I. Pendahuluan A. Latarbelakang: Badan Usaha Milik Negaraindonesia Kereta Api
I. Pendahuluan A. Latarbelakang: Badan Usaha Milik Negaraindonesia Kereta Api
PENDAHULUAN
A. Latarbelakang
Perubahan akan terjadi pada berbagai bidang kehidupan, baik individu, kelompok
masyarakat, lembaga, organisasi, termasuk perusahaan. Perubahan yang dimaksud meliputi
misalnya perubahan dalam perilaku, perubahan dalam sistem nilai, perubahan dalam metode dan
cara bekerja, perubahan dalam peralatan yang digunakan, perubahan dalam cara berfikir, dan
perubahan dalam hal bersikap. Perubahan juga bisa bermakna melakukan hal-hal dengan cara
baru, memasang sistem baru, mengikuti prosedur-prosedur manajemen baru, penggabungan,
melakukan reorganisasi, atau terjadinya peristiwa yang sangat mengganggu dan sangat
signifikan. Perubahan dalam organisasi sangat penting dilakukan agar perusahaan dapat
mempunyai daya saing sehingga perusahaan dapat bertahan dan tetap ada dalam interaksi dengan
lingkungan luar.
Salah satu perusahaan yang melakukan perubahan adalah PT Kereta Api Indonesia (PT
KAI). Direktur PT KAI mengetahui bahwa organisasi yang tidak dapat mengikuti perubahan dan
permintaan pasar pasti akan hancur. Oleh karena itu berbagai inovasi digagas oleh direktur PT
KAI demi memberikan pelayanan yang terbaik. Sebenarnya perubahan dan inovasi oleh PT KAI
ini merupakan bagian dari self renewing system yakni sebuah sistem yang mempunyai
mekanisme memperbarui dirinya sendiri sesuai perkembangan lingkungan internal dan
eksternalnya.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana perubahan-perubahan yang dilakukan PT KAI ?
2. Bagaimana dampak yang terjadi dengan adanya perubahan dari PT KAI ?
C. Profil perusahaan
PT Kereta Api Indonesia (Persero) adalah Badan Usaha Milik NegaraIndonesia yang
menyelenggarakan jasa angkutan kereta api. Layanan PT Kereta Api Indonesia (Persero)
meliputi angkutan penumpang dan barang (Wikipedia, 2014). Adapun visi serta misi perusahaan
adalah sebagai berikut:
Visi : Menjadi penyedia jasa perkeretaapian terbaik yang fokus pada pelayanan pelanggan dan
memenuhi harapan stakeholders
Misi : Menyelenggarakan bisnis perkeretaapian dan bisnis usaha penunjangnya melalui
praktik bisnis dan model organisasi terbaik untuk memberikan nilai tambah yang tinggi
bagi stakeholders dan kelestarian lingkungan berdasarkan empat pilar utama yaitu :
Keselamatan, Ketepatan waktu, Pelayanan dan Kenyamanan.
II. PEMBAHASAN
A. Konsep Perubahan
1. Perubahan Organisasi
Perubahan adalah sesuatu yang biasa terjadi dalam sebuah organisasi. Menurut Kurt Lewin
dalam Coram dan Bernard (2001) perubahan organisasi merupakan suatu proses yang sistematis
yakni perubahan dari sebuah topik yang hanya menarik untuk beberapa akademisi dan praktisi
menjadi suatu topik yang menarik untuk para eksekutive perusahaan untuk kelangsungan hidup
organisasi.
Perubahan dalam organisasi dibedakan ke dalam dua jenis, antara lain :
a. Perubahan operasional, yaitu perubahan yang bersifat parsial dan umumnya tidak menimbulkan
dampak yang besar bagi unit-unit lain. Misalnya perubahan kemasan produk dan seragam
karyawan.
b. Perubahan strategis, yaitu perubahan yang menimbulkan dampak luas dan memerlukan unit-unit
terkait, atau bahkan seluruh komponen perusahaan. Jika satu komponen diubah maka komponen
yang lain akan ikut berubah. Macam-macam perubahan strategis antara lain :
Perubahan budaya dan nilai-nilai dasar perubahan.
Perubahan arah/fokus bisnis.
Perubahan cara kerja untuk meningkatkan efisiensi, peningkatan penghasilan (revenue) atau
pemakaian sumber daya-sumber daya.
Bagi daft (2004), perubahan strategis adalah sebuah perubahan yang cenderung radikal, dan
perubahan operasional di nilai tak ubahnya sebagai perubahan incremental.
a. Perubahan incremental adalah perubahan yang secara kontinyu dilakukan suatu organisasi untuk
memelihara keseimbangan umum organisasi. Biasanya perubahan seperti ini dilakukan terbatas
pada salah satu bagian organisasi dan dampaknya relatif hanya di rasakan oleh bagian itu sendiri.
Misalnya, perbaikan mesin-mesin (introduksi mesin-mesin baru yang lebih efisien, lebih
fleksibel).
b. Perubahan radikal cenderung mengubah referensi, arah, dan kebijakan organisasi. Biasanya
perubahan ini mentransformasi seluruh bagian institusi. Misalnya, perubahan struktur organisasi
dari vertical-fungsional menjadi matrix, horizontal-teamwork.
Logo Perumka dan PT Kereta Api (26 April 1991 - 28 September 2011)
Berdasarkan konsep yang telah dipaparkan diatas, perubahan logo yang dilakukan oleh
PT KAI termasuk ke dalam perubahan operasional karena tidak menimbulkan dampak
yang besar bagi unit-unit yng lain.
2. Perubahan Teknologi
Setelah adanya sistem pemesanan tiket secara online, selanjutnya perubahan teknologi yang
dilakukan oleh PT. KAI diantaranya adalah memberlakukan sistem Self Check In atau cetak
tiket secara mandiri. Hanya dengan memasukkan nomer booking dan nomor identitas atau KTP,
kemudian stasiun keberangkatannya,penumpang yang telah membeli tiket secara online atau
melalui minimarket, bisa langsung mencetak tiketnya sendiri lewat printer atau mesin pencetak
yang ada tanpa perlu antri di loket. Layanan self check in ini memudahkan pengguna KA dalam
mendapatkan tiket. Penumpang yang sudah memesan tiket di cannel eksternal atau agen resmi
dan sudah mendapatkan kode booking tidak perlu lagi antri di loket stasiun, bisa mencetak
sendiri di sistem self check tersebut. Saat ini sistem ini baru tersedia di beberapa Stasiun besar di
Indonesia.
Perubahan sistem yang dilakukan oleh PT KAI ini merupakan perubahan strategis,
dimana terdapat perubahan cara kerja untuk meningkatkan efisiensi, peningkatan
penghasilan (revenue) dan pemakaian sumber daya teknologi untuk menerapkan sistem
baru tersebut.
3. Perubahan Layanan
Pada tahun 2009, PT KAI melakukan restrukturisasi terhadap 4 layanan yaitu pelayanan,
keamanan, kenyamanan, dan ketepatan waktu. Perubahan yang dilakukan olek PT KAI ini
merupakan perubahan strategis yang cenderung radikal karena melakukan perubahan arah/focus
bisnis.
E. Dampak Perubahan
Dampak yang terjadi setelah adanya perubahan pada sistem penjualan tiket PT KAI yaitu
menggunakan sistem Self Check In adalah penumpang kereta api yang sudah memesan tiket di
cannel eksternal atau agen resmi dan sudah mendapatkan kode booking tidak perlu lagi antri di
loket stasiun, karena bisa mencetak sendiri di sistem self check tersebut. Hal ini membuat
penumpang KA tidak perlu membuang banyak waktunya untuk antri di loket stasiun. Bagi PT
KAI, adanya sistem ini mempermudah pekerjaan petugas karena semua telah dilakukan secara
komputerisasi.
III. SIMPULAN
Penerapan berbagai perubahan ini memiliki hambatan yang berasal dari eksternal yaitu
adanya tekanan sosial berasal dari lingkungan masyarakat yang membuat PT KAI harus
beradaptasi dengan tuntutan tersebut dan melakukan perubahan-perubahan tersebut agar PT KAI
menjadi semakin baik.