Pada saat transformator sedang melayani beban,maka semakin besar beban semakin besar beban yang diliyani transformator maka sebanding dengan kenaikkan panas pada lilitan kawat dan inti transformator.hal-hal yang dapat terjadi karena panas tersebut adalah : Karena terdiri dari bermacam-bermacam unsure logam,maka pemuaian di tiap bagian tidak sama,hal ini mengakibatkan rusaknya penyekat(retak),yang selanjutnya merugikan secara mekanis maupun kelistrikan Suhu yang terlampau tinggi dapat membuat susunan dan bentuk(dari segi kimia dan fisik) Pada transformator minyak,gangguan-gangguan tersebut dapat diatasi dengan minyak transformator.Pada transformator minyak yang mengalami penyusutan umur ialah minyak trafonya,sehingga perlu dibersihkan atau dig anti apabila sudah tidak berfungsi lagi dengan baik.penyebab penggantian minyak dapat di akibatkan karena adanya pengot.oran minyak.pengotoran minyak dapat di akibatkan pembebanan berlebihan dari suatu transformator Tujuan pemeliharaan trafo adalah untuk menjaga kondisi trafo agar dapat dibebani secara optimal dan mampu bertahan sampai susut umur sesuai desain. Beberapa hal yang menyebabkan kerusakan pada trafo antara lain : Adanya kesalahan dalam pembuatan. Adanya kesalahan pengoperasian. Adanya kesalahan pembebanan. Adanya gangguan dari luar trafo. Pemeliharaan trafo distribusi yang sebagain besar dalam keadaan tidak terjaga dan jumlahnya sangat besar hanya bisa dilakukan secara berkala (bulanan) dengan melakukan pengukuran beban. Pada beban kurang dan beban puncak, pengamanan secara teliti karakteristik beban yang terpasang pada trafo dapat menjadi bahan acuan untuk menentukan kapasitas trafo yang harus dipasang dan memprediksi pelaksanaan pemeliharaan secara fisik. Pemeliharaan secara awal antara lain berupa pengukuran/pengujian atau pembersihan bagian-bagian luar trafo. Bila dalam pemeliharaan tersebut terdapat indikasi adanya kerusakan yang lebih serius, misalnya nilai tahanan isolasi masih di bawah batas minimalnya, maka perbaikan untuk bagian dalam trafo perlu dilakukan. 2. Jadwal Pemeliharaan Trafo 2.1. Pemeliharaan Bulanan Dilaksanakan dalam keadaan beroperasi. Berupa pekerjaan pemeriksaan visual yang meliputi pemeriksaan : tinggi permukaan minyak, wama minyak, kondisi bushing, kondisi permukaan tangki/radiator, dan kemungkinan adanya kebocoran, suhu trafo, mengadakan pengukuran tegangan/beban trafo, serta penyetelan sadapan. 2.2. Pemeliharaan Tahunan Dilaksanakan dalam keadaan tidak bertegangan pekerjaan yang dilakukan sama dengan pekerjaan pemeliharaan bulanan ditambah dengan pemeriksaan kelengkapan trafo, yaitu : arrester, spark gap, pentanahan, tempat kedudukan trafo serta pengukuran/pengujian kontinyuitas belitan, tahanan isolasi, polaritas indeks dan dielektrik minyak isolasinya. Tujuan dari Publikasi IEC 354 ini ialah untuk memberikan pedoman bagi pemakai perihal pembebanan yang diizinkan pada keadaan-keadaan tertentu yang teJ-ah ditetapkan dan untuk membantu perencana dalam pemilihan daya penge nal yang diperlukan bagi suatu pemasangan baru. Daya pengenal yang didefinisikan dalarn Publikasi IEC 76 adalah dasar penunjuk konvensional (concensional reference basis) bagi pengoperasian yang kontinu dan talc terputus (dengan batas-batas suhu mbdia-pendingin yang telah ditetaplcan) dengan umur yang diperkirakan normal (normal-expectationof ' l f e ) Pada dasarnya suhu media-pendingin 20oC, namun penyimpangan dimungkinkan bagi negara-negara yang mempunyai empat-musim sedemikian hingga kenaikan susut umur (use of life) yang dialarni sewaktu bekerja pada suhu kitar di atas 20oC (seperti clalam musim panas) dapat diinrbangi oleh pengurangan susut umur yang dialami sewaktu bekerja pada suhu-kitar dibawah 20oC (dirnusim dingin) . Pengalaman menunjulckan bahwa umur yang normal ialah beberapa puluh tahun. Hal ini ticlak dapat dipastikan oleh karena sangat tergantung kepada faktor pengusahaan yang berbeda anta::a satu EransformaLor dengan lainnya. Dalam pralctek, operasi yang kontinu dan tak terputus tidak biasa terjadi dan pedoman ini memberikan re.komendasi untulc t'beban harian yang berrrlang (cyclic) " ciengan mernperhatikan perubahan suhu-kitar yang nusiman. Susut umur (use of life) harian karena efek termis ditunjukkan dengan memperbandingkan dengan ttsusut umur yang normaltt yaitu susut umur yang diperhitungkan pada daya pengenalnya dengan suhu-kitar 20oC. Dalam Publikasi IEC 354 Tabel-tabel I sld X yang menunjukkan yang diizinkan untuk susut umur harian yang normal. Tujuan dari pecloman ini ialah menberikan pedoman pembebanan yang dlsesuaikan dengan keadaan di Indonesia yaitu didasarkan kepada suhu-kitar rata-rata tahunan kurang lebih 25oC". Penyesuaian dengan. keadaan di Indonesia Berdasarkan Publikasi IEC 7 6 (Bagian 1: Umun, Ayat 2.1 ") , transformtor dirancang dengan syarat pelayanan antara lain bahwa untuk transiormator dengan pendi-nginan-udara maka suhu udara tidak boleh melampaui: - 30o rata-rata harian - 20o rata-rata tahunan Selain itu suhu udaranya juga tidak boleh rnelebihi 40oC dan lebih rendah clari -25 oC (pasangan luar) atau -5 nC(pasangan dalam) " Urrtuk transf r:rmal-or dengan pendinginan-air, air pendingin tidak melebihi 25oC pada ceruknya ( i n l e t ) . Menurut laporan Direktorat l\4eteorologi d.an Geofisika Tahun 1975 , L9i6 dan 1977, di kawasan DI(I dan umumnya kota-kota besar di Indonesia, suhu rata-rata harian ti.dak melebihi 30oC. Tetapi suhu rata-rata tahunan, bila dihitung dari suhu rata-rata bulanan (antara 24oC dan 27oC), mencapai sekitar 25-5oC. I ) Dengan demikian jelaslah bahwa bilamana sebuah transformator clioperasikan dengan beban penulr secara liontinu dan tak terputus, maka transformator ini akan mengalami "kenaikan susut umur", dengan perkataan lain akan mengalami umur yang lebih pend.ek. Dalam praktek pembebanan demikian tidak pernah terjadi. Di pusat beban yang terdiri dari perumahan, beban pr:ncak malar.n bi-asanya jauh lebih tinggi dari beban puncak siang. Sebaliknya di pusat beban yang terdiri dari industri-industri, beban puncak siang hari lebih tinggi dari beban puncak malam. Pada seluruh pembangkit tenaga listrik yang ada, umumnya terjadi perbedaan (gap) antara daya terpasang, daya mampu netto, dan daya mampu pasok. Hal itu antara lain disebabkan oleh: 1. Berkurangnya umur teknis peralatan pembangkit. Berkurangnya umur teknis peralatan menyebabkan penurunan kemampuan pembangkitan (derating), apalagi selama ini setiap pembangkit selalu dioperasikan secara maksimal mengingat keterbatasan jumlah pembangkit. 2. Kegiatan pemeliharaan peralatan pembangkit. Beberapa pembangkit sedang dalam pemeliharaan sesuai dengan jadwal pemeliharaan masing-masing pembangkit. 3. Variasi musim mengganggu operasionalisasi pembangkit. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) adalah jenis pembangkit yang operasionalisasinya tergantung pada musim. Saat kemarau, tenaga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit jenis ini banyak berkurang. 4. Sebanyak 4 6 persen produksi tenaga listrik digunakan untuk keperluan operasional pembangkit. 5. Ketersediaan bahan bakar. Tenaga listrik sebagai bentuk energi sekunder tergantung pada ketersediaan bahan bakar. Melambungnya harga BBM yang terjadi saat ini membebani keuangan negara karena anggaran subsidi listrik membengkak, yang kemudian membawa efek beruntun pada cashflowPT. PLN, pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), sehingga jumlah pasokan listrik berkurang. Sementara itu, pengoperasian pembangkit listrik dengan energi lainnya seperti Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) terkendala oleh jumlah pasokan bahan bakar. Tingginya harga batubara dan gas, membuat produsennya lebih banyak menjual ke pasar ekspor. Ketua Umum Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia mengakui dari 131,72 ton produksi nasional sekitar 70 persen hasil batubara diekspor, sisanya dipakai untuk kebutuhan dalam negeri 4. Sedangkan untuk gas bumi, dari produksi nasional sebesar 8,35 miliar kaki kubik (BSCF) per hari di tahun 2004, sekitar 58,4 persen diekspor dan sisanya untuk kebutuhan domestik. Akibatnya, banyak pembangkit listrik yang tidak dapat beroperasi secara optimal.