id 1
digilib.uns.ac.id
TESIS
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Magister Teknik
Disusun oleh:
ASRIADI
S940809101
Disusun oleh :
ASRIADI
S940809101
Tim Pembimbing:
Mengetahui:
Ketua Program Studi Magister Teknik Sipil
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id
Disusun oleh:
ASRIADI
S940809101
Dewan Penguji:
Mengetahui:
Direktur Program Ketua Program Studi
Pascasarjana Magister Teknik Sipil
Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D. Prof. Dr. Ir. Sobriyah, M.S.
NIP. 195708201985031004 NIP. 194804221985032001
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id 3
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, tertulis dalam tesis
tersebut, diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam Daftar Pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya
peroleh dari gelar tersebut.
Asriadi
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id 4
digilib.uns.ac.id
Alhamdulillahi Rabbil Alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah
mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis
dengan judul Evaluasi Kegiatan Pemeliharaan Jalan Ditinjau dari Jenis
Perkerasan dan Pola Penanganan di Kabupaten Selayar. Penulis hanya berusaha
merangkai kata berdasarkan fakta menjadi karya tulis ilmiah yang tidak luput dari
bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Pusat Pembinaan Keahlian dan Teknik Konstruksi (Pusbiktek), Badan Pembinaan
Konstruksi dan Sumber Daya Manusia Kementerian Pekerjaan Umum yang telah
memberikan beasiswa kepada penulis.
2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Prof. Dr. Ir. Sobriyah, M.S., Ketua Program Studi Magister Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Ir. Ary Setyawan, M.Sc(Eng), Ph.D., Sekretaris Program Studi Magister Teknik
Sipil dan Pembimbing Utama yang telah memberikan bimbingan dalam
penyusunan tesis.
5. Dr. Eng. Syafii, M.T., Pembimbing Pendamping yang telah memberikan
bimbingan dalam penyusunan tesis.
6. Dr. Techn. Ir. Solihin Asad, M.T., atas bantuan dan kesediaan meluangkan
waktunya dalam rangka validasi tesis. Engka identitas tette ripancaji mana,
dena parellu jokka sappa ri kamponna tauwe to wedding uonroi magguru,
engkani ri Idi usappa e, sebuah kutipan dalam bahasa Bugis mungkin belum
cukup untuk melukiskannya.
7. Seluruh Dosen Pengampu mata kuliah pada Program Studi Magister Teknik
Rehabilitasi dan Pemeliharaan Bangunan Sipil yang telah membentangkan
commit
rangkaian mutiara ilmu kehadapan to user
penulis.
v
perpustakaan.uns.ac.id 5
digilib.uns.ac.id
8. Ir. H. Muh. Romlah, M.S., Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Selayar.
9. Kekasih hatiku Andi Mutmainnah, hanya ketulusanmu yang mampu menegarkan
hati untuk tetap berusaha melihat sisi lain dari indahnya hidup ini seiring terlalu
banyaknya waktu yang terlewatkan tanpa kehadiranmu.
10. Ayahanda Naharuddin dan Ibunda Andi Sohra, doa dan kasih sayang yang
senantiasa mengalir sejak buah hatimu dilahirkan masih terasa sejuk mengiringi
desahan nafasku sampai detik ini.
11. Bapak/Ibu Mertua, H. Dg. Matutu dan Ibunda Hj. Andi Arling, atas doa restu
serta kepercayaan menjadikan putri tercintanya sebagai pendamping hidupku.
12. Saudara-saudariku tercinta, Najamuddin, Rosdiana, Nur Akhmad, Ahmuddin,
Nur Idwan Tutu, Titik Sri Wahyuni dan keluarga besar atas motivasinya.
13. Sahabat-sahabat terbaik yang telah dihadirkan untukku, Muhammad Muhdy,
H. Syamsurrijal Rahim, Indarmawan, Andi Asrul Yasin, Andi Arung, Aksan,
Ridwan, Andi Aswar, Mukhtar Saleh, dan Mukhtar Jaya.
14. Sahabat-sahabat seperjuangan dan sependeritaan, Karyasiswa MTRPBS
Angkatan 2009, untuk kebersamaan yang terlalu singkat tetapi sangat bermakna;
15. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini namun
tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga bantuan yang telah diberikan bernilai ibadah dan mendapat ridha dari
Allah SWT. Amin.
Penulis
commit to user
vi
v
perpustakaan.uns.ac.id 6
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil Alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah
mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis
dengan judul Evaluasi Kegiatan Pemeliharaan Jalan Ditinjau dari Jenis
Perkerasan dan Pola Penanganan di Kabupaten Selayar. Tesis ini merupakan salah
satu syarat untuk menyelesaikan studi Magister Teknik Rehabilitasi dan
Pemeliharaan Bangunan Sipil, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Tesis ini membahas problematika kegiatan pemeliharaan jalan kabupaten
melalui evaluasi kinerja dan kekuatan perkerasan jalan, serta berusaha
membandingkan pola penanganan antara sistem kontraktual dengan sistem swakelola
di Kabupaten Selayar.
Penulis menyadari bahwa penyusunan tesis ini jauh dari sempurna. Oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik konstruktif demi
penyempurnaan tesis ini.
Semoga tesis ini dapat menjadi bagian dari khazanah ilmu pengetahuan dan
bermanfaat bagi pembaca. Wassalam.
Penulis
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id 1
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
x
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id
xi
perpustakaan.uns.ac.id 3
digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id 4
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
xiii
perpustakaan.uns.ac.id 5
digilib.uns.ac.id
xiv
perpustakaan.uns.ac.id 6
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.36. Hasil Uji Validitas 2 Variabel Waktu Sistem Kontraktual .......... 68
Tabel 4.37. Hasil Uji Validitas 1 Variabel Kualitas Sistem Swakelola .......... 68
Tabel 4.38. Hasil Uji Validitas 2 Variabel Waktu Sistem Swakelola ............. 69
Tabel 4.39. Hasil Uji Reliabilitas .................................................................... 69
Tabel 4.40. Independent Samples t-Test Variabel Prosedur ............................ 71
Tabel 4.41. Independent Samples t-Test Variabel Waktu ............................... 72
Tabel 4.42. Independent Samples t-Test Variabel Mutu/Kualitas ................... 73
Tabel 4.43. Rangkuman Hasil Uji Hipotesis ................................................... 73
Tabel 4.44. Tingkat Kemantapan Jalan dengan Permukaan Lapen ................ 74
Tabel 4.45. Tingkat Kemantapan Jalan dengan Permukaan Lasbutag ............ 76
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id
DAFTAR NOTASI
xviii
perpustakaan.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
xix
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
commit to user
xvii
perpustakaan.uns.ac.id 1
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
The road network is basic infrastructure to fulfill the human needs in increasing the
quality of their life. Its performance tends to decrease caused by traffic and non-traffic
factors and either signed by the structural or the functional damages. The appropriate
maintenance management will prolong the road life time service. The maintenance
treatments are related to the problems in providing certain service quality, human resources,
materials and tools, activities and procedures, and treatment time. This research is aimed to
evaluate the road performance based on the surface damage and strength of road pavement
structures by comparing two types of surface (lapen and lasbutag) and to compare the
maintenance treatment patterns between the contractual system and self-management system
(swakelola).
The data is gained through the primary data interpretation (the inventory of surface
damages, traffic survey, distributing questionnaires to 35 respondents) and collecting the
secondary data (the history of road treatments, the structure of road pavement, CBR of
subgrade, the data of climates, traffic development). The comparison of road performance
based on surface damage is done by comparing the road stability level. The comparison of
road performance based on strength of pavement structures is done by comparing strength
that evaluated by using the component analysis methods of SKBI 1987. The comparison of
treatment patterns is done by using questionnaire data processing through validity and
reliability testing steps using correlative techniques of Product Moment and Cronbachs
Alpha, hypothesized testing of variable references (procedures, time, quality) by using the
Independent Sample t-Test method. All these process is provided by using Statistical Product
and Service Solution (SPSS) software.
The research results show that; 1) the performance of road pavement using lapen
better than the road using lasbutag based on the road stability level. Roadway using lapen
generate steady state of 96,74% greater than roadway using lasbutag of 93,07% after 2 years
service; 2) there are no differences in performance based on the strength of road pavement
structures using lapen with lasbutag in supporting projected traffic volume as a secondary
local roads until 2013 (age service 5 years); 3) there are significant differences between the
maintenance treatment patterns of the contractual system and the self-management system.
The self-management system is proved easier in procedural aspect, more quickly in time
aspect, and better in quality aspects of the working quality.
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id 1
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
1
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id
Kep. Selayar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 3
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 4
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 5
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 6
digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
6
perpustakaan.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id
dari lima belas tahun yang lalu. Sistem ini hanya dipergunakan untuk kondisi struktur
permukaan perkerasan, tidak termasuk skid resistance dan rideability, keduanya
diukur dengan kecepatan tinggi (Kim et al, 2006).
Penelitian yang dilakukan oleh Janof et al (2005) memaparkan sebuah metode
baru dalam menilai kerataan permukaan. Metode tersebut menggunakan alat bantu
statistik disamping penilaian fisik kondisi perkerasan berdasarkan tingkat
kenyamanan pengendara. Indikator kenyamanan ditentukan berdasarkan angka
kenyamanan pengendara. Berdasarkan nilai rideability number (RN) tersebut
ditentukan kebutuhan pemeliharaan terhadap ruas jalan. Penemuan ini merupakan
sumbangan yang sangat positif terhadap perkembangan program manajemen
rehabilitasi perkerasan terutama dalam mengumpulkan dan menganalisis
karakteristik permukaan perkerasan sebagai dasar untuk pengujian selanjutnya.
Penelitian yang dilakukan oleh Okine mengembangkan model untuk
memprediksi kerataan perkerasan jalan selama umur layan dalam mendukung beban
lalu lintas berdasarkan kerusakan permukaan jalan dan pengaruh lingkungan. Model
yang dikembangkan mampu memprediksi kerataan (roughness) dari waktu ke waktu
selama umur layan jalan. Ini sangat berguna dalam merumuskan rencana dan teknik
pemeliharaan jalan. Artificial neural networks (ANNs) mampu memprediksi tingkat
kerataan perkerasan berdasarkan awal mula terjadi deformasi permanen, peningkatan
retak, dan jenis-jenis kerusakan lainnya. ANNs merupakan salah satu model
matematik yang diharapkan mampu menggambarkan secara umum kondisi
perkerasan, serta menghitung umur sisa perkerasan (Okine, 2004).
Penentuan tebal lapis tambah perkerasan (overlay) Asphalt Concrete (AC)
berdasarkan beberapa parameter yang secara empiris merupakan suatu kesepakatan
para ahli jalan. Pendapat ahli ini digunakan untuk memberikan penghargaan maupun
hukuman pada kontraktor dalam hal jaminan kualitas konstruksi. Selain pendapat
ahli, property dari AC sendiri juga berpengaruh dalam peningkatan performa jalan.
Karena itu diperlukan pengembangan suatu metode untuk menghilangkan perbedaan
antara job mix yang dihasilkan dengan performa dan peningkatan umur jalan. Model
yang diterapkan yaitu integrasi antara AASHTOS Mechanistic Empirical Pavement
dan Simple Performance Test (NCHRP 9 19). Dari perpaduan ini diperoleh suatu
model yang dinamakan NCHRP 9 commit to user
22 yang mengkombinasikan antara metode
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id
empiris dan metode mekanis dalam hal penentuan tebal perkerasan jalan AC
(El-Basyouny, 2010).
Pendekatan optimum untuk desain rencana pelapisan tambah (overlay) pada
perkerasan lentur dikembangkan untuk mengantisipasi buruknya performa
perkerasan maupun umur jalan. Pendekatan optimum ini diaplikasikan untuk desain
menggunakan metode AASHTO. Untuk mendapatkan performa jalan dan umur jalan
yang lebih baik pada overlay desain sebaiknya menggunakan indeks perkerasan yang
lebih tinggi (Abaza et al, 2003).
Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya seperti yang disebutkan di atas
ditemukan beberapa persamaan dengan penelitian ini antara lain:
a. Analisis dilakukan terhadap jenis kerusakan dan kondisi perkerasan dengan
memfokuskan pada permukaan jalan.
b. Pemilihan variabel dalam mengevaluasi perbandingan pola penanganan antara
sistem kontraktual dengan sistem swakelola.
Walaupun demikian ada beberapa perbedaan yang dapat dikemukakan
sehingga obyek penelitian yang diteliti tetap menarik, antara lain:
a. Pada penelitian-penelitian sebelumnya pada umumnya hanya meneliti kondisi
perkerasan pada satu ruas jalan seperti yang dilakukan oleh Sri Wardoyo dan
Syamrizal, sedangkan penelitian yang akan dilakukan meliputi beberapa ruas
jalan berdasarkan jenis dan riwayat penanganan.
b. Perbedaan lokasi penelitian yang akan dilakukan dengan lokasi penelitian
sebelumnya. Lokasi dan karakteristik pengguna jalan sangat menentukan kinerja
perkerasan. Terkait dengan kesamaan beberapa variabel dalam mengevaluasi
perbandingan pola penanganan antara sistem kontraktual dan sistem swakelola
yang dilakukan Marjohan, lokasi tinjauan yang berbeda, serta penambahan
komposisi responden merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil
penelitian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id
Lebar
Kelas Fungsi LHR Tipe
KRLL Perk. Keterangan
Jalan Jalan (smp) Permukaan
(m)
III A Lokal 4 > 500 5,5 Aspal Jalan kabupaten yang
Primer menghubungkan ibu kota
kabupaten dengan pusat
kecamatan
III B Lokal 3 200 - 500 5,5 Aspal Jalan kabupaten yang
Sekunder menghubungkan pusat kecamatan
2 50 200 5,5 Min Kerikil dengan pusat kecamatan lainnya
dan Maks
Aspal
III C Lokal 1 < 50 5,5 Kerikil Jalan kabupaten yang
Sekunder menghubungkan desa dengan
pusat kecamatan
Po
Apabila Pemeliharaan Rutin/
Berkala dilakukan dgn baik
Pt
Pt Batas Kritis
Pk
Pk
Masa Pelayanan
Jalan
b. Secara berkala mobil perlu berhenti untuk melakukan sampel survei berjalan kaki
sepanjang 100 meter guna mengetahui kerusakan permukaan jalan termasuk
pengukuran lebar jalan.
c. Tidak diberikan suatu selang jarak yang tetap untuk mencatat informasi di
lapangan selain kerusakan permukaan.
d. Untuk keperluan penilaian pemeliharaan diperlukan suatu pendekatan yang dapat
diandalkan, maka disarankan menggunakan setiap baris pada formulir survei
untuk mewakili 100 meter, sehingga setiap formulir dapat mencakup 2 km.
e. Idealnya sampel berjalan kaki pada survei pemeliharaan ini adalah 10% atau 100
meter untuk setiap kilometer. Untuk itu disarankan supaya dilakukan secara
sistematis, sebagai contoh: antara km 0,5 - 0,6 setiap kilometernya sehingga
sampel diharapkan terhindar dari bias. Setelah lebih berpengalaman dalam
melaksanakan survei, mungkin lebih tepat jika mengkonsentrasikan sampel
berjalan kaki pada jalan yang sulit sekali untuk dilihat kerusakan permukaannya
dari dalam mobil (misalnya retak-retak). Biasanya akan lebih mudah untuk
menentukan jenis kerusakan pada jalan yang berkondisi baik atau rusak dari
kendaraan yang berjalan.
f. Pengisian data pada formulir survei dilakukan mulai dari bawah ke atas.
Diperlukan waktu sekitar 8 jam per hari untuk mencapai target survei
sepanjang 30-50 km/hari. Dengan asumsi kecepatan rata-rata kendaraan 15-20
km/jam, diperlukan sekitar 3 jam untuk survei berkendaraan dan sekitar 3 jam
diperlukan untuk survei berjalan kaki dan berhenti (rata- rata 3-4 menit/km), serta
sekitar 2 jam untuk perjalanan pergi-pulang.
Dalam analisis perencanaan dan penyusunan program jalan kabupaten ruas
jalan secara umum dikelompokkan dalam 2 bagian, yakni:
a. Jalan Mantap, yakni jalan stabil dan selalu dapat diandalkan untuk dilalui
kendaraan roda empat sepanjang tahun, terutama yang kondisinya sudah
baik/sedang.
b. Jalan Tidak Mantap, yakni jalan yang tidak stabil dan tidak dapat diandalkan
untuk dilalui kendaraan roda empat sepanjang tahun, terutama yang kondisinya
rusak/rusak berat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 17
digilib.uns.ac.id
Klasifikasi kondisi ruas jalan apakah masuk dalam kelompok mantap atau
tidak mantap tidak disampaikan secara eksplisit. Kriteria umum klasifikasi
kondisi jalan ditentukan berdasarkan persentase kerusakan jalan menurut tipe
kerusakan relatif terhadap total luas jalan yang disurvei. Pada Tabel 2.3 diberikan
kriteria klasifikasi kondisi jalan kabupaten baik untuk jalan beraspal.
Tabel 2.3 Kriteria Klasifikasi Kondisi Jalan Kabupaten dengan Permukaan Beraspal
(Anonim, 1990)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 22
digilib.uns.ac.id
b. Kontraktual
Pada umumnya pola penanganan ini dilakukan untuk pekerjaan pemeliharaan
periodik, namun dimungkinkan juga untuk pekerjaan pemeliharaan rutin apabila
dinas teknis yang bersangkutan belum mempunyai UPR atau peralatan yang dimiliki
kurang memadai.
b. Non Destructive Test (Tanpa merusak perkerasan), ada dua jenis yaitu
pengukuran lendutan dengan alat Benkelman Beam dan pengukuran lendutan
dengan menggunakan alat Falling Weight Deflectometer (FWD).
Masing-masing metode survei tersebut mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Penggunaannya di daerah harus disesuaikan dengan kebutuhan dan
kondisi yang ada. Metode yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan struktur
perkerasan antara lain:
a. Metode CBR Bina Marga untuk Jalan Kabupaten (1986), metode ini khusus
digunakan untuk mengevaluasi struktur perkerasan yang mempunyai lalu lintas
rendah (LHR < 1.000);
b. Metode Analisis Komponen SKBI 1987, dikembangkan di Indonesia sebagai
modifikasi dari Metode AASHTO;
c. Metode Bina Marga 01/MN/B/1983 dengan menggunakan data lendutan beban
statis yaitu hasil pengujian dengan alat Benkelman Beam;
d. Metode AASTHO 1993 dengan menggunakan data lendutan dinamis berdasarkan
hasil pengujian dengan Falling Weight Deflectometer (FWD).
Di bawah ini akan diuraikan secara terinci prosedur evaluasi kekuatan
struktur perkerasan yang umum dilakukan di Indonesia, yaitu Metode Analisis
Komponen SKBI 1987 (Sulaksono, 2000).
sehingga mampu memikul perkiraan beban lalu lintas tambahan yang diinginkan.
Nilai ITP yang dimaksud diperoleh dari sisa nilai ITP struktur perkerasan lama
ditambah dengan nilai ITP tambahan yang diberikan. Dengan kata lain tebal lapis
tambah adalah selisih antara persyaratan tebal lapisan yang baru dengan tebal lapisan
yang sudah ada. Jika nilai ITP yang dipersyaratkan untuk mendukung proyeksi
volume lalu lintas sampai pada tahun tertentu lebih kecil dari nilai ITP perkerasan
yang ada maka struktur perkerasan dianggap masih cukup kuat, sehingga penanganan
pemeliharaan tidak memerlukan lapis tambah (overlay). Oleh karena itu diperlukan
metode penanganan kerusakan yang sesuai melalui pemeliharaan rutin.
Ada dua tahapan dalam perhitungan menggunakan Metode Analisis
Komponen, yaitu:
a. Menentukan nilai kondisi struktur perkerasan lama untuk mendapatkan nilai ITP
yang ada.
b. Menghitung nilai ITP yang diperlukan berdasarkan perkiraan beban lalu lintas
yang akan datang untuk menentukan perlunya lapis tambah atau tidak.
Evaluasi kekuatan struktur perkerasan dengan Metode Analisis Komponen
akan diuraikan secara terinci di bawah ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 25
digilib.uns.ac.id
uan D nggal :g
E sumbu ganda = " x 0,086 (2.2)
.2)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 26
digilib.uns.ac.id
Tabel 2.7. Angka Ekivalen (E) Beban Sumbu Kendaraan (Anonim, 1987)
Beban Sumbu Angka Ekivalen
Kg Lb Sumbu Tunggal Sumbu Ganda
1000 2205 0,0002 -
2000 4409 0,0036 0,0003
3000 6617 0,0183 0,0016
4000 8818 0,0577 0,0050
5000 11023 0,1410 0,0121
6000 13228 0,2923 0,0251
7000 15432 0,5415 0,0466
8000 17367 0,9238 0,0794
8160 18000 1,0000 0,0860
9000 19841 1,4798 0,1273
10000 22046 2,2555 0,1940
dengan:
LEP = Lintas Ekuivalen permulaan
Jn = Jenis kendaraan
C = Koefisien distribusi kendaraan
E = Angka ekivalen
LHR = Lalu lintas Harian Rata-rata
2) Lintas Ekivalen Akhir (LEA)
n
LEA = LHR j .(1 + i )UR xC j xE j (2.4)
j =1
dengan:
LEA = Lintas ekivalen akhir umur rencana
i = Perkembangan lalu-lintas
UR = Umur rencana
3) Lintas Ekivalen Tengah (LET)
LEP + LEA
LET = (2.5)
2
dengan:
LET = Lintas ekivalen tengah
LEP = Lintas ekivalen permulaan
LEA = Lintas ekivalen akhir
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id
Nilai R tergantung dari jumlah data yang terdapat dalam satu segmen. Besarnya nilai
R dapat dilihat pada Tabel 2.8 di bawah ini.
Tabel 2.8. Nilai R Perhitungan CBR Segmen (Sukirman, 1999)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 28
digilib.uns.ac.id
Iklim II
1,5 2,0 2,5 2,0 2,5 3,0 2,5 3,0 3,5
> 900 mm/th
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id
Dalam menentukan Indeks Permukaan (IP) pada awal umur rencana (IPo)
perlu diperhatikan jenis lapisan permukaan jalan (kerataan/kehalusan serta
kekokohan) pada awal umur rencana seperti yang tercantum pada Tabel 2.11.
Tabel 2.11. Indeks Permukaan Pada Awal Umur Rencana (IPo) (Anonim, 1987)
Roughness
Jenis Lapis Perkerasan IPo
(mm/km)
Laston 4 1000
3,9 3,5 > 1000
Lasbutag 3,9 3,5 2000
3,4 3,0 > 2000
HRA 3,9 3,5 2000
3,4 3,0 > 2000
Burda 3,9 3,5 < 2000
Burtu 3,4 3,0 < 2000
Lapen 3,4 3,0 3000
2,9 2,5 > 3000
Latasbum 2,9 2,5
Buras 2,9 2,5
Latasir 2,9 2,5
Jalan Tanah 2,4
Jalan Kerikil commit to2,4
user
perpustakaan.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id
1. Lapis Permukaan
Umunya tidak retak, hanya sedikit deformasi pada jalur roda 90% - 100%
Terlihat retak halus, sedikit deformasi pada jalur roda namun masih 70% - 90%
tetap stabil
Retak sedang, beberapa deformasi pada jalur roda, pada dasarnya 50% - 70%
masih menunjukkan kestabilan
Retak banyak, demikian juga deformasi pada jalur roda, menunjukkan 30% - 50%
gejala ketidakstabilan
2. Lapis Pondasi Atas
a. Pondasi aspal beton atau penetrasi macadam
Umunya tidak retak 90% - 100%
Terlihat retak halus, namun masih tetap stabil 70% - 90%
Retak sedang, pada dasarnya masih menunjukkan kestabilan 50% - 70%
Retak banyak, menunjukkan gejala ketidak stabilan 30% - 50%
b. Stabilisasi tanah dengan semen atau kapur
Indeks Plastisitas 10 70% - 100%
c. Pondasi macadam atau batu pecah
Indeks Plastisitas 6 80% - 100%
3. Lapis Pondasi Bawah
Indeks Plastisitas 6 90% - 100%
Indeks Plastisitas > 6 70% - 90%
Batas-batas minimum tebal lapisan perkerasan dapat dilihat pada Tabel 2.13.
Tabel 2.13. Batas Minimum Tebal Lapisan Perkerasan (Anonim, 1987)
Tebal
ITP minimum Bahan
(cm)
1. Lapis Permukaan
< 3,00 5,0 Lapis pelindung: (buras/burtu/burda)
3,00 6,70 5,0 Lapen/aspal macadam, HRA, lasbutag, laston
6,71 7,49 7,5 Lapen/aspal macadam, HRA, lasbutag, laston
7,50 9,99 7,5 Lasbutag, laston
10,00 10 Laston
2. Lapis Pondasi Atas
Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen, stabilisasi
< 3,00 15
tanah dengan kapur
Batu commit to user tanah dengan semen, stabilisasi
pecah, stabilisasi
3,00 7,49 20 *)
tanah dengan kapur
perpustakaan.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id
Tabel 2.13. Batas Minimum Tebal Lapisan Perkerasan (Anonim, 1987) (Lanjutan)
Tebal
ITP minimum Bahan
(cm)
Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen, stabilisasi
3,00 7,49 20 *)
tanah dengan kapur
10 Laston atas
7,50 9,99 Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen, stabilisasi
20
tanah dengan kapur, pondasi macadam
15 Laston Atas
10 12,14 Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen, stabilisasi
20 tanah dengan kapur, pondasi macadam, lapen, laston
atas
Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen, stabilisasi
12,25 25 tanah dengan kapur, pondasi macadam, lapen, laston
atas
*) batas 20 cm tersebut dapat diturunkan menjadi 15 cm bila untuk pondasi bawah
digunakan material berbutir kasar.
3. Lapis Pondasi Bawah
Untuk setiap nilai ITP bila digunakan pondasi bawah, tebal minimum adalah 10 cm.
n( xy ) - ( x)( y )
[n x ][ ]
r = (2.9)
2
- ( x) 2 . n y 2 - ( y ) 2
dengan:
r : Koefisien korelasi
x : Jumlah skor butir
y : Jumlah skor total (seluruh butir)
n : Jumlah responden
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id
k si
r = 1 -
k - 1 s t (2.10)
dengan:
r : Reliabilitas instrumen
k : Jumlah butir pertanyaan
Si : Varians skor tiap-tiap item
St : Varians total
Langkah-langkah mencari reabilitas dengan metode Cronbach Alpha adalah:
a. Menghitung varians skor tiap-tiap item dengan Persamaan 2.11.
& )
&
r =
dengan:
Si = Varians skor tiap-tiap item (2.11)
& = Jumlah kuadrat item Xi
& ) = Jumlah item Xi dikuadratkan
N = Jumlah responden
b. Menjumlahkan varians semua item dengan Persamaan 2.12.
Si = S1 + S2 + S3 .........Sn (2.12)
commit to user
dengan:
perpustakaan.uns.ac.id 34
digilib.uns.ac.id
dengan:
Si = Varians total
& = Jumlah kuadrat X total
& ) = Jumlah X total dikuadratkan
N = Jumlah responden
d. Memasukkan nilai alfa dengan memakai Persamaan 2.10.
Hasil pengukuran dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha lebih besar
dari 0,6. Skala reliabilitas berdasarkan nilai Cronbach Alpha () adalah reliabilitas
baik jika nilai = 0,8 1,0, reliabilitas diterima jika nilai = 0,6 0,79, dan
reliabilitas buruk jika nilai nilai < 0,6 (Sekaran, 2006).
=
( ) (2.14)
( ) (2.15)
=
dengan:
X1 = Rata-rata sampel 1
X2 = Rata-rata sampel 2
S1 = Simpangan baku sampel 1
S2 = Simpangan baku sampel 2
n1 = Jumlah sampel 1
n2 = Jumlah sampel 2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 35
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
commit to user
36
perpustakaan.uns.ac.id 37
digilib.uns.ac.id
4) Waktu pelaksanaan
5) Waktu pengawasan
6) Waktu Contract Change Order (CCO)
7) Waktu pelaporan
8) Waktu pencairan dana
9) Waktu serah terima hasil pekerjaan
c. Mutu pelaksanaan pekerjaan
1) Kualitas perencanaan
2) Kualitas pengawasan
3) Kesesuaian dengan volume rencana
4) Kualitas hasil pekerjaan
5) Tingkat kenyamanan
mendukung volume lalu lintas masing-masing ruas jalan sampai tahun 2013
(umur layanan 5 tahun sejak tahun 2008).
c. Perbandingan pola penanganan pemeliharaan jalan kabupaten antara sistem
kontraktual dengan sistem swakelola
Analisis dilakukan terhadap data kuesioner untuk mengevaluasi
perbandingan pola penanganan pemeliharaan jalan di Kabupaten Selayar antara
sistem kontraktual dengan sistem swakelola dengan menggunakan varabel
prosedur, waktu, dan mutu pelaksanaan. Tahapan-tahapan analisis yang
dilakukan:
1) Analisis data kuesioner
Analisis ini meliputi uji validitas untuk mengetahui seberapa cermat
suatu tes (alat ukur) melakukan fungsi ukurnya, serta uji reliabilitas untuk
mengetahui apakah instrumen dapat mengukur suatu yang diukur secara
konsisten dari waktu ke waktu terhadap data kuesioner yang telah melalui
proses kuantifikasi.
Uji validitas data menggunakan uji korelasi Product Moment seperti
ditunjukkan pada Persamaan 2.9. Uji reliabilitas menggunakan metode
Cronbach Alpha seperti ditunjukkan pada Persamaan 2.10. Uji validitas dan
reliabilitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS.
2) Analisis hipotesis penelitian
Analisis hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tes t,
yakni Independent Sample t-Test untuk mengetahui perbandingan pola
penanganan pemeliharaan jalan kabupaten antara sistem kontraktual dengan
sistem swakelola di Kabupaten Selayar dengan menggunakan variabel
prosedur pelaksanaan, waktu pelaksanaan, dan mutu pelaksanaan pekerjaan.
Rumus Independen Sample t-Test seperti ditunjukkan pada Persamaan 2.14.
Keseluruhan proses perhitungan menggunakan program SPSS.
Selanjutnya nilai thitung dibandingkan dengan nilai ttabel yang diperoleh
dengan mempergunakan nilai kebebasan (degre of freedom = df) dan taraf
signifikansi () sebesar 5 %.
Pembuktian hipotesis dengan membandingkan variabel yang ditinjau
commit
pada pekerjaan pemeliharaan to user
jalan yang dilaksanakan antara sistem
perpustakaan.uns.ac.id 41
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 42
digilib.uns.ac.id
Mulai
Analisis Data
Selesai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 43
digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
43
perpustakaan.uns.ac.id 44
digilib.uns.ac.id
commit
Gambar 4.4. Kondisi to user
Jalan Ruas Silolo - Bontobuki
perpustakaan.uns.ac.id 46
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.6. Kerusakan Permukaan Jalan Ruas Tile Tile - Lembangia (Lanjutan)
Kerusakan Permukaan Jalan (%)
Sta.
Lubang Amblas Retak Alur
1+000 1+100 0,06 - 1,71 -
1+100 1+200 0,50 - 2,57 -
1+200 1+300 - - 2,07 -
1+300 1+400 0,07 - 1,29 -
1+400 1+500 0,05 - 1,43 -
1+500 1+600 - - 1,00 -
1+800 1+900 - - 3,29 -
1+900 2+000 - - 3,14 -
2+200 2+300 0,08 - - -
2+300 2+400 - - 1,86 -
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 48
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan kriteria di atas, pada Tabel 4.9 diberikan data kondisi bahu jalan
masing-masing ruas.
Tabel 4.9. Kondisi Bahu Jalan
melewati masing-masing ruas jalan melalui survei langsung selama 3 hari (data
survei dan perhitungan volume kendaraan dilampirkan pada Lampiran B).
Tabel 4.11. Volume Lalu Lintas
Kend.
No. Truk Sepeda LHR
Nama Ruas Ringan
Ruas 8 ton Motor (smp/hari)
2 ton
002 Kolo Kolo Bitombang 36 11 117 122
021 Silolo Bontobuki 73 16 236 231
034 Tanabau Baera 32 13 127 128
037 Tile Tile Lembangia 54 14 271 224
039 Sasara Rea Rea 42 14 152 153
065 Tajuiya Baru Tonjo 44 10 123 130
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 52
digilib.uns.ac.id
Jumlah 35 100,00
Tabel 4.16 menunjukkan bahwa sampel terbesar adalah responden dari Dinas
Pekerjaan Umum sebanyak 20 orang atau sebesar 57,14%. Hal itu disebabkan
terbatasnya jumlah responden yang diharapkan di luar instansi tersebut berdasarkan
tingkat pemahaman terhadap variabel yang diteliti.
Walaupun dalam pemilihan responden ditentukan berdasarkan frekuensi
pengalaman dalam menjabat beberapa jabatan yang berbeda dalam proyek, pada
Tabel 4.17 hanya diberikan distribusi responden berdasarkan jabatan yang paling
sering atau tertinggi yang diemban.
Jumlah 35 100,00
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 53
digilib.uns.ac.id
Jumlah 35 100,00
4.23
4.50
3.94
3.71
3.69
4.00
3.60
3.57
3.54
Rata-rata (Mean)
3.34
3.23
3.20
3.50
3.11
3.09
3.03
3.00
2.97
2.94
2.83
2.74
3.00
2.50
2.00
Pelelangan
Pelaporan
Pencairan
CCO
PHO/FHO
Perencanaan
Kontrak
Pelaksanaan
Pengawasan
Kontraktual Swakelola
commit to user
Rata-rata (Mean)
Rata-rata (Mean)
2.00
2.50
3.00
3.50
4.00
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
3.50
4.00
4.50
5.00
Perencanaan
2.17
Estimasi Renc. 3.03
3.34
Pelelangan 1.31
3.23 4.37
Dok. Renc.
3.23
Kontrak 4.86
Jml Pengawas 3.37 4.97
3.54
Pelaksanaan 1.00
3.43 1.00
Kontraktual
Kontraktual
Keahlian Pengawas
3.6
Pengawasan 1.00
Peralatan 3.17 1.00
3.91
commit to user
CCO 4.20
Swakelola
3.31
Swakelola
Pelaksana 5.00
3.57
Pelaporan 4.40
Kesesuaian Renc. Real. 3.06
3.37 4.17
3.83 4.66
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 56
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 58
digilib.uns.ac.id
Nilai ITP untuk ruas jalan Kolo Kolo Bitombang diperoleh -0,61,
sehingga untuk penanganan kerusakan perkerasan hanya diperlukan pemeliharaan
rutin.
Melalui cara yang sama dilakukan perhitungan kekuatan perkerasan jalan
untuk ruas-ruas yang lain. Hasil perhitungan dengan metode Analisis Komponen
SKBI 1987 enam ruas jalan diberikan pada Tabel 4.26 di bawah ini (perhitungan
kekuatan perkerasan lentur dilampirkan pada Lampiran E).
Tabel 4.26. Hasil Perhitungan Kekuatan Perkerasan Jalan (Umur rencana 3 tahun)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 66
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 68
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 71
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.40 memperlihatkan nilai thitung sebesar 6,176 untuk df = 68, perbedaan
mean = 3,171, perbedaan standar error = 0,514. Nilai thitung = 6,176 dibandingkan
dengan ttabel untuk df = 68. Berdasarkan tabel distribusi t diperoleh nilai kritik t
pada taraf signifikan 5% = 1,995, sehingga thitung lebih besar dari ttabel.
Kesimpulan pengujian hipotesis adalah Ho ditolak atau Ha diterima. Hal itu
mengindikasikan bahwa ada perbedaan prosedur pelaksanaan pemeliharaan jalan
antara dikontrakkan dengan swakelola.
Tabel 4.41 memperlihatkan nilai thitung sebesar 7,117 untuk df = 68, perbedaan
mean = 3,086, perbedaan standar error = 0,434. Nilai thitung = 7,117 dibandingkan
dengan ttabel untuk df = 68. Berdasarkan tabel distribusi t diperoleh nilai kritik t
pada taraf signifikan 5% = 1,995, sehingga thitung lebih besar dari ttabel.
Kesimpulan pengujian hipotesis adalah Ho ditolak atau Ha diterima. Hal itu
mengindikasikan bahwa ada perbedaan waktu pelaksanaan pemeliharaan jalan antara
dikontrakkan dengan swakelola.
Tabel 4.42 memperlihatkan nilai thitung sebesar 2,275 untuk df = 68, perbedaan
mean = 1,229, perbedaan standar error = 0,540. Nilai thitung = 2,275 dibandingkan
dengan ttabel untuk df = 68. Berdasarkan tabel distribusi t diperoleh nilai kritik t
pada taraf signifikan 5% = 1,995, sehingga thitung lebih besar dari ttabel.
Kesimpulan pengujian hipotesis adalah Ho ditolak atau Ha diterima. Hal itu
mengindikasikan bahwa ada perbedaan mutu atau kualitas pelaksanaan pemeliharaan
jalan antara dikontrakkan dengan swakelola.
Rangkuman hasil uji hipotesis dengan metode Independent Sample t-Test
mengenai perbandingan pola penanganan pemeliharaan jalan kabupaten di
Kabupaten Selayar terhadap tiga variabel meliputi variabel prosedur, variabel waktu,
dan variabel mutu/kualitas selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 4.43.
Tabel 4.43. Rangkuman Hasil Uji Hipotesis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 74
digilib.uns.ac.id
4.3. Pembahasan
4.3.1. Perbandingan Kinerja Perkerasan Berdasarkan Kerusakan Permukaan
Tolok ukur kinerja perkerasan dinyatakan dalam tingkat kemantapan jalan.
Kondisi baik dan sedang digolongkan sebagai kondisi mantap, sedangkan kondisi
rusak ringan dan rusak berat termasuk kondisi tidak mantap.
4.3.1.1. Kinerja Perkerasan Ruas Jalan yang Menggunakan Lapen
Berdasarkan hasil evaluasi kerusakan permukaan jalan terhadap tiga ruas
jalan, yaitu Tanabau Baera, Tile Tile Lembangia, dan Tajuiya Baru Tonjo
sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 4.25, selanjutnya dilakukan klasifikasi kondisi
jalan sesuai dengan tingkat kemantapan jalan. Hasil klasifikasi tingkat kemantapan
jalan diberikan pada Tabel 4.44.
Tabel 4.44. Tingkat Kemantapan Jalan dengan Permukaan Lapen
Kondisi Jalan (km)
Panjang
Nama Ruas Rusak
(km) Baik Sedang Rusak
Berat
Tanabau Baera 2,50 1,70 0,50 0,30 -
Tile Tile Lembangia 2,70 2,20 0,50 - -
Tajuiya Baru Tonjo 4,00 4,00 - - -
Jumlah 9,20 7,90 1,00 0,30 -
Tingkat Kemantapan Mantap Tidak Mantap
Persentase (%) 96,74 3,26
Tabel 4.44 memperlihatkan bahwa dari 9,20 km panjang jalan yang disurvei,
8,90 km atau 96,74% masih berada dalam kondisi mantap, sedangkan 0,30 km atau
3,26% dalam kondisi tidak mantap setelah melewati umur layanan 2 tahun.
Jenis kerusakan yang umum terjadi pada ruas jalan yang menggunakan lapen
adalah retak yang terjadi meliputi retak bercabang/berliku (meandering cracks) dan
retak memanjang (longitudinal cracks), lubang dan amblas.
Retak bercabang/berliku kemungkinan disebabkan oleh perambatan dari
deformasi lapisan perkerasan di bawahnya, lemahnya pinggir perkerasan akibat
perubahan kadar air, penurunan tidak seragam pada tanah dasar dan adanya akar
pohon di bawah lapis perkerasan. Retak memanjang dapat disebabkan oleh bahan
pada pinggir perkerasan yang kurang baik, sokongan atau material bahu jalan kurang
baik, terjadinya penurunan material bahu jalan serta drainase kurang baik. Lubang
commit to user
yang terjadi kemungkinan disebabkan oleh kurangnya kadar aspal sebagai pengikat
perpustakaan.uns.ac.id 75
digilib.uns.ac.id
agregat dan penggunaan agregat yang kotor sehingga mengurangi kelekatan aspal
pada agregat. Amblas kemungkinan disebabkan oleh beban kendaraan yang
berlebihan (overloading), penurunan pada tanah dasar maupun pelaksanaan
pemadatan yang kurang baik. Permukaan jalan kabupaten yang menggunakan lapen
pada umumnya memiliki tekstur terbuka dan kasar.
Tabel 4.45 memperlihatkan bahwa dari 10,10 km panjang jalan yang disurvei,
9,40 km atau 93,07% masih berada dalam kondisi mantap, sedangkan 0,70 km atau
6,93% dalam kondisi tidak mantap setelah melewati umur layanan 2 tahun.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa jenis kerusakan yang terjadi pada
permukaan lasbutag sama seperti pada permukaan lapen, yaitu retak memanjang
(longitudinal cracks), retak bercabang/berliku (meandering cracks), lubang, dan
amblas. Tekstur permukaan lasbutag lebih rapat dan halus dibandingkan dengan
lapen. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa permukaan lasbutag rentan
terhadap pengelupasan (stripping) seperti ditemukan pada Ruas Silolo Bontobuki.
b. Proses pemecahan (crushing) yang kurang baik. Ukuran butir yang relatif besar,
pada spesifikasi lasbutag disyaratkan ukuran butir maksimum adalah lolos
saringan No. 4 (4,76 mm), kenyataanya di lapangan dijumpai butir asbuton di
atas 1 (2,54 mm). Hal itu akan mempengaruhi pengaktifan bitumen asbuton oleh
bahan peremaja.
c. Proses pengeringan (drying) yang kurang baik sehingga kadar air relatif tinggi
dan tidak seragam. Pada asbuton curah kadar air dapat mencapai 20%.
d. Kadar aspal yang tidak homogen.
e. Pemadatan yang kurang baik.
f. Ketebalan lapisan yang tidak mencukupi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 78
digilib.uns.ac.id
96.74
93.07
100
90
Tingkat Kemantapan (%) 80
70
60
50
40
30
20 6.93
3.26
10
0
Mantap Tidak Mantap
Lapen Lasbutag
Pada beberapa segmen jalan yang dievaluasi, ditemukan kondisi jalan tidak
mantap yang termasuk kategori rusak ringan. Jenis kerusakan yang ditemukan pada
kedua lapis permukaan sama, meliputi retak, lubang, dan amblas dengan kuantitas
kecil. Selain beberapa kemungkinan penyebab kerusakan yang harus diantisipasi
sebagaimana diuraikan sebelumnya, kondisi bahu dan drainase jalan memerlukan
perhatian yang serius.
Tabel 4.9 menunjukkan kondisi bahu jalan pada umumnya sedang dan rusak,
yaitu kemiringan buruk dan elevasi yang lebih tinggi/rendah dari permukaan jalan.
Hal itu menyebabkan rendahnya sokongan material bahu dan menghalangi pergaliran
air ke samping.
Kondisi drainase yang ada pada umumnya rusak dan rusak berat, bahkan
masih banyak daerah sepanjang ruas yang masih memerlukan drainase sebagaimana
ditunjukkan pada Tabel 4.10. Drainase yang buruk akan meningkatkan konsentrasi
air di permukaan pada musim hujan. Hal itu memberikan sumbangan yang cukup
besar terjadinya pelepasan ikatan antara aspal dengan agregat (disbounding) sebagai
gejala awal penyebab kerusakan permukaan jalan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 79
digilib.uns.ac.id
purposif sample karena terbatasnya jumlah responden yang bisa dijadikan sampel
penelitian. Untuk menghindari kesalahan interpretasi yang dapat menyebabkan
kesalahan dalam pengambilan keputusan, di bawah ini diberikan rata-rata (mean)
jawaban responden terhadap variabel mutu hasil pelaksanaan pekerjaan dan tingkat
kenyamanan berkendara. Dua variabel tersebut merupakan variabel yang mungkin
dikembangkan, bebas dari pertimbangan tertentu sebagai dasar pengambilan sampel
terbatas. Hal itu dimaksudkan untuk dijadikan pembanding sekaligus
menggambarkan kemungkinkan potensi bias akibat distribusi sampel yang kurang
representatif dari Metode Purposif Sampel.
3.70
3.55
3.60 3.50
3.50
3.33
3.40
3.30
3.20
3.10
3.00
DPU
Inspektorat
Assosiasi
Setda
Kontraktual Swakelola
Gambar 4.16. Rata-rata (Mean) Skor Mutu Hasil Pekerjaan Berdasarkan Instansi
2.50
2.00
1.50
1.00
0.50
0.00
DPU
Inspektorat
Assosiasi
Setda
Kontraktual Swakelola
commit
Gambar 4.17. Rata-rata (Mean) Skor to user
Tingkat Kenyamanan Berdasarkan Instansi
perpustakaan.uns.ac.id 88
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 89
digilib.uns.ac.id
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan tentang
perbandingan kinerja perkerasan lentur ruas jalan yang menggunakan lapen dengan
ruas jalan yang menggunakan lasbutag berdasarkan kerusakan permukaan dan
kekuatan struktur perkerasan, serta perbandingan pola penanganan pemeliharaan
jalan kabupaten di Kabupaten Selayar, dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Kinerja perkerasan ruas jalan yang menggunakan lapen lebih baik dibandingkan
dengan ruas jalan yang menggunakan lasbutag sebagai lapis permukaan
berdasarkan kerusakan yang ada. Hasil analisis tingkat kemantapan jalan
berdasarkan kerusakan permukaan enam ruas jalan menunjukkan bahwa ruas
jalan yang menggunakan lapen menghasilkan kondisi mantap sebesar 96,74%
lebih besar dari ruas jalan yang menggunakan lasbutag sebesar 93,07% setelah
umur layanan 2 tahun.
b. Tidak ada perbedaan kinerja ruas jalan berdasarkan kekuatan struktur perkerasan
antara ruas jalan yang menggunakan lapen dengan lasbutag dalam mendukung
proyeksi volume lalu lintas sebagai jalan lokal sekunder selama umur layanan
yang direncanakan. Hal itu ditunjukkan oleh nilai ITPada lebih besar dari ITPperlu
sampai tahun 2013 atau selama umur layanan 5 tahun. Oleh karena itu rencana
kegiatan pemeliharaan yang direkomendasikan hanya pemeliharaan rutin.
c. Ada perbedaan signifikan pola penanganan pemeliharaan jalan antara sistem
kontraktual dengan sistem swakelola. Hasil uji statistik data kuesioner
menunjukkan bahwa sistem swakelola terbukti lebih mudah dari segi prosedur
pelaksanaan, lebih cepat dari segi waktu pelaksanaan, dan lebih baik dari segi
kualitas hasil pekerjaan.
commit to user
89
perpustakaan.uns.ac.id 90
digilib.uns.ac.id
5.2. Saran
Untuk menciptakan hasil yang lebih baik dalam kegiatan pemeliharaan jalan
kabupaten di Kabupaten Selayar, dari hasil penelitian yang dilakukan dikemukakan
saran untuk pengembangan sebagai berikut:
a. Perlunya bimbingan teknik terhadap penyedia jasa, terutama penyedia jasa
borongan kualifikasi kecil untuk peningkatan keterampilan pelaksanaan
pemeliharaan jalan.
b. Perlunya penanganan secara simultan dalam kegiatan pemeliharaan jalan,
mengingat pelaksanaan pemeliharaan selama ini hanya terfokus pada perkerasan
jalan, mengabaikan perbaikan konstruksi bahu dan drainase jalan.
c. Penambahan komposisi responden dalam pengambilan data kuesioner pola
penanganan pemeliharaan jalan antara sistem kontrakutal dengan sistem
swakelola untuk menghasilkan sampel yang lebih representatif.
commit to user