Akmen Lanjutan Kasus Pertemuan Ix Kelompok 6
Akmen Lanjutan Kasus Pertemuan Ix Kelompok 6
Oleh:
Kelompok VI
Automation Consulting Service (ACS) adalah perusahaan konsultan teknis yang ahli pada
otomatisasi untuk perusahaan industri manufaktur. ACS didirikan oleh Clifford Reed, Jack
Leland and Angle Goldberg pada tahun 1993. Sebagaimana ACS yang terus berkembang,
penting untuk diingat bahwa para pendiri ACS mengatasi masalah yang terjadi di setiap kantor
karena model bisnis terdesentralisasi dengan kurangnya mekanisme kontrol.
Seperti yang diharapkan dalam model bisnis desentralisasi, pemberdayaan telah menjadi
bagian yang sangat penting dari manajemen strategis dari ACS, dan telah bekerja sangat baik di
masa lalu karena para pendiri ACS mampu menyebarkan filosofi klien mereka dan gaya bisnis di
seluruh organisasi saat organisasi tersebut relatif kecil. Namun, sebagai organisasi berkembang
dari Boston ke tiga pasar lainnya (San Jose, Detroit, dan Philadelphia), filosofi organisasi yang
diterapkan untuk bisnis kecil tidak lagi diterapkan pada hal yang baru, yaitu memperluas
organisasi.
Oleh karena itu, ACS dihadapkan dengan masalah menyeimbangkan dua konsep
pemberdayaan dan control/( empowerment and control ). Sistem manajemen formal harus
dilembagakan tanpa merusak semangat kewirausahaan yang telah memungkinkan organisasi
mereka untuk berkembang selama bertahun-tahun. Solusi jangka panjang harus
mempertimbangkan keseluruhan perbaikan dari tujuan strategis, perombakan misi perusahaan,
dan penerapan dari levers of control . Komunikasi di dalam organisasi akan menjadi kunci untuk
pelaksanaan strategi jangka panjang. Tetapi sebelum membahas solusi jangka panjang, hal yang
penting untuk difokuskan pada pengendalian krisis jangka pendek di masing-masing empat
kantor regional. Perbaikan jangka pendek hanya akan bersifat sementara, sehingga organisasi
dapat menentukan sendiri waktu untuk bekerja diluar solusi jangka panjang untuk berbagai
masalah yang timbul pada pertemuan para pendiri ACS dibulan Agustus 2010. Isu-isu ini
meliputi praktek penagihan yang dipertanyakan, kurangnya rencana pengembangan usaha,
ketidakmampuan untuk mengontrol tawaran untuk proyek tertentu, meningkatnya kategori
pengeluaran di tingkat kantor, dan masalah rencana insentif.
Isu-isu ini akhirnya berasal dari kurangnya kontrol dalam proses bisnis di kantor
independen. Pikiran para pendiri ACS sangat melekat pada sistem yang telah membawa mereka
begitu banyak kesuksesan yaitu desentralisasi dan kemandirian substansial. Namun, suatu point
timbul ketika desentralisasi harus diimbangi dengan sistem formal untuk menjamin manajemen
bahwa unit bisnis beroperasi dengan tujuan strategis organisasi.
A. Permaslahan
c. Permasalahan Dettoiret
Permasalahnya adalah di dettoiret hanya fokus kepada perusahan yang besar.
Sedangkan klien yang bersifat kecil tidak terfokuskan. Ini menjadi permaslaahan
karena kurangnya proyek yang di dapat oleh kantor cabang dettorite.
e. Permasalahan Philadelphia
Permaslahannya ialah tidak diketahuinya anggaran mengenai biaya. Padahal
philadelphia juga termasuk sebagi pusat pendapatan. Sehingga control untuk biaya
atau kita katakan sebagai pengeluaran itu tidak ada. Ini menjadi permasalahan karena
bisa bisa cost tidak terasa semakin besar dan dapat merugikan perusahaan.
Pada dasarnya permasalahan diatas terletak pada ACS itu sendiri. Yang mana ACS
menerapkan sistem disentralisasi tanpa adanya aturan yang mengikat sehingga kantor
cabang dengan leluasa melakukan improvisasi yang berlebihan bahkan keluar dari visi
dan misi owner perusahaan. Improvisasi berlebihan tersebut juga dimotori oleh partner
selaku mitra ACS yang seakan akan kantor cabang sudah terlalu melebar dari visi & misi
perusahaan.
Menurut simons (2000). Pada dasarnya orang orang bekerja didalam perusahaan
memiliki itikad yang baik, yaitu :
Pada dasarnya orang ingin melakukan 4 poin hal hal diatas. Namun demikian, ada hal
hal yang menghambat yang disebut sebagai organizational block. Untuk menghilangkan
organizational block tersebut diperlukan sistem pengendalian stratejik yang disebut
dengan Four Levers of Control yang terdiri atas 4 bagian namun kita hanya membahas 2
diantaranya yakni belief system dan boundary system.
a. Belief System
Inintnya belief system mengandalkan pernyataan misi dan nilai yang dimiliki
perusahaan. Yang mana manager bertugas untuk menyampaikan dan mengarahkan
kepada karyawan dalam melakukan tindakan tindakannya.
b. Boundary System
Berkaitan dengan memberikan batasan pada pernyataan misi dan nilai. Sehinggan
orang orang didalam perusahaan memahami apa yang diperbolehkan dan tidak
diperbolehkan dalam perusahaan. Terdapat 2 jenis boundry system yakni strategic
boundary dan business conduct boundary.
Atas dasar permasalahan dan teori yang sebelumnya telah disampaikan. Bahwa terdapat
beberapa solusi. Yakni :
Hal diatas adalah boundary system sebagai bentuk aturan dalam persamaan visi dan
misi perusahaan. Namun kantor cabang tetp diberikan kesempatan perihal
pengembangan bisnis lainnya. Sehingga improvisasi tetap dapat dilakukan oleh
kantor cabang.