BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lahirnya rekam medis berjalan sejajar dengan lahirnya ilmu kesehatan dan kedokteran.
Semenjak masa pra kemerdekaan rumah sakit di Indonesia sudah melakukan kegiatan
pencatatan, hanya saja masih belum dilaksanakan dengan penataan baik, atau mengikuti
sistem yang benar, penataan masih tergantung pada selera pimpinan masing-masing rumah
sakit.
Dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2009, kepada semua petugas
kesehatan diwajibkan unatuk menyimpan rahasia kedokteran, termasuk Dokumen rekam
medis dan Undang-Undang Nomor.44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.
Peraturan-peraturan tersebut agar di institusi pelayanan kesehatan termasuk rumah sakit,
penyelenggaraan rekam medis dapat berjalan dengan baik. penyelenggaraan rekam medis
belum berjalan sebagaimana yang diharapkan.
Maka dengan diberlakukannya Permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang rekam
medis / medical record yang merupakan landasan hukum semua tenaga medis dan para medis
di rumah sakit yang terlibat dalam penyelenggaraan rekam medis harus melaksanakannya.
Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Rekam Medis di Rumah Sakit. Dengan adanya
perkembangan akan kebutuhan dengan mengantisipasi perkembangan pelayanan maupun
IPTEK dilakukan penyempurnaan petunjuk tentang pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit
Prima Pekanbaru.
B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum
Memberikan pelayanan yang baik dan terpadu bagi masyarakat sesuai dengan kebutuhan
dan memperhatikan kaidah-kaidah pelayanan kesehatan yang ditetapkan oleh Pemerintah
Daerah ataupun Pemerintah Pusat sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan rumah
sakit khususnya di bagian rekam medis.
2. Tujuan Khusus
a. Sebagai acuan dalam pelayanan pembedahan di Kamar Bedah.
b. Meningkatkan kualitas pelayanan pembedahan yang berorientasi pada keselamatan dan
keamanan pasien.
c. Memudahkan bagi tenaga medis yang berada di Kamar Bedah untuk membantu
terciptanya kelancaran pelayanan pembedahan kepada pasien.
1
Lampiran
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA PEKANBARU
TENTANG PEMBERLAKUKAN PEDOMAN PELAYANAN REKAM MEDIS
NOMOR : 000/RSPP/DIR/SK/I/2017
Ruang Lingkup Pelayanan Kamar Bedah adalah Pelayanan Operasi yang dilaksanakan
di Kamar Bedah Rumah Sakit Prima.
D. Batasan Operasional
E. Landasan Hukum
Instalasi Rekam Medis di RS. Prima adalah merupakan bagian yang harus terselenggara
sesuai dengan :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
2. Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 tentang rekam medis
3. Permenkes RI No. 290/Menkes/Per/III/2008 tentang persetujuan tindakan kedokteran
4. Undang-undang Nomor. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
5. Undang-Undang RI No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit
Unit Rekam Medis RS. Prima Pekanbaru memiliki beberapa kebijakan sebagai berikut :
1. Setiap pasien RS. Prima Pekanbaru memiliki satu nomor rekam medis.
2. Penyimpanan rekam medis pasien rawat jalan dan rawat inap disimpan dalam satu
tempat.
3. Setiap pasien yang pulang rawat inap dibuatkan Ringkasan Perawatan Pasien (Resume).
4. Kegiatan pelayanan medis dilaksanakan dengan membuat sensus harian.
5. Seluruh pelayanan dokumen rekam medis dilaksanakan oleh petugas rekam medis.
6. Setiap pasien yang masuk ke RS. Prima Pekanabru dientry melalui Admission.
2
Lampiran
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA PEKANBARU
TENTANG PEMBERLAKUKAN PEDOMAN PELAYANAN REKAM MEDIS
NOMOR : 000/RSPP/DIR/SK/I/2017
7. Permintaan rekam medis hanya bisa diberikan untuk kepentingan pengobatan pasien dan
untuk kepentingan lain harus sesuai aturan dan peminjaman menggunakan bon
peminjaman.
8. KaRu (Kepala Ruangan) Rawat Inap bertanggung jawab atas kembalinya Dokumen
rekam medis pasien rawat inap yang keluar perawatan dalam waktu tidak lebih dari 2 x
24 jam.
9. Semua profesi tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kepada pasien diwajibkan
menulis seluruh pelayanan yang diberikan pada lembar rekam medis yang sudah
ditentukan, dilengkapi dengan tanda tangan/paraf dan inisial nama.
10. Unit Rekam Medis bertanggung jawab atas pendistribusian dan pengembalian dokumen
rekam medis.
11. Dokumen rekam medis yang telah dikembalikan ke unit Rekam Medis yang belum
lengkap, wajib dilengkapi oleh profesi tenaga kesehatan yang bersangkutan dalam waktu
2 x 24 jam.
12. Unit Rekam Medis bertanggung jawab atas laporan berkala yang telah ditetapkan, baik
untuk kepentingan eksternal maupun internal.
13. Seluruh hasil pemeriksaan pelayanan penunjang wajib ditempelkan pada lembar rekam
medis yang telah ditetapkan.
14. Unit Rekam Medis bertanggung jawab atas tersedianya informasi kegiatan pelayanan dan
indikator rumah sakit yang telah ditetapkan.
15. Seluruh pelayanan rekam medis wajib berorientasi pada kepuasan pelanggan.
16. Unit Rekam Medis RS. Prima Pekanbaru menerima kegiatan magang mahasiswa terkait
dengan Ilmu pengembangan Rekam Medis.
17. Bagi pasien yang memerlukan data rekam medis, dapat diberikan resume atau ringkasan
perawatan pasien, hasil pemeriksaan dan riwayat pelayanan yang telah diberikan.
Rekam medis harus memenuhi obyek persyaratan hukum (Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 269/MENKES/PER/III/2008) yaitu :
1. Rekam medis tidak ditulis dengan pensil.
2. Tidak ada penghapusan.
3. Coretan, ralatan sesuai dengan prosedur, tanggal dan tanda tangan.
4. Tulisan jelas, terbaca.
5. Ada tanda tangan dan nama petugas.
6. Ada tanggal dan waktu pemeriksaan tindakan.
7. Ada lembar persetujuan tindakan.
3
Lampiran
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA PEKANBARU
TENTANG PEMBERLAKUKAN PEDOMAN PELAYANAN REKAM MEDIS
NOMOR : 000/RSPP/DIR/SK/I/2017
3. Tenaga para medis perawatan dan non perawatan yang terlibat langsung dalam pelayanan
antara lain : Perawat, Perawat Gigi, Bidan, Tenaga Laboratorium Klinik, Gizi, Anastesi,
Penata Rontgen, Rehabilitasi Medis, Rekam Medis, dan lain sebagainya.
4. Dalam hal dokter ke luar negeri maka yang melakukan tindakan/konsultasi kepada pasien
yang mengisi rekam medis adalah dokter yang ditunjuk oleh Manajemen RS. Prima
Pekanbaru.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
4
Lampiran
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA PEKANBARU
TENTANG PEMBERLAKUKAN PEDOMAN PELAYANAN REKAM MEDIS
NOMOR : 000/RSPP/DIR/SK/I/2017
B. Distribusi Ketenagaan
Ketenagaan di Kamar Bedah Rumah Sakit Prima sesuai dengan stuktur organisasi yang
terdiri dari Kepala ruangan, Penanggung jawab shift, Perawat Pelaksana, dan Administrasi
ruangan dengan pola pengaturan ketenagaan sebagai berikut :
1. Dinas pagi
Petugas yang berdinas 4 orang dengan kategori:
a. 1 (satu) orang kepala ruangan
b. 1 (satu) orang Perawat Anastesi
c. 1 (satu) orang penanggung jawab shift
d. 1 (satu) orang perawat pelaksana
2. Dinas Sore
Petugas yang berdinas 3 orang dengan kategori:
a. 1 (satu) orang perawat penanggung jawab shift
b. 1 (satu) orang perawat pelaksana
c. 1 (satu) orang Perawat Anastesi
3. Dinas Malam
Petugas yang berdinas 1 orang
4. On Call bila di butuhkan
C. Pengaturan Jaga
1. Pengaturan jadwal dinas dibuat dan dipertanggungjawabkan oleh Kepala Ruangan dan
disetujui oleh Kepala Bidang Keperawatan.
2. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu 1 bulan dan disosialisasikan kepada Perawat
Pelaksana.
3. Untuk perawat yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu dapat mengajukan
permintaan dinas pada buku permintaan. Permintaan akan disesuaikan dengan kebutuhan
ruangan. Apabila tenaga mencukupi dan berimbang serta tidak mengganggu pelayanan
maka permintaan akan disetujui.
4. Setiap tugas jaga / shift harus ada perawat penanggung jawab shift dengan syarat dan
kualifikasi yang telah ditetapkan.
5. Jadwal dinas terdiri dari dinas pagi, sore, malam, On call dan libur.
6. Apabila ada perawat yang oleh karena satu dan lain hal tidak dapat menjalankan tugasnya
sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan maka yang bersangkutan harus memberitahu
atasan minimal 4 jam sebelum jam dinas berlangsung untuk dicarikan pengganti dinasnya
tersebut.
5
Lampiran
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA PEKANBARU
TENTANG PEMBERLAKUKAN PEDOMAN PELAYANAN REKAM MEDIS
NOMOR : 000/RSPP/DIR/SK/I/2017
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
6
Lampiran
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA PEKANBARU
TENTANG PEMBERLAKUKAN PEDOMAN PELAYANAN REKAM MEDIS
NOMOR : 000/RSPP/DIR/SK/I/2017
1. Zona 1
Pakaian dari luar Kamar Bedah boleh dipakai.
2. Zona 2
Memakai pakaian dinas Kamar Bedah lengkap (baju, topi, masker dan sandal luar).
3. Zona 3
Pakaian dinas Kamar Bedah lengkap, tetapi sandal dari luar diganti dengan sandal khusus.
4. Zona 4
Tim operasi wajib memakai jas operasi lengkap dengaan APD (Alat Pelindung Diri).
B. Standar Fasilitas
b. Bentuk
1. Sudut-sudutnya tidak tajam, baik sudut lantai, dinding maupun langit langit
2. Dinding, lantai dan langit langit terbuat dari bahan yang keras, tidak berpori, tahan
api, kedap air, tidak mudah kotor, tidak licin, tidak mempunyai sambungan, warna
biru, mudah dibersihkan dan tidak ada tempat menampung debu.
c. Pintu
1. Bentuk pintu swing, selalu tertutup dengan menggunakan door closed.
2. Ukuran pintu 1890 x 2190 mm.
3. Pintu selalu terawat, dan tidak mengeluarkan suara.
4. Terdapat kaca tembus pandang, sehingga orang dari luar dapat melihat keadaan di
dalam kamar bedah tanpa harus masuk kedalam kamar Bedah.
d. Ventilasi
1. AC dilengkapi hepa filter.
2. Suhu diatur antara 16 25 0 C dan kelembaban udara 50 60 %.
e. Sistem Penerangan
1. Lampu ruangan memakai lampu pijar putih tertanam di dalam langit-langit sehingga
tidak menampung debu dan mudah dibersihkan.
2. Lampu operasi merupakan lampu khusus yang terdiri dari beberapa lampu yang
fokusnya dapat diatur, tidak panas, terang, tidak menyilaukan dan tidak
menimbulkan bayangan.
f. Sistem Gas
1. Gas dibuat sentral memakai sistem pipa.
2. Sistem pipa terletak diatas langit langit.
7
Lampiran
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA PEKANBARU
TENTANG PEMBERLAKUKAN PEDOMAN PELAYANAN REKAM MEDIS
NOMOR : 000/RSPP/DIR/SK/I/2017
g. Sistem Listrik
Tersedia sistem listrik cadangan berupa Genset dan UPS (Uninterruptible Power
Supply).
h. Sistem Komunikasi
Tersedianya Telepon dan Handphone sebagai sistem komunikasi antar ruangan dan
keluar rumah sakit
i. Instrumentasi
1. Memiliki peralatan yang bersifat mobile, trolley yang beroda.
2. Semua alat terbuat dari stainless steel dan mudah dibersihkan.
b. Gudang
Gudang berfungsi sebagai tempat penyimpanan aksesoris meja operasi, bantal operasi,
torniquet, dll.
8
Lampiran
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA PEKANBARU
TENTANG PEMBERLAKUKAN PEDOMAN PELAYANAN REKAM MEDIS
NOMOR : 000/RSPP/DIR/SK/I/2017
Ruangan ini digunakan untuk mengganti pakaian dokter dan perawat untuk mengganti
pakaian luar dengan pakaian dinas Kamar Bedah yang telah tersedia di dalam lemari
pakaian dan menyimpan aksesoris di dalam loker yang terkunci.
e. Kamar Mandi
Tersedia shower, closet duduk, wastafel dan cermin.
f. Nurse Station
Tersedia meja, Lemari file, kursi, computer dan Alat Tulis.
g. Ruang Dokter
Tersedia meja, sofa, TV, lemari penyimpanan piring dan gelas, kulkas, dispenser dan
AC.
9
Lampiran
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA PEKANBARU
TENTANG PEMBERLAKUKAN PEDOMAN PELAYANAN REKAM MEDIS
NOMOR : 000/RSPP/DIR/SK/I/2017
PINTU MASUK
LOCKER
NURSE STATION
AREA TRANSFER
PRE OPERATIVE
GENERAL OT GENERAL OT
OK1. OK2, OK3,OK5 OK1,OK2,OK3,OK5
RR RR
LOCKER LOCKER
10
Lampiran
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA PEKANBARU
TENTANG PEMBERLAKUKAN PEDOMAN PELAYANAN REKAM MEDIS
NOMOR : 000/RSPP/DIR/SK/I/2017
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
11
Lampiran
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA PEKANBARU
TENTANG PEMBERLAKUKAN PEDOMAN PELAYANAN REKAM MEDIS
NOMOR : 000/RSPP/DIR/SK/I/2017
BAB V
LOGISTIK
A. Daftar Instrumen
B. Daftar Linen
12
Lampiran
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA PEKANBARU
TENTANG PEMBERLAKUKAN PEDOMAN PELAYANAN REKAM MEDIS
NOMOR : 000/RSPP/DIR/SK/I/2017
C. Daftar Peralatan
14
Lampiran
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA PEKANBARU
TENTANG PEMBERLAKUKAN PEDOMAN PELAYANAN REKAM MEDIS
NOMOR : 000/RSPP/DIR/SK/I/2017
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
15
Lampiran
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA PEKANBARU
TENTANG PEMBERLAKUKAN PEDOMAN PELAYANAN REKAM MEDIS
NOMOR : 000/RSPP/DIR/SK/I/2017
A. Pengertian
Keselamatan pasien adalah suatu sistem di mana rumah sakit membuat asuhan pasien
lebih aman. Hal ini termasuk asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari
insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko.
Sedangkan insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian atau situasi yang dapat
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan harm (penyakit, cidera, cacat, kematian, dan
lain-lain) yang tidak seharusnya terjadi.
B. Tujuan
Tujuan sistem ini adalah mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Selain itu sistem keselamatan pasien ini mempunyai tujuan agar tercipta budaya keselamatan
pasien di rumah sakit, meningkatkannya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan
masyarakat, menurunnya kejadian tidak diharapkan di rumah sakit, dan terlaksananya
program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan.
Sasaran Keselamatan Pasien Pada Pelayanan Bedah di Rumah Sakit Prima Pekanbaru
1. Ketepatan Identifikasi Pasien
Ketepatan identifikasi pasien adalah ketepatan penentuan identitas pasien sejak awal
pasien masuk sampai dengan pasien keluar terhadap semua pelayanan yang diterima oleh
pasien.
2. Peningkatan Komunikasi yang Efektif
Komunikasi yang efektif adalah komunikasi lisan yang menggunakan prosedur:
Write back, Read back dan Repeat Back (reconfirm).
3. Peningkatan Keamanan Obat yang Perlu Diwaspadai (high-alert)
Obat yang perlu diwaspadai adalah obat yang sering menyebabkan terjadi kesalahan
atau kesalahan serius (sentinel event), obat yang berisiko tinggi menyebabkan dampak
yang tidak diinginkan (adverse outcome)
4. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi
Penandaan lokasi operasi adalah tata cara yang wajib dilakukan sebelum tindakan
pembedahan oleh dokter spesialis bedah untuk memberikan tanda di lokasi yang akan
dibedah pada semua pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan.
a. Tepat lokasi adalah melaksanakan tindakan pembedahan secara tepat pada lokasi yang
diharapkan.
b. Tepat prosedur adalah melaksanakan tindakan pembedahan sesuai dengan prosedur
yang sudah ditetapkan.
17
Lampiran
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA PEKANBARU
TENTANG PEMBERLAKUKAN PEDOMAN PELAYANAN REKAM MEDIS
NOMOR : 000/RSPP/DIR/SK/I/2017
c. Tepat pasien adalah melaksanakan tindakan pembedahan sesuai dengan pasien yang
tepat yang terjadwal operasi (perawat harus selalu melakukan identifikasi pasien
sebelum pasien dimasukkan kamar bedah).
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
18
Lampiran
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA PEKANBARU
TENTANG PEMBERLAKUKAN PEDOMAN PELAYANAN REKAM MEDIS
NOMOR : 000/RSPP/DIR/SK/I/2017
Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 pasal 164 ayat (1) menyatakan bahwa upaya
kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan
kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. Rumah Sakit adalah tempat
kerja yang termasuk dalam kategori seperti disebut di atas, berarti wajib menerapkan upaya
keselamatan dan kesehatan kerja. Program keselamatan dan kesehatan kerja di tim pendidikan
pasien dan keluarga bertujuan melindungi karyawan dari kemungkinan terjadinya kecelakaan di
dalam dan di luar rumah sakit.
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat (2) disebutkan bahwa Setiap
warganegara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Dalam hal
ini yang dimaksud pekerjaan adalah pekerjaan yang bersifat manusiawi, yang memungkinkan
pekerja berada dalam kondisi sehat dan selamat, bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja,
sehingga dapat hidup layak sesuai dengan martabat manusia.
Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan bagian integral dari perlindungan
terhadap pekerja dalam hal ini Pelayanan Bedah dan perlindungan terhadap Rumah Sakit.
Pegawai adalah bagian integral dari rumah sakit. Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja akan
meningkatkan produktivitas pegawai dan meningkatkan produktivitas rumah sakit. Undang-
Undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dimaksudkan untuk menjamin:
1. Agar pegawai dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu berada dalam keadaan sehat
dan selamat.
2. Agar faktor-faktor produksi dapat dipakai dan digunakan secara efisien.
3. Agar proses produksi dapat berjalan secara lancar tanpa hambatan.
Faktor-faktor yang menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat digolongkan
pada tiga kelompok, yaitu :
1. Kondisi dan lingkungan kerja
2. Kesadaran dan kualitas pekerja, dan
3. Peranan dan kualitas manajemen
Dalam kaitannya dengan kondisi dan lingkungan kerja, kecelakaan dan penyakit akibat
kerja dapat terjadi bila :
1. Peralatan tidak memenuhi standar kualitas atau bila sudah aus.
2. Alat-alat produksi tidak disusun secara teratur menurut tahapan proses produksi.
3. Ruang kerja terlalu sempit, ventilasi udara kurang memadai, ruangan terlalu panas atau terlalu
dingin.
4. Tidak tersedia alat-alat pengaman.
5. Kurang memperhatikan persyaratan penanggulangan bahaya kebakaran dan lain-lain.
Perlindungan Keselamatan Kerja Dan Kesehatan Petugas Kesehatan yaitu antara lain :
1. Petugas kesehatan yang merawat pasien menular harus mendapatkan pelatihan mengenai cara
penularan dan penyebaran penyakit, tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi yang
sesuai dengan protokol jika terpajan.
2. Petugas yang tidak terlibat langsung dengan pasien harus diberikan penjelasan umum
mengenai penyakit tersebut.
19
Lampiran
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA PEKANBARU
TENTANG PEMBERLAKUKAN PEDOMAN PELAYANAN REKAM MEDIS
NOMOR : 000/RSPP/DIR/SK/I/2017
3. Petugas kesehatan yang kontak dengan pasien penyakit menular melalui udara harus menjaga
fungsi saluran pernapasan (tidak merokok, tidak minum dingin) dengan baik dan menjaga
kebersihan tangan.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
20
Lampiran
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA PEKANBARU
TENTANG PEMBERLAKUKAN PEDOMAN PELAYANAN REKAM MEDIS
NOMOR : 000/RSPP/DIR/SK/I/2017
21
Lampiran
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA PEKANBARU
TENTANG PEMBERLAKUKAN PEDOMAN PELAYANAN REKAM MEDIS
NOMOR : 000/RSPP/DIR/SK/I/2017
Pengumpulan data
23
Lampiran
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA PEKANBARU
TENTANG PEMBERLAKUKAN PEDOMAN PELAYANAN REKAM MEDIS
NOMOR : 000/RSPP/DIR/SK/I/2017
f. Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing pada tubuh pasien setelah operasi
g. Komplikasi anastesi karena overdosis, reaksi anastesi dan salah penempatan endotracheal
tube
BAB IX
PENUTUP
25
Lampiran
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA PEKANBARU
TENTANG PEMBERLAKUKAN PEDOMAN PELAYANAN REKAM MEDIS
NOMOR : 000/RSPP/DIR/SK/I/2017
26