I. Pengkajian
Tanggal masuk : 6 Mei 2001 Jam Masuk : 12.30 WIB
Ruang : Poliklinik Anak No. Reg. Med :
Pengkajian : 16 April 2001
1.1 Identitas
Nama Klien : An. Gil.P Nama Orang Tua : Tn. Ag. W.
Tgl Lahir : 24 Juli 1999 Umur : 29 tahun
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan :- pendidikan : SLTA
Pekerjaan :- Pekerjaan : Swasta
Alamat : Ngradu Perak - Jombang
Pola-Pola Kesehatan
1. Pola Manajemen Kesehatan
Anak biasanya hanya dibawa ke Puskesmas atau ke bidan bila anak
mengalami sakit. Saat anak menderita kejang anak dibawa ke Bidan dan
diobati di Bidang hingga kejangnya hilang dan demamnya sembuh. Keluarga
pernah dianjurkan untuk berobat ke rumah sakit, tapi karena anaknya tidak
panas lagi anaknya tidak pernah dibawa ke rumah sakit sebelumnya.
2. Pola Kebutuhan Nutrisi
Anak mendapatkan minuman ASI mulai umur O bulan hingga umur satu
tahun. Anak mendapatkan makanan selain ASI mulai umur 3 bulan (diberi
pisang dan bubur). Umur 15 bulan baru mendapatkan nasi biasa. Ibu
memberikan makanan nasi biasa tiga kali sehari dengan lauk sama dengan
keluarga. Lauk tersering adalah tempe, tahu dan krupuk.
3. Pola Eliminasi
Jika klien b.a.b atau b.a.k klien masih mengompol. Klien belum pernah
diajari untuk berak (toilet training). Saat ini klien b.a.b kurang lebih sehari
sekali, konsistensi biasa dan b.a.k kurang lebih 4-6 kali sehari. Jumlah urin
tidak terkaji
Kepala :
Penyebaran, lingkar kepala 45 Cm, bentuk kepala simetris, rambut merata, sutura
dan fontanella menutup. Tidak terdapat tumor. Break vase sign tidak ditemukan.
Mata :
Posisi simetris,sunset sign tidak ditemukan, kornea jernih, iris simetris ukuran 10
mm, reflek pupil pisitif simetris, conjungtiva ananemis, sclera anicteric, hifema
tidak ditemukan, ptosis, nigtagmus tidak ditemukan. Koordinasi gerak bola mata
simetris dan mampu mengikuti pergerakan benda. Visus tidak diketahui.
Hidung :
Simetris, bersih, Conchae tidak membesar, tidak ada pernafasan cuping hidung
Telinga :
Simetris, bersih, tidak ada tanda radang telinga/mastoid. Membrana timphani
utuh. Refleks terhadap suara kurang (blink refleks negatif)
Mulut :
Bibir tidak cyanosis, mukosa mulut lembab, bibir tremor tidak ditemukan, tonsil
tidak membesar, oropharing tidak hiperemis. Kemampuan bicara kurang, suara
tidak jelas, tangisan kuat. Tidak dapat mengikuti suara satu suku kata
Leher :
Tidak terdapat pembesaran kelenjar thiroid dan kelenjar submandibular. Tidak
ditemukan distensi vena jugularis.
Dada :
Lingkar dana 42 Cm, bentuk simetris, trhill apex tidak ditemukan, gerak dada
simetris, focal fremitus simetris. Tidak ditemukan pekak abnormal, Suara napas
lapang paru vesikuler tanpa wheezing dan ronchii. Suara jantung S1S2 tanpa
split/ suara jantung tambahan.
Perut :
Bentuk simetris, tidak ditemukan massa, kulit supel, distensi vena abdominal
tidak ditemukan, nyeri tekan tidak terindikasi, Bising usus tidak meningkat,
abdominal bruits tidak ditemukan, Tidak ditemukan pembesaran limfe / hepar.
Ekstremitas
Lingkar lengan kiri 12 Cm, bentuk simetris tanpa ada lesi/bekas lesi. Tidak
ditemukan deformitas, krepitasi, artikulasi sendi patella femur kaku, Artikulasi
sendi tangan tidak kaku.
Genital
Testis sudah turun, simetris, tidak terdapat pembesaran abnormal, tidak terdapat
fimosis.
Pemeriksaan Penunjang : -
Diagnosa I :
Keterbatasan Mobilitas Fisik b.d penurunan fungsi syaraf motorik
Tindakan :
1. Anjurkan kepada keluarga untuk melakukan stimulasi fisik
R/ : Stimulasi fisik diharapkan mampu merangsang syaraf motorik menjadi
lebih berfungsi.
2. Terangkan Pertumbuhan dan perkembangan Fisik Fisiologis pada keluarga
R/ : Menstimulasi pemahaman keluarga akan pertumbuhan normal;
meningkatkan semangat/harapan keluarga dalam melakukan tindakan
perawatan anak di rumah
3. Anjurkan untuk melakukan stimulasi panas dingin pada ekstremitas
R/ : Stimulasi fisik diharapkan mampu merangsang syaraf motorik menjadi
lebih berfungsi
Diagnosa II :
Resiko tinggi cidera b.d gangguan pendengaran dan mobilitas, keseimbangan dan
gerakan tidak stabil.
1. Terangkan pada keluarga adanya resiko cidera pada anak
R/ : Memberikan kesadaran akan bahaya cidera pada anak
2. Anjurkan pada keluarga untuk membuatkan pengaman bagi anak
R/ : Pengaman penting untuk menghindari cidera
3. Anjurkan pada keluarga untuk tidak menempatkan barang berbahaya didekat
anak
R/ : Anak biasa memegang/mendekati benda, dan melakukan gerak yang tiba-
tiba
4. Anjurkan keluarga untuk mengawasi aktivitas anak
5. R/ : Mencegah cidera pada anak
6. Ajarkan teknik mencegah kejang
R/ : Mencegah kerusakan/resiko cidera yang lebih besar
7. Ajarkan teknik menangani kejang
R/ : Mencegah cidera/ kerusakan yang lebih buruk pada anak
Diagnosa III :
Kurangnya Pengetahuan keluarga tentang perawatan anak b.d kurang informasi
1. Terangkan tingkat kesembuhan yang mungkin dicapai oleh anak
R/ : Meningkatkan kesadaran akan realitas keluarga terhadap kondisi anak
2. Buat rencana bersama dengan keluarga untuk pengembangan kemampuan
anak
R/ : Menciptakan rencana perawatan yang lebih baik bagi anak
3. Support keluarga dalam melakukan stimulasi pada anak
R/ : Meningkatkan harapan dan kemauan keluarga dalam melakukan
stimulasi
4. Kuatkan koping keluarga dalam menerima kondisi anak
R/ : Meningkatkan kesadaran dan penerimaan terhadap kondisi anak
Diagnosa IV :
Gangguan pemenuhan nutrisi b.d asupan nutrisi yang relatif kurang
1. Terangkan pentingnya nutrisi bagi optimalisasi pertumbuhan perkembangan
anak
R/ : Meningkatkan pengetahuan dan motivasi dalam pemenuhan asupan
nutrisi pada anak
2. Buat rencana bersama keluarga untuk pemberian makanan di rumah
R/ : Menyiapkan rencana pemenuhan asupan nutrisi yang lebih baik
3. Anjurkan pada keluarga untuk memeriksakan status kesehatan dan gizi secara
berkala
R/ : Mengontrol status nutrisi anak
1.3 Pelaksanaan dan Evaluasi