Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia, ketergantunggan akan energi dari bahan bakar fosil dalam pemenuhan
konsumsi energi dalam masih tinggi, yaitu 96% dari konsumsi energi nasional. Minyak
bumi memiliki tingkat presentase tertinggi sebesar 48%, diikuti batu bara 30% dan gas alam
18%. Indonesia dinilai masih memiliki ketergantungan yang besar akan bahan bakar minyak
bumi. Sektor transportasi masih mendominasi penggunan minyak bumi terbesar yaitu 60%
sebagai bahan bakar utama, kemudian diikuti sektor non energi (seperti bahan baku,
reduktor, pelumas dan pelarut), industri, pembangkit listrik dan lainya. (Outlook Energi
Indonesia, 2014)
Disisi lain, saat ini Indonesia sedang menghadapi permasalahan penurunan cadagan
energi fosil dan masih belum dapat diimbangi dengan penemuan cadangan energi fosil yang
baru. Sedangkan keterbatasan infrastruktur energi di Indonesia mengakibatkan terbatasnya
askes masarakat terhadap energi. Kondisi ini menyebabkan energi Indonesia sangat rentan
terhadap ganguan global yang bisa terjadi di masa yang akan datang. Apalagi ketika terjadi
perperangan, isolasi internasional, pemutusan hubungan diplomatik negara, dan lain-lain.
Hal tersebut dapat mengakibatkan Indonesia akan terjadi kekacauan akibat ketergantungan
yang besar akan impor minyak bumi.
Indonesia sebagai negara tropis memiliki kekayaan alam berupa tumbuhan. Tumbuhan
tersebut bisa kita manfaatkan sebagai pengganti minyak bumi di masa yang akan datang.
Minyak nabati merupakan minyak yang diextrak dari tumbuhan. Minyak ini memiliki
karekteristik yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar pengganti minyak bumi. Dalam
memenuhi kebutuhan yang akan datang, minyak nabati sangat potensial karena lebih
terbarukan dari pada bumi yang memakan waktu lama dalam proses pembentukannya. Saat
ini minyak nabati sudah mulai banyak diteliti untuk mengganti bahan bakar minyak yang
cadangannnya mulai menipis dan ketergantungan kita akan impor, contohnya: minyak biji
jarak, minyak biji bunga matahari, minyak kedelai, minyak kelapa, minyak kelapa sawit,
minyak biji jagung, dan lain-lainnya.
Minyak jarak merupakan salah satu tanaman alternatif pengganti minyak bumi. Potensi
minyak jarak sangat besar karena mudah didapatkan di Indonesia, karena Indonesia sebagai
negara sub-tropis sangat kaya akan tanaman jarak. Apalagi tanaman jarak mudah

1
2

beradaptasi dan tumbuh dengan baik. Kandungan minyak pada jarak yang sangat tinggi 30-
50%, memungkinkan tanaman jarak pagat memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan
menjadi pengganti bahan bakar minyak bumi. Pada minyak, kandungan minyak terbesar
terdapat pada bijinya (biji tanpa cangkang) yang dapat mencapai 45-60%. Selain ini pada
minyak jarak tergantung racun yang mengakibatkan minyak ini tidak termasuk minyak untuk
konsumsi. (Ketaren, 1986)
Salah satu permasalahan dalam pemanfaatan minyak jarak adalah minyak ini sulit dalam
proses pembakarannya, karena memiliki nilai kalor rendah, kekentalan yang cukup tinggi
dan juga titik nyala api yang tinggi. Karena itu minyak ini masih memelukan penelitian
lanjut, salah satunya dengan menambahkan karbon aktif sebagai katalis yang diharapkan
dapat mempercepat reaksi pembakaran pada minyak jarak. Karbon aktif merupakan
senyawa karbon yang diberi perlakuan khusus berupa aktivasi. Tujuan utama proses aktivasi
adalah memperluas permukaan dari karbon aktif tersebut. Hal tersebut akan mengakibatkan
karbon aktif sangat reaktif. Saat ini penggunaan karbon aktif sudah sangat banyak
dimanfaatkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Mulai dari obat-obatan, masker wajah,
saringan air, sabun dan lain-lain. Bahkan juga dimanfaatkan dalam dunia industri karena
sifat absorben yang sangat besar. Maka dari itu, akan dilakukan penelitian tentang kecepatan
api pembakaran premix dengan penambahan karbon aktif pada minyak jarak.

1.2 Identifikasi Masalah


Permasalahan utama yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah apakah karbon aktif
dapat membantu meningkatkan reaksi pembakaran minyak nabati yaitu minyak jarak yang
sulit dalam proses pembakarannya.

1.3 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang akan di bahas dalam penelitian ini adalah bagaimana peran
karbon aktif terhadap kecepatan api pembakaran premix dengan bahan bakar minyak jarak.

1.4 Pembatasan Masalah


Akibat banyaknya kemungkinan yang dapat terjadi dalam penelitian ini dan juga supaya
permasalahan dalam penelitian ini tidak meluas. Maka penulis menentukan batasan-batasan
masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
a. Pengujian dilaksanakan pada temperatur ruang antara 27C dan tekanan ruangan 716
mmhg.
3

b. Karbon aktif yang digunakan dalam penelitian ini adalah batok kelapa dengan kadar
bervariasi.
c. Proses pembuatan karbon aktif tidak dibahas
d. Debit aliran gas LPG dijaga konstan.
e. Dianggap tidak terjadi perpindahan panas api ke lingkungan, sehingga massa alir LPG
konstan.

1.5 Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk mengetaui dan menganalisa pengaruh penambahan
karbon aktif terhadap kecepatan api pembakaran premix dengan bahan bakar minyak jarak.

1.6 Manfaat Penelitian


Manfaat yang bisa didapat dari penelitian ini adalah
a. Bagi penulis dan pembaca akan mendapat tambahan wawasan tentang pengaruh karbon
aktif terhadap pembakaran premix pada minyak nabati khususnya minyak jarak.
b. Sebagai salah satu media penerapan ilmu-ilmu yang didapat selama menempuh
pendidikan sarjana teknik mesin.
c. Sebagai referensi penelitian selanjutnya.
4

Anda mungkin juga menyukai