REPUBLIK II'IDONESIA
SAI.INAI{
PERATURAN IVlENTERI KEUANGAN
NOMOR 252IPMK.0312008
TENTANC
Menimbang bahwa clalam rangka mt'laksanakan kett'nLuan P;rsal 21 avat (8) Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilarr sebagaimana telah treberapa kali
tliubah tt:rakhir cL.ngar.r Unciang-Unciang lrvomor 36 l'ahurr 2008, perlu
menetapkan Pe'raturan ivlenteri Keuanqan tcntang Petunjuk Pelaksanaan
Pcmotonilan Pirjak ;rtars Pcnglrasilan Sehuburrgan Dcngarr Pekt:rjaan, Jasa, clan
Kt'giatan Orang Pri['rtii;
Mengingat 1. Unciang-Urrtl;.rrrg Nrrntor 6 'fal-run lc)fij tt'ntang Kt'tcntu;rrr Umum clan Tata
Cara Perpajakarr (l-embaran Ncllara Rcpulrlik Incloncsia Tal'run 1983 Nomor
49, Tambahan l-cmbaran Nr'gara Ilepublik Irrdone'sia Nomor 3262)
sebagaimana tc.lair beberapa kali diul'rah tt'rakhir clengan Unclang-Unclang
Nomor 28 Tahurr 2007 (Lenrbaran Ntgara Rcpublik lrrclonesia 'Iahun 2007
Nomor 85, 'Iambahan Lembaran Negar':r Reptrblik Irrtloncsia Nomor 4740);
2. Undang-Unrlang Nomor 7 Tahun 19133 ttntang Pajak Pt'nghasilan (Le'mbaran
Negara Repulrlik lndonesia Tahun 1983 Nomor 50, Tamtrahan Lc'mlraran
Negara Republik Incloncsia Nomor 3263) sebagaimana telah beberapa kali
c'liubah tc'rakhir clengan Undang-Unrlarrg Nomor 36 Tahun 2008 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahurr 2()08 Nomor 133, Tamlrahan Lembaran
Negara Re 1-rulrlik Inrlorrcsia Norlor J893);
3. Kepu1us"t11 Pre sirlcn Notrtor 20,/ P 1-alrun 1()t)5;
1\4ENlUTUSKAN:
BAB I
KI]TENTUAN UN,lU\,1
Prrsal I
4. Per.notong PPh Pasal 2.1 cian/atau PI'h Pasal 26 trelalah \\ajib Pajak orang
pribadi atau Wajib Pajak batlan, tcrmasuk bcrrtuk usaha tetap, yang
lnen"lpunyai kera'ajil-ran untuk n.relakuk.tn pcnl()tnlttlzrn paiak atas
Penghasilan Sehubur-rgan Dengan Pekcrjaan, Jasa, tlan Kr:'giatarr Orang
Pribadi sL-bagaimana tlimaksutl tlalam P.rsal 2'l tlan Pasal 26 Unriang-
Urrclang Pajak I'cnghasilan.
11 Pegawai fic'lak tetap/ tenaga kerja lcprrs aclalah pegar",'ai yang hanya
menerinta penghasilarr apabila pcgal'ai varr13 lrcrsangkutan bekerja,
bcrclasarkan jumlah hari t.rekcrja, jrrnrlah trnit hasil pekcrjaan yang
clihasilkan atau pgnyclcs.riarr suatu jt'nis pckcrjaan vang eliminta olch
pernbcri kt rja.
l.) Pese'rta kcgiatan atl:rlah orang pribar-li vang tcrlibat clalarm suatu kegiatan
tortentu, termasuk mengikuti rapat, sielan13, scminar, lokakarya
(workshop), pcncliclikarr, pcrtunjr.rkan, olahraga, atau kegiatan lairrnya cian
ntencrima atau nrc'mperolclr imbalan sehulrungan dengan
kc'iktr tserta ann1,a rla Ia t-tt ke1; ia ta rr terselru t.
aA
1t. Penerima pensiun aclalah orang pril.racli atau irhli n'arisnya yang menerima
atau memperolel.r imbalan untuk pekt-'rjaar-r viirrg rlilakukan c1i masa lalu,
termasuk orang pribacli atau ahli tvarisnva ),ang mL'ncrirna funjangan hari
tua atau jaminan lrari tua.
18. Upah mingguan aclalah upah atau inrl-ralan vang clitt.rima atau r-liperoleh
pegarvai yang terutang atau clibayarkan secara rnirrgguarr.
19. Upah. satuan aclalah upah atau imbalarr t,ang cliterirna atau cliperoleh
pegar^,'ai ;'ang terutang atau dibal'arkan berclasarkan jumlah unit hasil
1'rekcrjaarr yang rlihasilkan.
Upah borongan aclalah upah atau imbalatr varrg clitt'rima atau cliperolel.r
pcgar'r.ai yang telutang atau clibavarkan trclclasarkarn penyelesaian suafu
jenis pekerjaan tcrtentu.
ZJ lvlasa Pajak terakhir adalah masa Desernber atau masa pajak tertentu di
marla pegawai tetap berhenti bekerja.
BAB II
PasaI ?
BAB III
Pasal 3
Penerima Penghasilarr yang Dipotong PPh Pasal 21 cian atau PPh Pasal 26 adalah
orang pribadi yang merupakarr :
a. pegau'ai;
Pasal -1
a. pejabat penvakilan clipiomatik c'lan konsulat atau pcjabat lairr clari negara
asing, clan orarlg-orang vang eliperbantukan keparla mc.reka yang bekerja
pac'la t-lan bertempat tinggal bersama mcrcka, clt'rrgan syarat bukan warga
negara Indonesia dan di Indorresia ticlak mcnerima atau memperoleh
pcngl'rasilan iain cii luar jabatan atau pekerjaannva tersebut, serta negara yang
lrersarrgkutan memberikan perlakuan timtraI balik;
b. pejabat prerwakilan organisasi internasional scbagaimana dimaksud clalam
Pasal 3 ayat (1) huruf c Unclang-Unclang Pajak Penghasilan, yang telah
ditetapkan oleh lr4enteri Keuangan, clengan svarat bukan warga negara
Incloncsia clan titlak merrjalankan usaha at;ru kclliatan atar,r pekerjaan lain
tt lrttr k tlrt'tn pt'rolt'11 p1'111'l1asil1p tla ri I trtl.rrt,si.r.
A!'iliiT,iT533[E3ll
B;\ tl I\,'
Pasal 5
(1) Pengl'rasilan vang rlipotong PPh Pasal 21 clirrr/atau PPh Pasal 26 aclalah:
d. Lrcnghasilan pegar,r'ai ticlak tt't"rp atau tr'naga kcrja lepas, berupa upah
Itariarr, tlPah ntit'U'lluau, ttl'r;rh srrtuatt, uPah f1v11'y11gi.rn atau upah yang
cl ibayalkan secara trulanrrn;
f. imbalan kr:paL{3 pescrta kegiatarr, antara lairr beru;ra uang saku, uang
representasi, uarrg rilpat, hclttor.rriunr, h.rc.liah atau pcnghargaan ciengan
nama clan clalam bentuk apapurr, clarr inrbalan sr.jenis dengan nama
apapun.
(r) Perrghasilarr ),;rng rlipotetrg PP| Pasal 2'l tlal/atatr PP[ Pasal ?(r sebagaimana
ciimaksurl pacla avirt ('l) ternrasuk Pula pcncrirrraan tlalam benfuk naLura
clatr/atar"r kt:niknratarr lainr-rva clt'nr1an rr;rnr.i tlan rlalanr bcntuk apapun yang
r,libt'r'ikarr olt'h:
a. bukan Wajib Pajak;
b. Wajib Pajak vang elikenakan Pajak Pt'ngl'rasiltrn varlg lrcrsifat final; atau
c. Wajib Pajak vang clikcnakarr Pajak Pr'nghasilan beldasarkan norma
penghitungan khusus Qletrtrcd yroftt).
Pasal 6
(1) Penghitungan PPh Pasal 21 clan/atau PPh Pasal 26 atas penghasilan berupa
penelimaan dalam bentuk natura darr/atau kerrikr-rratan lainnl';q selragaimana
rlimaksucl clalam I'asal 5 avat (2) cliclersarkarr lra.la harga pasar atas barang
yang cliberikan atau nilai n'ajar atas pcmberian kt-nikmatan yang r-liberikan.
(2) Dalam hal pengl.rasilan sebagaimana ciimaksucl darlam Pasal 5 ayat (1)
diterima atau cliperoleh dalarn nlata uang asing, pt'nghitungan PPh Pasal 21
clan atau PPh Pasal 26 cliclasarkan pacla nilai tukar (ktrrs) vang ditctapkan
oleh Mcnteri Keuangan vang berlaku lratia saat peml.ral'aran penghasilan
tersebut atau pacla saat ciibeirankan scbagai bial'tr.
Pasal 8
(1) Tirlak tenlasuk tlalam ;.rengeltian pr.nllhasilan I'an11 elipotonl; PPh Pasal 21
aclalah:
a. pcmb;rvararr rlanfaat .ltaLl santrlrirn asurarrsi dari pr.rr-rsahaalr asuransl
schuburrl',;rrr tlt rrgan asu ransi ktst'hatarr, asu rarrsi kt.ct,l akaan, astr ransi
jir.va, asuransi cllvri3r"rrra, tlarr asur.rrrsi lrca sisrr'.r;
BAB V
Pasal t)
(l) Dasar pengenaan clan pemotongan PPh Pasal 21 aclalah sebagai berikut;
a. Penqhasilan Kcna Pajak, 1'ar.r11 berlaku ba11i.
h,IENTERI KEUANGAN
FEPUBLIK INDONESIA
l. pcgirwiri tctap;
2. Pencrirna |r'nsiun l.crkala;
3. pegawai ticlak tetap yang 1-re'nghasilannl,l dibayar se'cara bulanan
atau jurrrlah kumulafif penghasilan varrg rlitcrima clalam 1 (satu)
bulan kalender telah melt'l-rihi jur.r.rlalr PTKP sebulan unfuk cliri Wajib
Pajak sc'ndiri;
4. [-:ukan pe1,,ar.r.ai, yang nrcliputi:
a) clistrit'rutor multi lt'vel n.rarketin;i at.ru r/irr,cf x:llitrg;
Lr) l-tetugas clinas luar asuransi vang ticlak bcrstatus sebagai
Fegal{ar;
c) penjaja Lralang ciagangarr I'ang tirlak berrstatus sebagai pegawai;
ciar-r/atau
cl) pencrima pc'nghasilan bukarr pegarr'ai lainnya yang menerima
penghasilan clari Pe rnotong PPh Pasal 21, secara
bcrkcsir.rambungan clalar.rr 1 (satu) tahun kalc'ntlcr.
Lr. Jumlair perrl;hasilan varrg melebihi bagian penghasilarr yang tidak
clilakukan pemotongan PPh Pasal 21 sebagaimana climaksud dalam
Pasal 2l ayat (4) Unclang-Unrlanli Pajak Pt'nghasilan, vang Lrerlaku bagi
pcgarvai titiak tetap vang mcnerirna upall harian, upah mirrgguan, upah
satuan atau upah boronsan, scpanjanrl Pelrghasilarl kumulatif yang
tliterima clalam l (salu) bulan kalcncler belum melcbihi jumlalr PTKP
scbulan untuk rliri \{ajib Pajak scnrliri.
c. Jurnlah penrihasilan Lrruto, r'an[ bcrlaku Ltagi perrcr-irla penllhasilan
sclain pc.rrelinra pr1gl351lan scbasaimana rlinraksurl piril huruf a elan
huruf [.r.
(2) PTKP st-.bulan sebagaimana dimaksucl parla al'ai (1) arrliilah PTKI'dibagi 12
(ciua belas).
(3) Dasiir pengenaan elan pL.motongarl PPli Pasal 26 ael;rlah jurll;rh penghasilan
bruto.
IJAB \/I
Pasal 10
b. iuran yang terkait dengar-r gaji yang ciibal'ar oleh pegan'ai kepacla dana
pensiun vang pendiriannya telah ciisahkan olt'lr Mentr:ri Keuangan atau
badan penvelenggara tunjangan hari tua atau jaminan hari tua yang
ciip'rcrsan-rakarr clt'ngan clana pren5iu11 \'crng l.t'rrcliriannl'a telah clisahkan
olch Mentcri Kcuangan.
(4) Besarnya penghasilan neto t'ragi perrerima pensiult l,ang clipotong PPh Pasal
21 adalah seluruh jumlah penghasilan irruto t'likuranlli dengan biaya
pensiun sebagainrana clin-raksucl clalanr Pasal 21 ayat (3) Unclang-Undang
Pajak Pcnllhasilan.
(5) Besarnya PTKP bagi karyawati berlaku kt'tentuan sclragai Lrc'rikut:
a. bagi karyarvati karvirr, st'beserr PTKP untuk dirinva scncliri;
b. bagi karyarvati ti.lak kau'in, scbt,sar PTKP urrtuk r'lirinya sendiri
clitarnbah PTKP untuk keluarga ),ang menjacli tanggungan
sepcnuhnYa.
(6) Dalam hal kart'arvati kawin clapat ntcnunjukkan kt:terarrgarr tcrhrlis tlari
Pc.merintah Dar:rah sctempat sel'cnrlah-rcrrclrtlrrrva kecarrratan yang
menyatakan bahu'a suamirrva titlak me'neritna atau mernperolelr
untlk clirilv;r scnciiri clitarnt-rah
penghasilan, besarnl'a PTKP aclalah Pl KP
PTKP unfuk status kan'in tlarr PTKP rrrrtuk keluarga I'ang menjacli
tanggungan sepc.nuhnva.
(7) Besalrrl'n PTKP clitentukan lrerciasarkan ktatlaan pacia arval tahun kalencler.
(8) Dikecualikan dari kctcrrhran st-bagainrarra dimaksucl pada ayat (7), bcsarnya
PTKP untuk pc'ga\4,ai 1'ang baru clatarrl; tlan mcnetap cli Inrionesia clalam
bagian tahun kalc.rrdcr riitc.rrtukirn bcrdttsarkan keaclaan pacl;r awal bulan
clari lragian tahun kalcnclL.r )/a11g bcrsangkutarn.
Pasal I 1
(1) Atas pcnghasilan bagi pegan'ai ticlak tctap atau tenaga kerja le1-ras yang tidak
clil.rayar secara Lrulanan at.ru jurnlah kr"rmulatifnl'a clalar.r.r I (satu) bulan
kalencler L-relum me.lebihi PTKP sebulan untuk eiiri \{ajib Pajak sendiri
berl;rku kete'ntuan sebagai be likut:
' a. tidak clilakukall pcmotongan PPh Pasal 21, clalam hal per.rghasilan sehari
at.ru rata-rata pengl'rasilarr schari Lrr.lum nrclebihi bagian pr'nghasilan yang
ticlak clilaktrkan pemotorrgan sebagaimana dimaksurl clalam Pasal 21 ayat
(4) Undang-Unclang Pajak Pengliasilan;
b. clilakukan pemotongan PPh Pasal ?1, cialam hal penghasilan sehari atau
rata-rata penghasilan sehari melebihi l-ragian penghasilan yang ticlak
dilakukan pemotongan sebagaimana tlimaksuc'l dalam Pasal 21 ayat (4)
Unrlang-Undang Pajak Penghasilarr, cian bagian penghasilan yang tidak
clilaktrkarr pL'lrt()toll8,al1 tt'rst'lrtrt nt('rupitkitrt jtrmlah yang rlapat
tl i ktr rrtrr1',karr tl,r t i It'111, l1;15,i l,tn brrr t, r.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
/?\ Rrrhr-rata ponghasilan se'hari sebagainrana rlimaksucl patla ayat (1) adalah
rata-rata up;rh mirrl3guan, trpah satuan atatr upah borongan unhrk setiap hari,
kerja yang cligurra kan.
(3) Dalam hal pegart,ai ticlak te'tap telah mr:mperoleh penghasilan kumulatif
dalarn 1 (safu) Lrulan kalender )'ang mcL-bihi PTKP sebulan untuk cliri Wajib
Pajak sendiri, maka jumlah yang dapat dikurarrgkan c'lari l.rsnghssilan t'rruto
aclalah sebesar PTKP yang seberrarnva.
rJ\ PTKP yang seben11111,n selragi]imana clin-raksutl parla avat (3) adalah sebesar
PTKP untuk jumlah hari kerja vang scbelrarrrva.
/5\ PTKP sehari sebagai clasar untuk menetapkan PTKP yang sebenarnya aclalah
sebesar PTKP ctibagi 360 (figa ratus enirm puluh) hari.
((') Dalam hal berclasalkan kt'tentuan di biclang kete'nagakerjaan cliafur
kewajiban untuk mcngikutsertakan pegarvai ticlak tetap atau tenaga kerja
ic-pas elalam progrant jirmirr:rn l-rari tua i-rtau tunjangan l-rari tua, maka iuran
jan'rinan hari ttra atrtu iuratr turrjangarr hari tua yang clibayar serrcliri olch
pegawai ticlak tctap kcpacla baclan per.rvek'rrrgara jaminan sosial tenaga kerja
atau baclan pL.nvelenggara iunjangarr hari tu;r, clapai clikurangkan clari
penghasilan bruto.
Pasal 12
BAB VII
TARIF PENIOTONGAN PA]i\K D;\N PENERAPANNYA
Pasal 13
(4) Dalanr hal pegan';ii tt'tap mcmpurrvai keu'ajibarr pajak suLrjcktif terlritung
scjak arval tahun kclentlt'r clan mulai be kerja sctelurh bulan Januari, termasuk
pegalt,ai yang setrclumnya bekerja patla pemlreri kerj;r lain, ban),aknya trulan
yang menjacli faktor pengali sebagaimana dimaksutl pacla ayat (2) atau
faktor penrbagi sclragaimarra clirnaksucl p31l;1 ayat (3) atlalah jumlah bul;rrr
tersisa dalam tahun kalendcr sejak varrg bersanllkutarr r.rrulai bckc4a.
/5\ Bcsarnva PPir Pasal 21 vang harus rlipotorrg untuk masa pajak terakhir
adalah selisih antara Pajak Perrgl'rasilarr )'ang terutang atas seluruh
penghasilan kena pajal selarna 1 (satu) tal.run prajak atau birgian tahun prajak
clengan PPh Pasal 21 vang telah clipotorrg pacla masa-n1asa sebelumnya
clalam tahun pajak yang bersangkutar.r.
(6) Dalam hal pegstt'ni tcti,rp kc'rvajilrirn [raiak subjt:ktifrrya harrya meliputi
Irallian talrun paj.rk, pcrhitr,rrrr;an PPh Plsal 2l yarr1l tt'rrrt;rn1; untuk ballian
ttrl.rtrr.r pajak terst'but dihitunli bcrrl.rsarkarr penl;hasilan kena pajak yang
clisetahunkan, sebanrlirrg tlenllan jumlah bulan rlalarn l.agian tahun pajak
y,ang bersangkutarr.
(7) Dalam hal pegalvai tetap berhenti br:kerja sebelum bulan Desember dan
jumlah PPh Pasal 21 yang telah ciipotong clalam tahun kalencler yang
Lrersangkutan lc'Lrih bt.sar ciari PPh Pasal 21 r'ang terutang untr.rk 1 (satu)
tairun pajak, rnaka kelebihan PPh Pasal 21 r,'ang tclah cliPotorrg tersetrut
dikembalikan kepatla pegau'ai tetap vang bersanllkutan bersamaan dengan
pemberian bukti pemotongan PPh Pasal 21 , pralirrg lambat akhir bulan
bc.riku bnya setclali bc.rhenti Lrckerja.
(1) Atas penghasilan vang cliterima atau clipcroleh pegart'ai ticlak tetap atau
tenaga kerja lepas berupa upair harian, upah nringguan, upah sabuan, upah
borongan, dan uang saku harian, sepanjang penghasilan ticlak dibayarkan
secara Lrulanan, talif lapisan pertama scirtrilaimana climaksucl dalam Pasal 17
ayat (l) huruf a Untl;rn1',-Unclanli P;rjak Pt'nlihasilan clitt'rapkan atas.
lvlENTERl KEUANGAN
NEPUBLIK INDONESIA
a. jumlah pengh.rsilan bruto cli atas bagian pcrrghasilan yang tidak
clikenakan pen'totongarl pajak sc'bagair.narra climaksucl dalan-r Pasal 21 ayat
(4) Untlang-Unclang Pajak Penghasilan; atau
Pasal 15
Pasal l6
a. honorarium atatr imbalarl \,ang bersifat tidak te'rabur Vang cliterima atau
cliperoleh anggota clewan komisaris atau (lewan pengahtas yang tidak
merangkap sellagai pegawai tetap pada pL'rusahaan yatlg sama;
b. jasa produksi, tantiem, gratifikasi, bonus atau imbalan lain yang bersifat
tidak teratur yang diterima atau diperoleh mantan pegawai;
(r. pr.rrarikarr clana 1.t.nsiun olch pescrta lrollrarn pcnsir-tn vang masih berstatus
st,balliti l]('lla\\,ai, rlari tlana }r('nsiun van1l ppp1llliann1,;1 tclah clisahkan
It lenttrri Kt'u attrla tr.
H,t.T,i1,533183iX
Pasal 17
Tata cara pemotongarl PPh Pasal 21 atas pe-nglrasilan berupa u(rng pesangon, uang
manfaat pensiun Vang cli[.ra1,ar ole'h tlana f.rerrsiun \.ang
]rcncliriann),a telah
disahkan oleh Mentc.ri Keuangan, clan tunjangan hari tua atau janrinan hari tua,
yang dibayarkan sekaligus oleh L.radan pr'nvcle.rrggara tunjangan hari tua atau
baclan penyelenggara jamirran sosial tenaga kerja, cliatur elalam Feraturan Menteri
Kc.uangatr terserrr'liri.
Pasal I Il
Tata cara pemotongan clan pcngt:naan pph pasal 2l atas ppngllilsilan yang
bcrsumber clari anggaran pendapatan rlan bt,lanja ncgara atau anggarar.l
l.renclapatan belanja daerah ),ang rliterima atau rliperolth pejabat ncgara, pega\^,al
rrcgeli sipil, anggota TNI/PoLRI cian pcnsiunarxrva, cliatur clalam ptrafuran
N4t'rr tr'ri Kcuarrgan tcrserrrl iri.
Pasal lt)
(r) Tarif PPh Pasal 2(, sebesar 2011, (elLra Pulrrh Ptrscn) tlarr bersifart final
eliterapl<an atas pcrrl3ll3silarr lrruto varrr', clittrilna atau tlipcloleh se.bagai
imbalan atas pekeljaan, iasa, clarr kegiatan vang clilakukan olth orang pribicli
elengatr status Subiek Pajak luar nt'gcri tlcngarr lrrcrnpcrhatikarr kctentuan
Persehrjuan Penghindalan Pajak Berganrla yang bcrlaku antara Reputrlik
Incloncsia denga. rlegara clomisili subjtk Pajak luar negeri tcrsr,L.rut.
(2) PPh Pasal 26 sebagaimana tlimaksucl patia avat (1) tirlak bcrsifatfiual t.lalam
hal orang pritratli scbag:ri \Alajib Paiak Iuar ncgcr.i tersebut bertrbah stafus
mcrrjarli Wajib Pajak tlalarn rregcri.
BAB VIII
Pasal 20
(1) Bagi Pe'ncrima Pcrrghasilan varlg Dipotorrg PPh pasal 21 yang ticlak memiliki
Nomol Pokok Wajitr Payak, clikenakan pcnrotongan PPIr Ptrsal 21 clengan tarif
Iebih tinggi 20% (dua puluh pcrsen) clarip;rtla tarif I'ang riite'rapkan terhaclap
Wajib Pajak yanl; memiliki Nomor Pokok \\ralib Pajak.
(2) Jumlah PPh Pasal 21 yang harus clipotorrg sclragaimana ciimaksurl pacla ayat
(1) adalah sebesar 1209'" (seratus clua puluh pe.rse'n) clari jurnlah pph pasal 21
yang seharusnya dipotong tlalam lral yarrg bersangkutan memiliki Nomor
Pokok lVajib Paiak.
BAI] IX
Pasal 21
(1) PPh Pasal 21 clan/atau PPlr Pasal 26 te'rutang bagi Per.rerima Penghasilan
pada saat clilakukan pembavaran atau patla saat terLrtangn)/a Penghasilan
1'an11 l.crsangku tarr.
()\ PPli Pastrl 2'1 clarr/atau PPh Pasal ?6 tcrutarlg lr;rgi Pemotorrg PPh Pasal 21
dan :rtau PPh Pa-rsal 26 ulrtuk setiap masa pajak.
(3) ayat (2)
Saat tr:rutang untuk setiap n.rasa Pajak sclragaimana r'limaksucl pada
adalah akhir [rr-rlarr clilakukannya Pembavaran atau pada akhir bulan
terutangnya pcnghasilan yang bersangkutan.
BAB X
(r) Pemotorrg PPlr Pasal 2] tlan/atiru PPh Pas.rl 26 clarr Pe'nerima Pcnghasilan
yang Dipotong PI,h Pasal 21 n'ajib r.r.renclaftarkarr cliri ke' Kantor Pelayanan
Pajak sesuai tlengau keteutuan vanl; be Iaku.
(2) Pegarvai, Penerinta pensiurr bel'kala, serta bukan pegawai sebagaimana
elimaksud claiam Pasal 9 avat (1) huruf a angka 4 u'aiil. membuat surat
pernlrataan yang bcrisi jumlah tanggungar.r kc'luarga pacla awal tahun
kalencler atau parla saat mulai meniadi Subjek Pajak clalam negeri sebagai
ciasar penentuan PTKP dan rvajib nlerl\/erallkann1,a kepada Pemotong Pajak
pacla saat mr.rlai bckerja atau rnulai pensiun.
(3) Dalam l-ral te Ijacli perul-)ahan tarlggtrngan keluarga, pcgawai, penerima
pensiun berkala cian bukan pegart'ai sebagairnarla climaksuel clalarn Pasal 9
ayat (1) huruf a arrgka 4 s';1iif mcmbuat sulat Pernyataan baru dan
menvcrahkannya kcpacla Pr'rnoton1] PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26
paling lama sebelum mulai tahun kalende'r berikutnya.
(4) Pemotong PPh Pasal ?L dan/atau PPh Pasal 26 wajib menghitung, memotong,
menyetorkan dan melaporkan PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 yang
terutang unfuk setiap bulan kalender.
MENTERI KEUANGAN
r]EPUBLIK INDONESIA
r5\ Pemotong PPh Pasal 21 clan/atau PPh Pasal 26 r.vajib mcmbuat catatan atzru
kertas kerja perhitungan PPh Pasal 21 rlan/atau PPh Pasal 26 untuk masing-
masing penerima penghasilan, vang menja(li clasar pelaporan PPh Pasal 21
dan/atau PPh Pasal 26 yang terutarrg untuk setiap masa pajak clan wajib
menyimpan catatan atau kertas kerja perhitungan tcrsebut sesuai clengan
ketentuan yang berlaku.
(6) Ketentuan mengcnai keu'ajiban untuk nrelaporkan pcmotongan PPh Pasal 21
cian/atau PPh Pasal 26 untuk setiap btrlan kaletrrlc'r sebagaimana climaksud
pada ayat (4) tetap berlaku, clalam hal jurnlah pajak yang dipotonp; pacla bulan
yang Lrersangkutan nihil.
(7) Dalam hal dalam suafu Lrulan tr'rjacli kr-'lcbihan pctrl'etoran pajak atas PPh
Pasal 21 clan/;rtau PPh Pasal 26 r'ang tcrutang, kclt:frihan lrenvetoran tersebut
clapat diperhiturrgkan cltrrgan PPh Ptrsrrl 21 elar.r/atau PPh Pasal 26 yang
tenltang pacla bulan berikuhrl'a me-lalui Sur;rt Penrberitahu:rn Masa PPh Pasal
21 clan/atau PPh Pasal 26.
(8) Pemotong PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 u,ajlb rnembuat bukti
pemotongan PPli Pasal 21 clan/atau PPh Pas;rl 26 clan memtrerikan Lrukhi
pcnl()tontlarl tc'rsclrut kcpli1 pctlerinra pcnghasilarr ),ang difok)ng pajak.
(e) Be'nhrk folmulir pcmotongarl PPh Pasril 2l clan/atau PPh Pasal 26
sebagairnana climaksurl pacla avat (7) ditetapkan clengan Pcraturan Direkbur
Jenderal Pajak.
Pasal 23
(r) Jurnlah PPh Pasal 21 r'ang tlipotorrg merupakarl kreclit paiirk ba1;i pcnerima
penghasilan )rang clikenakarr l.renrottlngatr ultuk tahr,tl pajak ),ang
bersanl3kutar-r, kecuali PPh Pasal 21 r'an11 lrersifat final.
(2) Dalam hal Wajitr Pajak yang telirl'r tiipotong PPh Pasal 2l cicngan tarif yang
le'bih tinggi sebal;.rinrnntr clinraksucl clalarn Pasal 20 ar1'n1 (l)mendaftarkan cliri
untuk nrcmpcrolclr Nomor Pokok \{a1ib I'ajak, PPh Pasal 21 yang telah
diprotong tt:rscbrrt rlapat tiikrcciitkan cialam Surat Pemberitahuan Tahurran
Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribar-li.
BAB XI
KETENTUAN PENU'IUP
I'asal ?-l
Ditetapkan di Jakarta
padatanggal 3l Desember 2008
MENTERI KEUANGAN
ud.
SRIMULYAMINDRAWATI
pf-R\
as
Salinan sesuai dengan
Kepala Biro Umum
u.b.
KepalQagian T' rarEmen
\E
Anton,