Anda di halaman 1dari 6

Dwita Oktaria dan Renti K Samosir | Diagnosis dan Terapi pada Buergers disease

Kriteria Diagnosis dan Tatalaksana pada Buergers Disease

Dwita Oktaria1, Renti K Samosir2


1
Bagian Pendidikan Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
2
Mahasiswa Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Buergers disease atau tromboangiitis obliteran adalah penyakit yang terjadi pada pembuluh darah berukuran kecil dan
sedang pada dewasa muda berusia 20-45 tahun dengan riwayat merokok atau penyalahgunaan tembakau. Penyakit ini
terjadi karena adanya proses inflamasi yang oklusif pada lumen pembuluh darah dan diidentifikasikan sebagai respon
autoimun terhadap nikotin. Buergers disease memiliki insidensi yang cukup besar pada daerah Asia, seperti India, Korea,
dan Jepang serta Israel. Penegakan diagnosis Buergers disease dapat ditentukan dari kriteria diagnosis, namun belum ada
kriteria yang diakui secara internasional. Salah satu kriteria yang sering digunakan adalah kriteria Shionoya. Gejala klinis
dapat ditemukan adanya klaudikasio, nyeri pada distal ekstremitas, adanya ulkus atau gangren, fenomena Raynaud, dan
hasil tes Allen yang abnormal. Temuan pada angiografi berupa tanda Martorell dan gambaran histopatologi berupa
trombus dengan inflitrat leukosit polimorfonuklear, mikroabses, dan sel raksasa multinuklear dapat membantu
penegakan diagnosis Buergers disease. Terapi pada Buergers disease dilakukan dengan penggunaan obat-obatan untuk
mengurangi rasa sakit dan menyembuhkan ulkus. Golongan obat yang digunakan adalah vasodilator, inhibitor platelet
antikoagulan, antiinflamasi, analog prostasiklin, dan trombolitik. Selain itu, simpatektomi, stimulasi medula spinalis, dan
terapi gen faktor pertumbuhan vaskular endotel serta amputasi juga dapat dilakukan. Namun, tatalaksana awal yang
paling penting untuk dilakukan adalah menghentikan konsumsi rokok. Hal ini bertujuan untuk mencegah progresi
penyakit dan amputasi.

Kata Kunci: Buergers disease, terapi, tromboangiitis obliteran

Diagnosis Criteria and Treatment in Buergers Disease


Abstract
Buergers disease or thromboangiitis obliterans is a disease that affected in small and medium blood vessel of 20-45 years
old people with history of smoking or tobacco abuse. Buergers disease occurs because of an occlusive inflammation in the
lumen of blood vessels and is identified as an autoimmune respond to nicotine. Buergers disease has high incidence in Asia,
particularly India, Korea, Japan, and Israel. The diagnosis establishment can be made by some diagnostic criteria, however
there is not the duagnostic criteria that is used internationally. The most used criteria are Shionoya criteria. The symptoms
are claucation, pain in distal extremities, ulcer or gangrene, Raynauds phenomenon, and an abnormal result of Allen test.
There can be found Martorells sign in angiographic. Histopathology findings are occlussive thrombus infiltrated with
polymorphonuclear leukocytes, microabscess, and multinucleated giant cells. Both angiographic and histophatology findings
can help the diagnosis establishment of Buergers disease. Using drugs as therapy for the patient can relieve the pain and
heal the ulcer. The drugs used are vasodilator, platelet inhibitor, anticoagulant, antiinflammation, prostacyclin analogue, and
thrombolytic. Besides, sympathectomy, spinal cord stimulation and endothelial vascular growth factor gene therapy, also
amputation are other ways of therapy for Buergers disease. But, the most important in early treatment is smoking cessation,
in order to prevent progression of the disease and avoid amputation.

Keywords: Buergers disease, therapy, thromboangiitis obliteran

Korespondensi: Renti Kusumaningrum Samosir, alamat Kota Sepang Indah Blok G No. 6, HP 08117221001, e-mail
rentiknsamosir@gmail.com

Pendahuluan Tromboangiitis obliteran diperkenalkan


Buergers disease atau disebut juga tahun 1879 oleh Von Winiwarter. Tahun 1908,
sebagai tromboangiitis obliteran adalah Leo Buerger mendeskripsikan penyakit ini
penyakit inflamasi oklusif pada pembuluh menurut evaluasi patologikal dari ekstremitas
darah arteri dan vena yang sering mengenai yang telah diamputasi dan dipublikasikan
bagian ekstremitas. Etiologi dari Buergers dalam bukunya pada 1924.2,3 Umumnya,
disease masih belum diketahui, namun Buergers disease terjadi pada orang dewasa
sebagian besar individu yang terkena penyakit muda usia 20-45 tahun. Rasio antara laki-laki
ini adalah perokok berat. Penyakit ini dan perempuan yang menderita penyakit ini
diidentifikasikan sebagai respon autoimun adalah 3:1.4 Beberapa studi melaporkan bahwa
terhadap nikotin, sehingga penyalahgunaan terdapat peningkatan prevalensi pada wanita
tembakau adalah faktor risiko utama.1 dari 11% ke 23%.3
Majority | Volume 6 | Nomor 2 | Maret 2017 | 126
Dwita Oktaria dan Renti K Samosi| Diagnosis dan Terapi pada Buergers disease

Buergers disease jarang terjadi pada Buergers disease sering mengenai pembuluh
individu keturunan Eropa Utara dan Amerika darah berukuran kecil atau sedang pada distal
Serikat, namun individu asli India, Korea, dan ekstremitas atas dan bawah.2
Jepang serta Israel memiliki insidensi penyakit Secara umum, penegakan diagnosis
Buergers disease yang tertinggi.4 Prevalensi suatu penyakit dapat dilakukan dengan
penyakit ini pada populasi di Jepang anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
diestimasikan sebanyak 5/100.000 orang pada penunjang. Anamnesis pada Buergers disease
tahun 1985.5 Prevalensi penyakit arteri perifer akan ditemukan riwayat merokok serta rasa
berkisar antara 0.5-5.6% di Eropa Barat, 45%- nyeri, klaudikasio pada kaki atau juga tangan
63% di India, 16-66% di Korea dan Jepang, dan saat beraktivitas dan istirahat.8 Sebagian besar
80% pada orang Yahudi di Israel.3 individu yang terkena Buergers disease
Sebagian besar kasus, gejala awal yang merupakan perokok. Buergers disease juga
muncul adalah rasa yang sangat sakit pada dapat terjadi pada individu yang
lengan bawah dan kaki pada saat istirahat. mengkonsumsi bentuk lain dari tembakau,
Individu yang terkena juga akan merasakan seperti tembakau yang dikunyah atau chewing
kram pada kaki ketika berjalan yang dapat tobacco. Perokok yang setiap harinya
menyebabkan pincang. Pada kasus berat, mengkonsumsi satu setengah bungkus rokok
individu dengan Buergers disease dapat terjadi atau lebih per harinya sangat mungkin
kematian jaringan (gangren) pada ekstremitas berkembang menjadi Buergers disease.9
yang terkena. Tidak ada pemeriksaan Perokok berat didefinisikan sebagai individu
penunjang yang spesifik untuk mendiagnosis yang mengkonsumsi lebih dari 20 batang rokok
Buergers disease, sehingga akan sulit untuk setiap harinya.10 Rasa nyeri pada bagian tubuh
mendiagnosis pada awal perkembangan yang terkena dapat menyebar ke daerah
penyakit. 5 sentral tubuh.5
Terapi awal pada Buegers disease Pada pemeriksaan fisik, dapat ditemukan
sangatlah penting, karena penyakit ini dapat adanya Raynauds phenomenon, yaitu
menimbulkan masalah sosial yang akan perubahan warna kulit menjadi lebih pucat
menurunkan kualitas hidup pasiennya. Terapi ketika berada di lingkungan yang dingin.8
awal juga berguna untuk mencegah amputasi Fenomena Raynaud terjadi pada sekitar 40%
ekstremitas yang terkena. Risiko amputasi pasien Buergers disease.5
pada tatalaksana Buergers disease jangka Tes Allen juga dapat digunakan untuk
panjang adalah 25% per 5 tahun, 38% per 10 mengetahui keadaan vaskularisasi di tangan.
tahun, dan 46% per 20 tahun.3 Berdasarkan Pada tes Allen, pasien diminta untuk
beberapa studi, insidensi amputasi mayor pada mengepalkan tangannya dan pemeriksa akan
pasien di Asia yang umumnya adalah perokok menekan pergelangan tangan pasien yang
muda adalah 12-31%.6 Kekambuhan penyakit bertujuan untuk mengobstruksi aliran darah ke
ini sering terjadi seiring dengan tangan. Setelah itu, pasien diminta untuk
pengkonsumsian rokok kembali dengan lebih membuka kepalan tangan, dan pemeriksa akan
dari 20% pasien di Amerika utara memerlukan melepaskan tekanan pada pergelangan tangan
amputasi mayor.7 pasien.8 Normalnya, telapak tangan akan dialiri
Terapi medikamentosa secara umum darah kembali dalam 5 sampai 15 detik. Hasil
tidak efektif dan pantangan terhadap tes Allen pada pasien dengan Buergers disease
penggunaan tembakau hanya mencegah biasanya negatif atau abnormal, dimana terjadi
progresi penyakit. Manajemen awal untuk perlambatan aliran darah pada tangan.2 Hal ini
pasien Buergers disease harus konservatif membuktikan adanya gangguan pada aliran
karena sebagian arteri mungkin tidak terkena. darah pada tangan pasien.
Hasil abnormal pada tes Allen pada
Isi perokok muda ditambah dengan adanya
Penyakit tromboangiitis obliteran atau ulserasi dapat menjadi indikasi yang jelas
yang lebih dikenal dengan nama Buergers menunjukkan adanya Buergers disease.
disease adalah suatu penyakit inflamasi non- Namun hasil yang abnormal ini juga dapat
aterosklerotik yang etiologinya masih belum terlihat pada tipe penyakit oklusif arteri kecil
diketahui, namun erat kaitannya dengan pada tangan seperti skleroderma, calcinosis
riwayat pemakaian tembakau atau merokok. syndrome, Raynaud's syndrome, oesophageal
127 | Majority | Volume 6 | Nomor 2 | Maret 2017
Dwita Oktaria dan Renti K Samosir | Diagnosis dan Terapi pada Buergers disease

dysmotility, sclerodactyly, dan telangiectasia sering digunakan untuk pasien-pasien yang


(CREST); trauma berulang; emboli; atipikal, seperti pasien lanjut usia, atau pasien
hipperkoagulabilitas; dan vaskulitis.5 Tak jarang, yang terkena penyakit ini pada arteri besar.3
pasien datang ketika telah terjadi kematian Pemeriksaan histopatologi secara umum
jaringan yang menimbulkan luka dan nyeri ditemukan adanya trombus dan infiltrat
pada ekstremitas yang terkena (gangren) atau leukosit polimorfonuklear dan terdapat juga sel
ulkus kronik di jari tangan atau kaki.11 raksasa multinuklear pada arteri dan vena yang
Penegakan diagnosis Buergers disease terkait.14 Gambaran histopatologi fase akut
ini sulit dilakukan pada tahap awal, karena termasuk oklusif trombus inflamatori dengan
gejala yang ditemukan tidak spesifik dan tidak sedikit inflamasi di dinding pembuluh darah.
ada pemeriksaan penunjang yang spesifik.5 Terdapat juga leukosit polimorfonuklear,
Oleh karena itu, penegakan diagnosis penyakit mikroabses, dan dapat ditemukan juga sel
ini dibantu dengan menggunakan suatu kriteria raksasa multinuklear. Ketika Buergers disease
diagnosis. Kriteria diagnosis yang sudah terjadi di lokasi pembuluh darah yang tidak
diajukan untuk mendiagnosis Buergers disease umum, maka diagnosisnya dapat ditegakkan
adalah kriteria Shionoya dan kriteria Olin.5 jika terdapat gambaran fase akut ini. Lesi fase
Kriteria Shionoya terdiri dari lima kriteria, yaitu intermediate ditemukan gambaran progresif
riwayat merokok; onset terjadi sebelum umur dari trombus dalam pembuluh darah.8
50 tahun; oklusi arteri infrapopliteal;
keterlibatan ekstremitas atas atau phlebitis
migrans; dan tidak ada faktor risiko
aterosklerosis lain selain merokok. Kriteria Olin
terdiri dari onset dibawah 45 tahun; riwayat
penggunaan tembakau; adanya iskemia
ekstremitas bagian distal dengan indikasi
klaudikasio, nyeri saat istirahat, ulserasi
iskemik atau gangren, dan didokumentasikan
dengan tes vaskular non-invasif; tidak
termasuk dari penyakit autoimun,
hiperkoagulabilitas, dan diabetes melitus; tidak
termasuk dari emboli yang bersumber di
proksimal dengan menggunakan ekokardiografi
atau arteriografi; dan temuan tetap dengan
menggunakan arteriografi pada ekstremitas
yang secara klinis terkait dan yang tidak
terkait.5 Kriteria diagnosis Buergers disease
yang paling sering digunakan adalah kriteria
Shionoya. 3
Pemeriksaan penunjang yang dapat
dilakukan adalah angiogram, biopsi vaskular,
dan pemeriksaan histopatologi. Temuan
angiografi pada Buergers disease berupa
corkscrewshaped collaterals, yang dikenal Gambar 1. Gambaran Corkscrew pada
dengan tanda Martorell, mengindikasikan Buergers disease15
adanya perubahan kompensasi pada vasa
vasorum akibat lesi segmental atau karena Tatalaksana awal yang paling penting
adanya oklusi pada ekstremitas bagian distal. 12 harus dilakukan pasien dengan Buergers
Namun, tanda Martorell ini bukan merupakan disease adalah menghentikan konsumsi rokok.
patognomonik Buergers disease, karena Penghentian konsumsi rokok bertujuan untuk
gambaran ini juga terlihat pada lupus mencegah progesi penyakit dan mencegah
eritromatus, skleroderma, sindrom CREST, atau amputasi. Terapi lain dilakukan pada pasien
penyakit oklusif pembuluh darah kecil lainnya, Buergers disease ini dapat berupa terapi
atau pada pasien dengan ingesti kokain, suportif. Terapi suportif perlu dilakukan untuk
amfetamin atau kanabis.13 Biopsi vaskular menjaga aliran darah tetap maksimal pada
Majority | Volume 6 | Nomor 2 | Maret 2017 | 128
Dwita Oktaria dan Renti K Samosi| Diagnosis dan Terapi pada Buergers disease

ekstremitas yang terkena. Mencegah cedera transcutaneous oxygen pressure tension


pada kaki dan infeksi sekunder adalah hal-hal (tcpO2) dalam 3 bulan dan tetap stabil selama
yang dapat dilakukan dalam terapi suportif. lebih dari 4 tahun, serta klaudikasio dan nyeri
Selain itu, mencegah vasokonstriksi karena saat istirahat hampir menghilang ketika
suhu dingin atau obat-obatan juga harus diterapi dengan stimulasi medula spinalis
dilakukan.5 diiringi dengan penurunan konsumsi rokok
Terapi medikamentosa yang digunakan (kurang dari 3 rokok per hari).20 Administrasi
untuk Buergers disease dibagi dalam beberapa gen faktor pertumbuhan vaskular endotel pada
kategori sesuai mekanisme obatnya yaitu, pasien dengan penyakit arteri perifer dapat
vasodilator, inhibitor platelet, antikoagulan, meningkatkan konsentrasi faktor angiogenik
antiinflamasi, dan analog prostasiklin. pada ekstremitas bawah yang iskemik,
Vasodilator seperti calcium canal blocker meningkatkan proliferasi sel endotel, dan
efektif dalam mengurangi sindrom Raynaud. pembentukan pembuluh darah pada
Prostaglandin E1 adalah vasodilator yang efektif ekstremitas yang iskemik tersebut.3
pada pasien Buergers disease. Ticlopidine, Tatalaksana lain yang dapat dilakukan
salah satu agregasi platelet inhibitor spesifik, pada pasien Buergers disease adalah amputasi.
menunjukkan efek yang menguntungkan untuk Indikasi amputasi adalah terdapat gangren,
meredakan nyeri dan menyembuhkan ulkus infeksi sekunder basah, rasa nyeri yang hebat,
pada Buergers disease.16 dan sepsis.21 Namun, amputasi dapat
Penggunaan antiinflamasi steroid belum dipertimbangkan untuk dilakukan pada pasien
menunjukkan adanya efek yang berarti. setelah lebih dahulu dilakukan simpatektomi.
Postasiklin (PGI2) atau analognya, seperti Hal ini dilakukan karena simpatektomi dapat
iloprost, beraprost, postinil sodium, juga meningkatkan suplai aliran darah dan
digunakan untuk Buergers disease. menurunkan level amputasi pada Buergers
Penggunaan iloprost, analog prostasiklin, disease. 22
menunjukkan efek yg lebih baik dari pada
aspirin terhadap meredakan nyeri pada saat Ringkasan
istirahat dan menurunkan risiko amputasi. 5,16 Buergers disease atau tromboangiitis
Terapi trombolitik intraarterial dengan obliteran adalah penyakit oklusi pada
streptokinase, yang berasal dari Streptococcus pembuluh darah berukuran kecil dan sedang
C. hemolyticus dan berguna untuk pengobatan dengan faktor risiko utama adalah merokok.
fase dini emboli paru akut dan infark miokard Diagnosis Buergers disease dapat ditegakkan
akut,17 telah diuji pada beberapa pasien yang jika terdapat 5 kriteria Shionoya dan didukung
memiliki gangren atau lesi pregangren pada dengan tanda dan gejala iskemia arterial pada
kaki atau jari kaki, menunjukkan hasil yang organ terkait dan terdapat temuan angiografik
baik dalam mencegah amputasi.16 dan histopatologi pada organ terkait.
Terapi nonmedikamentosa dapat Kriteria Shionoya terdiri dari riwayat
dilakukan dengan simpatektomi, stimulasi merokok; onset terjadi sebelum umur 50
medula spinalis, dan terapi gen faktor tahun; oklusi arteri infrapopliteal; keterlibatan
pertumbuhan vaskular endotel. Simpatektomi ekstremitas atas atau phlebitis migrans; dan
dapat menurunkan spasme arteri pada tidak ada faktor risiko aterosklerosis lain selain
Buergers disease. Simpatektomi menunjukkan merokok. Gejala Buergers disease adalah rasa
adanya efek meredakan nyeri dan membantu nyeri, klaudikasio pada kaki atau juga tangan
penyembuhan ulkus pada sebagian pasien saat beraktivitas dan istirahat, yang dapat
dalam jangka pendek, namun jangka menyebar ke sentral tubuh, serta adanya ulkus
panjangnya belum ditemukan efektivitasnya.5 kronis pada jari kaki dan tangan.
Stimulasi medula spinalis bertujuan untuk Hasil angiografi yang ditemukan pada
meredakan nyeri neurogenik. Stimulasi pada Buergers disease adalah corkscrewshaped
nervus spinalis T10-L1 menyebabkan parestesia collaterals, atau disebut sebagai tanda
ekstremitas bawah dan mengurangi nyeri Martorell, yang menunjukkan adanya
karena iskemia. Penurunan tonus simpatis perubahan kompensasi pada vasa vasorum
akan meningkatkan aliran darah nutrisi pada akibat lesi segmental atau oklusi pada
daerah yang terkena.18,19 Pada pasien dengan ekstremitas bagian distal. Pemeriksaan
Buergers disease, terjadi peningkatan histopatologi menunjukkan adanya gambaran
129 | Majority | Volume 6 | Nomor 2 | Maret 2017
Dwita Oktaria dan Renti K Samosir | Diagnosis dan Terapi pada Buergers disease

trombus dengan infiltrat leukosit treatment of buerger's disease: a review.


polimorfonuklear, mikroabses, dan sel raksasa Int J Low Wounds. 2006; 5(2):89-95.
multinukleat. 2. Ramin M, Salimi J, Meysamie A. An iranian
Pemberhentian konsumsi rokok pada scoring system for diagnosing buergers
paisen Buergers disease adalah hal pertama disease. Acta Med Iran. 2014; 52(1):605.
yang harus dilakukan. Terapi suportif 3. Rivera-Chavarra IJ, Brenes-Gutirrez JD.
diperlukan untuk mempertahankan aliran Thromboangiitis obliterans (buergers
darah tetap maksimal dan mencegah infeksi disease). Ann Med Surg [Internet]. 2016;
sekunder bila telah terdapat ulkus para 7:7982 [diakses tanggal 28 november
ekstremitas. Terapi medikamentosa yang dapat 2016]. Tersedia dari:
dilakukan adalah dengan menggunakan obat http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii
golongan vasodilator, inhibitor platelet, /S2049080116300061
antikoagulan, antiinflamasi, analog prostasiklin 4. National Organization for Rare Disorders.
dan trombolitik. Vasodilator yang efektif Buergers disease [internet]. Danbury:
digunakan pada Buergers disease adalah National Organization for Rare Disorders;
calcium channel blocker dan prostaglandin E1. 2007 [diakses tanggal 28 november 2016].
Inhibitor agregasi platelet yang paling efektif Tersedia dari:
untuk digunakan adalah ticlopidine. Namun, https://rarediseases.org/rare-
penggunaan antiinflamasi steroid belum diseases/buergers-disease/
menunjukkan adanya efek yang berarti. 5. Arkkila PET. Thromboangiitis obliterans
Iloprost sebagai analog prostasiklin, dan (buergers disease). Orphanet Journal of
trombolitik intraarterial dengan streptokinase Rare Disease. 2006; 1:14.
mempunyai efek yang baik dalam 6. Motukuru V, Suresh KR, Vivekanand V, Raj
menghilangkan rasa nyeri saat istirahat dan S, Girija KR. Therapeutic angiogenesis in
menurunkan risiko amputasi. Tatalaksana buergers disease (thromboangiitis
nonmedikamentosa untuk penyakit ini terdiri obliterans) patients with critical limb
atas simpatektomi, stimulasi medula spinalis, ischemia by autologous transplantation of
terapi gen faktor pertumbuhan vaskular bone marrow mononuclear cells. J Vasc
endotel, dan amputasi. Surg [Internet]. 2008; 48(Suppl 6):S5360
[diakses tanggal 30 november 2016].
Simpulan Tersedia dari:
Diagnosis Buergers disease atau http://dx.doi.org/10.1016/j.jvs.2008.09.00
tromboangiitis obliteran dapat ditegakkan 5
denga cara melihat kriteria diagnosis Shionoya 7. Faizer R, Forbes TL. Buergers disease. J
disertai dengan gejala iskemik, temuan Vasc Surg. 2007; 46(4):812.
angiografik berupa corkscrewshaped collaterals, 8. Mayo Clinic Staff. Buergers disease
dan gambaran histopatologi berupa oklusi [internet]. USA: Mayo Clinic Staff; 2016
trombus dengan infiltrat leukosit [diakses pada tanggal 23 desember 2016].
polimorfonuklear. Tersedia dari:
Penghentian merokok merupakan http://www.mayoclinic.org/diseases-
langkah awal yang harus dilakukan. Terapi conditions/buergers-disease/home/ovc-
medikamentosa Buergers disease 20179160
menggunakan obat-obatan vasodilator, 9. Centers for Disease Control and
inhibitor platelet, antikoagulan, antiinflamasi, Prevention. Smoking and buergers
analog prostasiklin dan trombolitik. Sedangkan, disease [internet]. USA: Centers for
terapi nonmedikamentosa dapat diterapkan Disease Control and Prevention; 2016
dengan simpatektomi, stimulasi medula [diakses pada tanggal 23 desember 2016].
spinalis, dan terapi gen faktor pertumbuhan Tersedia dari:
vaskular endotel serta amputasi. https://www.cdc.gov/tobacco/campaign/t
ips/diseases/buergers-disease.html#three
Daftar Pustaka 10. Health Canada. Terminology [internet];
1. Lazarides MK, Georgiadis GS, Papas TT, Canada: Health Canada; 2015 [diakses
Nikolopoulos ES. Diagnostic criteria and pada tanggal 23 desember 2016]. Tersedia
dari: http://www.hc-sc.gc.ca/hc-ps/tobac-
Majority | Volume 6 | Nomor 2 | Maret 2017 | 130
Dwita Oktaria dan Renti K Samosi| Diagnosis dan Terapi pada Buergers disease

tabac/research-recherche/stat/ctums-
esutc_term-eng.php
11. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, editor.
Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi 4.
Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit
Dalam FK UI; 2006.
12. Gallagher KA, Tracci MC, Scovell SD.
Vascular arteritides in women. J Vasc Surg.
2013; 57(Suppl 4):S2736.
13. Dimick S, Goh A, Cauzza E, Steinbach L,
Baumgartner I, Stauffer E, et al. Imaging
appearances of buerger's disease
complications in the upper and lower
limbs. Clin Radiol. 2012; 67:1207-11.
14. Conde ID, Pena C. Buerger disease
(thromboangiitis obliterans). Tech Vasc
Interv Rad. 2014; 17:234-40.
15. Klatt EC. Robbins and cotran altas of
pathology. Edisi 3. Philadelphia: Elsevier
Saunders; 2015.
16. Khanna AK, Puneet MS. Manual of
vascular surgery. New Delhi: JP Medical
Ltd; 2011.
17. Nafrialdi, Setawati A, editor. Farmakologi
dan terapi. Edisi 5. Jakarta: Departemen
Farmakologi dan Terapeutik Fakultas
Kedokteran UI; 2007.
18. Klomp HM, Steyerberg EW, Habbema JDF,
van Urk H. What is the evidence on
efficacy of spinal cord stimulation in
(subgroups of) patients with critical limb
ischemia. Ann Vasc Surg. 2009; 23(3):355
63.
19. Gersbach P, Argitis V, Gardaz J, Segesser
LV, Haesler E. Late outcome of spinal cord
stimulation for unreconstructable and
limb-threatening lower limb ischemia. Eur
J Vasc Endovasc Surg. 2007; 33:717-24.
20. Niclauss L, Roumy A, Gersbach P. Spinal
cord stimulation in thromboangiitis
obliterans and secondary raynaud's
syndrome. Eur J Vasc Endovasc Surg. 2013;
36:9-11.
21. Smeltzer SCO, Bare BG, Hinkle JL, Cheever
KH, editor. Brunner & suddarth's textbook
of medical-surgical nursing. Volume 1.
Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins; 2010.
22. Saha ML. Bedside clinics in surgery. New
Delhi: JP Medical Ltd; 2014.

131 | Majority | Volume 6 | Nomor 2 | Maret 2017

Anda mungkin juga menyukai