I. PENDAHULUAN
LOGAM merupakan material yang istimewa. Keistimewaan ini terletak pada sifat-
sifatnya, salah satunya sifat mekanik. Sifat-sifat ini dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu: komposisi kimia, perlakuan panas, dan struktur-mikro. Perlakuan panas dilakukan
untuk mendapatkan mikro struktur logam yang seragam, meningkatkan kekuatan,
kekerasan, keuletan, ketangguhan (untuk finishing product), serta sifat mampu las, sifat
mampu mesin, sifat mampu bentuk dan dapat mengurangi tegangan sisa (untuk produk
setengah jadi), yang muncul dari hasil pengerjaan logam tersebut sebelumnya. Untuk
mengetahui karakteristik baja maka dilakukan percobaan ini yaitu dengan judul analisa
perlakuan panas terhadap bahan logam yaitu baja.
Heat Treatment ( perlakuan panas ) adalah salah satu proses untuk mengubah
struktur logam dengan jalan memanaskan specimen pada elektrik terance ( tungku ) pada
temperature rekristalisasi selama periode waktu tertentu kemudian didinginkan pada
media pendingin seperti udara, air, air faram, oli dan solar yang masing-masing
mempunyai kerapatan pendinginan yang berbeda-beda.[1]
Sifat-sifat logam yang terutama sifat mekanik yang sangat dipengaruhi oleh struktur
mikrologam disamping posisi kimianya, contohnya suatu logam atau paduan akan
mempunyai sifat mekanis yang berbeda-beda struktur mikronya diubah. Dengan adanya
pemanasan atau pendinginan degnan kecepatan tertentu maka bahan-bahan logam dan
paduan memperlihatkan perubahan strukturnya.[1]
b. Anneling
Proses anneling atau melunakkan baja adalah prose pemanasan baja di atas
temperature kritis ( 723 C )selanjutnya dibiarkan bebrapa lama sampai temperature
merata disusul dengan pendinginan secara perlahan-lahan sambil dijaga agar
temperature bagian luar dan dalam kira-kira samahingga diperoleh struktur yang
diinginkan dengan menggunakan media pendingin udara. Tujuan proses anneling :
Melunakkan material logam, Menghilangkan tegangan dalam / sisa dan Memperbaiki
butir-butir logam.
c. Tempering
Proses tempering adalah pemanasan baja sampai temperature sedikit di bawah
temperature kritis, kemudian didiamkan dalam tungku dan suhunya dipertahankan
sampai merata selama 15 menit. Selanjutnya didinginkan dalam media pendingin. Jika
kekerasan turun, maka kekuatan tarik turun pula. Dalam hal ini keuletan dan
50
40
KEKERASAN
30
20
10
0
1 2 3 4 5
Series1 49.8 45.4 41.3 35.9 17.4
Series2 46.4 45.8 41.9 47.7 47.9
Hardening
UJI KEKERASAN BENDA KERJA
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5
Series1 60.1 59.3 57.5 57.6 58
Series2 52.8 55.1 52.3 50.5 49.4
50
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5
Series1 80.2 80.8 81.5 81.4 83
Series2 64.4 63.2 62.5 63 62.5
Tempering (200C)
48
46
44
42
40
1 2 3 4 5
Series1 52.2 50.8 50.9 51.8 52.8
Series2 45 45.5 46.7 45.3 46
50
40
KEKERASAN
30
20
10
0
1 2 3 4 5
Series1 49.7 51 47.5 47.7 40.8
Series2 38.3 42.2 44.1 43.8 37.2
Solusi
-permukaan benda dikikir terlebih dahulu sebelum di amplas agar
hasilnya bagus
-melakukan proses hardening yang pas agar didapatkan kekerasan
yang merata
-melakukan pengamatan rutin dan menggerakkan benda kerja agar
proses tempering warna berhasil dengan sempurna
IV. KESIMPULAN
Grafik keseluruhan
50
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5
AMT 37.96 81.38 58.5 51.7 47.34
EMS 45 45.94 63.12 52.02 45.7 41.12
Dari percobaan yang telah dilakukan dan dari data serta hasil perhitungan yang telah
dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :