Anda di halaman 1dari 24

LEMBAGA/ ORGANISASI DALAM

MANAJEMEN BENCANA

Topik dalam Matakuliah Pengetahuan Kebencanaan dan Lingkungan


MKS 106 Semester Ganjil 2016-2017 - Universitas Syiah Kuala

Teuku Alvisyahrin, Ph.D.


TDMRC Prodi MIK
Prodi Ilmu Tanah
Universitas Syiah Kuala
Sasaran Pembelajaran

1. Mahasiswa mampu memahami jenis dan peran


lembaga/organisasi kebencanaan pada tataran lokal,
nasional, dan internasional dalam perspektif
manajemen bencana dengan paradigma baru/Mitigasi
Bencana.

2. Mahasiswa mampu memahami sistem manajemen


Bencana di Indonesia
Kompleksitas Manajemen Bencana
1. Bencana adalah kejadian Banjir Wasior, Papua 2010
yang luar biasa yang
menimbulkan dampak buruk
kemanusiaan, ekonomi, dan
lingkungan diluar kemampuan
masyarakat yang tertimpa
bencana untuk
menanggulanginya.
Topan Haiyan, Filipina 2013
2. Dampak tersebut biasanya
berskala massif dan bersifat
multi-sektoral sehingga
membutuhkan pendekatan
multi-sektoral & multi-disiplin
dalam penanggulangannya
Kompleksitas Manajemen Bencana
3. Dengan demikian, Manajemen Bencana memiliki para
Pemangku Kepentingan (Stakeholders) beragam yang
terdiri dari masyarakat dan organisasi/ lembaga dengan
berbagai latar belakang, baik yang berbentuk Lembaga
Swadaya Masyarakat (NGO) atau Pemerintah pada tataran
lokal, nasional, dan internasional yang diharapkan dapat
bekerja secara terintegrasi dan terkoordinasi dengan baik
untuk mendapatkan hasil yang optimal.

4. Lembaga Kebencanaan PBB, UNISDR (2005) dalam


Kerangka Aksi Hyogo menekankan pentingnya
pengembangan dan penguatan mekanisme dan kapasitas
lembaga2 untuk membangun ketangguhan masyarakat dan
bangsa terhadap bencana.
Kompleksitas Manajemen Bencana
5. Kerangka Sendai untuk Pengurangan Risiko Bencana
(UNISDR, 2015) juga menekankan pentingnya kerjasama
dan kemitraan lintas sektoral antar pemangku kepentingan
pada tataran lokal, nasional, dan regional/ global untuk
terlaksananya program pengurangan risiko bencana dan
pembangunan yang berkelanjutan.

6. Peran organisasi/lembaga dalam manajemen bencana


menjadi sangat krusial seiring dengan perubahan paradigma
penanggulangan bencana khususnya di Indonesia, dari
yang bersifat Reaktif Responsif pada saat kejadian bencana
MENJADI Proaktif, Preventif, dan Antisipatif sebelum
terjadinya bencana (saat diketahui adanya ancaman
bencana). Siklus Manajemen Bencana (Alexander, 2002)
menunjukkan aktivitas yang seimbang dalam manajemen
bencana pada fase Pra- dan Pasca-Bencana.
Siklus Manajemen Bencana (Alexander, 2002)

Kejadian Bencana
JENIS Lembaga Berdasarkan PERAN UTAMA dalam
Manajemen Bencana

1. KEBIJAKAN (Policy making):

UNISDR: United Nations International Strategy for Disaster Reduction


BNPB: Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia
BPBD: Badan Penanggulangan Bencana Daerah: BPBA, BPBD Kota
NDMA: National Disaster Management Authority India
FEMA: Federal Emergency Management Agency USA
JENIS Lembaga Berdasarkan PERAN UTAMA dalam
Manajemen Bencana
2. ADVOKASI dan SOSIALISASI Kebencanaan:

IOTIC: Indian Ocean Tsunami Information Center UNESCO Indonesia


IRP: International Recovery Platform UNISDR Japan
ADPC: Asian Disaster Preparedness Center Thailand
TDMRC: Tsunami and Disaster Mitigation Research Center Unsyiah
LIPI: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
NIWA: National Institute of Water and Atmospheric Research New Z.
JENIS Lembaga Berdasarkan PERAN UTAMA dalam
Manajemen Bencana
3. EARLY WARNING (Peringatan Dini)

BMKG: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Indonesia


JMA: Japan Meteorological Agency
PTWC: Pacific Tsunami Warning Center Hawaii, USA
NOAA: National Oceanic and Atmospheric Administration USA
RIMES: Regional Integrated Multi-Hazard Early Warning System
Thailand: Bangladesh, Cambodia, PNG, Sri Lanka, Timor Leste
JENIS Lembaga Berdasarkan PERAN UTAMA dalam
Manajemen Bencana
4. RISET/ Pendidikan Kebencanaan

TDMRC-Unsyiah
LIPI: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Pusat Studi Bencana ITB Bandung
BPPT: Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
BPDP-BPPT: Badan Pengkajian Dinamika Pantai Yogyakarta
PARI: Port and Airport Research Institute Japan
Kobe University Japan
EOS: Earth Observatory of Singapore

Launching Sensor Gempa & Tsunami (Buoy) dgn Kapal Baruna Jaya BPPT
JENIS Lembaga Berdasarkan PERAN UTAMA dalam
Manajemen Bencana
5. DONOR/ Penyandang Dana

AUSAID: Australian Agency for International Development


JICA: Japan International Cooperation Agency
USAID: United States Agency for International Development
World Bank MDF: Multi-Donor Trust Fund
CIDA: Canadian International Development Agency
NORAD: Norwegian Agency for Development Cooperation

KORPORASI / SEKTOR SWASTA: Microsoft Corp. PT ASTRA CSR


JENIS Lembaga Berdasarkan PERAN UTAMA dalam
Manajemen Bencana

6. Pelaksana Program Kebencanaan/ Implementing Agent

Islamic Relief, Save the Children,


PMI, UNDP, Yayasan Lamjabat,
Yayasan Lebah, IOM, TDMRC
JENIS Lembaga Berdasarkan SISTEM TATA KELOLA

1. Pemerintah: RISTEK, BNPB, LIPI, BPPT, BIG, LAPAN, BMKG, JMA,


PTWC Hawaii, NOAA, NIWA New Zealand, TDMRC Unsyiah
2. NGO/ CBO/ CSO: Oxfam, AmCross, Yayasan Lamjabat, Mercy Corp.
3. Multi-Lateral: JICA, AUSAID, CIDA, USAID, NORAD
4. Regional: AHA, SAARC, CRMI (Caribbia), CAC DRMI (Asia Tengah)
AR SDRM (Afrika Regional)
1. United Nations : UNICEF, UNDP, UNISDR, WFP
2. Trans-National: World Bank, IFRC, ICRC. OIC (OKI)
3. Korporasi: PT ASTRA, MICROSOFT, IBM, PT
4. Akademia: Universitas Indonesia, UC Berkeley, MIT, UGM
SISTEM MANAJEMEN BENCANA INDONESIA
TONGGAK SEJARAH MANAJEMEN BENCANA DI INDONESIA

Bencana tsunami 2004 dan tanggap darurat di Aceh


Pengesahan Kerangka Aksi Hyogo pada Konperensi Dunia untuk
Pengurangan Risiko Bencana di Kobe, Jepang, 2005
Upaya pemulihan pasca bencana tsunami dan berdirinya
organisasi BRR, April, 2005
Undang Undang RI No. 24/ 2007 tentang Penanggulangan Bencana
Berdirinya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
Berdirinya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
10 tahun pemulihan pasca tsunami Aceh (2004-2014)
PERUBAHAN PARADIGMA
MANAJEMEN BENCANA DI INDONESIA

FAKTOR PENDORONG

Urgensi dalam meneruskan proses pemulihan pasca tsunami 2004


Indonesia adalah negara yang sangat rentan bencana
Frekuensi dan intensitas bencana meningkat menimbulkan
persoalan rumit dalam upaya upaya tanggap darurat dan
pemulihan sehingga membutuhkan pendekatan multi-sektoral dan
multi-disiplin.
Bencana menyebabkan kehilangan nyawa manusia, aset aset
pembangunan, dan terjadinya degradasi lingkungan yang
diperparah oleh perubahan iklim global.
PERUBAHAN PARADIGMA MANAJEMEN
BENCANA DI INDONESIA

Era Pra UU 24/2007 Era Pasca UU 24/2007


Fatalistik, Reaktif Terrencana baik, Proaktif
Fokus pada Tanggap Darurat saja Berbasis PRB
Adanya Otonomi Daerah
Tersentralisir
Tidak Partisipatif Partisipatif
Rencana pemulihan dibuat Rencana pemulihan dibuat
pasca bencana terjadi. sebelum bencana terjadi
SISTEM MANAJEMEN BENCANA INDONESIA

Legislasi

Perencanaan Kelembagaan Pendanaan

Pengembangan Kapasitas

Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana

BNPB 2011
Legislasi

Nasional:
Undang Undang RI No. 24/ 2007 tentang Penanggulangan Bencana
Peraturan Pemerintah
Peraturan Presiden
Peraturan Kepala BNPB

Provinsi/ Kabupaten/ Kota:


Peraturan Daerah
Peraturan Gubernur/ Bupati/ Walikota
Perencanaan

Pengintegrasian program Pengurangan Risiko Bencana (PRB)


kedalam Perencanaan Pembangunan di tingkat Nasional,
Provinsi, dan Kabupaten/ Kota
Rencana Pembangunan Jangka Menengah & Jangka Panjang
Penyusunan Rencana Aksi Nasional untuk PRB
Penyusunan Rencana Aksi Daerah untuk PRB
Penyusunan Rencana Nasional Penanggulangan Bencana
Penyusunan Rencana Kontijensi
Penyusunan Rencana Pemulihan Pasca Bencana
Kelembagaan

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)


Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten/ Kota
Platform Nasional untuk Pengurangan Risiko Bencana
Platform Daerah untuk Pengurangan Risiko Bencana

Fungsi BNPB dan BPBD:


Sistem Komando, Koordinasi, Pelaksana
Pendanaan

Dana DIPA (APBN/ APBD) Dana rutin operasional Lembaga/


Kementrian terkait Pengurangan Risiko Bencana
Dana Kontijensi Untuk mendukung program kesiapsiagaan
bencana
Dana Siap Pakai (On-Call ) Untuk kegiatan tanggap darurat dan
bantuan kemanusiaan saat terjadi bencana
Dana Bencana berpola Hibah
Dana yang bersumber dari Masyarakat
STRUKTUR MANAJEMEN BENCANA INDONESIA

PRESIDEN RI

kEMENTRIAN/ LEMBAGA BNPB + Dewan Pengarah

GUBERNUR

DINAS Tingkat I BPBD + Dewan Pengarah

BUPATI/ WALIKOTA

DINAS Tingkat II BPBD + Dewan Pengarah


CAMAT

KEPALA DESA

BNPB 2011 MASYARAKAT


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai