TUMOR TULANG
TAHUN 2017
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat dan rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyeleseaikan penulisan referat
dengan judul Tumor Tulang. Referat ini kami buat sebagai salah satu tugas
kepaniteraan SMF Radiologi RSUD SIDOARJO.
Dengan rasa hormat kami juga menyampaikan banyak terima kasih dari
semua pihak atas bantuannya, terutama kepada :
1. dr. Ririn Sp.Rad, dr. Agustin Sp.Rad, dr.Tuty Sp.Rad dan dr.Iriawati Sp.Rad
yang telah membimbing kami selama kepaniteraan klinik di SMF Radiologi
RSUD Sidoarjo.
Kami menyadari referat ini masih ada kekurangan dan masih jauh dari
sempurna, sehingga kami mohon kritik dan sarannya. Harapan kami semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita bersama. Amin.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................1
2.1 Definisi...............................................................................4
2.2 Patofisiologi.......................................................................4
2.3 Etiologi...............................................................................5
2.4 Klasifikasi..........................................................................5
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................30
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Tulang merupakan organ ketiga yang paling sering diserang oleh penyakit
metastasik (penyakit dari suatu organ yang menyebar ke bagian tubuh lainnya).
Kanker yang paling sering menyebar ke tulang adalah kanker payudara,paru-
paru,prostat,tiroid,dan ginjal.
Bila dibandingkan antara karsinoma dan sarkoma, maka jenis kanker yang
lebih sering menyebar ke tulang adalah karsinoma. Tulang pertam yang biasanya
terkena adalah tulang rusuk, tulang panggul dan tulang belakang. Tulang-tulang distal
(ujung tubuh) jarang terkena.
Pada anak-anak, tulang panjang dibagi dalam epifisis, metafisis, dan diafisis.
Antara epifisis dan metafisis terdapat garis/ lempeng epifiser. Pada neonatus banyak
iv
epifisis tulang belum mengalami osifikasi sehingga belum dapat dilihat pada foto
Roentgen.
Tulang terdiri atas 3 komponen yaitu korteks, spongiosa dan periost. Korteks
dan spongiosa dapat dilihat pada foto Roentgen, tetapi periost tidak. Bila karena suatu
proses dalam tulang, misalnya radang atau neoplasma, periost mengalami iritasi atau
terangkat, maka periost akan membentuk tulang di bawahnya yang dikenal sebagai
periosteal.
Besar tulang
Bentuk tulang
Kontur tulang
Korteks, apakah utuh atau tidak utuh yaitu : menipis atau destruksi
v
Umur penderita
Apakah lesi soliter atau multipel : kebanyakan tumor tulang primer soliter dan
bila multipel kemungkinan metastasis
Batas-batas lesi, umumnya tumor jinak berbatas tegas, korteks menipis, dan
tidak ada reaksi periosteal. Sedangkan tumor ganas batasnya tidak tegas,
korteks mengalami destruksi dan ada reaksi periosteal.
Foto polos
Scanning nuklir
Sangan sensitif untuk melihat kondisi tulang secara menyeluruh tapi tidak
spesifik,misalnya tidak dapat melihat metastasis ditempat lain.
vi
memonitor beragam kondisi kesehatan, pemeriksaan yang dapat dikerjakan
antara lain :
- Melakukan diagnosis kelainan otot dan tulang, seperti tumor atau retak
pada tulang.
- Menentukan lokasi tumor, infeksi, atau bekuan darah.
USG (Ultrasonography)
Bermanfaat untuk kasus tumor jaringan lunak tetapi untuk tumor tulang sulit.
vii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Sistem organ dalam tubuh manusia ada beberapa macam, diantaranya adalah
sistem muskuloskeletal. Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh,
membantu proses pergerakan, serta melindungi organ-organ tubuh yang lunak.
Komponen utama dari sistem muskuloskeletal merupakan jaringan ikat. Sistem ini
terdiri atas tulang, sendi, otot rangka, tendon, ligamen, bursa, dan jaringan-jaringan
khusus yang menghubungkan struktur-struktur tersebut. Ada tiga macam tumor
tulang yaitu yang bersifat lunak, ganas dan yang memiliki lesi di tulang
(berlubangnya struktur karena jaringan akibat cedera atau penyakit). Selain itu ada
yang bersifat primer dan skunder. Pada tumor tulang sekunder misalnya, seseorang
terkena tumor payudara, kemudian menjalar ke tulang dan selanjutnya menggerogoti
tulang tersebut. Kanker tulang ini merupakan kelompok tumor tulang yang ganas.
Dari berbagai macam jaringan yang menyusun sistem ini, bermacam-macam
pula gangguan yang dapat ditimbulkan. Salah satu gangguan itu yaitu Benigna Bone
Tumor and Maligna Bone Tumor. Tumor ini sering terjadi pada anak-anak, karena
sifatnya yang jinak tumor ini tidak berbahaya. Tumor-tumor jaringan lunak
merupakan suatu golongan heterogen kelainan-kelainan yang berasal dari jaringan
asal mesodermal. Dalam jaringan ini termasuk organ gerak, seperti otot-otot dan
tendon, kapsula, sendi dan juga semua struktur lemak dan jaringan ikat penyangga,
yang berada diantara komponen-komponen epitelial dan di sekitar organ-organ.
Sering juga kelainan yang berasal dari struktur mesenkimal, tetapi yang terletak
viii
dalam organ tertentu, dibicarakan dan ditangani sebagai kelainan organ-organ itu dan
tidak dimasukkan dalam golongan tumor jaringan lunak.
2.2 Patofisiologi
Adanya tumor pada tulang menyebabkan jaringan lunak diinvasi oleh sel
tumor. Timbul reaksi dari tulang normal dengan respon osteolitik yaitu proses
destruksi atau penghancuran tulang dan respon osteoblastik atau proses pembentukan
tulang. Terjadi destruksi tulang lokal.. Pada proses osteoblastik, karena adanya sel
tumor maka terjadi penimbunan periosteum tulang yang baru dekat lempat lesi terjadi
sehingga terjadi pertumbuhan tulang yang abortif.
2.3 Etiologi
Penyebab pasti terjadinya tumor tulang tidak diketahui. Akhir-akhir ini, penelitian
menunjukkan bahwa peningkatan suatu zat dalam tubuh yaitu C-Fos dapat
meningkatkan kejadian tumor tulang.
Radiasi sinar radio aktif dosis tinggi
Keturunan
Beberapa kondisi tulang yang ada sebelumnya seperti penyakit paget (akibat
pajanan radiasi ).
2.4 Kalsifikasi
ix
Jinak : Kondroblastoma
Ganas : Kondrosarkoma,Kondromiksoid
Fibroma,Enkondroma,Osteokondroma
c. Tumor jaringan ikat (Fibrogenik)
Jinak : Non Ossifying Fibroma
Ganas : Fibrosarkoma
d. Tumor sumsum tulang (Myelogenik)
Ganas : Multiple Myeloma,Sarkoma Ewing,Sarkoma Sel Retikulum
e. Tumor lain-lain
Jinak : Giant cell tumor
Ganas : Adamantinoma,Kordoma
Sekunder/Metastatik
Neoplasma Simulating Lesions
- Simple bone cyst
- Fibrous dysplasia
- Eosinophilic granuloma
- Brown tumor/hyperparathyroidism
x
M. Metastasis jauh
M1 tidak ditemukan metastasis jauh
M2 ditemukan metastasis jauh
A. Osteosid Osteoma
Klinis : Didapatkan terutama pada kaum pria muda berumur antara 10-
25 tahun dengan keluhan utama nyeri pada tulang yang bersangkutan.
Nyeri bersifat menetap yang tidak hilang oleh istirahat dan makin
terasa pada malam hari. Nyerinya dapat bersifat ringan sampai hebat,
ciri istimewa nyerinya ialah nyeri dapat hilangkan dengan pengobatan
aspirin.
Lokasi : Dapat mengenai semua tulang, tetapi biasanya pada tulang
panjang seperti Femur dan Tibia. Caput femur merupakan salah satu
tempat yang paling sering didapat.
Radiologi : Tampak sebagai daerah nidus radiolusen yang dikelilingi
oleh pinggir sklerotik. Lesi terletak di bagian tengah dari garis tulang.
Ukuran lesi tidak lebih dari 1-2 cm.
Patologi : Didapat sebagai jaringan yang seluler, banyak
vaskularisasinya. Jika nidus diangkat, terlihat gambaran lingkaran
merah tulang trabekular biasanya kurang dari 1 cm.
Diagnosis Banding : Sclerosing Osteomeilitis, Abses Brodie,
Periostitis, Bone Cyst. Diagnosisbanding yang penting adalah
intracortical osteosarcoma.
Terapi:
Operatif, dengan melakukan eksisi lengkap daripada nidus.
Tulang sklerotik di sekitar nidus tidak perlu dieksisi, karena dengan
eksisi nidus, dengan sendirinya tulang skelerotik tersebut
menghilang.
xi
Gambaran radiologis ditemukan daerah nidus radiolusen dan gambaran
patologis dimana ditemukan lingkaran merah tulang trabekular
B. Osteoblastoma
Klinis : Didapat terutama pada dewasa muda, dengan keluhan nyeri pada
tulang yang bersangkutan tetapi tidak didapat riwayat keluhan nyeri seperti
osteid osteoma.
Lokasi : Dapat mengenai tulang panjang dan pendek dengan predileksi pada
tulang vertebra.
xii
Gambaran radiologis ditemukan lesi radiolusen dengan matriks
tiperadiodensities, pada MRI ditemukan ekspansi jaringan kortikal
Terapi : Eksisi operatif. Bila lesi besar diperlukan bone graft untuk mengisi
bagian tulang-tulang yang dieksisi.
C. Osteosarkoma/Sarkoma Osteogenik
Klinis:
Keluhan utama penderita ialah perasaan sakit pada bagian tulang yang
terkena disertai adanya benjolan.
xiii
Didapat pula tanda-tanda keganasan umum seperti anemia, berat badan
menurun
xiv
Gambaran patologis ditemukannya stroma sarcoma dan anaplasia.
Merupakan tulang jinak yang jarang ditemukan dan sering pada umur 10-25
tahun, beberapa penulis menyatakan lebih sering ditemukan pada laki-laki
daripada wanita dengan perbandingan 2:1. Dan merupakan salah satu dari dua
neoplasma dengan deferensiasi inkomplit tulang lunak, noplasma yang sejenis
xv
adalah chondromiksoid fibroma. Insidensi kurang lebih 10 % dari semua
neoplasma tulang.Tahun 1931 Ladman mengklasifikasikan kondroblastoma
sebagai suatu variasi dari Giant cell tumor.
Pertumbuhan tumor ini sangat lambat. Gejala nyeri merupakan gejala gejala
yang utama khususnya pada sendi. Ada penulis yang menganggap bahwa 50% dari
tumor ini dapat menjadi ganas.
xvi
Gambaran radiologis dengan batas tumor yang irreguler, tidak jelas dan
adanya kalsifikasi, gambaran patologis ditemukan sel-sel bulat atau
poligonal dan sel raksasa dengan inti banyak.
F. Kondrosarkoma
Lokasi : Terutama mengenai tulang ceper seperti pelvis dan skapula, tetapi
dapat juga didapat pada tulang panjang seperti femur dan humerus.
Klinis: Keluhan penderita adalah adanya masa tumor yang menjadi besar
secara perlahan-lahan.
xvii
Gambaran patologis menunjukkan lesi di tengah metafisis dengan bercak
kalsifikasi, gambaran patologis terdapat sel ganas ditengah lamellar.
G. Kondromiksoid Fibroma
Kelainan ini jarang ditemukan dan merupakan suatu tumor jinak, terutama
ditemukan pada anak-anak dan dewasa muda usia kurang dari 40 tahun.. Tidak
terdapat gejala-gejala yang khas pada tumor dan biasanya ditemukan secara
kebetulan saja. Pertumbuhan tumor ini sangat lambat tetapi mempunyai potensi
untuk menjadi ganas.
Lokasi : Lokasi tumor terutama pada daerah metafsis tulang panjang atau
tulang-tulang kecil pada tarsal dan metatarsal. Juga terdapat pada daerah lutut
dan pelvis.
Radiologis : Gambaran radiologik sangat khas berupa daerah radiolusen yang
bulat/oval terletak eksentris pada metafisis dan dapat meluas sampai ke
xviii
diafisis tulang panjang, berbatas tegas dan kadang-kadang dengan pinggiran
sklerotik. Korteks sering menipis akibat ekspansi dari tumor.
H. Enkondroma
xix
Merupakan neoplasma jinak yang berasal dari dalam rongga sumsum tulang
yang terdiri dari kartilago hialain matur. Sebagian ahli menganggap tumor itu
sebagai suatu hamartoma. Tumor jinak ini didapat pada dewasa muda dan tidak
mengakibatkan keluhan sakit. Enchondromatosis adalah bentuk multiple daripada
enchondroma disebut juga sebagai Olliers Disease. Bila enchondromatosis
disertai dengan adanya multipel hemangioma dijaringan lunak disebut sebagai
Mafucci Syndrome.
Lokasi : Tumor ini paling sering mengenai tulang-tulang tubuler kecil (acral
skeleton) pada tangan dan kaki, kadang-kadang juga pada tulang yang lebih
besar, seperti femur, hemerus, tibia, fibula, radius dan ulna. Pada tulang
panjang ditemukan pada metafisis dan distal atau proksimal dari diafisis.
Radiologi : Tampak sebagai lesi yang radiolusen pada zona intramedular
dengan kemungkinan adanya bercak-bercak klasifikasi bentuk lingkaran. Hal
ini menunjukkan adanya kartilago hialin yang matur. Tidak ada pembentukan
tulang reaktif baru. Bila ada erosi kortek pada tulang tubuler yang besar.,
menandakan terjadinya degenerasi maligna
xx
Patologi : pada specimen biopsy didapatkan 3 karakteristik pada lesi ini antara
lain vague labularity, abundant cartilaginous matrix dengan focal calcified dan
low cellularity.
Terapi : Operatif, dengan melakukan kuret daripada lesi, kemudian rongga
lesi diisi dengan bone graft.
I.Osteokondroma/Osteocartilagenous Exostosis
Klinis : Terdapat pada usia dewasa muda dengan keluhan adanya benjolan
yang keras dan tidak terasa sakit, tumbuh sangat lambat.
Lokasi : Ditemukan pada bagian metafisis tulang panjang terutama pad
a bagian distal femur, proksimal tibia dan proksimal humerus (35 %),
pelvis dan scapula.
1. Bertangkai/pedunculated
xxi
Foto plain menunjukkan daerah metafisis yang bertangkai, kalsifikasi
pada kartilago, pada gambaran patologis ditemukan trabekula yang
matur dengan sel yang seragam.
J. Kondrosarkoma
xxii
Lokasi : Terutama mengenai tulang ceper seperti pelvis dan skapula, tetapi
dapat juga didapat pada tulang panjang seperti femur dan humerus.
Klinis: Keluhan penderita adalah adanya masa tumor yang menjadi besar
secara perlahan-lahan.
xxiii
Merupakan lesi jinak yang oleh sebagian ahli diangap sebagai suatu lesi
reaktif, bukan neoplasma sejati. Lesi ini bersifat self limiting didapat pada anak-
anak dan dewasa muda usia antara 5 sampai 20 tahun. Lesi yang besar mencakup
sebagian dari diameter tulang yang ditunjukkan dengan adanya fraktur patologis.
xxiv
Patologi : jaringan dari hasil kuret menunjukkan gambaran area kecil
berwarna kekuningan, pada perbesaran lemah terlihat sel spindle yang
seragam dan beberapa sel-sel raksasa.
Terapi: Pada usia dewasa tumor ini akan menghilang dengan sendirinya.
L.Fibrosarkoma
Jaringan ikat dalam rongga tulang merupakan asal dari tumor ganas ini,
tumor ganas tulang ini membentuk matrik kolagen tetapi tidak membentuk
osteoid ataupun chondroid. Jarang didapat dan merupakan noplasma sel spindle
yang ganas. Kejadian pada wanita dan pria hampir sama. Fibrosarkoma dapat
dihubungkan dengan adanya pagets disease, fibrous dysplasia, giant sel tumor,
osteomielitis kronis. Neoplasma ini juga dapat merupakan neoplasma sekunder,
sebagai akibat radiasi terhadap tumor tulang jinak
Klinik : Didapat pada usia 20-60 tahun dengan keluhan sakit yang sangat pada
benjolan yang membesar dengan lambat. Dapat terjadi fraktur patologis.
Lokasi : Mengenai tulang-tulang panjang, paling banyak pada tulang femur,
tibia dan humerus. Tumor didapat di daerah metafisis yaitu pada lesi di
intramedular dan periosteal.
xxv
Terapi : dapat dilakukan eksisi radikal dan terapi radiasi adjuvant.
xxvi
N.Sarkoma Ewing
Tumor ganas yang jarang didapat. Disebut juga Small Round Blue Cell.
Menyerang golongan usia muda, kebanyakan dibawah usia 20 tahun dengan
prevalensi kurang lebih 80%. Lebih banyak didapat pada kaum pria.
Radiologi : Tampak proses destruksi tulang dengan batas yang tidak jelas.
Pembentukan tulang reaktif baru oleh periosteum bisa berlapis-lapis yang
memberikan gambaran Onion Skin atau tegak lurus yang nampak sebagai
Sunbrust.
xxvii
Patologi: terdapat gambaran highly cellular, neoplasma infiltrat dengan bagian
yang padat, round cell dengan sitoplasma yang jernih round blue cell
tumor, dan adanya ekstensif nekrosis yang ditunjukkan dengan gambaran
occasional Homer-Wright rossetes.
Kemoterapi
Radioterapi
xxviii
Tumor ganas yang gambaran mikroskopisnya mirip sekali dengan
sarkoma Ewing, tetapi mempunyai perangai klinis yang berlainan. Didapat
terutama pada usia dewasa, terutama mengenai tulang-tulang panjang, pelvis dan
iga. Tumbuh lebih lambat daripada sarkoma Ewing, sehingga mengakibatkan rasa
sakit yang lebih sedikit.Secara lokal proses destruksinya lebih banyak, dengan
akibat dapat terjadi fraktur patologis.
Lokasi : Didapat pada epifisis tulang panjang yang dapat meluas ke arah
metafisis. Tempat yang paling sering terjadi adalah proksimal tibia, distal
femur dan distal radius. Juga dapat ditemukan di pelvis dan sacrum.
xxix
Klinis: keluhan rasa nyeri yang terus bertambah pada bagian tulang yang
mengalami lesi.
Radiologi : Tampak daerah osteolitik di epifisis dengan batas yang jelas dan
memberikan kesan multilokuler gambaran soap bubble. Terjadi penipisan
kortek
Patologi : pada sediaan hasil kuretase, Stroma yang vaskuler dengan banyak
sel-sel datia/giant cell. Ditemukan mitosis dengan mudah pada perbesaran 4x
dan 10x. beberapa tempat terdapat sel fibrihistiocit dan xantoma sel.
Terapi : Operasi kuret yang diikuti dengan pengisian bone graft atau bone
cement. Dan beberapa terapi adjuvant dengan phenol, insersi PMMA
(polymethylmetacrylate), cryoterapi setelah curetase.Pada beberapa hal dapat
dilakukan reseksi tumor, eksisi luas yang disertai tindakan rekontruksi.
Kadang-kadang juga memerlukan amputasi.
Q.Adamantinoma
xxx
Adamantinoma merupakan tulang ganas tulang yang jarang ditemukan,
terutama mengenai diafisis tulang tibia (90%) dan sering ditemukan pada umur
20-25 tahun. Tumor ini termasuk dalam tumor low grade dan bermetastasis secara
lambat.Gambaran histologis tumor ini seperti dengan adamantinoma pada rahang
(ameloblastoma dari rahang).
Lokasi: terutama terletak pada diafisis tulang tibia, juga pada tulang rahang
( mandibula).
Klinis : nyeri tumpul pada tulang yang kronik, jaringan lunak disekitarnya
terasa nyeri melingkari tulang yang nyeri.
xxxi
gambaran sel stroma yang fibrous yang terdiri dari sarang-sarang berisi sel
basal dengan gambaran gelap.
R.Kordoma
Lokasi: tumor ini berkembang secara progresif pada daerah sakrum dan
koksigis (50%). Kordoma dapat juga ditemukan pada tulang belakang dan
akan memberikan nyeri pada pinggang bawah. Apabila terjadi sakrum,
kordoma dapat menimbulkan obstruksi uretra/rektum dan pada tingkat lanjut
xxxii
dapat timbul gejala-gejala neurologis. Terdapat juga laporan bahwa tumor ini
dapat terjadi pada tulang kepala.
Klinis: gejala kinis tergantung pada tempat terjadinya, kadang terdapat
keluhan nyari boyok, gangguan pada system urogenital, keluhan sakit kepala
jika terjadi pada tulang kepala.
Patologi : Tumor ini ditandai dengan pengaturan lobuler dan septum dari
jaringan yang terbentuk dari sel-sel yang banyak mengandung vakuola (sel
fisaliporus) dengan material mukoid interseluler yang menjadi mucus.
xxxiii
Klinis: Tumbuh lambat dan tidak memberikan rasa sakit kadang pasien
merasa nyeri. Sering mengakibatkan fraktur patologis. Lesi bersifat self
limiting. Sembuh spontan.
Lokasi : Yang paling sering adalah pada proksimal humerus dan proksimal
femur, yaitu pada metafisisnya.
Radiologi: gambaran plain lesi yang litik pada intramedular, lesi tumbuh
lambat, tidak ada kerusakan cortex.
Gambaran radiologis terlihat lesi litik, gambaran patologis ditemukan pagar kista yang ditengahnya berwarna abu-abu.
T.Fibrous Dysplasia
xxxiv
Kelainan ini jarang terjadi dan hanya 4-6% dari seluruh tumor jinak
tulang, terutama ditemukan pada usia kanak-kanak dan dewasa muda ( usia 10
sampai 25 tahun) dan lebih sering pada wanita dengan perbandingan 3 : 1.
Displasia fibrosa monostotik lebih sering ditemukan daripada poliostotik.
Klinis: Gambaran klinis yang dapat ditemukan bervariasi dari rasa nyeri
ringan sampai adanya deformitas dan kecacatan. Bila kelainan terjadi pada
daerah lutut atau daerah panggul maka akan dapat terjadi fraktur
patologis.Lesi poliostotik disertai dengan pigmentasi kulit serta menstruasi
prekoks pada wanita merupakan suatu sindroma yang disebut McCunne-
Albright. Pada anak-anak, kelainan ini dapat menyebabkan anak-anak
terlambat berjalan, jalan pincang atau berjalan seperti bebek (waddling gait).
Pertumbuhan fisik penderita tergangu sehingga penderita menjadi kerdil yang
disebabkan oleh osifikasi dan fusi dari epifisis lebih cepat terjadi. Dilaporkan
juga adanya perubahan ganas dari penyakit displasia fibrosa, tetapi sangat
jarang.
Lokasi : Pada lesi monostotik tempat tersering adalah femur, tibia, iga, tulang
rahang dan lesi poliostotik terutama terjadi pada anggota gerak bawah. Pada
tulang panjang dapat terjadi pada metafisis ataupun diafisis.
Radiologis : Pada foto rontgen tumor terlihat opak, jaringan fibrosa nampak
lebih translusen (gambaran ground glass), korteks tulang menipis dan
eksentrik dan dapat terjadi erosi pada tulang sehingga mudah terjadi fraktur
patologis.
xxxv
Gambaran radiologis terlihat ground glass, korteks menipis, gambaran
patologis ditemukan displasia jaringan ikat fibrosa seperti pusaran.
Diagnosis banding :
xxxvi
2. Kondroma soliter
3. Enkondromatosis multipel
4. Osteogenik sarkoma
xxxvii
paling menonjol ialah rasa sakit. Rasa sakit dapat diakibatkan oleh fraktur
patologis. Dalam beberapa keadaan justru lesi metastatik ditulang yang terlebih
dulu ditemukan dan didiagnosis, dimana hasil pemeriksaan mikroskopik
menunjukkan suatu jenis neoplasma tulang metastatik yang kadang-kadang
jaringan asalnya sulit ditentukan, sehingga harus dicari dengan cermat lokasi
daripada tumor primernya.
xxxviii
BAB III
KESIMPULAN
Tumor tulang adalah istilah yang dapat digunakan untuk pertumbuhan tulang
yang tidaak normal, tetapi umumnya lebih digunakan untuk tumor tulang
utama,seperti osteosarkoma,chondrosarkoma,sarkoma Ewing dan sarkoma lainnya.
xxxix
Kanker tulang disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain : radiasi sinar
radio aktif dosis tinggi, keturunan (adapun contoh faktor keturunan/genetika yang
dapat meningkatkan resiko kanker tulang adalah: multiple exostoses, rothmund-
Thomson sindrom, retinoblastoma genetic, Li-Fraumeni sindrom). Selain itu juga
kanker tulang disebabkan oleh beberapa kondisi tulang yang ada
sebelumnya, seperti : penyakit paget (akibat pajanan radiasi ).
Manifestasi klinis yang muncul pada tumor tulang bisa bervariasi tergantung
pada jenis tumor tulangnya, namun yang paling umum adalah nyeri. Akan tetapi
manifestasi lainny juga yang sering muncul, yaitu : persendian yang bengkak dan
inflamasi, patah tulang yang disebabkan karena tulang yang rapuh.
Tumor tulang di bagi menjadi beberapa jenis, antara lain : Multipel myeloma,
Tumor Raksasa, Osteoma, Kondroblastoma, Enkondroma, Sarkoma Osteogenik
(osteosarkoma), Kondrosarkoma, Sarkoma Ewing.
Ada tiga bentuk standar pengobatan kanker tulang, yaitu : pembedahan, terapi
radiasi dan kemoterapi. Adakalanya dibutuhkan kombinasi terapi dari ketiganya.
Pengobatan sangat tergantung pada jenis kankernya, tingkat penyebaran atau
bermetastasis dan faktor kesehatan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
xl
http:// medicom.blogdetik.com/
http://irmanthea.blogspot.com/p/daftar_mahasiswa_bimbingan_skripsi.html.
xli