PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karya ilmiah adalah hasil pemikiran seorang ilmuwan (yang berupa hasil
pengembangan) yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni yang diperoleh melalui kepustakaan, kumpulan pengalaman, penelitian dan
penengatahuan orang sebelumnya(Setiawan, 2010 : 51).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
Beberapa ahli berpendapat bahwa menulis karya ilmiah itu jauh lebih sukar
daripada mengumpulkan data ilmiah. Karya ilmiah diterbitkan dengan tujuan agar
jerih payah untuk membuktikan hipotesis karya itu faktanya diakui dan dimuliakan
sebagai teori.
Semua karya tulis ilmiah itu adalah prosa yang penyajiannya memenuhi ciri-
ciri karangan ilmiah. Menulis karya ilmiah itu ialah menulis subyek ilmiah dalam
hubungannya dengan ilmu yang tersifat dengan unsur-unsur formal tertentu, kata-
katanya ilmiah teknis dan dipakai secara konsisten, tak terputus-putus dan objektif
dengan penjelasan yang akurat dan ringkas, menghindari emosi dan terpusatkan
pada teknik penulisan deskripsi, definisi, klasifikasi, dan interpretasi.
Penuturan dalam karya ilmiah harus konsisten, jelas dan terang, sederhana dan
ringkas, serta kuat efeknya kepada pembaca, Kalimat-kalimat dalam karya tulis
ilmiah harus disusun tidak berbelit-belit supaya tidak menggambarkan pemikiran
yang mondar-mandir. Kesinambungan pikiran (flow of thoughts) yang tersirat
dalam kalimat-kalimat yang saling berhubungan harus jelas dan teratur, dan
menunjukkan garis-garis pemikiran yang konseptual dan prosedural.
2
1. Paragraf (alinea)
2. Kalimat
Kalimat yang jelas dan terang adalah kalimat yang kata-katanya disusun
menurut kaidah-kaidah tata bahasa. Jika kata-katanya tepat, dan susunannya
memenuhi kaidah tata bahasa, maka isi dan maksud kalimat dapat ditangkap
oleh pembaca dengan mudah. Yang menyebabkan kalimat itu samar-samar atau
gelap biasanya karena susunannya menyalahi tata tertib bahasa. Kata-kata yang
berlebih, kalimat-kalimat yang berpanjang-panjang dalam penuturan, mudah
pula menyebabkan kalimat menjadi samar-samar atau gelap, Gunakanlah kata
sebanyak yang diperlukan, tidak kurang dan tidak pula lebih, adalah nasihat
3
yang patut dituruti. Penggunaan kata yang tidak perlu merupakan pemborosan
dan bertentangan dengan prinsip padat dan ringkas.
c. Mereka sedang membaca sajak Berdiri Aku dan sajak itu ciptaan Amir
Hamzah. Kalimat itu terdiri dari dua buah kalimat yang tidak mempunyai
hubungan satu dengan yang lain, karenanya tidak merupakan satu kesatuan.
Sebaiknya diubah menjadi: Mereka sedang membaca sajak Berdiri Aku
ciptaan Amir Hamzah.
3. Ketepatan Istilah
Telah dikemukan terdahulu, bahwa karangan ilmiah itu berciri: kata-kata yang
dipakai mudah diidentifikasi, ialah kata-kata yang sederhana, sedang istilah-
istilah teknis harus tepat. Kata-kata yang mudah diidentifikasi adalah kata-kata
4
yang tidak menimbulkan terkaan terhadap artinya, dan dengan demikian
maksud kalimatnya mudah ditangkap.
Salah satu ciri karya tulis ilmiah ialah pemilihan istilah yang sederhana dan
digunakan secara tetap (konsisten). Suatu istilah yang mempunyai arti spesifik
hendaknya dihindari, karena pembaca tidak akan mengerti. Istilah yang
mempunyai arti spesifik tinggi hanya diperlukan untuk makalah-makalah yang
ditujukan kepada pembaca-pembaca spesialisasi tertentu.
4. Bahasa Ilmiah
5
Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang cepat; tumbuh terutama karena
bertambahnya jumlah kosa kata, dan berkembang terutama di bidang tata-
kalimat. Sampai akhir dasawarsa 1980 dalam karangan-karangan yang ditulis
dalam bahasa Indonesia sering Nampak adanya kesimpang-siuran dalam
penggunaan bahasa itu, yaitu ketidak-seragaman sistem dan kaidah, baik dalam
bidang lafal, ejaan, kosa kata, peristilahan, maupun tata kalimat. Akibat adanya
kekacauan dalam penggunaan bahasa Indonesia dalam karangan ilmiah, ada
orang yang menyaksikan kemampuan bahasa itu sebagai alat untuk
menyampaikan ilmu pengetahuan. Tetapi dengan selesainya standardisasi
bahasa Indonesia yang sedang giat-giatnya dikerjakan, kita yakini bahwa
akhirnya bahasa Indonesia, dengan bertambahnya kosa kata, mampu untuk
menampung segala kemajuan ilmu dan kebudayaan modern dan dapat dipakai
sebagai bahsa ilmiah.
Bahasa dalam karangan itu disebut ilmiah apabila lafal, kosa kata,
peristilahan, tata-kalimat, dan ejaan mengikuti bahasa yang telah
dilakukan(distandardisasi). Jadi karangan ilmiah itu, sebagai wacana teknis,
menggunakan bahasa baku, yaitu bahasa yang ditetapkan sebagai pola atau
acuan bagi masyarakat bahasa. Selain untuk karangan ilmiah bahasa baku itu
dipakai juga untuk komunikasi resmi, baik tertulis maupun lisan.
6
(bahasa Inggris, Perancis, Jerman, dan sebagainya) dan kiblat (universitas-
universitas tempat mengambil ilmu) memungkinkan munculnya bermacam-
macam istilah untuk satu pengertian, dan terjadilah kesimpang-siuran tersebut.
Kecuali itu masih ditambah lagi perbedaan terjemahan. Untuk mencegah
kekacauan seorang penulis karangan ilmiah harus menggunakan istilah-istilah
yang telah dibakukan.
Dalam karangan ilmiah digunakan bahasa ragam resmi, sederhana dan lugas,
dan selalu dipakai untuk mengacu kepada hal yang dibicarakan (objektif). Jadi
berbeda dari fungsi bahasa sastra. Dalam sastra bahasa itu berfungsi untuk
menimbulkan sikap emosi, persuasi, deskripsi impresionistis, bahkan kadang-
kadang untuk menimbulkan sikap mengkritik tetapi tanpa dukungan bukti
(subjektif). Seperti yang dikemukakan oleh Drs. Sawu, dalam Seminar
Penggunaan Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, di UGM tanggal 28
Mei 1975, dalam melontarkan kata-kata dalam karya tulis bagi sastrawan dan
ilmuwan tumbuh-tumbuhan itu ada perbedaan besar (ragam bahasanya berbeda
besar). Contoh: seorang sastrawan mungkin melontarkan kata-kata tentang
daun hijau sebagai berikut:
memandang ke sana.
7
Daun hijau adalah daun yang mengandung banyak butir hijau-hijau (klorofil).
Apabila daun-daun yang masih hujau ini ditanam di dalam tanah hingga busuk
akan menjadi pupuk yang sangat berguna bagi tumbuhan.
Dari contoh tersebut jelas, bahwa bahasa ilmiah itu dapat disebut bahasa
pikiran yang sesungguh-sungguhnya. Karangan ilmiah itu menggunakan
istilah ilmiah dan menggambarkan kegiatan piker dalam mengomunikasikan
kebenaran pengetahuan seefesien mungkin. Dalam karangan ilmiah perasaan
perseorangan secara keras tidak memperoleh tempat, sehingga pada
pembacanya tidak timbul tafsir ganda. Untuk menghindari tafsir ganda itu
penulis karangan ilmiah harus memperhatikan: (1) pilih-memilih kata, (2)
pembentukan kata, (3) penyusunan kelompok kata, (4) pengamatan ungkapan-
ungkapan, (5) penyusunan kalimat, (6) penyeragaman peristilahan, dan (7)
penggunaan ejaan yang telah dibakukan.
6. Titik Pandangan
a. Orang pertama: Saya, Kamis dan Kita. Saya dan Kami dipakai
dalam tulisan informal, impresionistis, dramatis, sebab tekanannya pada orang
yang beraksi. Dalam karangan ilmiah Saya dan Kamitidak dipakai
terutama dalam menulis deskripsi proses. Kita sering dipakai dalam uraian
yang bersifat umum.
b. Orang kedua: Anda atau Saudara hanya dipakai dalam memberi petunjuk.
c. Orang ketiga, aktif dan pasif. Orang ketiga aktif: Ia dan mereka tidak
banyak dipakai dalam karangan ilmiah, sedang orang ketiga pasif, dalam
8
susunan hal itu dikerjakan oleh dia biasanya lebih sering dipakai, terutama
dalam timbangan pustaka.
b. Sebelum anda memulai menulis anda harus menetapkan apa maksud laporan
anda itu. Oleh karena itu tiap paragraf, tiap kalimat, tiap kata harus jelas ikut
mengambil bagian dalam maksud laporan itu pada saat yang tepat. Sesuatu
penjelasan yang harus diberikan pada sesuatu saat yang tepat jangan ditunda,
penjelasan tidak boleh salah tempat.
c. Gunakan bahasa yang sederhana, konkret dan sudah biasa dipakai dan
dikenal oleh umum. Bahasa sederhana diartikan bahasa yang menurut
kaidah-kaidah tata-bahasa dan tertib penulisannya. Kongkret diartikan
bahwa pelaku-pelakunya tidak abstrak. Kata yang tidak biasa dipakai
hendaknya dihindari.
d. Pada tiap permulaan dan akhir suatu bagian, sub-bagian dan sub-sub bagian
harus anda tulis berturut-turut: pertama kali, katakan kepada pembaca apa
yang akan anda katakan, lalu katakan kepadanya, kemudian katakan apa
yang telah anda katakan.
9
e. Usahakan agar karangan anda nampak menarik, enak untuk dibaca, tetapi
tidak perlu sedap untuk dibaca. Untuk itu perhatikan tata-tertib tulis-
menulis dalam bahasa Indonesia yang berlaku.
Arti pentingnya pengakuan dan ucapan terima kasih itu tersurat dan tersirat
dalam arti istilah copyright, plagiarism dan patent law.
2. Patent law ialah hak eksklusif terhadap produksi, pemakaian, penjualan dan
keuntungan dari suatu penemuan yang dilindungi oleh suatu dokumen (letters
patent).
10
3. Plagiarism ialah hasil pembajakan atau penculikan berupa penggunaan
fakta, penjelasan, ungkapan, dan kalimat orang lain secara tidak sah. Hasil
pembajakan, penculikan, dan penggunaan fakta ungkapan, dan sebagainya
yang tidak sah tersebut disebut plagiat.
Penjelasan lebih lanjut tentang copyright dan patent law itu adalah sebagai
berikut: Halnya sama seperti barang tak bergerak milik perorangan, maka idea
atau fakta baru yang ditemukan atau dikumpulkan itu adalah milik perorangan
yang diakui dan dilindungi oleh undang-undang. Milik orang lain itu hanya idea
dan fakta, tetapi juga penjelasan, ungkapan, dan kalimat. Oleh karena itu, jika
anda menggunakan idea dan fakta itu, dalam suatu komposisi, maka anda
berkewajiban untuk mengakui bahwa anda meminjamnya dari orang lain.
Apabila anda tidak mengerjakan hal tersebut, atau berbuat pura-pura, seolah-olah
anda tidak mengetahui tentang hal tersebut, maka perbuatan anda itu adalah
termasuk ketegori pelanggaran undang-undang.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
13