KATAK
Oleh :
Nama : Finna Fernanda Hapsari
NIM : B1A015122
Kelompok : 4
Rombongan : IV
Asisiten : Dini Darmawati
Otot merupakan alat gerak aktif, dan gerakan tubuh hanya dapat terjadi
jika ada kontraksi (pemendekan) otot. Otot mengisi 40-45% dari berat tubuh
seseorang. Tubuh kita memiliki 217 pasang otot rangka. Otot terdiri dari empat
macam komponen, yaitu jaringan otot yang terdiri dari sel-sel otot, jaringan ikat,
saraf, dan urat-urat darah. Hampir 50 % dari berat badan manusia terdiri atas
organ ini yang paling berperan adalah otot dan tulang serta sendi (Herman,
2010).
Otot terbagi dalam beberapa jenis antara lain otot lurik, otot polos dan otot
jantung. Otot lurik memiliki desain yang efektif untuk pergerakan yang spontan
dan membutuhkan tenaga besar. Pergerakannya diatur sinyal dari sel syaraf
motorik. Otot ini menempel pada kerangka dan digunakan untuk pergerakan.
Otot polos merupakan otot yang ditemukan dalam intestinum dan pembuluh
darah bekerja dengan pengaturan dari sistem saraf tak sadar, yaitu saraf otonom.
Otot polos dibangun oleh sel-sel otot yang terbentuk gelondong dengan kedua
ujung meruncing serta mempunyai satu inti. Otot jantung ditemukan dalam
jantung bekerja secara terus-menerus tanpa henti. Pergerakannya tidak
dipengaruhi sinyal saraf pusat (Rahilly, 1995).
Menurut Kimball (1991), sel-sel otot sama halnya seperti neuron, dapat
dirangsang secara kimiawi, listrik, dan mekanik untuk membangkitkan potensial
aksi yang dihantarkan sepanjang membran sel. Berbeda dengan sel saraf, otot
memiliki kontraktil yang digiatkan oleh potensial aksi. Protein kontraktil aktin
dan myosin, yang menghasilkan kontraksi, terdapat dalam jumlah sangat banyak
di otot. Urutan kejadian dalam stimulus dan kontraksi pada otot meliputi
stimulus, kontraksi dan relaksasi.
1.2 Tujuan
2.1 Materi
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah katak sawah
(Fejervarya cancrivora), larutan ringer katak, dan larutan asetilkolin 5 %.
Alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah universal
Kimograf dengan asesorinya, baki, pipet tetes, jarum, kail, benang, gunting,
pinset, dan kertas milimeter block.
3.1 Hasil
Amplitudo (mm)
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 5 10 15 20 25
Voltase (V)
Ganong, W.F. 1995. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit EGC.
Guyton, A.C. 1995. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Herman. 2010. Pengaruh Latihan terhadap Fungsi Otot dan Pernapasan. Jurnal Ilara,
1(2), pp. 27-32.
Johnson, A.C. 1965. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC.
Jumata, I.W.L., Parwata, I.G.L.A. & Tiana, G.D. 2014. Pengaruh pelatihan quick
leap dan lompat katak terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai. Jurnal
Ilmu Keolahragaan, 1(1), pp. 1-10.
Pearce, E.C. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Syamsun, A. 2008. Efek Paparan Arus Listrik terhadap Jumlah Titik Hiperkontraksi
Otot Gastrocnemius dan Kadar Kreatin Kinase Serum Tikus Wistar.
Bandung: Departemen Fisika ITB.
Yao, L.H., Meng, W., Song, R.F., Xiong, P.Q., Sun, W., Luo, Z.Q., Yan, W.W., Liu,
P.X., Li, H.H. & Xiao, P. 2104. Modulation effects of cordycepin on the
skeletal muscle contraction of toad gastrocnemius muscle. European Journal
of Pharmacology, 726(1), pp. 9-15.