Coba Meditasi
Banyak orang mengira bahwa meditasi membutuhkan ruangan tenang atau musik
khusus. Padahal Anda bisa melakukannya kapan saja, misalnya saat menunggu
bus datang, berjalan kaki, atau di tengah kemacetan.
Meditasi adalah latihan memfokuskan pikiran untuk membantu pelakunya memiliki
kesadaran penuh dan merasa tenang. Praktik ini umumnya dijalankan dengan duduk
tenang dengan mengatur pernapasan perlahan-lahan dan teratur selama setidaknya
15-20 menit.
Meditasi dianjurkan karena dapat dilakukan oleh siapa pun, di mana pun, dan kapan
pun. Aktivitas ini tidak memerlukan peralatan atau biaya khusus. Jika dijalani secara
teratur, praktik yang telah ada sejak ribuan tahun lalu dan berasal dari Timur ini diduga
memiliki banyak manfaat kesehatan.
Melatih diri untuk mengelola stres dengan melihat dari sisi lain.
Penelitian menemukan bahwa meditasi mungkin dapat membantu seseorang yang mengidap
penyakit tertentu, seperti asma, kanker, sakit jantung, fibromyalgia, artritis rematik, diabetes,
dan gangguan tidur. Namun pengidap kondisi-kondisi ini sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu
kepada dokter sebelum menjalani meditasi.
Hal yang perlu diingat bahwa meditasi bukanlah metode penanganan pengganti obat-obatan,
melainkan terapi pendamping dari langkah pengobatan utama.
Meditasi kesadaran. Bertujuan agar pelakunya sadar akan perasaan, pikiran, suara, atau bayangan
yang melintas pada pikiran.
Meski berbeda-beda cara, namun terdapat beberapa elemen yang umumnya ada pada semua jenis
meditasi, yaitu:
Memfokuskan pikiran. Membebaskan pikiran dari segala hal yang mengganggu konsentrasi dan
menjadi sumber penyebab kekhawatiran dan stres. Pikiran kemudian difokuskan pada hal
spesifik lain, seperti proses pernapasan, kata-kata, atau bayangan tertentu dalam pikiran.
Sambil terus menarik napas perlahan, fokuskan pikiran pada berbagai bagian tubuh secara
bergantian. Sadari apa yang Anda rasakan di bagian-bagian tubuh tersebut.
Anda dapat mengombinasikan aktivitas ini dengan menyebut kata atau nama sesuai kepercayaan
masing-masing. Anda juga bisa lakukan sambil mengucapkan doa dan ucapan syukur.
Setelah terbiasa melakukan meditasi dengan duduk, Anda bisa mencoba bermeditasi dengan
berjalan. Fokuskan pada pergerakan kaki dan hindari berjalan terlalu cepat. Lokasi berjalan bisa
di mana saja. Bisa dilakukan di taman kota, trotoar yang lapang, hingga di dalam mal.
Membaca dan merefleksi bacaan bahkan bisa menjadi bagian dari meditasi.
Musik yang tenang juga dapat menjadi cara untuk menenangkan diri dalam meditasi.
Dibebaskan untuk membuka atau menutup mata, tergantung kenyamanan dan kemudahan
masing-masing untuk berkonsentrasi. Namun hindari menyalakan alarm untuk menandai
selesainya durasi meditasi. Selain itu, sebaiknya meditasi tidak dijalani hingga dua jam setelah
makan karena proses pencernaan dapat berdampak kepada prosesnya. Untuk hasil maksimal,
jadikan meditasi sebagai bagian dari aktivitas rutin Anda tiap hari.
Ikuti
2 jawaban
Laporkan Penyalahgunaan
Jawaban
Jawaban Terbaik: Setelah memiliki dasar pembinaan Meditasi Kesadaran yang kuat, para pembina
akan mencapai tahap lanjut yang cukup menarik, tetapi juga penuh resiko bila tanpa dibimbing langsung
oleh seorang pembimbing.
Bila pada awalnya kaki yang terasa baal atau tebal, dan selanjutnya kaki tidak akan terasa baal atau
kebal lagi. Tetapi, kemudian secara perlahan tapi pasti, pembina mulai merasakan rasa ngantuk yang
luar biasa.
Rasa ngantuk ini kadang bisa diatasi beberapa saat, tetapi dalam beberapa saat akan timbul lagi.
Keadaan rasa ngantuk yang timbul dan hilang, akan terus berlangsung dalam beberapa saat. Dan
kadang para pembina dapat mencoba menfokuskan pada satu pikiran, atau terus melafalkan mantra-
mantra suci, atau melakukan pembayang, hingga mencoba mengamati keluar masuk nafas. Semua ini
memang dapat membantu untuk menghilangkan rasa ngantuk yang timbul.
Inilah proses alamiah dalam pembinaan awal meditasi, dimana rasa ngantuk dan kembalinya gambaran
Pikiran datang silih berganti. Keadaan yang demikian adalah wajar, dan memang merupakan proses
alamiah dari awal pembinaan meditasi.
Dengan pembinaan yang kuat dan pengarahan langsung dari guru, tidak menutup kemungkinan para
pembina meditasi akhirnya dapat mengatasi rasa ngantuk dan gambaran Pikiran yang timbul dan lenyap
sili berganti. Setiap Guru pembimbing, memiliki berbagai macam cara, yang sesuai dengan keadaan
tingkat masing-masing muridnya. Tetapi bagi para pembina meditasi kesadaran, adalah MUTLAK untuk
memahami berlangsungnya proses alamiah pembinaan awal meditasi ini dengan Kesadaran yang selalu
jernih.
Dalam proses awal pembinaan meditasi, demikianlah kira-kira para pembina akan mengalami proses
alamiah meditasi yang berlangsung:
- Perasaan baal atau kebal yang dimulai dari kaki mulai naik kepinggang, lalu dada, tangan,
- Suhu tubuh yang panas, akan mulai mendingin dan akhirnya tidak terasa panas ataupun dingin.
- Penglihatan kadang jernih dan redup, bahkan kadang adanya kilatan cahaya atau bayangan sekilas.
- Selanjutnya, perasaan baal atau kebal terus akan naik keleher hingga kepala.
- Suara dengungan darah, akan melemah dan akhirnya total tidak terdengar lagi.
- Penglihatan yang kadang remang dan terang, akhirnya akan menjadi jernih.
Proses ini timbul secara alamiah, karena memang gambaran pikiran yang mulai melemah, dan kondisi
tubuh juga turut melemah.
Bila telah memahami dan mengalami proses yang dialami pada pembinaan meditasi awal diatas, maka
pembina meditasi akan mulai mencapai tahap selanjutnya (tahap menengah).
Dalam tahap menengah, selanjutnya secara alamiah keadaan tubuh kasar terasa tidak lagi berfungsi,
bagaikan seorang yang mati suri, tetapi Kesadaran harus selalu jernih.
Dalam tingkat ini, pengetahuan dan bimbingan Guru sangat penting sekali, untuk memahami proses
alamiah keadaan pencapaian dalam tingkat meditasi ini. Jika tidak, terlalu besar resiko yang akan
didapatnya.
Dalam tahap ini, bila terjadi kesalah-pahaman akan apa yang dirasakan dan dialami. Para pembina
akhirnya hanya akan terjerat dalam mistis, delusion, alam khayal, alam pikiran, bahkan banyak pula yang
terjerat dalam alam Kekosongan Semu. Saya banyak melihat para pembina meditasi yang mencoba-
coba bermeditasi, tanpa bimbingan Guru, akhirnya mereka hanya menjadi orang syaraf, dan ada pula
yang menjadi gila.
Harus dipahami dari awal, bahwa Meditasi bertujuan untuk mengenal Jati Diri yang sebenarnya, tetapi
bukannya lebih mengenal jati diri yang dicapai, justru para pembina condong bertolak belakang,
mengotori dan lebih menjauh dari tujuan semula. Dengan adanya bimbingan langsung dari Guru,
setidaknya Guru dapat selalu mengingatkan, akan tujuan medtiasi yang sebenarnya yaitu lebih mengenal
Jati diri yang sebenarnya.
Berhati-hatilah bagi para pembina meditasi yang mulai memasuki pencapaian tahap menengah ini,
karena dalam tahap ini peranan Guru sangat dibutuhkan. Tanpa dasar dan bimbingan yang kuat dari
Guru, saya dapat katakan bahwa lebih dari 99.9% pembina akan mengalami SALAH ARAH, yang dapat
berakibat fatal, seperti menjadi gila, saraf, psyco, kesurupan, dsb.