Anda di halaman 1dari 9

Deteksi Plat Nomor Kendaraan Bermotor

Berdasarkan Area pada Image Segmentation


(Licence Vehicles Detection
With Area Based on Image Segmentation)

Nur Wakhidah
Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Semarang

Abstract

Parking system has begun to use the camera to capture images of license plates of motor
vehicles. However, shooting is only a database of images only. Human factors can lead to
errors of recording the number of motor vehicles and of course this will affect the duration
of the service of the existing parking system. Pattern recognition can be used to implement
automatic number plate identification is very useful for everyday life, such as parking
management, traffic monitoring, ticketing arrangements, and payment of the toll road.
Keywords: detection, plat, image, segmentation

1. PENDAHULUAN Pengenalan pola merupakan pengelom-


Saat ini sistem perparkiran yang biasa pokkan data numerik dan simbolik (termasuk
diterapkan di sebagian besar wilayah citra) secara otomatis oleh komputer agar
Indonesia adalah sistem perparkiran manual suatu objek dalam citra dapat dikenali dan
dimana pencatatan nomor polisi kendaraan diinterpretasi, yang juga merupakan tahapan
bermotor dilakukan dengan cara memasukkan selanjutnya atau analisis dari pengolahan citra.
nomor polisi kendaraan bermotor ke dalam Pengenalan pola dapat dimanfaatkan
komputer yang kemudian diproses untuk untuk menerapkan identifikasi plat nomor
dicetak dan dihitung waktu parkirnya. secara otomatis yang sangat berguna bagi
Beberapa dari sistem perparkiran yang ada kehidupan sehari-hari, misalnya manajemen
sudah mulai menggunakan kamera untuk tempat parkir, monitoring lalu lintas,
menangkap gambar dari plat nomor polisi pengaturan tiket, dan pembayaran jalan tol.
kendaraan bermotor. Namun, pengambilan
gambar tersebut hanya sebatas database 2. PERMASALAHAN
berupa image saja. Faktor manusia juga bisa Bagaimana mendeteksi plat nomor mobil
menyebabkan kesalahan pencatatan nomor berdasarkan region pada image segmentasi
kendaraan bermotor dan tentu saja hal ini dari data gambar (citra) yang diambil dari
akan mempengaruhi lamanya proses kamera, seperti yang tampak pada gambar
pelayanan dari sistem perparkiran yang ada. dibawah ini?

Gambar 1. Data citra

JURNAL TRANSFORMATIKA, Volume 9, No.2, Januari 2012 : 55 63 55


Dengan batasan masalah bahwa dengan demikian, pengenalan pola dapat
pengambilan gambar dalam keadaan mobil membedakan suatu objek dengan objek yang
tidak bergerak dan berada dalam jarak antara lain. Suatu aplikasi pengenalan pola bertujuan
100 150 cm. untuk melakukan proses pengenalan terhadap
suatu objek (misalnya citra), salah satu
3. LANDASAN TEORI hasilnya adalah mengklasifikasikan objek
3.1. PENGENALAN POLA tersebut dalam kategori tertentu, berdasarkan
Bertujuan untuk menentukan kelompok pola yang dimilikinya. Secara umum, model
kategori pola berdasarkan fitur-fitur atau ciri- pengenalan pola dapat digambarkan dalam
ciri yang dimiliki oleh pola tersebut. Setiap diagram blok sederhana pada gambar 2.
objek tertentu memiliki fitur-fitur tertentu,

Objek/ pola Ekstraksi fitur X1 pemilah Kategori/ kelas


X2
X3

Gambar 2. Model Pengenalan Pola

Berdasarkan gambar 2 diatas, terdapat citra, audio maupun video. Oleh karena itu
2 komponen utama system pengenalan pola system pengenalan pola memerlukan sensor
yaitu ekstraksi fitur dan pemilah. yang berfungsi sebagai sarana untuk
Dalam prakteknya, diperlukan prosedur memasukkan data ke dalam system
pengambilan keputusan terhadap isi suatu pengenalan pola.
objek gambar 3. Objek dapat berupa teks,

sensor Feature classifier


Representation vector feature decision
pattern pattern

Gambar 3. Prosedur Pengambilan Keputusan

Klasifikasi (classification) dibagi atas (sampel) dan menyimpannya dalam basis


supervised classification dan unsupervised data.
classification. Pada supervised classification
kelas-kelas diketahui sebelumnya dan data 3.2. Pengertian Pola dan Fitur
sampel tersedia untuk setiap kelas. Secara umum, pengertian pola
Sedangkan pada unsupervised classification (pattern) dapat dibedakan dengan istilah ciri/
kelas-kelas dan atau jumlah kelas tidak fitur sebagai berikut pola adalah komposit,
diketahui dan hanya mengacu pada data yang gabungan atau himpunan dari fitur yang
akan dikelompokkan. merupakan sifat dari suatu objek. Ciri/ fitur
Untuk membangun system klasifikasi adalah segala jenis aspek pembeda atau ciri-
(supervised classification). Sebelumnya ciri yang membedakan. Ciri inilah yang
system harus memiliki memori atau digunakan dalam melakukan identifikasi
pengetahuan menyangkut objek yang akan terhadap objek yang dikenali. Oleh karena itu
diklasifikasikan. Representasi memori atau pemilihan fitur sangat menentukan
pengetahuan ini dapat dibangun dengan keberhasilan dalam pengenalan pola.
mempelajari beberapa objek pelatihan

56 Deteksi Plat Nomor Kendaraan Bermotor (N. Wakhidah)


Ukuran fitur diperoleh dari hasil tinggi, sehingga pengenalan/ pengelompokan
ekstraksi fitur pada objek. Ukuran fitur bisa pola berdasarkan fitur yng dapat dilakukan
berwujud simbolik (misalnya warna) atau dengan keakuratan yang tinggi. Contoh fitur
numeric (misalnya tinggi). Fitur yang bagus objek terlihat pada table 1.
adalah fitur yang memiliki daya pembeda yang

Table 1. Contoh Fitur Objek

Objek Ciri/ fitur


Huruf Tinggi, tebal, titik sudut, lengkungan garis, dll
Suara Amplitudo, frekuensi, nada, intonasi, dll
Tanda tangan Panjang, kerumitan, tekanan, dll
Sidik jari Lengkungan, jumlah garis, dll
Buah Bentuk, warna, dll

3.3. Citra (Image) digital), citra yang direpresentasikan dengan


Citra dikelompokkan menjadi citra fungsi matematis. Agar dapat dilihat manusia,
tampak dan citra tak tampak. lihat gambar 4. citra tak nampak ini harus dirubah dulu
Contoh citra tampak dalam kehidupan sehari- menjadi citra tampak, misalnya dengan
hari adalah foto keluarga, lukisan, apa yang menampilkannya dimonitor atau dicetak diatas
tampak di layar monitor. Sedangkan citra tak kertas .
tampak misalnya gambar dalam file (citra

citra

fungsi matematis citra tampak

kontinyu
gambar

Diskrit foto
(citra digital)
lukisan

Citra fisik Citra optis


tak tampak

Gambar 4. Pengelompokan Citra

Di antara citra-citra tersebut, hanya 3.4. Citra Digital (Digital Image)


citra digital yang dapat diolah menggunakan Pada umumnya citra digital berbentuk
computer. Jenis citra lain, jika hendak diolah empat persegi panjang, dengan dimensi
dengan computer, harus diubah terlebih ukurannya dinyatakan sebagai lebar x tinggi
dahulu menjadi citra digital. Proses perubahan (width x height). Citra digital memiliki koordinat
citra lain tersebut menjadi citra digital disebut spasial, dengan tingkat kecerahan atau
digitasi. Digitasi dapat dilakukan dengan intensitas cahaya (skala keabu-abuan) yang
menggunakan alat atau sensor seperti memiliki numeric yang diskrit
kamera, webcam scanner dan sebagainya. direpresentasikan dalam bentuk fungsi
matematis f(x,y) yang menyatakan intensitas

JURNAL TRANSFORMATIKA, Volume 9, No.2, Januari 2012 : 55 63 57


cahaya pada titik (x,y). Dengan demikian citra yaitu Red, Green, dan Blue (RGB). Setiap
digital yang lebarnya M dan tinggi nya N dan piksel pada layar monitor disusun oleh tiga
memiliki L derajat keabuan dapat dianggap komponen warna tersebut. Kombinasi dari
sebagai fungsi matematis f(x,y) yang ketiga warna tersebut menghasilkan warna
menyatakan intensitas cahaya pada titik (x,y) yang khas untuk satu piksel bersangkutan.
dimana 0xM, 0yN dan 0f(x,y) L. Salah satu citra warna adalah citra 24
Citra digital disimpan didalam berkas bit, dimana setiap nilai piksel
(file) dengan format tertentu. Format citra yang direpresentasikan dengan 24 bit. Setiap piksel
baku di lingkungan system operasi Microsoft langsung menyatakan kombinasi komponen
Windows adalah berkas bitmap (bmp). Format warna RGB.
bmp mempunyai kelebihan dari segi kualitas Masing-masing komponen warna
gambar apabila citra ditampilkan pada layar direpresentasikan dengan 8 bit. 8 bit ini
monitor, karena citra dalam format BMP merepresentasikan nilai intensitas piksel.
umumnya tidak dimampatkan, sehingga tidak Dengan demikian ada sebanyak 28 adalah
ada informasi yang hilang, walaupun akibatnya 256 derajat keabuan (0-255) untuk masing-
ukuran berkasnya relative besar. masing komponen warna. Citra 24 bit disebut
Citra dalam format bmp ada 3 macam juga citra 16 juta warna, karena mampu
yaitu citra biner, citra berwarna dan hitam putih menghasilkan 224 adalah 16.777.216
(grayscale). Citra biner hanya memiliki dua kombinasi warna.
nilai keabuan, 0 dan 1. Oleh karena itu 1 bit System koordinat digunakan untuk
sudah cukup untuk merepresentasikan nilai menggambarkan posisi suatu citra misalnya
piksel. Sedangkan citra yang lebih umum pada layar monitor. Pada system koordinat
adalah citra berwarna. Adapun warna yang pada gambar 2.4. dibawah ini titik origin ada
terlihat pada gambar dengan format bmp pada sudut kiri atas dengan sumbu x mendatar
merupakan kombinasi dari tiga warna dasar ke kanan dan sumbu y menurun ke bawah.

(0,0) x

Gambar 5. System Koordinat Pada Layar Monitor

3.5. Ruang Warna RGB yang ada didalam suatu citra untuk setiap
Ada beberapa ruang warna misal RGB, tingkat keabuan. Absis (sumbu x) nya adalah
HSV, HIS, YIQ dll. Pada model RGB, masing- tingkat keabuan, dan ordinat (sumbu y) adalah
masing warna dinyatakan dengan 3 komponen frekuensi kemunculan atau banyaknya titik
warna primer yaitu Red, Green dan Blue. Tiap- dengan nilai keabuan tertentu.
tiap komponen (RGB) biasanya diwakili oleh 8 Histogram dapat pula
bit, sehingga total bit yang diperlukan dalam direpresentasikan sebagai vector fitur (fitur
penyajiaan model warna RGB adalah 24 bit. veactor) dalam ruang vector berdimensi n.
Dalam model warna 24 bit masing-masing Ukuran histogram ditentukan oleh jumlah bit
kanal warna (RGB) memiliki 256 bin. perkanal warna (bin). Jadi histogram citra
Setiap citra dalam RGB, masing- warna 24 bit memiliki ukuran 256 pada
masing komponen warna RGB mempunyai masing-masing kanal warna RGB , sehingga
histogram. Histogram tingkat keabuan adalah secara keseluruhan terdiri dari 2563
suatu fungsi yang menunjukkan jumlah titik

58 Deteksi Plat Nomor Kendaraan Bermotor (N. Wakhidah)


16.777.216 dimana masing-masing bin Dimana C, A dan P masing-masing
dipetakan menuju warna RGB tertentu. adalah kekompakan, area dan perimeter.
Masing-masing bin mempunyai cacah Dengan menganalisis factor bentuk
beberapa kali suatu warna RGB tertentu kekompakkan, objek-objek dengan tepi yang
muncul dalam suatu citra. Distribusi suatu rata akan memperlihatkan nilai yang berbeda
warna RGB tertentu muncul dalam suatu citra dengan objek-objek dengan tepi bergerigi. Hal
dinyatakan dengan : ini dapat digunakan misalnya untuk
c [RGB ] mengidentifikasi bentuk dan ukuran objek yang
P(RGB) = sama, tetapi dengan profil tepi yang berbeda.
Tc
Objek dengan tepi yang rata akan memberikan
Dimana c[RGB] = cacah dalam suatu nilai C sekitar 1, dan semakin mengecil bila
bin warna RGB dan Tc menyatakan cacah tepinya tidak rata atau membentuk lintasan
total yang didapatkan dengan menjumlahkan yang berliku-liku.
seluruh cacah bin.
3.7. Pemrograman MATLAB
3.6. Area, Perimeter dan Compactness MATLAB (Matrix Laboratory) adalah
Area suatu objek adalah jumlah piksel sebuah program untuk analisis dan komputasi
penyusun objek tersebut dan unit umum yang numerik, merupakan suatu bahasa
digunakan adalah piksel, karena sejumlah pemrograman matematika lanjutan yang
piksel tadi membentuk suatu luasan. Area dibentuk dengan dasar pemikiran
dapat mencerminkan ukuran atau berat objek menggunakan sifat dan bentuk matriks.
sesungguhnya. Hal ini berlaku untuk benda MATLAB merupakan software yang
pejal dengan bentuk yang hampir seragam, dikembangkan oleh Mathworks, Inc. dan
tetapi tidak demikian untuk benda yang merupakan software yang paling efisien untuk
berongga. perhitungan numerik berbasis matriks. Dengan
Perimeter adalah bagian terluar dari demikian jika di dalam perhitungan kita dapat
suatu objek yang bersebelahan dengan piksel memformulasikan masalah ke dalam format
latar belakang. Oleh karena itu, perimeter matriks, maka MATLAB merupakan software
mempunyai beberapa definisi yang berbeda, terbaik untuk penyelesaian numeriknya.
namun sebenarnya mempunyai maksud yang MATLAB yang merupakan bahasa
sama. Ketiga definisi tersebut adalah: pemrograman tingkat tinggi berbasis pada
a. jumlah panjang garis yang memisahkan matriks sering digunakan untuk teknik
sepanjang piksel p dan q dimana pS komputasi numerik, digunakan untuk
dan qS menyelesaikan masalah-masalah yang
b. jumah langkah yang diambil dalam melibatkan operasi matematika elemen,
menemukan batas daerah matrik, optimasi, aproksimasi, dan lain-lain.
c. jumlah piksel dari batas daerah MATLAB banyak digunakan pada :
Dari ketiga definisi diatas, definisi Matematika dan Komputasi
ketiga lebih mudah dilakukan dan lebih banyak Pengembangan dan Algorithma
digunakan. Jadi nilai perimeter dapat dicari Pemrograman modelig, simulasi dan
dengan menghitung banyaknya piksel yang pembuatan prototipe
merupakan piksel-piksel yang berada pada Analisa data, eksplorasi dan visualisasi
perbatasan dari objek-objek tersebut. Analisa numerik dan statistik
Kekompakan (compactness) suatu Pengembangan aplikasi teknik
objek dapat diukur melalui persamaan berikut:
4 A 4. PEMBAHASAN
C= 2
P Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut,
maka dilakukan beberapa tahap yaitu
JURNAL TRANSFORMATIKA, Volume 9, No.2, Januari 2012 : 55 63 59
4.1. Tahap Preprossesing memerlukan waktu daripada bilinear. Tetapi
Tahap preprossesing adalah proses metode bicubic lebih akurat daripada metode
awal yang dilakukan untuk memudahkan yang lain. Dalam permasalahan ini akan
mengenal objek yang dikenali/ diklasifikasikan. digunakan teknik bilinear interpolation. Maka
Misal memperbaiki kualitas objek, penulisan program pada Matlab adalah
memisahkan objek dari latar belakang,
melakukan normalisasi dan lain-lain. Sehingga %resize gambar
dalam tahap ini adalah mengkondisikan gbr='plat.jpg';
gambar plat agar dapat ditemukan posisi plat I = imread(gbr);
nomor dan memisahkan dari latar J = imresize(I,0.6,'bilinear');
belakangnya.
Langkah-langkah yang dilakukan %figure 1
adalah: figure;
4.1.1. Resize Image subplot(2,2,1),imshow(I),title('Data : Image');
Sebuah proses yang dilakukan untuk subplot(2,2,2),imshow(J),title('Resize Image');
mengubah sebuah citra digital. Image diresize
menjadi 0,6 dari ukuran semula bertujuan 4.1.2. Konversi Warna RGB ke Greyscale
untuk mempercepat proses. Proses resize Untuk mengubah warna RGB menjadi
dilakukan dengan menggunakan interpolasi. grayscale dengan mempertahankan
Dimana interpolasi adalah proses yang Luminance (Y) dan menghapus Hue (I) dan
digunakan untuk mengestimasi nilai intensitas Saturation (S) harus diawali dengan
diantara dua pixel. Sehingga proses ini mengetahui nilai warna merah, hijau dan biru.
menghasilkan lokasi pxel yang baru. Pengubahannya adalah dengan
Metode interpolasi yang disediakan menjumlahkan nilai 30% dari warna merah,
oleh matlab 7.4.0 (R2007a) adalah Nearest- 59% nilai hijau, dan 11% dari nilai warna biru.
neighbor interpolation, Bilinear interpolation, Level yang digunakan dapat menggunakan 0.0
dan Bicubic interpolation. Teknik interpolasi ini sampai 1.0, 0 sampai 255, atau 0% sampai
pada dasarnya sama yaitu menghitung bobot 100%. Coding yang dituliskan pada Matlab
rata-rata beberapa pixel terhadap satu titik dan adalah :
pembobotan didasarkan jarak tiap pixel
G = rgb2gray(J);
terhadap titik yang baru.
subplot(2,2,3),imshow(G),
Perbedaanya adalah sebagai berikut:
title('Image in Greyscale');
Nearest-neighbor interpolation, pixel baru
yang dihasilkan pada berapa nilai
itensitas pada titik yang baru dan tidak
ada pixel lain yang mempengaruhi.
Bilinear interpolation, pixel baru adalah
hasil dari pembobotan rata-rata antara
tiap 2 tetangganya yang terdekat
Bicubic interpolation, pixel baru adalah
hasil dari pembobotan rata-rata antara
tiap 4 tetangganya yang terdekat.
Waktu yang dibutuhkan untuk
menginterpolasi sebanding dengan tingkat
komplektivitas dari proses komputasi yang
dilakukan. Metode bilinear memerlukan waktu
yang lebih tinggi daripada metode nearest- Gambar 6. Preprossesing
neighbor interpolation, dan metode bicubic (Data Image, Resize Image, Greyscale, Sobel)

60 Deteksi Plat Nomor Kendaraan Bermotor (N. Wakhidah)


4.1.3. Deteksi Tepi Menyambung pixel yang mempunyai jarak
Tepi (edge) adalah perubahan nilai intensitas kurang dari sama dengan 10 pixel.
derajat keabuan yang cepat/tiba-tiba (besar) Image diluaskan area sebesar 10 pixel,
dalam jarak yang singkat. Dimana tujuan sehingga pixel yang mempunyai jarak kurang
deteksi tepi adalah untuk meningkatkan dari 10 pixel menjadi satu objek. Tujuan dari
penampakan garis batas suatu daerah atau poses ini adalah untuk menjadikan area plat
obyek di dalam citra sehingga dapat menjadi satu objek. Dan penulisan
menentukan batas antara dua daerah dengan programnya adalah
greylevel yang berbeda.
Operator yang dapat digunakan dalam %figure 2
pendeteksian tepi adalah : %coba imclose
Sobel se = strel('disk',10);
Prewitt closebw = imclose(bw1,se);
Canny figure, subplot(2,2,1), imshow(closebw),
Roberts title('Menggandeng Pixel (10)');
Laplacian of Gaussian
Zero Cross 4.1.4. Menghilangkan noise
Dalam kasus ini akan digunakan operator Dengan menghilangkan luasan yang
Sobel. Dimana rumusan pengaturan pixel di mempunyai luasan kurang dari 10 pixel,
sekitar pixel (x,y) adalah: sehingga luasan yang tidak digunakan akan
dibersihkan. Untuk codingnya adalah
a0 a1 a2

a7 ( x , y ) a3 %menghilangkan noise (10 pixel)
a a5 a4 bwvv=bwareaopen(closebw,10);
6
subplot(2,2,2),imshow(bwvv),
Operator Sobel adalah magnitudo dari gradien
title('Menghilangkan noise');
yang dihitung dengan
M= ( sx 2
+ sy 2 )
Turunan parsial dihitung dengan
sx = ( a2 + ca3 + a4 ) ( a0 + ca7 + a6 )
sy = ( a0 + ca1 + a2 ) ( a6 + ca5 + a4 )
dengan konstanta c=2. Dalam bentuk mask, sx
dan sy dinyatakan sebagai:
1 0 1 1 2 1

sx = 2 0 2 sx = 0 0 0
1 0 1 1 2 1

Arah tepi dihitung dengan: Gambar 7. Menyambung Piksel dan
sy Menghilangkan Noise
( x , y ) = arctan
sx
4.2. Tahap Segmentasi Plat
Untuk coding dalam Matlab adalah
Dalam tahap ini merupakan tahap pemecahan
bw1=edge(G,'sobel'); image kedalam obyek-obyek yang terkandung
subplot(2,2,4),imshow(bw1), didalamnya yang dapat menjadi sarana untuk
title('Image with Sobel'); automated image analysis, misal untuk
pengenalan obyek-obyek dalam image.
Segmentasi dapat dilakukan berdasar pada
kemiripan (similarity), dimana image dibagi
JURNAL TRANSFORMATIKA, Volume 9, No.2, Januari 2012 : 55 63 61
berdasar kemiripan gray level. Teknik yang 2a untuk sumbu x dan 2b untuk sumbu y.
termasuk dalam kelompok ini adalah Momen pusat didefinisikan dengan:
thresholding, region growing, region splitting,

( x x ) ( y y ) f ( x , y ) dxdy
i j
region merging. Dalam aplikasi yang akan Mpq =

dikerjakan maka akan dilakukan perhitungan
luas suatu wilayah untuk membedakan plat Dimana (x,y) adalah pusat dari f(x,y).
nomor dan latar belakangnya.

Gambar 8. Area yang telah di index


dan dicari luasnya

Mencari luas area yang telah diindex


Masing-masing kandidat dicari luasannya,
kandidat yang terpilih dicari koordinatnya, dan
informasi koordinat digunakan untuk mencrop
image yang hanya terdapat informasi plat
nomor.
Tahapan segmentasi plat adalah sebagai Gambar 9. Hasil gambar plat nomor
berikut:
Mengindex semua objek yang terdapat
pada image 5. KESIMPULAN
Mencari luas masing-masing objek Dari uraian diatas dapat ditarik beberapa
Mencari objek yang mempunyai luas kesimpulan, yaitu:
sebagai plat nomor Tahap preprossesing merupakan tahap
Tujuan dari proses ini adalah untuk yang dapat memudahkan untuk
mengekstrak plat nomor dari gambar yang mengenali objek yang akan dikenali/
diambil. Output dari proses ini adalah gambar diklasifikasikan.
plat nomor yang tepat pada plat nomornya. Resize Image mampu mempercepat
Feature extraction menggunakan moment, proses dengan teknik interpolasinya.
didefinisikan dengan: Deteksi Tepi dengan operator sobel

memberikan hasil yang lebih baik
Mpq = x y f ( x , y ) dxdy
p q


daripada operator lainnya.
Dimana N=p+q Luas area maksimum mampu
Range integrasi x (-1,1) dan y (-1,1) untuk mengidentifikasi plat nomor mobil setelah
menghindari divergensi maka dicari pusat penyambungan piksel, menghilangkan
koordinat, dimana luasan mempunyai panjang noise, menghilangkan hole dan
pengindeksan setiap objek.
62 Deteksi Plat Nomor Kendaraan Bermotor (N. Wakhidah)
6. DAFTAR PUSTAKA and Technology V9 November ISSN
1305-5313. 2005.
Abdullah. Klasifikasi Buah-buahan Resmana Lim, Lukman Vendy W., Kartika
berdasarkan Warna dan Bentuk. UGM Gunadi, Sistem Pengenalan Plat Nomor
Jogjakarta. Mobil Dengan Metode Principal
Gunaidi Abdia Away, MATLAB Programming, Components Analysis, Jurnal Teknik
Informatika, 2006. Elektro Universitas Kristen Petra Mar
Munir, Rinaldi. Pengolahan Citra Digital 2003 / Vol 3 / No
dengan Pendekatan Algoritmik. Penerbit Ron, Erez. A Real-Time Vechicle Licence
Informatika. 2004. Plate Recognition (LPR) System.
Ozbay, Ercelebi. Automatic Vechicle Ollendorf Research Center. 2002.
Identification by Plat Recognition. Sergios Theodoridis. Pattern Recognition.
Transactions on Engineering, Computing Elsevier Academic Press. 2003

JURNAL TRANSFORMATIKA, Volume 9, No.2, Januari 2012 : 55 63 63

Anda mungkin juga menyukai