Lipolisis Kompensasi Sel < glukosa yang biasanya disertai juga gangguan metabolisme
Defisiensi Insulin
Hiperglikemia
lemak dan protein (Brunner & Suddarth, 2000).
Polifagia,
Sel kelaparan Hiperosmolaritas
Polidipsi
Toksidasi As. Lemak Resiko trauma
di dalam hati Peningkatan pelepasan As. Mikrovaskularisas Makrovaskularisasi
menjadi badan keton Lemak bebas kedlm sirkulasi dari NOC : Perilaku pengamanan :
i
jaringan adiposa Pencegahan jatuh
AMI Stroke
Makrovaskularisasi Hiperglikemia
Angiopati
Neuropati
Jantung Otak Ekstremitas
Neuropati Neuropati Neuropati Mikrovaskularisas Makrovaskularisasi
AMI Stroke Nutrisi, darah dan O2 otonomik motorik sensorik i
ke jaringan terganggu
Kulit kering Kaku dan Kehilangan
Nyeri akut Luka pengecilan sensasi Resiko trauma
NOC : Peningkatan
status imun.
NIC : perlindungan
terhadap infeksi
Ulkus Diabetik merupakan komplikasi kronik dari diabetes mellitus Penatalaksanaan :
sebagai sebab utama morbiditas, mortalitas serta kecacatan penderita diabetes. 1. Obat hiperglikemik oral (OHO).
Kadar LDL yang tinggi mempunyai peranan yang penting dalam penyebab ulkus 2. Insulin
diabetikum, melalui pembentukan plakatherosklerosis pada dinding pembuluh darah 3. Terapi Kombinasi : Pemberian OHO maupun insulin selalu
(Arif M, 2000) dimulai dengan dosis rendah, untuk kemudian dinaikkan secara
bertahap sesuai dengan respon kadar glukosa darah
4. Antibiotik : bagi penderita ulkus diabetikum untuk mencegah
Komplikasi : kerusakan jaringan lebih parah dengan mengurangi resiko
a.Komplikasi Akut : Ulkus Diabetikum, Amputasi, Nekrosis Permanen, Cacat amputasi.
b.Komplikasi Kronis : Ketoasidosis, neuropati, angiopati, rentan infeksi, kaki 5. Analgesic
diabetic (Mansjoer, Arif ;2000). 6. Debridement
7. Nekrotomi
8. Amputasi : Amputasi dilakukan bila luka sudah menyebar
Manifestasi Klinik : menjadi jaringan nekrosis pada area kaki.
Cepat lemah, kehilangan tenaga, dan merasa tidak fit, sering buang air kecil (poliuri), Klasifikasi ulkus diabetikum
terus menerus lapar (Polifagi) dan haus (polidipsi), penglihatan kabur, luka yang 1. Derajat 0 : Tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh dengan
lama sembuh, kaki terasa keras, infeksi jamur pada saluran reproduksi wanita, kemungkinan disertai kelainan bentuk kaki seperti
impotensi pada pria ( Smeltzer, 2000). claw,callus.
2. Derajat I : Ulkus superfisial terbatas pada kulit.
DAFTAR PUSTAKA 3. Derajat II : Ulkus dalam menembus tendon dan tulang.
Arif M. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1. Jakarta : Media Aesculapius ; 2000 4. Derajat III : Abses dalam, dengan atau tanpa osteomielitis.
Carolyn M. Hudak. Critical Care Nursing : A Holistic Approach. Edisi VII. 5. Derajat IV : Gangren jari kaki atau bagian distal kaki
Volume II. Alih Bahasa : Monica E. D Adiyanti. Jakarta : EGC ; 1997 dengan atau tanpa selulitis.
Corwin, E.J. Handbook of pathophysiology. Alih bahasa : Pendit, B.U. Jakarta: 6. Derajat V : Gangren seluruh kaki atau sebagian tungkai.
EGC; 2001 (Buku asli diterbitkan tahun 1996)
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. Brunner and Suddarths textbook of medical
Etiologi Ulkus Diabetik:
surgical nursing. 8th Edition. Alih bahasa : Waluyo, A. Jakarta: EGC; 2000 Pemeriksaan Penunjang
(Buku asli diterbitkan tahun 1996)
Faktor endogen :
a. Genetik, metabolik 1. Laboratorium (darah
b. Angiopati diabetik lengkap)
Kriteria Diagnosa DM: 2. Foto sinar-x(rontgen)
c. Neuropati diabetik
1. < 140 mg/dl Normal Faktor eksogen :
2. 140 - < 200mg/dl Toleransi glukosa terganggu a. Trauma
3. > 200mg/dl Diabetes ( Sudoyo Aru dkk, 2009). b. Infeksi
c. Obat
Menurut WHO :
1. Glukosa plasma sewaktu > 200mg/dl (11,1mmol/l)
2. Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8mmol/l)
3. 2 jam post prandial > 200mg/dl