Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH PENAMBAHAN KARBON AKTIF BATOK KELAPA TERHADAP

KECEPATAN API PEMBAKARAN PREMIX MINYAK KEDELAI


M. Rizal Fahmi, I.N.G. Wardana, Purnami
Jurusan Teknik Mesin Universitas Brawijaya
Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia
E-mail: m.rizalfahmi317@gmail.com

ABSTRAK
Minyak kedelai merupakan alternative energi Indonesia untuk mengurangi ketergantungan
terhadap bahan bakar minyak mentah. Permasalahannya untuk mereaksikan minyak nabati cukup
sulit, diperlukan zat untuk mempercepat laju reaksi. Pada penelitian ini karbon aktif batok kelapa
ditambahkan sebagai zat untuk mempercepat laju reaksi. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui pengaruh penambahan kadar karbon aktif batok kelapa terhadap kecepatan api
premix minyak kedelai. Kadar karbon aktif yang ditambahkan pada penelitian ini yaitu sebesar
0.00%, 0.01%, 0.02% dan 0.03%. Berdasarkan data hasil dari penelitian penambahan karbon aktif
batok kelapa mempengaruhi nilai kecepatan api premixnya. Didapatkan semakin bertambahnya
kadar karbon yang diberikan semakin tinggi kecepatan api yang dihasilkan. Nilai tertinggi ada
pada kecepatan api pembakaran premix dengan penambahan kadar karbon 0.03% yaitu sebesar
41.59 cm/s.
Kata kunci: Pembakaran Premix, Minyak Kedelai, Karbon Aktif Batok Kelapa, Kecepatan Api,

PENDAHULUAN
Perkembangan zaman pada era sementara untuk cadangan energi nasional
moderen seperti sekarang ini, manusia sendiri masih nol [2].
memanfaatkan teknologi sebagai alat Untuk menanggulangi permasalahan
untuk mempermudaah pekerjaan. Dalam tersebut perlu alternatif sumber energi lain.
hal ini teknologi erat kaitannya dengan Biofuel dan bahan bakar gas merupakan
energi. Energi yang dimanfaatkan diubah contoh bahan bakar alternatif yang cocok,
(konversi) menjadi energi lain yang dibu- dari segi ketersediaan dialam Indonesia.
tuhkan alat untuk bekerja. Sebagai contoh Tidak hanya itu biofuel merupakan bahan
pada kendaraan bermotor, energi di bakar yang dapat diperbaharui, karena
konversi dari energi kimia menjadi energi berasal dari tumbuhan(nabati). Hal ini juga
mekanik menggunakan mekanisme pem- didukung dari tanah Indonesia yang subur
bakaran pada motor bakar. dan sumber daya air tawar yang melimpah.
Pembakaran merupakan kunci penting Tetapi produksi minyak nabati di
sebagai mekanisme pengubah energi, Indonesia masih sangat sedikit karena
dimana 90% energi dunia didapat dari sumber minyak nabati diolah secara
pembakaran bahan bakar fosil [1]. Hal ini langsung menjadi bahan makanan. Jika
dikarenakan hanya mekanisme pem- dilihat dari keseluruhan produksi dunia
bakaran yang dapat menghasilkan power pada tahun 2015 minyak kelapa sawit
besar dalam waktu singkat. Sampai saat ini diproduksi sebanyak 31%, minyak kedelai
pembakaran dirasa paling efektif jika di 22%, rapeseed oil 13%, dan minyak biji
bandingkan dengan mekanisme lain. bunga matahari 8% [3].
Permasalahan sekarang di Indonesia Sementara dilihat dari kandungan
produksi bajan bakar fosil dalam negeri polyunsaturated yang berpengaruh pada
tidak mencukupi kebutuhan dalam negeri. kecepatan pembakaran karena energi
Hal ini akan mengancam ketahanan energi disosiasi yang rendah, minyak biji bunga
nasional, apabila terjadi kondisi daruat. matahari 69%, minyak kedelai 61% dan
Indonesia hanya memiliki cadangan ope- minyak kelapa sawit 10%.
rasional sekitar 21 hari milik Pertamina,

1
Minyak kedelai lebih unggul liter/menit, dan ketiga variable terikat
dibandingkan dengan jenis minyak nabati berupa kecepatan api pembakaran.
lainnya dari segi jumlah produksi dan
kandungan polyunsaturated. Dari latar INSTALASI ALAT PENELITIAN
belakang diatas penulis melakukan
penelitian terhadap minyak kedelai sebagai
alternatif bahan bakar fosil. Tetapi untuk
mereaksikan minyak nabati agar terjadi
pembakaran cukup sulit dilakukan, dalam
mekanisme ini memerlukan pemanasan/
penguapan dahulu pada bahan bakar
minyak nabati. Selain itu untuk lebih
mempercepat laju reaksi perlu
ditambahkan katalis sebagai zat untuk
mempercepat laju reaksi.
Pada penelitian ini karbon aktif
batok kelapa digunakan sebagai zat untuk Gambar 1 Skema instalasi penelitian
mempercepat reaksi. Dimana karbon aktif
memiliki kelebihan yaitu luas permukaan
yang sangat luas, ekonomis dan mudah HASIL DAN PEMBAHASAN
dibuat atau didapatkan. Permukaan ini Data yang didapatkan dari penelitian
penting karena berperan sebagai penyedia ini berupa massa alir dan massa jenis uap
tempat reaksi karena molekul karbon pada tiap variasi penambahan karbon aktif pada
hidrokarbon akan ditarik oleh karbon aktif pembakaran api premix dengan bahan
untuk memperbaiki sprei grafin pada bakar 100 gram minyak kedelai dan
karbon aktif [4]. Luas permukaan pada visualisasi api pemix berupa foto. Hasil
batok kelapa yaitu antara 1244 2 / data massa alir, massa jenis uap dan
sampai dengan 1768,8 2 / [5]. Dengan visualisasi api selanjutnya akan digunakan
luas permukaan yang sedemikian luas, untuk menghitung kecepatan kecepatan api
diperlukan penelitian jumlah penambahan premix. Kemudian dilakukan pengolahan
kadar karbon pada minyak kedelai, untuk data-data tersebut untuk mencari nilai
mengetahui pengaruh pada karakteristik kecepatan api premix SL tiap equivalence
pembakaran premixed. ratio sesuai rumus. Setelah proses
pengolahan data selesai dilakukan, data
METODE PENELITIAN akan di ditampilkan dalam bentuk grafik.
Metode penelitian yang digunakan
pada penelitian ini adalah metode
eksperimental (experimental research)
yaitu dengan pengamatan secara langsung
terhadap objek yang diteliti untuk
memperoleh data-data. Data-data hasil
penelitian dibandingkan dan selanjutnya
diberikan sebuah kesimpulan. Terdapat 3
variabel yang digunakan pada penelitian
ini yaitu, pertama variable terkontrol
berupa dimensi burner 8,4 mm dan debit
LPG 1.25 liter/menit, kedua variable bebas
berupa kadar karbon yang ditambahkan
0%, 0.01%, 0.02%, 0.3% dan debit aliran
udara yang diberikan 1, 2, 3, 4, 5, dan 6

2
Visualisasi Nyala Api
Berikut adalah hasil visualisasi
nyala api pembakaran premix minyak
kedelai pada tiap variasi kadar karbon aktif
dari masing-masing equivalence ratio.

Gambar 5 Nyala api minyak kedelai


dengan penambahan karbon aktif 0.03%

Pada gambar visualisasi api


pembakaran premix diatas didapatkan
Gambar 2 Nyala api minyak kedelai tanpa semakin menurunnya nilai Equivalence
penambahan karbon aktif Ratio mengakibatkan dimensi api premix
semakin besar. Hal ini dikarrenakan debit
aliran udara yang diberikan semakin besar.
Dimensi api premix berpengaruh pada
tinggi rendahnya nilai kecepatan api,
karena akan mempengaruhi sudut api yang
terbentuk. Pada pengolahan data didapat
semakin kecil sudut api pada kadar karbon
aktif yang sama, maka nilai kecepatan api
akan semakin besar. Dan pada setiap
variasi kadar karbon aktif dengan debit
aliran udara yang sama, didapat semakin
Gambar 3 Nyala api minyak kedelai tinggi kadar karbon aktif yang diberikan
dengan penambahan karbon aktif 0.01% akan menaikan nilai sudut api,
Equivalence Ratio dan kecepatan apinya.

Gambar 4 Nyala api minyak kedelai


dengan penambahan karbon aktif 0.02%

3
Grafik hubungan Equivalence Ratio dengan Kecepatan Api Premixed Pada Tanpa
Penambahan Karbon dan Semua Variasi Penambahan Karbon.

GRAFIK HUBUNGAN ANTARA EQUIVALENCE RATIO DENGAN KECEPATAN API PREMIX PADA
MINYAK KEDELAI TANPA PENAMBAHAN KARBON AKTIF
45
Kecepatan Api Premix (cm/s)

40

35
Tanpa penambahan
karbon aktif
30

25

20
0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20
Equivalen Ratio
Gambar 4.5 Grafik Hubungan antara Equivalence Ratio dengan Kecepatan Api Premix Pada
Minyak Kedelai tanpa penambahan karbon aktif

Dari grafik diatas dapat dilihat


bahwa kecepatan tertinggi terjadi pada bakar, hal ini berpengaruh pada kecepatan
Equivalence Ratio 0.34 yaitu 34 cm/detik api yang semakin menurun. Pada
dan terendah pada Equivalence Ratio 1.01 pembakaran premix, bunsen yang kaya
yaitu 24.85 cm/detik. akan bahan bakar (Equivalence Ratio
tinggi) mengakibatkan bahan bakar akan
Dalam grafik tersebut memiliki lebih terpusat/mengumpul atau dengan
kecenderungan penurunan nilai kecepatan kata lain luas permukaan pembakaran
api, dimana nilai Equivalence Ratio yang bahan bakar dengan jumlah yang sama
semakin meningkat akan menurunkan nilai akan semakin kecil, hal ini yang
kecepatan api. Semakin tinggi Equivalence mengakibatkan penurunan nilai kecepatan
Ratio maka akan semakin kaya bahan api.

GRAFIK HUBUNGAN ANTARA EQUIVALENCE RATIO DENGAN KECEPATAN API PREMIX PADA
MINYAK KEDELAI SEMUA VARIASI
45
Tanpa penambahan
40
Kecepatan Api Premix (cm/s)

karbon aktif

Dengan penambahan
35 karbon aktif 0.01%

30 Dengan penambahan
karbon aktif 0.02%

25 Dengan penambahan
karbon aktif 0.03%

20
0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20
Equivalen Ratio
Gambar 7 Grafik Hubungan antara Equivalence Ratio dengan Kecepatan Api Premix pada
Minyak Kedelai dengan Variasi Karbon Aktif

4
Dari grafik diatas dapat dilihat
bahwa semua variasi memiliki A B
kecenderungan yang sama yaitu semakin
tinggi nilai Equivalence Ratio maka nilai
kecepatan api premix semakin menurun.
Nilai Equivalence Ratio dan kecepatan
api premix tertinggi ada pada minyak
kedelai dengan penambahan karbon aktif
0.03% dan terendah ada pada tanpa
penambahan karbon aktif. Nilai
kecepatan dari setiap varias pada
penambahan kabon aktif 0.03% sebesar
41.59 cm/s, kemudian pada penambahan
karbon aktif 0.02% sebesar 38.17 cm/s, Gambar 4.7 Visualisasi api premix, A
selanjutnya pada penambahan karbon tanpa penambahan karbon aktif dan B
aktif 0.01% sebesar 34.73 cm/s dan pada dengan penambahan karbon aktif
tanpa penambahan karbon aktif sebesar
34.72 cm/s. Dari gambar 4.7 bisa dilihat
Dari grafik kita bisa menarik ketebalan api yang berbeda, karena pada
kesimpulan semakin tinggi kadar karbon minyak kedelai yang ditambahkan karbon
aktif yang diberikan akan meningkatkan aktif, uap bahan bakar yang dihasilkan
nilai kecepatan dan nilai Equivalence memiliki kandungan asam lemak lebih
Ratio. Hal ini dipengaruhi oleh peran banyak dan gliserol yang lebih sedikit.
karbon aktif pada bahan bakar minyak Seperti yang telah disebutkan
kedelai. sebelumnya, karbon aktif menjadikan
Dalam penlitian ini memiliki dua asam lemak lebih aktif menyerap kalor,
metode untuk membuat molekul sehingga lebih cepat menguap. Hal ini
bermuatan, yaitu pemanasan dan bisa dibuktikan dari nilai massa alir yang
penambahan karbon aktif. Karbon aktif meningkat setiap penambahan karbon
yang ditambahankan mempengaruhi laju aktif.
penguapan dimana dengan penambahan Peran karbon aktif ini sesuai
ini asam lemak lebih aktif menyerap dengan konsep dasar, dimana graphene
kalor dari pemanasan yang sebelumnya pada karbon aktif akan mendapatkan
kalor terlebih dahulu diserap oleh karbon dari sebagian karbon di
gliserol, karena sebagian molekul asam trigliserida yang mengakibatkan beberapa
lemak terputus akibat perpindahan atom ikatan dari molekul trigleserida terputus.
karbon tigliserida menuju graphene. Hal Dengan terbentuknya graphane
ini bisa dilihat dari visualisasi yang mengakibatkan karbon aktif
pembakaran premix antara tanpa dan memiliki sifat magnetik sehingga
dengan penambahan karbon aktif seperti elektron pada molekul asam lemak akan
pada gambar 4.7 berikut. tertarik oleh atom karbon di karbon aktif,
karena karbon memiliki
keelektronegatifan lebih tinggi dari atom
hidrogen pada molekul asam lemak.
Kemudian elektron pada karbon aktif
yang meguap akan berpindah menuju
oksigen karena nilai keelektronegatifan
oksigen lebih besar dari pada karbon.
Selanjutnya perbedaan muatan antara
molekul bahan bakar yang positif dan

5
oksigen yang negatif terjadi reaksi tarik
menarik antara keduanya hal ini yang
mengakibatkan kecepatan pembakaran
lebih meningkat, karena pembakaran
akan lebih mudah terjadi dengan
menurunnya energi disosiasi.
Gambar 2.11 Ilustrasi reaksi pembakaran
pada Bunsen api premix tanpa
penambahan karbon (kiri) dan dengan
penambahan karbon (kanan)

Berdasarkan konsep dasar, seiring


dengan penambahan karbon aktif akan
menaikan kecepatan api yang
mengakibatkan dimensi api Bunsen yang
Gambar 4.9 Ilustrasi perpindahan semakin menurun. Hal ini dikarenakan
elektron dan reaksi oksidasi asam lemak penambahan karbon aktif akan
bermuatan. mempercepat terjadinya pembakaran.
Dengan kandugan gliserol pada uap
Dengan sedikitnya kandungan bahan bakar yang sedikit, energi aktivasi
gliserol pada uap bahan bakar dan tidak akan banyak diserap oleh gliserol.
perbedaan muatan antara bahan bakar dan Sehingga energi aktivasi masih dalam
oksigen yang diakibatkan oleh transfer jumlah besar akan berkontak dengan
elektron membuat kecepatan pembakaran oksigen dan bahan bakar dengan energi
yang semakin meningkat. Sementara disosiasi yang telah menurun. Karena hal
untuk peningkatan Equivalence Ratio tersebut dimensi api menjadi lebih kecil,
dipengaruhi semakin kayanya bahan karena bahan bakar lebih cepat terbakar.
bakar pada penambahan karbon aktif
yang semakin tinggi. KESIMPULAN DAN SARAN
Seperti yang kita ketahui Kesimpulan
sebelumnya, penambahan karbon aktif Dari penelitian tentang pengaruh
pada minyak kedelai mengakibatkan penambahan karbon aktif batok kelapa
meningkatnya kecepatan api pembakaran terhadap kecepatan api pembakaran
premix. Pada penelitian ini hal yang premix minyak kedelai dapat diambil
paling dominan mempengaruhi kecepatan kesimpulan bahwa, semakin
api adalah sudut api Bunsen. Dimana bertambahnya jumlah kadar karbon aktif
semakin kecil nilai Equivalence Ratio yang ditambahkan pada minyak kedelai
maka semakin kecil pula sudut api akan menaikan nilai kecepatan api
Bunsennya dan penambahan kadar premixnya. Bisa dilihat dari hasil
karbon aktif yang semakin besar juga penelitian nilai kecepatan api premix
berpengaruh pada sudut api Bunsen yang tertinggi dari setiap variasi terdapat pada
terbentuk. Hal ini dikarenakan semakin penambahan kabon aktif 0.03% sebesar
besar kadar karbon aktif yang 41.59 cm/s, kemudian dibawah itu
ditambahkan akan menaikan nilai dengan penambahan karbon aktif 0.02%
kecepatan api, ini dibuktikan dengan sebesar 38.17 cm/s, selanjutnya pada
sudut api Bunsen yang relatif semakin penambahan karbon aktif 0.01% sebesar
besar pada setiap variasi dalam aliran 34.73 cm/s dan nilai terendah terdapat
udara yang sama. pada tanpa penambahan karbon aktif
sebesar 34.72 cm/s.

6
[2] BPH MIGAS (2016). Indonesia
Saran Belum Punya Cadangan BBM
1. Diharapkan untuk penelitian Nasional. Jakarta Selatan: BPH
selanjutnya bisa dilanjutkan dengan MIGAS
menambahan karbon aktif dari [3] MPOC. (2016). Oil and Fat World
sumber lain seperti dari sekam padi. Production. Selangor Darul Ehsan:
Dengan minyak kedelai ataupun MPOC .
dengan minyak nabati lain. [4] Novoselov K et al (2012), Graphene
2. Diharapkan untuk penelitian Sheets Can Repair Themselves
selanjutnya kompor atau pemanas Naturally. Manchester: www.zme-
yang digunakan bisa menjaga science.com
temperature minyak lebih konstan. [5] Mohd Iqbaldin MN et al (2013),
Properties of Coconut Shell
Activated Carbon. Journal of
Daftar Pustaka Tropical Forest Science 25(4): 497-
[1] Wardana, I.N.G. (2008). Bahan 503.
Bakar dan Teknologi Pembakaran.
Malang: Brawijaya University Press.

Anda mungkin juga menyukai