Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
akibat penyakit jantung, ditandai dengan kesulitan bernapas serta retensi natrium
dan air yang abnormal, yang sering menyebabkan edema. Kongesti ini dapat
terjadi dalam paru atau sirkulasi perifer atau keduanya, bergantung pada apakah
Gagal jantung kiri dalam jangka panjang dapat diikuti dengan gagal
jantung kanan, demikian juga gagal jantung kanan dalam jangka panjang dapat
diikuti gagal jantung kiri. Bilamana kedua gagal jantung tersebut terjadi pada saat
yang sama maka keadaan ini disebut gagal jantung kongestif. Gagal jantung
kongesif biasanya dimulai lebih dulu oleh gagal jantung kiri dan secara lambat
Gagal jantung merupakan tahap akhir dari seluruh penyakit jantung dan
Eropa kejadian gagal jantung berkisar 0,4% - 2% dan meningkat pada usia yang
lebih lanjut, dengan rata-rata umur 74 tahun. Prevalensi gagal jantung di Amerika
Serikat mencapai 4,8 juta orang dengan 500 ribu kasus baru per tahunnya.3
jantung, di RS Jantung Harapan Kita, setiap hari ada sekitar 400-500 pasien
1
Prevalensi gagal jantung di negara berkembang cukup tinggi dan makin
meningkat. Oleh karena itu gagal jantung merupakan masalah kesehatan yang
utama. Setengah dari pasien yang terdiagnosis gagal jantung masih punya harapan
foto rontgen toraks yang dapat menggambarkan ukuran dan bentuk jantung serta
kondisi kedua paru.4 Untuk itu penting bagi mahasiswa kedokteran dan para
dokter untuk memahami tanda-tanda penting pada gambaran foto rontgen toraks
klasifikasi gagal jantung, Cara diagnosis gagal jantung, cara mendiagnosis gagal
1.3. Tujuan
pembaca mengenai gagal jantung dan juga sebagai salah satu syarat dalam
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jantung berbentuk seperti buah pir atau kerucut terletak seperti piramida
terbalik dengan apeks (puncak) berada di bawah dan basis (alas) berada di atas.
Jantung yang normal terletak di rongga dada sebelah kiri, di dalam ruang
mediastinum. Apeks jantung menghadap ke kiri depan bawah. Besar jantung lebih
kurang sebesar kepalan tangan pemiliknya. Pada bayi ukurannya relatif lebih
besar daripada dewasa. Pada bayi, perbandingan jantung terhadap rongga dada
(rasio kardiotoraks) mencapai 60%, pada anak besar sampai dewasa muda
mencapai 50%.5,6
endokardium. Lapisan perikardium adalah lapisan paling atas dari jantung terdiri
3
dari fibrosa dan serosa dan berfungsi sebagai pembungkus jantung. Lapisan
perikardium parietal dan visceral terdapat ruangan perikardium yang berisi cairan
kontraksi lebih lama dari otot rangka dan mampu berkontraksi secara ritmik.5
mempunyai beban lebih berat untuk memompa darah ke sirkulasi sistemik yang
Miokardium terdiri dari dua berkas otot yaitu sinsitium atrium dan
berfungsi mempercepat hantaran impuls pada setiap sel otot jantung. Antara
sinsitium atrium dan sinsitium ventrikel terdapat lubang yang dinamakan anoulus
dalam jantung dan merupakan lapisan endotel yang sangat licin untuk membantu
aliran darah.6
4
Gambar 2. Lapisan jantung6
Jantung terdiri dari empat ruang, dua ruang berdinding tipis disebut atrium
1. Atrium
seluruh tubuh yang mengalir dari vena kava superior dan inferior serta
Atrium kiri. Berfungsi menerima darah yang kaya oksigen dari paru-paru
2. Ventrikel
5
Ventrikel kiri. Berfungsi memompakan darah yang kaya oksigen dari
semilunar.6
sesaat setelah kontraksi atau sistolik dan sesaat saat relaksasi atau diastolik. Tiap
bagian daun katup jantung diikat oleh chordae tendinea sehingga pada saat
kontraksi daun katup tidak terdorong masuk keruang sebelumnya yang bertekanan
rendah. Chordae tendinea sendiri berikatan dengan otot yang disebut muskulus
papilaris.6
terletak antara atrium kanan dan ventrikel kanan disebut katup trikuspidalis.
6
Katup yang terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri disebut katup
mencegah aliran balik pada saat ventrikel berkontraksi memompa darah keluar
Katup semilunar terdiri dari katup pulmonal yaitu katup yang menghubungkan
antara ventrikel kanan dengan pulmonal trunk, katup semilunar yang lain
Lingkaran sirkulasi jantung dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu
sirkulasi sistemik dan sirkulasi pulmonal. Namun demikian terdapat juga sirkulasi
Sirkulasi Sistemik
7
1. Mengalirkan darah ke berbagai organ tubuh.
Sirkulasi Pulmonal
Sirkulasi Koroner
Efisiensi jantung sebagi pompa tergantung dari nutrisi dan oksigenasi yang
cukup pada otot jantung itu sendiri. Sirkulasi koroner meliputi seluruh
8
2.2. Definisi
Gagal jantung adalah suatu sindroma klinis yang disebabkan oleh gagalnya
volume berlebihan ataupun beban tekanan yang berlebih pada jantung, sehingga
jaringan tubuh.1
akibat penyakit jantung, ditandai dengan kesulitan bernapas serta retensi natrium
dan air yang abnormal, yang sering menyebabkan edema. Kongesti ini dapat
terjadi dalam paru atau sirkulasi perifer atau keduanya, bergantung pada apakah
kelainan fungsi jantung, sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk
kongestif biasanya disertai dengan kergagalan pada jantung kiri dan jantung
kanan.2
Keadaan ini dapat disebabkan olaeh karena gangguan primer otot jantung,
atau beban jantung yang berlebihan, atau kombinasi keduanya. Beban jantung
yang berlebihan pada preload atau beban volume terjadi pada defek dengan pirau
kiri ke kanan, regurgitasi katup, atau fistula arteriovena. Sedangkan beban yang
berlebihan pada afterload atau beban tekanan terjadi pada obstruksi jalan keluar
9
2.3. Epidemiologi
Gagal jantung merupakan tahap akhir dari seluruh penyakit jantung dan
Eropa kejadian gagal jantung berkisar 0,4% - 2% dan meningkat pada usia yang
lebih lanjut, dengan rata-rata umur 74 tahun. Prevalensi gagal jantung di Amerika
Serikat mencapai 4,8 juta orang dengan 500 ribu kasus baru per tahunnya. Di
Indonesia belum ada angka pasti tentang prevalensi penyakit gagal jantung, di RS
Jantung Harapan Kita, setiap hari ada sekitar 400-500 pasien berobat jalan dan
sekitar 65% adalah pasien gagal jantung. Meskipun terapi gagal jantung
mengalami perkembangan yang pesat, angka kematian dalam 5-10 tahun tetap
tinggi, sekitar 30-40% dari pasien penyakit gagal jantung lanjut dan 5-10% dari
meningkat. Oleh karena itu gagal jantung merupakan masalah kesehatan yang
utama. Setengah dari pasien yang terdiagnosis gagal jantung masih punya harapan
2.4. Etiologi
Dalam hubungan yang luas ada dua faktor penyebab gagal jantung :
Kondisi miokardium normal, akan tetapi gangguan dari beban kerja yang
10
2. Faktor miokardium, yaitu :
atau difteri.
kardiomiopati.3,4
2.5. Patofisiologi
peningkatan tekanan atrium kiri (LAP) karena atrium dan ventrikel berhubungan
merembes ke dalam alveoli dan terjadilah edema paru. Tekanan arteri paru-paru
11
dapat meningkat akibat peningkatan kronis tekanan vena paru. Hipertensi
kejadian seperti yang terjadi pada jantung kiri, juga akan terjadi pada jantung
katup atroventrikularis, atau perubahan orientasi otot papilaris dan korda tendinae
2.6. Klasifikasi
menjadi 4 kelas, berdasarkan hubungannya dengan gejala dan jumlah atau usaha
12
1. Kelas I : Penderita dengan gagal jantung tanpa adanya pembatasan
aktivitas fisik, dimana aktivitas biasa tidak menimbulkan rasa lelah dan
sesak napas.
pembatasan aktivitas fisik yang ringan, kegiatan fisik yang lebih ringan
4. Kelas IV: Penderita dengan gagal jantung yang tidak sanggup melakukan
kegiatan apapun tanpa keluhan, gejala sesak napas tetap ada walaupun saat
beristirahat.5
terjadi pada CHF. Menurut Elliots, klasifikasi hipertensi vena pulmonalis dibagi
menjadi :7
1. Stage 1 :
Pada stage 1 PCWP [13-18 mm]. Terjadi redistribusi dari pembuluh darah
paru. Pada foto toraks PA normal, pembuluh darah pada lobus atas lebih
kecil dan sedikit dibanding pembuluh darah pada lobus bawah paru.
dan akan mengalir pada vaskular yang tidak menerima perfusi darah,
13
sehingga menyebabkan terjadinya ditensi pada vaskular yang telah
aliran darah pulmonal. Awalnya terjadi aliran darah yang sama, kemudian
terjadi redistribusi aliran darah dari lobus bawah menuju lobus atas.
2. Stage 2 :
Pada stage 2, PCWP [18-25 mm]. Tahap ini ditandai oleh kebocoran
pembuluh darah paru (perihilar haze). Selain itu, fisura interlobaris juga
3. Stage 3 :
Pada stage ini, PCWP [> 25 mm]. Tahap ini ditandai dengan berlanjutnya
alveoli (edema alveolar) dan kebocoran cairan menuju cavum pleura (efusi
14
4. Stage 4 :
yaitu 15upture15 mayor dan 15upture15 minor. Diagnosis ditegakkan dari dua
15upture15 mayor atau satu 15upture15 mayor dan dua 15upture15 minor harus
Kriteria mayor :
4. Kardiomegali
6. Irama derap S3
15
7. Peningkatan tekanan vena >16 cm H20
8. Refluks hepatojugular.1
Kriteria minor :
3. Dispneu deffort
4. Hepatomegali
5. Efusi pleura1
2.9.Penatalaksanaan
kerja jantung dan manipulasi selektif terhadap ketiga penentu utama fungsi
miokardium, baik secara sendiri-sendiri ataupun gabungan dan: (1) beban awal,
(2) kontraktilitas, dan (3) beban akhir. Penanganan biasanya dimulai bila timbul
gejala saat beraktivitas biasa (NYHA kelas fungsional II). Regimen penangangan
Eksaserbasi akut dan gagal jantung atau perkembangan menuju gagal jantung
berat dapat menjadi alasan untuk perawatan di rumah sakit dan penanganan yang
lebih agresif. 11
baik akut maupun kronik ditujukan untuk mengurangi gejala dan memperbaiki
16
1. Non Farmakalogi :
a. Anjuran umum :
pengobatan.
b. Tindakan Umum :
pada gagal jantung berat dan 1,5 liter pada gagal jantung ringan.
2) Hentikan rokok
yang lainnya.
akut.11
17
2. Farmakologi
digunakan loop 18upture18 atau tiazid. Bila respon tidak cukup baik,
sistolik.10
18
d. Angiotensin II antagonis reseptor dapat digunakan bila ada
blocker.10
atrial dan tidak digunakan untuk terapi aritmia atrial dan tidak dapat
jantung.10
l/hari) dan pembatasan asupan garam dianjurkan pada pasien. Tirah baring jangka
19
meningkatkan perfusi ginjal. Pemberian heparin subkutan perlu diberikan pada
dengan fibrilasi atrium, gangguan fungsi sistolik berat dengan dilatasi ventrikel. 10
takikardia serta cemas,pada kasus yang lebih berat penderita tampak pucat dan
hipotensi. Adanya trias hipotensi (tekanan darah sistolik < 90 mmHg), oliguria
serta cardiac output yang rendah menunjukkan bahwa penderita dalam kondisi
syok kardiogenik. Gagal jantung akut yang berat serta syok kardiogenik biasanya
timbul pada infark miokard luas, aritmia yang menetap (fibrilasi atrium maupun
ventrikel) atau adanya problem mekanis seperti 20upture otot papilari akut
konsentrasi tinggi dengan masker sebagai tindakan pertama yang dapat dilakukan.
Monitoring gejala serta produksi kencing yang akurat dengan kateterisasi urin
refrakter. 10
20
upture. Loop upture juga meningkatkan produksi prostaglandin upture lat renal.
Efek ini dihambat oleh prostaglandin inhibitor seperti obat antiflamasi nonsteroid,
nyeri dan stress, serta menurunkan kebutuhan oksigen. Opiat juga menurunkan
preload dan tekanan pengisian ventrikel serta udem paru. Dosis pemberian 2 3
preload serta tekanan pengisian ventrikel dan berguna untuk pasien dengan angina
serta gagal jantung. Pada dosis rendah bertindak sebagai vasodilator vena dan
pada dosis yang lebih tinggi menyebabkan vasodilatasi arteri termasuk arteri
antara dilatasi vena dan arteri tanpa mengganggu perfusi jaringan. Kekurangannya
pada gagal jantung refrakter, diberikan pada pasien gagal jantung yang disertai
krisis hipertensi. Pemberian nitropusside dihindari pada gagal ginjal berat dan
Nesiritide adalah BNP rekombinan yang identik dengan yang dihasilkan ventrikel.
21
aldosteron dan endotelin di plasma. Pemberian intravena menurunkan tekanan
yang disertai hipotensi dan hipoperfusi perifer. Obat inotropik dan / atau
vasodilator digunakan pada penderita gagal jantung akut dengan tekanan darah 85
100 mmHg. Jika tekanan sistolik < 85 mmHg maka inotropik dan/atau
darah splanknik dan ginjal. Pada dosis 2 5 g/kg/mnt akan merangsang reseptor
22upture22la beta sehingga terjadi peningkatan laju dan curah jantung. Pada
2,5 15 g/kg/mnt. Pada pasien yang telah mendapat terapi penyekat beta, dosis
menjadi AMP sehingga terjadi efek vasodilatasi perifer dan inotropik jantung.
Yang sering digunakan dalam klinik adalah milrinone dan enoximone. Biasanya
22
digunakan untuk terapi penderia gagal jantung akut dengan hipotensi yang telah
g/kg/mnt. Dosis enoximone 0,25 0,75 g/kg bolus kemudian 1,25 7,5
g/kg/mnt.10
disertai syok kardiogenik dengan tekanan darah < 70 mmHg. Penderita dengan
syok kardiogenik biasanya dengan tekanan darah < 90 mmHg atau terjadi
dengan dosis 0,05 0,5 g/kg/mnt. Norepinefrin diberikan dengan dosis 0,2 1
g/kg/mnt.10
tersering adalah penyakit jantung koroner dan sindrom koroner akut. Bila
diberkan pada penderita dengan tanda kelebihan cairan. Terapi nitrat untuk
jantungharus diterapi.10
23
Penanganan upture yang dapat dikerjakan adalah Pompa balon intra
ventricular assist device. Pompa balon intra aorta ditujukan pada penderita gagal
jantung berat atau syok kardiogenik yang tidak memberikan respon terhadap
24
BAB III
jantung dan paru sangat penting untuk penilaian awal dan merupakan pelopor
R) di sisi kiri pemeriksa atau sisi kiri foto (marker L) di sisi kanan pemeriksa.
Pada radiografi toraks, jantung terlihat sebagai bayangan opak (putih) di tengah
Identitas
sehingga jelas apakah foto yang dibaca memang milik pasien tersebut.
Marker
Foto yang akan di baca harus mencantumkan marker R (Right/ kanan) atau
L (Left/ kiri).
Hal ini dapat tercapai dengan posisi PA, tangan di punggung daerah
25
Densitas cukup
Inspirasi cukup
Pada inspirasi yang tidak adekuat atau pada saat ekspirasi, jantung akan
jika iga 6 anterior atau iga 10 posterior terlihat komplit. Iga sisi anterior
Simetris
Radiografi toraks dikatakan simetris jika terdapat jarak yang sama antara
prosesus spinosus dan sisi medial os clavikula kanan - kiri. Posisi asimetris
paru sisi kanan kiri berbeda sehingga penilaian menjadi kurang valid.12
Jantung berada di sisi anterior rongga dada. Pada radiografi toraks dengan
posisi berdiri, dimana sinar berjalan dari belakang ke depan (PA), maka letak
jantung dekat sekali dengan film. Jika jarak dari fokus sinar ke film cukup jauh,
maka bayangan jantung yang terjadi pada film tidak banyak mengalami
jantung 1,8 2m. Bayangan jantung yang terlihat pada radiografi toraks proyeksi
26
radiografi dibuat dalam proyeksi antero-posterior (AP), maka jantung letaknya
akan menjadi jauh dari film sehingga bayangan jantung akan mengalami
magnifikasi bila dibandingkan dengan proyeksi PA. Hal yang sama akan terjadi
pada radiografi yang dibuat dengan posisi telentang (supine) dengan sinar berjalan
dari depan ke belakang (AP). Di sini bayangan jantung juga akan terlihat lebih
besar dibanding dengan proyeksi PA dan posisi berdiri. Posisi AP dilakukan pada
panjang dan ke bawah. Ukuran vertikal jauh lebih besar daripada ukuran
pendulum). Sebaliknya pada orang yang gemuk dan pendek (piknikus); letak
jantung lebih mendatar dengan ukuran melintang yang lebih besar disertai
diafragma yang letaknya lebih tinggi. Bentuk dinding toraks seperti pectus
seperti skoliosis, kifosis atau hiperlordosis dapat mempengaruhi bentuk dan letak
jantung.12
Kelainan luas pada paru dapat mempengaruhi bentuk dan letak jantung.
Fibrosis atau atelektasis dapat menarik jantung, sedangkan efusi pleura dan
a. Kecepatan kaset
27
b. Ukuran kaset
35 x 43 cm
35 x 35 cm
24 x 30 cm (Untuk anak-anak)
c. Sarat pemeriksaan
Pajanan sebaiknya dilakukan pada saat inspirasi penuh: iga ke-10 posterior
Pastikan bahwa bagian bawah diafragma terlihat pada dua sisi, termasuk
jantung.13
28
d. Prosedur pemeriksaan
letakan kaset dalam tempat kaset. Sejajarkan arah sinar terhadap susunan
kaset tersebut.
a. Kecepatan kaset
tempat kaset.
b. Ukuran kaset
35 x 43 cm
29
35 x 35 cm
24 x 30 cm (Untuk anak-anak)
c. Sarat pemeriksaan
Pastikan bahwa bagian bawah diafragma terlihat pada dua sisi, termasuk
jantung.13
d. Prosedur pemeriksaan
letakan kaset dalam tempat kaset. Sejajarkan arah sinar terhadap susunan
kaset tersebut.
Atur posisi pasien, pastikan pasien duduk tegak, sejajarkan lagi arah sinar
jika mungkin.
30
Pajankan sinar X (expose).
3. Lateral Projection13
a. Kecepatan kaset
tempat kaset.
b. Ukuran kaset
35 x 43 cm
35 x 35 cm
24 x 30 cm (Untuk anak-anak)
c. Sarat pemeriksaan
31
Pastikan bahwa bagian bawah diafragma terlihat13
diafragma terlihat
d. Prosedur pemeriksaan
letakan kaset dalam tempat kaset. Sejajarkan arah sinar terhadap susunan
kaset tersebut.
Atur posisi pasien (biasanya lateral kiri), sebaiknya pasien berdiri tegak
32
Gambar 13. Posisi pasien (lateral) diafragma dikatakan mendatar.13
gelombang suara dengan frekuensi tinggi diatas 20.000 hertz (>20 kilohertz)
(CT Scan) dan radiologi karena tidak menggunakan radiasi. USG thorax
dibandingkan dengan magnetic resonance imaging (MRI) lebih aman karena tidak
Indikasi penggunaan USG thorax pada awalnya hanya terbatas pada kasus-
radiologi membutuhkan ruang khusus dan alat yang lebih besar dan rumit untuk
dijalankan sedang USG thorax lebih kecil dan tidak memerlukan ruangan khusus.
Penggunaan USG thorax dapat langsung dikerjakan disamping tempat tidur pasien
33
tanpa harus memindahkan pasien. Pemeriksaan juga dapat langsung dilakukan
oleh dokter diruang gawat darurat tanpa perlu dokter ahli radiologi.6
b. Mendeteksi efusi pleura dan pemandu untuk punksi terutama efusi yang
radiologi
e. Menilai invasi tumor ke pleura atau dinding dada dan memandu biopsi
34
Transthoracic dada US dapat dilakukan dengan unit US modern. Sebuah 2-
dalam, dan bidang pemindaian sektor memungkinkan bidang pandang yang lebih
luas melalui jendela akustik kecil. Dinding dada, pleura, dan paru-paru dapat
memberikan gambaran rinci dari setiap dinding dada, pleura, atau kelainan paru-
paru perifer. Kedua skala abu-abu dan warna Doppler pencitraan berguna untuk
dan memfasilitasi pemindaian dengan pasien dalam tegak atau posisi telentang.
Dada posterior terbaik dicitrakan dengan pasien duduk tegak, sedangkan anterior
35
Gambar 15. Posisi probe lateral USG thorax1
paru-paru dan pleura ruang dicapai dengan scanning sepanjang ruang interkostal.
penilaian gerakan paru-paru normal, dan dalam respirasi ditangguhkan, ketika lesi
dapat diperiksa secara detail dengan skala abu-abu atau warna Doppler US. Pada
gambar skala abu-abu, yang echogenicity lesi dapat dibandingkan dengan hati dan
36
Ketika Doppler warna yang digunakan, sensitivitas Doppler yang harus di
set ke aliran rendah atau skala-kecepatan rendah (biasanya 0,25 m / detik). Filter
dinding diatur untuk meminimalkan penolakan dari pergeseran frekuensi kecil dan
warna Doppler meningkat sampai latar belakang seragam berwarna badai salju
diperoleh dan kemudian menurun sampai hanya beberapa Speckles berwarna acak
tetap.13
aliran pembuluh darah dalam lesi, itu penting untuk menjaga sudut Doppler pada
kecepatan sistolik, kecepatan akhir diastolik, indeks resistif, dan indeks pulsasi
memungkinkan penilaian yang memadai dari mediastinum atas di 90% -95% dari
kasus. Hal ini dilakukan dengan pasien dalam posisi terlentang, dengan bahu
mediastinum atas harus diperoleh dalam sagital dan aksial. Warna Doppler US
Gambaran dinding dada normal terdiri dari lapisan jaringan lunak, otot dan
fascia adalah echogenic. Tulang rusuk digambarkan seperti garis echogenic diatas
37
lapisan jaringan lunak, otot dan fascia. Pleura parietal digambarkan seperti dua
berbentuk linier array dengan panjang gelombang 7,5-10 MHz. Bentuk transducer
lain dapat digunakan untuk pemeriksaan ini tapi hasil yang didapat tidak sebaik
jika menggunakan transducer linier array. Gambaran normal thorax dapat berbeda
2. Posisi objek :
kepala.
38
Foto sebelum dan sesudah memasukkan Media Kontras Kasus seperti
Tujuan dibuat foto sebelum dan sesudah media kontras adalah untuk
beberapa kriteria :
Potongan axial 1
39
interna kanan, (B) arteri karotis komunis kanan, (C) Trakhea, (D)
jugularis interna kiri, (H) arteri subklavikula kiri, (I) arteri karotis
caput humerus.13
Gambar 18. Posisi irisan thorax dan gambar irisan CT- Scan Axial 1 .14
Potongan axial 3
sterni, (D) Vena brachiophelic kiri, (E) Arteri komunis karotis kiri,
(F) arteri subklavia kiri, (G) oesofagus, (H) vertebra thorakal III-
40
Gambar 19. Posisi irisan Thorax dan gambar irisan CT-Scan axial 3.14
Potongan axial 5
o Kriteria gambar yang tampak adalah (A) vena kava superior, (B)
Gambar 20. Posisi irisan thorax dan gambar irisan Ct-Scan axial 5.13
Potongan axial 7
o Kriteria gambar yang tampak antara lain (A) Vena kava superior,
pulmonari kiri, (E) arteri pulmonari kiri, (F) aorta descenden, (G)
41
Vertebra thorakal VI-thorakal VII, (H) Vena azygos, (I) oesofagus,
Gambar 21. Posisi irisan thorax dan gambar irisan CT-Scan axial 7. 13
Potongan axial 10
o Kriteria Gambar yang tampak adalah (A) Vena kava inferior, (B)
Gambar 22. Posisi irisan Thorax dan gambar irisan Ct-Scan axial 7.14
42
3.3. Radioanatomi Jantung
- Trakea dan brous kanan kiri terlihat sebagai lesi lusen (hitam) yang superposisi
dengan vertebra
43
Gambar 25. Diafragma pada foto toraks PA. Cara menilai tinggi kubah diafragma.9
- Batas jantung di kanan bawah dibentuk oleh atrium kanan. Atrium kanan
superior.
- Batas jantung disisi kiri atas dibentuk oleh arkus aorta yang menonjol di
sebelah kiri kolumna vertebralis. Di bawah arkus aorta ini batas jantung
appendage).
- Batas kiri bawah jantung dibentuk oleh ventrikel kiri yang merupakan
44
Gambar 26. Radioanatomi foto toraks PA.11
- Lapangan atas paru berada di atas iga 2 anterior, lapangan tengah berada
antara iga 2-4 anterior dan lapangan bawah berada di bawah iga 4 anterior.
45
2. Radioanatomi Proyeksi Lateral
- Di belakang sternum, batas depan jantung dibentuk oleh ventrikel kanan yang
- Bagian belakang batas jantung dibentuk oleh atrium kiri. Atrium kiri ini
Dibawah atrium kiri terdapat ventrikel kiri yang merupakan batas belakang
bawah jantung.
- Batas belakang jantung mulai dari atrium kiri sampai ventrikel kiri berada di
paru.
46
Paru kanan terdiri dari 3 lobus yaitu :
Gambar 28. Radioanatomi lobus paru kiri radiografi toraks PA dan lateral.11
47
Gambar 29. Radiografi toraks lateral. Mediastinum.
- Garis A adalah jarak antara M dengan batas jantung sisi kanan yang terjatuh.
- Garis B adalah jarak antara M dengan batas kiri jantung yang terjatuh.
- Garis transversal C ditarik dari dinding toraks sisi kanan ke dinding toraks sisi
kiri. Garis ini melalui sinus kardiofrenikus kanan. Bila sinus-sinus kardiofrenikus
ini tidak sama tingginya, maka garis C ditarik melalui pertengahan antara kedua
sinus itu. Ada pula yang menarik garis C ini dari sinus kostofrenikus kanan ke
sinus kostofrenikus kiri. Perbedaan kedua cara ini tidak begitu besar, sehingga
48
1 2
Rumus :
+
CTR = = 50%
1 + 2
Pada radiografi toraks PA dewasa dengan bentuk tubuh yang normal, CTR kurang
dari 50%.
- Batas kanan jantung letaknya para-sternal, Bila kita memakai garis A, maka
garis A ini panjangnya tidak lebih dari 1/3 garis dari M ke dinding toraks kanan.
line).
- Batas dari arkus aorta, yaitu batas teratas dari jantung, letaknya 1-2 cm di bawah
49
3.3.2 Radio Anatomi CT-Scan Thorax Potongan Axial
Keterangan:
Paru Kanan:
50
Paru kiri:
Keterangan: (Atrioventrikular)
51
15. Sinus Coroner 28. Ductus Thoracic
52
Keterangan:
53
Vertebrae Anterior
Dua fitur utama dari radiografi dada berguna dalam evaluasi pasien
dengan gagal jantung kongestif: (1) ukuran dan bentuk siluet jantung, dan (2)
interstitial terutama pada daerah basal paru. Hal ini menyebabkan peningkatan
54
resistensi vaskuler yang mengalir ke basal paru, menyebabkan pirau aliran darah
adanya peralihan pada vena-vena pada lobus atas. Pengalihan pada lobus atas
pembuluh darah pada lobus atas sama dengan atau melebihi pembuluh-pembuluh
b) Perihilar kabur
c) Peribronchial cuffing :
55
Gambar 35. Peribronchial cuffing tampak seperti gambaran donat
kecil pada bronkus.11
d) Garis Kerley A :
Berupa gambaran garis yang agak panjang (2-6 cm) yang tampak seperti
garis bercabang dengan arah diagonal dari hilus menuju ke arah perifer.
antara pembuluh limfe paru perifer dan sentral. Garis ini jarang dibanding
garis Kerley B, dan tidak akan tampak tanpa disertai adanya garis Kerley
56
e) Garis Kerley B :
Berupa gambaran garis pendek yang berparalel pada daerah paru perifer.
Garis ini dapat terlihat ketika cairan mengisi dan mendistensi septum
lainnya pada sudut kanan bawah dari pleura. Garis ini bisa tampak pada
semua daerah paru, tapi lebih sering pada paru bagian basal di sudut
Gambar 37. Garis kerley B tampak berupa garis putih horizontal yang
pendek-pendek pada bagian basal paru.11
f) Garis Kerley C
Garis ini jarang terlihat dibanding garis yang lain. Bentuk garis ini pendek
g) Efusi pleura
57
Gambar 38. Efusi pleura tampak pada foto torak PA11
h) Bats Wings
menyebabkan edema paru. Hal ini dapat terlihat sebagai densitas alveolar
terlihat densitas ruang udara bilateral yang difus dan kurang tegas/jelas
58
Gambar 40. Congestive Heart Failure.8
lobus atas (tanda panah), garis septum (garis Kerley B) terlihat baik di zona
tumour, itu bisa menghilang pada pemeriksaan radiologi berikutnya, bila keadaan
pasien membaik.12
gambaran radiologis yang berbeda antara satu dengan lainnya, seperti pada
garis vertikal ekogenik, yang dikenal sebagai garis B, adalah tanda adanya cairan
pada interstisial paru yang sederhana dan non invasif yang mudah dievaluasi di
59
bedside. Garis B terbentuk dari interaksi antar muka secara akustik udara-cairan
(air-fluid) yang kecil dan berjumlah multipel, karena fakta bahwa udara dan air
adalah 2 unsur dengan nilai impedansi akustik yang berlawanan. Fenomena ini
terkait dengan kontras antara struktur yang terisi udara (air-filled) dan yang kaya
cairan (water-rich), yang menghasilkan banyak gema dari sinar ultrasonic yang
Gambar 41. USG paru menunjukkan garis B multiple pada kasus edema paru
kardiogenik. Jika pola seperti ini ditemukan pada banyak lokasi di
anterior dan lateral dada, hal ini merupakan diagnosis sindrom
interstitial.13
Pada paru normal yang teraerasi, hanya ada sedikit garis B yang terdeteksi
secara sonografi. Ketika kadar air meningkat dan kadar udara berkurang karena
proses penyakit, sekat interlobular yang menebal dan cairan dalam ruang alveolar
menyebabkan timbulnya garis B difus dan multipel (Gambar 6). Setiap kondisi
paru dimana udara alveolar berkurang secara parsial dan cairan interstisial atau
pemeriksaan dada anterior dan lateral dengan scan 4 interkostal pada tiap sisi,
60
sesuai dengan area atas dan bawah secara anterior, dan area atas dan basal secara
lateral. Scan yang positif ditandai minimal 3 garis B, sedangkan pemeriksaan yang
Gambar 42. Pola sonografi tipikal dari sindrom difus alveolar-interstitial (kiri) dan
radiografi dada (kanan) pada kasus edema paru kardiogenik akut. Pada
gambaran sonografi kedua sisi, adanya artefak beberapa ekor komet yang
saling berdekatan (minimal 3 per scan dan pada semua area dada) dapat
dengan mudah di bedakan. Gambar-gambar tersebut menunjukkan pola
sonografi B+ sesuai dengan temuan radiologi dari edema paru.13
61
pemeriksaan paru, mencari penurunan fungsi ventrikel kiri secara keseluruhan,
yang akan terdeteksi sekitar 50% pada kasus gagal jantung akut terkompensasi.13
Mengenai USG paru, tanda lain selain garis B mungkin dievaluasi untuk
membedakan pola sindrom interstisial yang serupa dari penyebab kardiogenik dan
tanda-tanda ini dalam membedakan edema paru kardiogenik dari ARDS dan
fibrosis paru.13
darurat sangat penting untuk diagnosis banding gagal napas kardiogenik dan non
magnetic resonance imaging (MRI) dapat memberikan informasi yang sama tanpa
moderat, dan tingkat temuan positif palsu dan negatif palsu di modalitas rendah.14
62
Gambar 43. CT-Scan CHF14
Subtle ground glass opacity in the dependent part of the lungs (HU
the lung).
bervariasi.14
Gambar 43. CT scan setinggi lobus bawah paru menunjukkan area dengan opasitas
ground-glass, dengan penebalan fissura mayor, menunjukkan edema
interstitial subpleura.14
63
Terdapat juga penebalan septum interlobular dan interstitial
tampak. Pada beberapa pasien, gambaran perivaskular yang tidak jelas dan
Gambar 44. CT scan setinggi arcus aorta dan arteri pulmonalis menunjukkan opasitas
ground glass dengan distribusi geografik dan sparing parsial dari perifer
paru. 14
Gambar 45. Rontgen dan CT-Scan yang memperlihatkan gambaran edema yang
mengikuti arah gravitasi dan dapat diukur perbedaan densitas masing-
masing edema14
64
Terdapat bukti bahwa distribusi edema parahilar atau bat-wing sering
Terkadang edema dapat terjadi unilateral, seperti yang terjadi pada pasien dengan
posisi dekubitus lateral yang diperpanjang atau asimetris dan bahkan dengan
distribusi tidak wajar pada pasien dengan emfisema regional. Pada studi mengenai
katup jantung; itu juga digunakan pada pasien dengan kondisi lain.
65
Tingkat kepercayaan di MRI tinggi, dan tingkat temuan positif palsu dan negatif
66
BAB IV
KESIMPULAN
akibat penyakit jantung, ditandai dengan kesulitan bernapas serta retensi natrium
dan air yang abnormal, yang sering menyebabkan edema. Kongesti ini dapat
terjadi dalam paru atau sirkulasi perifer atau keduanya, bergantung pada apakah
meningkat. Oleh karena itu gagal jantung merupakan masalah kesehatan yang
utama. Setengah dari pasien yang terdiagnosis gagal jantung masih punya harapan
foto rontgen torak, USG, CT-Scan, serta MRI yang dapat menggambarkan ukuran
dan bentuk jantung serta kondisi kedua paru. Pada pemeriksaan foto rontgen
thoraks didapatkan gambaran CTR >50%, efusi pleura, garis kerley A B dan C,
bats wings, serta peribronchial cuffing. Pada ct-scan, tanda edema hidrostatik
opacities. MRI jarang digunakan dalam pemeriksaan pasien dengan gagal jantung
penyakit penilaian katup jantung. Pada USG dikenal sebagai B-Line, adalah tanda
67
DAFTAR PUSTAKA
medicine.
17,115 126.
6. Moore KL, Dalley AF. 2013. Anatomi Berorientasi Klinis. Edisi V:Jilid 2.
Jakarta : EGC
Edema.http://www.nejm.org/
10. Rasad, Sjahriar. 2010. Radiologi Diagnostik Edisi Kedua. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI
68
11. Grady KL, Dracus K, Kennedy G, at al. 2000. Team management of
Circulation.
Germany.
69