Anda di halaman 1dari 11

Nurul Annisa

240210150028

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Praktikum yang dilakukan kali ini yaitu mengenai pengujian desinfektan.


Tujuan dari praktikum kali ini adalah menghitung koefisien fenol dari desinfektan
yang diujikan. Kekuatan desinfektan dalam mendesinfeksi dapat ditentukan dengan
menghitung koefisien fenol. Menurut Collier (1998) koefisien fenol adalah
perbandingan kekuatan daya bunuh dari desinfektan dibandingkan dengan kekuatan
daya bunuh dari fenol sebagai pembanding dalam kondisi yang sama, yaitu jenis
bakteri yang sama dan dan waktu kontak yang sama.
Produk yang higienis dana man bagi konsumen dapat diperoleh dengan
melakukan sanitasi dalam lingkungan industri pangan. Oleh karena itu, setiap hal
yang berhubungan dengan proses produksi bahan pangan dimulai dari tahap
penyiapan bahan baku hingga terbentuknya produk akhir diharapkan dapat
meminimalkan kontaminan diantaranya dapat dilakukan dengan menggunakan
sanitizer, salah satunya menggunakan desinfektan. Penggunaan desinfektan dapat
digunakan sebagai sanitizer untuk pekerja maupun alat-alat produksi (skala kecil
dan skala besar).
Menurut Pankey (2014) desinfektan kebanyakan berasal dari bahan kimia
yang umumnya dikelompokkan ke dalam golongan aldehid atau golongan
pereduksi, yaitu bahan kimia yang mengandung gugus -COH; golongan alkohol,
yaitu senyawa kimia yang mengandung gugus -OH; golongan halogen atau
senyawa terhalogenasi, yaitu senyawa kimia golongan halogen atau yang
mengandung gugus -X; golongan fenol dan fenol terhalogenasi, golongan garam
amonium kuarterner, golongan pengoksidasi, dan golongan biguanida.
Senyawa golongan fenol dan fenol terhalogenasi yang umunya digunakan
antara lain fenol (asam karbolik), kresol, para kloro kresol dan para kloro xylenol.
Mekanisme yang dilakukan adalah dengan cara denaturasi dalam rentang waktu
sekira 10-30 menit dan umumnya digunakan dalam larutan air dengan konsentrasi
0,1-5%. Aplikasi proses desinfeksi dilakukan untuk virus, spora tetapi tidak baik
digunakan untuk membunuh beberapa jenis bakteri gram positif dan ragi. Selain
itu, digunakan sebagai dalam proses desinfeksi pada bak mandi, permukaan dan
lantai, serta dinding atau peralatan yang terbuat dari papan/kayu. Keunggulan yang
Nurul Annisa
240210150028

dimiliki golongan fenol adalah sifatnya yang stabil, persisten, dan ramah terhadap
beberapa jenis material, sedangkan kerugiannya antara lain susah terbiodegradasi,
bersifat racun, dan korosif (Pankey, 2014). Berdasarkan keunggulannya maka fenol
digunakan sebagai pembanding keefektifan suatu desinfektan dalam membunuh
mikroorganisme.
Sampel desinfektan dalam pengujian kali ini, adalahh fenol 20% dan
turunan fenol (karbol). Digunakan dua sampel supaya dapat membandingkan
keefektifan suatu desinfektan dalam membunuh mikroba yang tumbuh. Menurut
Dwidjoseputro (1984), desinfektan yaitu merupakan zat kimia yang digunakan
untuk mendesinfeksi. Istilah desinfeksi dulu dipakai hanya untuk menyatakan usaha
untuk memusnahkan kuman patogen saja. Usaha desinfeksi dapat bersifat sterilisasi
sempurna ataupun hanya menghambat pertumbuhan mikroba. Hal tersebut
tergantung pada jenis desinfektan, kadar desinfektan, suhu desinfektan, pH, dan
lamanya kontak dengan desinfektan. Jadi pengaruh desinfeksi terhadap
mikroorgansime dapat mikrobisoda dan mikrobistatika.
Prosedur yang dilakukan yaitu sampel (fenol 20% atau karbol) dipipet
sebanyak 2 ml dan dimasukkan ke dalam 6 tabung reaksi (tabung 1, 2, 3, 4, 5, dan
6), kemudian pada tabung 1 ditambahkan akuades sebanyak 3 ml pengenceran 1 :
25, tabung 2 ditambahkan akuades sebanyak 4 ml pengenceran 1 : 30, tabung 3
ditambahkan akuades sebanyak 5 ml pengenceran 1 : 35, tabung 4 ditambahkan
akuades sebanyak 6 ml pengenceran 1 : 40, tabung 5 ditambahkan akuades
sebanyak 7 ml pengenceran 1 : 45, dan tabung 6 ditambahkan akuades sebanyak 8
ml pengenceran 1 : 50. Penambahan akuades dengan jumlah yang berbeda-beda
bertujuan untuk membedakan konsentrasi dari sampel, berguna utuk mengetahui
konsentrasi atau pengenceran manakah yang paling efektif dalam membunuh
mikroorganisme. Setelah ditambahkan akuades, masing-masing tabung reaksi
tersebut dikocok supaya homogen sehingga konsentrasi dari sampel desinfektan
tersebut sesuai dengan perhitungan (pengencerannya). Kemudian dari masing-
masing tabung tersebut diambil beberapa ml hingga dalam tabung reaksi tersebut
hanya tersisa 5 ml larutan desinfektan. Kemudian ditmbahkan suspense
mikroorganisme sebanyak 0,5 ml yang didapatkan dari lantai.
Nurul Annisa
240210150028

Pengurangan jumlah larutan desinfektan berguna supaya dalam keenam


tabung reaksi tersebut memiliki jumlah larutan yang sama sehingga sesuai dengan
banyaknya suspense mikroorganisme yang diambahkannya, sehingga yang
membedakan hanya kadar desinfektan yang dikandungnya yang berarti banyaknya
jumlah larutan desinfektan yang digunakan tidak mempengaruhi kerja
mikroorganisme dalam mengkontaminasi sehingga dapat mengetahui keefektifan
desinfektan dengan jumlah larutan yang sama namun memiliki konsentrasi yang
berbeda. Keefektifan desinfektan dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu jenis
desinfektanya, lamanya kontak dengan bahan, dan konsentrasi dari kadar
desinfektannya.
Konsentrasi yang berbeda dan pengenceran yang berbeda tersebut kemudian
dilakukan pengujian untuk memberikan pengaruh lamanya kontak dengan
desinfektan yang bertujuan untuk mengetahui jumlah mikroorgaisme yang masih
tumbuh walaupun telah diberikan kontak dengan desinfektan dengan waktu yang
berbeda-beda. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan desinfektan
dengan pengaruh lamanya kontak dengan mikroorganisme. Perbedaan lama waktu
yang digunakan yaitu 1, 5, 10, dan 15 menit. Tabung 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 yang berisi
mikroorganisme yang diberikan kontak dengan desinfektan tersebut dicelupkan
dengan ose yang telah dipijarkan dulu sebelumnya pada 1, 5, 10, dan 15 menit
pertama yang kemudian ose tersebut dicelupkan pada tabung reaksi berbeda yang
telah berisi medium NB.
Media Nutrient Broth berfungsi untuk memberi tambahan nutrisi pada bakteri
yang dipakai dalam pengujian, yaitu suspense yang berasal dari lantai. Medium
yang digunakan cair karena tahap terakhir dari praktikum ini adalah melihat
kekeruhan atau kejernihan dari medium, yang dapat menandakan ada atau tidaknya
pertumbuhan bakteri yang terjadi (Fauzia, 2010). Setelah itu dilakukan inkubasi
selama 2 hari pada suhu 30oC. Setelah 2 hari dilakukan pengamatan jika terdapat
kekeruhan berarti dalam tabung tersebut masih terdapat mikroorganisme yang
tumbuh (+), dan sebaliknya jika tabung tersebut menjukkan hasil yang bening
berarti tidak terdapat mikrooganisme yang tumbuh (-) yang disebabkan karena
kontak dengan desinfektan. Setelah dilakukan pengamatan dihitung koefisien fenol
Nurul Annisa
240210150028

dari masing-masing desinfektan yang diujikan tersebut. hasil pengamatan yang


diperoleh adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil Pengamatan Efektivitas Fenol Membunuh Mikroorganisme terhadap
Pengenceran dan Waktu
Sampel Kelompok Pengenceran Kekeruhan Gambar

1 : 25 -

1 : 30 -

1 : 35 -

5
(1 menit)
1 : 40 -

1 : 45 -

Fenol

1 : 50 -

1 : 25 -

1 : 30 -

6
(5 menit)
1 : 35 -

1 : 40 -
Nurul Annisa
240210150028

Sampel Kelompok Pengenceran Kekeruhan Gambar

1 : 45 -

1 : 50 -

1 : 25 -

1 : 30 -

1 : 35 -
7
(10 menit)
1 : 40 -

1 : 45 -

1 : 50 -

1 : 25 -

1 : 30 -

8
(15 menit)
1 : 35 -

1 : 40 -
Nurul Annisa
240210150028

Sampel Kelompok Pengenceran Kekeruhan Gambar

1 : 45 -

1 : 50 -

(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016)

Tabel 2. Hasil Pengamatan Efektivitas Desinfektan Turunan Fenol (Karbol)


Membunuh Mikroorganisme terhadap Pengenceran dan Waktu
Sampel Kelompok Pengenceran Kekeruhan Gambar

1 : 25 -

1 : 30 -

1 : 35 +
5
(1 menit)
1 : 40 +

1 : 45 +
Wipol
(Karbol)
1 : 50 +

1 : 25 +
1 : 30 +
6 1 : 35 +
(5 menit) 1 : 40 +
1 : 45 -
1 : 50 -

1 : 25 -
7
(10 menit)
1 : 30 +
Nurul Annisa
240210150028

Sampel Kelompok Pengenceran Kekeruhan Gambar

1 : 35 +

1 : 40 +

1 : 45 +

1 : 50 +

1 : 25 - -
1 : 30 - -
8 1 : 35 + -
(15 menit) 1 : 40 - -
1 : 45 + -
1 : 50 + -
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016)
Keterangan: tanda (+) menunjukkan adanya pertumbuhan bakteri

Kekuatan desinfektan dibandingkan dengan kekuatan fenol dengan cara


menghitung nilai koefisien fenolnya karena fenol merupakan jenis desinfektan yang
paling kuno. Selain itu, kekuatan fenol telah diketahui. Mekanisme kerja senyawa
fenol adalah dengan penghancuran dinding sel dan presipitasi (pengendapan)
protein sel dari mikroorganisme sehingga terjadi koagulasi dan kegagalan fungsi
pada mikroorganisme tersebut. Fenol dengan kadar 20% bersifat bakteriostatik
yakni menahan pertumbuhan bakteri, sedangkan fenol 1% bersifat mematikan
bakteri atau bakterisid. Menurut Collier (1998), kekuatan fenol untuk menguji
desinfektan adalah tidak lebih besar dari 5% dan fenol memiliki kelarutan terbatas
dalam air, yakni 8,3 gram/100 ml.
Desinfektan yang ideal adalah desinfektan yang dapat menghambat
pertumbuhan dan merusak sel-sel bakteri, spora bakteri jamur, virus dan protozoa,
tanpa merusak jaringan tubuh. Desinfektan dapat merusak sel dengan cara
koagulasi atau denaturasi protein protoplasma sel, atau menyebabkan sel
mengalami lisis, yaitu dengan mengubah struktur membran sel sehingga
menyebabkan kebocoran isi sel (Yunanto, 2010). Heyne (1987) jua menyatakan hal
yang sama yaitu senyawa fenolik bermolekul besar mampu menginaktifkan enzim
Nurul Annisa
240210150028

essensial di dalam sel bakteri meskipun dalam konsentrasi yang sangat rendah.
Fenol dapat menyebabkan kerusakan pada sel bakteri, denaturasi protein,
menginaktifkan enzim dan menyebabkan kebocoran sel.
Berdasarkan hasil pengamatan yang ditunjukkan pada tabel 1 dan 2, fenol
pada berbagai waktu lamanya kontak secara umum memberikan hasil yang negatif
(-), sedangkan pada pengujian desinfektan sebagian besar memberikan hasil yang
positif (+). Hasil positif (+) berarti masih terdapat mikroorganisme yang tumbuh
sekalipun digunakan jenis desinfektan yang baik, konsentrasi yang tinggi, maupun
lama waktu kontak dengan desinfektan mikroorganisme tetap masih bisa tumbuh.
Berdasarkan data hasil pengamatan, perhitungan nilai koefisien fenol untuk
mengetahui kekuatan desinfektan tidak dapat dilakukan karena hasil yang diperoleh
pada sampel fenol menit pertama dan terakhir memberikan hasil yang negatif (-),
sedangkan pengujian desinfektan menghasilkan positif (+). Hal tersebut
dikarenakan walaupun pada desinfektan positif (+), tetapi tidak dapat dibandingkan
dengan fenolnya yang negatif (-) karena jika dibandingkan tidak akan memberikan
hasil. Perhitungan nilai koefisien fenol pada dasarnya dilakukan dengan cara
membandingkan pertumbuhan mikroorganisme pada fenol dan desinfektan yang
diujikan. Koefisien fenol perlu dihitung karena seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya bahwa nilai koefisien fenol menunjukkan perbandingan kekuatan daya
bunuh dari desinfektan dibandingkan dengan kekuatan daya bunuh dari fenol
sebagai pembanding dalam kondisi yang sama, yaitu jenis bakteri yang sama dan
dan waktu kontak yang sama. Rumus yang dapat digunakan untuk perhitungan
koefisien fenol adalah sebagai berikut:

Angka Pengenceran Desinfektan (Terendah + Tertinggi)


Koefisien Fenol =
Angka Pengenceran Fenol (Terendah + Tertinggi)

Hal yang menyebabkan hasil pengujian fenol secara keseluruhan


menunjukkan nilai negatif (-), yaitu dapat disebabkan oleh beberapa hal salah
satunya yaitu karena fenol tersebut bekerja ampuh didalam membunuh
mikroorganisme pada waktu kurang dari 15 menit. Sedangkan, nilai positif (+) yang
diperoleh dapat disebabkan karena kesalahan prosedur pengujian dan pengerjaan
yang kurang aseptis sehingga hasil pengujiannya kurang akurat dan sempurna.
Nurul Annisa
240210150028

Cemaran yang tertinggal pada peralatan pengolahan pangan setelah penggunaan


sering terkontaminasi oleh mikroorganisme dan senyawa senyawa nutrien yang
tertinggal pada deposit cemaran. Cemaran yang tertinggal akibat pembersihan yang
kurang baik, akan membuat mikroorganisme dapat tumbuh dengan baik.
Pengenceran desinfektan yang tidak akurat atau karena pada saat pengerjaan
pengenceran pada masing-masing tabung, mindahkan ose ke dalam tabung reaksi
berisikan media NB terdapat mikroorganisme dari lingkungan yang masuk, atau
karena suspensi mikroorganisme yang digunakan sebagai kontaminan yang berasal
dari lantai mikrobanya terlalu kuat sehingga desinfektan yang digunakan kurang
efektif. Sehingga secara keseluruhan kesalahan ini disebabkan karena adanya
kontaminan yang terjadi pada saat melakukan pengujian.
Nurul Annisa
240210150028

V. KESIMPULAN

Kesimpulan pada praktikum ini adalah:


1. Fenol dengan pengenceran 1:25, 1:30, 1:35, 1:40, 1:45, 1:50 dan waktu
kontak selama 1, 5, 10, bahkan 15 menit berdasarkan hasil pengamatan
secara keseluruhan memberikan hasil yang negatif (-).
2. Turunan fenol (karbol) dengan pengenceran 1:25, 1:30, 1:35, 1:40, 1:45,
1:50 dan waktu konak selama 1, 5, 10, bahkan 15 menit berdasarkan hasil
pengamatan secara umum belum bisa membuat mikroorganisme musnah,
ditunjukkan dengan terdapatnya kekeruhan pada tabung reaksi yang
memberikan hasil positif (+).
3. Perhitungan nilai koefisien fenol dari desinfektan tidak dapat dihitung
karena hasil pengamatan menunjukkan hasil yang berbeda pada menit
pertama dan terakhir sehingga tidak dapat dibandingkan dan diperoleh
hasilnya.
Nurul Annisa
240210150028

DAFTAR PUSTAKA

Collier, L. 1998. Microbiology and Microbial Infections. Oxford University Press


Inc, New York.

Dwidjoseputro, D. 1984. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan, Surabaya.

Fauzia. 2010. Uji Efek Ekstrak Air dari Daun Avokad (Persea gratissima) terhadap
Streptococcus Mutans dari Saliva dengan Kromatografi Lapisan Tipis
(TLC) dan Konsentrasi Hambat Minimum (MIC). Majalah Kedokteran
Nusantara. Volume 41, No.3:173-178.

Heyne K. 1987. Tumbuhan berguna Indonesia. 2nd ed. Depertemen Kehuatanan,


Jakarta.

Pankey, G. A. 2014. Clinical Relevance of Bacteriostatic Versus Bactericidal


Mechanisms of Action in the Treatment of Gram-Positive Bacterial
Infections.Oxford Journals Clinical Infectious Diseases. Vol. 38, No.6:864-
870.

Yunanto, A. 2010. Peran Alkohol 70%, Povidon-Iodine 10% dan Kasa Kering Steril
dalam Pencegahan Infeksi pada Perawatan Tali Pusat. Jurnal Sari Pediatri.
Vol. 7, No.2:58-62.

Anda mungkin juga menyukai