Makalah PAK Imbalan Kerja
Makalah PAK Imbalan Kerja
1
sebagai berikut:
(a) dalam hal cuti berbayar dapat diakumulasi, pada saat pekerja memberikan jasa yang menambah
hak atas cuti berbayar dimasa depan.
(b) dalam hal cuti berbayar tidak dapat diakumulasi, pada saat cuti terjadi.
2
Jika iuran dalam program iuran pasti tidak diharapkan akan diselesaikan seluruhnya sebelum dua
belas bulan setelah akhir periode pelaporan tahunan saat pekerja memberikan jasanya, maka iuran
tersebut didiskonto dengan menggunakan tingkat diskonto yang mengacu pada bunga obligasi
korporasi berkualitas tinggi pada akhir periode pelaporan. Di negara dimana tidak terdapat pasar aktif
dan stabil bagi obligasi tersebut, maka digunakan tingkat bunga obligasi pemerintah. Mata uang dan
jangka waktu dari obligasi korporasi maupun obligasi pemerintah sesuai dengan mata uang dan
estimasi jangka waktu kewajiban imbalan pascakerja.
Program imbalan pasti adalah program imbalan pascakerja yangnbukan merupakan program
iuran pasti.
Dalam program imbalan pasti:
(a) kewajiban entitas adalah menyediakan imbalan yang dijanjikan kepada pekerja yang ada saat ini
maupun mantan pekerja; dan
(b) risiko aktuaria (biaya untuk imbalan lebih besar dari yang diharapkan) dan risiko investasi secara
substansi ditanggung entitas. Jika pengalaman aktuaria atau investasi lebih buruk dari yang
diharapkan, maka kewajiban entitas akan meningkat.
Akuntansi oleh entitas untuk program imbalan pasti meliputi tahap berikut:
(a) Menentukan defisit atau surplus. Ini termasuk:
(i) menggunakan teknik aktuaria, metode Projected Unit Credit, untuk membuat estimasi
andal atas biaya akhir entitas dari imbalan yang menjadi hak pekerja sebagai pengganti
jasa mereka pada periode kini dan lalu
(ii) mendiskontokan imbalan untuk menentukan nilai kini dari
kewajiban imbalan pasti dan biaya jasa.
(iii) mengurangi nilai wajar aset program dari nilai kini kewajiban imbalan pasti.
(b) menentukan jumlah liabilitas (aset) imbalan pasti neto sebagai jumlah defisit atau surplus yang
ditentukan dalam huruf (a), disesuaikan untuk setiap dampak dari pembatasan aset imbalan pasti neto
dari batas atas aset .
(c) menentukan jumlah yang harus diakui dalam laba rugi:
(i) Biaya jasa kini
(ii) Setiap biaya jasa lalu dan keuntungan atau kerugian atas penyelesaian.
(iii) bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto.
(d) menentukan pengukuran kembali atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto, yang akan diakui sebagai
penghasilan komprehensif lain, yang terdiri atas:
(i) keuntungan dan kerugian.
3
(ii) Imbal hasil atas aset program, tidak termasuk jumlah yang dimasukkan dalam bunga
neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto dan
(iii) perubahan apapun karena dampak batas atas, tidak termasuk jumlah yang
dimasukkan dalam bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto.
Jika entitas mempunyai lebih dari satu program imbalan pasti, maka entitas menerapkan prosedur
ini secara terpisah untuk setiap program yang material.
Entitas menentukan jumlah liabilitas (aset) imbalan pasti neto dengan keteraturan yang memadai sehingga
jumlah yang diakui dalam laporan keuangan tidak berbeda secara material dengan jumlah yang akan
ditentukan pada akhir periode pelaporan.
Entitas mengakui liabilitas (aset) imbalan pasti neto dalam laporan posisi keuangan, Ketika
entitas memiliki surplus dalam program imbalan pasti, maka entitas mengukur aset imbalan pasti pada
jumlah yang lebih rendah antara surplus program imbalan pasti; dan batas atas aset.
Pengakuan dan Pengukuran: Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti dan Biaya Jasa Kini
Metode Penilaian Aktuaria
Entitas menggunakan metode Projected Unit Credit untuk menentukan nilai kini dari kewajiban
imbalan pasti, biaya jasa kini terkait, dan biaya jasa lalu (jika dapat diterapkan).
Pengatribusian Imbalan Pada Periode Jasa
Dalam menentukan nilai kini kewajiban imbalan pasti dan biaya jasa kini terkait dan biaya jasa
lalu (jika dapat diterapkan), entitas mengatribusikan imbalan pada periode jasa berdasarkan formula
imbalan yang dimiliki program. Namun, jika jasa pekerja di tahun-tahun akhir meningkat secara material
dibandingkan
dengan tahun-tahun awal, maka entitas mengatribusikan imbalan tersebut dengan dasar garis lurus, sejak:
(a) saat jasa pekerja pertama kali menghasilkan imbalan dalam program (baik imbalan tersebut
bergantung pada jasa selanjutnya atau tidak) sampai dengan
(b) saat jasa pekerja selanjutnya tidak menghasilkan imbalan yang material dalam program, selain dari
kenaikan gaji berikutnya.
Asumsi Aktuaria
4
Asumsi aktuaria tidak boleh bias dan harus selaras satu dengan yang lain.
Asumsi aktuarial terdiri dari:
a. Asumsi demografis mengenai karakteristik masa depan dari pekerja dan mantan pekerja (dan
tanggungan mereka) yang berhak atas imbalan. Asumsi demografis berhubungan dengan masalah
seperti:
mortalitas, selama dan sesudah masa bekerja;
tingkat perputaran pekerja, cacat dan pensiun dini;
proporsi dari peserta program dengan tanggungannya yang akan berhak atas imbalan
tingkat klaim program kesehatan.
b. Asumsi keuangan, berhubungan dengan hal-hal seperti berikut:
tingkat diskonto;
tingkat gaji dan imbalan masa depan;
jaminan kesehatan, biaya kesehatan masa depan terrmasuk (jika material) biaya administrasi
klaim dan pembayaran imbalan dan
pajak terutang oleh program atas kontribusi/iuran yang terkait dengan jasa sebelum tanggal
pelaporan atau atas imbalan yang dihasilkan dari jasa tersebut.
Aset Program
Salah satu unsur yang dikurangkan dari nilai kini kewajiban imbalan pasti untuk menentukan
jumlah yang diakui dalam neraca sebagai kewajiban imbalan pas
5
Terdiri atas:
Aset yang dimiliki oleh dana imbalan kerja jangka panjang
Polis asuransi yang memenuhi syarat Kurtailmen dan Penyelesaian
Pesangon
Imbalan pemutusan (Pesangon) adalah imbalan yang diberikan dalam pertukaran atas pemutusan
kontrak kerja dengan pekerja sebagai akibat dari:
(a) keputusan entitas untuk memberhentikan pekerja sebelum usia pensiun normal; atau
(b) Keputusan pekerja menerima tawaran perusahaan untuk mengundurkan diri sukarela dengan
imbalan tertentu.
Pengakuan
Entitas mengakui pesangon sebagai liabilitas dan beban pada tanggal yang lebih awal di antara:
(a) tanggal ketika entitas tidak dapat lagi menarik tawaran imbalan tersebut, dan
(b) tanggal ketika entitas mengakui biaya untuk restrukturisasi yang berada dalam ruang lingkup
PSAK 57: Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi dan melibatkan pembayaran pesangon.
Pengukuran
Entitas harus mengukur pesangon pada saat pengakuan awal, dan harus mengukur dan mengakui
perubahan selanjutnya, sesuai dengan sifat imbalan kerja, dengan ketentuan bahwa jika pesangon
merupakan sebuah peningkatan pada imbalan pasca kerja, entitas menerapkan persyaratan imbalan
pasca kerja. Jika tidak:
(a) jika pesangon diharapkan akan diselesaikan seluruhnya sebelum dua belas bulan setelah akhir
periode pelaporan tahunan di mana pesangon diakui, entitas harus menerapkan persyaratan untuk
imbalan kerja jangka pendek.
6
(b) jika pesangon tidak diharapkan untuk dapat diselesaikan seluruhnya sebelum dua belas bulan
setelah akhir periode pelaporan tahunan, entitas harus menerapkan persyaratan untuk imbalan kerja
jangka panjang lainnya.
7
Dana Pensiun
Dana Pensiun merupakan suatu badan hukum yang berdiri sendiri dan terpisah dari Pemberi
Kerja, yang berfungsi untuk mengelola dan menjalankan program pensiun sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.
Mengingat bahwa Dana Pensiun mempunyai tujuan dan kegiatan usaha yang berlainan dengan
perusahaan pada umumnya, maka perlu disusun Satandar Akuntansi Keuangan yang berlaku khusus
untuk Dana Pensiun sebagai pedoman proses akuntansi serta proses penyusunan laporan keuangan.
Kekhususan Standar Akuntansi Keuangan Dana Pensiun terutama mengenai isi laporan keuangan,
penilaian Aset dan penentuan kewajiban manfaat pensiun.
Akuntansi dan Pelaporan Dana Pensiun
Program Pensiun dapat dibedakan menjadi dua, yaitu Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) dan
Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP).
Dana Pensiun dapat berupa Dana Pensiun Pemberi Kerja atau Dana Pemsiun Lembaga Keuangan.
Dana Pensiun Pemberi Kerja dapat menyelenggarakan PPIP atau PPMP, sedangkan Dana Pensiun
Lembaga Keuangan hanya dapat menyelenggarakan PPIP.
Pembentukan dan pengelolaan Dana Pensiun harus didasarkan pada peraturan perundangan yang
berlaku.
8
untuk mengetahui apakah iuran telah dilakukan sesuai dengan Peraturan Dana Pensiun, pengawasan
atas kekayaan Dana Pensiun telah dilakukan secar tepat, atau kegiatan operasional Dana Pensiun telah
dilaksanakan secara efisien dan wajar. Sedangkan Pemerintah berkepentingan untuk mengetahui
apakah Dana Pensiun telah dikelola sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Tujuan dari pelaporan Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPIP adalah menyediakan
informasi secara periodik mengenai penyelenggaraan program pensiun, posisi keuangan, serta kinerja
investasi. Tujuan tersebut lazimnya dapat dipenuhi dengan menyusun laporan yang antara lain terdiri
dari :
Penjelasan atas kegiatan penting Dana Pensiun selama satu periode pelaporan dan dampak
setiap perubahan Peraturan Dana Pensiun;
Laporan tentang transaksi dan kinerja investasi selama periode pelaporan dan posisi keuangan
Dana Pensiun pada akhir periode pelaporan; dan
Penjelasan mengenai kebijakan/arahan investasi.
9
Dalam program imbalan pasti, pembayaran manfaat purnakarya terjanji bergantung pada posisi
keuangan program purnakarya dan kemampuan pemeberi iuran untuk melakukan iuran masa depan
kepada program purnakarya maupun kinerja investasi dan efisien operasional program purnakarya.
Program imbalan pasti membutuhkan bantuan aktuaris secara periodik untuk menilai kondisi
keuangan program manfaat purnakarya, menelaah asumsi, dan merekomendasikan tingkat iuran masa
depan.
Tujuan pelaporan oleh program manfaat purnakarya ini adalah memberikan informasi secara
periodik tentang sumber keuangan dan aktifitas program manfaat purnakarya yang berguna untuk
menilai hubungan antar akumulasi sumber daya dan manfaat program dari waktu ke waktu. Tujuan
ini biasanya dapat dicapai dengan menyusun laporan keuangan yang antara lain terdiri atas:
Penjelasan atas aktivitas signifikan selama periode dan dampak setiap perubahan terkait
dengan program manfaat purnakarya serta keanggotaan dan syarat dan ketentuannya.
Informasi aktuaria sebagai bagian dari laporan tersebut atau sebagai laporan terpisah dan
Penjelasan atas kebijakan investasi
10
Pengungkapan nilai kini aktuaria menggunakan pendekatan gaji kini pada laporan keuangan
menunjukkan kewajiban manfaat yang diterima pada tanggal laporan keuangan.
Alasan penerapan pendekatan gaji proyeksi adalah :
(a) Informasi keuangan seharusnya disajikan atas dasar kelangsungan usaha, terlepas dari asumsi dan
estimasi yang harus dibuat
(b) Pada pembayaran akir program manfaat purnakarya, manfaat ditentukan dengan mengacu pada
gaji saat atau mendekati tanggal purnakarya, oleh karena itu, gaji, tingkat iuran dan tingkat imbal
hasil harus diproyeksikan
(c) Pengabaian untuk memasukan gaji,ketika sebagian besar pendanaan didasarkan pada proyeksi,
dapat mengakibatkan pelaporan menampakkan kelebihan dana ketika program tidak kelebihan
dana atau kecukupan dana ketika program kekurangan dana.
Pengungkapan nilai kini aktuaria pada pendekatan gaji proyeksi menunjukkan besarnya kewajiban
potensial dengan dasar kelangsungan usaha yang umumnya sebagai dasar pendanaan.
Laporan Keuangan
Laporan keuangan program manfaat purnakarya, baik program imbalan pasti atau program iuran
pasti, berisi juga informasi berikut :
(a) Laporan perubahan asset neto tersedia untuk manfaat purnakarya
(b) Ringkasan kebijakan akuntansi signifikan
(c) Penjelasan mengenai program manfaat purnakarya dan dampak setiap perubahan program
manfaat purnakarya selama periode.
Laporan keuangan yang disusun oleh program manfaat purnakarya mencakup hal-hal berikut, jika
diterapkan:
(a) Laporan asset neto tersedia untuk manfaat purnakarya yang mengungkapkan:
(i) asset pada akhir periode sesuai klasifikasinya
(ii) dasar penilaian asset
(iii) rincian setiap investasi tunggal yang melebihi 5% dari asset neto tersedia untuk
manfaat purnakarya atau jenis efek
(iv) rincian setiap investasi pada pemberi kerja
(v) liabilitas selain nilai kini aktuaria dari manfaat purnakarya terjanji
(b) laporan perubahan asset neto tersedia untuk manfaat purnakarya yang menunjuklan hal-hal
berikut:
(i) iuran pemberi kerja
(ii) iuran pkerja
(iii) pendapatan investasi seperti bunga dan deviden
11
(iv) pendapatan lain
(v) manfaat yang dibayarkan atau terutang (analisis, mislanya sebagai manfaat
purnakarya, kematian dan cacat, serta pembayaran lump sum)
(vi) brban administrasi
(vii) beban lain
(viii) pajak penghasilan
(ix) laba atau rugi pelepasan investasi dan perubahan nilai investasi
(x) pengalihan dari dan kepada program purnakarya lain
(c) penjelasan mengenai kebijakan pendanaan
(d) untuk program imbalan pasti, nilai kini aktuaria dari manfaat purnakarya terjanji yang dibedakan
antara manfaat telah menjadi hak dan manfaat belum menjadi hak berdasarkan manfaat terjanji
sesuai persyaratan program purnakarya, jasa yang diberikan pada tanggal pelaporan, dan
menggunakan tingkat gaji kini atau tingkat gaji proyeksi. Informasi ini termasuk dalam laporan
aktuaria yang dibaca bersama dengan laporan keuangan terkait.
(e) Untuk program imbalan pasti, penjelasan mengenai asumsi aktuaria signifikan yang dibuat dan
matode yang digunakan untuk menghitung nilai aktuaria dari manfaat purnakarya terjanji.
Pelaporan program manfaat purnakarya berisi penjelasan atas program purnakarya, baik sebagai
bagian laporan keuangan atau dalam laporan tersendiri. Laporan tersebut berisi hal-hal berikut ini:
(a) Nama pemberi kerja dan kelompok pekerja yang menjadi peserta program manfaat purnakarya
(b) Jumlah peserta yang menerima manfaat purnakarya dan jumlah peserta lain, yang diklasifikasikan
dengan tepat
(c) Jenis program purnakarya; program iuran pasti atau program imbalan pasti
(d) Catatan untuk mengetahui apakah peserta memberikan iuran kepada program purnakarya
(e) Penjelasan manfaat purakarya terjanji kepada peserta
(f) Penjelasan setiap persyaratan penghentian program purnakarya
(g) Perubahan dalam huruf (a) sampai (f) pada periode yang tercakup dalam laporan
Hal yang tidak lazim dilakukan adalah mengacu pada dokumen lain yang tersedia bagi pengguna
laporan keuangan yang mana program purnkarya dijelaskan, dan hanya mencakup informasi
perubahan setelahnya..
12
2. IAS 26 paragraf 8 yang menjadi PSAK 18 paragraf 8 tentang definisi program manfaat
purnakarya dengan mengganti peanghasilan tahunan menjadi penghasilan bulanan disesuaikan
dengan praktik di Indonesia.
3. IAS 26 paragraf 8 yang menjadi PSAK 18 paragraf 8 tentang definisi program iuran pasti
dengan tambahan kalimat terkait program pensiun iuran pasti yang diatur dalam peraturan
perundang-undangan. Hal ini memberikan penjelasan bahwa program pensiun termasuk dalam
pengertian program iuran pasti.
4. IAS 26 paragraf 8 yang menjadi PSAK 18 paragraf 8 tentang definisi program imabalan pasti
dengan tambahan kalimat terkait program pensiun imbalan pasti yang diatur dalam peraturan
perundang-undangan. Hal ini memberikan penjelasan bahwa program pensiun termasuk dalam
pengertian program imbalan pasti.
5. IAS 26 paragraf 10 tentrang program manfaat purnakarya yang dibentuk berdasarkan perjanjian
formal dan nonformal. Paragraph tersebut tidak diadopsi karena tidak sesuai dengan kondisi
lingkungan hukum di Indonesia.
13