Anda di halaman 1dari 18

`PROGRAM STUDI ILMU KEP ERAWATAN

FK-UNIVERSITAS ABULYATAMA

Skripsi, 02 Agustus 2017


Khairunnisa

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN BUDAYA KERJA PERAWAT


DIRUANG RAWAT INAP JEUMPA, GEULIMA, DAN MAPLAM RUMAH
SAKIT UMUN Dr. ZAINOEL ABIDIN
TAHUN 2017

ABSTRAK
Vii + 62 halaman+ 7 Tabel + 3 Skema + 11 Lampiran

Kepemimpinan adalah proses dalam mengarahkan dan mempengaruhi para anggota


dalam hal berbagai aktivitas yang harus dilakukan. lebih jauh lagi, Griffin (2000)
membagi pengertian kepemimpinan menjadi dua konsep, yaitu sebagai proses, dan
sebagai atribut. Sebagai proses, kepemimpinan difokuskan pada apa yang dilakukan
oleh para pemimpin, yaitu proses para pemimpin pengaruhnya untuk memperjelas
organisasi bagi para pegawai, bawahan, atau yang dipimpinnya memotivasi mereka
untuk mencapai tujuan tersebut, serta mambantu menciptakan suatu budaya produktif
dalam organisasi. Adapun dari sisi atribut, kepemimpinan adalah kumpulan
karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin.Tujuan Untuk mengetahui
hubungan antara gaya kepemimpinan dengan budaya kerja perawat diruang rawat inap
Rumah Sakit Umum Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh tahun 2016. Desain penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Korelatif. Jumlah populasi
sebanyak 156 orang. Jumlah sampel sebanyak 60 responden, waktu pengumpulan
data tanggal 05 Desember 2016 s/d 02 Agustus 2017, menggunakan kuesioner yang
di susun oleh peneliti sendiri. Analisa data menggunakan uji Chi-Square. Hasil
penelitan menunjukkan bahwa ada hubungan antara gaya kepemimpinan otoriter
Dengan budaya kerja perwat dengan nilai p = 0,006. ada hubungan antara gaya
kepemimpinan demokratis Dengan budaya kerja perwat dengan nilai p = 0,001. ada
hubungan antara gaya kepemimpinan Lfaire Dengan budaya kerja perwat dengan nilai
p = 0,012. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa ada Hubungan Gaya
Kepemimpinan dengan Budaya Kerja perawat di Ruang Rawat Inap jeumpa, Geulima,
Dan Maplam Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Tahun 2017. Rekomendasi
peneliti untuk dapat melakukan penyuluhan bagi mahasiswa untuk dapat mengenal
bahwa gaya kepemimpinan dapat berpengaruh terhadap budaya kerja perawat

Kata Kunci : Gaya Kepemimpinan Otoriter, Demokratis, & Lfaire

Daftar Pustaka :12 Buku (Tahun 2008-2014) + 5 Jurnal (Tahun 2011-2012)


STUDY PROGRAM OF NURSING
FK-UNIVERSITY ABULYATAMA

Script, July 25, 2017


Mirza Fuady

Relationships Behavior And Caring Nurse With Client SatisfactionIn Home Inpatient
Sick Meuraxa Banda Aceh Year 2017

ABSTRACT

Vii + 62 pages + 7 Table + 3 scheme + 11 Attachment Scheme

Behavior and caring is something that is needed by the patient in the hospital because
the cause of the high client's power is caused by behavioral factors and hospital care.
It is this that the patient or client in the hospital feel satisfied with the care waiter that
speeds up the healing of the patient or client. Then from observations and interviews
on December 5, 2016 at the Meuraxa Hospital in the Arafat and Inpatient Room
(Humaira) for 12 patients in the women's and men's wards, 9 patients said they were
still not satisfied The performance of nurses in giving nursing care to those causes less
ill health, less greeting even I guess patients do not care. While 3 patients say are
satisfied for the care provided by the nurses who served in the inpatient room. The
purpose of research to know the Nurse Relations With Client Satisfaction In Inpatient
Room Meuraxa Hospital Banda Aceh Year 2017. The research design used in this
research is Descriptive Correlative. The population is 236 people. The number of
samples is 70 respondents, the data date of 05 December 2016 s / d July 25, 2017, using
questionnaires in the compilation by the researchers themselves. Data analysis using
Chi-Square test. The result of research shows the relationship between Nurse Behavior
with Client Satisfaction at Inpatient Room of Meuraxa Hospital Banda Aceh Year 2017
with p value = 0,017. There is a relationship between Nurse With Client Satisfaction
In Inpatient Room Meuraxa Hospital Banda Aceh Year 2017 with value p = 0,004. This
research shows the relationship of behavior and care of the nurse with client satisfaction
in hospital room of meuraxa banda aceh hospital in 2017. researcher recommendation
to be able to do counseling about behavior and care of nurse with client satisfaction.

Keywords: Caring, Client satisfaction, & Behaviour


Bibliography: 12 Books (Years 2008-2014) + 5 Journal (Years 2011-2012)
PENDAHULUAN rumah sakit karena perawat memiliki
kontak langsung dan terlama dengan
Terwujudnya keadaan sehat adalah pasien serta keluarganya. Oleh sebab
kehendak semua pihak. Untuk dapat itu, upaya penyelenggaraan kualitas
mewujudkan keadaan sehat tersebut pelayanan kesehatan dirumah sakit
banyak hal yang diperlukan, salah satu tidak terlepas dari peranan yang
diantaranya yang dinilai mempunyai diberikan perawat. Mengingat
peran yang cukup penting adalah pentingnya peranan perawat yang
menyelenggarakan pelayanan begitu penting rumah sakit harus
kesehatan. Rumah sakit sebagai salah memikirkan bagaimana cara agar
satu bentuk pelayanan kesehatan perawat tersebut memiliki komitmen
memiliki tiga fungsi yaitu fungsisosial, pada organisasi ( Novita Sari, 2014, p.
fungsi ekonom i dan fungsi ilmu 2).
pengetahuan teknologi. Rumah sakit Seorang pemimpin harus mampu
bertanggung jawab memberikan dan cakap dalam mengutarakan ide atau
pelayanan yang cepat, tepat, akurat, gagasan, baik secara lisan maupun
terjangkau dan bermutu sesuai standar tulisan. Ini penting bagi pemimpin
dan etika profesi, sehingga dapat untuk dapat mendorong maju bawahan,
menjadi acuan dan informasi serta memberikan ataupun menerima bagi
memenuhi harapan dan kepuasan kemajuan organisasi dan kepentingan
masyarakat (Buhelli, 2012, p. 1). bersama Seorang pemimpin harus
Sumber daya manusia memiliki memberikan petunjuk-petunjuk,
keutamaan sebagai pilar dari sebuah mengoreksi kesalahan-kesalahan yang
organisasi. Sumber daya manusia atau terjadi, mengajukan gagasan dan
biasa disebut perawat dalam sebuah menerima saran-saran. Seorang
organisasi memiliki peranan penting pemimpin harus mengetahui benar
mereka merupakan sumber daya utama tentang manusia dan masyarakat,
yang berperan sebagai penggerak kemampuannya maupun kelemahan-
organisasi, dengan keikutsertaan serta kelemahannya. Kepemimpinan harus
komitmen mereka pada organisasi. memiliki kemampuan bekerja sama
Organisasi bisa menjadi lebih dengan orang-orang dengan berbagai
kompetitif sebagai rujukan kesehatan, ragam sifat-sifatnya, sehingga mereka
rumah sakit dituntut mampu benar-benar dengan penuh kemauan
memberikan pelayanan yang dan kesetiaan di bawah
komprehensif bagi setiap pasiennya. kepemimpinannya. Seorang pemimpin
Sebagai bagian dari tenaga kerja harus pandai mengadakan pendekatan
dirumah sakit perawat memiliki terhadap orang-orang dan menghargai
peranan yang sangat penting dalam pendapat atau pandangan-pandangan
orang lain. Sedangkan kemampuan
teknis diperlukan karena dengan tergantung pada kemampuan
memiliki kemampuan ini seorang pemimpinnya. Dengan kemampuan
pemimpin akan lebih mudah yang dimilikinya pemimpin dapat
mengadakan koreksi bila terjadi mempengaruhi pegawainya untuk
kesalahan pelaksanaan tugas dari melakukan pekerjaan sesuai dengan
bawahannya (Swansburg, 2000). apa yang diinginkannya. Kemudian
Kepemimpinan adalah proses dalam mengantisipasi permasalahan
dalam mengarahkan dan diperlukan seorang pemimpin yang
mempengaruhi para anggota dalam hal dapat melihat kondisi dan kebutuhan
berbagai aktivitas yang harus karyawan (Porte-Lawller, dalam Steers
dilakukan. lebih jauh lagi, Griffin RM,1996). Dan dibutuhkan seorang
(2000) membagi pengertian pemimpin yang bisa mengerti perilaku
kepemimpinan menjadi dua konsep, organisasi yang sedang dihadapinya
yaitu sebagai proses, dan sebagai sehingga ia mampu membawa
atribut. Sebagai proses, kepemimpinan organisasinya mencapai tujuan yang
difokuskan pada apa yang dilakukan telah ditetapkan bersama melalui
oleh para pemimpin, yaitu proses para pencapaian visi organisasi( Eddy,
pemimpin pengaruhnya untuk Madiono dkk, 2000, p. 29).
memperjelas organisasi bagi para
pegawai, bawahan, atau yang Rumah sakit sebagai organisasi
dipimpinnya memotivasi mereka untuk pelayanan kesehatan masyarakat,
mencapai tujuan tersebut, serta berfungsi melayani masyarakat secara
mambantu menciptakan suatu budaya luas dalam bentuk jasa. Untuk
produktif dalam organisasi. Adapun mencapai sasaran yang diinginkan
dari sisi atribut, kepemimpinan adalah manajemen, rumah sakit menuntut
kumpulan karakteristik yang harus karyawan untuk meningkatkan
dimiliki oleh seorang pemimpin. kinerjanya. Pasien yang datang baik
untuk pelayanan rawat inap ataupun
Mengingat pentingnya kinerja awat jalan akan memberikan respon
karyawan dalam mencapai kinerja yang positif terhadap pelayanan
organisasi, maka perlu dikaji faktor- pegawai yang baik, sehingga mampu
faktor yang dapat meningkatkan kinerja meningkatkan kunjungan pasien
karyawan untuk menunjang kerumah sakit. Hasil akhir dari
keberhasilan rumah sakit di kemudian keberhasilan pelayanan rumah sakit
hari. Upaya peningkatan kinerja dapat dilihat dari tingkat Bed
karyawan menuntut peran manajemen Occupancy Rate (BOR). Semakin
dalam melakukan pendekatan tinggi tingkat BOR yang dicapai rumah
kepemimpinan yang efektif, bahwa sakit, dapat dijadikan indikator untuk
keberhasilan rumah sakit sangat menilai kinerja karyawan dalam
melaksanakan pengobatan maupun kepemimpinan kepala ruang sering
perawatan pasien. melibatkan perawat dalam mengambil
setiap keputusan, serta kepala ruang
Penelitian yang dilakukan oleh mendekatkan diri kepada para perawat
Ramses Siregar (2003) yang sebagai salah satu bentuk gaya
menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang baik, terkadang
kepemimpinan yang bersifat dalam waktu tertentu gaya
demokratis cenderung lebih sering kepemimpinan kepala ruang tidak
mencapai kinerja petugas yang tinggi. melibatkan perawat dalam mengambil
Menurut DolokSaribu (2006), di keputusan yang diperlukan. Sedangkan
mana hasil uji regresi menunjukkan 5 orang perawat yang ditanya
bahwa gaya kepemimpinan yang tinggi mengatakan metode yang digunakan
akan mengakibatkan kinerja petugas kepala ruang senin sampai jumat
baik, sebaliknya gaya kepemimpinan menggunakan metode tim dalam
rendah akan mengakibatkan kinerja pengawasan kepala ruang secara
buruk. langsung, sedangkan sabtu dan minggu
perawat menggunakan metode secara
Begitu pula dengan penelitian yang mandiri tanpa di awasi oleh kepala
dilakukan Nursiah (2004), bahwa gaya ruang dan katim, tetapi dalam metode
kepemimpinan berpengaruh positif dan ini terdapat satu orang penanggung
signifikan terhadap kinerja petugas, di jawab atau leader.
mana gaya kepemimpinan berorientasi
petugas yang tinggi menghasilkan Rumah Sakit Umum daerah dr.
kinerja yang tinggi. Zainoel Abidin Pemerintah Aceh
merupakan rumah sakit kelas A rujukan
Menurut Mathis dan Jackson salah provinsi Aceh, yang memiliki ruang
satu faktor yang dapat mempengaruhi raway inap. Berdasarkan pengambilan
kinerja yaitu dukungan yang diterima. data awal pada tanggal 23 November
Dukungan dapat berasal dari gaya 2016 keseluruhan perawat berjumlah
kepemimpinan seorang manajer untuk 156 orang. Setiap ruangan rawat inap
mengarahkan dan mempengaruhi dipimpin oleh seorang kepala ruangan,
kinerja perawat pelaksana sehingga yang memiliki berbagai gaya
tercapai tujuan yang diinginkan. kepemimpinan.

Berdasarkan hasil wawancara yang Sedangkan hasil observasi yang


telah dilakukan diruang rawat inap , dilakukan diruang rawat inap jeumpa 1,
jeumpa 1, geulima 2, kepada 12 orang geulima 2, dan mamplam 1 kepada 6
perawat dirumah sakit Dr. Zainoel orang perawat pada budaya kerja
Abidin hasil yang didapatkan yaitu 7 perawat diperoleh perawat
orang perawat mengatakan gaya melaksanakan rutinitas kerja, metode
yang digunakan metode tim, namun a. Untuk mengetahui gaya
dalam pelaksanaannya campuran tim kepemimpinan dengan
dan fungsional serta kepala ruangan budaya kerja perawat
menggunakan gaya kepemimpinan dilihat dari segi gaya
yang melibatkan stafnya. Dan peneliti kepemimpinan
juga melihat ada beberapa perawat otokratik diruang rawat
yang datang terlambat pada saat jadwal inap Rumah Sakit
shift kerja. Sedangkan hasil observasi Umum Dr. Zainoel
yang dilakukan pada budaya kerja Abidin Banda Aceh
perawat terdapat hasil yaitu 8 orang tahun 2016.
perawat tidak melakukan tindakan yang b. Untuk mengetahui gaya
tidak sesuai dengan standar operasiona kepemimpinan dengan
prosedur (SOP), seperti pada saat budaya kerja perawat
melakukan tindakan tidak mencuci dilihat dari segi gaya
tangan terlebih dahulu akan tetapi kepemimpinan
langsung menggunakan handskun, demokratis diruang
kurangnya komunikasi terapeutik rawat inap Rumah Sakit
terhadap pasien, dan kurang ramah Umum Dr. Zainoel
terhadap pasien serta keluarganya. Abidin Banda Aceh
Sedangkan 2 orang yang diobservasi tahun 2016.
saat melakukan tindakan sesuai dengan c. Untuk mengetahui gaya
standar operasional prosedur (SOP) kepemimpinan dengan
seperti cuci tangan sebelum memakai budaya kerja perawat
handskun, ramah terhadap pasien serta dilihat dari segi gaya
keluarga dan memberikan informasi kepemimpinan laizes
kepada keluarga tentang tindakan apa faire atau free rain
yang akan dilakukan. diruang rawat inap
Rumah Sakit Umum Dr.
Zainoel Abidin Banda
TUJUAN PENELITIAN Aceh tahun 2016

1. Tujuan umum METODELOGI PENELITIAN


Desain penelitian yang digunakan
Untuk mengetahui hubungan
dalam penelitian ini adalah korelatif
antara gaya kepemimpinan
yaitu untuk mendapatkan hubungan
dengan budaya kerja perawat
antara variabel dependen denga
diruang rawat inap Rumah Sakit
independen dengan pendekatan cros
Umum Dr. Zainoel Abidin
sectional study yaitu suatu pendekatan
Banda Aceh tahun 2016
dengan tidak menggunakan subjek
2. Tujuan khusus
penelitian yang secara berulang dalam
n=1+(2 )
pengukuran data (Nursalam, 2011, 156
p.83). melalui metode ini peneliti ingin n=1+156(0,102 )
mengetahui hubungan gaya 156
n=1+156(0,01)
kepemimpinan dengan budaya kerja 156
perawat dirumah sakit umum Dr. n=1+1,56
Zainoel Abidin Banda Tahun 2016. 156
n=2,56
1. Populasi n=60 orang
Populasi dalam penelitian ini
adalah perawat yang bekerja PENGOLAHAN DATA
dirumah sakit umum Dr. Zainoel
Abidin Banda Aceh khususnya Setelah data diperoleh, maka
diruang rawat inap jeumpa dan selanjutnya data tersebut diolah melalui
geulimayang berjumlah 156 orang
beberapa tahap sebagai berikut (Danim,
data ini didapatkan dari staff
kepegawaianrumah sakit umum 2003, p. 245)
Dr. Zainoel Abidin Banda Tahun
2016. 1. Editing
Setelah pengumpulan data,
2. Sampel
Besar sampel dalam penelitian dilakukan pengecekan
ini ditentukan berdasarkan rumus terhadap hasil pengisian
yang dikemukakan oleh Slovin,
kuesioner meliputi
(Burhan Bungin, 2005, P. 105)
dibawah ini : kelengkapan identitas
jawaban yang diberikan

n=1+(2 )
responden. Bila responden
keterangan:
tidak lengkap mengisi
n= Besar sampel
N= Besar populasi kuesioner peneliti
d= Tingkat mengembalikan langsung
presisi/ketidaktepatan yang di kepada responden untuk
inginkan
dilengkapi kembali.
2. Coding
Berdasarkan rumus di atas maka Pemberian kode pada setiap
sampel yang di peroleh adalah : jawaban yang telah diisi
untuk memudahkan dalam independen dan dependen yaitu
mengelola data tersebut. hubungan antara gaya
kepemimpinan dengan budaya
3. Transfering
kerja perawat(Budiharto, 2008, p.
Data yang telah diberi kode 24).
akan disusun secara
HASIL PENELITIAN
berurutan dari responden
Pengumpulan data penelitian
pertama sampai dengan dilakukan dari tanggal 31 Juli 2017 2
responden terakhir untuk Agustusi 2017 pada Perawat di diruang
rawat inap jeumpa, geulima, dan
dimasukan kedalam tabel
maplam rumah sakit umum dr. zainoel
sesuai dengan subvariabel abidin tahun 2017. Jumlah sampel yang
yang diteliti. didapat adalah 60 responden perawat.
4. Tabulating 1. Data Demografi
a. Distribusi Frekuensi
Pengelompokkan jawaban No Jenis Kategori Frekuensi Persentase
(f) (%)
responden berdasarkan 1 Umur 26 - 35 28 46,7
36 - 45 32 53,3
kategori yang telah dibuat
Total 60 100,0
untuk tiap-tiap subvariabel 2 Jenis Laki-laki 27 45,0
Kelamin Perempuan 33 55,0
yang diukur dan selanjutnya Total 60 100,0
3 Pendidikan S1 35 58,3
dimasukkan kedalam tabel Terakhir Keperawatan 25 41,7
DIII
distribusi frekuensi Keperwatan
Total 60 100,0
4 Lama > 4 Tahun 34 56,7
Bekerja < 4 Tahun 26 43,3
ANALISA DATA Total 60 100,0
5 Status Bakti 13 21,7
Kepegawaian Kontrak 21 35,0
1. Analisa univariat PNS 26 43,3
Total 60 100,0
Analisa univariat dilakukan
pada setiap variabel dari hasil Sumber: Data primer (diolah tahun 2017)
penelitian dan analisa ini Berdasarkan hasil penelitian
mengasilkan distribusi dan distribusi responden dilihat dari umur
persentase dari setiap variabel tertinggi berada pada katagori 36-45
yang telah diteliti Tahun yang frekuensi nya (32) dengan
2. Analisa bivariat Persentase (53,3%). Kemudian pada
Dilakukan untuk menguji katagori jenis kelamin yang tertinggi
hubungan antara variabel berada pada katagori perempuan
dengan frekuensi (33) dengan b. Gaya kepemimpinan
persentase berada pada angka (55,0%). demokratis
Kemudian pada katagori pendidikan
yang tertinggi berada pada katagori S1
Keperawatan dengan frekuensi (35) No Kepemimpinan Frekwensi Persentase
Demokratis (f) (%)
dengan persentase berada pada
(58,3%). Kemudian pada katagori lama 1 Baik 36 60,0
2 Buruk 24 40,0
bekerja yang tertinggi berada pada
Jumlah 60 100,0
katagori > 4 Tahun dengan frekuensi
(34) deng persentase berada pada
(56,7%). Kemudian yang terakhir yaitu
Berdasarkan pada tabel 5.3
katagori status kepegawaian yang
didapatkan bahwa distribusi tertinggi
tertinggi berada pada PNS dengan
tentang gaya kepemimpinan
frekuensi (26) dengan persentase
demokratis berada pada kategori baik
berada pada (43,3%).
sebanyak 36 (60,0%) orang.
2. Analisa univariate
c. Gaya kepemimpinan
a. Gaya kepemimpinan
Lfaire
otoriter
No Kepemimpinan Frekwensi (f) Persentase
N Kepemimpinan Frekwensi Persentase Lfaire (%)
o Ototoriter (f) (%)
1 Baik 33 55,0
1 Baik 27 45,0 2 Buruk 27 45,0
2 Buruk 33 55,0
Jumlah 60 100,0
Jumlah 60 100,0

Berdasarkan hasil penelitian


pada tabel 5.2 didapatkan bahwa Berdasarkan pada tabel 5.4
distribusi tertinggi tentang gaya didapatkan bahwa distribusi tertinggi
kepemimpinan otoriter berada pada tentang gaya kepemimpinan Laizess
kategori Buruk sebanyak 33 (55,0%) Faire berada pada Baik sebanyak 33
orang. (55,0%) orang.

d. Budaya kerja
No Budaya Frekwensi Persentase
Kerja (f) (%)

1 Baik 34 56,7
2 Buruk 26 43,3

Jumlah 60 100,0
Berdasarkan pada tabel 5.5 b. Hubungan Gaya
didapatkan bahwa distribusi tertinggi Kepemimpinan
budaya kerja berada pada kategori baik Demokratis dengan
sebanyak 34 (56,7%) orang. Budaya Kerja

3. Analisa Bivariat
Kepemi Budaya Kerja p
mpinan Total
Baik Buruk value
a. Hubungan Gaya Demokr
atis F % F % F %
Kepemimpinan Otoriter
dengan Budaya Kerja Baik 27 75,0 9 25,0 36 100
0,05 0,001
Buruk 7 29,2 17 70,8 24 100

Jumlah 34 56,7 26 43,3 60 100

Budaya Kerja Berdasarkan tabel 5.8 di atas


Kepemi Total p value
mpinan Baik Buruk diketahui bahwa kepemimpinan
Otoriter
F % F % F % demokratis (BAIK) terdapat 27
Baik 21 77,8 6 22,2 27 100 responden yaitu 75,0% yang memiliki
0,05 0,006 budaya yang baik dan 9 responden
Buruk 13 39,4 20 60,6 32 100

Jumlah 34 56,7 26 43,3 60 100


yaitu 25,0% yang memiliki budaya
kerja yang buruk. Sedangkan
Berdasarkan tabel 5.7 di atas
kepemimpinan otoriter (BURUK)
diketahui bahwa kepemimpinan
terdapat 7 responden yaitu 29,2% yang
otoriter (BAIK) terdapat 21 responden
memiliki budaya kerja yang baik dan
yaitu 77,8% yang memiliki budaya
17 responden yaitu 70,8% yang
yang baik dan 6 responden yaitu 22,2%
memiliki budaya kerja yang buruk
yang memiliki budaya kerja yang
Setelah dilakukan uji statistic
buruk. Sedangkan kepemimpinan
(uji Chi-Square), diperoleh nilai p=
otoriter (BURUK) terdapat 13
0,001 (p<0,05) bahwa ada hubungan
responden yaitu 39,4% yang memiliki
yang signifikan antara gaya
budaya kerja yang baik dan 20
kepemimpinan demokratis dengan
responden yaitu 60,6% yang memiliki
budaya kerja perawat di Ruang Rawat
budaya kerja yang buruk
Inap jeumpa, Geulima, Dan Maplam
Setelah dilakukan uji statistic
Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin
(uji Chi-Square), diperoleh nilai p=
Tahun 2017.
0,006 (p<0,05) bahwa ada hubungan
yang signifikan antara Hubungan Gaya
Kepemimpinan Otoriter dengan c. Hubungan Gaya
Budaya Kerja di Ruang Rawat Inap Kepemimpinan Laizes
jeumpa, Geulima, Dan Maplam Rumah Faire dengan Budaya
Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Tahun Kerja .
2017.
Berdasarkan
Budaya Kerja p
Kepemi Total
value
tabel 5.7 diketahui
mpinan Baik Buruk
Lfaire bahwa kepemimpinan
F % F % F %
otoriter (BAIK)
Baik 24 72,7 9 27,3 33 100
0,05 0,012 terdapat 21 responden
Buruk 10 37,0 17 63,0 27 100
yaitu 77,8% yang
Jumlah 34 56,7 25 43,3 60 100 memiliki budaya yang
Berdasarkan tabel 5.9 di atas baik dan 6 responden
diketahui bahwa kepepimpinan Laizes yaitu 22,2% yang
faire (BAIK) terdapat 24 responden memiliki budaya kerja
yaitu 72,7% yang memiliki budaya yang buruk.
yang baik dan 9 responden yaitu 27,3% Sedangkan
yang memiliki budaya kerja yang kepemimpinan otoriter
buruk. Sedangkan kepemimpinan (BURUK) terdapat 13
Laizes Faire (BURUK) terdapat 10 responden yaitu 39,4%
responden yaitu 37,0% yang memiliki yang memiliki budaya
budaya kerja yang baik dan 17 kerja yang baik dan 20
responden yaitu 63,0% yang memiliki responden yaitu 60,6%
budaya kerja yang buruk yang memiliki budaya
Setelah dilakukan uji statistic kerja yang buruk.
(uji Chi-Square), diperoleh nilai p= diperoleh nilai
0,012 (p<0,05) bahwa ada hubungan p= 0,006 (p<0,05)
yang signifikan antara gaya bahwa ada hubungan
kepemimpinan Laizes Faire dengan yang signifikan antara
budaya kerja perawat di Ruang Rawat hubungan gaya
Inap jeumpa, Geulima, Dan Maplam kepemimpinan otoriter
Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin dengan budaya kerja di
Tahun 2017. ruang rawat inap
jeumpa, geulima, dan
PEMBAHASAN maplam rumah sakit
umum dr. Zainoel
1. Hubungan Gaya Abidin tahun 2017.
Kepemimpinan Otoriter Sesuai dengan teori
dengan Budaya Kerja di menurut Depkes RI, (1990)
Ruang Rawat Inap Gaya kepemimpinan otoriter
jeumpa, Geulima, Dan adalah gaya pemimpin utama
Maplam Rumah Sakit yang berorientasi pada tugas
Umum dr. Zainoel Abidin dengan menggunakan jabatan
Tahun 2017. dan kekuatan pribadinya untuk
mencapai tujuan. Seorang menjadi pasif, masa bodo, dan
pemimpin yang menggunakan yes man, tidak ada upaya
gaya ini biasanya akan pemimpin untuk
menentukan semua keputusan memberdayakan para pengikut,
yang berkaitan dengan seluruh jika dipergunakan secara tidak
kegiatannya dan memerintah terukurdapat menurunkan
seluruh anggotanya untuk kinerja para pengikut.
mematuhi dan Hasil penelitian ini
melaksanakannya. Pada didukung oleh penelitian yang
umumnya pemimpin bertipe dilakukan oleh Kadek Agus
otoriter dalam memberikan Andika Adi Putra, (2014)
motivasi kepada bawahannya tentang hubungan gaya
menggunakan sanjungan, kepemimpinan kepala ruangan
kesalahan, dan penghargaan dengan kinerja perawat
(Departemen kesehatan RI, pelaksana di Rumah Sakit
1990). Umum daerah RAA Soewondo
Sejalan dengan teori Pati terhadap 68 responden
Wirawan (2013) yang didapatkan hasil penelitian ini
mengatakan gaya keunggulan menunjukkan bahwa
otoriter ini yaitu cocok untuk menunjukkan adanya hubungan
para pengikut berkualitas yang signifikan antara gaya
rendah, malas, biang kerok, kepemimpinan kepala ruangan
tidak mau melaksanakan dengan kinerja perawat
perintah, untuk situasi darurat, pelaksana di Rumah Sakit
tidak stabil, konflik destruktif Umum Daerah RAA Soewondo
dan memerlukan pembuatan Pati dengan p.value (0,012).
keputusan cepat, jika Menurut asumsi peneliti
dipergunakan dengan bahwa ada Hubungan Gaya
kompensasi dan lingkungan Kepemimpinan Otoriter dengan
kerja baik dapat meningkatkan Budaya Kerja di Ruang Rawat
kinerja para pengikut. Inap jeumpa, Geulima, Dan
Sedangkan kelemahan gaya Maplam Rumah Sakit Umum
kepemimpinan otoriter ini jika dr. Zainoel Abidin Tahun 2017
pemimpin tidak bijak, dapat karena
melanggar hak asasi para
pengikut, berakibat kepuasan
kerja pengikut rendah, 2. Hubungan Gaya
menimbulkan stress para Kepemimpinan
pekerja pengikut, pengikut Demokratis dengan
Budaya Kerja di Ruang Sikap merupakan reaksi
Rawat Inap jeumpa, atau respons yang masih
Geulima, Dan Maplam tertutup dari seseorang
Rumah Sakit Umum dr. terhadap suatu stimulus
Zainoel Abidin Tahun atau objek. Dari batasan-
2017. batasan di atas dapat
Berdasarkan tabel 5.7 disimpulkan bahwa
diketahui bahwa manifestasi sikap itu tidak
kepemimpinan demokratis dapat langsung dilihat,
(BAIK) terdapat 27 tetapi hanya dapat
responden yaitu 75,0% ditafsirkan terlebih dahulu
yang memiliki budaya yang dari perilaku yang tertutup.
baik dan 9 responden yaitu Sikap secara nyata
25,0% yang memiliki menunjukkan konotasi
budaya kerja yang buruk. adanya kesesuaina reaksi
Sedangkan kepemimpinan terhadap stimulus tertentu
otoriter (BURUK) terdapat yang dalam kehidupan
7 responden yaitu 29,2% sehari-hari merupakan
yang memiliki budaya kerja reaksi yang bersifat
yang baik dan 17 responden emosional terhadap
yaitu 70,8% yang memiliki stimulus sosial. Newcomb,
budaya kerja yang buruk. salah seorang ahli
Setelah dilakukan uji psikologis sosial
statistic (uji Chi-Square), menyatakan bahwa sikap
diperoleh nilai p= 0,001 itu merupakan kesiapan
(p<0,05) bahwa ada atau kesediaan untuk
hubungan yang signifikan bertindak, dan bukan
antara gaya kepemimpinan merupakan pelaksanaan
demokratis dengan budaya motif tertentu. Sikap belum
kerja perawat di Ruang merupakan suatu tindakan
Rawat Inap jeumpa, atau aktivitas, akan tetapi
Geulima, Dan Maplam merupakan predisposisi
Rumah Sakit Umum dr. tindakan suatu perilaku.
Zainoel Abidin Tahun Sikap itu masih merupaka
2017. reaksi tertutup, bukan
Seorang ahli Becker, merupakan reaksi terbuka
(1979) dalam Notoatmodjo atau tingkah laku yang
(2012) , Triwibowo dan terbuka. Sikap merupakan
Erlisya (2013) menjelaskan kesiapan untuk bereaksi
terhadap objek lingkungan sebaliknya semakin tidak
tertentu sebagai suatu setuju dengan sikap perilaku
penghayatan terhadap hidup sehat maka semakin
objek. buruk kualitas hidup lansia
Hasil penelitian ini tersebut dengan hasil
didukung oleh penelitian penelitian disebanyak
Nadia Citra Savitri dan 37,5% lansia yang memiliki
Yuni Wulan Utami tentang Sikap terhadap perilaku
Hubungan Pengetahuan hidup sehat dengan kualitas
Lanjut Usia Dengan Sikap hidup baik sedangkan
Memelihara kebersihan diri 62,5% lansia yang tidak
pada lansia di Kelurahan memiliki Sikap perilaku
Bandungharjo Kecamatan hidup sehat dengan kualitas
Toroh Kabupaten hidup buruk, serta dapat
Grobogan (2011) dilihat dari respon jawaban
Penelitian ini menunjukkan responden yang cenderung
sikap 53 responden lansia memilih jawaban tidak
(61,6%) memiliki sikap setuju untuk kuesioner
yang buruk, dan 33 sikap perilaku hidup sehat.
responden (38,4%)
memiliki sikap baik. 3. Hubungan Gaya
Analisa bivariat Kepemimpinan Laizes
menunjukkan ada Faire dengan Budaya
Hubungan dengan Sikap Kerja di Ruang Rawat
Memelihara kebersihan diri Inap jeumpa, Geulima,
pada lansia di Kelurahan Dan Maplam Rumah
Bandungharjo Kecamatan Sakit Umum dr. Zainoel
Toroh Kabupaten Groboga. Abidin Tahun 2017.
Menurut asumsi peneliti Berdasarkan tabel
bahwa ada hubungan antara 5.8 di atas diketahui bahwa
Sikap perilaku hidup sehat 19 responden yang
dengan kualitas hidup lansia melakukan praktek
di UPTD Rumoh Seujahter kesehatan setuju 11
Geunaseh Sayang Ulee diantaranya dengan
Kareng Banda Aceh Tahun kualitas hidup baik, 21
2016 karena semakin setuju responden yang tidak
dengan sikap perilaku hidup melakukan praktek
sehat maka semakin baik kesehatan 17 diantaranya
kualitas hidupnya, dengan kualitas hidup
buruk. Setelah dilakukan pengetahuan sikap dengan
uji statistic (uji Chi- praktik kebersihan kulit
Square), diperoleh nilai p= pada lansia di unit
0,027 (p<0,05) bahwa ada rehabilitasi sosial wening
hubungan yang signifikan wardoyo ungaran, Hasil
antara praktek perilaku penelitian praktik
hidup sehat dengan kualitas kebersihan kulit
hidup pada laansia di menunjukkan bahwa 25
UPTD Rumoh Seujahter (51.0%) lansia memiliki
Geunaseh Sayang Ulee praktek kebersihan kulit
Kareng Banda Aceh Tahun buruk dan 24 (49%) lansia
2016. memiliki praktik kebersihan
Sesuai dengan konsep kulit baik. Analisa bivariat
Seorang ahli Becker, (1979) menunjukkan ada
dalam Notoatmodjo (2012) , Hubungan Praktik
Triwibowo dan Erlisya Kebersihan Kulit pada
(2013) menjelaskan Suatu Lansia di Unit Rehabilitasi
sikap belum otomatis Sosial Wening Wardoyo
terwujud dalam suatu Ungaran.
tindakan (overt behavior). Menurut asumsi peneliti
Untuk mewujudkan sikap bahwa ada hubungan antara
menjadi suatu perbuatan Praktek perilaku hidup sehat
nyata diperlukan faktor dengan kualitas hidup lansia
pendukung atau suatu di UPTD Rumoh Seujahter
kondisi yang Geunaseh Sayang Ulee
memungkinkan, antara lain Kareng Banda Aceh Tahun
adalah fasilitas. Di samping 2016 karena jika perilaku
faktor fasilitas, juga hidup sehat di praktekkan
diperlukan faktor dukungan maka semakin baik kualitas
(support) dari pihak lain, hidupnya, sebaliknya jika
misalnya dari suami atau perilaku hidup sehat tidak
istri, anak atau menantu, dipraktekkan maka
orang tua atau mertua, dan semakin buruk kualitas
lain-lain. hidup lansia tersebut dengan
Hasil penelitian ini hasil penelitian disebanyak
didukung oleh penelitian 37,5% lansia yang
Siti Nuradawiyah, Ns.Siti melakukan praktek terhadap
Aisah, dan Ali Rosidi perilaku hidup sehat dengan
(2012) tentang hubungan kualitas hidup baik
sedangkan 62,5% lansia Maplam Rumah Sakit
yang tidak melakukan Umum dr. Zainoel Abidin
praktek perilaku hidup sehat Tahun 2017 dengan nilai p
dengan kualitas hidup = 0,001.
buruk, serta dapat dilihat 3. Ada hubungan antara
dari respon jawaban Hubungan Gaya
responden yang cenderung Kepemimpinan Laizes
memilih jawaban tidak Faire dengan Budaya Kerja
untuk kuesioner praktek di Ruang Rawat Inap
perilaku hidup sehat. jeumpa, Geulima, Dan
Maplam Rumah Sakit
Umum dr. Zainoel Abidin
KESIMPULAN Tahun 2017 dengan nilai p
Setelah melakukan = 0,012.
penelitian mengenai Hubungan REKOMENDASI
Gaya Kepemimpinan dengan
Budaya Kerja perawat di Ruang 1. Bagi institusi kesehatan
Rawat Inap jeumpa, Geulima, diharapkan untuk dapat
Dan Maplam Rumah Sakit menerapkan gaya
Umum dr. Zainoel Abidin kepemimpinan berada pada
Tahun 2017, dari data yang kategori sangat baik/ sangat
telah di peroleh dalam proses tinggi. Akan tetapi yang
penelitian ini dapat di tarik harus diperhatikan adalah
simpulan bahwa: perilaku tugasnya guna
1. Ada hubungan antara untuk dapat meningkatkan
Hubungan Gaya pelayanan yang
Kepemimpinan Otoriter memuaskan bagi pasien.
dengan Budaya Kerja di 2. Bagi Institusi Pendidikan
Ruang Rawat Inap jeumpa, diharapkan bisa
Geulima, Dan Maplam memberikan edukasi dan
Rumah Sakit Umum dr. tambahan ilmu atau
Zainoel Abidin Tahun 2017 referensi tentang hubungan
dengan nilai p = 0,006. gaya kepemimpinan
2. Ada hubungan antara dengan budaya kerja
Hubungan Gaya perawat.
Kepemimpinan 3. Bagi mahasiswa untuk
Demokratis dengan Budaya dapat mengenal bahwa
Kerja di Ruang Rawat Inap gaya kepemimpinan dapat
jeumpa, Geulima, Dan
berpengaruh terhadap 5. Pieter, dkk, (2011). Pengantar
budaya kerja perawat. Psikopatologi Untuk
4. Bagi peneliti selanjutnya
Keperawatan. Jakarta:Kencana
yang berminat untuk
melakukan penelitian lebih 6. Kholid, Ahmad, (2012).
lanjut, peneliti Promosi Kesehatan: Dengan
merekomendasikan untuk
Pendekatan Teori Perilaku,
penambahan karakteristik
responden dan variabel- Media, Dan Aplikasi, Jakarta:
variabel lain yang Rajawali Pers
berhubungan dengan gaya
7. Mubarak. W. I, (2012).
kepemimpinan.
Promosi Kesehatan Untuk
Kebidanan, Jakarta:

Selemba
DAFTAR PUSTAKA
8. Nursalam, (2011). Pendoman
1. Notoatmodjo, (2012). Promosi Skripsi, Testis, dan Intrumen
Penelitian Keperwatan.
Kesehatan dan Prilaku
Jakarta:
Kesehatan. Jakarta: PT.Rineka Selemba Medika
Cipta 9. Sulistyaningsih, (2012).
2. Nesi Novita, (2013). Promosi Metodologi Penelitian
Kesehatan dalam Pelayanan Kebidanan Kuantitatif
Kebidanan. Jakarta:Selemba Kualitatif. Yogyakarta: 2012
Medika 10. Dwidiyanti M, (2007). Caring.
3. Notoatmodjo, (2010). Promosi Buku Ajar. Semarang:
Hapsari
Kesehatan Teori & Aplikasi.
11. Morrison & Burnard, (2008).
Jakarta:Rineka Cipta
Caring & Communicating
4. Azis, A, (2012). Pengantar
hubungan interpersonal dalam
Konsep Dasar Keperawatan
keperawatan ,Edisi, Jakarta:
(Edisi 2). Jakarta:Selemba
EGC.
Medika
12. Mulyaningsih. (2011).
Hubungan berpikir kritis
dengan perilaku caring
perawat di RSUD Dr
Moewardi, Surakarta.
13. Azwar, S. (2009). Perilaku
Dan Sikap Manusia, Teori dan
Pengukurannya. Jakarta:
Pustaka Pelajar
14. Laila, Hafsyah. (2011).
Hubungan Perilaku Caring
Yang Dilakukan Perawat
Dengan Tingkat Kepuasan
Klien Di Ruangan Penyakit
Dalam RSUD Pariaman.
15. Waskiyah, Yayah. (2011).
Hubungan Motivasi Kerja
Dengan Perilaku Caring
Perawat Di RSUD Kraton
Kabupaten Pekalongan.
16. Wulan & Hastuti, M. (2011).
Pengantar Etika Keperawatan.
Jakarta:
Prestasi Pustaka.
17. Potter & Perry, (2009).
Fundamental of Nursing
Fundamental keperawatan,
Buku 1 Edisi 7, Editor Dripa
sjabana, Jakarta: Selemba
Medika

Anda mungkin juga menyukai