LP Nyeri Melati 1
LP Nyeri Melati 1
Konsep Kebutuhan
a. Pengertian
Nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi tunggal
yang disebabkan oleh stimulus tertentu. Nyeri bersifat subyektif dan sangat
bersifat individual. Stimulus nyeri dapat berupa stimulus yang bersifat fisik /
mental, sedangkan kerusakan dapat terjadi pada jaringan aktual / pada fungsi
ego seorang individu ( Mahon, 1994 )
b. Patofisiologis
1. Transduksi.
2. Transmisi.
4. Persepsi.
d. Etiologi Nyeri
d. Manifestasi Klinis
1. Nyeri Akut
Ansietas
Agitas
Mual dan muntah
Mengatupkan rahang atau mengepalkan tangan
Perubahan kemampuan untuk melanjutkan aktivitas sebelumnya
Peka rangsang
Menggosok bagian yang nyeri
Mengorok
Postur tidak biasanya ( lutut ke abdomen )
Ketidakaktifan fisik atau imobilitas
Gangguan konsentrasi
Perubahan pada pola tidur
Rasa takut mengalami cedera ulang
Menarik bila disentuh
Mata terbuka lebar atau sangat tajam
Gambaran kurus
2. Nyeri Kronis
II. Pengkajian
Nyeri dikaji menurut lokasi, intensitas, waktu, durasi dan kualitas serta
perilaku non verbal pasien.
a. Riwayat Nyeri/Keperawatan
Dalam mengkaji perawat perlu memastikan lokasi nyeri secara jelas meliputi
dimana nyeri itu dirasakan, misalnya nyeri pada abdomen kuadran kanan
bawah. Untuk dapat lebih memperjelas dapat pula digunakan istilah istilah
seperti proximal, distal, medial dan lateral. Intensitas nyeri dinyatakan nyeri
ringan, sedang, berat atau sangat nyeri. Waktu dan durasi dinyatakan dengan
sejak kapan nyeri dirasakan, berapa lama terasa, apakah nyeri berulang, bila
nyeri berulang maka dalam selang waktu berapa lama, dan kapan nyeri
berakhir. Kualitas nyeri dinyatakan sesuai dengan apa yang diutarakan pasien
misalnya nyeri seperti dipukul pukul, nyeri seperti diiris iris pisau, dll.
Perilaku non verbal pada pasien yang mengalami nyeri dapat diamati oleh
perawat misalnya ekspresi wajah kesakitan, gigi mencengkeram, memejamkan
mata rapat rapat, menggigit bibir bawah, dll. Perawat perlu melaporkan
faktor pencetus nyeri, misalnya nyeri terasa setelah latihan / bekerja berat,
nyeri timbul pada saat hujan / udara dingin, dll.
Provoking incident: Apakah ada peristiwa yang menjadi faktor penyebab nyeri,
apakah nyeri berkurang apabila beristirahat, apakah nyeri bertambah berat bila
beraktivitas.
Quality: seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau gambaran klien. Apakah
seperti terbakar, berdenyut, tajam atau menusuk.
Region: dimana lokasi nyeri harus ditunjukkan dengan tepat oleh klien, apakah
rasa sakit bisa reda, apakah rasa sakit menjalar / menyebar, dan dimana rasa
sakit terjadi.
Severity ( scale ) of pain : seberapa jauh rasa nyeri dirasakan klien, bisa
berdasarkan skala nyeri deskriptif dan klien menerangkan seberapa jauh rasa
sakit mempengaruhi aktivitas sehari hari.
Time: berapa lama nyeri berlangsung ( bersifat akut atau kronis ), kapan,
apakah ada waktu waktu tertentu yang menambah rasa nyeri.
c. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan :
Radiologi
Laboratorium
EEG
USG
ECG
Rontgen
d. Penatalaksanaan Nyeri
Masase adalah stimulasi kutaneus tubuh secara umum, sering dipusatkan pada
punggung dan bahu dengan cara memijatnya pelan pelan.
2. Terapi es dan panas
3. Distraksi
Distraksi yaitu mengalihkan perhatian pasien pada sesuatu selain pada nyeri
dapat menjadi strategi yang berhasil.
4. Teknik relaksasi
Tahap relaksasi :
- Tarik nafas perlahan dan teratur, ambil nafas melalui hidung dan keluarkan
melalui mulut.
5. Imajinasi terbimbing.
1. Defenisi
2. Batasan karakteristik:
Kelemahan menyeluruh
1. Defenisi
2. Batasan karakteristik:
NIC:
NOC :
- Observasi adanya
Setelah dilakukan tindakan pembatasan klien
dalam melakukan
keperawatan selama . aktivitas
- Kaji adanya faktor
Pasien bertoleransi terhadap yang menyebabkan
kelelahan
aktivitas dengan Kriteria - Monitor nutrisi dan
sumber energi yang
Hasil : adekuat
- Monitor pasien akan
- Berpartisipasi dalam adanya kelelahan fisik
aktivitas fisik tanpa dan emosi secara
disertai peningkatan berlebihan
tekanan darah, nadi dan - Monitor respon
RR kardivaskuler terhadap
- Mampu melakukan aktivitas (takikardi,
aktivitas sehari hari disritmia, sesak nafas,
(ADLs) secara mandiri diaporesis, pucat,
- Keseimbangan perubahan
aktivitas dan istirahat hemodinamik)
- Monitor pola tidur dan
lamanya tidur/istirahat
pasien
- Kolaborasikan dengan
Tenaga Rehabilitasi
Medik dalam
merencanakan progran
terapi yang tepat.
- Bantu klien untuk
mengidentifikasi
aktivitas yang mampu
dilakukan
- Bantu untuk memilih
aktivitas konsisten
yang sesuai dengan
kemampuan fisik,
psikologi dan sosial
- Bantu untuk
mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber
yang diperlukan untuk
aktivitas yang
diinginkan Bantu
untuk mendpatkan alat
bantuan aktivitas
seperti kursi roda, krek
- Bantu untuk
mengidentifikasi
aktivitas yang disukai
- Bantu klien untuk
membuat jadwal
latihan diwaktu luang
- Bantu pasien/keluarga
untuk mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktivitas
- Sediakan penguatan
positif bagi yang aktif
beraktivitas
- Bantu pasien untuk
mengembangkan
motivasi diri dan
penguatan
- Monitor respon fisik,
emosi, sosial dan
spiritual
Intervensi Diagnosa 2
NOC:
Setelah dilakukan
NIC :
tindakan keperawatan
- Determinasi efek-efek
medikasi terhadap pola
selama . gangguan
tidur
- Jelaskan pentingnya
pola tidur pasien teratasi
tidur yang adekuat
- Fasilitasi untuk
dengan kriteria hasil:
mempertahankan
aktivitas sebelum tidur
- Jumlah jam tidur dalam
(membaca)
batas normal
- Ciptakan lingkungan
- Pola tidur,kualitas
yang nyaman
dalam batas normal
- Kolaburasi pemberian
- Perasaan fresh sesudah
obat tidur
tidur/istirahat
- Mampu
mengidentifikasi hal
hal yang meningkatkan
tidur
III. Daftar Pustaka
Ganong, William F. 2000. Buku Ajar Fisiologis Kedokteran, edisi 17. Jakarta
Oleh:
MURDIONO (2016131039)