Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kondisi Indonesia yang merupakan daerah yang memiliki dua musim
dimana suhu tropis dalam kelembapan yang tinggi memudahkan tumbuhnya
jamur, sehingga jamur sering dijumpai menginfeksi kulit seseorang. Penyakit kulit
yang disebabkan oleh jamur pada tahun 1996-1998 merupakan penyakit kulit
yang menempati urutan kedua terbanyak dari insiden penyakit kulit. Pada tahun
2002 penyakit dermatofitosis, merupakan penyakit kuit yang menduduki urutan
pertama dibandingkan dengan penyakit kulit yang lain.
Jamur sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia. Sedemikian
eratnya sehingga manusia tak terlepas dari jamur. Jenis-jenis fungi-fungian ini
bisa hidup dan tumbuh diamana saja, baik di udara, tanah , air, pakaian, bahkan di
tubuh manusia sendiri. Jamur bisa menyebabkan penyakit yang cukup parah bagi
manusia. Penyakit tersebut anatara lain mikosis yang menyerang langsung pada
kulit, mikotoksitosis akibat mengonsumsi toksis dari jamur yang ada dalam
produk makanan dan misetismus yang disebabkan oleh konsumsi jamur beracun.
Penyakit yang disebabkan oleh Candida dikenal dengan
kandidiasis.Kandidiasis adalah suatu penyakit jamur yang bersifat akut dan sub
akut yangdisebabkan oleh spesies Candida, biasanya oleh Candida albicans dan
dapatmengenai kulit mulut, vagina, kuku, kulit, bronki, atau paruparu. Penyakit
iniditemukan diseluruh dunia dan dapat menyerang semua umur baik laki
lakimaupun perempuan. Pengetahuan tentang jamur ini sangat penting, untuk
dapat mengetahui identifikasi jamur candida maka dilakukan praktikum
Identifikasi jamur candida.
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum identifikasi Jamur Candida ini
adalahsebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tata cara pemeriksaan candida pada sampel infeksi
2. Untuk menumbuhkan jamur candida pada media pertumbuhan

C. Manfaat Praktikum
Adapun manfaat dari praktikum identifikasi Jamur Candida ini adalah
sebagai berikut:
1. Kita dapat mengetahui tata cara pemeriksaan candida pada sampel infeksi
2. Kita dapat menumbuhkan jamur candida pada media pertumbuhan

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kondisi Indonesia yang merupakan daerah yang memiliki dua musim
dimana suhu tropis dalam kelembapan yang tinggi memudahkan tumbuhnya
jamur, sehingga jamur sering dijumpai menginfeksi kulit seseorang. Penyakit kulit
yang disebabkan oleh jamur pada tahun 1996-1998 merupakan penyakit kulit
yang menempati urutan kedua terbanyak dari insiden penyakit kulit. Pada tahun
2002 penyakit dermatofitosis, merupakan penyakit kuit yang menduduki urutan
pertama dibandingkan dengan penyakit kulit yang lain.
Jamur sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia. Sedemikian
eratnya sehingga manusia tak terlepas dari jamur. Jenis-jenis fungi-fungian ini
bisa hidup dan tumbuh diamana saja, baik di udara, tanah , air, pakaian, bahkan di
tubuh manusia sendiri. Jamur bisa menyebabkan penyakit yang cukup parah bagi
manusia. Penyakit tersebut anatara lain mikosis yang menyerang langsung pada
kulit, mikotoksitosis akibat mengonsumsi toksis dari jamur yang ada dalam
produk makanan dan misetismus yang disebabkan oleh konsumsi jamur beracun.
Penyakit yang disebabkan oleh Candida dikenal dengan
kandidiasis.Kandidiasis adalah suatu penyakit jamur yang bersifat akut dan sub
akut yangdisebabkan oleh spesies Candida, biasanya oleh Candida albicans dan
dapatmengenai kulit mulut, vagina, kuku, kulit, bronki, atau paruparu. Penyakit
iniditemukan diseluruh dunia dan dapat menyerang semua umur baik laki
lakimaupun perempuan. Pengetahuan tentang jamur ini sangat penting, untuk
dapat mengetahui identifikasi jamur candida maka dilakukan praktikum
Identifikasi jamur candida.

B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum identifikasi Jamur Candida ini
adalahsebagai berikut:
3. Untuk mengidentifikasi jamur secara mikroskopik
4. Untuk menginterpretasikan jenis Candida yang diperoleh dibawah mikroskop.

C. Manfaat Praktikum

Adapun manfaat dari praktikum identifikasi Jamur Candida ini adalah


sebagai berikut:
1. Agar dapat mengidentifikasi jamur secara mikroskopik
2. Agar dapat menginterpretasikan jenis Candida yang diperoleh dibawah
mikroskop
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi jamur
Jamur adalah sekelompok organisme yang digabungkan dalam toksin
Kngdom Fungi berdasarkan system Whittaker. Kingdom fungi mempunyai ciri
khas yaitu bersifat heterotroph yang mengabsorbsi nutrient dan memiliki kitin
pada dinding selnya. Jamur dapat bersifat saprotrop dengan mendapatkan nutrisi
dari oraganisme lain yang mati, bersifat parasit dengan mendapatkan / nutrisi
dengan menghisap dari organisme hidup, atau dengan bersimbosis dengan cara
mutualisme bersama satu oraganisme. Produksi kitin, sejenis polisakarida adalah
synapomorphy (sifat yang serupa) antara fungi, choanoflagellata, dan hewan.
Adapun jamur dibagi menjadi empat devisi yaitu : Zygomycota, Ascomycota,
Basidiomycota, dan Deuteromycota (jamur imperfektil) (Ananya, 2012).
Umumnya jamur bersel banyak, tetapi ada pula yang bersel satu.
Berdasarkan sifat ini pula, maka ukuran jamur sangat bervariasi dari sangat kecil /
mikroskopik sampai berukuran cukup besar / makroskopik.Jamur atau fungi
adalah organisme heterotrofik yang memerlukan senyawa organic untuk
nutrisinya. Bila mereka hidup dari benda organik mati yang terlarut, mereka
disebut saprofit. Saprofit mengancurkan sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang
kompleks, menguraikannya menjadi zat-zat kimia yang lebih sederhana yang
kemudian dikembalikan kedalam tanah dan selanjutnya meningkatkan
kesuburannya (Jawetz, 2012).

B. Candida albicans
Candida albicans merupakan jamur dimorfik karena kemampuannya
untuk tumbuh dalam 2 bentuk yang berbeda yaitu sebagai sel tunas yang akan
berkembang menjadi blastospora dan menghasilkan kecambah yang akan
membentuk hifa semu. Candida albicans dapat tumbuh pada variasi pH yang luas,
tetapi pertumbuhannya akan lebih baik pada pH antara 4,5 6,5. Jamur Candida
albicans dapat tumbuh dalam perbenihan pada suhu 280 C 370 C (Jawetz,2012).
Candida albicans memperbanyak diri dengan membentuk tunas yang akan
terus memanjang membentuk hifa semu. Hifa semu terbentuk dengan banyak
kelompok blastospora berbentuk bulat atau lonjong di sekitar septum (Budiman,
2008).
Jamur Candida albicans dapat dibiakkan pada berbagai media
pertumbuhan antara lain pada PDA (Potatto Dextrose Agar), agar tajin (Rice
Cream Agar), agar dengan 0,1% glukosa, SDA (Sabaroud Dextrose Agar) dan
CMA (Corn Meal Agar) (Bates,2007)
Pada media SDA atau Glucose Yeast Extract Peptone Water, Candida
albicansberbentuk bulat atau oval yang biasa disebut dengan bentuk khamir
dengan ukuran 3,5 6 6 10 m. Koloni bewarna krem, agak mengkilat dan
halus. Pada media CMA dapat membentuk Clamydospora(Jawetz, 2012).

C. Morfologi Candida albicans


Sel-sel jamur kandida berbentuk bulat, lonjong, atau bulat lonjong dengan
ukuran 2-5 x 3-6 sampai 2-5,5 x 5-28,5 . Berkembang biak dengan spora
yang tumbuh dari tunas, disebut blastospora (Bates, 2007).
Kandida dapat mudah tumbuh di dalam media agar dengan membentuk
koloni ragi dengan sifat-sifat khas, yakni menonjol, dari permukaan medium,
permukaan koloni halus, licin, berwarna putih kekuning-kuningan, dan berbau
ragi. Jamur kandida dapat hidup di dalam tubuh manusia, hidup sebagai parasit
atau saprofit, yaitu di dalam pencernaan, alat pernapasan, dan rongga mulut orang
sehat. Pada keadaan tertentu, sifat kandida ini dapat berubah menjadi patogen dan
dapat menyebabkan penyakit yang disebut kandidiasis atau kandidosis (Ramali,
2001).
Spesies Candida albicans memiliki 2 jenis morfologi, yaitu bentuk seperti
khamir dan bentuk hifa.Selain itu, fenotipe atau penampakan mikroorganisme ini
juga dapat berubah dari warna putih dan rata menjadi kerut tidak beraturan,
berbentuk bintang, lingkaran, bentuk seperti topi dan tidak tembus cahaya.Jamur
ini memiliki kemampuan untuk menempel pada sel inang dan melakukan
kolonisasi (Kuswadji, 2002).
D. Klasifikasi Candida albicans
Klasifikasi dari Candida albicans adalah sebagai berikut :
Kingdom : Fungi
Phylum : Ascomycota
Subphylum : Saccharomycotina
Class : Saccharomycetes
Ordo : Saccharomycetales
Family : Saccharomycetaceae
Genus : Candida
Spesies : Candida albicans (Jawetz, 2012).

E. Media SDA (Sabourauds Dextrose Agar)


Sabouraud medium agar di kembangkan oleh dokter kulit perancis,
Raymond JA Sabouraud pada akhir 1800 untuk mendukung pertumbuhan jamur
yang menyebabkan infeksi kulit, rambut atau kuku secara kolektif disebut sebagai
dermatofit. Investigasi media Sabouraud berfokus pada bakteri dan jamur yang
menyebabkan lesi kulit dan ia mengembangkan banyak agar dan teknik untuk
cetakan patogenbudaya dan ragi, seperti dermatofita dan Malassezia. Media ini
sangat diharapkan bahwa semua mycologist detil formulasi mereka tepat media,
suhu dan waktu inkubasi spesimen, dalam rangka standarisasi observasi lapangan
dan dengan demikian mengurangi perbedaan dalam penampilan sebagai
kemungkinan sumber kesalahan dalam identifikasi (Rusdimin, 2003).

F. Swab Vagina dan Swab Uretra


1. Swab Vagina
Swab vagina adalah pemeriksaan cairan vagina dengan usapan, hasil
usapan lalu ditambahankan cairan fisiologis dan garam lalu ditunggu selama 4-
5 menit. Swab vagina atau pemeriksaan apus vagina artinya mengambil
sediaan seperti lendir yang terdapat pada daerah vagina untuk diperiksa kuman-
kuman apakah yang ada di dalamnya dengan menggunakan bantuan bawah
mikroskop (Ani, 2004).
Komposisi sekret vagina normal adalah : sekresi vulvular kelenjar
bartholiini dan kelenjar skene, transudat dari dinding vagina, sel-sel vaginal
dan servikal yang tereksfoliasi, mukus/lendir serviks, cairan endometrial dan
oviduktal serta beberapa mikroorganisme beserta produk metaboliknya (Diah,
2012).
2. Swab Uretra
Dalam anatomi, uretra adalah saluran yang menghubungkan kantung
kemih ke lingkungan luar tubuh. Uretra berfungsi sebagai saluran pembuang
baik pada sistem kemih atau ekskresi dan sistem seksual. Pada pria, berfungsi
juuga dalam sistem reproduksi sebagai saluran pengeluaran mani. Pada pria
panjang uretra sekitar 20 cm dan berakhir pada glans penis ( Anonim, 2013).
BAB III

METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat


Praktikum Mikologi 2 Identifikasi Jamur Candida dilakukan pada hari
selasa tanggal 25 April 2017 pukul 09.00-selesai bertempat dilaboratorium Klinik
Terpadu Analis Kesehatan STIKES Mandala Waluya Kendari

B. Alat dan Bahan


1. Alat
Tabel 1. Alat yang digunakan pada praktikum identifikasi jamur candida
No. Alat Fungsi

1 Mikroskop Untuk mengamati objek dengan ukuran


sangat kecil
2 Bunsen Untuk
3 Jarum ose Untuk memindahkan mikroorganisme yang
akan diamati dibawah mikroskop
4 Kaca objek Untuk meletakan objek yangakan diamati
5 Cawan petri Untuk menempatkan media SDA

2. Bahan
Tabel 2. Bahan yang digunakan pada praktikum identifikasi jamur candida
No. Alat Fungsi

1 Sampel (sekret vagina Sebagai sampel


dan uretra)
2 KOH 10% Untuk melisiskan dinding sel
3 Media SDA Untuk media pertumbuhan
4 Alkohol Untuk sterilisasi

3. Prosedur Kerja
a. Pembuatan preparat
Dibuat apusan sekret pada kaca objek dan didiamkan hingga kering
Ditambahkan setetes larutan saline atau larutan pengencer
Dilakukan pengamatan dibawah mikroskop dengan pembesaran 40x atau
100x
Dicatat hasil pengamatan
b. Penumbuhan pada media pertumbuhan
Dibuat media untuk pertumbuhan candida dengan media SDA
Disterilkan media yang telah dibuat menggunakan autoclave suhu 121oC
selama 15 menit
Didinginkan pada media selama kurang lebih 15 menit
Diambil sampel dengan menggunakan ose kemudian ditanam di dalam
media SDA
Diinkubasi selama 2-5 hari suhu 37oC
Diamati secara makroskopik pada koloni yang tumbuh
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil pengamatan
1. Makroskopik
Tabel 3. Gambar hasil pengamatan mikroskopik dan makroskopik
No Sampel Hasil

1 Sekret vagina 1

2 Sekret vagina 2

3 Kuku 1

4 Kuku 2

5 Sekret uretra
2. Mikroskopik
Tabel 4. Hasil pemeriksaan mikroskipok jamur candida
No Sampel Hasil

1 Sekret vagina

2 Sekret uretra

B. Pembahasan

Pada praktikum kali ini yang kami lakukan adalah pemeriksaan jamur
candida pada beberapa sampel diantaranya sekret vagina, sekret uretra dan kuku
kaki. Pemeriksaan jamur candida dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara
makroskopik dan mikroskopik. Makroskopik di lakukan dengan cara mengamati
terbentuknya koloni pada media pertumbuhan SDA (Sabourauds Dextrose Agar)
dan mikroskopik dilakukan dengan cara pembuatan preparat dan diamati di bawah
mikroskop.
Vagina swab/ uretra swab adalah pemeriksaan cairan dari vagina/ uretra
dengan usapan, artinya mengambil sediaan seperti lendir yang terdapat pada
daerah vagina/uretra untuk diperiksa kuman-kuman apakah yang ada didalamnya
dengan menggunakan bantuan dibawah mikroskop. Vagina/uretra normal
mengandung beberapa mikroorganisme (rata-rata 6 spesies bakteri yang berbeda)
dengan flora normal yang kebanyakan aerobik. Candida albicans sebenarnya
merupakan flora normal dalam tubuh manusia namun ia akan bersifat patogen
apabila pertumbuhannya terlalu banyak (blooming) sehingga apabila
kosentrasinya dalam jumlah yang banyak dapat bersifat patogen dan dapat
menimbulkan penyakit.
Pada praktikum kali ini sampel swab vagina, swab uretra dan sampel kuku
dikultur pada media SDA. Penanaman sampel dilakukan pada media SDA karena
media ini merupakan media untuk pertumbuhan jamur. Penanaman pada media
PDA dilakukan secara aseptis didekat api spiritus dengan menggoreskan sampel.
Media ynag telah dikultur ini kem udian diinkubasi pada inkubator dengan suhu
37oC selama 48 jam. Setelah masa inkubasi selesai, media PDA tersebut
kemudian diamati secara makroskopik.
Praktikum selanjutnya yaitu pembuatan preparat pada kaca objek setelah
itu ditetesi dengan menggunakan larutan KOH 10%. Larutan KOH 10%
berfungsi untuk melisiskan kulit, kuku dan rambut sehingga bila mengandung
jamur, dibawah mikroskop akan terlihat hifa dan pemeriksaan KOH (Kalium
Hoidroksida) merupakan yang dianjurkan untuk menegakkan diagnosis pada
setiap kasus kelainan kulit pada infeksi jamur.
Berdasarkan hasil pengamatan makroskopik dari media SDA pada cawan
yang berisi sampel swab vagina, swab uretra dan kuku yaitu terbentuk koloni pada
media. Pada cawan yang berisi sampel swab vagina dan swab uretra memiliki
bentuk koloni yang sama yaitu berwarna putih, sedikit cembung, halus, licin. Hal
tersebut didukung oleh teori Ramali, 2001 yang menyatakan bahwa Candida
dapat mudah tumbuh di dalam media agar dengan membentuk koloni ragi dengan
sifat-sifat khas, yakni menonjol, dari permukaan medium, permukaan koloni
halus, licin, berwarna putih kekuning-kuningan, dan berbau ragi. Sedangkan pada
sampel kuku memiliki koloni yang berbeda dengan koloni sekret yaitu berwarna
agak kecoklatan untuk (kuku 1) sedangkan untuk (kuku 2) berwarna kuning
kehijauan. Akan tetapi, pada hasil pengamatan pada cawan kontrol tumbuh
koloni, kemungkinan besar yang tumbuh pada media kontrol yaitu bakteri karena
media tidak ditambakan dengan antibiotik kloramphenikol yang berfungsi untuk
mencegah pertumbuhan mikroorganise lain selain jamur.
Sedangkan hasil pengamatan mikroskopik yaitu positif mengandung jamur
candida pada preparat swab vagina yang di tandai ddenag ditemukannya sel
Candida albicans. Sedangkan pada sampel swab uretra pada laki-laki yaitu
negatif ditandai dengan tidak ditemukannya jamur pada sampel.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa
1. Kultur jamur dari sampel swab vagina pada media SDA dilakukan secara
aseptis dengan menggoreskan sampel satu kuadrann pada meida SDA dan
kemudisn diinkubasi pada suhu 37o selama 48 jam . pada praktikum kali
ini dilakukan pengujian biokimia dikarenakan sampel tikan menunjukkan
hasil pertumbuhan jamur pada media PDA.
2. Pengamatan secara makroskopis menunjukkan hasil positif terdapatnya
pertumbuhan jamur pada media SDA. Akan tetapi , pada kontrol terdapat
pertumbuhan . hasil positif ini diduga karna proses isolasi kurang aseptis
dan pada media tidak di tambahkan antibiotik kloramphenikol yang
berfungsi untuk mencegah pertumbuhan mikroba lain selain jamur .
3. Pada praktikum kali ini dilakukan pengamatan secara mikroskopis dan
hasil menunjukkan posiif kandida pada sampel swab vagina dan hasil
negatif pada swab uretra.
B. Saran
Saran saya pada praktikum kali ini yaitu agar melengkapi alat dan bahan
yang dibutuhkan dalam praktikum agar kita dapat melakukan praktikum dengan
baik .
DAFTAR PUSTAKA

Ananya.2012.Cause of Candidiasis Indonesia . Trans Info Media : Jakarta


Ani.2014. Vagina swab. Erlangga : Jakarta
Anonim.2013.Gejala gejala terinfeksi jamur candida.EGC Kedokteran UI :
Jakarta
Diah.2012.Candidiasis Vagina.Gelora : Banjarmasin
Pradini.2012.Bakterial vaginosis 3.Widya Pustaka : Bandung
Paula Muara . 2001 . Candida Albicans: parasitic Yeast Infestation . PT.Gramedia
: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai