Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA CA PARU

KELOMPOK 2 :

1. ABDUL TAKDIR (6160807150001)


2. CINDHY DWISASTIKA K (616080716005)
3. DENADA ALICIA TOMATALA (616080716007)
4. HERVINA LUZWINTA ZAGOTO (616080716015)
5. HERID BATTRIANSAH (616080715013)
6. HIRMA DELVINA (616080716016)
7. IPUTU RIAN ADI PUTRA (616080716017)
8. NIA AMALIA (616080716031)
9. NOVIA INRIANI (616080716033)
10. NURBAITI (616080716036)
11. PRICHELLIA S.N. LONDO (616080716039)
12. PROVENSIA SERFIKA DUA SIKA (616080716040)
13. ROSNAWATI (616080716049)
14. YANTI OKTAVINA (616080716055)

STIKES MITRA BUNDA PERSADA BATAM


TAHUN AJARAN 2016/2017
LAPORAN PENDAHULUAN PADA CA PARU DAN ASUHAN KEPERAWATAN

A. Konsep penyakit

1. Definisi
Kanker paru atau disebut karsinoma bronkogenik merupakan tumor ganas primer system
pernapasan bagian bawah yang bersifat epithelial dan berasal dari mukosa percabangan
bronkus. Penyakit ini jarang terjadi dan paling sering terjadi didaerah industry (Sylvia A.
price). Sedangkan menurut susan Wilson dan june Thompson, 1990, kanker paru adalah
suatu pertumbuhan yang tidak terkontrol dari sel anaplastic dalam paru.

2. Etiologi
Penyebab dari kanker paru masih belum diketahui, namun diperkirakan bahwa inhalsi
jangka panjang dari bahan-bahan karsiogenik merupakan factor utama, tanpa
mengesampingkan kemungkinan peran predisposisi hubungan keluarga ataupun suku
bangsa atau ras serta status imunologis seperti kekebalan tubuh. Dari beberapa
kepustakaan kebiasaan merokok menjadi penyebab utama dan penyebab lain seperti
polusi udara, diet yang kurang mengandung (vitamin , selenin dan betakaronin), infeksi
saluran pernapasan kronik, dan keturunan/genetic. (sudoyo aru).

3. Anatomi dan fisiologi


Paru-paru adalah organ pada sistem pernapasan, yang berfungsi menukar oksigen dari
udara luar dengan karbon dioksida dari darah melalui proses respirasi. Respirasi
merupakan proses pertukaran gas yang keluar masuk saluran pernafasan, melibatkan
sistem kardiovaskuler, sistem pulmonary dan kondisi hematologis. Paru-paru terletak
pada rongga dada, menghadap ke tengah rongga dada. Pada bagian tengah itu terdapat
tampuk paru-paru atau hilus. Pada mediastinum depan terletak jantung. Paru-paru
dibungkus oleh selaput selaput yang bernama pleura. Pleura dibagi menjadi dua, yaitu :
pleura viseral dan parietal. Pleura viseral (selaput dada pembungkus) merupakan selaput
yang langsung membungkus paru-paru. Pleura parietal merupakan selaput paru-paru yang
melapisi bagian dalam dinding dada. Antara kedua pleura, terdapat sebuah rongga yang
disebut kavum pleura. Pada keadaan normal, kavum pleura menjadi hampa udara
sehingga paru-paru dapat berkembang kempis dan juga terdapat sedikit cairan yang
berguna untuk melumasi permukaan pleura, untuk menghindari gesekan antara paru-paru
dan dinding dada.
Dilihat dari struktur anatominya, paru-paru dibagi menjadi dua lobus, yaitu :
1. Lobus paru-paru kanan, terdiri dari tiga lobus, yaitu :
a. Lobus pulmo dekstra superior
b. Lobus medial
c. Lobus pulmo dekstra inferior
2. Lobus paru-paru kiri, terdiri dari dua lobus, yaitu :
a. Lobus pulmo sinistra superior
b. Lobus pulmo sinistra inferior

4. Patofisiologi
Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen/ sub bronkus menyebabkan cilia
hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen. Dengan adanya
pengendapan karsinogen maka menyebabkan metaplasia,hyperplasia dan displasia. Bila
lesi perifer yang disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan displasia menembus ruang
pleura, biasa timbul efusi pleura, dan bisa diikuti invasi langsung pada kosta dan korpus
vertebra.
Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang bronkus yang terbesar. Lesi ini
menyebabkan obstuksi dan ulserasi bronkus dengan diikuti dengan supurasi di bagian
distal. Gejala gejala yang timbul dapat berupa batuk, hemoptysis, dispneu, demam, dan
dingin.Wheezing unilateral dapat terdengan pada auskultasi.
Pada stadium lanjut, penurunan berat badan biasanya menunjukkan adanya metastase,
khususnya pada hati. Kanker paru dapat bermetastase ke struktur struktur terdekat
seperti kelenjar limfe, dinding esofagus, pericardium, otak, tulang rangka.

5. Manifestasi klinis
Pada fase awal kebanyakan kanker paru tidak menunjukkan gejala klinis. Bila sudah
menunjukkan gejala berarti pasien dalam stadium lanjut. (sudoyo aru).
1. Gejala dapat bersifat local (tumor tumbuh setempat):
- Batuk baru atau batuk lebih hebat pada batuk kronis
- Hemoptysis
- Mengi (wheezing, stridor) karena ada obstruksi saluran nafas
- Kadang terdapat kavitas seperti abses paru
- Atelectasis
2. Invasi local
- Nyeri dada
- Dyspnea karena efusi pleura
- Invasi ke pericardium, terjadi tamponade atau aritmia
- Sindrom vena cava superior
- Sindrom horoner (facial anhidrosis, ptosis, miosis)
- Suara serak, karena penekanan pada nervus laryngeal recurrent
- Sindrom pancoast, karena invasi pada pleksus brakialis dan saraf simpatis
servikalis
3. Gejala penyakit metastasis
- Pada otak, hati, adrenal
- Limfadenopati servikal dan supraklavikula (sering menyertai metastasis)
4. Sindrom paraneoplastik (terdapat pada 10% kanker paru) dengan gejala:
- Sistemik; penurunan berat badan, anoreksia, demam.
- Hematologi; leukositosis, anemia, hiperkoagulasi
- Hipertrofi osteoartropati
- Neurologic; dementia, ataksia, tremor, neuropati perifer
- Neuromiopati
- Endokrin; sekresi berlebihan hormone paratiroid (hiperkalasemia)
- Dermatologic; eritema multiform, hyperkeratosis, jari tabuh
- Renal; syndrome of inappropriate antidiuretic hormone (SIADH)
5. Asimtomatik dengan kelainan radiologis
- sering terjadi pada perokok dengan PPOK/COPD yang terdeteksi secara
radiologis
- kelainan berupa nodul soliter

6. pemeriksaan diagnostic
Menurut Arif Muttaqin (2008: 202) pemeriksaan diagnostik pada kanker paru meliputi :
a. Pemeriksaan radiologi
Nodula soliter terbatas yang disebut coin lesion pada radiogram dada sangat penting dan
mungkin merupakan petunjuk awal untuk mendeteksi adanya karsinoma bronkogenik
meskipun dapat juga ditemukan pada banyak keadaan lainnya. Penggunaan CT
scan mungkin dapat memberikan bantuan lebih lanjut dalam membedakan lesi-lesi yang
dicurigai.

b. Bronkhoskopi
Bronkhoskopi yang disertai biopsi adalah teknik yang paling baik dalam mendiagnosis
karsinoma sel skuomosa yang biasanya terletak didaerah sentral paru. Pelaksanaan
bronkhoskopi yang paling sering adalah menggunakan bronkhoskopi serat optik.
Tindakan ini bertujuan sebagai tindakan diagnostik, caranya dengan mengambil sampel
langsung ketempat lesi untuk dilakukan pemeriksaan sitologi.

c. Sitologi
Biopsi kelenjar skalenus adalah cara terbaik untuk mendiagnosis sel-sel kanker yang
tidak terjangkau oleh bronkhoskopi. Pemeriksaan sitologi sputum, bilasan bronkhus, dan
pemeriksaan cairan pleura juga memainkan peranan penting dalam rangka menegakkan
diagnosis kanker paru. Pemeriksaan histology maupun penetapan stadium penyakit
sangat penting untuk menentukan prognosis dan rencana pengobatan. Penetuan stadium
kanker paru terbagi dua, yakni pembagian stadium dari segi anatomis untuk menentukan
luasnya penyebaran tumor dan kemungkinannya untuk dioperasi; dan stadium dari segi
fisiologis untuk menentukan kemapuan klien untuk bertahan terhadap berbagai
pengobatan antitumor.

7. Komplikasi

Kanker paru dapat menyebabkan komplikasi, seperti:

Sesak nafas
Batuk darah
Rasa nyeri akibat penyebaran kanker
Penumpukan cairan di dada (efusi pleura)
Penyebaran kanker ke organ tubuh lainnya (metastasis)
Kematian

8. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Non-bedah (Nonsurgical Management)

a. Terapi Oksigen
Jika terjadi hipoksemia, perawat dapat memberikan oksigenvia masker atau nasal
kanula sesuai dengan permintaan. Bahkan jika klien tidak terlalu jelas
hipoksemianya, dokter dapat memberikan oksigen sesuai yang dibutuhkan untuk
memperbaiki dispnea dan kecemasan.
b. Terapi Obat
Jika klien mengalami bronkospasme, dokter dapat memberikan obat golongan
bronkodilator (seperti pada klien asma) dan kortikosteroid untuk
mengurangi bronkospasme, inflamasi, dan edema.
c. Kemoterapi
Kemoterapi merupakan pilihan pengobatan pada klien dengan kanker, terutama
pada small-cell lung cancer karena metastasis. Kemoterapi dapat juga digunakan
bersamaan dengan terapi bedah. Obat-obat kemoterapi yang biasanya diberikan
untuk menangani kanker, termasuk kombinasi dari obat berikut :
- Cyclophosphamide, Deoxorubicin, Methotrexate, dan Procarbazine.
- Etoposide dan Cisplatin
- Mitomycin, Vinblastine dan Cisplatin.
d. Terapi Radiasi
Terapi radiasi dilakukan dengan indikasi sebagai berikut ini:
- Klien tumor paru yang operable tetapi resiko jika dilakukan pembedahan.
- Klien adenokarsinoma atau sel skuamosa inoperable yang mengalami pembesaran
kelenjar getah bening pada hilus ipsilateral dan mediastinal.
- Klien kanker bronkhus dengan oat cell.
- Klien kambuhan sesudah lobektomi atau pneumoektomi.

2. Pembedahan (Surgical Management)

a. Dilakukan pada tumor stadium I, stadium II jenis karsinoma, adenokarsinoma,


dan karsinoma sel besar undifferentiated.
b. Dilakukan khusus pada stadium III secara individual yang mencakup tiga criteria
berikut:
- Karakteristik biologis tumor
- Letak tumor dan pembagian stadium klinik
- Keadaan fungsional penderita.

B. Konsep asuhan keperawatan


1. Pengkajian
a. Identitas klien
Lakukan pengkajian pada identitas pasien dan isi identitas nya, yang meliputi:
nama, jenis kelamin, suku bangsa, tanggal lahir, alamat, agama, tanggal
pengkajian.
b. Keluhan utama
Merupakan alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan berupa sesak
nafas, batuk berdahak, demam, sakit kepala, nyeri dan kelemahan.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Penderita ca paru menampakkan gejala nyeri, sesak nafas, batuk, badan lemah
d. Riwayat kesehatan dahulu
Penyakit yang pernah dialami oleh pasien. Sebelum masuk rumah sakit,
krmungkinan pasien pernah menderita penyakit sebelumnya
e. Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat adanya penyakit ca paru pada anggota keluarganya yang lain
f. Data dasar pengkajian
Aktivitas atau istirahat
Gejala : kelemahan, kelelahan, insomnia
Tanda : letargi, penurunan toleransi terhadap aktivitas

Sirkulasi
Gejala : riwayat adanya gagal jantung kronik
Tanda : takikardia, penampilan kemerahan atau pucat

Makanan atau cairan


Gejala : kehilangan nafsu makan, mual muntah, riwayat diabetes
Tanda : kulit kering, turgor kulit buruk, mal nutrisi

Neuro sensori
Gejala : sakit kepala daerah frontal (influenza)
Tanda : perubahan mental (bingung)

Nyeri atau Kenyamanan


Gejala : sakit kepala, nyeri dada
Tanda : melindungi area yang sakit

Pernafasan
Gejala : adanya riwayat isk kronis, takipnea, dyspnea,
penggunaan otot aksesori, pelebaran nasal
Tanda :sputum (merah muda, berkarat, atau parulen), perkusi,
premikus, bunyi nafas menurun tidak adanya lagi area
yang terikat/nafas bronkial

Keamanan
Gejala :riwayat gangguan system urin, missal SLE, AIDS
Tanda : berkeringat, mengigil berulang, gemetar

2. Diagnosa keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d obstruksi bronkial sekunder karena
invasi tumor (penyakit paru obstruktif kronis)
2. Ketidakefektifan pola nafas b.d obstruksi bronkus, deformitas dinding dada,
keletihan otot pernafasan
3. Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan suplai oksigen (anemis), kelemahan
secara umum.
3. Intervensi

N Diagnosa Keperawatan Tujuan/kriteria hasil Intervensi


o
1 Ketidakefektifan Noc : Nic :
bersihan jalan nafas Respiratory status : Airway suction
ventilation Auskultasi suara
Respiratory status : nafas sebelum dan
airway patency sesudah suctioning.
Kh : Informasikan
Mendemostrasikan kepada klien dan
batuk efektif dan keluarga tentang
suara nafas yang suctioning.
bersih, tidak ada Minta klien nafas
sianosis dan dalam sebelum
dyspneu ( mampu suctioning
mengeluarkan dilakukan.
sputum, mampu Berikan O2 dengan
bernafas dengan menggunakan
mudah ) nasal untuk
Menunjukkan jalan memfasilitasi
nafas yang paten ( suction
klien tidak merasa nasotrakeal.
tercekik, irama Gunakan alat yang
nafas, frekuensi steril disetiap
pernafasan dalam tindakan.
rentang normal, Monitor status
tidak ada suara oksigen pasien
nafas abnormal ) Airway magement
Buka jalan nafas ,
gunakan teknik
chin lift atau jaw
trust bila perlu
Identifikasi pasien
perlunya alat jalan
nafas buatan
Aukultasi suara
nafas, catat adanya
suara tambahan
2 Nyeri akut Noc: Nic :
Pain level Pain management
Pain control Gunakan teknik
Comfort level komunikasi
Kh : teraupetik untuk
Mampu mengetahui
mengontrol nyeri pengalaman nyeri
(tahu penyebab pasien
nyeri, mampu Kaji kultur yang
menggunakan mempengaruhi
tehnik repon nyeri
nonfarmakologi Evaluasi
untuk mengurangi pengalaman nyeri
nyeri, mencari masa lampau
bantuan) Bantu pasien dan
Melaporkan bahwa keluarga untuk
nyeri berkurang mencari dan
dengan menemukan
menggunakan dukungan
manajemen nyeri Evaluasi
Mampu mengenali keefektifan control
nyeri (skala nyeri
intensitas, Analgesic administration
frekuensi dan tanda Tentukan lokasi,
nyeri) karakteristik,
kualitas, dan
derajat nyeri
sebelum pemberian
obat
Pilih analgesic
yang diperlukan
atau kombinasi
dari analgesic
ketika pemberian
lebih dari satu

3 Intoleransi aktivitas Noc : Nic :


Energy Bantu klien untuk
conservation mengidentifikasi
Activity toleransi aktivitas yang
Self care : ADLs mampu dilakukan
Kh : Bantu pasien/
Mampu melakukan keluarga untuk
aktivitas sehari-hari mengidentifikasi
secara mandiri kekurangan dalam
Ttv normal beraktivitas
Status respirasi: Bantu untuk
pertukaran gas dan mendapatkan alat
ventilisasi adekuat bantuan aktivitas
LAPORAN KASUS CA PARU DAN ASUHAN KEPERAWATAN

A. CONTOH KASUS

Ny. G, umur 35 tahun, jenis kelamin perempuan, agama Islam, suku/bangsa Batak,
pendidikan SD, pekerjaan pemulung, alamat jl.pitara rangkapan jaya rt02/07 no 37. depok,
tanggal masuk 07-03-2012 No. CM 21 47 24. Ruagan melati 14, dengan diagnosa medis kanker
paru. Ny. G mengeluh batuk, sesak nafas dan nyeri pada dada, dan tidak nafsu makan, dan
merasakan keluhan ini sudah berlangsung cukup lama dan sering demam batuk produktif.

ASUHAN KEPERAWATAN
1. Biodata Pasien Biodata Penanggung jawab
Nama : Ny. G Nama : Tn. H
Nomor MR : 21 47 24 Jenis kelamin : Laki laki
Umur : 35 tahun Umur : 37 th
Jenis kelamin : Perempuan Pekerjaan : Kary. swasta
Pekerjaan : Pemulung Hub. Dengan pasien : Suami
Pendidikan : SD Agama : Islam
Agama : Islam
Suku bangsa : Batak
Diagnose medis : Ca paru
Tanggal masuk : 7 maret 2012
Tanggal pengkajian : 8 maret 2012
Ruang rawat : Melati 14
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
- Riwayat Masuk Rumah Sakit
Klien masuk ke UGD tanggal 7 maret 2012 pukul 15.00 WIB Klien mengeluh
batuk, sesak nafas, dan nyeri dada. Sesak nafas di rasakan pada saat pasien
berbaring. Klien datang ke UGD dengan tingkat kesadaran composmentis,
tekanan darah 90/80mmHg, Respirasi Rate : 30 x/menit,suhu: 39 c. Klien
mengatakan serangan awal penyakitnya batuk, sesak nafas, dan nyeri pada dada,
mengalami demam, serta tidak nafsu makan.
- Keadaan Pasien Saat Pengkajian
Klien masih mengalami batuk namun tidak sesering saat belum menjalani
perawatan. Klien juga masih merasa sesak saat batuk. Saat ini kondisi pasien
masih tampak lemas dan wajah klien tampak pucat.
b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Klien mengatakan bahwa beliau mengalami dan merasakan keluhan ini sudah
berlangsung cukup lama dan sering demam batuk produktif.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan Menurut pengakuan keluarga, dalam keluarganya ibunya
mengalami penyakit yang sama dengan pasien yaitu kanker paru.

Genogram Keluarga

: Laki laki : Pasien

: Perempuan

3. Riwayat Psikososial Dan Spiritual


Klien mengatakan sedikit stress memikirkan penyakit yang dirasakan sekarang. Klien
menerima dengan sabar, mekanisme koping pasrah menyadari penyakitnya, klien
mendapat support dari suami dan anak-anaknya, sehingga membuat klien tenang dan
rilex.

4. Pola Kebiasaan Sehari-Hari


a. Pola makan
- Sebelum sakit : Pasien makan 3x sehari
- Saat di rawat : Pasien makan 3x sehari tetapi tidak sebanyak
biasanya.
b. Pemenuhan cairan (jumlah,jenis)
- Sebelum sakit : Pasien setiap harinya minum 8 10 gelas air
air putih / hari
- Saat di rawat : Pasien mendapat bantuan cairan infus RL 20
tetes/menit

c. Pola eliminasi (frekuensi,jumlah,warna,konsistensi)


- BAK
Sebelum sakit : 4-5 x / hari kuning jernih khas urine
Saat di rawat : 3-4x / hari kuning jernih khas urine
- BAB
Sebelum sakit : 1x / hari kuning kecoklatan khas feces konsistensi
lembek
Saat di rawat : 1 x / hari kuning kecoklatan khas feces konsistensi
lembek
d. Pola istirahat dan tidur
- Sebelum sakit : Pasien tidur siang 2-3 jam / hari dengan
nyeyak dan 7-8 jam / hari pada malam hari
dengan nyeyak
- Saat di rawat : Pada siang hari pasien tidur 1 jam / hari dan
tidak nyeyak karena batuk batuk dan 4-5
Jam / hari tidak nyeyak karena batuk batuk

5. Pola Kebiasaan Yang Mempengarhi Kesehatan


Pasien tidak merokok, tidak mengkonsumsi minuman beralkohol dan tidak memiliki
ketergantungan obat.
6. Pengkajian Fisik Head to Toe
a. Keadaan umum : Klien tampak lemah
- BB/TB : 55 kg / 158 cm
- TTV : TD 90/ 80 mmhg, RR 30x / menit, suhu 390C, nadi
113x / menit
b. Pengkajian Fisik Per Sistem
- Sistem penglihatan
Posisi mata : Simetris
Kelopak mata : Normal
Gerakan kelopak mata : Normal
Pergerakan bola mata : Normal
Konjungtiva : Normal
Kornea : Normal
Sklera : Normal
Pupil : Isikor
Otot mata : Tidak ada kelainan
Fungsi penglihatan : Baik
- Sistem pendengaran
Daun telinga : Normal
Bentuk : Normal
Karakteristik serumen : Normal
Kondisi telinga : Normal
Cairan dari telinga : Tidak ada
Perasaan penuh dalam telinga : Tidak
Tinitus : Tidak
Fungsi pendengaran : Normal
Pemakaian alat bantu : Tidak ada
- Sistem wicara
Kesulitan/gangguan wicara : Tidak
Kesulitan menelan : Tidak
- Sistem pernafasan
Jalan nafas : Ada sumbatan berupa sputum saat
batuk
Pernapasan : Sesak saat beraktivitas berat
Frekuensi : 30 x / menit
Irama : Tidak teratur
Pola nafas : Takipnea
Batuk : Ya dan productive
Sputum : Putih dan kental
Suara nafas : Wheezing
Menggunakan otot bantu nafas : Menggunakan otot bantu bahu
- Sistem kardivaskuler
Nadi : 113 kali / menit
Irama : Teratur
Denyut : Teratur
Tekanan darah : 90 / 80 mmhg
Temperature kulit :Hangat
- Sistem saraf
Tingkat kesadaran : Composmentis
Pupil : Isikor
Reaksi pupil terhadap Cahaya : Kanan dan kiri positive
- Sistem pencernaan
Keadaan mulut : Normal tidak ada keluhan
Kesulitan menelan : Tidak
Keadaan saliva : Normal
Mual : Tidak
Muntah : TIdak
Nafsu makan : Kurang
Kebiasaan BAB : 1 x/ hari
Bising usus : 5 7 x / menit
Warna feses : Kecoklatan
Konsistensi feses : Tidak ada kelainan
- Sistem imunologi
Alergi : Tidak ada alergi
- Sistem endokrin
Nafas berbau keton : Tidak
Tremor : Tidak
- Sistem urogenital
BAK : 3 4 x/hari terkontrol
Warna : Kuning jernih
Rasa sakit waktu BAK : Tidak
Pemakaian kateter : Tidak
Keluhan sakit pinggang : Tidak
- Sistem integument
Keadaan rambut : Tebal, bersih dan tidak kotor
Ketombe : Tidak
Kuku : Pendek dan tidak kotor
Kulit :Kulit kering, temperature 390C
tekstur halus
Turgor kulit : Baik elastis
Keadaan kulit : Baik
- Sistem muskuloskletal
Kesulitan dalam pergerakan : Tidak
Fraktur : Tidak
Postur tubuh : Normal
7. Pemerikasaan Penunjang
pH : 7,37, PO2 : 60, PCO2 : 50, HCO3 : 20,6, Base Exes : -3,7, saturasi oksigen 76%.
8. Terapi (Obat-Obat,Rencana Tindakan Pengobatan)

Dilakukan nya tindakan medis, kryoterapi, ablasi radiofrekuensi, terapi fotodinamik,


terapi biologis, kemoterapi dan radioterapi.
9. WOC

Merokok, bahaya
Bahan industry,
karena diet dan familial
karsinogenik perokok yang kurang
mengendap vitamin A
10. silia
Perubahan epitel WOC
dan
mukosa/ulserasi Karsinoma sel
bronkus Penyebaran neoplsat
besar Nyeri ansietas
kemediastinum timbul
Hiperplasi, karena pleuritik defisiensi
kanker paru-paru
metaplasi pengetahuan

Adenokarsinom karsinoma sel


skuamosa, iritasi, ulserasi,
a karsinoma bronkus pneumoni
menjadi
berkembang maka
mengandung batuk timbul
mucus >> lebih sering Himoptisis
menyumbat jalan
nafas Ketidakefektifan
bersihan
Anemis
jalan nafas
Kelelahan

Intoleransi
aktivitas
Analisa Data

No Data Etiologi (Pohon Masalah ) Masalah


1 Ds : Klien mengatakan Merokok, bahaya industry, Ketidakefektifan
batuk berdarah rasa karena diet dan familial bersihan jalan
tertekan pada dada dan perokok yang kurang vitamin A nafas
sulit bernapas (sesak).
DO : klien tampak Bahan karsinogenik mengendap
kesulitan bernapas,
napas cepat dan pendek, Perubahan epitel silia dan
menggunakan otot mukosa/ulserasi bronkus
bantu (bahu) saat
bernapas, bunyi napas Hiperplasi, metaplasi
tidak normal (mengi),
RR 30x/menit, nadi kanker paru-paru
113x/menit.
Temperature 390C, adenokarsinoma
tekanan darah 90/80
mmHg. mengandung mucus >>

menyumbat jalan nafas

Ketidakefektifan bersihan
jalan nafas

2 Ds : Klien mengatakan Merokok, bahaya industry, Nyeri akut


nyeri pada dada saat karena diet dan familial
batuk. perokok yang kurang vitamin A
DO : klien tampak
kesulitan bernapas, Bahan karsinogenik mengendap
klien tampak menahan
nyeri pada dada dan Perubahan epitel silia dan
tampak cemas. mukosa/ulserasi bronkus

Hiperplasi, metaplasi

kanker paru-paru

karsinoma sel besar

penyebaran neoplastic
kemediastinum timbul karena
pleuritik

Nyeri ansietas defisiensi


pengetahuan
3. Ds : Klien mengatakan Merokok, bahaya industry, Intoleransi
sulit beraktivtas. karena diet dan familial aktivitas
DO : keadaan umum perokok yang kurang vitamin A
lemah, aktivitas dibantu
keluarga seperti mandi, Bahan karsinogenik mengendap
tampak cepat lelah
dalam melakukan Perubahan epitel silia dan
aktifitas, klien mukosa/ulserasi bronkus
menggunakan otot
bantu (bahu) saat Hiperplasi, metaplasi
bernapas, klien sesak.
kanker paru-paru

karsinoma sel skuamosa,


karsinoma bronkus menjadi
berkembang maka batuk timbul
lebih sering

iritasi, ulserasi, pneumoni

himoptisis

anemis

kelelahan

Intoleransi aktivitas

Diagnosa Keperawatan

1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.dobstruksi bronkial sekunder karena invasi


tumor (penyakit paru obstruktif kronis).
2. Nyeri akut b.d agen cidera (karsinoma), penekanan saraf oleh tumor paru.
3. Intoleransi aktivitas b.d ketidak seimbangan oksigen (anemis), kelemahan secara
umum.

Nama Pasien : Ny. G Ruang Rawat : R. Melati 14

Nomor RM : 21 47 24
Rencana Keperawatan

N Diagnosa Keperawatan Tujuan/kriteria hasil Intervensi


o
1 Ketidakefektifan Noc : Nic :
bersihan jalan nafas Respiratory status : Airway suction
ventilation Auskultasi suara
Respiratory status : nafas sebelum dan
airway patency sesudah suctioning.
Kh : Informasikan
Mendemostrasikan kepada klien dan
batuk efektif dan keluarga tentang
suara nafas yang suctioning.
bersih, tidak ada Minta klien nafas
sianosis dan dalam sebelum
dyspneu ( mampu suctioning
mengeluarkan dilakukan.
sputum, mampu Berikan O2 dengan
bernafas dengan menggunakan
mudah ) nasal untuk
Menunjukkan jalan memfasilitasi
nafas yang paten ( suction
klien tidak merasa nasotrakeal.
tercekik, irama Gunakan alat yang
nafas, frekuensi steril disetiap
pernafasan dalam tindakan.
rentang normal, Monitor status
tidak ada suara oksigen pasien
nafas abnormal ) Airway magement
Buka jalan nafas ,
gunakan teknik
chin lift atau jaw
trust bila perlu
Identifikasi pasien
perlunya alat jalan
nafas buatan
Aukultasi suara
nafas, catat adanya
suara tambahan
2 Nyeri akut Noc: Nic :
Pain level Pain management
Pain control Gunakan teknik
Comfort level komunikasi
Kh : teraupetik untuk
Mampu mengetahui
mengontrol nyeri pengalaman nyeri
(tahu penyebab pasien
nyeri, mampu Kaji kultur yang
menggunakan mempengaruhi
tehnik repon nyeri
nonfarmakologi Evaluasi
untuk mengurangi pengalaman nyeri
nyeri, mencari masa lampau
bantuan) Bantu pasien dan
Melaporkan bahwa keluarga untuk
nyeri berkurang mencari dan
dengan menemukan
menggunakan dukungan
manajemen nyeri Evaluasi
Mampu mengenali keefektifan control
nyeri (skala nyeri
intensitas, Analgesic administration
frekuensi dan tanda Tentukan lokasi,
nyeri) karakteristik,
kualitas, dan
derajat nyeri
sebelum pemberian
obat
Pilih analgesic
yang diperlukan
atau kombinasi
dari analgesic
ketika pemberian
lebih dari satu

3 Intoleransi aktivitas Noc : Nic :


Energy Bantu klien untuk
conservation mengidentifikasi
Activity toleransi aktivitas yang
Self care : ADLs mampu dilakukan
Kh : Bantu pasien/
Mampu melakukan keluarga untuk
aktivitas sehari-hari mengidentifikasi
secara mandiri kekurangan dalam
Ttv normal beraktivitas
Status respirasi: Bantu untuk
pertukaran gas dan mendapatkan alat
ventilisasi adekuat bantuan aktivitas
Nama Pasien : Ny. G Ruang Rawat : R. Melati 14

Nomor RM : 21 47 24

Catatan Perkembangan

Hari/tanggal NO Dx. Jam Implementasi Evaluasi


Kep tindakan
8 Maret I 10.00 Mengauskultasi suara S:
2017 WIB nafas sebelum dan Klien mengatakan batuk
sesudah suctioning. berdarah dan sesak.
Menginformasikan O:
kepada klien dan bunyi nafas wheezing,
keluarga tentang skret warna putih dan
suctioning. kental, RR 30x/menit.
Meminta klien nafas Temperature 390C.
dalam sebelum tekanan darah 90/80
suctioning dilakukan. mmHg. Klien mengikuti
Memberikan O2 intrusi latihan napas
dengan menggunakan dalam, karakteristik batuk
nasal untuk berdahak
memfasilitasi suction A:
nasotrakeal. Masalah belum teratasi
Menggunakan alat P:
yang steril disetiap Intervensi dilanjutkan
tindakan.
Memonitor status
oksigen pasien
Membuka jalan nafas ,
gunakan teknik chin
lift atau jaw trust bila
perlu
S:
Mengidentifikasi
Klien mengatakan nyeri
pasien perlunya alat
masih terasa
jalan nafas buatan
O:
Mengauskultasi suara Klien masih tampak
nafas, catat adanya
lemah, masih menahan
suara tambahan
sakit, masih terlihat
cemas
II 10.30 Memvalidasi nyeri RR 30x/menit.
WIB pada pasien Temperature 390C.
Menganjurkan teknik tekanan darah 90/80
relaksasi dengan mmHg.
menganjurkan pada A:
pasien untuk menarik Masalah belum teratasi
nafas dalam lalu P:
menghembuskan dari Intervensi dilanjutkan
mulut hingga nyeri
terasa hilang
Observasi ttv
Menganjurkan pasien S :
untuk semifowler Klien mengatakan sulit
beraktifitas
O:
Aktifitas dibantu
keluarga dan perawat,
keadaan umum lemah,
klien sesak.
A:
Masalah belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
III 11.30 Membantu klien untuk
WIB mengidentifikasi
aktivitas yang mampu
dilakukan
Membantu pasien/
keluarga untuk
mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktivitas
Membantu untuk
mendapatkan alat
bantuan aktivitas
9 maret I 08.30 Mengauskultasi suara S :
2017 WIB nafas sebelum dan klien mengatakan batuk
sesudah suctioning. berkurang namun masih
Menginformasikan sesak (sulit bernapas).
kepada klien dan O :
keluarga tentang bunyi nafas wheezing,
suctioning. skret warna putih dan
Meminta klien nafas kental, RR 28x/menit.
dalam sebelum Temperature 370C.
suctioning dilakukan. tekanan darah 110/80
Memberikan O2 mmHg.
dengan menggunakan A:
nasal untuk Masalah belum teratasi
memfasilitasi suction P :
nasotrakeal. Intervensi dilanjutkan
Menggunakan alat
yang steril disetiap
tindakan.
Memonitor status
oksigen pasien
Membuka jalan nafas ,
gunakan teknik chin
lift atau jaw trust bila
perlu
Mengidentifikasi
pasien perlunya alat
jalan nafas buatan S:
Mengauskultasi suara klien mengatakan nyeri
nafas, catat adanya sudah berkurang
suara tambahan O:
Klien tampak lebih segar,
RR 28x/menit.
10.00 Memvalidasi nyeri Temperature 370C.
WIB pada pasien tekanan darah 110/80
II Menganjurkan teknik mmHg.
relaksasi dengan A:
menganjurkan pada Masalah sebagian teratasi
pasien untuk menarik P:
nafas dalam lalu Intervensi dilanjutkan
menghembuskan dari
mulut hingga nyeri
terasa hilang
Observasi ttv S:
Klien mengatakan sulit
Menganjurkan pasien
beraktifitas
untuk semifowler
O:
Aktifitas dibantu
keluarga dan perawat,
keadaan umum lemah,
klien sesak.
A:
Masalah belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
III 13.00
Membantu klien untuk
WIB
mengidentifikasi
aktivitas yang mampu
dilakukan
Membantu pasien/
keluarga untuk
mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktivitas
Membantu untuk
mendapatkan alat
bantuan aktivitas

9 maret I 08.30 Mengauskultasi suara S:


2012 WIB nafas sebelum dan Klien mengatakan batuk
sesudah suctioning. dan sesak berkurang
Menginformasikan O:
kepada klien dan Dahak warna putih dan
keluarga tentang kental, bunyi napas
suctioning. wheezing (mengi), RR
Meminta klien nafas 26x/menit. Temperature
dalam sebelum 370C. tekanan darah
suctioning dilakukan. 110/80 mmHg.
Memberikan O2 A:
dengan menggunakan Masalah teratasi sebagian
nasal untuk P:
memfasilitasi suction Intervensi dilanjutkan
nasotrakeal.
Menggunakan alat
yang steril disetiap
tindakan.
Memonitor status
oksigen pasien
Membuka jalan nafas ,
gunakan teknik chin
lift atau jaw trust bila
perlu
S:
Mengidentifikasi
Klien mengatakan nyeri
pasien perlunya alat
dan sesak berkurang
jalan nafas buatan
O:
Mengauskultasi suara Klien tampak melakukan
nafas, catat adanya teknik yang diajarkan RR
suara tambahan 26x/menit. Temperature
II 11.00 370C. tekanan darah
WIB Memvalidasi nyeri 110/80 mmHg.
pada pasien A:
Menganjurkan teknik Masalah teratasi sebagian
relaksasi dengan P:
menganjurkan pada Intervensi dilanjutkan
pasien untuk menarik
nafas dalam lalu
menghembuskan dari
mulut hingga nyeri S :
terasa hilang Klien mengatakan sudah
Observasi ttv
Menganjurkan pasien mampu beraktifitas
untuk semifowler sedikit.
O:
Aktifitas dibantu
keluarga dan perawat,
keadaan umum lemah,
sesak berkurang.
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Intervensi dilanjutkan
III 14.00 Membantu klien untuk
WIB mengidentifikasi
aktivitas yang mampu
dilakukan
Membantu pasien/
keluarga untuk
mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktivitas
Membantu untuk
mendapatkan alat
bantuan aktivitas

Anda mungkin juga menyukai