BAB I
PENDAHULUAN
Kebutuhan energi nasional terus meningkat dari waktu ke waktu seiring dengan
pertumbuhan penduduk dan pembangunan yang telah dicapai di negeri ini. Untuk
itu dibutuhkan suplai sumberdaya energi dalam jumlah yang cukup dalam rangka
menjamin ketersediaan energi nasional. Salah satu sumberdaya energi yang cukup
potensial adalah batubara. Dalam beberapa tahun terakhir, batubara telah
memainkan peran yang cukup penting bagi perekonomian Indonesia. Sektor ini
memberikan sumbangan yang cukup besar terhadap penerimaan negara yang
jumlahnya meningkat setiap tahun. Salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki
potensi cadangan batubara yang cukup besar adalah Provinsi Jambi.
Menurut Abdul Salam Lubis (Kepala Bidang Pertambangan Umum Dinas ESDM
Provinsi Jambi), potensi batubara di Provinsi Jambi sebesar 1,52 milyar metrik ton.
Dari potensi tersebut yang termasuk kedalam kategori sebagai cadangan batubara
yang terkira dan terbukti sebesar 800 juta metrik ton. Hal ini diketahui berdasarkan
izin penambangan batubara yang sudah diterbitkan oleh Pemerintah Provinsi
Jambi. Sedangkan batubara yang sudah diproduksi baru mencapai 90 juta metrik
ton. Artinya sumberdaya maupun cadangan batubara di Provinsi Jambi masih
banyak dan potensial. Kabupaten/kota di Provinsi Jambi yang memiliki cadangan
batubara terbanyak berada di Kabupaten Sarolangun, kemudian diikuti Kabupaten
Batanghari, Tebo dan Muara Bungo. (Sumber : https://economy.okezone.com/read
/2016/09/07/320/1483846/potensi-batu-bara-jambi-capai-1-52-miliar-mt).
PT. Sarko Bungo Sedayu merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang
pertambangan di Provinsi Jambi menangkap adanya peluang tersebut. Dalam hal ini
PT. Sarko Bungo Sedayu berencana melakukan kegiatan Pertambangan Batubara di
atas lahan seluas 2.000 ha yang terletak di Desa Suo-Suo, Kecamatan Sumay,
Kabupaten Tebo. Rencana kegiatan tersebut dilakukan berdasarkan Persetujuan
PENDAHULUAN I-1
PT. Sarko Bungo Sedayu
Perpanjangan IUP Eksplorasi Nomor 704 Tahun 2014 tanggal 31 Desember 2014.
Adapun metode penambangan yang akan dilakukan menggunakan metode tambang
terbuka (open pit mining).
Pada dasarnya setiap kegiatan yang dilakukan terhadap lingkungan hidup dapat
dipastikan akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan, baik yang bersifat
positif maupun negatif. Sehingga dalam pelaksanaannya diperlukan berbagai upaya
pengelolaan dalam rangka mencegah dan meminimalisir dampak negatif agar tidak
menimbulkan kerusakan lingkungan. Sedangkan dampak positif yang timbul perlu
didorong dan dioptimalkan agar menciptakan kesejahterahan bagi masyarakat
disekitarnya. Upaya tersebut dilakukan agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan
secara seimbang antara kepentingan ekonomi, sosial dan lingkungan dalam rangka
menuju pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development) sesuai dengan
amanat yang terkandung dalam UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Pada penyusunan AMDAL ini PT. Sarko Bungo Sedayu menggunakan pendekatan
studi tunggal, hal ini dikarenakan hanya terdapat 1 (satu) jenis usaha dan/atau
kegiatan yang kewenangan pembinaan dan/atau pengawasannya berada di bawah
1 (satu) satuan kerja Pemerintah Provinsi Jambi. Berdasarkan Peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 8 Tahun 2013 Tentang Tata Laksana Penilaian
dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup serta Penerbitan Izin Lingkungan,
dokumen AMDAL PT. Sarko Bungo Sedayu dinilai oleh Komisi Penilai AMDAL (KPA)
Provinsi Jambi karena Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang bersifat strategis
PENDAHULUAN I-2
PT. Sarko Bungo Sedayu
PENDAHULUAN I-3
PT. Sarko Bungo Sedayu
PENDAHULUAN I-4
PT. Sarko Bungo Sedayu
PENDAHULUAN I-5