Bidang : Farmasi
41
42
PT. Kalbe Farma, Tbk. merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam
bidang industri farmasi di Indonesia. Didirikan pada tanggal 10 September 1966 oleh
seorang farmakolog bernama Dr. Boenyamin Setiawan. Nama Kalbe diambil dari
nama para pemegang saham pada awalnya yaitu Khow Sioe Tjiang, Liem Lian Kiok
industri farmasi di Indonesia untuk menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik
membangun pabrik baru di kompleks industri Delta Silicon (Cikarang) pada tahun
1994. Semua jalur produksi dipindahkan secara bertahap dari Pulomas ke Cikarang
pada tahun 1997 sampai dengan tahun 1998. Pabrik baru tersebut diresmikan pada
tanggal 17 Desember 1998 bersamaan dengan diterimanya sertifikat ISO 9001 yang
produk yang dihasilkan. Selain itu, PT Kalbe Farma Tbk. juga mendapatkan
Tahun 2005 dilakukan konsolidasi Grup Kalbe dan konsolidasi tersebut telah
maupun internasional.
43
4.1.3.1 Visi
menerapkan visinya yaitu untuk menjadi perusahaan yang dominan dalam bidang
kesehatan di Indonesia dan memiliki eksistensi di pasar global dengan merek dagang
yang kuat, didasarkan oleh manajemen, ilmu dan teknologi yang unggul (to be the
excellent management).
4.1.3.2 Misi
yang lebih baik (to improve health for a better life). Visi dan misi tersebut dicapai
1. Trust is the glue of life. (Saling percaya adalah perekat diantara kami).
kami).
Struktur organisasi PT. Kalbe Farma dapat dilihat pada gambar 4.1 di bawah ini:
Secara umum, line di bagian Produksi dibagi menjadi dua, yaitu dedicated
line (line 1, 2, 4, dan 9) dan non-dedicated line / general line (line 5, 6, 7, 8A, dan
8B). Dedicated line adalah line yang memproduksi obat dalam jumlah item yang
sedikit tetapi dengan kapasitas batch atau batch size yang besar. General line adalah
line yang memproduksi obat dalam jumlah item yang relatif banyak, namun dengan
kapasitas batch atau batch size yang kecil. Line yang berada di Departeman Produksi
1. Line 1
2. Line 2
Line ini memproduksi tablet, kaplet, kaplet film coating, tablet inti, dan tablet
3. Line 4
4. Line 5
Line ini memproduksi sediaan cair oral sirup dan suspensi, seperti Woods,
Mucosolvan.
5. Line 6
Line ini khusus memproduksi sediaan cair steril (injeksi) non beta lactam,
6. Line 7
Line ini memproduksi sediaan semi padat topikal seperti krim, jeli, salep,
Kaltrofen.
7. Line 8
Line ini memproduksi banyak item obat namun volumenya kecil seperti
Line ini dibagi menjadi 2, yaitu line 8A yang menangani proses pembuatan
produk dan line 8B yang menangani pengemasan primer dan sekunder untuk
8. Line 9
Line ini khusus memproduksi liquid non oral seperti Kalpanax tincture dan
9. Line 10
Line ini khusus melakukan kemas ulang (repack) untuk produk impor.
Proses pembuatan obat terdiri dari beberapa tahap, dan masing masing
tahap tersebut selalu disertai oleh proses pengawasan mutu. Tahap tahapnya yaitu :
gudang.
47
3. Pengemasan, yaitu tahap produksi yang dilakukan terhadap produk ruahan untuk
4. Penanganan obat jadi. Setelah dikemas, obat jadi disimpan dan disiapkan
konsumen.
Tahapan proses pembuatan obat secara umum di PT. Kalbe Farma dapat
Keterangan :
Produk Antara
Produk hasil pengolahan yang masih memerlukan tahap pengolahan lebih lenjut
Contoh: granul kering, tablet inti sebelum coating, massa siap cetak
Produk Ruahan
Produk Jadi
Produk hasil pengolahan yang telah dikemas dan siap dipasarkan setelah
Pengemasan
dengan wadah.
pengemasan primer.
KP ( Kartu Produksi )
Berisi prosedur dan intruksi yang lengkap dan terperinci mengenai cara
pembuatan obat, termasuk bahan yang dipakai, tahapan proses, pemeriksaan yang
49
b. KP 2, berisi secara lengkap dan rinci mengenai tahap tahap proses dan
intruksi pengawasan dalam proses yang harus dilakukan oleh bagian produksi
atau QA termasuk juga hal hal khusus yang perlu diperhatikan selama
c. KP 3, berisi kebutuhan wadah dan kemasan untuk 1 batch dan intruksi secara
lengkap dan rinci mengenai tahap tahap pengemasan, nama, kode, dan
primer.
sekunder.
kualitas dilakukan disetiap tahapan proses mulai dari input, proses dan output.
Quality
Operational
Quality
Quality Assurance Control
sampel baik itu bahan baku, wadah, kemasan, produk setengah jadi dan produk jadi
tersebut meliputi uji bakteri endotoksin, uji batas mikroba, uji potensi antibiotika, uji
sterilita dan uji bakteri patogen. Pengujian yang diangkat dalam penelitian ini
merupakan salah satu dari jenis pemeriksaan mikrobiologi, yaitu uji bakteri patogen.
menggunakan bahan baku tersebut. Oleh karena itu, salah satu parameter pengujian
chart pengujian bakteri patogen pada sampel bahan baku yang dilakukan di
laboratorium mikrobiologi quality control PT. Kalbe Farma Tbk dapat dilihat pada
gambar 4.5.
Peralatan yang kontak langsung dengan sampel harus steril agar tidak
1. Quiltec steril
5. Bulp
6. Botol 100ml
Peralatan pengujian bakteri patogen dapat dilihat pada gambar 4.6 berikut ini:
Dari alur pengerjaan bakteri patogen pada gambar 4.7 dapat dilihat bahwa
jumlah penggunaan peralatan untuk pengujian patogen setiap 5 batch sampel bahan
Penggunaan quiltec steril dan sarung tangan steril cukup 1buah setiap kali
melakukan pengujian bakteri patogen untuk beberapa batch sampel bahan baku.
Bahan yang digunakan pada pengujian bakteri patogen berupa media cair
Tryptic Soy Broth (TSB) yang berfungsi sebagai media pengkayaan. Jika pada suatu
sampel mengandung bakteri, maka keberadaan bakteri tersebut pada media TSB akan
Selain TSB, digunakan pula media agar Tryptic Soy Agar (TSA) yang
berperan untuk pemeriksaan bakteri secara kuantitatif, dimana media ini digunakan
untuk pengujian control negative dari media TSB yang digunakan pada pengujian
bakteri patogen. Dalam penggunannya, media TSB dan TSA harus dalam kondisi
Dari alur pengerjaan bakteri patogen pada gambar 4.6 dapat dilihat bahwa
jumlah penggunaan media untuk pengujian patogen setiap 5 batch sampel bahan
terjadi pada laboratorium mikrobiologi quality control PT. Kalbe Farma Tbk.
pengujian bakteri patogen pada sampel bahan baku yang sudah di sterilisasi dan siap
digunakan untuk pengujian. Media siap pakai yang dimaksud adalah media yang
digunakan untuk pengujian bakteri patogen pada sampel bahan baku yang sudah
sebelum media tersebut digunakan untuk pengujian. Sedangkan media serbuk yang
dimaksud adalah bahan untuk membuat media siap pakai yang masih berbentuk
serbuk.
Pada Bulan Juni 2013, dibuat checklist kekurangan stok untuk pengujian
bakteri patogen pada sampel bahan baku (lampiran 1), kemudian dilakukan
pendataan frekuensi kekurangan stok peralatan, stok media siap pakai dan media
serbuk untuk pengujian bakteri patogen yang hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.1.
Dari tabel 4.1, dibuat diagram pareto untuk mengetahui permasalahan yang
paling tinggi prioritasnya.
Gambar 4.8 Diagram Pareto Kekurangan Stok untuk Pengujian di Laboratorium Mikrobiologi
Seperti terlihat pada lampiran 1, media siap pakai yang dimaksud dalam
diagram pareto di atas adalah media Tryptic Soy Broth (TSB) yang digunakan untuk
bakteri patogen pada sampel bahan baku maka dilakukan pendataan stok media TSB
yang tersedia dan jumlah kebutuhan media TSB setiap harinya yang dapat dilihat
Gambar 4.9 Grafik Kebutuhan Media TSB vs Stok Media TSB Periode Juni 2013
Jumlah kekurangan media TSB tertinggi terjadi pada tanggal 17 dan 18 Juni
Dari hasil penjabaran fakta dan data pada diagram pareto sebelumnya,
Soy Broth (TSB) untuk pengujian bakteri patogen pada sampel bahan baku.
Oleh karena itu, ditentukan tema Suggestion System (SS) yaitu Mencegah
Kekurangan stok media TSB untuk pengujian bakteri patogen pada sampel
sampel yang bisa berdampak pula pada keterlambatan rilis sampel. Sasaran manfaat
yang dapat diperoleh jika tema ini dilaksanakan dilihat dari beberapa faktor yaitu:
Quality, bahan baku yang digunakan sebagai salah satu input dalam
pembuatan obat adalah bahan baku yang bebas dari bakteri patogen.
Cost, tidak ada tambahan biaya untuk overtime analis akibat pengerjaan
Perlu ditetapkan target yang ingin dicapai dari perbaikan yang akan dilakukan
sebagai tolak ukur keberhasilan perbaikan. Untuk itu, dalam penelitian ini target
yang ingin dicapai adalah Menghilangkan Terjadinya Kekurangan Stok Media TSB
untuk Pengujian Bakteri Patogen pada Sampel Bahan Baku dari 60% Menjadi 0%
Achieveable, Reasonable, Time Oriented). Berikut ini adalah penjelasan dari masing-
stok media TSB untuk pemeriksaan bakteri patogen pada sampel bahan baku sebesar
60% dan target yang ingin dicapai adalah 0% kekurangan media TSB.
Achieveable : Dapat dicapai oleh seksi Mikrobiologi melalui perbaikan yang akan
dilakukan ini.
Reasonable : Berdasarkan KPI seksi mikrobiologi lead time release raw material in
time 100% yang berarti lead time release tidak boleh mundur akibat adanya
Time Base : Terdapat jangka waktu untuk perbaikan yang akan dilakukan.
dilakukan analisa kondisi yang terjadi. Analisa kondisi yang terjadi ini dilakukan
kondisi aktual yang terjadi di lapangan dilihat dari faktor manusia, bahan, peralatan,
metode dan lingkungan. Analisis kondisi pada penelitian ini ditampilkan pada tabel
Tabel 4.2 Analisis Kondisi Kekurangan Media TSB pada Pengujian Bakteri Patogen
Kondisi aktual yang tidak sesuai dengan kondisi yang seharusnya terjadi
Penyebab dari permasalahan yang terjadi tersebut dituangkan dalam diagram tulang
ikan seperti pada gambar 4.10. Masalah yang terjadi menjadi kepala pada diagram
tulang ikan. Sebagai duri ikan adalah penyebab yang mengakibatkan terjadinya
masalah. Duri halus ikan adalah root cause atau akar penyebab yang perlu dicarikan
Gambar 4.10 Diagram Tulang Ikan Penyebab Kekurangan Stok Media TSB
1. Quick action
Perbaikan ini dapat dilakukan dengan cepat. Akar penyebab masalah dapat
pengujian bakteri patogen pada sampel bahan baku ini dapat dilihat pada tabel 4.3.
61
Tabel 4.3 Rencana Perbaikan Kekurangan Media TSB untuk Pengujian Bakteri Patogen
Kenapa Harus
Faktor Masalah Solusi Aktivitas PIC Due Date
Ditangani
Quality: Dilakukan WR ke
Agar menjamin Spv
perbaikan bagian 15-Juni-13
alat dan media Mikro
autoklaf Teknik
steril
Delivery:
Agar tidak
Autoklaf terjadi antrian Meminta
Rusak proses sterilisasi bagian
Dilakukan
kalibrasi Spv
Kalibrasi 15-Juni-13
Productivity: untuk Mikro
Autoklaf
Untuk mengkalibrasi
meningkatkan autoklaf
kapasitas media
dan alat steril
Alat
Moral:
Untuk
meningkatkan
Kalbe Service
Excelent
Dilakukan
Pembagian Productivity: perbaikan Spv
Revisi 1-Juli-13
kerja belum Agar kerja analis jobdesk Mikro
jobdesk
optimal dan laboran analis dan
maksimal laboran
Delivery: media
TSB ada ketika
dibutuhkan
Membuat
media TSB
Pembuatan dengan botol
RWT 1-Juli-13
TSB Dilakukan besar dalam
Productivity:
dengan penggantian kuantitas
Agar
botol wadah media yang sedikit
penggunaan alat,
Metode volume TSB dari
bahan dan waktu Membuat
kecil dalam botol kecil
pengujian lebih logsheet
kuantitas ke botol
efisien pembuatan
yang besar
banyak media TSB RWT 1-Juli-13
dan
penyediaan
botol steril
62
Tabel 4.4 Pelaksanaan Perbaikan Kekurangan Media TSB untuk Pengujian Bakteri Patogen
Tidak ada
Revisi jobdesk
urutan
Manusia berdasarkan urutan OK Spv Mikro 1-Juli-13 Rp 0,-
prioritas di
prioritas
jobdesk
TSB untuk pengujian bakteri patogen pada sampel bahan baku di laboratorium
apabila terjadi kerusakan pada suatu alat atau mesin. WR dibuat sebagai
63
permintaan dari bagian lab. mikro kepada bagian teknik untuk memperbaiki alat
yang ada di lab. mikro, dalam hal ini autoklaf. Orang yang berwenang untuk
online menggunakan sistem oracle yang ada di PT.Kalbe Farma Tbk. Bagian
Teknik akan memperbaiki alat/mesin yang rusak setelah adanya approval dari
ke bagian QA kalibrasi.
supervisor lah yang melakukan revisi. Dalam hal ini, pengamatan bakteri patogen
dilakukan setelah rilis produk dengan tujuan agar botol yang terpakai bisa segera
Kemudian setelah proses musnah selesai, botol dicuci dan dikeringkan. Setelah
itu botol dapat digunakan kembali untuk pembuatan media TSB. Dengan
demikian siklus penggunaan botol TSB lebih teratur. Jobdesk lebih jelas
4. Membuat media TSB menggunakan botol besar dalam kuantitas yang sedikit.
Sebelumnya media TSB yang digunakan untuk pengujian bakteri patogen pada
sampel bahan baku menggunakan botol volume 100ml. Setiap botol berisi
sejumlah 90ml media TSB. Kemudian dilakukan perubahan, media TSB dibuat
dalam botol volume 500ml yang berisi 450ml media TSB. Media TSB
menggunakan botol 100ml dan 500ml ditampilkan pada gambar 4.12 berikut ini.
65
merupakan botol yang sudah tidak terpakai yang kuantitasnya di lab.mikro cukup
botol steril (Lampiran 3). Setiap harinya, analis yang melakukan pengamatan
hasil uji bakteri patogen menghitung jumlah botol yang terpakai pada saat
media TSB yang harus dibuat dan jumlah botol yang harus disteril untuk
mengganti sejumlah pemakaian pada hari itu. Laboran yang bertugas pada hari
itu akan melihat logsheet tersebut untuk mengetahui jumlah botol yang harus di
steril dan jumlah media TSB yang harus dibuat. Sebagai stok awal dibuat media
rata-rata sampel bahan baku yang masuk pada Bulan Juni 2013 yaitu sebanyak
25batch yang berarti membutuhkan 5botol media TSB ukuran 500ml. Dengan
stok media TSB menjadi 25botol. Logsheet pembuatan media TSB dan
Gambar 4.13 Logsheet Pembuatan Media TSB dan Penyediaan Botol Steril
Sebelumnya, media TSB ditempatkan pada botol berukuran 100ml dan tiap
botol berisi 90ml media TSB. Tiap satu botol media TSB digunakan untuk satu
sampel bahan baku. Sebelum media TSB dituang ke dalam botol berisi sampel bahan
baku, terlebih dahulu dipipet 1ml ke dalam cawan petri yang selanjutnya diberi
media TSA untuk digunakan sebagai kontrol negatif. Maksudnya adalah untuk
mengetahui bahwa media TSB yang digunakan steril dan tidak ada pertumbuhan
berisi media TSB sejumlah 450ml yang dapat digunakan untuk pengerjaan lima
sampel bahan baku. Dari satu botol media TSB 450ml, dipipet 1 ml ke dalam cawan
petri yang selanjutnya diberi media TSA untuk kontrol negatif. Untuk pengerjaan
lima sampel bahan baku menggunakan cara baru cukup membuat satu kontrol
negatif.
67
pada penggunaan botol media TSB ditampilkan pada gambar 4.14 dan 4.15 agar
berpengaruh pada jumlah alat dan bahan yang digunakan. Perbedaan tersebut dapat
sebelum dan setelah dilakukan perubahan dari segi jumlah alat dan bahan yang
digunakan pada pengujian bakteri patogen. Perbandingan dilakukan tiap lima sampel
bahan baku karena botol media TSB pada cara yang baru berisi sejumlah 450 ml
media TSB yang bisa digunakan untuk lima sampel bahan baku. Selanjutnya untuk
memperhitungkan jumlah peralatan dan bahan yang digunakan saat pengujian bakteri
patogen pada sampel bahan baku di laboratorium mikrobiologi quality control PT.
jumlah peralatan yang digunakan pada pengujian bakteri patogen. Tidak semua
69
Bulan Juli
Jumlah Jumlah alat
Sampel Sebelum Sesudah
Tanggal
Cawan Pipet Botol Cawan Pipet Botol
petri ukur TSB petri ukur TSB
1 20 20 20 20 4 4 4
2 26 26 26 26 6 6 6
3 28 28 28 28 6 6 6
4 26 26 26 26 6 6 6
5 34 34 34 34 7 7 7
6 20 20 20 20 4 4 4
7 20 20 20 20 4 4 4
8 39 39 39 39 8 8 8
9 42 42 42 42 9 9 9
10 11 11 11 11 3 3 3
11 32 32 32 32 7 7 7
12 18 18 18 18 4 4 4
13 20 20 20 20 4 4 4
14 20 20 20 20 4 4 4
15 40 40 40 40 8 8 8
16 16 16 16 16 4 4 4
17 53 53 53 53 11 11 11
18 24 24 24 24 5 5 5
19 37 37 37 37 8 8 8
20 20 20 20 20 4 4 4
21 20 20 20 20 4 4 4
22 50 50 50 50 10 10 10
23 43 43 43 43 9 9 9
24 58 58 58 58 12 12 12
25 34 34 34 34 7 7 7
26 15 15 15 15 3 3 3
27 20 20 20 20 4 4 4
28 20 20 20 20 4 4 4
29 23 23 23 23 5 5 5
30 16 16 16 16 4 4 4
31 22 22 22 22 5 5 5
867 867 867 180 180 180
70
Dari tabel 4.7 diketahui bahwa dengan adanya perubahan penggunaan botol
media TSB yang mulanya menggunakan botol 100ml dirubah menggunakan botol
control negative media TSB menjadi berkurang. Berkurangnya control negative juga
berpengaruh pada berkurangnya pipet ukur steril yang digunakan untuk memipet
media TSB untuk control. Begitu pula dengan cawan petri yang digunakan sebagai
Dari data sampel bahan baku yang masuk ke lab.mikro untuk dilakukan
pengujian bakteri patogen pada bulan Juli 2013 diperoleh hasil bahwa penggunaan
cawan petri steril, pipet ukur steril dan botol media TSB berkurang. Sebelum
jumlah bahan yang digunakan pada pengujian bakteri patogen. Jumlah media TSB
yang digunakan untuk pengujian bakteri patogen tetap, karena setiap 1batch sampel
bahan baku mebutuhkan 90ml media TSB dan tidak ada pengaruh dengan perubahan
penggunaan botol media TSB yang digunakan. Perubahan terjadi pada penggunaan
media TSA karena control negative media TSB berkurang, penggunaan media TSA
71
Bulan Juli
Jumlah Jumlah Media TSA (ml)
Tanggal
Sampel Sebelum Sesudah
1 20 400 80
2 26 520 120
3 28 560 120
4 26 520 120
5 34 680 140
6 20 400 80
7 20 400 80
8 39 780 160
9 42 840 180
10 11 220 60
11 32 640 140
12 18 360 80
13 20 400 80
14 20 400 80
15 40 800 160
16 16 320 80
17 53 1060 220
18 24 480 100
19 37 740 160
20 20 400 80
21 20 400 80
22 50 1000 200
23 43 860 180
24 58 1160 240
25 34 680 140
26 15 300 60
27 20 400 80
28 20 400 80
29 23 460 100
30 16 320 80
31 22 440 100
TSA (ml) 17340 3660
TSA (L) 17.34 3.66
TSA (gr) 693.6 146.4
TSA (Rp) 854515.2 180364.8
Cost Saving (Rp) 674150.4
72
Dari tabel 4.8 diketahui bahwa jumlah penggunaan media TSA setelah
dilakukan improvement berkurang. Pada bulan Juli dengan total sampel bahan baku
sebesar 867batch, jumlah media TSA yang dibutuhkan sebelum improvement adalah
TSA membutuhkan 40gr media serbuk TSA. Dengan begitu, media serbuk TSA yang
diperlukan untuk membuat 17,34L media TSA siap pakai adalah 693,6gr, sedangkan
untuk membuat 3,6L membutuhkan 146,4gr media TSA serbuk. Harga media TSA
serbuk setiap 500gr adalah Rp.616.000,-. Harga dari pembuatan media TSA siap
pakai sejumlah 693,6gr adalah senilai Rp.854.515,- dan 146,4gr senilai Rp.180.364,-.
Pengujian bakteri patogen pada sampel bahan baku dilakukan oleh analis
mikrobiologi. Berikut adalah data yang menunjukkan waktu analis dalam melakukan
pengujian bakteri patogen pada sampel bahan baku (per 5 sampel bahan baku).
Tabel 4.9 Waktu Pengujian Bakteri Patogen Per 5 Sampel Bahan Baku
Sebelum Improvement
( )
BKA = + Z ( )
= 252 + 3(0,72)
= 252 + 2,16
= 254,2
BKB = - Z ( )
= 252 3(0,72)
= 252 2,16
= 249,8
75
253
252.5
252 Xi
251.5
251 BKA
250.5 BKB
250
249.5
249
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Pengukuran ke-
Gambar 4.16 Grafik Kendali Waktu Pengujian Bakteri Patogen Sebelum Improvement
Karena tidak ada data yang keluar dari batas kendali atas dan batas kendali
Setelah Improvement
( )
77
BKA = + Z ( )
= 98 + 3(0,64)
= 99,9
BKB = - Z ( )
= 98 3(0,64)
= 95,0006
= 96,1
100.1
99.6
Waktu Pengujian (detik)
99.1
98.6
Xi
98.1
97.6
BKA
97.1 BKB
96.6
96.1
95.6
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Pengukuran ke-
Gambar 4.17 Grafik Kendali Waktu Pengujian Bakteri Patogen Setelah Improvement
Karena tidak ada data yang keluar dari batas kendali atas dan batas kendali
Dengan tingkat ketelitian 10% dan tingkat keyakinan 99%, maka berikut ini
Sebelum Improvement
( )
[ ]
( ) ( )
[ ]
Setelah Improvement
( )
[ ]
( ) ( )
[ ]
Karena nilai NN (0,14520) maka data dikatakan cukup. Data yang telah
diperoleh dan di uji keseragaman dan kecukupan datanya, untuk selanjutnya akan
digunakan dalam perhitungan waktu siklus, waktu normal dan waktu baku pengujian
Patogen
Kelonggaran %
Faktor Kelonggaran
Ref Yang Diambil
Tenaga yang dikeluarkan (sangat ringan) 6.0 - 7.5 6
Sikap Kerja (duduk) 0.0 - 1.0 0.5
Gerakan Kerja (normal) 0 0
Kelelahan mata (pandangan terus menerus dengan
7.5-12 8
fokus berubah)
Keadaan temperatur tempat kerja (normal) 0-5 0.6
Keadaan atmosfer (baik) 0 0
Keadaan lingkungan (baik bersih cerah kebisingan
0 0
rendah)
Sub total 15.1
Kebutuhan pribadi
Pria 0-2.5
2
Wanita 2-5
Hambatan tak terhindarkan 1
Total kelonggaran 18.1
80
Wb = Wn + (Wn x L) Wb = Wn + (Wn x L)
Wb = 297,6 Wb = 115,7
patogen per 5 sampel bahan baku sebelum improvement adalah 297,6 detik,
bakteri patogen untuk setiap sampel bahan baku diperoleh dengan cara waktu
pengerjaan 5 sampel bahan baku tersebut di bagi dengan 5. Dengan demikian, maka
waktu yang dibutuhkan untuk 1 sampel bahan baku pada pengujian bakteri patogen
sebelum improvement yaitu 59,5 detik sedangkan setelah improvement yaitu 23,1
detik.
perhitungan di atas telah diperoleh waktu yang diperlukan untuk pengujian bakteri
patogen dengan kedua cara. Perbandingan waktu yang diperlukan untuk pengujian
control PT. Kalbe Farma Tbk. dapat dilihat pada tabel 4.7. Waktu pengujian
diperoleh dengan cara mengalikan jumlah sampel bahan baku yang masuk dengan
waktu baku pengujian 1 sampel bakteri patogen yaitu 59,5 detik (sebelum
Tabel 4.10 Perbandingan Waktu Pengujian Bakteri Patogen Pada Sampel Bahan Baku
Dari tabel 4.10 diperoleh data bahwa pada Bulan Juli 2013 dengan total
improvement selama 51586 detik atau 14,33 jam sedangkan setelah improvement
adalah 20027 detik atau 5,56jam. Besarnya pengurangan waktu pengujian bakteri
patogen pada sampel bahan baku sebelum dan setelah dilakukan improvement adalah