Anda di halaman 1dari 25

LEMBAR JAWABAN

UJIAN AKHIR SEMESTER TAHUN AKADEMIK 2016/2017


MATA KULIAH IRRIGASI DAN DRAINASE

Nama : Vicky Purba

NIM : 155040201111097

Kelas : I

Lokasi Survey : Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau, Kota Malang, Kabupaten Malang

Nama Petani: Bapak Supeno

Deskripsi Lokasi dan Kondisi Irigasi yang disurvey:


Lahan yang saya survey terletak di Desa Sumbersekar yang terletak di kecamatan Dau.
Mayoritas Tanaman yang ditanam di wilayah tersebut adalah tanaman Bawang Prei, Tomat,
Jagung, Kol, dan tanaman cabei. Lahan yang saya survey adalah lahan yang di tanami tanaman
tomat yang dimiliki oleh petani bernama Bapak Supeno. Sebelum menanam tomat, pak supeno
menanam tanaman jagung namun produktivitas jagung yang terus menurun sehingga membuat
Bapak Supeno mengganti varietas tomat.
Kondisi irigasi yang saya amati di lahan sudah cukup baik, akan tetapi memiliki
kekurangan dimana air irigasi terutama saluran primer terdapat banyak tumpukan sampah sehingga
air yang disalurkan ke tanaman kotor. Selain itu air irigasi yang di alirkan tidak merata ke seluruh
tanaman tomat akibat banyaknya tumpukan sampah yang terdapat di Saluran irigasi tersebut.

Deskripsi Pola Pertanaman dalam setahun dan Tanaman yang dibudidayakan


Pola tanam yang dilakukan bapak supeno adalah pola tanam monokultur dimana pola
tanam monokultur adalah pola tanam yang hanya menanam satu komoditas pada lahan tersebut.
Sebelum menanam tomat, bapak supeno menanam tanaman jagung namun hasil produktivitas
yang terus menurun sehingga bapak supeno menanam tanaman tomat.

1
Foto Kondisi Lahan yang di survey:

Foto Kondisi aktual system irrigasi saat disurvey:

Gambar 1. Saluran Primer Gambar 2. Saluran Sekunder

Gambar 3. Saluran Tersier

2
Jawaban Soal no 1. Sketsa jaringan sistem irrigasi aktual dengan komponen sistem irrigasi

Tanaman
J
Saluran A
Primer
L
A
N
Pintu
Air

SUNGAI

3
Jawaban Soal no 2. Komponen system irrigasi dan fungsinya

No Nama Komponen Gambar / Foto Fungsi


1 Saluran irigasi Saluran yang mengalirkan
primer air ke tanaman ke saluran
sekunder

2 Saluran irigasi Saluran yang mengalirkan


sekunder air ke tanaman ke saluran
tersier

3 Saluran irigasi tersier Saluran terakhir yang


mengalirkan air ke tanaman

4
Jawaban Soal no 3. Audit Jaringan sistem irrigasi dan Audit Sistem Irrigasi di Lahan
Pertanaman

3.1. Hasil Audit Jaringan Sistem Irrigasi

No Nama Komponen Permasalahan Solusi


1 Saluran Primer Air kotor yang di Masyarakat sebaiknya tidak membuang
sebabkan oleh sampah ke dalam saluran sehingga
tumpukan sampah kebersihan air terjamin
2 Pintu Air Pintu air tersumbat Perbaikan pada pintu air dan
akibat sampah membersihkan tumpukan sampah yang
sehingga tidak berada di saluran irigasi tersebut
bekerja secara
optimal

3.2. Hasil Audit Sistem Irrigasi di Lahan Pertanaman


a. Jumlah air yang diterapkan terhadap kebutuhan tanaman dan kondisi tanah;

Jumlah air irigasi yang diterapkan pada tanaman tomat tidak merata ke seluruh tanaman akibat
adanya factor penghambat seperti sampah organic dan anorganik

b. Waktu aplikasi air irrigasi

Pengaplikasian air irigasi di lakukan sebanyak 2 kali dalam seminggu dan dilakukan pada siang
hari

c. Keseragaman Aplikasi Air Irrigasi

Tidak adanya keseragaman dalam pemberian air irigasi akibat penghambat fisik seperti sampah
organic dan anorganik

d. Kehilangan Air Irrigasi


Kehilangan air irigasi baik akibat dari drainase yang baik

5
Jawaban Soal no 4. Lima kondisi / penyebab utama bahwa sistem irigasi yang saudara survey
tidak efektif dan tidak efisien

No Kondisi Penyebab
1 Banyak tumpukan sampah Masih rendahnya kesadaran masyarakat sekitar dalam
menjaga kebersihan air
2 Penghambat vegetasi Banyaknya Gulma dan semak pada saluran irigasi sehingga
dapat menghambat irigasi
3 Pintu Air Bermasalah Pintu Air tidak dapat bekerja dengan baik dikarenakan
banyak tumpukan sampah dan Gulma di saluran irigasi
4 Tidak Ada Filter Tidak Ada filter pada saluran irigasi sehingga dapat
menyebabkan banjir pada saat hujan deras dan air kotor
karena tumpukan sampah
5 Kebersihan Air Kebersihan Air sangat rendah karena terdapat banyak
tumpukan sampah organic dan anorganik

Jawaban Soal no 5. Tujuan dan sasaran inovasi irrigasi di lokasi yang anda survey
Tujuan:
a. Menganalisis penggunaan irigasi dalam budidaya tanaman tomat yang terletak di daerah di
daerah Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau, Kota Malang, Kabupaten Malang.
b. Memperbaiki penggunaan irigasi agar efisien dan tidak terjadi kehilangan air yang berlebih
c. Memperbaiki system irigasi dan penjadwalan pengunaan air irigasi yang terletak di daerah
Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau, Kota Malang, Kabupaten Malang
d. Menghitung Debit Air pada sistem irigasi di desa Sumbersekar
Sasaran:
Lahan Pertanian yang terletak di daerah Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau, Kota Malang,
Kabupaten Malang
Jawaban Soal No 6:

Dua inovasi system irrigasi yang diajukan:


a. Membuat filter pada system irigasi yang berfungsi untuk menjaga kebersihan air. Selain
pembuatan filter, Pintu air manual perlu diganti dengan pintu air otomatis. Dengan
memasang sensor pada pintu air sehingga di harapakan mampu mengatur pemberian air
kepada tanaman secara merata dan memperkecil terjadinya banjir pada saat musim
hujan. Pemasangan Teknologi ini diharapkan mampu meningkatkan hasil produksi di
desa Sumbersekar.

6
b. Membuat saluran pipa yang dibuat dengan pipa paralon di setiap tanaman budidaya.
Pipa ini nantinya akan memberi air kepada tanaman sehingga air yang di berikan ke
tanaman merata dan seragam
Pertimbangan Seleksi Irrigasi

Peritimbangan biofisik:
a. Ketersediaan air
Ketersediaan air di daerah Desa Sumbersekar cukup baik, namun memiliki banyak kendala
terutama kebersihan air yang kurang terjaga dan tidak ada kemerataan pemberian air irigasi pada
tanaman budidaya di karenakan adanya penghambat fisik seperti samapah organik dan anorganik.
Sumber air irigasinya terletak sangat jauh dari lahan budidaya yakni terletak di daerah Pegunungan
Panderman.
b. Topografi lahan
Desa Sumbersekar memiliki topografi yang terletak di dataran tinggi sehingga masyarakat di
daerah tersebut menggunakan sumber air yang berasal dari Pengunungan Panderman untuk
memenenuhi kebutuhan air tanaman budidaya.
c. Jenis tanaman
Jenis tanaman yang ditanam bapak supeno adalah tomat yang membutuhkan air yang cukup
untuk meningkatkan produktivitas tanaman
d. Iklim

i. Tomat dapat tumbuh dengan baik sesuai dengan tipe tanah, tanah yang baik adalah
tanah berpasir hinggah liat bertesktur halus dengan kandungan bahan organik tinggi
dengan keasaman tanah berkisar 5,5 - 7 (Wiryanta, 2002).
ii. Tanaman rampai memerlukan sinar matahari yang cukup selama penyinaran dengan
suhu optimun berkisar antara 20 - 250C. Pada daerah tropis dengan suhu 260C dengan
curah yg tinggi akan menyebabkan pertumbuhan vegetatif terganggu dan cepat
terserangp penyakit. Sedangkan pada daerah kering atau dataran rendah dengan
kelembapan suhu dan suhu tinggi, pertumbuhan rampai akan menjadi terganggu pada
saat fase pembungaan dan fase pembentukan buah serta fase kematangan biji.

7
Peritimbangan ekonomi
a. Modal awal untuk pembangunan irigasi
b. Ketersediaan Biaya untuk pemeliharaan sistem irigasi
c. Ketersediaan tenaga kerja
Peritimbangan sosial
a. Sumber daya manusia yang memadai
b. Kesehatan dan keselamatan tenaga kerja
c. Pengetahuan dan keterampilan Petani yang memadai

Jawaban Soal no 7. Seleksi system irrigasi


7.1. Masalah sistem irrigasi dan Solusinya
7.1.1 Masalah sistem irigasi
Masalah system irigasi yang terdapat di daerah Desa Sumbersekar adalah kondisi
kebershihan air irigasi, tidak adanya filter pada system irigasi, pintu air irigasi yang bermasalah,
penggunaan air irigasi yang kurang efisien, dan tidak adanya kemerataan pemberian air irigasi
pada tanaman budidaya di daerah tersebut.

7.1.2. Solusi sistem irigasi


Solusi yang dapat ditawarkan yaitu pembersihan saluran irigasi terlebih dahulu dari sampah
anorganik dan organic agar pemberian air irigasi seragam dan kebutuhan air tanaman terpenuhi.
Pemasangan filter air dan perbaikan pintu air sangat penting untuk di lakukan untuk menjaga
kualitas air serta meminimalisir terjadinya banjir pada saat musim hujan. Selain itu perlu di adakan
penyuluhan kepada petani yang berasal dari Pemerintah Daerah agar masyarakat mengetahui
pentingnya menjaga system irigasi dan menjaga kebersihan air irigasi untuk memnuhi kebutuhan
air tanaman budidaya
7.1.1.Masalah yang ada dalam sistem Irigasi di lahan pertanaman (dukung foto)
Masalah yang ada dalam sistem irigasi di lahan pertanaman yaitu kebutuhan air tanaman
yang tidak memenuhi akibat tumpukan sampah organic dan anorganik di saluran primer.

8
7.1.2. Solusi terhadap masalah dari petani:
Solusi yang dapat di tawarkan saat ini yaitu pembersihan saluran irigasi terutama di saluran
primer agar tidak menghambat pemberian air ke tanaman

7. 2. Kondisi dan Kendala Lahan


7.2.1. kondisi sistem irigasi
Kondisi sistem irigasi pada saluran primer cukup baik, namun memiliki kendala pada
kebersihan air dan tidak adanya kemerataan pemberian air irigasi pada tanaman akibat tumpukan
sampah organic dan anorganik di system irigasi.
7.2.2.Kondisi lahan pertanian saat ini dan kendalanya
jenis tanah: Inceptisols

bentuk petak lahan pertanian: Terdapat bedengan pada lahan tomat dengan jarak
tanam 30 x 30 cm

penghambat fisik di lahan: Sampah organic dan anorganik

hambatan topografi: Tidak ada / Dataran miring

hambatan vegetasi: Banyaknya gulma dan semak semak belukar pada sistem irigasi

kemungkinan mendapat akses aliran listrik : Dapat, Dekat dengan Perumahan


hambatan drainase permukaan / drainase dalam: tidak ada
Kondisi sumber air dan kecukupan air: kurang

Kualitas Air: buruk karena terdapat sampah organic dan anorganik

9
Isu-isu daerah tangkapan air: Sering terjadi kekeringan bila musim kemarau dan
banjir bila musim hujan

7.2.3. Kinerja sistem irigasi: Peluang dan hambatan untuk perbaikan atau mengganti
sistem irigasi yang baru

Kebutuhan air tanaman: Cukup dikarenakan pemberian air irigasi yang tidak merata
Kontribusi air hujan terhadap kebutuhan air tanaman: Sangat baik untuk memenuhi
kebutuhan air tanaman
Kebutuhan air irrigasi: cukup
Kecukupan air terhadap lahan yang tersedia: cukup
Efisensi: pemanfaatan air irrigasi : cukup baik

Tingkat produktivitas lahan: 1,5 ton/2

Saran perbaikan kinerja irrigasi: Pemasangan filter pada saluran irigasi, perbaikan pintu air
agar tidak terjadi banjir pada musim hujan, dan menjaga kebersihan air irigasi agar
tercapainya kemerataan pemberian air irigasi pada semua tanaman

7. 3. Pilihan irigasi yang dipertimbangkan


7.3.1. Macam pilihan
Karena jenis komoditas yang dibudidayakan oleh bapak Supeno ini hanya tanaman tomat.
Sehingga pilihan irigasi yang dipertimbangkan adalah sistem irigasi furrow dengan menggunakan
alur kontur dengan bantuan pipa paralon atau pipa fleksibel(siphon) untuk memberi air ke tanaman,
pipa tersebut dapat di letakkan di luar lahan atau di dalam lahan(di letakkan di samping tanaman).
Debit air harus diberikan sedemikian rupa sehingga volume air yang diinginkan diberikan ke
tanaman cukup untuk memenuhi kebutuhan air tanaman dan juga merata ke seluruh tanaman
7.3.2. Kelebihan dan keterbatasan dan biaya relatif diantara sistem irigasi yang dipilih
Kelebihan dari irigasi furrow ini cocok digunakan pada lahan dengan topografi kecil dan
kemiringan lahan kurang dari 8%. Selain itu irigasi furrow tidak terlalu memakan biaya yang
terlalu besar untuk pengaplikasiannya dan alat yang di gunakan untuk system irigasi tidak sulit
untuk dicari. Kelemahan irigasi furrow ini bergantung pada kualitas tanah dan jumlah debit air,
jika tanah memiliki laju infiltrasi yang lambat dan jumlah debit air besar maka dapat dipastikan
lahan tersebut akan tergenang dengan air. Untuk mengatasi hal tersebut perlu di lakukan analisis
tanah seperti infiltrasi dan pengukuran jumlah debit air sehingga jumlah volume air yang di berikan
ke tanaman tidak berlebih. Irigasi furrow ini dapat meningkatkan keseragaman dan kemerataan

10
pemberian air ke seluruh tanaman khususnya tanaman tomat, jagung, dan bawang dibandingkan
dengan metode irigasi permukaan lainnya (Wiryanta, 2002).

7.3.3. Pertimbangan Pilihan Irrigasi

Faktor kunci yang perlu dipertimbangkan Pilihan 1 Pilihan 2 Pilihan 3 Komntar Kebutuhan
(.) () () informasi
lanjutan

Apakah pilihan tersebut memenuhi -


kebutuhan yang ada ingin capai (tujuan dan
target) dalam merancang dan mengelola
Irigasi?
Kenampakan Lahan Pertanian -
- Topografi
- Tipe Tanah
-
- Ukuran Lahan -
- Bentuk Lahan
- Pohon di Lahan -
(remnant vegetation) -
-
Tanaman yang di budidayakan -
- Tanaman rotasi 1 Jagung Jagung Ada rotasi
- Tanaman rotasi 2 tanam
- Tanaman rotasi 3 Bawang Bawang
Merah Merah
Bawang Bawang
prei prei
Pertimbangan Air Ada Ada -
- Penyediaan (Supplay)
Tersedia Tersedia -
- Ketersediaan (availability)
- Kualitas Cukup Cukup -
baik baik
Obligasi Daerah Tangkapan Kebutuhan - - -
ijin perencanaan :
- - -
- earthworks
- remnant veg. removal - - -
- farm effluent management

Pertimbangan Managemen -
- Asesibilitas lahan pertanian

11
- Irrigation scheduling -
-
- Ketersediaan tenaga Kerja -
- Manajemen Tanaman
-

Pertimbangan biaya -
- Biaya Modal
- Biaya operasional
-
- Ketersediaan Finansial untuk audit -
irgigasi

Apakah anda membutuhkan informasi lain - Informasi


dalam perencanaan, rancangan, biaya, dan akurat dan
manajemen pada sistem yang berbeda? transparan
terutama
biaya

Keputusan sistem irrigasi yang dipilih: Irigasi furrow(alur) yang memiliki alur kontur

7.4 Kebutuhan dalam Perencanaan, Perancangan dan Manajemen sistem Irigasi, dan
etsimasi Biayanya terhadap irrigasi yang terpilih
Prosedur Irigasi Furrow
Jarak antar alur tergantung pada jenis tanaman yang akan ditanam, tekstur tanah, dan tipe
alat atau mesin pertanian yang akan digunakan. Pola pembasahan pada tekstur pasir cenderung ke
arah vertikal, sedangkan pada teksturliat cenderung ke arah horizontal. Dengan demikian lebar
spasing antar alur sangat tergantung pada karakteristik akar dan tekstur tanah. memperlihatkan
jarak spasing terlalu lebar, sedangkan memperlihatkan jarak spasing yang tepat.
Kentang, jagung dan kapas umumnya ditanam pada alur dengan jarak antar alur sekitar 60
~ 90 cm. Tanaman seperti wortel, tomat dan bawang ditanam di atas alur pada jarak 30 ~ 40 cm.
Jarak yang lebih lebar biasanya digunakan untuk tanaman buah-buahan (mangga, jeruk, jambu,
dll). Untuk mendapatkan pembasahan sedalam 1 ~ 1.5 m pada tanah berpasir, spasing harus tidak
lebih dari 50 ~ 60 cm. Pada tanah liat kedalaman pembasahan tersebut dicapai dengan spasing 1
m atau lebih. Kedalaman alur (guludan) umumnya antara 0,15 m ~ 0,4 m, tergantung pada
alat/mesin pembuat alur (furrower).
Pada irigasi furrow(alur) terdapat 2 jenis alur yakni alur lurus (straight furrow) dan alur
kontur (contour furrow). Menurut hasil yang saya survey di lahan tersebut system irigasi furrow
yang tepat untuk meningkatkan penggunaan efisiensi air irigasi adalah system irigasi furrow
dengan alur kontur di karenakan pada alur kontur, alur di letak melintang kemiringan lahan. Sesuai
untuk lahan yang berkemiringan kurang dari 8%. Untuk daerah dengan hujan tinggi, panjang alur
harus cukup pendek untuk menghindari terjadinya luapan air permukaan yang dapat merusak tubuh
alur itu sendiri. Pengaliran air ke alur dapat menggunakan pipa fleksibel (siphon) atau pipa

12
berpintu yang dapat digeser (slide gated pipe). Selain itu system irigasi ini cocok di karenakan
harganya yang terjangkau dan alat yang di gunakan tidak terlalu sulit dicari.

7.5. Argumen keputusan sistem irigasi yang ditetapkan merupakan pilihan yang terbaik
untuk mencapai tujuan irrigasi yang telah ditetapkan
- Penerapan sistem irigasi yang cocok untuk lahan Sumbersekar adalah sistem irigasi
furrow menggunakan alur kontur dikarenakan penerapannya yang sesuai dengan kondisi
lahan, tidak menggunakan biaya yang besar serta pembuatan system irgasinya yang tidak
terlalu sulit untuk di buat

Jawaban Soal No 8: Sketsa rancangan jaringan system irrigasi

Sungai Saluran Primer


S S
a a
l l
u u
r r Jalan
a a
n n Drainase
S S
e e
k k
Saluran Tersier
u u
n n
d d
e e
r r

Pipa Fleksibel

T T T T
a a a a
n n n n
a a a a
m m m m
a a a a
n n n n

13
Jawaban Soal No 9:macam komponen sistem irrigasi dan kegunaan komponen irigasi tersebut
yang sebaiknya petani gunakan untuk mengambil air (diverting)dari sumber air.

No Nama Komponen Gambar / Foto Fungsi


1 Saluran irigasi Saluran yang mengalirkan
primer air ke tanaman ke saluran
sekunder

2 Saluran irigasi Saluran yang mengalirkan


sekunder air ke tanaman ke saluran
tersier

3 Saluran irigasi tersier Saluran terakhir yang


mengalirkan air ke tanaman

14
Jawaban Soal No 10:macam komponen sistem irrigasi dan kegunaan komponen irigasi tersebut
yang sebaiknya petani membawa/mengalirkan air dari sumber ke lahan pertanian (conveying)

No Komponen Kegunaan komponen sistem Gambar


system irrigasi irrigasi
1 Kanal Bagian Irigasi yang memiliki
fungsi untuk mengalirkan air ke
tanaman

2 Kotak Pembagi / Untuk mengatur jumlah


Pintu Air pemberian air ke tanaman dan
mengarahkan aliran air antara
dua atau lebih kanal

Jawaban Soal No 11:macam komponen sistem irrigasi dan kegunaan komponen irigasi tersebut
untuk mendistribusikan air kepada tanaman (distributing)
Komponen Kegunaan komponen sistem
No Gambar
system irrigasi irrigasi
1 Outlet Komponen irigasi untuk
mengalirkan air dari kanal ke
pembatas irigasi

15
Jawaban Soal No 12: Petani sebaiknya mengatur dan mengukur aliran air (regulating and
measuring) yang telah ditetapkan kebutuhan airnya.

Rekomendasi:

Dalam Sistem irigasi, hal yang penting diketahui adalah mengetahui Jumlah Debit air pada system
irigasi tersebut. Cara mengetahui Jumlah debit air dilakukan dengan banyak metode seperti metode
current meter, pelampung, five point method, six point method dll. Dari metode tersebut yang
paling mudah dilakukan oleh petani/praktisi di system irigasi adalah Six Point Method, alat yang
digunakan untuk metode ini hanyalah pelampung(barang apapun yang bisa mengapung di air),
penggaris, dan stopatch. Cara Melakukannya cukup mudah yakni :
1. Mengukur Saluran Irigasi
2. Mengukur kedalaman air agar dapat menetukan titik pengamatan
3. Ambil 4 titik pengamatan dengan kedalaman 0.2, 0.4, 0.6, 0.8
4. Letakkan Pelampung di setiap titik pengamatan dengan jarak 5 m
5. Hitunglah kecepatan air dengan menggunakan stopwatch hingga menemukan rata rata
konstan
6. Catat hasil pengamatan dan dokumentasikan
Jawaban Soal No 13:Penjelasan empat prinsip praktek irrigasi yang baik! dan masing masing
prinsip direkomendasi cara mengaudit kinerjanya dalam system irrigasi!

a. Prinsip 1: Jumlah air yang diterapkan adalah sesuai kebutuhan tanaman dan kondisi tanah.
Cara mengauditnya dengan menyesuaikan dengan aplikasi Cropwat untuk
kebutuhan air tanaman dan data-data tanah seperti jenis, tipe tanah dan lainnya untuk
kondisi tanah.
b. Prinsip 2: Waktu aplikasi air sesuai dengan kebutuhan tanaman dan kondisi cuaca.
Cara mengauditnya dengan menyesuaikan waktu pada aplikasi Cropwat yang
sesuai dengan komoditas yang ditanam dan iklim di sekitar lahan, untuk kondisi cuaca
yaitu menyesuaikan dengan data yang di hasilkan oleh stasiun klimatologi BMKG
c. Prinsip 3: Air diterapkan secara seragam dan efektif.
Cara mengauditnya dengan menggunakan system irigasi yang sesuai dengan tipe
komoditas yang di tanam serta menggunakan perhitungan distribusi keragamannya dengan

16
rumus DU (%) = (dlq/dz) x 100, dimana dz adalah nilai rata rata tingkat curahan air dari
sistem irigasi (mm) dan dlq adalah rata rata terendah 25% dari pembacaan (mm).
d. Prinsip 4: Air diterapkan pada zona akar tanaman tanpa kehilangan akibat limpasan
permukaan, drainase dalam, kurang efektifnya cakupan irrigasi dan penyebab lainnya.
Cara mengauditnya dengan menggunakan perhitungan efisiensi yaitu dengan
rumus EA = dn/dg, dimana dn= jumlah air yang digunakan tanaman dan dg = total air yang
diberikan. Selain itu cara meng auditnya dengan menghitung kecukupan (Es). Kecukupan
seringkali didekati dengan efisiensi simpanan dan dihitung dengan rumus Es = (Srz/Sfc) x
100%.

Jawaban Soal No 14 :Penjelasan 10 aspek yang perlu di perhatikan dalam manajemen irigasi
agar dicapai prinsip praktek irrigasi yang baik
1. Aspek Kepemilikan
Hak Kepemilikan (Water Rights). Aspek ini mengandung muatan social yang
diatur hukum, adat dan tradisi, atau kesepakatan antar anggota masyarakat dalam hal
kepentingannya terhadap sumber daya (air). Implikasinya adalah: hak individu merupakan
kewajiban orang lain, dan kepemilikan yang jelas dapat memudahkan
individu/masyarakat untuk akses dan kontrol terhadap sumber daya. Hak akan air pada
kelembagaan irigasi dapat merefleksikan hak yang diterima petani, yaitu memperoleh
air pada saat dibutuhkan dengan jumlah dan kualitas tertentu, serta membayar kewajiban
yang telah disepakati (Rachman, 2009).

2. Aspek Aturan Representasi

Aturan Representasi (Rules of Representation). Aspek ini dipandang penting


untuk meningkatkan efisiensi dalam operasional. Keputusan apa yang diambil dan
apa akibatnya terhadap kinerja akan ditentukan oleh kaidah representasi yang
digunakan dalam proses pengambilan keputusan kolektif. Efektivitas pengambilan
keputusan ini juga dipengaruhi oleh kinerja dan status kelembagaan yang terkait
seperti, Panitia Irigasi, Ba mus, P3A/P3A Gabungan, dan Ulu-Ulu (Rachman, 2009).

17
3. Aspek Batas Yurisdiksi

Batas Yurisdiksi (Jurisdiction of Boundary). Banyak permasalahan dalam


pengelolaan air irigasi berkaitan dengan struktur dari batas yurisdiksi. Konsep batas
yurisdiksi dapat memberi arti batas otoritas yang dimiliki oleh suatu lembaga dalam
mengatur sumber daya. Dalam kasus pengelolaan wilayah sungai, maupun pengelolaan
irigasi, batas yurisdiksi juga menunjukkan hal penting bagaimana suatu institusi
menentukan siapa yang tercakup dan apa yang diperoleh (Rachman, 2009).

4. Aspek Alokasi Air

Direktorat Jendral Sumber Daya Air (2011), mendefinisikan alokasi air sebagai
upaya pengaturan air untuk berbagai keperluan dari waktu ke waktu dengan
memperhatikan jumlah dan mutu air pada lokasi tertentu. Penyelenggaraan alokasi air
adalah rangkaian kegiatan pengaturan air yang mencakup perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan dan pengendalian, pemantuan-evaluasi serta koordinasi

5. Aspek Pemeliharaan

Pemeliharan penting dilakukan untuk mengoptilkan fungsi dari perencanaan


bangunan dengan tetap menjaga fungsi dari bangunan. Pemeliharaan yang baik merupakan
persyaratan utama untuk pengoperasian jaringan irigasi yang efisien. Pemeliharaan yang
buruk akan mengurangi umur jaringan, mengurangi efisiensi jaringan dan menyebabkan
rehabilitasi besar-besaran. Oleh karena itu tujuan dari pemeliharan tersebut : Direktorat
Jendral Sumber Daya Air (2011).

6. Aspek Sosial

Aspek sosial merupakan aspek yang paling menentukan karakteristik dan sifat dari
sistem jaringan. Aspek ini tidak hanya berkaitan dengan masalah teknis tetapi seringkali
berkaitan dengan masalah tradisi atau bahkan religi/keyakinan. Seperti halnya di daerah
Bali yang terkenal dengan sistem irigasi Subak, aturan mengenai hak dan kewajiban
anggota didasarkan pada keyakinan mereka serta tidak hanya berkaitan dengan pembagian
air irigasi.Akan tetapi juga mengenai upacara-upacara adat yang sudah menjadi kebiasaan
atau tradisi turun temurun masyarakat setempat (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).

18
7. Aspek Lingkungan

Jaringan irigasi adalah saluran bangunan dan bangunan pelengkapnya yang


merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk pengaturan air irigasi yang mencakup
penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan dan pembuangan air irigasi (Direktorat
Pengelolaan Air, 2010).

8. Aspek Ekonomi

Selain aspek sosial masyarakat setempat, aspek yang tidak bisa lepas dari sistem
irigasi adalah aspek ekonomi. Seperti aspek sosial, aspek ini lebih ditekankan pada
ekonomi seperti mata pencaharian masyarakat setempat, pendapatan masyarakat serta
kebiasaan masyarakat setempat dalam menilai suatu materi, nilai lahan. (Direktorat
Pengelolaan Air, 2010).

9. Aspek Budaya

Aspek budaya disini dimaksudkan ialah kebiasaan mayarakat. Dimana kebiasaan


dalam penggunaan fasilitas dalam melakukan irigasi dan juga kebiasaan masyarakat dalam
pembagian air irigasi (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).

10. Sumber Daya Manusia

Sumberdaya manusia merupakan modal dasar yang dimiliki setiap individu petani
untuk mengoperasikan dan pemeliharaan komponen sistem irigasi. Apabila sumberdaya
manusianya tinggi maka sistem operasi dan pemeliharaan irigasi dapat berjalan dengan
baik sehingga tidak mudah terjadi kerusakan dan vandalisme pada sistem irigasi.
(Direktorat Pengelolaan Air, 2010).

Jawaban Soal No 15 : Hasil kajian kondisi drainase dari lahan yang saudara observasi dengan
pertimbangan kemanfaatan bagi lahan yang diobservasi,

Kondisi drainasi lahan (Lengkapi dengan Foto)

19
Dari hasil survey didapatkan bahwa kondisi drainase di lahan cukup baik karena mampu
mengurangi kelebihan air di lahan. Fungsi dari drainase tersebut adalah untuk mengurangi
kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehigga lahan dapat difungsikan secara optimal

Jawaban Soal No 16 : Gambar desain system drainase yang tepat bagi lahan yang diobservasi
dengan mempertimbangkan kondisi relief mikro lahan melalui upaya land levelling dan
pembangunan serta penempatan field drain dan collector drain yang tepat,

Gambar Design 30 cm 30 cm

50 cm 50 cm

35 cm 45 cm 35 cm

Penjelasan Gambar

Dari gambar di atas dapat di lihat bahwa irigasi yang cocok pada lahan tersebut adalah
drainase menggunakan parit / selokan untuk mengurangi kelebihan air di lahan. Drainase tersebut
dapat dibuat dengan mudah dengan hanya mengandalakan alat seperti bor tanah / cangkul. Untuk
membuat drainase tersebut terlebih dahulu mengukur titik yang akan di buat drainase sepanjang
115 cm. Buat jarak antar tepi saluran sepanjang 35 cm dan ukur kedalaman parit sedalam 50 cm.
Setelah di ukur cangkullah titik tersebut hingga menjadi saluran dan buatlah lubang kecil di saluran
tersebut untuk mempercepat pembuangan air yang berlebih.

20
Jawaban Soal No 17 :Analisa kemungkinan penggunaan air bawah tanah untuk sumber irigasi
dengan mempertimbangkan kemungkinan kedalaman water tabel, sifat akuifer, serta recharge
capacitynya.

Hasil Analisis:

Pada hasil survey yang didapat bahwa masyarakat di desa Sumbersekar tidak menggunakan
irigasi air tanah, hal ini terbukti tidak ada sumur sebagai sumber air, pompa air, pipa pvc.
Masyarakat desa Sumbersekar hanya mengandalkan air sungai sebagai sumber air untuk
memenuhi kebutuhan air tanaman

Rekomendasi:

Sebaiknya penggunaan air tanah di terapkan di desa tersebut untuk mengatasi kekurangan
air tanaman, keseragaman dalam pemberian air tanaman, untuk menghemat penggunaan air, dan
untuk mengatur jumlah volume air yang masuk ke dalam lahan supaya lahan tidak tergenang akibat
kelebihan air.

Jawaban Soal No 18 : Hasil wawancara tentang kelembagaan irrigasi dan rekomendasi agar
kelembagaan irrigasi di lokasi survey menjadi lebih baik.

Hasil Wawancara

Dari hasil wawancara di dapat dari bapak Supeno bahwa Lembaga irigasi yang mengatur
irigasi tidak optimal dalam bekerja. Lembaga ini sangat penting agar masyarakat di desa tersebut
mengetahui pentingnya irigasi.

Rekomendasi

Rekomendasi terhadap masyarakat sekitar yang mayoritas bekerja sebagai petani,


sebaiknya masyarakat bekerja sama membentuk lembaga kelompok tani seperti GAPOKTAN
terlebih dahulu setelah itu lembaga tani tersebut bekerja sama dengan lembaga pemerintah yang
bertanggung jawab di bidang irigasi.

21
Rekomendasi untuk lembaga pemerintahan yang bergerak di bidang irigasi, sebaiknya
lembaga tersebut lebih selektif dalam memilih anggota agar dapat bekerja optimal di lapang
sehingga masyarakat di desa tersebut mengetahui pentingnya irigasi..

Jawaban Soal No 19 :Perhitungan Rencana Tata Tanam Global (RTTG).


Tahap 1. Perhitungan LPR
Tanaman 1 2 3 = 1x2
Perbandingan Rencana Luas
Kebutuhan luas Relatif Air thd
tanaman thd pal. (ha)
Palawija (ha)

1. Padi
a. persemaian + pengolahan tanah 4.50 65 292,5
b. pertumbuhan I 4.00 0 0
c. pertumbuhan II 2.5 0 0

d. pemasakan biji -
2. Tebu 3.00 15 45
a. pengolahan tanah + tanam 2.00 0 0
b. tebu muda 0.50 0 0
c. tebu tua
3. palawija 1.00 10 10
a. yang perlu banyak air 0.50 10 5
b. yang perlu sedikit air
Jumlah 100 352,5

Kolom 1 memperlihatkan faktor pengubahan untuk macam-macam tanaman dan tahap


pertumbuhan. Luas palawija relatif dihitung dengan mengkalikan angka-angka dalam kolom 1
dan kolom 2.

22
Tahap 2: Kehilangan air di petak Tersier dan Sekunder serta di lahan

Di jaringan saluran dan di sawah

Pada tanah Entisol / Alluvial (ft) = 1.80;

Luas palawija relatif untuk Tersier 1 dari Sekunder II



faktor kehilangan x luas palawija relatif = ,

LPR (Luas palawija Relatif ) = 542,307 ha pal.rel.


Kehilangan air di saluran sekunder 20% dan air effektif diperkirakan 80 % maka

faktor pengalinya = 100/65 = 1,53 ( faktor kehilangan air di petak sekunder)

Diasumsikan telah dihitung LPR bagi pintu sadap T2 dan T3 masing-masing =

120 ha.pal.rel dan 130 ha.pal.rel

Maka LPR di saluran Sekunder II = (LPR T1 + LPR T2 + LPR T3 ) x 1,11

= ( 542,307 + 120 + 130 ) x 1,53 = 792,307 x 1.53 = 1212,229 ha pal rel

Tahap 3: Kehilangan air di saluran induk

Kehilangan air di saluran induk 100/65 = 1,53

Luas Palawija Relatif (LPR) = luas palawija relatif kotor di pintu pengambilan
bendung saluran sekunder II = 1212,229 ha pal rel., LPR di Sekunder I = 920
ha pal rel. dan di Sekunder III = 330 ha pal rel.

Jumlah LPR di pintu bendung sbb :

(luas pal.rel SS I + luas pal.rel SS II + luas pal.rel SS III) x 1,11 = (920 + 1212,229
ha pal rel + 330 ) x 1,53 = 3767,211 ha pal rel.
Di saluran Induk= 542,307 * 100/65 = 834,318 Pal rel

23
Tahap 4: Perhitungan FPR

Air tersedia dari jatah irigasi 446,4 l/det dibagi dengan jumlah luas palawija relatif di pintu
bendung >> FPR ( faktor palawija relatif)
FPR = (Air tersedia)/ (luas palawija relatif (LPR) di pintu bendung) = liter/detik/ha
palawija,
Atau FPR = Q / LPR, maka

Air tersedia dari bendungan = 446,4 l/det

FPR = 446,4 / 3767,211 = 0,11 l/ref ha pal.

Tahap 5: Perhitungan Pemberian air pada pintu-pintu sekunder maupun tersier


LPR x FPR

Pemberian air untuk tiap sekunder sbb :

Saluran dipintu sekunder = K/N. X FPR

Saluran sekunder (SS) = 920 x 0,11 = 109,01 l/det

Saluran sekunder (SS) II = 1212,229 x 0,11 = 133,34 l/det

Saluran sekunder ( SS) III = 330 x 0,11 = 36,3 l/det

Pemberian air untuk tiap saluran tersier dalam saluran Sekunder II sbb :

SS II-1 = 542,307 x 0,11 = 59,65 l/det

SS II-2 = 120 x 0,11 = 13,2 l/det

SS II-3 = 130 x 0,11 = 14,3,4 l/det

Rekomendasi penyaluran air : Penyaluran air pada pintu air pada saluran primer
tidak sesuai dengan kebutuhan lahan yang ada, hal ini dapat menyebabkan pemnerian
air ke tanaman tidak merata dan seragam. Hal ini dapat kita lihat dengan perhitungan
di atas, contohnya pada saluran sekunder di atas dapat dilihat debit air terus mengalami
penurunan pada setiap saluran sekunder, hal ini yang menyebabkan pemberian ar tidak
merata. Solusi untuk masalah ini adalah dengan Manajemen pemberian air irigasi
terutama pada pintu air.

24
DAFTAR PUSTAKA
Bernardinus T. Wahyu Wiryanta. Bertanam Tomat. 2002. Jakarta : Agromedia
Pustaka. Halaman 6.

Direktorat Jendral Sumber Daya Air. 1997. Standar Perencanaan Irigasi Kriteria
Perencanaan. Badan Penerbit Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta.

Direktorat Pengelolaan Air, 2010. Pedoman Teknis Rehabilitasi Jaringan Tingkat


Usahatani (JITUT)/Jaringan Irigasi Desa (JIDES). Direktorat Jenderal Pengelolaan
Lahan dan Air, Departemen Pertanian. Jakarta.

Rachman W., 2009. Hubungan Dinamika Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Dengan
Tindakan Perbaikan Infrastruktur Irigasi. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Suripin., 2004. Sistem Drainase Perkotaan Yang Berkelanjutan, Penerbit Andi, Direktorat
Jenderal Pengairan, Yogyakarta.

Soetedjo, C.1., 1974, Pengairan, Jilid 1 dan 2, KMGM, Jakarta.

Wijaya Karya. 2002, Method Statement of Installation, Operation & Manintenance of


Rubber Dam At Bandar Sidoras, Medan.

25

Anda mungkin juga menyukai