Disusun oleh :
SRI WAHYUNINGSIH
60700117040
ILMU PETERNAKAN
2017
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah atas curahan rahmat dan karunia-Nya,
sholawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta
keluarga.Adapun makalah Ilmu Hadist ini bertujuan untuk memenuhi tagihan tugas pada
semester awal.Makalah kami ini berisi tentang mencuri menurut pandangan islam yang akan
dibahas pada tiap-tiap halamannya. Materi-materi yang dipaparkan di makalah ini merupakan
materi yang telah dibahas sebelumnya.Sehingga, dengan makalah ini pembaca diharapkan
pembimbing Ilmu Hadist serta semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah
ini. Semoga amal kebaikan diterima Allah SWT dan mendapatkan imbalan dari Nya. Dalam
penyusunan makalah ini penyusun menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
Sri Wahyuningsih
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................5
C. Tujuan....................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Mencuri................................................................................................................6
A. Kesimpulan.............................................................................................................................14
B. Saran.......................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada zaman akhir saat saat ini banyak manusia yang telah melupakan kewajiban dan
larangan dalam agama Islam khusunya. Dikota besar ataupun di pedesaan sering kali terjadi
Mencuri dalam islam dapat diartikan sebagai tindakan mengambil hak harta orang lain
tanpa sepengetahuan atau tidak dari pemiliknya. Dalam islam mencuri adalah perbuatan yang
dilarang. Kebanyakan orang hanya mengerti dasar hukum mencuri secara mendasar. Dan
tanpa ada pemikiran untuk dapat memahami lebih mendalam mengenai hukum tindakan
tersebut dalam kajian islam yang sesunguhnya. Untuk dapat memahami pengertian mencuri
yang dalam artian sesunguhnya. Maka dalam makalah ini akan dijelaskan tentang tindakan
4
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pengertian Mencuri
Menurut bahasa, mencuri (sariqah) adalah mengambil sesuatu yang bukan miliknya
secara sembunyi-sembunyi. Adapun menurut istilah, mencuri adalah mengambil harta yang
terjaga dan mengeluarkan dari tempat penyimpanannya tanpa ada kerancuan (syubhat) di
Sunnah, Sayyid Sabiq berpendapat bahwa yang dimaksud mencuri adalah mengambil barang
Mencuri adalah mengambil harta milik orang lain dengan tidak hak untuk dimilikinya
tanpa sepengetahuan pemilikinya. Kemudian ada juga pengertian umum mencuri berarti
mengambil sesuatu barang secara sembunyi-sembunyi, baik yang melakukan itu anak kecil
atau orang dewasa, baik yang dicuri itu sedikit atau banyak, dan barang yang dicuri itu
disimpan ditempat yang wajar untuk menyimpan atau tidak.Dari beberapa pendapat di atas,
maka yang di maksud mencuri adalah mengambil harta orang lain yang terjaga atau tidak dari
tempat penyimpanannya, dengan cara sembunyi-sembunyi dan harta tersebut tidak syubhat.
Mencuri hukumnya adalah haram. Di dalam hadist dikatakan bahwa mencuri merupakan
Tidaklah beriman seorang pezina ketika ia sedang berzina. Tidaklah beriman seorang
peminum khamar ketika ia sedang meminum khamar. Tidaklah beriman seorang pencuri
6
b. Dasar Hukum Mencuri
Mencuri hukumnya haram secara qhotiy, karena mengambil harta orang lain secara bathil.
Firman Allah :
Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain diantara kamu dengan
... dan tidaklah seorang pencuri ketika akan mencuri dia dalam keadaan beriman (H.R.
Muttafaqunalaih).
Suatu perbuatan dapat dikatakan sebagai mencuri apabila memenuhi syarat-syarat dibawah
ini :
1. Orang yang mencuri adalah mukalaf, yaitu sudah baligh dan berakal.
3. Orang yang mencuri sama sekali tidak mempunyai andil memiliki terhadap barang
yang dicuri.
6. Barang yang dicuri berada di tempat penyimpanan atau di tempat yang layak.
Apabila suatu perbuatan tidak memenuhi syarat diatas maka suatu perbuatan tersebut tidak
dapat dikatakan sebagai mencuri, dan juga tidak dapat dijatuhi had mencuri. Had mencuri
7
Firman Allah SWT:
Artinya:Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya
(sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. dan
AllahMahaPerkasalagiMahaBijaksana.(Al-Maidah38)
:
: (
)
.
. :
,
Artinya:Dari'AisyahbahwaRasulullahSAWbersabda:"Tidakbolehdipotongtangan
seorang pencuri, kecuali sebesar seperempat dinar atau lebih." Muttafaq Alaihi dan lafadznya
menurut riwayat Muslim. Menurut Lafadz Bukhari: "Tangan seorang pencuri dipotong (jika
mengambil sebesar seperempat dinar atau lebih." Menurut riwayat Ahmad: "Potonglah jika
mengambil seperempat dinar dan jangan memotong jika mengambil lebih kurang daripada
itu."
Artinya:Potonglahkarena(mencurisesuatusenilai)seperempatdinar,danjangandipotong
Artinya:Tidaklahdipotongtanganseorangpencurikecuali(jikaiatelahmencurisesuatu)
senilaiseperempatdinarataulebih.(HR.Muslim)
8
Seperempat dinar pada waktu itu adalah senilai tiga dirham atau setara dengan emas
seberat 3,34 gram, dan satu dinar itu senilai dengan duabelas dirham. Abu Malik Kamal bin
as-Sayyid Salim, menjelaskan hadits di atas bahwa yang di jadikan patokan hukuman potong
tangan ini adalah emas, kerana emas adalah barometer semua perhiasan yang ada dibumi.
Beliau juga mengutip pendapat Ibnu Hazm yaitu pencuri dikenai hukum potong tangan, baik
barang yang dicuri itu sedikit maupun banyak. Kecuali emas, tidak akan dilakukan hukuman
potong tangan jika emas yang diambil senilai kurang dari seperempat dinar.
Firman Allah dan beberapa hadits diatas menjelaskan had mencuri secara umum,
yaitu potong tangan. Mengenai pelaksanaan secar rinci dijelaskan lebih lanjut dengan sunnah
DariAbuHurairahra.,sesungguhnyaRasulullahSAWbersabdamengenaipencuri:Jikaia
mencuri (kali pertama) potonglah satu tangannya; kemudian jika ia mencuri (yang kedua kali)
potonglah salah satu kakinya; kemudian jika ia mencuri (yang ketiga kali) potonglah
tangannya (yang lain), kemudian jika ia mencuri (keempat kali) potonglah kakinya (yang
lain).
Berdasarkan pengertian hadits diatas sebagian ulama diantaranya Imam Malik dan Imam
a. Had mencuri yang dilakukan pertama kali ialah dipotong tangan kanannya.
e. Jika ia melakukan kelima kali, dan seterusnya hukumannya adalah ditazir dan
9
d. Dampak Negatif Perbuatan Mencuri
Terdapat hukum sebab akibat yang selalu mengikuti suatu perbuatan yang dilakukan, tanpa
terkecuali perbuatan tercela mencuri. Dampak negatif perbuatan mencuri tidak hanya bagi
pelaku pencurian, tetapi juga bagi korban dan masyarakat. Dampak negatif mencuri adalah
sebagai berikut:
1. Bagi pelaku
Mencemarkan nama baik pribadi dan keluarga, seseorang yang telah terbukti mencuri
Merusak keimanan, seseorang yang mencuri berarti telah rusak imanya. Jika ia mati
10
e. Upaya Menghindari Diri Dari Perbuatan Mencuri
Artinya : Dari Abu Dzar, Jundub bin Junadah dan Abu Abdurrahman, Muadz bin Jabal
BertaqwalahkepadaAllahdimanasajaengkauberadadansusullahsesuatuperbuatandosa
dengan kebaikan, pasti akan menghapuskannya dan bergaullah sesama manusia dengan
akhlaq yang baik. (HR. Tirmidzi, ia telah berkata : Hadits ini hasan, pada lafazh lain
2. Menyadari bahwa hidup di dunia ini hanyalah sementara, sedangkan hidup yang
abadi adalah setelah kita melewati yaumul hisab nanti di kemudian hari.
:
( )
bersabda: Setiap anak Adam itu mempunyai kesalahan dan sebaik-baik orang yang
mempunyai kesalahan ialah orang-orang yang banyak bertaubat. Riwayat Tirmidzi dan Ibnu
11
5. Bergaul dengan orang-orang yang saleh, karena pergaulan yang tidak islami akan
:
(
)
Artinya:DariAbuHurairahRadliyallaahuanhubahwaRasulullahShallallaahualaihiwa
Sallam bersabda: "Seorang mukmin adalah cermin bagi saudaranya yang mukmin." Riwayat
9. Meneladani kehidupan para nabi dan rasul serta orang-orang yang saleh.
10. Mengingat bahwa Allah selalu mengetahui apa yang kita lakukan di dunia ini, dari
11. Mengingat bahwa siksaan Allah berlaku bagi siapa yang melakukan perbuatan
maksiat.
12. Selalu meyakini bahwa Allah akan membantu kita dalam segala kesusahan dan
penderitaan kita, pasti ada jalan yang terbaik dari melakukan perbuatan maksiat.
13. Selalu bertawakkal kepada Allah, yaitu dengan bekerja keras dan berdoa, serta
12
f. Hikmah larangan mencuri
a. Membuat orang yang mau mencuri memikirkan beribu kali untuk melakukan
perbuatan tercela dan merugikan diri sendiri dan masyarakat, sebab hukumannya
b. Seseorang yang pernah mencuri akan jera untuk mengulanginya kembali. Khususnya
bagi yang sudah terlanjur pernah mencuri lalu dikenai hukuman had, ia tidak akan
e. Terciptanya kehidupan yang kondusif, aman, tenteram, bahagia dan sejahtera dalam
f. Mengurangi atau bahkan menghapus beban siksaan diakhirat bagi pelaku pencurian.
Sebab jika seseorang melakukan pencurian tidak dikenai hukuman had (hukum Allah)
didunia, maka nanti diakhirat siksaannya jauh akan lebih berat dibandingkan siksaan
had didunia.
g. Hak milik sesorang benar-benar dilindungi oleh hukum Islam. Karunia Allah tidak
terbatas bilangannya akan tetapi apabila seseorang telah memilikinya dengan cara
adalah cara singkat memperoleh sesuatu dan memilikinya secara tidak sah. Perbuatan
seperti ini disamping tidak terpuji karena membuat orang lain tidak aman, juga
cenderung pada sikap mals tidak mau bekerja keras. Sifat malas ini bertentangan
13
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Mencuri adalah suatu tindakan mengambil harta yang terjaga dan mengeluarkan dari
tempat penyimpanannya tanpa ada kerancuan (syubhat) di dalamnya dan dilakukan secara
baik itu bagi pelaku pencuri maupun korban pencurian tersebut. Dampak bagi pelaku pencuri
misalnya adalah mengalami kegelisahan dalam batin, akan mendapat hukuman yang tegas
dan yang sesuai dengan perbuatannya, mencemarkan nama baik sendiri maupun keluarganya,
dan sudah pasti akan makin merusak ke-iman-an orang tersebut. Sedangkan dampak terhadap
korban pencurian adalah mengalami kerugian dan kekecewaan, mengalami ketakutan setelah
miliki. Bentuk hukuman yang pantas dalam Islam bagi pencuri adalah potong tangan, sebagai
Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya
(sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. dan
AllahMahaPerkasalagiMahaBijaksana(Al-Maidah38)
b. Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
(Abdul malik kamal bin as-sayyidah. 2008. Shahih fiqih sunnnah jilid 5. Jakarta: At-tazkia
http://simplyasep.blogspot.com/2011/05/mengapa-orang-mencuri.html
http://islam-cinta-damai.blogspot.com/2009/03/potong-tangan-dalam-islam.html
http://syaunarahman.wordpress.com/2011/04/03/standar-kompetensi-9-menghindari-perilaku-
tercela-tentang-perbuatan-dosa-besar-kelas-xi-smk-negeri-48-
jakarta/http://www.alsofwah.or.id/index.php?pilih=lihatkajian&parent_id=1871&parent_secti
on=kj068&idjudul=1
15