Anda di halaman 1dari 4

Al-Kindi sang filosof1

Al-Kindi2 (185 252 H/ 801-870 M) bernama lengkap Abu Ysuf Yaqb ibn Isq al-Kind. Ia
dikenal dengan sebutan filosof muslim pertama dari bangsa Arab. ia hidup di masa tumbuh dan
berkembangnya berbagai macam ilmu empiris dan aliran pemikiran teologi islam. Hal itu terjadi karena
adanya gerakan penerjemahan berbagai buku buku peradaban asing dan munculnya beragam perdebatan
mengenai mazhab muktazilah. Ia merupakan seorang ilmuwan yang dekat dengan khalifah menjadi teman
dekat khalifah al-Mamu>n (813-833 M) dan al-Mutas}im (833-842 M) dari dinasti Bani Abbas (750-1258
M). oleh kedekatanya itu, al-kindi meghadiahkan kepada al-Mutas}im karyanya dalam bidang metafisika
yang berjudul al-falsafah al-u>la. Ia juga ditunjuk oleh khalifah sebagai guru pribadi untuk sang putra
mahkota, ahmad.
Beberapa kalangan menganggap bahwa al-Kindi bermazhab muktazilah. Hal itu karena tiga
faktor: pertama adalah kedekatan al-Kindi dengan dua khalifah al-Mamu>n dan al-Mutas}im,
yang mana merupakan simpatisan sekaligus pendukung muktazilah. Kedua adalah represi yang al-
kindi terima dari al-Mutawakkil (847-861 M), yang mana merupakan khalifah yang anti terhadap
muktazilah. Sejak itu semua karya al kindi disita oleh pemerintah. Ketiga adalah beberapa
pemikiran al-Kindi dan beberapa judul karyanya merefleksikan adanya keterkaitan dengan corak
pemikiran muktazilah.
Ibn al-nadim (W. 995 M)3 dalam al-Fihris-nya menyebutkan bahwa sepanjang hidupnya al-
Kindi telah menghasilkan dua ratus lima puluh karya tulis yang meliputi seluruh spektrum keilmuan
yang ada pada masa itu, termasuk diantaranya adalah astrologi. Namun catatan ibnu al-nadim ini tidak
menyebut adanya tulisan al-kindi mengenai ilmu kimia kuno, Alchemy, semacam pseudosains yang
sangat popular di abad pertengahan yang membahas tentangTransmutasi Unsur, yaitu merubah logam
biasa menjadi logam mulia. Selain tulisan tulisanya yang meliputi ilmu teoritis, al kindi juga menulis
karya yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan terapan, yang mana banyak menjadi perhatian kalangan
ilmuwan pada masa itu, seperti seni membuat kaca, perhiasan, alat-alat perang, seni pembuatn parfum.
Memberikan penilaian yang konklusif terhadap pemikiran Al-Kindi merupakan hal yang sulit.
Hal itu karena sedikitnya karya karya al kindi yang bisa ditemukan dan sampai pada kita. Dari sekian
banyak karya al kindi, yang berhasil ditemukan dan dicetak unutk khalayak umum berjumlah tidak lebih
dari empat puluh karya tulis: sebagian bertema filsafat dan teologi dan sebagian lainya bertema sains.
Dari karya Al-Kindi yang berhasil ditemukan ini, para pemerhati filsafat islam berusaha mengurai garis
besar dan konstruksi pemikiran Al-Kindi.

Al-Falsafah Al-U<la
Sikap, pandangan dan pokok pemikiran Al-Kindi dalam bidang filsafat terjabarkan secara
lengkap dalam bukunya al-falsafah al-u>la. Dalam buku ini Al-Kindi menjelaskan tentang arti
kata dan beberapa permasalahan teknis yang berkaitan dengan filsafat seperti prinsip dasar filsafat,
empat prinsip causes Aristoteles, dan permasalahan lainya yang berkaitan dengan metafisika. Al-
Kindi juga menyertakan perbedaan pendapat para intelektual muslim sezamannya dalam menyikapi
filsafat, antara kelompok yang menerima filsafat dan kelompok yang menolak filsafat.
Al-kindi mengungkapkan bahwa penulisan buku al-falsafah al-u>la ini terilhami oleh buku
metafisika karya Aristoteles. Bahkan ia secara langsung mengutip dan mengadopsi beberapa ide dalam buku
tersebut dari buku metafisika Aristoteles. dalam buku ini, selain mengulas tentang pemikiranya mengenai
filsafat, Al-Kindi juga mengkritik para cendekiawan muslim yang menentang dan menolak filsafat. Ia menilai
bahwa sikap mereka terhadap filsafat adalah sebuah paradoks. Hal itu karena di satu sisi mereka beralasan
bahwa mereka menentang filsafat atas nama agama, namun di sisi lain mereka bukanlah kelompok yang
agamis, hal itu karena mereka menggunakan agama untuk memperoleh jabatan di pemerintahan saat itu.
Berkaitan dengan sumber pengetahuan, Al-Kindi berpendapat bahwa pengetahuan manusia
datang dari berbagai sumber: Ada yang bersumber dari akal yaitu yang disebut al-ilm al insani
atau sains, dan ada yang bersumber dari wahyu yaitu yang disebut al-ilm al-ila>hi atau wahyu.
Baginya pengetahuan manusia yang bersumber dari akal mengalami perkembangan seiring
berjalanya waktu. Selain itu, ia juga menganggap risalah kenabian sebagai salah satu sumber
pengetahuan manusia. Lalu ia melakukan perbandingan antara karakteristik sains dan wahyu. sains
adalah hasil usaha dan aktivitas manusia, bersifat berkelanjutan, dan diperoleh lewat cara dan
metode tertentu. Adapun wahyu datang kepada para nabi secara langsung dari Allah SWT sesuai
kehendak-Nya.
Berkenaan dengan buku al-falsafah al-u>la ini, ibn juljul (960-994 M)4 menyimpulkan bahwa
Al-Kindi adalah filosof muslim yang paling dekat pemiikiran filsafatnya dengan filsafat Aristoteles. Ia
juga menyebutkan bahwa Al-kindi pernah menulis sebuah karya mengenai ilmu tauhid yang disusun
dengan metodologi logikawan. Al-Qifti (11721248 M)5 menulis bahwa Al-Kindi menguasai semua
cabang keilmuan yang terdapat dalam peradaban Yunani, Persia dan India. Ia menilai bahwa pemikiran
filsafat Al-Kindi bersifat eklektis, yang mengambil dari beragam tokoh filsafat yunani. Ia mengambil
beberapa konsep filsafat dari Aristoteles seperti konsep al-qadaya (arguments), al-maqu>lat (categories)
dan al-ilal al-arba (empat prinsip causes). Selain itu ia juga mengambil konsep dari filsafat plato dalam
hal relasi anatara raga dan jiwa, dan lain sebagainya.

4
Abu Dawud Sulayman Ibn Hassan Ibn Juljul, dikenal ddengan nama latin sebagai Gilgil. Ia adalah
seorang muslim Andalusia yang ahli dalam bidang kedokteran dan ilmu farmasi. Diantara karya besarnya
adalah buku abaqt al-aibb wa al-hukam. buku ini memuat sejarah para dokter dan filosof baik yang
berasal dari dunia timur maupun dunia barat. Buku ini dianggap sebagai buku tertua kedua yang memuat
sejarah para ahli kedokteran yang ditulis dalam bahasa Arab setelah buku Tarkh al-aibb karya Ishaq ibn
Hunayn.
5
Jaml al-Dn Ab 'l-asan Al ibn Ysuf al-Qif. Dia adalah penulis muslim kenamaan di abad
pertengahan. Ia dikenal karena karyanya Ikhbar al-'ulama' bi-akhbar al-hukama'. Karya ini mengulas biografi
414 tokoh besar dalam ilmu kedokteran, filsafat dan astronomi.
Meskipun pemikiran filsafatnya banyak terpengaruh oleh filsafat yunani, namun Al-Kindi tidak
bertaklid buta sepenuhnya pada produk pemikiran filsafat yunani. Dalam beberapa hal, Al-Kindi
menolak faham para filosof yang bertentangan dengan apa yang datang dari wahyu, Alquran dan Hadis,
seperti dalam permasalahan teori penciptaan dan awal mula terjadinya alam semesta. Berkaitan dengan
hal hal yang bersifat kontradiktif antara filsafat dan wahyu, Al-Kindi berusaha untuk mengambil jalan
tengah dengan cara mendamaikan hal hal tersbut, yaitu cara yang nantinya dikenal dengan metodologi
al-taufiq, sebuah metodologi yang bertujuan untuk mengkompromikan antara pemikiran filsafat atau
yang bersumber dari akal dengan pemikiran atau permasalahan yang bersumber pada wahyu ilahi.
Karya al-falsafah al-u>la ini ditutup dengan perbincangan mengenai al-wahi>d dan al-
kat}i>r, yang tunggal dan yang berbilang. ia juga menyertakan kritik terhadap kelompok yang
mengakui adanya sifat allah. Buku in merupakan sebuah usaha Al-Kindi untuk menjabarkan ajaran
islam tentang tauhid yang ditulis dengan pendekatan filsafat.
Manhaj Dan Beberapa Karya Al-Kindi
dalam beberapa karya filsafat Al-Kindi, baik itu karya tulis maupun karya terjemahan yang ia
terjemahkan dari bahasa asing, kita dapat melihat bahwa ia selalu mencoba memformulasikan kosakata
filsafat dengan bentuk yang mirip dengan kosakata keagamaan. Saat Al-Kindi membincang tentang tuhan, ia
mendeskripsikan-Nya sebagai al-wa>hid al-haq, sang maha tunggal dan maha benar. Selain itu, ia juga
mendeskripsikan tuhan dengan sifat rububiyyah, maha pencipta dan pemelihara alam raya, sebagaimana ia
memberi judul karya terjemahanya atas buku ontologi karaya Aristoteles denga judul al-rububiyyah.
Deskripsi seperti ini merupakan bentuk deskripsi yang populer dalam Alquran dan dalam kajian ilmu ilmu
keagamaan.
Ia juga mempunyai manhaj yang sama dalam setiap kerja kerja ilmiahnya. Yaitu ia selalu
menghadirkan penemuan para filosof terdahulu, lalu mengomentari dan menambahkan ide idenya
sekaligus isu isu yang sedang berkembang pada masa hidup Al-Kindi dalam tiap karya yang ia tulis
dan terjemahkan. Beberapa buku yang ia tulis adalah maqa>la>t an Iqlids, Archimids, batlimus wa
t}ib Abqrat}.6
Selain itu Al-Kindi juga mempunyai kontribusi orisinil dalam beberapa bidang keilmuan,
seperti dalam bidang optik dan farmasi. Dalam bidang optik ia menulis sebuah karya tentang refleksi
cahaya dan prinsip prinsip persepsi visual.7 Dalam buku ini ia menyempurnakan teori yang telah ada
yang dibawa oleh Euklides. Al-Kindi menguraikan bahwa dalam pandangan Euklides, penglihatan
merupakan bentuk yang diterima mata dari obyek yang sedang dilihat. Namun, hal tersebut menurut Al-
Kindi adalah sebuah kekeliruan. Al-Kindi pun menawarkan teori baru bahwa penglihatan justru
ditimbulkan daya pencahayaan yang berjalan dari mata ke obyek dalam rupa radiasi yang berbentuk
kerucut.
Adapun dalam bidang farmasi, kontribusi Al-Kindi adalah esainya yang berjudul al-t}ib al
murakkab. Esai ini memperkenalkan metode baru dalam peracikan dosis obat. Jika para apoteker terdahulu
menghitung efektifitas dosis suatu obat berdasarkan kondisi suhu : panas-dingin dan basah-kering. Al-Kindi
menyempurnakan metode di atas dengan suatu inovasi baru, yaitu perhitungan matematis dalam penggunaan
dosis obat multi komposisi (campuran) pada suatu

6
Esai esai tentang Euklides (W. 283 SM), Archimedes (W. 212 SM), Ptolemaus (W. 170 M), dan
ilmu kedokteran Hippokrates (W. 370 SM)
7
Karya ini tidak ditemukan dalam versi berbahasa Arab, melainkan hanya ditemukan dalam versi
latin dengan judul De Radiis stellarum.
penyakit. Menurut Al-Kindi ada korelasi yang tinggi antara penambahan dosis dengan cepatnya
pemulihan pasien. semakin tinggi dosis obat campuran yang diberikan, semakin cepat pula efek
obat tersebut terhadap kesembuhan pasien.
Sejarah mencatat bahwa Ketinggian Ilmu Al-Kindi tidak berbanding lurus dengan
banyaknya murid yang berguru kepadanya. Ia hanya meninggalkan dua murid: Ahmad ibn al-
Tayyib al-Sarakhsi (W. 899 M)8 dan Abu Mashar (787-866 M).9 Al-Kindi juga tidak mewariskan
sekolah filsafat yang berfungsi sebagai pusat diseminasi hasil pemikiranya kepada generasi
selanjutnya. Beberapa cendekiawan seperti ibn khaldun (1332-1406 M)10 hanya menganggap Al-
Kindi sebagai seorang peneliti yang prolifik saja. Ia tidak menggolongkanya dalam jajaran para
filosof muslim.

Referensi
L'influence du stocisme sur la pense musulmane, Beinur, 1968, 198-214
M. levy. The Medical Formulary or Aqrabadhin of al-Kindi, Madison Wise, 1966.
George N. Atiyeh. Al-Kindi: The Philosopher of the Arabs. Rawalpindi: Islamic Research Institute,
1966.
Al-Kindi's Metaphysics; A Translation of Ya'qub ibn Ibn ishaq al kindi First Philosophy, with an
Introduction and Commentary by Alfred L. Ivry (1975), 88-161.
Ibn Juljul. abaqt al-aibb wa al-hukam, 73-74
Ibn al-Nadim. al-Fihrist, 255-261.
Al-Bayhaqi>. Tatimmah Suwan al-Hikmah, maktabah sya>fi, Lahore, 1935
Ibn Abi Usaybi'ah, Uyun al-Anba> fi Tabaqa>t al-Atibba>.
Rasa'il al-Kindi al-falsafiyyah. diedit oleh M Abd al-Hadi Abu Riddah. Kairo 1953.

8
Seorang ahli sejarah dan filosof dari sarakh, salah satu kota di negeri iran.
9
Ia bernama lengkap Ab Mashar Jafar ibn Muammad ibn Umar al-Balkh, dan dikenal dengan
nama latin sebagai Albumasar. Ia lahir di kota balkh, provinsi khurasan, dan saat merupakan bagian dari negara
Afganistan. Ia merupakan generasi awal muslim dari bangsa Persia yang ahli dalam bidang astrologi. Ia
dinobatkan sebagai astrolog terhebat di masanya. Kitb almudkhal alkabr merupakan monumentalnya yang
diterjemahkan dalam bahasa latin dan yunani di abad 11 masehi. Karya ini juga mempunyai pengaruh
besar terhadap para filosof barat, diantaranya seperti Albert the Great.
10
Ia adalah Ab Zayd Abd ar-Ramn ibn Muammad ibn Khaldn al-aram. Ia dikenal sebagai ahli
sejarah. Ia juga dikalim sebagai bapak ilmu sosiologi dan demografi. Dia dikenal lewat karyanya Al-Muqaddimah.

Anda mungkin juga menyukai