Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN MATERNITAS PADA Ny.

C
DENGAN POST PARTUM NORMAL DI RUANG MELATI
RUMAH SAKIT DAERAH (RSUD) GUNUNG JATI CIREBON

Di Susun Oleh :
SITI FATIMATUL JAHRO S.Kep
D1017061

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI
2017
A. KONSEP DASAR PENYAKIT
1. Definisi
a. Masa nifas atau post partum merupakan masa selama persalinan dan
segera setelah kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada
waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal
(Marmi, 2011).
b. Postpartum adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta
keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan
pulihnya kembali organ-organ yang berkaitan dengan kandungan, yang
mengalami perubahan seperti perlukaan dan lain sebagainya berkaitan saat
melahirkan (Suherni, 2009).
c. Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas
(puerperium) yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk
pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Post
partum adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ
reproduksi sampai kembali ke keadaan normal sebelum hamil (Bobak,
2010).

2. Klasifikasi
Tahapan yang terjadi pada masa nifas menurut Saleha 2009 adalah
sebagai berikut:
a. Priode immediate post partum
Masa segera setelah plasenta lahir sampai 24 jam. Pada masa ini
sering terdapat masalah, misalnya perdarahan karena atonia uteri. Oleh
karena itu bidan harus tetarur melakukan pemeriksaan kontraksi uterus,
pengeluaran lochea, teknan darah, dan suhu.
b. Priode early post partum antara 24 jam sampai 1 minggu
Pada fase ini dapat memastikan involasi uteri dalam keadaan
normal, tidak ada perdarahan, lochea tidak berbau busuk, tidak demam, ibu
cukup mendapatkan makan dan cairan, serta ibu dapat menyusui dengan
baik.
c. Periode late post partum antara 1 minggu sampai 5 minggu
Pada priode ini bidan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan
sehari-hari serta konseling keluarga berencana.

3. Gejala Klinis (Fisiologi Nifas)


Pada masa puerperium atau nifas tampak perubahan dari alat alat / organ
reproduksi yaitu :
a. Sistem Reproduksi
1) Uterus
Secara berangsur-angsur, kondisi uterus akan membaik dengan
pengecilan ukuran (involusi) dari uterus itu sendiri. Adapun tinggi
fundus uteri (TFU) post partum menurut masa involusi
Tabel 1. TFU menurut masa involusi

INVOLUSI TFU BERAT


UTERUS
Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram
Placenta lahir 2 cm di bawah umbilicus 1000 gram
dengan bagian fundus
bersandar pada promontorium
sakralis
1 minggu Pertengahan antara umbilikus 500 gram
dan simfisis pubis
2 minggu Tidak teraba di atas simfisis 350 gram
6 minggu Bertambah kecil 50-60 gram

Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera


setelah bayi lahir. Selama 1 samapi 2 jam pertama pascapartum
intensitas kontraksi uterus bisa berkurang dan menjadi tidak teratur.
Karena penting sekali untuk mempertahankan kontraksi uterus selama
masa ini, biasanya suntikan oksitosin secara IV atau IM diberikan
segera setelah plasenta lahir. Ibu yang merencanakan menyusui bayinya
dianjurkan membiarkan bayinya di payudara segera setelah lahir karena
isapan bayi pada payudara merangsang pelepasan oksitosin.
2) Vagina dan Perineum
Pada post partum terdapat lochia yaitu cairan/sekret yang
berasal dari kavum uteri dan vagina. Macam macam lochia :
a) Lochia rubra: berisi darah segar dan sisa sisa selaput ketuban,
terjadi selama 2 hari pasca persalinan
b) Lochia Sanguinolenta: berwarna merah kuning berisi darah dan
lendir, terjadi hari ke 3 7 pasca persalinan
c) Lochia serosa: Keluar cairan tidak berisi darah berwarna kuning.
Terjadi hari ke 7 14 hari pasca persalinan
d) Lochia alba: Cairan putih setelah 2 minggu pasca persalinan
Pada awalnya, introitus mengalami eritematosa dan edematosa,
terutama pada daerah episiotomi atau jahitan laserasi. Proses
penyembuhan luka episiotomi sama dengan luka operasi lain. Tanda-
tanda infeksi (nyeri, merah, panas, bengkak, atau rabas) atau tepian
insisi tidak saling melekat bisa terjadi. Penyembuhan harus
berlangsung dalam dua sampai tiga minggu. Hemoroid biasanya akan
terlihat pada ibu yang memiliki riwayat hemoroid dan karena
mengedan terlalu kuat.
3) Payudara
Pada masa nifas akan timbul masa laktasi akibat pengaruh
hormon laktogen (prolaktin) terhadap kelenjar payudara. Kolostrum
diproduksi mulai di akhir masa kehamilan sampai hari ke 3-5 post
partum dimana kolostrum mengandung lebih banyak protein dan
mineral tetapi gula dan lemak lebih sedikit. Produksi ASI akan
meningkat saat bayi menetek pada ibunya karena menetek merupakan
suatu rangsangan terhadap peningkatan produksi ASI. Makin sering
menetek, maka ASI akan makin banyak diproduksi. Perubahan yang
terjadi pada payudara meliputi :
a) Proliferasi jaringan kelenjar mamma dan lemak
b) Pengeluaran kolustrum yang berwarna kuning, mengandung banyak
protein albumin dan globulin yang baik untuk meningkatkan sistem
imunitasi bayi
c) Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam mamma
b. Sistem Pencernaan
1) Nafsu Makan
Ibu biasanya lapar segera melahirkan, sehingga ia boleh
mengkonsumsi makan ringan. Setelah benar-benar pulih analgesia,
anesthesia, dan keletihan, kebanyakan ibu merasa sangat lapar.
Permintaan untuk memperoleh makanan dua kali dari jumlah biasa
dikonsumsi diserta konsumsi camilan yang sering ditemukan.
2) Motilitas
Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna
menetap selama waktu yang singkat setelah bayi lahir. Kelebihan
analgesia dan ansthesia bisa memperlambat pengembalian tonus dan
motilitas ke keadaan normal.
3) Defekasi
Buang air besar secara spontan bisa tertunda selama dua sampai
tiga hari setelah ibu melahirkan. Keadaan ini bisa disebabkan karena
tonus otot usus menurun selama proses persalinan dan pada awal masa
pascapartum, diare sebelum persalinan, enema sebelum melahirkan,
kurang makan, atau dehidrasi. Ibu sering kali sudah menduga nyeri saat
defeksi karena nyeri yang dirasakannya diperineum akibat episiotomi,
laserasi, hemorid. Kebiasan buang air yang teratur perlu dicapai
kembali setelah tonus usus kembali normal.
c. Sistem Perkemihan
1) Uretra dan kandung kemih
Trauma bisa terjadi pada uretra dan kandung kemih selama
proses melahirkan, yakni sewaktu bayi melewati jalan lahir. Dinding
kandung kemih dapat mengalami hiperemis dan edema, seringkali
diserti daerah-daerah kecil hemoragi. Pengambilan urine dengan cara
bersih atau melalui kateter sering menunjukkan adaya trauma pada
kandung kemih. Uretra dan meatus urinarius bisa juga mengalami
edema.
Kombinasi trauma akibat kelahiran, peningkatan kapasitas
kandung kemih setelah bayi lahir dan efek konduksi anastesi
menyebabkan keinginan untuk berkemih menurun. Selain itu rasa nyeri
pada panggul yang timbul akibat dorongan saat melahirkan, laserasi
vagina, atau episiotomi penurunan atau mengubah reflex berkemih,
penurunan berkemih, seiring diuresis pascapartum, bisa menyebabkan
distensi kandung kemih. Distensi kandung kemih yang muncul segera
setelah wanita melahirkan dpat menyebabkan pendarahan berlebih
karena keadaan ini bisa menghambat uterus berkontraksi dengan baik.
Tonus kandung kemih biasanya akan pulih kembali dalam 5 sampai 7
hari setelah bayi lahir.
d. Sistem Integumen
Hiperpigmentasi di areola dan linea nigra tidak menghilang
seluruhnya setelah bayi lahir. Kulit yang meregang pada
payudara,abdomen, paha, dan panggul mungkin memudar tetapi tidak
hilang seluruhnya. Kelainan pembuluh dara seperti spider angioma (nevi),
eritema palmar biasanya berkurang sebagai respon terhadap penurunan
kadar estrogen setelah kehamilan berakhir. Diaforesis adalah perubahan
yang paling jelas terlihat pada sistem integumen.

4. Patofisiologi
Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna
maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum
hamil. Perubahan-perubahan alat genetal ini dalam keseluruhannya disebut
involusi. Disamping involusi terjadi perubahan-perubahan lain yakni
hemokonsentrasi dan timbulonya laktasi yang terakhir ini karena pengaruh
lactogenik hormon dari kelenjar hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar mama.
Otot-otot uterus berkontraksi segera post partum, pembuluh-pembuluh
darah yang ada antara nyaman otot-otot uterus akan terjepit. Proses ini akan
menghentikan pendarahan setelah plasenta lahir.
Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviks ialah segera setelah post
partum entuk serviks agak menganga seperti corong, bentuk ini disebabkan oleh
korpus uteri terbentuk seperti cincin.
Perubahan-perubahan yang terdapat pada endometrium ialah timbulnya
trombosis, degenerasi dan nekrosis di tempat implantasi plasenta pada hari
pertama endometrium yang kira-kira setebal 2 5 mm itu mempunyai permukaan
yang kasar akibat pelepasan desisua dan selaput janin regenerasi endometrium
terjadi sisa-sisa sel desisua basalis yang memakai waktu 2 3 minggu.
Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fascia yang merenggang
sewaktu kehamilan dan partus setelah janin lahir berangsur-angsur kembali seperti
sedia kala. Nifas dibagi dalam tiga periode :
1. Post partum dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan
berdiri, berjalan-jalan.
2. Post partum intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia
yang lamanya 6-8 minggu.
3. Post partum terlambat yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau
tahunan.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan post partum menurut Siswosudarmo, 2008:
a. Pemerikasaan umum: tensi,nadi,keluhan dan sebagainya
b. Keadaan umum: TTV, selera makan dan lain-lain
c. Payudara: air susu, putting
d. Dinding perut, perineum, kandung kemih, rectum
e. Sekres yang keluar atau lochea
f. Keadaan alat kandungan

5. Komplikasi
a. Pembengkakan payudara
b. Mastitis (peradangan pada payudara)
c. Endometritis (peradangan pada endometrium)
d. Post partum blues
e. Infeksi puerperalis ditandai dengan pembengkakan, rasa nyeri, kemerahan pada
jaringan terinfeksi atau pengeluran cairan berbau dari jalan lahir selam
persalinan atau sesudah persalinan.

6. Penatalaksanaan Medis
a. Observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi perdarahan)
b. 6-8 jam pasca persalinan: istirahat dan tidur tenang, usahakan miring kanan kiri
c. Hari ke- 1-2: memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang benar dan
perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas,
pemberian informasi tentang senam nifas.
d. Hari ke- 2: mulai latihan duduk
e. Hari ke- 3: diperkenankan latihan berdiri dan berjalan

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
a. Identitas
Meliputi identitas klien, yang terdiri dari nama, umur, alamat, status
perkawinan. Terdapat juga identitas penanggung, misal suami.
b. Status Kesehatan Saat Ini
Meliputi keluhan saat MRS dan keluhan utama saat ini.
c. Riwayat Obstetri
1) Riwayat menstruasi
2) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
d. Riwayat Persalinan dan Kelahiran Saat Ini
1) Tipe persalinan
2) Lama persalinan (kala I, kala II, kala III, kala IV)
3) Penggunaan analgesik dan anastesi
4) Apakah terdapat masalah dalam persalinan.
5) Kesanggupan dan pengetahuan dalam perawatan bayi, seperti breast care,
perineal care, nutrisi, senam nifas, KB, menyusui
e. Keadaan Bayi
Meliputi BB, PB, apakah ada kelainan atau tidak.
f. Riwayat Keluarga Berencana
Apakah klien melaksanakan KB
1) Bila ya, jenis kontrasepsi apa yang digunakan.
2) Sudah berapa lama menggunakan kontrasepsi.
3) Apakah terdapat masalah dalam penggunaan kontrasepsi.
g. Riwayat Kesehatan
1) Penyakit yang pernah dialami klien.
2) Pengobatan yang pernah didapat.
3) Apakah ada riwayat penyakit keluarga seperti penyakit diabetes mellitus,
penyakit jantung, penyakit hipertensi.
h. Kebutuhan Dasar Khusus
1) Pola nutrisi.
Nafsu makan meningkat, Kehilangan rata-rata berat badan 5,5 kg.
2) Pola eliminasi/sistem urogenital.
a) Konstipasi, tidak mampu berkemih, retensi urine.
b) Edema pada kandung kemih, urethra dan meatus urinarius terjadi
karena trauma.
c) Pada fungsi ginjal: proteinuria, diuresis mulai 12 jam.
d) Fungsi kembali normal dalam 4 minggu.
3) Pola personal hygiene.
Bagaimana frekuensi personal hygiene klien, seperti mandi, oral
hygiene, maupun cusi rambut.
a) Pola istirahat dan tidur.
Kurang tidur, mengantuk.
b) Pola aktivitas dan latihan.
Terganggu karena nyeri.
c) Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
Apakah klien merokok, minum-minuman keras, ataupun
ketergantungan obat.
d) Seksualitas/reproduksi
Ketakutan melakukan hubungan seksual karena nyeri.
e) Peran
Perubahan peran sebagai ibu.
f) Persepsi diri/konsep diri
Penilaian citra tubuh terganggu.
g) Kognitif perceptual
Kurang pengetahuan tentang perawatan bayi, ibu post partum.
i. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
a) GCS
b) Tingkat Kesadaran
c) Tanda-Tanda Vital
(1) Jam I : tiap 15 menit
(2) Jam II : tiap 30 menit
(3) 24 jam I : tiap 4 jam
(4) Setelah 24 jam : tiap 8 jam
2) Head to toe
a) Kepala
Memeriksa apakah terjadi edema pada wajah.
b) Wajah
Memeriksa apakah konjungtiva pucat, apakah skelera ikterus
c) Leher
(1)Hiperpigmentasi perlahan berkurang.
(2)Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui apakah kelejar tiroid
membesar, pembuluh limfe, pelebaran vena jugularis.
d) Thorak
(1) Payudara
Terdapat perubahan payudara, payudara membesar. Putting
mudah erektil.
Pruduksi colostrums 48 jam.
Memeriksa pada payudara jika terdapat massa, atau
pembesaran pembuluh limfe.
(2) Jantung
Tanda-tanda vital
- Tekanan darah sama saat bersalin, suhu meningkat karena
dehidrasi pada awal post partum terjadi bradikardi.
Volume darah
- Menurun karena kehilangan darah dan kembali normal 3-4
minggu
- Persalinan normal : 200 500 cc.
Perubahan hematologik
- Ht meningkat, leukosit meningkat, neutrophil meningkat.
Jantung
- Kembali ke posisi normal, COP meningkat dan normal 2-3
minggu.
(3) Paru
Fungsi paru kembali normal, RR : 16-24 x/menit,
keseimbangan asam-basa kembali setelah 3 minggu post
partum.
e) Abdomen
(1) Memeriksa bising usus pada empat kuadran.
(2) Memeriksa fundus uteri, konsistensi, kekuatan kontraksi, posisi,
tinggi fundus.
(3) Terjadi relaksasi pada otot abdomen karena terjadi tarikan saat
hamil. Diastasis rekti 2-4 cm, kembali normal 6-8 minggu post
partum.
(4) Terdapat linea gravidarum, strie alba, albican.
f) Genetalia
(1) Uterus
Memeriksa apakah kondisi uterus sudah kembali dalam kondisi
normal.
(2) Lochea
Memeriksa lochea : tipe, jumlah, bau.
Komposisi : Jaringan endometrial, darah, limfe.
Tahap
- Rubra (merah) : 1-3 hari.
- Serosa (pink kecoklatan)
- Alba (kuning-putih) : 10-14 hari
Lochea terus keluar sampai 3 minggu.
Bau normal seperti menstruasi, jumlah meningkat saat berdiri.
Jumlah keluaran rata-rata 240-270 ml.
(3) Serviks
Segera setelah lahir terjadi edema, bentuk distensi untuk beberapa
hari, struktur internal kembali dalam 2 minggu, struktur eksternal
melebar dan tampak bercelah.
(4) Vagina
Nampak berugae kembali pada 3 minggu, kembali mendekati
ukuran seperti tidak hamil, dalam 6 sampai 8 minggu, bentuk
ramping lebar, produksi mukus normal dengan ovulasi.
g) Perinium dan Anus
(1) Pemeriksaan perineum : REEDA (red, edema, ecchymosis,
discharge, loss of approximation)
(2) Pemeriksaan adanya hemoroid.
h) Ekstremitas
(1) Memeriksa apakah tangan dan kaki edema, pucat pada kuku jari,
hangat, adanya nyeri dan kemerahan.
(2) Apakah ada varises.
(3) Memeriksa refleks patella untuk mengetahui apakah terjadi hypo
atau hyper.
(4) Memeriksa homans sign (nyeri saat kaki dorsofleksi pasif).
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (peregangan perineum; luka
episiotomi; involusi uteri; hemoroid; pembengkakan payudara).
b. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan pengeluaran yang
berlebihan; perdarahan; diuresis; keringat berlebihan.
c. Risiko infeksi berhubungan dengan trauma jalan lahir
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda juall. (2009). Keperawatan Maternitas, Penerbit Buku Kedokteran,


EGC. Jakarta

Mansjoer. (2010). Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid 1. Penerbit Media


Aesculapius. Jakarta

Kusuma,.K. 2013 Asuhan Keperawata berdasarkan Nanda NIC-NOC.Yogjakarta:


salemba Medika

Jones. (2011). Dasar-Dasar Obstetri Dan Ginekologi, Edisi 6. Alih Bahasa Hadyanto.
Jakarta

Mochtar, Rustam. 2015. Sinopsis Obstetri Jilid I Edisi 2. Jakarta: EGC.Manuaba, IB.
2001. Konsep Obstetri dan Ginekologi Sosial Indonesia. Jakarta:
EGC.Wiknjosostro, Hanita. 2002. Ilmu Kebidanan Edisi III. Jakarta:
Yayasan BimaPustaka Sarwana Prawirohardjo

Anda mungkin juga menyukai