Anda di halaman 1dari 2

5.2.

HIV/AIDS

Definisi

AIDS merupakan singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome, yaitu


sekumpulan gejala yang didapatkan dari penurunan kekebalan tubuh akibat
kerusakan sistem imun oleh infeksi virus HIV. Sedangkan HIV merupakan
singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, yang menyerang sel CD4 dan
menjadikannya tempat untuk berkembang biak dan kemudian merusaknya.

Faktor Predisposisi

Kontak dengan penderita HIV positif

Diagnosis

Tes dan konseling HIV pada ibu hamil dilakukan atas inisiatif petugas
kesehatan (TIPK) atau provider-initiated HIV testing and counseling (PITC).
o Di daerah epidemi meluas dan terkonsentrasi, tenaga kesehatan
di fasilitas kesehatan wajib menawarkan tes HIV kepada semua ibu hamil
secara inklusif pada pemeriksaan laboratorium rutin lainnya saat pemeriksaan
antenatal atau menjelang persalinan
o Di daerah epidemi HIV rendah, penawaran tes HIV oleh
teaga kesehatan diprioritaskan pada ibu hamil dengan IMS dan TB
TIPK dilakukan dengan memberikan informasi pra-tes kepada ibu
hamil tentang:

o Risiko penularan penyakit kepada bayi


o Keuntungan diagnosis dii penyakit pada kehamilan bagi bayi
yang akan dilahirkan, termasuk HIV, malaria, dan atau penyakit tidak
menular lainnya seperti hipertensi, diabetes, dan lain-lain
o Cara mengurangi risiko penularan penyakit dari ibu ke anaknya
Tes HIV atas inisiatif petugas kesehatandan konseling (TIPK) dilakukan
secara option out, yaitu bila ibu menolak, ibu hamil harus menyatakan
ketidaksetujuannya secara tertulis, dan diinformasikan serta ditawarkan
kembali untuk menjalani tes pada kunjungan/kontrol berikutnya. Bila ibu
tetap menyatakan option out, maka diperkenalkan Konseling dan
Tes Sukarela (KTS) dan dilakukan rujukan ke KTS.
Pemeriksaan diagnostik infeksi HIV yang dilakukan di Indonesia
umumnya adalah pemeriksaan serologis menggunakan rapid test HIVatau
ELISA. Pemeriksaan diagnostik tersebut dilakukan secara serial menggunakan
tiga reagen HIV berbeda dalam hal preparasi antigen, prinsip tes, dan jenis
antigen, yang memenuhi kriteria sensitivitas dan spesifitas. Pemilihan jenis
reagen yang digunakan berdasarkan sensitivitas dan spesifisitas, merujuk pada
Standar Pelayanan Laboratorium Kesehatan Pemeriksa HIV dan Infeksi
Oportunistik, Kementerian Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai