Anda di halaman 1dari 10

A.

TUJUAN
a. Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi.
b. Untuk mengetahui pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi.
c. Untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap laju reaksi.

B. LANDASAN TEORI

Laju reaksi adalah perbandingan perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi
terhadap perubahan waktu.Laju reaksi terukur, seringkali sebanding dengan konsentrasi
reaktan suatu perangkat. Contohnya, mungkin saja laju reaksi itu sebanding dengan
konsentrasi dua reaktan A dan B, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut :
V = K [ A ]x . [ B ]y
Koefisien K disebut konstanta laju, yang tidak bergantung pada konsentrasi tetapi
bergantung pada temperatur.Persamaan sejenis ini ditentukan secara eksperimen disebut
hukum laju reaksi.Secara formal hukum laju adalah persamaan yang menyatakan laju reaksi
dan sebagai fungsi dari semua spesies yang ada termasuk produknya (Charles, 1992).
Hukum laju reaksi mempunyai dua penerapan yang utama.Penerapan praktisnya
setelah kita mengetahui hukum laju reaksi dan konstanta laju reaksi, kita dapat meramalkan
laju reaksi dari komposisi campuran. Penerapan teoritis pada laju ini adalah : hukum laju
merupakan pemandu untuk mekanisme reaksi. Setiap mekanisme yang diajukan harus
konsisten dengan hukum laju yang diamati (Keenan, 1989).
Pada kelajuan reaksi ternyata suhu juga berpengaruh, suhu juga hampir menaikkan
kelajuan dari setiap reaksi. Sebaliknya penurunan dalam suhu akan menurunkan kelajuan,
dan ini tidak bergantung apakah reaksi eksotermis dan endotermis. Perubahan kelajuan
terhadap suhu dinyatakan oleh suatu perubahan dalam tetapan kelajuan yang spesifik K
(Moore,2005).
Untuk setiap reaksi, K naik dengan kenaikkan suhu, besarnya kenaikkan
berbeda- beda dari sutau reaksi dengan reaksi yang lain. Bila suatu reaksi terjadi dalam
beberapa langkah reaksi kemungkinan spesien perantara dibentuk, dan mereka mungkin tidak
dapat dideteksi karena mereka akan segera digunakan dalam langkah reaksi berikutnya.
Meskipun demikian dengan mengetahui faktor faktor yang mempengaruhinya kadang
kadang dapat diketahui seberapa jauh faktor faktor tersebut berperan dalam mekanisme
reaksi (Keenan, 1989)
Dalam berbagai reaksi kimia kita sering dapati reaksi berjalan sangat cepat dan adapula
yang berjalan sangat lambat. Keadaan demikian dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
faktor, yaitu : konsentrasi, luas permukaan,suhu/tempratur,katalis/katalisator. Jika konsentrasi
suatu zat semakin besar maka laju reaksinya semakin besar pula, dan sebaliknya jika
konsentrasi semakin kecil maka laju reaksinya semakin kecil pula.Untuk beberapa reaksi, laju
reaksi dapat dinyatakan dengan persamaan matematik yang dikenal dengan hukum laju reaksi
atau persamaan laju reaksi.
Pangkat pangkat dalam persamaan laju reaksi dinamakan orde reaksi.Menentukan
orde reaksi dalam suatu reaksi kimia pada prinsipnya menetukan pengaruh seberapa besar
perubahaan konsentrasi laju reaksi terhadap konsentrasi pereaksi.
Reaksi yang berlangsung dalam sistem homogen sangat berbeda dengan reaksi yang
berlangsung dengan heterogen.Pada reaksi homogen campuran zatnya bercampur seluruhnya.
Hal ini dapat mempercepat berlangsungnya reaksi kimia, karena molekul molekul ini dapat
bersentuhan satu sama yang lainnya. Dalam sistem heterogen, reaksi hanya berlangsung pada
bidang bidang yang bersentuhan dari kedua fasenya.Reaksi kimia berlangsung pada kedua
molekul molekul atom atom atau ion ion dari zat zat yang bereaksi telebih dahulu
bertumbukkan.Maka semakin luas permukaan suatu reaksi mak semakin cepat reaksi itu
berlangsung.
Pada suhu yang tinggi, energi molekul molekul bertambah. Laju reaksi meningkat
dengan naiknya suhu, biasanya kenaikan suhu sebesar 10 oC akan menyebabkan kenaikkan
laju reaksi sebesar dua atau tiga kalinya. Kenaikkan laju reaksi ini disebabkan dengan
kenaikkan suhu atau menyebabkan makin cepatnya molekul molekul pereaksi bergerak,
sehingga memperbesar kemungkinan terjadi tabrakan yang efektif.Energi tumbukan
bertambah yang diperlukan untuk mencapai keadaan sehingga suatu reaksi dapat berlangsung
disebut energi pengaktifan.
Berbagai reaksi berlangsung lambat dapat di percepat dengan menambahkan zat lain
yang disebut katalis. Konsep yang menerapkan pengaruh terhadap laju reaksi diantaranya
katalis menurunkan energy-energi pengaktifan suatu reaksi dengan jalan menbentuk tahap-
tahap reaksi yang baru.
Orde satu reaksi adalah jumlah semua eksponen dari konsentrasidalam persamaan laju
reaksi, atau bilangan pangkat yang menyatakan hubungan konsentrasi zat dengan kecepatan
reaksi.Jika laju suatu reaksi kimia berbanding lurus dengan pangkat satu konsentrasi dari
hanya satu pereaksi, maka reaksi itu dinyatakan sebagai orde pertama. Persamaan laju orde
pertama dari tipe laju reaksi K=k [A]1 Jika suatu reaksi kimia berbanding lurus dengan
pangkat dua suatu pereaksi maka reaksi itu disebut orde ke dua atau k [A]2. Suatu reaksi
tidak dapat bergantung pada konsentrasisuatu pereaksi, perhatikan pereaksi umum A + B
menghasilkan AB yang ternyata orde pertama adalah A. jika kenaikan konsntrasi B tidak
mungkin menaikan laju reaksi maka reaksi itu disebut orde nol (Kitti, 1993).

Pada laju reaksi terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi laju reaksi. Selain
bergantung pada jenis zat yang beraksi laju reaksi dipengaruhi oleh :

a. Konsentrasi Pereaksi
Pada umumnya jika konsentrasi zat semakin besar maka laju reaksinya semakin besar, dan
sebaliknya jika konsentrasi pula, dan sebaliknya jika sentrasi suatu zat semakin kecil maka
laju reaksinya pun semakin kecil. Untuk beberapa reaksi, laju reaksinya pun semakin
kecil. Untuk beberapa reaksi, laju reaksi dapat dinyatakan dengan persamaan matematik
yang dikenal dengan hukum laju reaksi atau reaksi dinamakan orde reaksi. Menentukan
orde reaksi dari suatu reaksi kimia pada prinsipnya menentukan seberapa besar pengaruh
perubahan konsentrasi pereaksi terhadap laju reaksi.
b. Luas Permukaan
Suatu reaksi mungkin melibatkan pereaksi dalam bentuk padat, luas permukaan (total) zat
padat akan bertambah jika ukurannya diperkecil. Semakin zat padat terbagi menjadi
bagian kecil, semakin cepat reaksi berlangsung. Bubuk zat padat biasanya menghasilkan
reaksi yang lebih cepat dibandingkan sebuah bongkah zat padat dengan massa yang sama.
Bubuk padat memiliki permukaan yang lebih besar dari pada sebuah bengkah zat padat.

c. Suhu atau Temperatur


Laju reaksi juga dapat di percepat atau diperlambat dengan mengubah suhunya. Ketika
suhunya dinaikkan maka laju reaksi akan meningkat pula. Sebagai perkiraan kasar,
sebagai perkiraan besar, sebagai reaksi berlangsung dengan suhu ruangan maka laju reaksi
akan berlipat ganda setiap kenaikan 100C. Perkiraan ini bukan keadaan yang mutlak dan
tidak bisa diterapkan pada seluruh reaksi. Bahkan bila pun mendekati benar, laju reaksi
akan berlipat ganda setiap 90C atau 110C atau setiap suhu tertentu. Angka dari derajat suhu
yang diperlukan untuk melipat gandakan laju reaksi akan berubah secara bertahap seiring
dengan meningkatnya suhu.
Beberapa reaksi pada hakikatnya sangat cepat, sebagai contoh reaksi perpanasan
melibatkan ion yang terlarut menjadi zat padat yang tidak larut, atau reaksi ion hidrogen
dengan asam dan ion hidroksi dari Alkali didalam larutan, sehingga memanaskan salah
satu dari contoh ini tidak memperoleh perbedaan laju reaksi yang baik di laboratorium
maupun industri akan berlangsung lebih cepat apabila di panaskan.

d. Tekanan
Banyak reaksi yang melibatkan pereaksi dalam wujud gas. Kelajuan dari reaksi seperti itu
juga dipengaruhi oleh tekanan. Penambahan tekanan dengan memperkecil Volume akan
memperbesar konsentrasi, dengan demikian dapat memperbesar laju reaksi. Peningkatan
tekanan pada reaksi yang melibatkan gas pereaksi akan meningkatkan laju reaksi.
Perubahan tekanan pada suatu reaksi yang melibatkan hanya zat padat maupun zat cair
tidak memberikan perubahan apapun pada laju reaksi. Dalam proses pembuatan amonia
dengan proses Haber, laju reaksi antara Hidrogen dan Nitrogen ditingkatkan dengan
menggunakan tekanan yang sangat tinggi. alasan utama menggunakan tekanan tinggi
adalah untuk meningkatkan persentasi amonia di dalam keseimbangan campuran, namun
hal ini juga memberikan perubahan yang berarti pada laju reaksi juga.
Industri yang melibatkan produksi berupa gas yang banyak dilangsungkan pada tekanan
tinggi, misalnya pembuatan amonia yang menggunakan tekanan hingga 400 atm.
e. Katalis
Katalis adalah zat yang dapat mempercepat laju reaksi, tetapi zat itu sendiri tak mengalami
perubahan yang kekal (tidak diskon asumsi atau tidak dihabiskan). Katalis dibagi 2 yaitu :
Katalis Positif.
Katalis positif berfungsi untuk mempercepat laju reaksi dengan cara menurunkan
energi pengaktifan, katalis positif disebut juga katalisator.
Katalis Negatif
Katalis negatif berfungsi untuk memperkuat laju reaksi. Katalis negatif disebut juga
inhibator.
Adapun Jenis-jenis katalis yaitu :
Katalis homogen
Wujud katalis homogen ini sama dengan wujud pereaksi. Jenis katalis ini umumnya
ikut beraksi tetapi pada akhirnya akan kembali lagi ke bentuk semula.
Katalis Heterogen
Wujud katalis homogen ini berbeda dari wujud pereaksi. Jenis katalis ini umumnya
berupa logam-logam dan bereaksi yang dipercepat adalah reaksi gas-gas katalis ini
tidak ikut bereaksi, tetapi melalui reaksi permukaan yaitu permukaan logam menyerap
molekul-molekul udara hingga apabila dua molekul gas yang dapat bereaksi terserap
maka gas-gas itu akan mudah bereaksi katalis ini kebanyakan digunakan dalam reaksi
industri.
Katalis biokimia
Katalis biokimia ini berfungsi untuk mempercepat reaksi-reaksi yang terjadi pada
makhluk hidup. Katalis ini berupa enzim-enzim.

Dalam laju reaksi terdapat pula teori tumbukan, reaksi berlangsung sebagai hasil
tumbukan antara partikel pereaksi. Akan tetapi tidaklah setiap tumbukan antara partikel
menghasilkan reaksi, melainkan hanya tumbukkan antar partikel yang memiliki energi yang
cukup serta arah tumbukan yang tepat. Sehingga dapat dikatakan bahwa laju reaksi dapat
bergantung pada 3 hal, yaitu:
- Frekuensi Tumbukan
- Fraksi tumbukan yang melibatkan partikel dengan energi cukup
- Fraksi partikel dengan energi cukup yang tumbuhannya dengan arah yang tepat.

Tumbukan yang menghasilkan reaksi disebut dengan tumbukan efektif, energi


minimum yang harus dimiliki oleh partikel pereaksi sehingga menghasilkan tumbukan efektif
yang disebut juga energi pengaktifan untuk memahami arti dari energi pengaktifan perlu
diperhatikan pelan-pelan benda yang ada di sekitar kita yang dapat terbakar.
Adapun persamaan laju reaksi dan orde reaksi yaitu sebagai berikut:

mA + nB pC = qD
Persamaan laju : V = K [A] x [B]x
Dengan ketetapan rumus :
- K : Ketetapan Jenis Reaksi
- X : Orde Reaksi terhadap pereaksi A
- Y : Orde reaksi terhadap pereaksi B
- m,n,p,q : Koefisien masing-masing zat yang terlihat dalam reaksi

Ketetapan jenis reaksi (K) adalah salah satu tetapan yang harganya bergantung pada
jenis pereaksi dan suhu., setiap reaksi mempunyai harga K tertentu pada suhu tertentu. Harga
K berubah jika suhu berubah, kenaikan suhu dan katalisator umumnya dan memperbesar
harga K.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat 2. Bahan
a. Gelas kimia a. Larutan HCl 1 M, 2 M, 3 M
b. stopwatch b. Paku 0,5 g
c. 3 tabung reaksi c. Serbuk besi 0,5 g
d. thermometer d. Kertas
e. Pemanas (lampu spiritus) e. 20 mL larutan AgNO3 0,2 M
f. Kaki tiga f. 3 gelas kimia
g. Tabung reaksi
h. Rak tabung reaksi
i. Pena

D. CARA KERJA

Percobaan 1 : Mengamati pengaruh konsentrasi


a. Disiapkan 3 tabung reaksi masing-masing berisi 10 ml larutan HCl konsentrasi 1M,
2M, 3M
b. Disiapkan 3 pita Mg berukuran 2 cm
c. Logam Mg direaksikan dengan HCl 1M, waktu dicatat sampai logam Mg habis
bereaksi.
d. Percobaan diulangi untuk 2 konsentrasi (2M dan 3M) HCl lainnya.

Percobaan 2 : Mengamati pengaruh luas permukaan


a. Paku dan serbuk Fe masing-masing 2 gr disediakan.
b. Di ukur masing-masing 5 mL HCl 2M lalu dimasukkan dalam 2 tabung reaksi.
c. Paku dan serbuk besi 2 gr masing-masing direaksikan lalu dimasukkan dalam 2
tabung reaksi.
d. Waktu dicatat saat penambahan paku, dan serbuk besi pada setiap tabung sampai
habis bereaksi, setelah 5 menit apa yang terjadi

Percobaan 3 : Mengamati pengaruh suhu


a. Tanda silang dibuat pada sehelai kertas.
b. 20 mL larutan AgNO3 0,2 M dimasukkan ke dalam gelas kimia. Lalu gelas kimia
diletakkan di atas kertas tanda silang. Suhu diukur dan catat. Lalu ditambahkan 5
mL larutan HCl 2 M. Ukur dan catat waktu yang dibutuhkan sejak penambahan
larutan HCl sampai tanda silang tidak terlihat lagi.
c. 20 mL larutan AgNO3 0,2 M dimasukkan ke dalam gelas kimia yang lain. Panaskan
hingga 400C . Suhu dicatat, gelas kimia diletakkan di atas kertas tanda silang,
kemudian tambahkan 10 mL larutan HCl 2 M dan catat waktunya sampai tanda
silang tak terlihat lagi.

E. PEMBAHASAN
Tabel hasil pengamatan
Eksperimen Gambar Keterangan
1 2HCl + Mg
MgCl2 + H2

2 2 Fe(s) + 6 HCl(aq) 2
FeCl3(aq) + 3 H2(g)

3 AgNO3(aq) + HCl(aq) AgCl(s) +


HNO3(aq)
1. Konsentrasi
Data hasil pengamatan pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi
No [HCl] (M) Pita Mg Waktu
1 1M 2 cm 2 menit 45 detik
2 2M 2 cm 1 menit 17 detik
3 3M 2 cm 35 detik

Persamaan laju reaksi HCl dan pita Magnesium


2HCl + Mg MgCl2 + H2
Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi :
Semakin konsentrasi tinggi maka semakin cepat laju reaksi sedangkan semakin kecil
konsentrasi maka laju reaksi semakin lambat.
Dari data tabel diatas dapat kita lihat bahwa reaksi antara pita Magnesium dangan
konsentrasi HCl 3M, akan lebih cepat habis dari pada reaksi pita Magnesium dengan
konsentrasi HCl 2M, dan reaksi pita Magnesium dengan HCl 1M waktu yang
diperlukan agar pita Magnesium habis lebih lama dari reaksi pita Magnesium dengan
konsentrasi HCl 2M. Dari grafik juga menunjukkan jika semakin tinggi konsentrasi
suatu zat maka laju reaksinya akan semakin cepat dan sebaliknya apabila semakin
rendah konsentrasi suatu zat maka laju reaksinya akan semakin lambat. Itu
menunjukkan bahwa hubungan antara konsentrasi dan laju reaksi suatu zat berbanding
lurus.
Jadi, konsentrasi sangat berpengaruh terhadap laju reaksi karena semakin tinggi
konsentrasi HCl, maka semakin cepat pita Magnesium habis bereaksi dan sebaliknya
apabila semakin rendah konsentrasi HCl, maka semakin lambat pita Magnesium habis
bereaksi.
Dari hasil percobaan yang kami lakukan, yaitu dengan memasukkan 2cm pita
Magnesium ke dalam larutan HCl, kita melakukan percobaan sebanyak 3 kali dengan
perbedaan konsentrasi larutan yaitu larutan HCl 3M, larutan HCl 2M, larutan HCl 1M.
Persamaan reaksi dari HCl dan pita Magnesium adalah
Mg + 2HCl MgCl2 + H2
Dari persamaan diatas dapat kita lihat dengan mereaksikan 2 cm pita Magnesium
(Mg) kedalam larutan HCl, maka akan menghasilkan MgCl2 dan H2.
Dalam konsentrasi yang besar, jumlah partikel per satuan volume juga besar.
Kemungkinan terjadinya tumbukan antar partikel di dalamnya lebih besar jika
dibandingkan dengan yang terjadi pada konsentrasi yang rendah. Dengan demikian
makin besar konsentrasi zat yang bereaksi, makin banyak partikel yang bereaksi per
satuan waktu dan makin besar laju reaksinya.
Jadi semakin banyak konsentrasi HCl semakin banyak molekul HCl dalam
konsentrasi HCl itu, semakin besar tumbukan dengan Mg, semakin cepat menghasilkan
produk.

2. Luas permukaan
Data hasil pengamatan pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi
No Nama bahan Banyaknya HCl (M) waktu
1 Paku 1 keping 2M 5 menit
2 Serbuk besi 2 gr 2M 5 menit
Persamaan laju reaksi Fe + HCl

2 Fe(s) + 6 HCl(aq) 2 FeCl3(aq) + 3 H2(g)

Semakin kecil ukuran partikel maka luas permukaannya semakin besar seperti
pada paku dan serbuk besi, sehingga kemungkinan persinggungan antar pereaksi
akan semakin besar dan kemungkinan terbentuk hasil akan semakin besar pula, jadi
besi yang lebih berukuran kecil akan cepat bereaksi, dan sebaliknya besi yang
berukuran besar kemungkinan reaksi akan lama

Makin luas permukaan sentuhan antara zat-zat pereaksi, makin banyak


molekul-molekul pereaksi yang bertumbukan. Dengan demikian, kemungkinan
terjadi reaksi semakin besar sehingga reaksi lebih cepat berlangsung.

Jadi semakin kecil partikelnya makin besar luas permukaan. Semakin banyak
daerah tumbukan, semakin cepat menghasilkan prodak.
3. Pengaruh suhu
Data hasil pengamatan pengaruh suhu terhadap laju reaksi
No AgNO3 (0,2M) Suhu Waktu
1 20 ml 2,80C 1 detik
2 20 ml 400C 1 detik

Persamaan laju reaksi AgNO3 + HCl


AgNO3(aq) + HCl(aq) AgCl(s) + HNO3(aq)
Endapan putih (AgNO3)
Semakin tinggi temperature semakin cepat laju reaksinya sehingga waktu yang
dibutuhkan semakin cepat. Sebaliknya semakin rendah temperature semakin lama
laju reaksinya sehingga waktu yang dibutuhkan semakin lama. Namun pada
percobaan ini saat AgNO3 direaksikan dengan HCl dan AgNO3 yang sudah
dipanaskan direaksikan dengan HCl diatas kertas yang bertuliskan silang, keduanya
cepat bereaksi menghasilkan endapan putih, kemungkinan kesalahan yang terjadi
karna volume atau molaritas larutan sehingga cepat terjadinya reaksi.
Kenaikan suhu mempercepat reaksi karena dengan kenaikan suhu gerakan
partikel semakin cepat. Energi kinetik partikel-partikel semakin bertambah sehingga
makin banyak terjadi tumbukan yang efektif. Dengan demikian, makin banyak
partikel-partikel yang bereaksi.

Anda mungkin juga menyukai