Sanitasi (Desinfektan)
Sanitasi (Desinfektan)
240210150028
dimiliki golongan fenol adalah sifatnya yang stabil, persisten, dan ramah terhadap
beberapa jenis material, sedangkan kerugiannya antara lain susah terbiodegradasi,
bersifat racun, dan korosif (Pankey, 2014). Berdasarkan keunggulannya maka fenol
digunakan sebagai pembanding keefektifan suatu desinfektan dalam membunuh
mikroorganisme.
Sampel desinfektan dalam pengujian kali ini, adalahh fenol 20% dan
turunan fenol (karbol). Digunakan dua sampel supaya dapat membandingkan
keefektifan suatu desinfektan dalam membunuh mikroba yang tumbuh. Menurut
Dwidjoseputro (1984), desinfektan yaitu merupakan zat kimia yang digunakan
untuk mendesinfeksi. Istilah desinfeksi dulu dipakai hanya untuk menyatakan usaha
untuk memusnahkan kuman patogen saja. Usaha desinfeksi dapat bersifat sterilisasi
sempurna ataupun hanya menghambat pertumbuhan mikroba. Hal tersebut
tergantung pada jenis desinfektan, kadar desinfektan, suhu desinfektan, pH, dan
lamanya kontak dengan desinfektan. Jadi pengaruh desinfeksi terhadap
mikroorgansime dapat mikrobisoda dan mikrobistatika.
Prosedur yang dilakukan yaitu sampel (fenol 20% atau karbol) dipipet
sebanyak 2 ml dan dimasukkan ke dalam 6 tabung reaksi (tabung 1, 2, 3, 4, 5, dan
6), kemudian pada tabung 1 ditambahkan akuades sebanyak 3 ml pengenceran 1 :
25, tabung 2 ditambahkan akuades sebanyak 4 ml pengenceran 1 : 30, tabung 3
ditambahkan akuades sebanyak 5 ml pengenceran 1 : 35, tabung 4 ditambahkan
akuades sebanyak 6 ml pengenceran 1 : 40, tabung 5 ditambahkan akuades
sebanyak 7 ml pengenceran 1 : 45, dan tabung 6 ditambahkan akuades sebanyak 8
ml pengenceran 1 : 50. Penambahan akuades dengan jumlah yang berbeda-beda
bertujuan untuk membedakan konsentrasi dari sampel, berguna utuk mengetahui
konsentrasi atau pengenceran manakah yang paling efektif dalam membunuh
mikroorganisme. Setelah ditambahkan akuades, masing-masing tabung reaksi
tersebut dikocok supaya homogen sehingga konsentrasi dari sampel desinfektan
tersebut sesuai dengan perhitungan (pengencerannya). Kemudian dari masing-
masing tabung tersebut diambil beberapa ml hingga dalam tabung reaksi tersebut
hanya tersisa 5 ml larutan desinfektan. Kemudian ditmbahkan suspense
mikroorganisme sebanyak 0,5 ml yang didapatkan dari lantai.
Nurul Annisa
240210150028
1 : 25 -
1 : 30 -
1 : 35 -
5
(1 menit)
1 : 40 -
1 : 45 -
Fenol
1 : 50 -
1 : 25 -
1 : 30 -
6
(5 menit)
1 : 35 -
1 : 40 -
Nurul Annisa
240210150028
1 : 45 -
1 : 50 -
1 : 25 -
1 : 30 -
1 : 35 -
7
(10 menit)
1 : 40 -
1 : 45 -
1 : 50 -
1 : 25 -
1 : 30 -
8
(15 menit)
1 : 35 -
1 : 40 -
Nurul Annisa
240210150028
1 : 45 -
1 : 50 -
1 : 25 -
1 : 30 -
1 : 35 +
5
(1 menit)
1 : 40 +
1 : 45 +
Wipol
(Karbol)
1 : 50 +
1 : 25 +
1 : 30 +
6 1 : 35 +
(5 menit) 1 : 40 +
1 : 45 -
1 : 50 -
1 : 25 -
7
(10 menit)
1 : 30 +
Nurul Annisa
240210150028
1 : 35 +
1 : 40 +
1 : 45 +
1 : 50 +
1 : 25 - -
1 : 30 - -
8 1 : 35 + -
(15 menit) 1 : 40 - -
1 : 45 + -
1 : 50 + -
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016)
Keterangan: tanda (+) menunjukkan adanya pertumbuhan bakteri
essensial di dalam sel bakteri meskipun dalam konsentrasi yang sangat rendah.
Fenol dapat menyebabkan kerusakan pada sel bakteri, denaturasi protein,
menginaktifkan enzim dan menyebabkan kebocoran sel.
Berdasarkan hasil pengamatan yang ditunjukkan pada tabel 1 dan 2, fenol
pada berbagai waktu lamanya kontak secara umum memberikan hasil yang negatif
(-), sedangkan pada pengujian desinfektan sebagian besar memberikan hasil yang
positif (+). Hasil positif (+) berarti masih terdapat mikroorganisme yang tumbuh
sekalipun digunakan jenis desinfektan yang baik, konsentrasi yang tinggi, maupun
lama waktu kontak dengan desinfektan mikroorganisme tetap masih bisa tumbuh.
Berdasarkan data hasil pengamatan, perhitungan nilai koefisien fenol untuk
mengetahui kekuatan desinfektan tidak dapat dilakukan karena hasil yang diperoleh
pada sampel fenol menit pertama dan terakhir memberikan hasil yang negatif (-),
sedangkan pengujian desinfektan menghasilkan positif (+). Hal tersebut
dikarenakan walaupun pada desinfektan positif (+), tetapi tidak dapat dibandingkan
dengan fenolnya yang negatif (-) karena jika dibandingkan tidak akan memberikan
hasil. Perhitungan nilai koefisien fenol pada dasarnya dilakukan dengan cara
membandingkan pertumbuhan mikroorganisme pada fenol dan desinfektan yang
diujikan. Koefisien fenol perlu dihitung karena seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya bahwa nilai koefisien fenol menunjukkan perbandingan kekuatan daya
bunuh dari desinfektan dibandingkan dengan kekuatan daya bunuh dari fenol
sebagai pembanding dalam kondisi yang sama, yaitu jenis bakteri yang sama dan
dan waktu kontak yang sama. Rumus yang dapat digunakan untuk perhitungan
koefisien fenol adalah sebagai berikut:
V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Fauzia. 2010. Uji Efek Ekstrak Air dari Daun Avokad (Persea gratissima) terhadap
Streptococcus Mutans dari Saliva dengan Kromatografi Lapisan Tipis
(TLC) dan Konsentrasi Hambat Minimum (MIC). Majalah Kedokteran
Nusantara. Volume 41, No.3:173-178.
Yunanto, A. 2010. Peran Alkohol 70%, Povidon-Iodine 10% dan Kasa Kering Steril
dalam Pencegahan Infeksi pada Perawatan Tali Pusat. Jurnal Sari Pediatri.
Vol. 7, No.2:58-62.