Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN

DINAS ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL

PROVINSI JAWA TENGAH

PROSES PERIZINAN AIRTANAH, PENGAWASAN DAN


PENGENDALIAN PENGGUNAAN AIRTANAH DENGAN METODE
PUMPING TEST DI JAWA TENGAH

Disusun Oleh :

OKTAVIA DEWI NUR INDAH SARI

3211413041

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2016

i
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktek Kerja Lapangan ini telah disahkan oleh Kepala Bidang Airtanah
dan Panas Bumi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah
dan Jurusan Geografi Universitas Negeri Semarang.

Judul : Proses Perizinan Airtanah, Pengawasan dan


Pengendalian
Penggunaan Airtanah dengan Metode Pumping
Test Di JawaTengah

Nama Mahasiswa : Oktavia Dewi Nur Indah Sari

NIM : 3211413041

Jurusan/Program Studi : Geografi/Geografi

Durasi PKL : 18 Juli 2016 31 Agustus 2016

Semarang, Oktober 2016

Mengesahkan,

Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan

Wahyu Setyaningsih, ST, MT M. Sholeh, S. Kom, M.Kom


NIP. 197912222006042 001 NIP. 19691227 198903 1 002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Geografi Kepala Bidang Airtanah dan Panas Bumi


FIS UNNES Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
Provinsi Jawa Tengah

Dr. Tjaturahono Budi Sanjoto, M.Si Ir. Bambang Mandala P., MT.
NIP. 1962101911988031 003 NIP. 19630311 199302 1 001

ii
PRAKATA

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat-Nya sehingga dapat menyelesaikan praktek di Dinas Energi dan Sumber
Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah dan dapat menyusun laporan Praktek Kerja
Lapangan dengan judul Proses Perizinan Airtanah, Pengawasan dan
Pengendalian Penggunaan Airtanah dengan Metode Pumping Test Di Jawa
Tengah. Laporan disusun sebagai hasil praktek kerja lapangan yang dilaksanakan
mulai tanggal 18 Juli sampai dengan 31 Agustus 2016.

Laporan praktek kerja lapangan ini disusun sebagai salah satu syarat yang harus
dipenuhi untuk menyelesaikan pendidikan S1 Program Studi Geografi Universitas
Negeri Semarang. Melalui praktek kerja lapangan ini saya selaku penulis dapat
melihat sekaligus terjun langsung dalam dunia pekerjaan.

Selesainya praktek kerja lapangan dan laporan praktek kerja lapanga ini tidak
terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Dalam hal ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu dan Ayahanda tercinta, serta adik yang telah mendukung dengan kasih
sayang.
2. Dr. Tjaturahono Budi Sanjoto, M.Si selaku Ketua Jurusan Geografi FIS
UNNES.
3. Dr. Eva Banowati, M.Si selaku Kaprodi Geografi FIS UNNES.
4. Ibu Wahyu Setyaningsih, ST, MT selaku Dosen Pembimbing Praktek
Kerja Lapangan yang telah membimbing dalam pelaksanaan Praktek Kerja
Lapangan.
5. Ir. Teguh Dwi Paryono, MT selaku Kepala Dinas ESDM yang telah
menerima kami untuk PKL.
6. Ir. Bambang Mandala P., MT selaku Kepala Bidang Air Tanah dan Panas
Bumi yang telah membimbing kami di tempat PKL.
7. Bapak M. Sholeh, S. Kom., M. Kom., selaku Kepala Seksi Eksploitasi Air
Tanah dan Panas Bumi sekaligus pembimbing lapangan yang telah
memberikan arahan dan bimbingan selama pelaksanaan PKL.

iii
8. Seluruh staf dan karyawan di Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah yang
telah membantu kami selama melaksanakan PKL.
9. Teman-teman PKL: Subkhan, Ririn, Ilham, Ike, Alan, Gilang.
10. Seluruh pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam pelaksanaan PKL.

Penulisan laporan ini tentu jauh dari kata sempurna, oleh karenanya penulis
mengharapkan kritik dan saran bagi para pembaca yang berkompeten dalam
bidang pengetahuan ini. Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
semua pembaca dan khususnya bagi pribadi penulis sendiri.
Semarang, Agustus 2016

Oktavia Dewi Nur Indah Sari

iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii

PRAKATA ....................................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................ vi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. LATAR BELAKANG ............................................................................... 1


B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................... 3
C. TUJUAN .................................................................................................... 3
D. MANFAAT ................................................................................................ 4
E. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN PKL ................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 6

A. GAMBARAN UMUM INSTANSI ........................................................... 6


B. MATERI PRAKTEK KULIAH LAPANGAN .......................................... 10
BAB III HASIL YANG DICAPAI .................................................................. 14

A. PEKERJAAN SECARA UMUM .............................................................. 14


B. HASIL ........................................................................................................ 14
BAB IV PENUTUP ......................................................................................... 19

A. SIMPULAN ................................................................................................ 19

B. SARAN ....................................................................................................... 19

v
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Waktu Pelaksanaan PKL.................................................................. 5
Tabel 2. Jenis Perizinan Air Tanah di Jawa Tengah ...................................... 16

vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Pumping Test di PT Indofood, Semarang

Gambar 2. Pumping Test di PT Indofood Semarang

Gambar 3. Pumping Test di PT APAC INTI, Ungaran

Gambar 4. Pumping Test di PT APAC INTI, Ungaran

Gambar 5. Tim PKL Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah

Gambar 6. Tim PKL Dinas ESDM Provinsi JAwa Tengah

vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat permohonan PKL

Lampiran 2. Surat Balasan Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah

Lampiran 3. Surat Penerjunan PKL

Lampiran 4. Surat Penarikan PKL

Lampiran 5. Daftar Hadir PKL

Lampiran 6. Dokumentasi Kegiatan


Lampiran 7. Peta CAT Jawa Tengah
Lampiran 8. Peta Potensi CAT Ungaran
Lampiran 9. Peta Potensi CAT Wonosobo
Lampiran 10. Peta Zona Konservasi Bumiayu
Lampiran 11. Peta Zona Konservasi Kudus

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang berada di Pulau
Jawa dengan topografi yang beragam. Mulai dari topografi datar hingga
topografi berbukit. Keragaman kondisi topografi ini juga dipengaruhi oleh
adanya rangkaian pegunungan yang mengitari provinsi ini. Selain itu Jawa
Tengah juga memiliki bebrapa gunung berapi yang masih aktif sehingga
tanahnya masih subur.
Provinsi ini memiliki 35 kabupaten/kota dimana setiap
Kabupaten/Kota di Jawa Tengah memiliki karakteristik dan potensi alam
yang berbeda antara satu dengan lainnya. Hal ini tidak terlepas dari
kondisi geografis yang berbeda antara wilayah satu dengan wilayah
lainnya. Perbedaan kondisi geografis inilah yang sering menjadi hambatan
bagi pemerintah dalam merencanakan rumusan kebijakan pembangunan di
Jawa Tengah. Ketersediaan informasi data kondisi geografis dan
karakteristik setiap kabupaten/kota akan sangat berarti dalam membantu
pemerintah dalam menyukseskan pembangunan daerah yang bertujuan
untuk mengembangkan setiap wilayah di Jawa Tengah agar menjadi
daerah yang maju baik secara ekonomi maupun sosial-budaya
masyarakatnya.
Untuk mendukung upaya pemerintah daerah dalam membangun
Jawa Tengah menjadi provinsi yang lebih maju, maka diperlukan Sumber
Daya Manusia (SDM) yang baik. Salah satu usaha untuk mencetak SDM
yang berkualitas adalah melalui pendidikan di perguruan tinggi. Sebagai
lembaga / instansi pendidikan yang paling tinggi, perguruan tinggi
memiliki banyak program untuk mengasah dan meningkatkan baik soft
skill maupun hardskill bagi mahasiswa/inya. Salah satu program
perguruan tinggi yang dapat meningkatkan keterampilan mahasiswa
adalah diadakannya kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL). Praktek
Kerja Lapangan merupakan mata kuliah untuk program studi non

1
kependidikan yang wajib diambil apabila mahasiswa telah menempuh
sekurang-kurangnya 90 SKS tanpa nilai E sesuai dengan Peraturan Rektor
Universitas Negeri Semarang No.39 Tahun 2008.
Salah satu program studi yang bertujuan untuk mencetak Sumber
Daya Manusia yang ahli di bidang analisis kewilayahan maupun pemetaan
potensi sumber daya alam adalah Prodi Geografi. Geografi sendiri
merupakan ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena
geosfer dengan sudut pandang kewilayahan dan kelingkungan dalam
konteks keruangan. Fenomena geosfer yang dipelajari mencakup atmosfer,
litosfer, hidrosfer, pedosfer, dan antroposfer
Dari beberapa fenomena geosfer yang dipelajari oleh geografi,
salah satunya adalah fenomena hidrosfer dimana yang dipelajari mencakup
hidrologi dan oceanografi. Hidrologi merupakan ilmu yang mempelajari
tentang kuantitas dan kualitas air bumi, termasuk di dalamnya proses
hidrologi, pergerakan, penyebaran, sirkulasi tampugan, eksplorasi,
pengembangan dan manajemen (Singh, 1992). Hidrologi juga membahas
mengenai air tanah. Air tanah merupakan air yang bergerak di dalam tanah
yang meresap ke dalam tanah dan bergabung membentuk lapisan tanah
yang disebut akuifer. Akuifer merupakan lapisan yang dapat menangkap
dan meloloskan air, lapisan ini biasanya terdiri dari pasir dan kerikil. Air
tanah sendiri dapat bersumber dari air meteorik/air hujan, air juvenil (air
magma dan air kosmikluar angkasa) dan air fosil (coonate water).
Distribusi air tanah terbagi menjadi dua yaitu secara vertical dan
secara horizontal. Distribusi air tanah secara vertikal dibedakan menjadi
dua zona yaitu zona tidak jenuh dan zona jenuh air. Sedangkan secara
horizontal distribusi air tanah dibedakan menjadi :
1. Daerah aliran air
2. Daerah lembah mati (Abandonen/buried valleys)
3. Daerah dataran (extensive plain)
4. Daerah lembah antar gunung
Dewasa ini penggunaan air tanah semakin tak terkendali. Hal ini
berkaitan dengan pertambahan jumlah penduduk dan alih fungsi lahan

2
menjadi permukiman setiap tahunnya yang turut menurunkan kuantitas
dan kualitas air tanah di Jawa Tengah. Oleh karena itu, sebagai mahasiswa
yang sedang mempelajari teori-teori mengenai air tanah, diperlukan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada dinas/instansi yang bergerak di
bidang pengelolaan air tanah.
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa
Tengah sebagai instansi pemerintah yang bergerak dalam bidang
pengelolaan energi dan sumberdaya diharapkan dapat menjadi wadah bagi
mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan khususnya yang
terkait dengan pengelolaan dan penyelidikan air tanah di Jawa Tengah. Hal
ini sesuai dengan bidang yang ada pada Dinas ESDM Provinsi Jawa
Tengah yakni Bidang Air Tanah dan Panas Bumi.
Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut diatas, maka diharapkan
mahasiswa dapat melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Dinas
ESDM Provinsi Jawa Tengah.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah proses perizinan eksploitasi air tanah di Provinsi Jawa
Tengah ?
2. Bagaimanakah proses pengendalian penggunaan air tanah di Provinsi
Jawa Tengah?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan
mahasiswa serta mempelajari tentang permasalahan yang terjadi di
dunia kerja, dan kemudian berusaha mencari penyelesaiannya
berdasarkan ilmu yang didapat di bangku kuliah.
b. Mendapatkan pengalaman kerja yang relevan sehingga memiliki
pengetahuan sikap dan keterampilan yang sesuai di bidangnya.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus pelaksanaan kegiatan PKL ini adalah :

3
a. Memberikan wawasan bagi mahasiswa mengenai pengelolaan dan
pengendalian eksploitasi air tanah pada Bidang Air Tanah dan
Panas Bumi di Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Provinsi
Jawa Tengah.
b. Menambah pengetahuan bagi mahasiswa secara praktis tentang
teori yang telah diajarkan dalam perkuliahan khususnya dalam
bidang pengelolaan dan pengendalian eksploitasi air tanah melalui
survey lapangan dibawah bimbingan Dinas Energi dan
Sumberdaya Mineral Provinsi Jawa Tengah.
c. Memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk dapat terjun
langsung mengamati kondisi lapangan khususnya dalam
pengelolaan dan pengendalian eksploitasi air tanah di Jawa
Tengah.
D. Manfaat
1 Bagi Mahasiswa
a. Meningkatkan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari bangku
kuliah dan mencoba menemukan sesuatu yang baru yang belum
diperoleh dari pendidikan formal khususnya di bidang air tanah
dan panas bumi.
b. Meningkatkan kemampuan sosialisasi dalam berinteraksi dan
bekerja sama dalam dunia kerja sehingga dapat berinteraksi dengan
lingkungan perusahaan dalam memasuki dunia kerja nanti.
2 Bagi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah
a. Memberikan saran atau masukan bagi instansi pemerintah (Dinas
ESDM) agar meningkatkan kualitas pelayanan
b. Menumbuhkan kerjasama yang saling menguntungkan dan
bermanfaat antara Instansi Pemerintah (Dinas ESDM) dengan
Lembaga Perguruan Tinggi.

E. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Pelaksanaan kegiatan Kerja Lapangan dilakukan melalui beberapa
tahapan sebagai berikut :

4
Tabel 1. Waktu Pelaksanaan PKL

Kegiatan Waktu dan Tempat


Kegiatan di kampus
a. Pendaftaran di UPT PKL. Mei 2016
b. Pra PKL. Juni 2016
c. Pembekalan oleh dosen pembimbing. Juli 2016
Kegiatan di tempat PKL
a. Pelatihan dan Orientasi di instansi Juli 2016
Dins Energi dan Sumber Daya
Mineral Provinsi jawa Tengah
b. dibawah bimbingan pembimbing Agustus 2016
lapangan.
c. Penyusunan Laporan. September 2016

Waktu pelaksanaan Kerja Lapangan dilakukan selama 45 hari kerja yaitu


mulai 18 Juli 31 Agustus 2016, dengan asumsi lima hari kerja dalam satu
minggu.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Gambaran Umum Instansi


1. Sejarah Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa
Tengah
Dengan ditetapkannya dan diundangkannya Peraturan Pemerintah
Nomor 37 tahun 1986 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintah di
Bidang Pertambangan Kepada Pemerintah Tingkat I, meliputi
kebijaksanaan, mengatur, mengurus, dan mengembangkan usaha
pertambangan bahan galian golongan C sepanjang tidak terletak di lepas
pantai dan atau dalam rangka PMA dan tugas pembantuan di bidang Air
Bawah Tanah (ABT).
Berdasarkan Surat Menteri Dalam Negeri tanggal 1 Januari 1986
Nomor 061.1/11818/SJ perihal Pembentukan Dinas Pertambangan Daerah,
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tingkat I Jawa Tengah menetapkan
Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah Nomor 9 Tahun
1988 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pertambangan
Provinsi Jawa Tengah. Seiring Dengan Perkembangan waktu, Dinas
Pertambangan Provinsi Tingkat I Jawa Tengah sesuai Perda Provinsi Jawa
Tengah No. 1 Tahun 2002 berubah menjadi Dinas Pertambngan dan Energi
Provinsi Jawa Tengah. Dengan berubahnya nama tersebut, maka
kewenangan dan tupoksinya makin bertambah selain menangani bidang
pertambangan dan air bawah tanah (ABT) juga menangani bidang geologi,
panas bumi, ketenagalistrikan, dan migas.
Selanjutnya dengan telah diterbitkannya PP No. 41 Tahun 2007
tentang Organisasi Perangkat Daerah, maka dalam rangka optimalisasi tugas
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral di kabupaten dan atau kota sebagai
unsur pelaksanaan otonomi daerah telah diterbitkan Perda Provinsi Jawa
Tengah No. 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Provinsi
Jawa Tengah, dimana dalam pembentukan dinas baru tersebut Dinas
Pertambangan dan Energi Provinsi Jawa Tengah berganti menjadi Dinas

6
Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah yang kemudian
diperkuat dengan adanya Peraturan Gubernur Jawa Tengah No. 74 Tahun
2008 tentang Penjabaran Tupoksi dan Tata Kerja Dinas ESDM Jawa
Tengah.
Untuk melaksanakan sebagian tugas dan teknis operasional dan atau
kegiatan teknis penunjang dalam rangka melaksanakan kewenangan
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang berada di Kabupaten/Kota,
keberadaan fungsinya dalam memenuhi pelayanan kepada mesayarakat
semakin meningkat, maka berdasarkan Perda Provinsi Jawa Tengah No. 5
Tahun 2006, Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Jawa Tengah
memiliki unit pelaksana teknis sebagai berikut :
1. Balai Pengelola Pertambangan dan Energi Wilayah Solo.
2. Balai Pengelola Pertambangan dan Energi Wilayah Kendeng Muria.
3. Balai Pengelola dan Energi Wilayah Serayu.
Seiring dengan diberlakukannya Peraturan Daerah Provinsi Jawa
Tengah No. 6 Tahun 2008, maka unit pelaksana teknis pada Dinas ESDM
Provinsi Jawa Tengah mengalami perubahan sesuai Peraturan Gubernur
Jawa Tengan No. 46 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis pada Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah sebagai berikut :
1. Balai Energi dan Sumber Daya Mineral Wilayah Serayu Utara.
2. Balai Energi dan Sumber Daya Mineral Wilayah Serayu Selatan.
3. Balai Energi dan Sumber Daya Mineral Wilayah Kendeng Muria.
4. Balai Energi dan Sumber Daya Mineral Wilayah Solo.
Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah merupakan instansi pemerintah
yang khusus menangani berbagai masalah pertambangan di Provinsi Jawa
Tengah, yang beralamat di Jalan Madukoro Blok AA-BB No. 44 Semarang
50144.
Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah sebagai Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) yang bertanggung jawab melaksanakan sebagian tugas
pemerintah Provinsi Jawa Tengah di bidang energi dan sumber daya
mineral, diharapkan mampu mewujudkan visi dan misi pembangunan
daerah sebagaimana yang digariskan dalam RPJMD Provinsi Jawa Tengah

7
Tahun 2008-2013 yang terkait dengan pembanguan energi dan sumber daya
mineral, merupakan acuan dasar dalam menyusun Rencana Statregis Dinas
Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah. Tugas pokok
Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah adalah melaksanakan urusan
pemerintah daerah bidang energi dan sumber daya mineral berdasarkan asas
otonomi daerah dan tugas pembantu. Adapun fungsinya sebagai berikut :
1. Perumusan kebijakan teknis bidang energi dan sumber daya mineral.
2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang
energi dan sumber daya mineral.
3. Pembinaan dan fasilitas bidang energi dan sumber daya mineral.
4. Pelaksanaan tugas di bidang geologi, mineral dan batu bara, air tanah dan
panas bumi, ketenagalistrikan, serta minyak dan gas bumi.
5. Pematauan, evaluasi, dan pelaporan bidang energi dan sumber daya
mineral.
6. Pelaksanaan kesekertariatan dinas.
7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya.
Dalam menjalankan tugas pokoknya Kepala Dinas Energi dan Sumber
Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah membawahi :
1. Sekretariat.
2. Bidang Geologi, Mineral, dan Batubara.
3. Bidang Air Tanah dan Panas Bumi.
4. Bidang Ketenagalistrikan.
5. Bidang Minyak dan Gas Bumi.
6. UPT.
7. Kelompok Jabatan Fungsional.
Dalam Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Energi dan Sumber
Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah secara jelas digambarkan jenjang-
jenjang struktural yang terdiri dari Kepala Dinas sebagai unsur pimpinan
sampai kepada jenjang yang berada di bawahnya sebagai unsur pelaksana.
Hal ini memperlihatkan bahwa adanya pembagian tugas yang dilaksanakan
secara menyeluruh. ( Pergub Jawa Tengah Nomor 74 Tahun 2008 ).

8
( Pergub Jawa Tengah Nomor 74 Tahun 2008 ).

2. Visi, Misi, dan Motto


1. Visi
Menuju Masyarakat Sejahtera Melaui Penguatan Pengelolaan ESDM dan
Kemandirian Energi.
2. Misi
a. Meningkatkan pengelolaan pertambangan dan air tanah yang
berkelanjutan.
b. Meningkatkan pengelolaan dan pendayagunaan ketenagalistrikan dan
migas untuk menjamin ketersediaan energi melalui infrastruktur dan
diversifikasi energi.
c. Mengembangakan potensi energi baru dan terbarukan melalui
optimalisasi dan penerapan teknologi tepat guna secara mandiri.
d. Meningkatkan upaya pencegahan risiko bencana geologi.
e. Meningkatkan kinerja pelayanan publik yang profesional di bidang
ESDM.
3. Motto

9
Pelayanan MINERAL Mudah Ikhlas Nyaman Efisien Ramah
Akuntabel Legal .
( Pergub Jawa Tengah Nomor 74 Tahun 2008 )

B. Materi Praktek Kuliah Lapangan


1. Buku panduan perizinan dan persyaratan air tanah
Airtanah merupakan kebutuhan vital bagi kehidupan makhluk hidup
dan manusia yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
sebagai air baku, air minum maupun produksi/usaha termasuk juga untuk
pertanian rakyat. Airtanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah
atau batuan (akuifer) di bawah permukaan tanah.Akuifer merupakan
lapisan batuan jenuh air tanah yang dapat menyimpan dan meneruskan air
tanah dalam jumlah cukup dan ekonomis. Secara global, dari keseluruhan
air tawar yang ada di planet bumi, 97% berasal dari airtanah. Dengan
demikian tampak bahwa peranan airtanah sangat penting untuk
kepentingan umat manusia. Airtanah dapat dijumpai hampir di seluruh
tempat di permukaan bumi bahkan di daerahkering seperti gurun pasir
sekalipun.
Penyediaan airtanah untuk berbagai keperluan memperhatikan kualitas
dan kuantitasnya dengan prioritas ;
a. kebutuhan pokok sehari-hari
b. pertanian rakyat
c. pertambangan
d. pariwisata, dan
e. kepentingan lainnya
dengan memperhatikan kelangsungan penyediaan airtanah yang sudah ada.
Penggunaan airtanah mengutamakan pemanfaatan airtanah pada
akuifer dalam dan pengambilannya tidak melebihi daya dukung auifer.
Debit pengambilan air tanah ditentukan berdasar atas ;
a. daya dukung akuifer terhadap pengambilan airtanah
b. kondisi dan lingkungan airtanah
c. lokasi penggunaan airtanah bagi kebutuhan mendatang, dan

10
d. penggunaan airtanah yang telah ada.
Penggunaan airtanah dilakukan melalui pengeboran atau penggalian
airtanah yang pelaksanaannya wajib mempertimbangkan jenis dan sifat
fisik batuan, kondisi hidrogeologis, letal dan kondisi lingkungan sekitarnya
dan dilarang dilakukan pada zona perlindungan airtanah. Penggunaan
airtanah terdiri atas pemakaian dan pengusahaan. Dalam kaitannya dengan
hal tersebut maka dibutuhkan perizinan pemakaian dan pengusahaan air
tanah agar pemakaian dan pengusahaan air tanah dapat dikendalikan.
Buku panduan ini terdiri dari tata cara perizinan dan persyaratan
yang dibutuhkan dalam pengelolaan dan pemanfaatan air tanah yang
terdapat di cekungan air tanah provinsi jawa tengah. Waktu pelaksanaan
dari kegiatan ini selama 7 hari terhitung sejak hari pertama masuk instansi
terkait.
Materi yang terkandung dalam buku panduan tersebut adalah sebagai
berikut.
a. Pendahuluan
Pada bagian ini mengulaskan tentang air tanah, akuifer dan
jenisnya, serta cekungan air tanah (CAT).
b. Dasar hukum
Terdiri dari berbagai peraturan dari tingkat undang-undang sampai
peraturan terendah yang mengatur tentang pengelolaan dan
pemanfaatan air tanah yang berada di bawah kewenangan kementrian
energy dan sumber daya mineral.
c. Persyaratan dan perizinan
Pada bab ini mengacu pada peraturan gubernur provinsi jawa
tengah yaitu Pergub no 18 tahun 2016 yang memberikan
kewenanangan kepada dinas ESDM provinsi jawa tengah untuk
menyusun tata cara pelayanan penyelenggaraan dinas energy dan
sumber daya mineral provinsi jawa tengah. Substansi dari pergub
tersebut meliputi :
1) Perizinan eksplorasi air tanah
2) Perizinan pengeboran air tanah

11
3) Perizinan penggalian air tanah
4) Perizinan pegusahaan air tanah
5) Perizinan pemakaian air tanah
6) Perizinan perusahaan pengeboran air tanah
7) Perizinan juru bor
8) Pelayamam non perizinan sub urusan geologi
9) SOP (standar operasional prosedur)
10) Bagan alir (Flowchart) perizinan air tanah
11) Standar pelayanan public perizinan air tanah
2. Peta cekungan air tanah
Pembuataan peta dan digitasi ulang data CAT yang sudah dimiliki
oleh dinas ESDM jawa tengah, meliputi dua jenis yaitu CAT zona
konservasi dan zona potensi dengan rincian wilayah sebagai berikut :
a. Cekungan air tanah (CAT ) zona Konservasi
a.) CAT Bumiayu
b.) CAT Karangkobar
c.) CAT Kroya
d.) CAT Pati
e.) CAT Watuputih
f.) CAT Semarang
g.) CAT Pemalang Pekalongan
b. Cekungan air tanah (CAT ) zona Potensi
a.) CAT Kroya
b.) CAT Pati
c.) CAT Cilacap
d.) CAT Karangkobar
e.) CAT Kebumen-Purworejo
f.) CAT Kudus
g.) CAT Karanganyar Boyolali
h.) CAT Magelang Temanggung
i.) CAT Pemalang Pekalongan
j.) CAT Purwokerto Purbalingga

12
k.) CAT Rawapening
l.) CAT Subah
m.) CAT Salatiga
n.) CAT Semarang demak
o.) CAT Ungaran
p.) CAT Wonosobo
3. Pumping test
Metode pengukuran debit air untuk sumber air bergerak (tampak
alirannya) biasanya mengunakan metode pengukuran benda apung dan
juga metode pengukuran dengan menggunakan alat ukur. Hal ini
disebabkan karena adanya factor kecocokan dan kemudahan dalam hal
pelaksanaanya. Berbeda halnya dengan sumber air diam, pengukuran debit
sumber air diam paling cocok adalah dengan menggunakan pumping test.
Pumping test merupakan metode pengukuran debit air yang beride
dari pengamatan kontinuitas sumber air dan ketersedian air dari sumber itu
sendiri. Hal yang menjadi inti dari pumping test ini adalah perbandingan
antara penurunan muka air pada saat pumping terhadap kenaikan muka air
pada saat recovery dala tenggat waktu yang sama. Beberapa kemungkinan
dari keadaan pengukuran debit dengan pumping test antara lain:
a. Jika perbandingan dari dua keadaan ini (laju penurunan muka air pada
saat pumping terhadap laju kenaikan muka air ketika recovery) adalah
1 maka debit sumber = debit air yang dikeluarkan pompa (output
pompa).
b. Jika laju penurunan muka air pada saat pumping lebih besar terhadap
laju kenaikan muka air ketika recovery, berarti debit sumber lebih kecil
daripada debit pompa (output).
c. Jika laju penurunan muka air pada saat pumping lebih kecil terhadap
laju kenaikan muka air ketika recovery, berarti debit sumber lebih
besar daripada debit pompa (output).
Untuk mendapatkan nilai debit sesungguhnya dari sumber dapat diketahui
dengan mengalikan luas area sumber dengan tinggi kenaikan muka air air
rata-rata pada saat recovery.

13
BAB III

HASIL YANG DICAPAI

A. Pekerjaan secara umum


Kegiatan yang saya kerjakan selama mengikuti Praktek Kerja
Lapangan selama kurang lebih 45 hari pada tanggal 18 Juli s/d 31 Agustus
2016 berada pada jam kerja dinas Energi dan Sumberdaya Mineral
Provinsi Jawa Tengah yaitu hari Senin-Jumat. Kegiatan yang dilakukan
adalah :
1. Membuat buku panduan perizinan air tanah di Jawa Tengah
2. Revisi peta potensi beberapa CAT di Jawa Tengah
3. Revisi peta zona konservasi beberapa CAT di Jawa Tengah
4. Pumping test, yang merupakan kegiatan praktek lapangan.
Kegiatan pumping test dilaksanakan di dua tempat yaitu
a. PT. Indofood, Semarang pada tanggal 2 Agustus 2016
b. PT. APAC INTI, Karangjati, Ungaran pada tanggal 18 Agustus
2016
5. Kegiatan perayaan HUT Republik Indonesia ke-71 di Dinas ESDM
Provinsi Jawa Tengah
6. Senam bersama setiap hari Jumat.
7. Membantu rekap data perizinan air tanah di Jawa Tengah.

B. Hasil
Hasil pekerjaan yang ditugaskan kepada kami selama melaksanakan PKL
di Dinas ESDM antara lain adalah :
1. Buku Panduan Perizinan Air Tanah di Jawa Tengah
Buku panduan ini berisi tentang alur perizinan yang berkaitan dengan
eksploitasi air tanah. Perizinan yang termasuk dalam buku panduan ini
adalah sebagai berikut:

14
Tabel 2. Jenis Perizinan Air Tanah di Jawa Tengah

Masa Waktu
Jenis Perizinan
Berlaku Penyelesaian

Perizinan air tanah diajukan ke Kepala BPMD


meliputi : 1 tahun 10 hari
1) Izin Eksplorasi Air Tanah 1 tahun 10 hari
2) Perpanjangan Izin Eksplorasi Air Tanah 6 bulan 14 hari
3) Izin Pengeboran Air Tanah 6 bulan 14 hari
4) Izin Penggalian Air Tanah 3 tahun 14 hari
5) Izin Pengusahaan Air Tanah 3 tahun 14 hari
6) Perpanjangan Izin Pengusahaan Air Tanah 3 tahun 14 hari
7) Izin Pemakaian Air Tanah 3 tahun 14 hari
8) Perpanjangan Izin Pemakaian Air Tanah 3 tahun 10 hari
9) Izin Perusahaan Pengeboran Air Tanah 3 tahun 10 hari
10) Perpanjangan Izin Perusahaan Pengeboran
Air Tanah 3 tahun 10 hari
11) Izin Juru Bor 3 tahun 10 hari
12) Perpanjangan Izin Juru Bor
3 tahun 10 hari
Non Perizinan air tanah diajukan ke Kepala ESDM
meliputi :
1) Surat Tanda Instalasi Bor

2. Peta Potensi CAT di Jawa Tengah, meliputi


a.) CAT Kroya
b.) CAT Pati
c.) CAT Cilacap
d.) CAT Karangkobar
e.) CAT Kebumen-Purworejo
f.) CAT Kudus

15
g.) CAT Karanganyar Boyolali
h.) CAT Magelang Temanggung
i.) CAT Pemalang Pekalongan
j.) CAT Purwokerto Purbalingga
k.) CAT Rawapening
l.) CAT Subah
m.) CAT Salatiga
n.) CAT Semarang demak
o.) CAT Ungaran
p.) CAT Wonosobo
Perbaikan peta zona potensi dilakukan dengan menggunakan
aplikasi ArcGIS 10.3 serta menggunakan aplikasi MapInfo versi 10.0.
Perbaikan peta dilakukan dengan mendigit ulang zona potensi CAT di
Jawa Tengah sesuai dengan peta dasar yang telah disediakan oleh
Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah. Selain mendigit ulang, perbaikan
juga dilakukan pada pengisian atribut pada zonasi daerah potensi CAT
Jawa Tengah. Sumber dari zonasi tersebut adalah dari peta dasar yang
telah ditetapkan oleh Dinas ESDM.
Peta Potensi CAT Jawa Tengah sangat bermanfaat untuk
mengetahui daerah mana saja yang memiliki potensi air tanah yang
baik untuk dilakukan eksploitasi. Pada peta potensi air tanah, zonasi
dapat dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu potensi tinggi, rendah,
dan sedang. Dimana dari masing-masing potensi tersebut akan
dikelompokkan lagi berdasarkan kedudukan akuifernya (akuifer
tertekan dan akuifer tidak tertekan). Dari beberapa peta yang telah
dibuat, diketahui bahwa masing-masing CAT memiliki potensi yang
berbeda-beda sesuai dengan kedudukan akuifernya.

3. Peta Zona Konservasi


Perbaikan peta zona konservasi dilakukan dengan cara yang sama
dengan perbaikan peta potensi CAT Jawa Tengah yaitu dengan
menggunakan aplikasi ArcGIS 10.3 dan MapInfo versi 10.0. Peta dasar

16
yang digunakan adalah hasil dari pemetaan zona konservasi oleh dinas
ESDM.
Berdasarkan peta yang telah dibuat, zona konservasi
dikelompokkan menjadi dua zona, yaitu Zona Pemanfaatan Air Tanah
dan Zona Perlindungan Air Tanah. Zona Pemanfaatan Air Tanah
dikelompokkan menjadi tiga sub zona, yaitu Zona Aman, Zona Rawan,
dan Zona Kritis. Peta zonasi ini dirasa sangat penting karena akan
dijadikan dasar untuk pemberian izin SIP, SIPA, dan segala macam
perizinan yang berkaitan dengan eksploitasi air tanah. Melalui peta
zona konservasi juga dapat diketahui dareah mana saja yang harus
dibatasi penggunaan air tanahnya. Peta zona konservasi yang telah
dibuat antara lain adalah :
a.) CAT Bumiayu
b.) CAT Karangkobar
c.) CAT Kroya
d.) CAT Pati
e.) CAT Watuputih
f.) CAT Semarang
g.) CAT Pemalang Pekalongan

17
BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan ajang bagi
mahasiswa dalam mencari pengalaman kerja di instansi pemerintahan
maupun swasta sesuai dengan bidang keahliannya. Kegiatan PKL di
Bidang Air Tanah dan Panas Bumi Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah
memberikan pengalaman bagi mahasiswa untuk lebih mendalami bidang
air tanah dan panas bumi. Dalam kegiatan ini mahasiswa mendapatkan
pengalaman baru dalam proses perizinan dan pengendalian penggunaan air
tanah di Jawa Tengah. Sebagai mahasiswa geografi tentu tidak terlpas dari
pemetaan. Dalam hal ini pemetaan yang dilakukan pada kegiatan PKL di
Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah adalah pemetaan Cekungan Air Tanah
(CAT) yang berada di Jawa Tengah dan di bawah pengelolaan Dinas
ESDM Provinsi Jawa Tengah.
Pemetaan zona konservasi dan potensi CAT di Jawa Tengah
sangat diperlukan untuk mengetahui kondisi air tanah di suatu wilayah.
Hal ini dikarenakan proses perizinan eksploitasi airtanah didasarkan pada
kondisi potensi CAT suatu wilayah dan zonasi konservasinya. Izin dapat
diberikan jika lokasi/titik pengeboran berada pada daerah dengan potensi
yang baik dan bukan berada di daerah perlindungan air tanah.
Alur perizinan yang dapat dilayani di Bidang Air Tanah dan Panas
Bumi Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah antara lain adalah izin
penggalian, pengeboran, dan pengusahaan air tanah. Dalam penerbitan izin
tersebut tentu saja harus didasarkan pada aturan yang berlaku yakni
Peraturan Gubernur Nomor 18 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan
Pelayananan Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral di Provinsi Jawa
Tengah.
Selain perizinan, Bidang Air Tanah dan Panas Bumi Dinas ESDM
Provinsi Jawa tengah juga bertugas untuk mengawasi dan mengendalikan
penggunaan air tanah di suatu wilayah. Dalam hal pengawasan ini maka

18
dilakukan pumping test pada sumur-sumur bor untuk mengetahui kondisi
Muka Air Tanah di daerah tersebut. Hal ini berkaitan dengan jumlah debit
yang boleh diambil suatu pemegang izin dan perpanjangan izin
pengusahaan air tanah.

B. Saran
Beberapa saran yang dapat disampaikan antara lain adalah
perbaikan dalam pemetaan zona potensi dan konservasi CAT agar data
yang dijadikan dasar penerbitan izin lebih akurat. Selain itu dalam hal
pelayanan untuk perizinan eksploitasi air tanah diharapkan dapat lebih
tepatwaktu

19
DAFTAR PUSTAKA

Christanto, Nugroho Puji. 2012. Pemanfaatan SIG untuk Pemetaan Sumur Air
Tanah di Jawa Tengah Tahun 2012. Laporan Praktek Kerja Lapangan .

Hardjito. 2014. Metode Pumping Test Sebagai Control Untuk Pengambilan


Air Tanah Secara Berlebihan Dalam Jurnal Sains dan Teknologi
Lingkungan. Vol 6 no 2 hal 138-140. Yogyakarta : Lab Hidrologi dan
kualitas air fakultas geografi UGM

Indarto. 2010. Hidrologi Dasar Teori dan Contoh Aplikasi Model Hidrologi.
Jakarta : Bumi Aksara

Prahasta, Edi. 2009. Sistem Informasi Geografis Konsep-Konsep Dasar


Perspektif Geodesi dan Geomatika). Bandung : Informatika

Saputro, Sidi dan Sugeng Widodo. 2013. Teknis Pengeboran Air Tanah.
Makalah. UNDIP. Dalam Rapat Koordinasi Kegiatan Pengawasan dan
Penertiban Pengelolaan Air Tanah di Jawa Tengah.

http://dokumen.tips/documents/teknis-pengeboran-airtanah.html
http://penataanruangjateng.info/profil-jateng.html

20

Anda mungkin juga menyukai