Anda di halaman 1dari 13

Evaluasi Kinerja Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau(Studi Kasus

Pembangunan Jembatan Siak IV Kota Pekanbaru Tahun 2009- 2016)

A. Latar Belakang

Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

alinea 4 (empat) mengamanatkan bahwa tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia,

antara lain adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah

darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa

dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian

abadi, dan keadilan social dan diwujudkan melalui pelaksanaan penyelenggaraan

Negara yang berkedaulatan rakyat dan demokratis dengan mengutamakan persatuan

dan kesatuan bangsa, berdasarkan pancasila dan Undang-Undng Dasar 1945.

Penyelenggaraan Negara dilaksanakan melalui pembangunana nasional dalam segala

aspek kehidupan bangsa, oleh penyelenggara Negara yaitu lembaga tinggi Negara

bersama-sama segenap rakyat Indonesia diseluruh wilayah Republik

Indonesia.pemerintahan Indonesia terbagi kedalam 3 (tiga) tingkatan pemerintahan

yaitu pemerintah pusat, pemerintah daerah dan pemerintah desa. Tingkat

pemerintahan ini merupakan satu kesatuan yang saling mendukung satu sama lain,

termasuk satu kesatuan dalam menghadapi masalah-masalah diatas. Kebererhasilan

pemerintah pusat didukung dengan keberhasilan pemerintah daerah dan begitu juga

sebaliknya.Semua memiliki tugas dan memiliki peranan untuk membawa arah

pembangunan kita kearah yang lebih baik.

1
Kedudukan pemerintah daerah (Pemda) diatur dalam Undang-Undang Dasar

RI Tahun 1945 pasal 18 dimana dalam Undang-Undang Dasar tersebut dijelaskan

bahwa :

(1) Negara Kesatuan Republik Indoneseia dibagi atas daerah-daerah

provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap

provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur

dengan undang-undang, (2) Pemerintahan daerah provinsi daerah kabupaten, dan

kota mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah menurut asas otonomi da

tugs pembantu, (3) Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota

memiliki Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang anggota-anggotanya dpilih melalui

pemilihan umum, (4) Gubenur , Bupati dan Walikota masing-masing sebagai kepala

pemerintahan daerah provinsi,kabupaten dan kota dipilih secara demokratis, (5)

Pemerintahan daerah menjalankan otonoi seluas-luasnya,kecuali urusan pemerntahan

yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan pemerintah, (6) Pemerintahan

daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain untuk

melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan, (7) Susunan dan tata cara

penyeleggaraan pemerintahan daerah diatur dalam undang-undang.

Berdasarkan uraian tersebut dapat dijelaskan bahwa tujuan dibentuknya

Pemerintahan Daerah dalam rangka untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan

pemerintah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan menjalankan otonomi

seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintah yang oleh undang-undang ditentukan

2
urusan pemerintah, menetapkan peraturan-peraturan daerah untuk melaksanakan

otonomi dan tugas pembantuan.

Adanya pembagian tugas antara pemerintah pusat dan daerah, maka dalam

mengurus pemerintahannya, Pemerintah Daerah memiliki kewenagan. Dalam

Undang-Undang No 23 Tahun 2014 pasal 11 dijelaskan bahwa :

(1) Urusan pemerintahan konkuren sebagaimana di maksud dalam Pasal 9 ayat (3)

yang menjadi kewenangan Daerah terdiri atas Urusan Pemerintahan Wajib dan

Urusan Pemerintahan Pilihan.

(2) Urusan Pemerintahan Wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas

Urusan Pemerintahan yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar dan Urusan

Pemerintahan yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar.

(3) Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) adalah Urusan Pemerintahan Wajib yang sebagian

substansinya merupakan Pelayanan Dasar.

Adapun urusan pemerintah yang diberikan kepada pemerintah daerah /

kabupaten berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun

2016 Perangkat daerah yang merupkan kewenangan Daerah provinsi dan pemerintah

kabupaten/kota Pasal 15 dan pasal 37 dalam peraturan pemerintah adalah :

(1) Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar

sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) meliputi:

3
a. pendidikan;
b. kesehatan;
c. pekerjaan umum dan penataan ruang;
d. perumahan rakyat dan kawasan permukiman;
e. ketenteraman, ketertiban umum, dan pelindungan masyarakat ; dan
f. sosial.
(2) Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar
sebagaimana dimaksud ayat (2) meliputi:
a. tenaga kerja;
b. pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak;
c. pangand. pertanahan;
e. lingkungan hidup;
f. administrasi kependudukan dan pencatatan sipil;
g. pemberdayaan masyarakat dan Desa;
h. pengendalian penduduk dan keluarga berencana;
i. perhubungan;
j. komunikasi dan informatika;
k. koperasi, usaha kecil, dan menengah;
l. penanaman modal;
m. kepemudaan dan olah raga;
n. statistik;
o. persandian;
p. kebudayaan;
q. perpustakaan; dan
r. kearsipan.
(3) Urusan Pemerintahan Pilihan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi:
a. kelautan dan perikanan;
b. pariwisata;
c. pertanian;
d. kehutanan;
e. energi dan sumber daya mineral;
f. perdagangan;
g. perindustrian; dan
h. transmigrasi.
Urusan wajib yang disebutkan oleh undang-undang diatas salah satunya

adalah pekerjaan umum, maka pemerintah daerah propinsi telah menetapkan

4
beberapa tugas dan wewenang Dinas Pekerjaan Umum berdasar Peraturan Gubenur

Riau No 36 Tahun 2009 Tentang Uraian Tugas Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau

bagian ke tiga pasal 16 ayat 3 yaitu tentang jembatan :

(1) Kepala Seksi Perencanaan Teknis mempunyai tugas:


a. Merumuskan kebijakan di bidang perencanan jalan dan jembatan;
b. Merancang sistem manajemen jalan serta pengelolaan informasi
leger jalan dan jembatan;
c. Melaksanakan kegiatan survey dan perencanaan teknik;
d. Melaksanakan bimbingan teknis di bidang perencanaan jalan dan
jembatan;
e. Melaksanakan pembinaan pengelolaan dan anlisa lingkungan
bidang jalan dan jembatan;
f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Bidang.
(3) Kepala Seksi Jembatan mempunyai tugas:
a. Melaksanakan pembangunan prasarana jembatan;
b. Melaksanakan pemeliharaan prasarana jembatan;
c. Melakukan evaluasi pembangunan dan pemeliharaan jembatan;
d. Melaksanakan penanganan keadaan darurat di bidang jembatan;
e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.
Maka dari itu berdasarkan tugas dan fungsi diatas, kewenangan dalam

masalah atau urusan jembatan (pembangunaan jembatan) merupakan wewenang dari

Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Riau khusus nya bidang bina marga untuk

mengatasi masalah yang terkait dengan pembangunan jembatan siak IV.

Jembatan Siak IV mulai dibangun pada tahun 2009 yang direncana menjadi

jembatan yang lebar dengan 4 lajur.Saat ini proyek pembangunan Jembatan Siak IV

sedang dilaksanakan.Jembatan tersebut dirancang sedemikian rupa agar kelak

menjadi ikon Kota Pekanbaru.Rencananya, jembatan Siak IV dibangun dengan

panjang 700 meter dan lebar hampir 20 meter.Dalam desain pembangunan yang

5
disiapkan, desain jembatan dirancang dengan sistem Cablestay, seperti pada jembatan

di kabupaten Siak.Namun ini lebih modern lagi hanya dengan satu pilon saja, Siak

ada dua pilon.Meski tidak memiliki fasilitas tambahan seperti jembatan Tengku

Agung di Siak yang memiliki restoran di puncak menaranya, Jembatan Siak IV

didesain khusus menjadi jembatan modern dengan lintasan yang nyaman.

Jembatan Siak IV mulai dibangun pada tahun 2009 yang direncana menjadi

jembatan yang lebar dengan 4 lajur.Jembatan tersebut dirancang sedemikian rupa

agar kelak menjadi ikon Kota Pekanbaru. Pembangunan jembatan Siak IV pada tahun

2012 mendatang diwajibkan selesai pengerjaannya.

Perencanaan pembangunan jembatan siak Iv dimulai dari 2009- 2012 namun

dalam kenyataan nya masih belum selesai, kemudian dilanjutkan lagi ditahun 2012

dengan target penyelsaiannya ditahun 2013 namun realitanya masih belum selesai

dan di tahun 2013 pemerintah kota pekanbaru kembali melanjutkan pembangunan

jembatan siak dengan target penyelsaiannya 2014 namun maish juga belum selesai

kemudian ditahun 2015 pembangunan jembatan iv siak sempat tertunda dan di tahunn

2016 diusulkan ntuk dilanjutkan kembali.

Pembangunan jembatan Siak IV pada tahun 2012 diwajibkan selesai

pengerjaannya. Mengingat, pada tahun yang sama pengunaan jembatan akan menjadi

fasilitas utama pendukung PON XVIII. Direncanakan pembangunan jembatan akan

menghabiskan anggaran sebesar Rp300miliar untuk pengerjaan fisik, namun

6
kenyataan nya sampai saat ini pengerjaan jembatan siak Iv ini pun masih belum selsai

sementara anggaran yang dikeluarkan sudak begitu banyak, belum lagi pengerjaan

yang belum selsai ini anak memberikan dampak seperti Terbengkalainya jembatan

sehingga tidak bisa difungsikan yang telah memakan badan jalan seingga Kemacetan

yang disebabkan oleh volume kendaraan sedangkan jembatan tidak bisa diopersaikan

kemudian dari segi waktu dan anggaran yang telah dihabiskan sangat tidak efesien

karena terlalu lama waktu yang digunakan sehingga pemerintah lambat dalam

menyelsaikan target dan Terhambatnya ekonomi masyarakat sekitar.

Tabel 1.1 : Anggaran Jembatan Siak IV

Tahun Anggaran

2009 Realisasi Rp. 9.434.065.354

2010 Realisasi Rp. 179.409.578.694

2011 Realisasi Rp. 29.957.552.900

2012 Realisasi Rp. 244.090.421.306

2013 RAPBD Rp. 197.409.578.694

TOTAL Rp. 479.867.045.974

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Pekanbaru 2016

7
Berdasarkan Perda nomor 7 tahun 2010 Pasal 5 ayat 1 poin a disebutkan

bahwa pembangunan Jembatan Siak IV dan jalan akses sebesar Rp455.000.000.000,

pelaksanaan pekerjaan sebagaimana dimaksud ayat 1 huruf a dianggarkan dalam

APBD dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 1.2 Berdasarkan Perda Nomor 7 Tahun 2010 Pasal 5 Ayat 1 Poin A

Tahun Anggraan Anggaran

2010 Rp.7.500.000,000,

2011 Rp. 212.375.000.000,

2012 Rp. 212.375.000.000,

2013 Rp. 22.750.000.000,

Artinya anggaran ini telah melebihi batas yang tertera di Perda Nomor 7 tahun

2010 sebesar Rp. 24.867.045.974.

B. Fenomena Empiris

1. Ditemukan ketidaksesuaian antara desain gambar dengan kinerja di lapangan,

dapat Dilihat Dalam Desain Pembangunan Yang Disiapkan Ditahun 2009,

Namun Saat Ditinjau Kemballi Ditahun berikautnya Maka Diadakan

Rekayasa Lapangan Terjadi Perubahan Desaign Yang Menyebab

Terhambatnya Pekerjaan Selesai Sesuai Waktu Yang Dijadwalkan.

2. terlihat adanya perbedaan antara penganggaran dengan realisasi kerja.

Berdasarkan Tabel 1.1 Dengan Anggaran Yang Dimiliki Untuk

8
Pembangunan Jembatan Siak IV Ini Sudah Melebihi Targer Berdasarkan

Perda Nomor 7 Tahun 2010 Maka Tidak Efesienya Penganggaran Yang

Dilakukan Oleh DPRD.

3. Ditemukan,tidak dianggarkannya biaya pembangunan jembatan siak pada

tahun anggaran 2015 dan 2016. Dari Mulainya Pembangunan Jembatan Siak

IV Ini Taun 2009, Pemerintah Kota Menargetkan Akan Menyelsaikan Nya

Sebelum Pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) Pada Tahun 2012.

Namun Faktanya Sampai Saat IniPembangunan Jembatan Siak Iv Masih

Belum Selesai Dari Waktu Yang Di Targetkan

4. Terindikasi munculnya kemacetan yang padat akibat pengerjaan jembatan

yang tidak selesai ini, Dapat Dilihat Dari Lambatnya Pembangunan Jembatan

Ini Sangat Berdampak Bagi Aktifitas Masyarakat Yang Terutama Dalam

Menumbuhkan Tingkat Perekonomian Di Areal Tepi Sungai Siak. Dengan

Adanya Jembatan Ini Maka Dengan Sendirinya Perekonomian Masyarakat

Akan Meningkat Dan Transportasi Masyarakat Bisa Lebih Mudah Dan

Lancar Menuju Pusat Kota Pekanbaru. Selanjutnya Kepala Pemerintah

Daerah Yang Bertukar Dimana Kita Ketahui Bahwa Kontrak Multy Years

Harus Selsesai Dimasa Pemintahan Kepala Daerah Yang Bersangkutan.

Untuk Jemmbatan Siak IV Ini Terjadi Pergantian Kepala Daerah Sehingga

Pelaksanaan Pekerjaan Tidak Bisa Dilanjutkan

9
C. Rumusan Masalah

Berdasarkan fenomena-fenomena yang diatas, saya selaku peneliti merumuskan

masalah yaitu Evaluasi Kinerja Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau(Studi

Kasus Pembangunan Jembatan Siak IV Kota Pekanbaru Tahun 2009- 2016)?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagiamana pembangunan Jembatan Siak IV Kota

Pekanbaru Tahun 2009- 2016?

2. Untuk mengetahui perkembangan masalah pembangunan Jembatan Siak IV

Kota Pekanbaru Tahun 2009- 2016?

E. Grand Dan Midle Rank Theory

Grand Theory

Riyadi dan deddy supryadi (dalam nurman 2015:88) Pembangunan adalah

semua proses perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya secara sadar dan

terencana.

10
Midle Theory

William N. Dunn (2011:168) evaluasi kebijakan merupakan hasil kebijakan

dimana pada kenyataannya mempunyai nilai dari hasil tujuan atau sasaran

kebijakan.Bagian akhir dari suatu proses kebijakan adalah evaluasi kebijakan.

F. Indikator Variabel

1. Efektifitas

2. Efisiensi

3. Kecukupan

4. Perataan

5. Responsivitas

11
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Awang, Azam dan Mendra Wijaya. 2012. Ekologi Pemerintahan, Pekanbaru, Alaf

Riau.

Chaidir, Ellydar. 2008, Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia,

Yogyakarta,Total Media.

Hasibuan, Melayu. 2000, Manajemen Dasar pengertian dan Masalah, PT Bumi

Aksara, Jakarta.

Kansil, C.S.T,Cristine. 2008, Sistem Pemerintahan Indonesia, Jakarta, PT Bumi

Aksara

Kuper, 2000.Memahami lmu Pemerintahan, Jakarta, PT. Rajagrafindo Persada

Labolo, Muhadam. 2010.MemahamiIlmu Pemerintahan,JakartaPT Rajagrafindo

Persada.

Moekijat, 1989.Administrasi dan Administrasi di Indonesia, Jakarta, Rineka Cipta

Ndraha, Taliziduhu, 2003 . Kybernology ( Ilmu Pemerintahan). Jakarta, Rineka Cipta

Ndraha Taliziduhu,2011. Kybernology ( Ilmu Pemerintahan). Jakarta, Rieka Cipta

Soekanto, Soeryono, 2001. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta, PT. Raja Grafindo

12
Persada

Syafiie, Inu Kencana, 2005. Pengantar Ilmu Pemerintahan. Bandung, PT. Rafika

Aditama.

Syafiie, Inu Kencana. 2007. Ilmu pemerintahan, Edisi Revisi, Bandung, Mandar Maju

Syafiie, Inu Kencana dan Andi Azikin. 2008. Perbandingan Pemerintahan, Bandung,

PT. Refika Aditama

Syafiie, Inu Kencana, 2011, Manajemen Pemerintahan, Jakarta PT. Perca.

The Liang Gie, 1968. Analisis Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah di

Indonesia, Yogyakarta, Polgov Fisipol UGM

Winarno, budi, 2012. Kebijakan Publik Teori, Proses, dan Studi Kasus Yogyakarta

:C AP

Dokumentasi

Undang-Undang No 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah.

Peraturan Gubenur Riau No 36 Tahun 2009 Tentang Uraian Tugas Dinas

Pekerjaan Umum Provinsi Riau.

Buku Pedoman Penulisan Usulan Penelitian, 2013. Pekanbaru, Fakultas Ilmu Sosial

Dan Ilmu Poitik Universitas Islam Riau.

13

Anda mungkin juga menyukai