulai pada zaman Edo periode pertengahan merupakan cara penulisan ateji (menulis dengan

huruf kanji lain yang berbunyi yang sama). Sushi pada umumnya digolongkan berdasarkan

bentuk nasi, antara lain nigirizushi, oshizushi, chirashizushi, inarizushi, dan narezushi.

A. Nigirizushi

Makanan laut segar (pada umumnya mentah) diletakkan di atas nasi yang dibentuk dengan

menaruh nasi di telapak tangan yang satu dan membentuknya dengan jari-jari tangan yang lain.

Nori sering dipakai untuk mengikat neta agar tidak terlepas dari nasi. Lauk yang diletakkan di

atas sushi juga bisa dalam keadaan matang seperti tamagoyaki atau belut unagi dan belut anago

yang sudah dipanggang.

B. Oshizushi

Nasi disusun bersama neta yang dipres untuk sementara waktu dengan maksud

memadatkan nasi agar sushi yang dihasilkan berbentuk persegi panjang yang lalu dipotong-

potong agar mudah dinikmati. Oshizushi ada juga yang dibungkus daun bambu lalu dipres untuk

sementara waktu, antara beberapa jam sampai satu malam. Nama-nama oshizushi yang populer

antara lain:

Sabazushi berisi ikan kembung yang mempunyai beberapa nama lain seperti battera di

Prefektur Osaka atau bozushi di Kyoto

Masuzushi di Prefektur Toyama

Oshizushi ikan Funa dari Prefektur Mie


Sanmazushi dan Gozaemonzushi dari Prefektur Tottori

Iwakunizushi dari Prefektur Yamaguchi

C. Chirashizushi

Nasi sushi dimakan bersama neta berupa makanan laut dan sayur-sayuran yang dipotong

kecil-kecil. Nasi sushi tidak dibentuk melainkan diisikan ke dalam wadah dari kayu, piring atau

mangkuk. Chirashizushi merupakan salah satu masakan rumah yang populer di Jepang untuk

memperingati hari-hari istimewa seperti ulang tahun anak-anak dan perayaan Hina Matsuri. Di

daerah-daerah lain di Jepang, chirashizuhi mempunyai banyak nama lain seperti suzushi di

Prefektur Kagoshima, matsurizushi di Prefektur Okayama, tekonezushi (di Prefektur Mie),

bahkan ada daerah-daerah tertentu yang menghias chirashizushi dengan buah-buahan seperti

potongan apel, jeruk, dan ceri.

D. Inarizushi

Nasi sushi dibungkus aburage yang sebelumnya sudah dimasak bersama kecap asin dan

gula. Inarizushi tidak berisi ikan atau lauk lain karena aburage sudah merupakan sumber protein.

Inarizushi berasal dari kuil Toyokawa Inari di kota Toyokawa, Prefektur Aichi.

E. Narezushi

Sushi zaman kuno adalah ikan yang dilumuri garam dan nasi, lalu dibiarkan hingga

terfermentasi. Funazushi dari Prefektur Shiga dan hatahatazushi dari Prefektur Akita adalah dua

contoh sushi asal zaman kuno. Ada pula narezushi yang ditambah ragi untuk membantu proses

fermentasi, contohnya kaburazushi dari Prefektur Ishikawa dan Izushi dari Hokkaido.
Kaburazushi adalah jenis sushi yang tidak dibentuk bersama nasi. Sushi dibuat dengan

menjepit irisan ikan mentah di antara dua lembar irisan lobak kabura. Setelah itu, sushi disusun

di dalam tong kayu berisi campuran nasi tanak bercampur ragi. Lama fermentasi selama

beberapa hari. Kaburazushi dimakan dengan tidak mencuci nasi hasil fermentasi yang

menempel.

4. Sashimi

Makanan yang satu ini juga sangat terkenal didunia. Sashimi dibuat dari daging-daging

binatang laut, terutama ikan dan jenis udang. Penyajiannya sendiri, setelah daging-daging ikan

dan udang tersebut dibersihkan, lalu dicampur dengan kecap asin, washabi, serta jahe yang

;angsung disantap tanpa dimasak terlebih dahulu. Saat ini sashimi dikenal dalam 3 jenis varian

yakni : tataki, izekuri, tsugatazukuri.

5. Dorayaki

Dorayaki adalah kue yang berasal dari Jepang. Dorayaki termasuk ke dalam golongan

kue tradisional Jepang (wagashi) yang bentuknya bundar sedikit tembam, terdiri dari dua lembar

kue yang direkatkan dengan selai kacang merah. Dorayaki memiliki tekstur yang lembut dan

mirip dengan kue Jepang yang disebut Kastela karena adonan yang mengandung madu. Di

Indonesia, makanan penganan ini mulai diperkenalkan di Indonesia bersamaan dengan anime

Doraemon. Tokoh Doraemon mempunyai kegemaran makan kue dorayaki.

Dorayaki yang dijual di toko kue di Indonesia rasanya sudah disesuaikan dengan selera

lokal seperti dorayaki berisi campuran coklat dan keju. Dorayaki juga dikenal di Indonesia

dengan sebutan Obanyaki. Di Jepang, Obanyaki lebih dikenal dengan nama Imagawayaki.
Walaupun Obanyaki mempunyai bentuk yang hampir sama dengan Dorayaki, kue Obanyaki

lebih tebal dibandingkan dengan Dorayaki.

6. Onigiri

Onigiri adalah nama Jepang untuk makanan berupa nasi yang dipadatkan sewaktu masih

hangat sehingga berbentuk segi tiga, bulat, atau seperti karung beras. Dikenal juga dengan nama

lain Omusubi, istilah yang kabarnya dulu digunakan kalangan wanita di istana kaisar untuk

menyebut Onigiri. Onigiri dimakan dengan tangan, tidak memakai sumpit.

7. Dango

Dango adalah kue Jepang berbentuk bulat seperti bola kecil, dan dimatangkan dengan

cara dikukus atau direbus di dalam air. Adonan dango dibuat dari tepung beras yang diulen

dengan air atau air panas. Kushidango adalah sebutan untuk sejumlah 3, 4, atau 5 butir dango

yang ditusuk menjadi satu dengan tusukan (kushi) dari bambu. Jumlah butiran dango dalam satu

tusuk bergantung pada daerahnya di Jepang. Dango yang rasanya manis dibuat dengan

menambahkan gula ke dalam adonan, sedangkan dango yang tidak manis dicelupkan ke dalam

saus. Dango juga bisa dimakan dengan taburan bubuk kacang kedelai (kinako), dimasukkan ke

dalam mitsumame (agar-agar yang dimakan bersama aneka buah kaleng) atau selai kacang

merah yang diencerkan dengan air. Selain dari tepung beras, dango juga bisa dibuat dari tepung

terigu atau tepung millet.

8. Nabe
Nabe adalah jenis masakan Jepang yang dimasak dan dihidangkan di dalam panci besar.

Dalam bahasa Jepang, nabe berarti panci. Panci diletakkan di atas kompor kecil atau plat

pemanas yang ada di atas meja. Sambil dimasak menggunakan panci atau wadah dari keramik

bernama donabe, dan makanan dihidangkan di atas meja makan langsung bersama pancinya.

Masakan nabe termasuk jenis masakan steamboat yang dihidangkan untuk beberapa orang

sekaligus yang duduk mengelilingi panci berisi hidangan utama. Makanan diambil sendiri dari

panci oleh orang yang ingin memakannya, dan dipindahkan ke mangkuk milik sendiri sebelum

dimakan. Selain disebut Naberyri, makanan jenis ini juga disebut Nabemono. Makanan ini

populer sebagai makanan musim dingin di Jepang.

Sebelum zaman Edo, orang Jepang memiliki budaya makan satu orang satu nampan. Pada

waktu itu, masakan nabe dihidangkan untuk satu atau dua orang. Pada zaman Meiji, masakan

nabe menjadi begitu populer, terutama masakan nabe daging sapi yang disebut gynabe.

9. Ramen

Mie ramen adalah masakan mi kuah Jepang yang berasal dari Cina. Orang Jepang juga

menyebut ramen sebagai chuka soba (soba dari Cina?) atau shina soba karena soba atau o-soba

dalam bahasa Jepang sering juga berarti mi. Ramen adalah makanan banyak rakyat di Jepang.

Kuah ramen mempunyai banyak sekali variasi rasa yang ditentukan oleh jenis kaldu yang

digunakan, bumbu dan lauk yang ditambahkan di atas mi. Bahan-bahan produksi lokal dari

berbagai daerah sering digunakan untuk menghasilkan rasa lokal yang khas dan disukai

penduduk setempat.

Kaldu untuk kuah bisa diambil dari campuran berbagai bahan seperti tulang babi, tulang

sapi, tulang ayam, katsuobushi, sababushi, niboshi, konbu, kacang kedelai gongseng, shiitake,
bawang bombay atau daun bawang. Ramen bisa digolongkan berdasarkan jenis-jenis kuah

misalnya kuah rasa kecap asin, kuah rasa tonkotsu (tulang babi), rasa shio (garam), dan rasa

miso.

10. Takoyaki

Takoyaki biasanya dijual sebagai jajanan di pinggir jalan untuk dinikmati sebagai

cemilan. Takoyaki biasa dijual dalam bentuk set dengan 1 set berisi 5, 6, 8 hingga 10 buah

takoyaki yang disajikan di atas lembaran plastik berbentuk perahu atau dimasukkan ke dalam

kemasan plastik transparan untuk dibawa pulang. Sewaktu ada matsuri sering dijumpai kios

penjual takoyaki sebesar bola tenis (jambotako) yang menjual takoyaki secara satuan. Takoyaki

dimakan dengan menggunakan tusuk gigi, tapi di Tokyo dimakan dengan menggunakan sumpit

sekali pakai. Penjual takoyaki selalu memberikan 2 batang tusuk gigi untuk satu orang, karena

takoyaki yang ditusuk dengan sebatang tusuk gigi bisa berputar-putar sewaktu diangkat dan jatuh

sebelum masuk ke mulut.

Takoyaki dengan isi yang disukai penduduk setempat (kadang-kadang tanpa gurita) berusaha

diperkenalkan di negara-negara yang penduduknya merasa ngeri memakan gurita.

2.1.3.3. Berdasarkan Pengaruh Barat

Di awal zaman Meiji, masakan Eropa menjadi mulai dikenal orang Jepang yang

melakukan kontak sehari-hari dengan orang asing. Sementara itu, di kalangan rakyat tercipta

makanan gaya Barat (Yshoku) yang merupakan adaptasi masakan Eropa. Berbagai aliran masak

memasak mengalami kemunduran dan aliran Hchshiki merupakan satu-satunya aliran yang

terus bertahan. Larangan makan daging dihapus sesuai kebijakan pemerintah Meiji mengenai

Haibutsu kishaku dan Shinbutsu bunri sehingga tercipta masakan Sukiyaki. Sementara itu,

Honzen ryri yang merupakan aliran utama masakan Jepang mulai ditinggalkan orang. Masakan
tradisional berupa Kaisekiryri ( masakan jamuan makan?) beralih menjadi makanan

standar yang dihidangkan rumah makan tradisional (rytei) dan penginapan tradisional (rykan).

Masakan vegetarian Shjinryri berlanjut sebagai tradisi di kuil agama Buddha dan

makanan porsi kecil Kaisekiryri (?) bertahan hingga sekarang sebagai hidangan

upacara minum teh. Di bidang pertanian, tanaman sawi dan spinacia mulai ditanam secara besar-

besaran. Di kota-kota mulai banyak dijumpai rumah yang memiliki meja pendek yang disebut

Chabudai sebagai pengganti nampan berkaki yang disebut Ozen. Keberadaan Chabudai yang

bisa dipakai sebagai meja makan untuk empat orang mengubah acara makan yang dulunya

dilakukan sendiri-sendiri dengan Ozen pribadi menjadi acara berkumpul keluarga.

Juru masak pewaris tradisi masakan Edo menjadi berkurang karena menjadi korban

Gempa bumi besar Kanto dan tradisi masakan Honzen ryri mulai memudar. Etiket makan mulai

menjadi longgar dan orang Jepang semakin menyukai suasana santai sewaktu makan. Setelah

Perang Dunia II, kemudahan transportasi dan kemajuan bidang komunikasi menyebabkan

tipisnya perbedaan antardaerah dalam soal bahan makanan dan cara memasak untuk makanan

yang sama, walaupun masih tersisa perbedaan mendasar dalam soal bumbu dan selera.

2.2. Kuro Burger

2.2.1. Ciri khas Kuro Burger

Saat ini, Burger King di Jepang berwarna gelap. Namanya Kuro Burger, dibuat dari roti

hitam, saus hitam, dan keju hitam. Tampilan keju tampak seperti irisan keju olahan Amerika tapi

gelap. Menurut laporan, terbuat dari arang yang dibakar. Keju berlapis potongan daging sapi

yang mengandung lada hitam dan dilumuri saus hitam yang dibuat dari bawang merah, bawang
putih, dan tinta cumi-cumi. Semua bahan itu ditempatkan di antara dua roti yang juga terbuat

dari arang. Salah satu yang menjadi ciri khas kuro burger juga terletak pada rotinya yang terkenal

memiliki tekstur lembut dan halus sehingga aman untuk dikonsumsi siapa saja. Arang

bambu(bamboo charcoal) adalah resep yang membuat kuro burger ini menjadi sangat lembut

dan yang pasti kandungannya sangat baik bagi kesehatan tubuh.

Berbahan dasar arang bambu (bamboo charcoal), tentunya kuro burger memiliki ciri khas

tersendiri karena menggunakan ini untuk membuat rotinya menjadi hitam. Saat ini warna hitam

pada makanan belum tentu dikatakan busuk, pahit, dan tidak enak. Selain enak dicampurkan

kedalam bahan makanan juga berkhasiat untuk kesehatan. Seorang Profesor dari Taiwan telah

menemukan kandungan karbon yang aman dan aman untuk dikonsumsi manusia. Arang bambu

adalah jenis arang khusus yang memang diciptakan untuk kepentingan manusia. Dibuat dengan

cara khusus dan bahan yang khusus pula, maka arang bambu memiliki harga yang cukup mahal.

Berdasarkan penelitian, manfaat mengkonsumsi arang bambu ini adalah untuk menyerap zat-zat

yang membahayakan tubuh dan membuangnya dari dalam tubuh, Jika dilihat secara detail

memang seperti proses detoksifikasi.

2.2.2. Sejarah Kuro Burger

Jika Anda bosan dengan roti putih standar dan combo hamburger keju kuning, Anda

harus mempertimbangkan untuk pergi ke Jepang. Membangun kesuksesan burger Kuro - sebuah

burger hitam semua diperkenalkan untuk waktu yang terbatas tahun lalu - Burger King Jepang

akan mengungkap burger hitam baru yang melibatkan keju hitam pada tanggal 19 September.

Kuro berarti hitam dalam bahasa Jepang, dan dengan demikian nama burgernya memberi

indikasi yang sangat jelas tentang apa yang Anda dapatkan saat memesan burger baru ini. Jika
Anda pergi untuk burger Kuro Pearl, Anda harus berharap mendapatkan patty hamburger, keju

hitam, dan saus hitam, semua disajikan di roti hitam. Jika Anda memesan Kuro Diamond Burger,

Anda akan mendapatkan kombinasi yang sama, tapi dengan tomat, selada, dan bawang yang

ditambahkan Menariknya, perusahaan tersebut tidak menggunakan bahan yang sama untuk

membuat bagian burger yang berbeda hitam. Dimana roti dan keju mendapatkan warna eboni

dari ditambahkan arang bambu, saus yang lebih gelap berasal dari menambahkan tinta cumi ke

resep klasik. Menurut juru bicara Burger King Jepang, tidak semua tentang penampilan, entah -

rupanya arang bambu juga memberi aroma bagus. Minimal ada roti, lettuce, tomat dan beef,

maka Anda akan mendapatkan burger yang Anda inginkan. Namun di Jepang, burger sepertinya

menjadi makanan yang sering sekali menjadi bahan eksperimen. Terbukti dengan banyaknya

review tentang burger unik yang ada di sana.

Jepang sebelumnya memang sudah terkenal dengan keunikan burger berwarna hitam

yang sempat diluncurkan hitam tahun 2012 silam dan dijual secara limited edition, kini Burger

King kembali mengeluarkan varian burger hitam terbarunya, Kuro Burger dari Burger King.

Dilansir dari abcnews, ternyata tak hanya rotinya saja yang berwarna hitam, namun keju serta

sausnya pun juga berwarna hitam. Lengkap dengan merica, bawang merah, bawang putih, serta

lettuce, burger hitam ini sudah dapat dinikmati di seluruh gerai Burger King di Jepang.

Warnanya yang hitam merupakan perpaduan antara arang bambu dan adonan roti. Juga

menggunakan bumbu rahasia berupa kecap hitam yang dibuat dari tinta ubur-ubur dan bawang

putih. Baru saja diluncurkan pada tanggal 19 September 2014 lalu, burger hitam ini

mengeluarkan dua jenis burger yaitu, the Kuro Pearl yang dijual seharga 480 yen dan the Kuro

Diamond seharga 712 yen.


Tim pemasaran Burger King Japan, termasuk penelitian dan pengembangan, terdiri dari

lima orang, kata Tatsuiwa.

Dan rantai ini berjuang untuk bersaing dengan saingan yang jauh lebih besar di kawasan ini,

seperti McDonald's.

Burger King memiliki kurang dari 93 restoran di Jepang, sementara McDonald's memiliki sekitar

3.000, sebagai perbandingan.

Strategi Burger King untuk mendapat perhatian sepertinya bisa bekerja. Hampir setiap organisasi

media besar di AS dan Jepang, termasuk Business Insider, The Wall Street Journal, Time,

Forbes, dan The Japan Times telah menulis cerita tentang Burger King dengan warna aneh

burger di Jepang.

Dan pelanggan telah mengeposkan ratusan foto burger secara online.

Burger King Jepang terus keluar dengan burger berwarna aneh. Pertama, rantai tersebut

merilis dua burger hitam pada bulan September yang lalu dengan roti hitam, keju hitam, dan saus

hitam. Kini, Burger King menjual burger merah terang yang dicelup dengan bubuk tomat dan

burger hitam baru dengan terong goreng. Burger tampak sangat tak menimbulkan selera dalam

kehidupan nyata.Sandwich tersebut merupakan skema pemasaran yang dimaksudkan untuk

mengimbangi anggaran iklan ramping perusahaan di Jepang, Masanori Tatsuiwa, manajer umum

manajemen umum Burger King Jepang, kepada AdWeek. "Saat ini kami tidak memiliki banyak

anggaran iklan di tangan kami, jadi kami melakukan hampir semuanya sendiri, kata Tatsuiwa

kepada AdWeek." Kami tidak menggunakan agen kreatif untuk produk ini.

Dan cara ini kita tidak membutuhkan banyak uang untuk memperluas kesadaran kita di

pasar. "Jika mereka terlihat tidak menarik bagi Anda, Anda minoritas. Juru bicara yang sama
mengatakan kepada The Wall Street Journal bahwa burger hitam tersebut telah berulang kali

terjual dengan baik di jendela uji coba waktu mereka yang menawarkan waktu terbatas. Dia

menjelaskan bahwa "burger hitam terjual dengan sangat baik karena dampak visualnya, namun

orang terus kembali untuk mereka karena selera mereka." Antara burger hitam dan Pizza Hut

Japan meluncurkan kampanye "Pizza Cat" bulan lalu, satu hal menjadi jelas: Jepang suka

membawa rantai makanan cepat saji ke tingkat yang baru dan aneh. Tapi, hei, jika video kucing

dan burger berwarna Halloween adalah apa yang membuat orang ingin membeli makanan Anda,

Jika Anda sangat ingin mencoba salah satu burger hitam, Anda harus memesan tiket pesawat

Anda sekarang - dua burger hitam baru hanya akan tersedia sampai awal November.

2.2.3. Jenis-jenis Kuro Burger

Kuro burger memang menjadi makanan cepat saji Jepang yang sangat terkenal dan paling

dicari-cari oleh penikmatnya.Makanan serba hitam ini umumnya sangat terkenal di daerah

Shinjuku, Tokyo. Burger yang satu ini aman dimakan, dibuat oleh Burger King Jepang.

Perusahaan burger yang sudah mendunia itu mendedikasikan beberapa menu unik yang baru ada

di Jepang. Beragam jenis inovasi kuro burger di ciptakan oleh Burger King yang ada di Jepang.

Berikut akan dijelaskan beragam jenis-jenis kuro burger yang telah diperkenalkan dan menjadi

fenomena di kalangan remaja di Tokyo :

A. Kuro Pearl

Burger ini berisi setangkup roti burger yang berisikan selembar burger hitam, keju hitam,

saus hitam dan daging burger. Burger ini memiliki bun berwarna hitam, adonan daging yang
dicampur dengan lada hitam dan lembaran keju berwarna hitam. Roti dan keju dibuat dengan

campuran arang bambu yang populer digunakan dalam masakan Jepang. Harga Kuro Pearl ini

juga sesuai dengan kualitasnya yaitu dibandrol dengan harga 480 yen.

B. Kuro Diamond

Burger ini berisikan burger yang terdiri dari daging, keju hitam, selada, dan tomat dan

dibumbuin oleh chaliapin sauce. Saus ini istimewa karena terbuat dari campuran bawang, lada

hitam, dan tinta cumi-cumi sehingga warna sausnya pun berwarna hitam pekat. Untuk kejunya

mereka menggunakan campuran tinta cumi-cumi sebagai bahan tambahan yang menjadikan keju

berubah menjadi hitam pekat. Perusahaan jepang meneliti bahwa bahan tersebut aman untuk

dikonsumsi sehingga tidak membahayakan kesehatan. Kuro Diamond dijual di gerai-gerai atau di

restoran cepat saji Burger King seharga 712 yen.

C. Ikasumi Baagaa

Berbeda dengan Burger King "kuro burger, "burger ikasumi" McDonald's (

) memiliki keju kuning. Rasanya seperti burger Darth Vader yang Prancis punya

beberapa tahun yang lalu. "Ikasumi" berarti "tinta cumi-cumi", jadi nama burger ini

diterjemahkan menjadi "burger tinta cumi-cumi. "Menurut situs Gold Rush, burger tinta cumi-

cumi terbatas pada tiga restoran McDonald's di Tokyo's Shinjuku .

D. Aka Burger

Aka Burger ("aka" berarti "merah" dalam bahasa Jepang) hadir dalam dua varietas:

Samurai Beef and Samurai Chicken. Burger ini menyajikan roti merah terang, keju merah, tomat

merah, dan semuanya terlihat ekstra merah.


Perusahaan mengatakan bahwa rona merah yang berapi-api itu dibuat dengan

menggunakan bubuk tomat. Dan sesuai dengan warnanya, burger ini pedas dioleskan pada apa

yang Burger King sebut "Saus ANGRY", dibuat dari cabai dan pasta cabai. Aka Burger akan

tersedia mulai 3 Juli. Ayam Samurai dijual dengan harga 540 yen (sekitar $ 4,40), dan daging

Samurai senilai 690 yen (kasar $ 6,60).

E. Kuro Shogun

Burger hitam bernama Kuro Shogun terdiri dari roti dan keju hitam yang terbuat dari

arang bambu, daging sapi yang khas, potongan terong panggang, dan saus yang bernama Black

Hashed Sauce yang terbuat dari campuran anggur merah, tinta cumi-cumi, bawang, tomat, dan

bawang putih cincang. Burger hitam ini dibanderol dengan harga 690 yen..

F. Kuro Taisho

Dilansir Rocketnews, versi lain dari burger hitam ini adalah Kuro Taisho yang juga terdiri

dari roti dan keju hitam, daging sapi, dan Black Hashed Sauce. Namun bedanya, burger satu ini

memiliki tambahan hash brown di dalamnya yang membuat burger ini terasa lebih padat dan

mengenyangkan.

F. Burger Biru

Dilansir Rocketnews, versi lain dari burger hitam ini adalah Kuro Taisho yang juga terdiri

dari roti dan keju hitam, daging sapi, dan Black Hashed Sauce. Namun bedanya, burger satu ini

memiliki tambahan hash brown di dalamnya yang membuat burger ini terasa lebih padat dan

mengenyangkan.

Anda mungkin juga menyukai